Anda di halaman 1dari 5

Monday, 02 November 2015

Home
Jurnal

Publikasi

Pengukuhan

Modul Softskill

Konsultan

Tentang Kami

Outlook PML Dinas Kesehatan di Tahun


2015
Written by Super User on 06 January 2015. Posted in Kaleidoskop
Joomla 3.0
DVD
Outlook PML Dinas Kesehatan di Tahun 2015:

Dalam era Desentralisasi: Apa Saja Strategi Dinas


Kesehatan
Kabupaten/ Kota dalam Meningkatkan Pelayanan Publik
di Bidang Kesehatan?
Pengantar
Outlook Performance Management and Leadership Dinas Kesehatan ini merupakan
suatu upaya kajian untuk memprediksi kecenderungan apa yang akan terjadi dan
dihadapi Dinas Kesehatan pada tahun 2015 berdasarkan situasi dan kondisi yang

berkembang pada tahun yang lalu. Kajian yang dilakukan berfokus pada peran dan
fungsi Dinas Kesehatan dalam penyelenggaraan pelayanan publik bidang kesehatan di
era desentralisasi. Berdasarkan kajian yang dilakukan, ada beberapa strategi yang
penting diantisipasi agar Dinas Kesehatan dapat berperan dan berfungsi seperti yang
diharapkan.

Kondisi Kontekstual dan Permasalahan 2014


Pada tahun 2014, setidaknya ada dua kebijakan yang sangat berpengaruh terhadap
keberadaan, peran, tugas dan fungsi dinas kesehatan kabupaten/ kota, yaitu:
1. Disahkannya UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang diundangkan
pada tanggal 2 Oktober 2014.
2. Permenkes No 7 tahun 2014 tentang Perencanaan dan Penganggaran Bidang
Kesehatan, yang diundangkan pada tanggal 24 Februari 2014
Permasalahan yang muncul terkait dengan adanya kedua kebijakan tersebut yaitu
bagaimana dinas kesehatan Kabupaten/ Kota bisa berperan, mengemban dan
menjalankan fungsi regulasi pembangunan kesehatan di wilayah Kabupaten/ Kota.
Bahwa sistem kesehatan di Indonesia saat ini berkembang semakin kompleks, dimana
terdapat dinamika dalam hubungan antara peran pemerintah, pendanaan, kebijakan
desentralisasi kesehatan, pengaruh sistem pasar dalam pelayanan kesehatan,
berkembangnya teknologi kedokteran, meningkatnya penyakit-penyakit tidak menular
dalam situasi penyakit menular yang masih tinggi, tuntutan masyarakat yang semakin
besar, pengaruh internasional, sampai ke reformasi kesehatan. Arah perkembangan
sistem kesehatan tersebut menuntut pengelolaan sistem yang lebih baik agar dapat
memberi dampak positif terhadap status kesehatan masyarakat. Dalam era
desentralisasi saat ini, Dinas Kesehatan beserta Unit Pelaksana Teknisnya merupakan
lembaga strategis di daerah untuk menetapkan dan melaksanakan berbagai kebijakan
dan pelayanan kesehatan. Salah satu upaya agar Dinas Kesehatan mampu memainkan
perannya adalah bagaimana para pejabat struktural di Dinas Kesehatan dan Puskesmas
bisa memenuhi berbagai kompetensinya sebagaimana diatur di dalam Permenkes No.
971 tahun 2009.
Adapun masalah klasik di dinas Kesehatan kabupaten/kota yang terjadi di tahun 2014
terkait dengan kebijakan tersebut antara lain meliputi:
Masalah 1: Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota belum dapat berfungsi sebagai
regulasi yang baik untuk terwujudnya Good Governance
Terkait ditetapkannya UU No. 23 tahun 2014, yang pertama adalah bagaimana
keberadaan Dinas Kesehatan di Kabupaten/kota terkait dengan pasal 217 ayat (2)
tentang Klasifikasi pembentukan Dinas sebagai kelengkapan perangkat daerah.
Dimana urusan pemerintahan di sektor kesehatan merupakan salah satu urusan

