Anda di halaman 1dari 7

Teori Tambahan

Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang. Minyak atsiri
merupakan bahan yang bersifat mudah menguap (volatil), mempunyai rasa getir, dan bau
mirip tanaman asalnya yang diambil dari bagian-bagian tanaman seperti daun, buah, biji,
bunga, akar, rimpang, kulit kayu, bahkan seluruh bagian tanaman. minyak atsiri selain
dihasilkan oleh tanaman, dapat juga sebagai bentuk dari hasil degradasi oleh enzim atau
dibuat secara sintetis (Wikipedia, 2014).
Peranan minyak atsiri dalam kehidupan manusia telah mulai dikenal sejak beberapa
abad yang lalu. Tanaman yang menghasilkan minyak atsiri diperkirakan berjumlah 150 200
spesies, yang termasuk dalam famili Pinaceae, Labiatae, Compositae, Lauraceae, Myrtaceae,
dan Umbeliferae. Minyak atsiri dapat bersumber pada setiap bagian tanaman yaitu dari ,
buah, bunga, biji, batang, kulit buah dan akar. Salah satu minyak atsiri itu adalah cengkeh dan
sereh (Ketaren, 1986).
Ekstraksi adalah suatu cara untuk mendapatkan minyak atau lemak dari bahan yang
diduga mengandung minyak atau lemak. Adapun cara ekstraksi ini bermacam macam, yaitu
rendering (dry rendering dan wet rendering), mechanical expression dan solvent extraction.
Rendering merupakan suatu cara ekstraksi minyak atau lemak dari bahan yang diduga
mengandung minyak atau lemak dengan kadar air yang tinggi Menurut pengerjaannya
rendering dibagi dalam dua cara yaitu wet rendering dan dry rendering. Dry Rendering
merupakan cara rendering tanpa penambahan air selama proses berlangsung. Pemanasan
dilakukan pada suhu 2200F sampai 2300F (1050C-1100C). Ampas bahan yang telah diambil
minyaknya akan diendapkan pada dasar ketel. Minyak atau lemak yang akan dihasilkan akan
dipisahkan dari ampas yang telah mengendapkan dan pengembilan minyak dilakukan pada
bagian atas ketel. Wet rendering adalah proses rendering dengan penambahan air selama
berlangsungnya proses tersebut. Cara ini dikerjakan pada ketel yang terbuka atau tertutup
dengan menggunakan temperatur yang tinggi serta tekanan 40 sampai 60 pound tekanan uap
(40-60 psi) Penggunaan temperatur rendah dalam proses wet rendering dilakukan jika
diinginkan flavor netral dari minyak atau lemak (Kataren,1986). Salah satu cara untuk mengisolasi minyak atsiri dari bahan tanaman penghasil minyak atsiri adalah dengan penyulingan,
yaitu pemisahan komponen yang berupa cairan dua macam campuran atau lebih berdasarkan
perbedaan titik didih. Proses tersebut dilakukan terhadap minyak atsiri yang tidak larut dalam
air. Isolasi bahan alam dilakukan berdasarkan sifat bahan alam tersebut, dan dapat
digolongkan menjadi isolasi cara fisis dan isolasi cara kimia. Isolasi secara fisis didasarkan

pada sifat fisik bahan alam, seperti kelarutan dan tekanan uap. Isolasi berdasarkan perbedaan
kelarutan bahan alam dalam pelarut tertentu dapat dilakukan dengan pelarut dingin atau
pelarut panas. Isolasi dengan pelarut dingin digunakan untuk mengisolasi bahan alam yang
dapat larut dalam keadaan dingin. Tekniknya dapat dilakukan dengan merendam sumber
bahan alamnya dalam pelarut tertentu selama beberapa lama (jam atau hari). Untuk bahan
alam yang larut dalam keadaan panas digunakan teknik isolasi secara kontinyu dengan alat
Soxhlet. Isolasi berdasarkan penurunan tekanan uap dilakukan dengan cara destilasi uap.
Cara ini digunakan untuk senyawa yang tidak larut dalarn air, bertitik didih tinggi, mudah
terurai sebelum titik didihnya dan mudah menguap (Wikipedia, 2014).
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan perbedaan titik
didik atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam proses
destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap
pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini maka perangkat
peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin (Wikipedia, 2014).
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat yang memiliki titik didih
lebih rendah akan menguap. Uap tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin, proses
pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air kedalam dinding (bagian luar condenser),
sehingga uap yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus dan
akhirnya kita dapat memisahkan seluruh senyawa-senyawa yang ada dalam campuran
homogen tersebut (Wikipedia, 2014).
Minyak atsiri merupakan zat berbau yang terdapat dalam berbagai tanaman,misalnya :
daun, bunga, buah, batang atau kayu. Untuk dapat memperoleh minyak atsiriyang terkandung
dalam bahan tertentu diperlukan suatu proses yaitu diantaranya penyulingan, pengepresan,
ekstraksi pelarut mudah menguap dan ekstraksi dengan lemak padat.
ekstraksi merupakan suatu proses mengambil atau menarik senyawa yang
terdapatdalam suatu bahan dengan pelarut yang sesuai. Sedangkan penyulingan
dapatdidefinisikan sebagai pemisahan komponen suatu campuran dari dua jenis cairan
ataulebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dan titik didih dari masing-masing zat
tersebut.Penyiapan bahan yang akan diekstrak dan plarut Selektivitas Pelarat hanya
bolehmelarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen lain dari
bahanekstraksi.
Dalam praktik,terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami, sering juga bahan lain
(misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan ekstrak yangdiinginkan.
Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus dibersihkan,yaitu misalnya

diekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua. Kelarutan Pelarutsedapat mungkin


memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar (kebutuhan pelarutlebih sedikit). Titik
didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengancara penguapan, destilasi
atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak bolehterlalu dekat, dan keduanya tidak
membentuk ascotrop.Ditinjau dari segi ekonomi, akanmenguntungkan jika pada proses
ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan
yang rendah).
Ekstraksi Minyak AtsiriEkstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan
perbedaankelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan
yang lainnya pelarut organik.Proses ekstraksi dapat berlangsung pada:

Ekstraksi parfum, untuk mendapatkan komponen dari bahan yangwangi.


Ekstraksi cair-cair atau dikenal juga dengan nama ekstraksi solven.Ekstraksi jenis ini
merupakan proses yang umum digunakan dalamskala laboratorium maupun skala

industri.
Leaching, adalah proses pemisahan kimia yang bertujuan untuk memisahkan suatu
senyawa kimia dari matriks padatan ke dalamcairan. (Wikipedia, 2013)

Sedangkan minyak atsiri adalah senyawa minyak yang berasal dari bahantumbuhan
dengan beberapa sifat yaitu sangat mudah menguap bila dibiarkandiudara terbuka, memiliki
bau khas seperti tumbuhan aslinya, umumnya tidak berwarna tetapi memiliki warna gelap
karena mengalami oksidasi dan pendamaran.Jadi ekstraksi minyak atsiri adalah proses
mengambil atau menarik senyawaatsiri yang terdapat dalam suatu bahan dengan pelarut yang
sesuai.(Sastrohamidjojo, 2004)
Destilasi atau penyulingan dapat didefinisikan sebagai pemisahan komponensuatu
campuran dari dua jenis cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekananuap dan titik didih
dari masing-masing zat tersebut. Pada proses destilasiminyak atsiri dikenal tiga metode yaitu
destilasi dengan air langsung, destilasiair-uap dan destilasi uap langsung. (Anonymous, 2011)
Macam-macam Metode Destilasi
1. Destilasi air Bahan yang akan disuling dihubungkan langsung dengan air mendidih atau
dengan kata lain merebus tanaman secara langsung. Kelebihannya adalah alatnya
sederhana dan waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan minyak atsiri sebentar.
Sedangkan untuk kekurangannya destilasi air ini tidak cocok untuk bahan baku yang
tidak tahan uap panas dan kualitas hasil penyulingan tidak sebaik destilasi uap-air
2. Destilasi uap-air. Bahan yang digunakan tidak kontak lansung dengan air namun diberi
sekitar antara air dan simplisia yang biasa disebut angsang. Prinsipnya air mendidih dan

uap air akan membawa partikel minyak atsiri untuk dialirkan kekondensor kemudian ke
alat pemisah secara otomatis air dan minyak akan terpisah karena ada perbedaan berat
jenis dimana berat jenis minyak lebih kecil dibandingkan berat jenis air sehingga minyak
berada di atas dan air dibawah.kelebihan destilasi uap-air yaitu alatnya sederhana tetapi
bisa menghasilkan minyak atsiri dalam jumlah yang cukup banyak sehingga efisien
dalam penggunaan,minyak yang dihasilkan tidak mudah menguap karena pembawanya
adalah air yang tidak mudah menguap pada suhu kamar.Sedangkan kelemahannya
metode ini tidak cocok untuk minyak atsiri yangrusak oleh panas uap air, serta
membutuhkan waktu destilasi yang lebih panjang untuk hasil yang lebih banyak.
3. Destilasi uap. Dalam bejana destilasi hanya terdapat simplisia. Prinsipnya uap air yang
dihasilkan oleh steam generator akan mengalir kewadah simplisia dan membawa minyak
atsiri bersama sengan uap air tesebut. Destilasi uap ini merupakan destilasi yang paling
baik karena dapat menghasilkan minyak atsiri dengan kualitas yang tinggi karena tidak
bercampur dengan air.(Sastrohamidjojo, 2004)

