Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI DAN KRITERIA PENYANDANG MASALAH

KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)


Seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat yang
karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan
tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan
karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi
dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak
dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani
dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan,
kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa
kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunasosialan,
keterbelakangan atau keterasingan dan kondisi atau
perubahan lingkungan (secara mendadak) yang
kurang mendukung atau menguntungkan.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


(PMKS) dapat dibagi menjadi delapan
kelompok yaitu :
1) Anak,
2) Wanita,
3) Lanjut Usia,
4) Penyandang Cacat,
5) Tuna Sosial,
6) Korban Penyalahgunaan Narkotika,
7) Keluarga, dan
8) Masyarakat.

Gelandangan Psikotik termasuk dalam PMKS no. 4.


Penyandang cacat mental.
Definisi : Seseorang yang menderita kelainan mental/jiwa sehingga orang
tersebut tidak bisa mempelajari dan melakukan perbuatan yang umum dilakukan
orang lain seusianya atau yang tidak dapat mengikuti perilaku biasa sehingga
menjadi hambatan dalam melakukan kegiatan sehari-hari secara layak/wajar.
Penyandang cacat mental terdiri dari :
1). Penyandang cacat mental eks psikotik
a)Eks Penderita penyakit gila.
b)Kadang masih mengalami kelainan tingkah laku.
c)Sering mengganggu orang lain.
2). Penyandang Cacat Mental retardasi
d)Idiot : kemampuan mental dan tingkah lakunya setingkat dengan anak normal
usia 2 tahun, wajahnya terlihat seperti wajah dungu.
e)Embisil : kemampuan mental dan tingkah lakunya setingkat dengan anak
normal usia 3-7 tahun.
f)Debil : kemampuan mental dan tingkah lakunya setingkat dengan anak normal
usia 8-12 tahun.

Definis Gelandangan Psikotik


Kata gelandangan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki
artian orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan tempat tinggal
yang tetap. Mereka hidup di bawah-bawah kolong jembatan dan
mereka makan dari hasil mengemis atau mengais dari sisa-sisa
sampah yang bisa untuk dimakan.
Sedang kata psikotik adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan
ketidakmampuan individu menilai kenyataan yang terjadi dalam
artian seseorang tersebut sudah tidak bisa membedakan antara
kenyataan dan hayalan. Sedang Gelandangan Psikotik dapat
memiliki arti seseorang yang hidup dalam keadaan yang tidak
sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat,
mempunyai tingkah laku yang aneh, suka berpindah-pindah dan
menyimpang dari norma-norma yang ada atau seseorang bekas
penderita penyakit jiwa yang telah mendapatkan pelayanan
medis atau sedang mendapatkan pelayanan medis.

pasal 34 UUD 1945 yang berbunyi fakir miskin dan anak


terlantar dipelihara oleh negara. Sebagaimana dalam
upaya mengatasi gelandangan sebagai berikut:
Bahwa persoalan gelandangan, yang di dalamnya
termasuk anak jalanan,mendorong perlunya digagas
sebuah perda yang mengatur tentang penanggulangan
yang meliputi usaha preventif, responsif, serta
rehabilitaif, yang bertujuan agar tidak terjadi
gelandangan dan pengemis serta mencegah meluasnya
pengaruh yang diakibatkan olehnya dalam masyarakat
dan memasyarakatkan kembali gelandangan dan
pengemis menjadi anggota masyarakat yang
menghargai harga diri serta memungkinkan
pengembangan para gelandangan dan pengemis untuk
memiliki kembali kemampuan guna mencapai taraf
hidup, kehidupan, dan penghidupan yang layak sesuai
dengan harkat dan martabat manusia

POLA REHABILITASI SOSIAL GELANDANGAN PSIKOTIK


Razia Gelandangan Psikotik. ;
Pelaksanaan razia gelandangan psikotik di jalanan,
dilakukan secara teratur dan periodic dengan langkahlangkah kegiatan sebagai berikut :
Melaksanakan rapat koordinasi dengan unsur terkait
(Dinas Sosial/SKPD yang menangani bidang social,
Satuan Polisi Pamong Praja, Kepolisian, dll) untuk
melakukan pemetaan dan menyusun rencana razia
gelandangan psikotik.
Melaksanakan razia yang dipimpin oleh leading
sectorpelaksana.
Menampung sementara hasil razia di barak
penampungan yang terdekat sebagai shelter

Penampungan sementara hasil razia.


Dalam penampungan sementara, paling lama 3 (tiga) hari
dilakukan kegiatan identifikasi dan pemeriksanaan
kesehatan.
a. Identifikasi.
Maksud, Identifikasi dan pengkajian gelandangan psikotik
hasil razia adalah untuk menginventarisasi dan mengkaji
mengenai identitasnya, riwayat hidupnya, penyakitnya,
rehabilitasi yang diperlukan, dan dinamika kehidupannya.
Tujuannya, untuk memperoleh data yang akurat, yang dapat
menggambarkan gelandangan psikotik hasil razia.
b. Pemeriksaan Kesehatan
Dilakukan pemeriksanaan kesehatannya, untuk mengetahui
kondisi kegilaannya.