wajib yang kewenangannya dibagi antara Pusat, Propinsi dan Kabupaten/ Kota.
Wilayah Provinsi dan kabupaten/ Kota di Indonesia memiliki kondisi yang sangat
beragam, baik jumlah penduduk, luas wilayah, anggaran pendapatan dan belanja
daerah, dan masalah sosial budaya, maka struktur organisasi Dinas Kesehatan juga
harus mengikuti klasifikasi tipe organisasi sesuai yang ditentukan. Masalah kedua
terkait dengan pasal 354, dimana di dalam penyelenggaraan pemerintahan di
daerah pemerintah daerah diwajibkan mendorong partisipasi masyarakat.
Sedangkan pasal 345 mensyaratkan bahwa Pemerintah Daerah wajib membangun
Manajemen Pelayanan Publik yang meliputi pelaksanaan pelayanan, pengelolaan
pengaduan masyarakat, pengelolaan informasi, pengawasan internal, penyuluhan
kepada masyarakat, pelayanan konsultasi dan pelayanan publik lainnya sesuai
ketentuan.
Kondisi saat ini peran dan fungsi Dinas Kesehatan belum berfungsi dengan optimal
sebagai regulator pembangunan kesehatan, sebagai contoh masih banyaknya gap
antara target dan capaian SPM yang belum tercapai, disiplin dan kinerja pegawai
yg masih bermasalah, adanya temuan kasus administrasi penatausahaan keuangan
dan inventarisasi barang milik negara yang dampak pada kasus hukum.
Menghadapi tantangan dan sekaligus tugas kewajiban yang harus diemban dinas
kesehatan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bertanggung jawab bidang
kesehatan tersebut, maka dinas Kesehatan kabupaten/ kota harus melakukan
reformasi birokrasi agar dapat menjalankan regulasi pembangunan kesehatan
sesuai harapan.
Masalah 2 : Masalah perencanaan dan penganggaran bidang kesehatan
Adapun permasalahan terkait Permenkes No. 7 tahun 2014 tentang Perencanaan
dan Penganggaran Bidang Kesehatan adalah bagaimana optimalisasi peran dan
fungsi Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota didalam penyusun perencanaan dan
penganggran, karena keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
oleh kualitas perencanaan dan penganggran yang baik, tepat sasaran dan efisien.
Sedangkan kondisi saat ini proses penyusunan perencanaan dan penganggaran
belum sepenuhnya dapat terlaksana karena sulitnya sinkronisasi dan koordinasi
antar unit kerja serta seringnya waktu perencanaan yang singkat dan tergesagesa. Di samping itu, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota juga harus memdorong
dan memberdayakan fungsi Puskesmas terkait dengan Permenkes No. 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan masyarakat. Dimana hal ini merupakan tantangan
tersendiri bagi Dinas Kesehatan kabupaten/ Kota untuk mewujudkan paradigma
baru yaitu Kecamatan sehat dengan enam prinsip penyelenggaraannya, yaitu
paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
pemerataan, teknologi tepat guna dan prinsip keterpaduan serta kesinambungan.
Kondisi Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/
Kota saat ini memiliki beragam bentuk fisik dan struktur organisasinya sesuai
dengan interpretasi dan pemahaman masing masing daerah tanpa adanya
standarisasi.

Apa yang akan terjadi pada tahun 2015?


Mencermati kondisi dan terkait dengan dua kebijakan pada tahun 2014 tersebut, apa
dan bagaimana kemungkinan yang akan terjadi pada tahun 2015 ini?
Kemungkinan 1: Dinas Kesehatan fungsinya sebatas sebagai operator
pembangunan di bidang kesehatan.
Kemungkinan ini terjadi jika Dinas Kesehatan kabupaten/ Kota tidak mengubah
mindset dan strategi kebijakannya. Tantangan yang selama ini menjadi ancaman
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota semakin sulit untuk dikelola dengan baik,
bahkan tantangan tersebut semakin meningkat gradasi dan akselerasinya.
Hambatan dan tantangan tersebut antara lain sistem kesehatan di daerah,
perubahan peran pemerintahan daerah, pembiayaan kesehatan, perubahan
terkait determinan sosial dan tantangan kesehatan global.
Kemungkinan 2: Dinas Kesehatan berfungsi sebagai Regulator pembangunan
kesehatan di daerah.
Kemungkinan ini terjadi kalau Dinas Kesehatan melakukan reformasi birokrasi dan
good governance didalam menghadapi tantangan dan ancaman tersebut.
Reformasi birokrasi dan good governance merupakan dua konsep utama didalam
memperbaiki kondisi penyelenggaraan administrasi Negara. Melalui reformasi
birokarasi dilakukan penataan sistem penyelenggaran administrasi yang tidak
hanya efektif dan efisien tetapi juga menjadi tulang punggung dalam tata laksana
adminitrasi di dinas Kesehatan. Akhirnya keberhasilan penataan reformasi
birokrasi akan sangat mendukung terciptanya good governance. Karena reformasi
birokrasi merupakan inti dari terciptanya good governance, maka keberhasilan
dari pelaksanaan reformasi birokrasi sangat ditentukan oleh komitmen dan
leadership dari pejabat di Dinas Kesehatan dan jajarannya. Adapun reformasi
birokrasi Dinas Kesehatan dilakukan melalui dua strategi, yaitu: (1) merevitalisasi
kedudukan, peran dan fungsi kelembagaan, yang menjadi motor penggerak
reformasi administrasi, dan (2) menata kembali sistem adminitrasi dalam struktur,
proses, SDM serta hubungan lintas sektoral.
Apa yang harus dilakukan Dinas Kesehatan?
1. Kepala-kepala Dinas Kesehatan perlu melakukan perubahan mindset dan reformasi
birokasi setara bertahap terhadap program dan istitusi kelembagaan yang ada.
2. Kepala-kepala Dinas Kesehatan perlu mendorong dan meningkatkan terwujudnya
kompetensi para pejabat dan pelaksana di dinas kesehatan Kab/ Kota dan Puskesmas
sebagaimana di persyaratkan dalam Permenkes 971 tahun 2009 tentang Standar
Kompetensi Pejabat Struktural Kesehatan.

3. Dinas Kesehatan perlu mendorong pemerintah daerah untuk dapat mendukung


pelaksanaan operasional Puskesmas sesuai Permenkes No. 75 tahun 2014.
Contact Person:

DR. dr. Dwi Handono Sulistyo, MKes (email: luqyboy2@yahoo.co.id)


Prof. dr. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD (email: trisnantoro@yahoo.com)

dr. Choirul Anwar, MKes (email: choirulanwar204@gmail.com)

Sutedjo, SKM, MKes (email: sutedjoskmmkes@yahoo.co.id)

Link Website Terkait

Website Kebijakan dan Manajemen

Website Isu Prioritas

PKMK FK UGM
Copyright 2014

Website Terkait

Anda mungkin juga menyukai