Denmark, dan Australia ditemukan KTD dengan rentang 3,2% - 16,6%. Dengan data data
tersebut, berbagai negara segera melakukan penelitian dan mengembangkan
sistem
keselamtan pasien. Di Indonesia data tentang KTD apalagi kejadian nyaris cedera (near miss)
masih langka, namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal praktek, yang belum
tentu sesuai dengan pembuktian akhir. Dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien di
rumah sakit maka Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) telah mengambil
inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP-RS). Komite tersebut
telah aktif melaksanakan langkah langkah persiapan pelaksanaan pasien rumah sakit
dengan mengembangkan laboratorium program keselamatan pasien rumah sakit.
Mengingat keselamatan pasien sudah menjdi tuntutan masyarakat dan berdasarkan
atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan pasien di RSI Ibnu Sina
Simpang Ampek perlu dilakukan. Untuk dapat meningkatkan mutu pelayanan RSI Ibnu Sina
Simpang Ampek terutama di dalam melaksanakan keselamatan pasien sangat diperlukan
suatu pedoman yang jelas sehingga angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin.
1.1 Tujuan Pedoman Keselamatan Pasien
1.1.1 Tujuan Umum :
Sebagai pedoman bagi manajemen RSI Ibnu Sina Simpang Ampek untuk
dapat melaksanakan program keselamatan pasien dalam upaya meningkatkan
1.1.2
pasien.
Terlaksananya program keselamatan pasien secara sistematis dan
terarah.
1.2 Manfaat
BAB III
KEPATENAN IDENTIFIKASI PASIEN
SISTEMATIKA
1. Identifikasi pasien (rawat jalan/rawat inap)
Identifikasi pemberian obat
Identifikasi pemberian transfusi darah dan / produk darah
Identifikasi pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologi)
Identifikasi pasien yang tidak dapat berkomunikasi
Identifikasi bayi baru lahir
Identifikasi tidak memungkinkan pemasangan gelang identitas
2. Identifikasi resiko pasien melalui gelang resiko
3. Prosedur pemasangan gelang identitas pasien
IDENTIFIKASI PASIEN
tanggal lahir)
Nomor kamar dan tempat tidur tidak boleh dipakai untuk melakukan identifikasi.
Sebelum
care/haemodialisa/thalasemia, dll)
Sebelum pemberian obat
Sebelum pengambilan sampel darah
Sebelum pemberian transfusi darah dan produk darah
Sebelum dilakukan pemeriksaan penunjang
melakukan
tindakan
invasif
di
ruangan
ranap/rajal
(one
day
6. Benar informasi
7. Benar dokumentasi
Pengambilan Sampel Darah
Label identitas dipasang sesudah pengambilan spesimen saat itu juga di depan pasien (nama,
tanggal, nomor rekam medis)
Identifikasi Saat Pemberian Transfusi Darah
1. Verifikasi oleh 2 orang dengan menggunakan cheklist pemberian transfusi
2 langkah dalam pengecekan cheklist pemberian transfusi darah :
Cocokkan produk darah dengan instruksi dokter pada rekam medis, formulir
permintaan darah, kantong darah dengan kartu label. Bila langkah pertama
Salam
Perkenalan
Jelaskan tujuan
Berikan pertanyaan terbuka
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A. Rumah Sakit
Rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi
kesalahan identifikasi.
Pencatatan dan pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) mengacu pada
pedoman yang dikeluarkan oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(KKPRS) Persi
Pelaporan insiden terdiri dari :
a) Pelaporan internal yaitu mekanisme/alur pelaporan KPRS di internal
RSI Ibnu Sina Simpang Ampek
b) Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari RSI Ibnu Sina Simpang
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
1. Seluruh jajaran manajemen RSI Ibnu Sina Simpang Ampek secara berkala melakukan
monitoring dan evaluasi program identifikasi pasien sasaran keselamatan pasien.
2. Panitia sasaran keselamatan pasien RSI Ibnu Sina Simpang Ampek secara berkala
(paling lama 2 tahun) melakukan evaluasi kejadian yang tidak diharapkan di RS Ibnu
Sina Simpang Ampek.
3. Panitia keselamatan pasien di RSI Ibni Sina Simpang Ampek melakukan evaluasi
kegiatan setiap triwulan dan membuat tindak lanjutnya.