3. Pengiriman Ke RSJ
Dilakukan penanganan untuk
penyembuhan klien secara medis.
Apabila dari Rumah Sakit Jiwa sudah
dinyatakan sembuh maka akan di
kirim ke panti rehabilitasi sosial

4.Rehabilitasi Gepeng
Rehabilitasi sosial gelandangan psikotik dilakukan
dengan Sistem Dalam Panti yaitu memberikan
rehabilitasi sosial dengan kegiatan sebagai berikut:
Pendekatan Awal dan Penerimaan klien;
Memberikan orientasi dan konsultasi kepada
lembaga-lembaga terkait dan lintas sektoral guna
mendapat dukungan dan calon klien;
Memberikan identifikasi calon klien, setelah calon
klien secara fisik disiapkan dengan
dibersihkan/dimandikan dan diberi pakaian yang
pantas, mereka mulai dikenalkan dengan panti
rehabilitasi dalam bentuk pengelompokan calon
klien sesuai dengan kriteria.

Pengelompokan calon klien sesuai dengan kriteria:


a)Gelandangan psikotik yang masih ada potensi untuk mendapat bimbingan
sosialisasi dan keterampilan/disembuhkan;
b)
Gelandangan psikotik yang tingkat stressnya tinggi sehingga selain tidak
mampu diajak berkomuniksi dan tidak bisa konsultasi khususnya tentang
program rehabilitasi, mereka dikumpulkan diruangan khusus/kamar isolasi;
c)Mengidentifikasi calon klien sesuai form yang telah ditetapkan pihak panti
d)
Memberikan motivasi calon klien untuk mengikuti program rehabilitasi bagi
klien yang tingkat kesadarannya masih tinggi;
e)Setelah calon klien diseleksi, maka mereka akan mendapat
kesepakatan/semacam kontrak guna mendapatkan bimbingan dan
keterampilan;
f)Setelah calon klien selesai diidentifikasi dan mendapatkan motivasi dan
dapat digali potensi yang dimilikinya, maka mulai disusun rencana rencana
rehabilitasi dengan menggali sumber yang dapat dimanfaatkan sesuai
dengan kemampuan/potensi yang dilmiliki klien. Adapun identifikasi calon
klien pada saat dilakukan penelitian dan dikelompokkan menurut tingkat
psikotiknya guna ditindaklanjuti dalam kegiatan rehabilitasinya.

Pelayanan Rehabilitasi
Pelayanan Bimbingan Fisik (Kesehatan, gizi dan olah raga);
Pelayanan Bimbingan Psikis / Mental
Pelayanan Bimbingan Sosial;
Bimbingan sosial diberkan setiap saat dengan mendukung
sosialisasi klien dengan sesama klien, dengan petugas panti
maupun dengan masyarakat luas, terutama bagi gelandangan
psikotik ringan yang sudah bisa berkomunikasi dengan lingkungan.
Ditanamkan rasa percaya diri bagi setiap klien agar dapat
bersosialisasi dengan masyarakat, baik dilingkungan panti maupun
diluar panti.
Pelayanan Bimbingan Keterampilan Kerja;
Bimbingan keterampilan kerja bagi klien diberikan secara individu
dan kelompok sesuai dengan potensi yang dimiliki. Adapun jenis
keterampilan yang diberikan bisa bersifat home industri,
peternakan maupun pertanian. Lama praktek bimbingan
keterampilan kerja tidak bisa ditentukan, karena membimbing
keterampilan kerja bagi klien gelandangan psikotik lebih sulit.

Resosialisasi
Setelah klien mendapatkan pelayanan
dan bimbingan sosial di dalam panti
dengan bekal bimbingan sosial dan
rehabilitasi tersebut pada tahap
resosialisasi, klien dikembalikan ke
masyarakat, di keluarga atau di
lembaga yang menampung sebagai
tempat penyaluran klien.

Penyaluran
Dalam tahap penyaluran terhadap klien yang telah
mendapatkan program rehabilitasi, ada tiga alternatif kegiatan,
antara lain
- Penyaluran di Panti Sosial
- Mengikuti Program Transmigrasi
- Kembali kepada Keluarga / Masyarakat.
Bimbingan lanjut
Pada tahap ini Petugas panti tetap mengadakan kegiatan yang
bersifat pemantauan bagi klien dalam pengembangan kerja
melalui supervisi dan evaluasi secara berkala.
Terminasi
Tahap ini merupakan tahap pemutusan hubungan pelayanan
dengan klien. Kegiatan ini dilakukan oleh petugas panti setelah
klien dikembalikan ke masyarakat.

Pelayanan Gelandangan Psikotik


Oleh Dinas Sosial Kota Bandung:
- Razia
- Rekomendasi ke RSJ
- Rekomendasi penyaluran hasil
penjangkauan ke panti rehab (Phala
Martha, yayasan lain yang
menangani psikotik)

Anda mungkin juga menyukai