Kenanga
Klasifikasi Kenanga Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Sub kingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: MagnoliidaeOrdo: MagnolialesFamili: AnnonaceaeGenus: CanangaSpesies:
Cananga odorata (Lamk.) Hook.(Plantamor, 2012)
Morfologi Kenanga Cananga odorata fa. macrophylla atau Ylang-ylang tumbuh dengan
cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan mampu mencapai tinggi rata-rata12 meter.
Batang pohon kenanga lurus, dengan kayu keras dan cocok untuk bahan peredam suara
(akustik). Memerlukan sinar matahari penuhatau sebagian, dan lebih menyukai tanah yang
memiliki kandungan asam di dalam habitat aslinya di dalam hutan tadah hujan. Daunnya
panjang,halus dan berkilau. Bunganya hijau kekuningan (ada juga yang bersemudadu, tetapi
jarang), menggelung seperti bentuk bintang laut, danmengandung minyak biang, cananga oil
yang wangi. Ylang-ylang juga berupa pohon. Kenanga perdu yang biasa ditanam di halaman
rumah,hanya bisa tumbuh paling tinggi tiga meter.(Wikipedia, 2013).

Enfleurasi adalah proses ekstraksi minyak atsiri dengan menggunakan lemak padat
pada suhu rendah yang pada dasarnya menggunakan prisnsip absorbsi. Metode ini digunakan
untuk mengekstrak minyak bunga-bungaan seperti melati, sedap malam dan jenis lainnya.
Minyak dari bungan-bungan sangat cocok diekstrak dengan metode enfluerasi karena sifat
bunga yang masih melanjutkan kegiatan fisiologisnya dan menghasilkan minyak yang
menguap dengan waktu singkat walaupun sudah dipetik. Selain itu, kegiatan bunga akan
terhenti dan mati bila terkena panas atau terendam dalam pelarut organik, sehingga metode
ekstraksi pada suhu tinggi atau yang menggunakan pelarut akan menghasilkan rendemen
yang rendah bila diterapkan sebagai metode ektraksi minyak dari bunga-bungaan.
Shortening adalah komponen utama untuk media enfleurasi adalah mentega putih atau
shortening, lemak, dan lilin. Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis
dengan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih dan sering disebut mentega putih.
Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak atau dengan cara
hidrogenasi.
Sifat fisik shortening didasarkan atas nilai shortening dansifat plastisnya. Nilai
shortening adalah kemampuan mentega putih untuk melumas dan mengempukkan bahan
pangan yang tergantung dari derajat plastisnya. Sifat plastis tergantung dari perbandingan
jumlah lemak padat dan lemak cair dan sifat-sifat krislat lemak. Sebagian besar mentega
putih dibuat dari minyak nabati seperti minyak biji kapas, minyak kacang kedelai, dan
minyak kacang tanah. Lemak atau mentega putih dikatakan bersifat plastis jika berwujud
padat dan tidak meleleh pada suhu kamar, dapat membentuk dispersi dan menyebar menjadi
cairan kental oleh kenaikan suhu atau karena tekanan mekanis yang cukup rendah (Ketaren,
1985).
Enfleurasi merupakan metode pengambilan (ekstraksi) minyak atsiri dengan bantuan
lemak dingin sebagai adsorbennya. Caranya adalah lemak dingin yang telah disiapkan
dilumurkan secara merata kedalam chassis tempat lemak, yang berbentuk persegi empat.
Setelah itu, kelopak bunga mawar yang telah disiapkan ditaburkan diatas lemak untuk
selanjutnya disimpan selama 24 jam. Setelah 24 jam, kelopak bunga mawar yang telah jenuh
tersebut diganti dengan kelopak bunga mawar yang baru. Lakukan proses tersebut selama
beberapa kali sehingga akan menghasilkan pomade. Jika kelopak bunga mawar telah disebar
sebanyak 10 kali, maka pomade yang dihasilkan disebut pomade 10. Pomade selanjutnya
diekstrak dengan alkohol yang berkonsentrasi tinggi, alkohol akan melarutkan minyak bunga
yang ada dalam pomade. Alkohol yang telah dipakai mengekstraksi minyak bunga dari lemak

