Anda di halaman 1dari 5

1

UPN, Januari (Kamis tgl 6 Januari 11


Pengelolaan pasien dalam kondisi terminal dan pelayanan home care
Nitra N.Rifki
IKK, FKUI
Dying saat akhir kehidupan seseorang, yang disebabkan sakit dengan kondisi
perburukan fisik, mentalpskikologikal dan social kearah kematian. Pada saat
semacam ini tak ada tindakan apapun yang substantial dapat merubah kondisi
seseorang. Bedakan dengan sakratulmaut (mau lepas),
Pengadaan pelayanan yang sesuai pada akhir kehidupan pasien berbeda dengan
upaya pelayanan
primer umumnya.pelayanan
terutama untuk peningkatan
kualitas kehidupan dan upaya mengurangi penderitaan (suffering).pada proses
pelaksanaannya adalah pengawasan symptom, perbaikan hubungan interpersonal
keluarga, pemantapan suasana kehangatan dalam keluarga agar keluarga merasa
lebih menyenangkan walaupun ada seseorang anggotanya dalam keadaan fisik,
psikologik dan social membutuhkan perawatan.dalam keadaan inilah bimbingan
spiritual, untuk focus dan pasrah akan apa yang telah digariskan Maha Pencipta
adalah satu2 nya jalan untuk menghadapinya.provider kesehatan harus
menerangkan apa arti perawatan paliatif , keberadaan provider kesehatan bukan
memperpanjang umur, tetapi meredam rasa nyeri dengan obat-obatan ataupun
dengan pendekatan keagamaan.
Perawatan paliatif
Perawatan yang sifatnya mengurangi beratnya , gejala penyakit dalam upaya
terhadap kualitas kehidupan pasien yang menghadapi
penyakit yang serius
ataupun akhir kehidupan. Penekanan adalah pada komunikasi intensif, manajemen
nyeri dan symptom lainnya, kebutuhan emosional,psikologikal, sosial dan
spiritual.pembinaan dan dukungan terhadap pasien dan keluarganya
Perawatan paliatif berupaya memantapkan kualitas kehidupan.perawatan paliatif
juga mengurangi symptom seperti nyeri, sesak,kelelahan, konstipasi, nausea, tidak
nafsu makan,susah tidur.ini akan membantu pasien memperoleh kekuatan untuk
menjalankan
kehidupannya .dapat juga meningkatkan kemampuan toleransi
terhadap pengobatan medis.ini akan memberikan pengertian lebih baik tentang
pilihan perawatan yang diinginkan.
Perawatan paliatif menguntungkan bagi pasien dan juga keluarga. Managemen
symptom ,komunikasi dan support untuk keluarga adalah merupakan kunci dari
upaya yang dilaksanakan.tim pelaksana membantu pasien dan keluarga untuk
menetapkan keputusan medis dan pemilihan pengobatan yang sejalan dengan
tujuannya.
Apakah hospice care
Program atau fasilitas yang menyediakan perawatan paliatif dan mengurus
kebutuhan emosional
( kasih sayang )spiritual (keagamaan),social dan
dukungan financial. pada pasien kondisi terminal
Dimana dapat dilakukan?
pada fasilitas perawatan atau di rumah pasien.

2
Perbedaan paliatif dengan hospice
Perawatan Paliatif tidak terbatas pada perawatan hospis. Perawatan paliatif dapat
menyediakan perawatan untuk setap saat selaman seseorang sakit, sejak saat
diagnosis ditegakkan . jadi sangat mungkin saat dilakukan tindakan kuratif.
Hospice selalu melaksanakan perawatan paliatif. .Bagaimanapun perawatan hospice
focus pada pasien dalam keadaan terminal atau seseorang yang tak mungkin
sembuh (Center of Advance Palliative Care, 2010)
Beberapa strategi tentang perawatan paliatif dapat dikemukakan sebagai berikut
1. Hal yang pokok adalah penilaian kualitas kehidupan pasien yang dibutuhkan.
Kebutuhan pokok fisikal, psikologikal, social dan spiritual tak akan sama
pada setiap pasien.,
2. Keluhan pada terminal .adalah suatu status penyakit dimana tak akan
terselesaikan , tak ada harapan akan disembuhkan.
3. Tak dianjurkan untuk buat rekomendasi untuk melakukan tindakan
kedaruratan yang hanya menyiksa pasien, bahkan keluarganya. Yang
dibenarkan perawatan hospice adalah untuk pasien terminal dengan yang
harapan keberhasilannya (survival) ,tak lebih dari 6 bulan.
4. Hospice adalah pendekatan multidisiplin yang menyediakan pelayanan
paliatif komperhensif (paripurna)terhadap pasien terminal (harapan survival ,
6 bulan atau kurang)
Perbedaan dengan pelayanan primer adalah
4.1.
Tim pelaksana multidisipline terdiri dari; dokter layanan primer,
perawat, petugas sosial, kader kesehatan, sukarela,petugas pelayanan
lainnya yang rutine membantu, fisioterapist, pendeta, kiai, beserta
keluarga dan lainnya.
4.2.
Fockus perawatan adalah bukan kesembuhan tetapi peningkatan
kualitas kehidupan
4.3.
Semua pelayanan hospis dapat dilakukan dirumah.perawatan
hospis dapat dilakukan di rumah sakit, atau memang bila rumah sakit
mempunyai paliatif medicine unit, atau hospice unit dalam rumah
sakit/klinik
4.4.
Pada keadaan terminal/ sakit berat, peranan keluarga amat
diperlukan.
Siapakah anggota tim perawatan paliatif?
Tim ahli , termasuk dokter yang ahli dalam paliatif,perawat petugas social ,
petugas rehabilitasi medis,farmasist,nutritionist, keluarga , pendeta, kiai dan
lainnya yang sesuai dengan kasus dan derajat keparahan nya.

Perawatan di rumah (Home care)


Pelayanan dilakukan dirumah pasien sendiri
Asuhan perawatan adalah bantuan, bimbingan, pengawasan atau perlindungan
untuk mencapai perbaikan fungai organ dan ataupun penyembuhan yang diberikan
provider kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien., yang dilakukan di rumah
karena kondisi pasien yang juga membutuhkan dukungan, kehangatan keluarga.
Sasaran perawatan.
Pasien dengan Keadaan fisik dari yang tak mampu bergerak tanpa bantuan orang
lain.untuk perawatan diri yang tak dapat dilaksanakan sendiri
Langkah-langkah pelayanan
1. Pemahaman tentang penyakit, prognosis dan kemungkinan2 berdasarkan
hasil pemeriksaan dan hasil pemeriksaan penunjang
2. Melakukan konseling keluarga dan pertemuan (family Conference), untuk
merencanakan tindakan-tindakan dan kemungkinan perawatan di rumah.
3. Proses pelayanan holistik,komprehensif terpadu
-promotif (kualitas kehidupan dan kehangatan keluarga)
-pencegahan (dekubitus, alergi obat,kebosanan,kesepian,risiko dari internal
dan eksternal faktor)
-proteksi tidak cacat lebih lanjut (meneruskan obat,terapi,tindakan
sebelumnya)
-pemulihan (fisik, mentalpsikososial)
4. Toleransi dari pasien untuk masalah perawatan paliatif sukar, memberitakan
berita buruk untuk pasien dalam keadaan tak tertolongkan tidak
mudah.psikologikal status harus dinilai dengan baik untuk memberikan berita
buruk.
5. Selama dalam perawatan diperkenalkan bukan semata mata masalah medis,
namun masalah psikospiritual amat membantu.
6. Harus dimonitor bahwa kemungkinan timbul komplikasi neuropsychiatric
pada keadaan terminal
6.1. Salah pengertian dan keluarga tak dapat menerima hal yang dihadapi
dapat menimbulkan kecemasan, depresi (di barat 77% mengalami
depresi.
Dalam keadan ini paling efektif diberikan obat anti depresi
6.2. Insomnia
6.3. Anorexia
6.4. Narcissistic injury
6.5. Mood anger
Perawatan dan bimbingan pada keluarga meliputi;
A. Kebersihan diri

4
1. Kebersihan mulut dan gigi
2. Bila yang punya gigi ; Menyikat gigi secara teratur ( minimal dua kali sehari,
pagi dan malam
Bila tak punya gigi, menggunakan gigi palsu;
Gigi dibersihkan dengan sikat gigi, dengan air yang mengalir.
Waktu tidur gigi dilepas
Tak punya gigi; kumur-kumur (lidah dan gusi dibersihkan secara teratur.
3. Kebersihan kepala, rambut dan kuku
-Cuci rambut secara teratur paling sedikit sekali seminggu
-potong kuku secara teartur
4. kebersihan badan dan pakaian
5. mata
B. Perawatan kesehatan
1.Makanan ; Pemberian makan
- Lebih bersifat instant, mudah dicerna
- Tidak boleh dipaksakan
- Kadang masih harus tetap diinfus
- Menggunakan nasogastric tube
- Menggunakan anus preter
Peranan suster dan keluarga amat membantu.
2.Perawatan fisik ; Kesegaran jasmani
- Pencegahan decubitus
- Perawatan fisik dasar
Rasa sakit ,Tak dapat tidur,gelisah,depresi
Social terapi ;Intervensi terhadap manusia sekitar/anggota keluarga/ pelaku
rawat, terapi perilaku
D.kebersihan Lingkungan Lingkungan tempat perawatan
- Kebersihan tempat tidur ,Kebersihan ruangan,kebersihan peralatan makan
- Sinar matahari masuk kedalam ruangan (Ultra Violet)
- Ventilasi yang memungkinkan udara bergerak
- ketenangan sekitar
E. perawatan setelah hospitalisasi tidak tergantung umur, jenis penyakit, jenis
kelamin
Memerlukan sistem perencanaan, pelaksanaan , monitoring, pencatatan.
Rujukan dari rumah sakit amat diperlukan, yang merupakan kesatuan tim
pelaksana; adalah provider rumah sakit, perawat yang melakukan perawatan,
keluarga sebagai care giver.
Untuk ini diperlukan rekam medis, khususnya untuk usia anak; catatan tumbuh
kembang, perkembangan fisik, mentalpsikososial, motorik kasar, motorik halus,
fungsi luhur
F..Penggunaan obat-obatan ;
Obat pereda nyeri ; gunakan yang non narkotik
Acetaminophen 3 to 4 mg sehari (beli bebas)
Aspirin 3-4 mg / hari ( tak baik untuk usia lanjut, bias beli bebas)
Celecoxib (mahal) dapat untuk risk bleeding GI.
- Obat topical, penyegar kulit, desinfektans

5
G.Medicare memberikan biaya perawatan pada pelayanan di rumah, hospice care,
tapi setelah ada surat keterangan dokter perihal dying state/terminal state yang
dialami (< 6 bl) (di luar negeri)
sumber
1. John L.Shuster, Goramn R. Jones III, and Theodore A.Stern, The Patient
Receiving Palliative Care., dalam buku Guide to Primary Care Psychiatry;;
editor Theodore A.Stern, John B.Herma, Peter L.Slavin, Massachusetts
General Hospital Guide to primary care psychiatry , 2nd ed, copyright 2004,
chapter 5 1; 487- 497
2. The Mercks Manual of Geriatrics, Chapt 13.Care of the dying patient, up
dated July 2006
3. Pedoman pembinaan usia lanjut bagi petugas kesehatan II, Depkes 1991
4. Get Palliative Care, Center to Advance Paliiative Care,2010, .http//www.getpal
liative.careorg/whatis

Anda mungkin juga menyukai