disebut ekstrait. Kemudian dilakukan penyulingan dalam keadaan vakum dan suhu yang
rendah sehingga akan dihasilkan minyak bebas dari alkohol yang disebut enfeurasi absolut.
Hasil penelitian menyatakan, bahwa kelopak bunga (mawar) yang telah dipakai untuk
proses enfleurasi masih mengandung minyak yang tidak dapat diserap oleh lemak (Guenther,
1987). Minyak bunga atau minyak atsiri bunga tidak hanya mengandung minyak yang mudah
menguap, tetapi juga mengandung persenyawaan bertitik didih tinggi, dan tidak segera
dibebaskan oleh bunga. Zat ini merupakan hasil proses fisiologi yang kompleks yang belum
dapat diterangkan secara mendetail.
Fraksi minyak bunga yang masih tertahan dalam daun bunga mawar yang telah
dikeluarkan dari chassis dapat diekstrak dengan pelarut mudah menguap, seperti petroleum
eter. Hasil ekstraksi merupakan massa padat. Massa yang padat tersebut mengandung
sejumlah lemak yang berasal dari bunga mawar selama proses enfleurasi. Lemak ini
kemudian dipisahkan dengan melarutkannya dalam alkohol pada suhu rendah. Hasil akhirnya
disebut chassis absolut yang berupa pasta, dan terdiri dari campuran minyak bunga dan
alkohol, serta baunya berbeda dengan enfleurasi absolut.
Enfleurasi absolut dan chassis absolut pada dasarnya satu sama lain adalah pelengkap,
sebab masing-masing merupakan minyak yang dihasilkan dari satu bunga yang sama, yaitu
bunga mawar. Untuk pemasarannya, kedua minyak ini dijual secara terpisah karena harga
chassis absolut lebih rendah dibanding dengan harga enfleurasi absolut. Tapi walaupun begitu
setidaknya sisa proses enfleurasi ini (kelopak bunga mawar) dapat dijual sehingga
meningkatkan nilai tambahnya daripada langsung dibuang dan hanya menjadi limbah yang
dapat merusak lingkungan. Chassis absolut memberikan hasil terbaik dalam campuran
parfum, khususnya dalam campurannya dengan zat aromatik sintesis (Guenther, 1987).
Prinsip kerja enfleurasi cukup sederhana. Jenis bunga tertentu (sedap malam dan
melati misalnya) setelah dipetik, masih meneruskan aktivitas fisiologisnya, sehingga
memproduksi minyak dan mengeluarkan bau wangi. Lemak mempunyai daya absorpsi tinggi
dan jika dicampur kemudian kontak dengan bunga yang berbau wangi, maka minyak akan
mengabsorpsi minyak yang dikeluarkan bunga tersebut. Pada proses ini bunga dijaga agar
bunga tetap hidup dengan cara memberikan O2 secukupnya agar minyak atsiri yang
dikandung dapat diabsorpsi pada suhu ruang (25-300) (Guenther, 1987).

Keberhasilan proses enfleurasi tergantung pada kualitas lemak yang digunakan dan
ketelitian serta keterampilan dalam mepersiapkan lemak. Lemak yang digunakan tidak boleh

berbau, tidak berwarna, tidak mengandung asam lemak bebas, dan memiliki konsistensi
tertentu. Jika lemak terlalu keras, maka kontak antara bunga dan lemak relatif sulit sehingga
mengurangi daya absorpsi dan rendemen minyak bunga yang dihasilkan. Sebaliknya jika
lemak terlalu lunak, maka bunga yang disebarkan pada permukaan lemak akan masuk ke
dalam lemak, sehingga bunga yang layu dan lemak yang melekat pada bunga sulit
dipisahkan; dan hal ini dapat mengakibatkan penyusutan berat lemak yang digunakan
(Guenther, 1987).
Syarat-syatat lemak yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis lemak untuk
metode ini diantaranya adalah :
1. Lemak tidak berbau, karena bila berbau akan mencemari bau minyak atsiri yang
dihasilkan. Bila yang ada hanya lemak yang berbau maka terlebih dahulu harus dilakukan
proses deodorisasi terhadap lemak tersebut.
2. Konsistensi lemak yang sesuai, karena lemak yang terlalu keras akan memiliki daya
absorbsi yang rendah, sedangkan bila terlalu lunak, maka lemak akan banyak melekat
pada bunga dan susah untuk dipisahkan. Pengaturan konsistensi lemak ini bisa dilakukan
dengan mencampur beberapa jenis lemak bisa lemak nabati maupun hewani.
3. Lemak harus halal karena dibeberapa negara masalah kehalalan sangat diperhatikan.
4. Harga lemak yang akan digunakan, bila minyak yang dihasilkan terletak pada kelas mutu
yang sama maka tentunya harga lemak yang murah tentu jadi pilihan.
Sumber : Ketaren, S.1986. Pengantar Teknologi Minyak Atsiri. Balai Pustaka. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai