Pemeriksaan Fisik Pada Anak
Pemeriksaan Fisik Pada Anak
Physical examination merupakan tekhnik maneuver yang terdiri dari beberapa rangkaian, yang
masing-masing anak memili sensitifitas yang berbeda baik fisik maupun psikologik. (Wong, 1993)
Pengkajian fisik adalah proses berkelanjutan yang dimulai selama wawancara, terutama dengan
menggunakan inspeksi atau observasi. Selama pemeriksaan yang lebih formal, alat-alat untuk
percusi, palpasi dan auscultasi ditambahkan untuk memantapkan dan menyaring pengkajian
system tubuh. Seperti pada riwayat kesehatan, obyektif dari pengkajian fisik adalah untuk
merumuskan diagnosa keperawatan dan mengevaluasi keefektifan intervensi terapeutik. (Wong,
2003)
Pengkajian merupakan tahap pertama dalam proses keperawatan, dimana tiap tahap perawat
melakukan pengkajian data yang diperoleh dari hasil wawancara, laporan teman sejawat, catatan
keperawatan, atau catatan kesehatan lain dan pengkajian fisik. (Robert Priharjo, 1993)
1.
B.
Urutan yang biasa dalam pemeriksaan fisik pasien adalah head to toe. Fungsi utama dilakukan
secara sistematic yaitu memberikan guideline umum pengkajian setiap bagian tubuh yang kecil
dalam pemeriksaan. Standar pencatatan dan pelaporan juga merupakan fasilitas penukaran
informasi antar tim professional yang lain. Dalam pemeriksaan fisik anak harus memperhatikan
kebutuhan perkembangan mental anak, walaupun pemeriksaan ini diikuti perekaman dengan
menggunakan model head to toe. Penggunaan perkembangan mental dan kronologi umur sebagai
kriteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh akan memudahkan atau menyelesaikan dari
beberapa tujuan :
1.
Meminimalkan stres dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian pada bagianbagian tubuh yang berbeda
2.
Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak dan orang tua
3.
Memberikan persiapan yang maksimum bagi anak
4.
Memberikan perlindungan esensial terhadap hubungan antara orang tua, anak, terutama
dengan anak kecil
5.
Memaksimalkan keakuratan dan realibilitas hasil pengkajian
Pendekatan umum pemeriksaan fisik anak
Pemeriksaan fisik lebih dari suatu rangkaian latihan tekhnikal. Hal itu merupakan tuntutan yang
sama sensitifnya dengan kebutuhan fisik dan psikologi anak yang sulit dikenal dan tidak sama
dengan yang lainnya. (Wong, 1993)
1.
C.
PERSIAPAN ANAK
Walaupun pemeriksaan fisik dilakukan dengan prosedur yang tidak menyebabkan rasa sakit, tetapi
kepada seorang anak dengan menggunakan jari, telapak tangan, lengan, pemeriksan dalam
telinga dan mulut, menekan abdomen dan mendengarkan dada dengan permukaan metal yang
dingin dapat menimbulkan stresful. Pemeriksaan fisik harus menjadi hal yang menyenangkan dan
sama baik hasilnya. Pada umunya bayi dan anak kecil akan merasa lebih aman dan berkurang rasa
takutnya dengan kehadiran orang tua, terutama ibunya. Pada bayi yang lebih besar sudah mulai
takut kepada orang yang belum di kenalnya, pendekatan menjadi lebih sulit. Dalam hal ini
sebaiknya pemeriksa bersifat informal, sedikit santai. Pemeriksaan dapat di mulai pada waktu bayi
masih dalam pangkuan ibu. Lambat laun ia dipindahkan ke meja periksa sambil dipegang-pengang
dagunya, pipinya, atau diajak bicara dengan kata-kaa manis, sedangkan ibunya memengang
tungkainya.
Misalnya dengan anak preschool dan yang lebih tua, perawat dapat menggunakan gambar atau
boneka untuk membantu anak belajar tentang tubuh mereka (Vessey, Braith waite, and Weidman,
1990). Tekhnik paper doll merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengajarkan anak
tentang bagian tubuh mereka yang diperiksa. Kesimpulannya adalah saat kunjungan anak dapat
mebawa paper doll sebagai pengingat pengalaman. Banyak permintaan anak yang sangat
kooperatif ketika orang tua bersama mereka. Hal ini ada yang menyebabkan, bagaimanapun saat
anak yang lebih tua terutama adolosence lebih memilih diperiksa sendiri seperti pada pemeriksaan
genetalia, sering anak yang sedang diperiksa juga disertai saudara kandungnya yang dapat
menyebabkan ketidakteraturan karena ada boredom.
Sebuah taktik ntuk membantu mareka adalah memberikan mereka kesempatan untuk mencoba
alat pemeriksaan seperti stetoskop atau spatel lidah dan memuji anak atas bantuannya selama
pemeriksaan.
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
D. PERSIAPAN ALAT
Pengukur/ meteran/ penggaris/ stadiometer
Penimbang BB
Thermometer dan speculum
Optalmoskop
Arloji berdetik
Manset dan stetoskop
Oksilometri
Peniti, kapas, objek dingin/ hangat
Spatel lidah
Garpu tala
Snellen
Senter
Gambar warna
1.
E.
POSISI
BayiSebelum dapat
duduk sendiri:
Terlentang atau
telungkup,atau
lebih baik di
pangkuan orang
tua ;sebelum 4
sampai 4 bulan
:dapat ditempatkan
diatas meja
pemeriksaan.
Setelah dapat
duduk
sendiri:gunakan
posisi duduk di
pangkuan orang
tua jika mungkin.
Jika diatas meja,
tempatkan dan
pandangan penuh
pada orang tua.
URUTAN
Bila tenang,
auskultasi jantung,
paru, abdomen.
Catat frekuensi
jantung dan
pernafasan.
Palpasi dan
perkusi area yang
sama.
Lanjutkan
dengan arah biasa,
kepala ke kaki.
Lakukan
prosedur traumatic di
bagian akhir mata,
telinga, mulut (sambil
menangis).
Munculkan
reflek-refleks saat
bagian tubuh tersebut
PERSIAPAN
Lepaskan semua pakaian bila
suhu ruangan memungkinkan.
Biarkan popok terpasang pada
bayi laki-laki.
Tingkatkan kerja sama dengan
distraksi, obyek terang, bunyi-bunyi
dengan mulut, bicara.
Berikan kotak kecil di kedua
tangan bayi yang lebih besar,
sampai pelepasan volunter
berkembang di akhir tahun
pertama, bayi tidak mampu
menggenggam obyek
(Misal:stethoscope, otoscop)
(farber, 1991).
Tersenyum pada bayi; gunakan
suara yang lembut dan perlahan.
Tenangkan dengan sebotol air
gula atau makanan.
di periksa.
Lakukan
pemeriksaan reflek
Moro di bagian akhir.
Usia
bermainDuduk
atau berdiri diatas /
disamping orang
tua.
Telungkup atau
terlentang
dipangkuan orang
tua.
Gunakan
kontak fisik uang
minimal diawal
pemeriksaan.
Kenalkan alat
dengan perlahan.
Lakukan
prosedur traumatic
terakhir (sama pada
bayi).
Biasanya kooperatif
dengan posisi
telungkup/
terlentang.
Inspeksi area
tubuh, melalui
permainan hitung jari
gelitik jari kaki.
Auskultasi,
percusi, palpasi bila
tenang.
Anak pra
sekolahLebih suka
berdiri atau duduk.
Jika koopertif,
lakukan dari kepala ke
jari kaki.
Bila tidak
kooperatif, lakukan
seperti pada anak usia
bermain.
Izinkan untuk
menggunakan celana dalam bila
malu.
Kooperatif hampir
Pemeriksaan
genetalia boleh
dilakukan paling akhir
pada anak yang lebih
besar.
Hargai kebutuhan
privasi.
celana dalam.
RemajaSama
dengan anak usia
sekolah.
Berikan pilihan
tentang
keberadaan orang
tua.
Beri skort.
Jelaskan temuan-temuan
selama pemeriksaan. ototmu kuat
dan padat.
Tekankan kenormalan
perkembangan.
1.
F.
PENGKAJIA
N
Pengukuran
umum
TEMUAN
BIASA
Lingkar
kepala 33
sampai 35
cm- Lingkar
dada 30,5
sampai 33 cm
Lingkar
kepala harus
kira-kira 2
sampai 3 cm
lebih besar dari
lingkar dada
VARIASI UMUM/
ABNORMALITAS
MINOR
TANDA POTENSIAL
KEGAWATAN/
ABNORMALITAS
UTAMA
Molding setelah
kelahiran dapat
mengubah atau
menurunkan lingkar
kepala- Lingkar
kepala dan lingkar
dada mungkin sama
untuk 1 sampi 2 hari
pertama setelah
kelahiran
Panjang
kepala ketumit
48 sampai 53
cm
minggu pertama;
meningkat kembali
dalam 10 sampai 14
hari
Berat badan
lahir 2700
sampai 4000g
TANDA
VITAL:Suhu
Frekuensi
jantung
Axila : 36,5
sampai 37C
Apikal : 120
sampai 140
denyut / menit
Menangis dapat
sedikit meningkatkan
suhu tubuh
Radian
penghangat akan
meningkatkan suhu
axila
Menangis akan
meningkatkan
frekuensi jantung;
tidur akan
menurunkan
frekuensi jantung
Selama periode
pertama reaktivitas
(6 sampai 8 jam),
frekuensi dapat
mencapai 180 denyut
/ menit
Menangis akan
meningkatkan
frekuensi
pernafasan ; tidur
akan menurunkan
frekuensi pernafasan
Pernafasan
30 sampai 60
kali / menit
Selam periode
pertama reaktivasi (6
sampai 8 jam),
frekuensi dapat
mencapai 80 kali /
menit
Menangis akan
meningkatkan
tekanan darah
Hipotermi
Hipertermi
Bradikardia :
frekuensi istirahat
dibawah 80 sampai 100
denyut / menit
Takikardia :
frekunsi kira-kira 160
sampai 180 denyut /
menit
Irama tidak
teratur
Takipne ;
frekuensi dibawah 60
kali / menit
Tekanan sistolik
pada manset kurang
dari 6 sampai 9 mmHg
kurang dari tekanan
diekstremitas atas
65 / 41 mmHg
Tekanan
darah
Penampilan
umum
PosturFleksi
kepala dan
ekstremitas,
dengan istirahat
telentang dan
telungkup.
Frank breechKaki
diektensikan,
diabduksikan dan
paha dirotasi penuh,
oksiput didatarkan,
leher diekstensikan
Kulit
Pada saat
lahir, merah
terang,
menggelembun
g, halus.- Hari
kedua sampai
ketiga, merah
muda,
mengelupas,
kering
Ikterik neonatus
setelah 48 jam
pertama- Ekimosis
atau petekie karena
trauma kelahiran
Milia ; kelenjar
sebasea terdistensi
tampak sebagai
papula putih kecil
pada pipi, dagu, dan
hidung
Miliaria atau
sudamina : kelenjar
keringat terdistensi
(ekrin) yang tampak
sebagai vesikel
menit, khususnya
pada wajah
Eritema toksikum :
ruam papular merah
muda dengan vesikel
yang tumpang tindih
pada dada,
punggung, bokong,
dan abdomen ; dapat
tampak dalam 24
sampai 48 jam dan
hilang setelah
beberapa hari
Perubahan warna
Harlequin :
perubahan warna
Ikterik berlanjut,
khususnya pada 24 jam
pertamaKulit
memucat
Verniks
caseosa
Lanugo
Edema
disekitar mata,
wajah, kaki,
punggung
tangan, telapak,
dan scrotum
atau labia
Perubahan
warna normal :
Akrosianosis :
sianosis tangan
dan kaki
Kutis
marmorata
Sianosis umum
Pucat
Keabu-abuan
Pletora (darah
dalam jumlah
berlebihan)
Mottling : umum
dan menetap
Hemoragi,
ekimosis, atau petekie
yang menetap
Skelerema : kulit keras
dan kaku
Turgor kulit buruk
Ruam, pustula, atau,
lepuh
Bercak Cafe au lait :
bercak coklat terang
Fontanel
anterior:
bentuk berlian,
2,5 sampai 4,0
cm
Fontanel
posterior :
bentuk
segitiga 0,5
sampai 1 cm
Fontanel
harus datar,
lunak, dan
padat
Molding setelah
persalinan vaginalSagital ketiga
(parietal) fontanel
Penonjolan
fontanel karena
menangis atau batuk
Kaput
suksedaneum :
edema jaringan
kulit kepala yang
lunak yang melewati
garis sutura
Sefalhematoma(tida
k rumit) : diantara
periosteum dan
tulang tengkorak
yang dibatasi dengan
batas khusus dan
Sutura
menyatuPenonjolan atau depresi
fontanel ketika bayi
tenang
Pelebaran sutura
dan fontanel
Kraniotabes :
sensasi tajam
sepanjang sutura
lambdoidal yang mirip
lekukan bola pingpong
Bagian
terlebar dari
fontanel diukur
dari tulang ke
tulang, bukan
dari sutura ke
sutura
1.
G.
PROSEDUR PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
PROSEDUR
Tinggi / panjang
badan
1.
Berat badan
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkar kepala
(HC)
Lingkar dada
1.
2.
Ketebalan lipatan
kulit dan lingkar
lengan
1.
kulit antara ibu jari dan jari tengah 1 cm di atas titik tengah
Pengukuran
fisiologis(tandatanda vital):
1.
Suhu
Idealnya, diukur ketika anak tenang; karenanya, catat nilai dan
perhatikan aktivitas seperti menangis.
1.
2.
Suhu aksila
Suhu rectal
1.
Masukkan ujung yang telah diberi pelumas tidak
lebih dari 2,5cm (1 inci) ke dalam rektum, pegang
thermometer dengan hati-hati dengan anus
2.
Anak dapat dimiringkan, telentang, atau posisi
telungkup (misal, terlentang dengan lutut fleksi
kearah abdomen); tutup penis, karena prosedur ini
sering merangsang urinasi
3.
Anak kecil dapat ditempatkan pada posisi
telungkup dipangkuan orang tua
4.
Thermometer electronic
1.
Pengukuran suhu dengan komponen
elektronik disebut tesmitor yang ditempel pada
ujung plastic dan alat tembaga dari baja yang
2.
3.
1.
Nadi
2.
3.
1.
Pernafasa
n
1.
Tekanan
darah
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Penampilan
umum
Kulit
Postur
Hygiene
Nutrisi
Perilaku
Perkembangan
Status kesadaran
Wajah
Struktur aksesori
Nodus limfe
Kepala
Inspeksi ukuran
1.
Trakea
Palpasi adanya deviasi; letakkan ibu jari dan telunjuk pada setiap
sisi dan gerakan jari ke depan dan ke belakang.
1.
Tiroid
3.
Arteri karotis
Mata
1.
2.
Lipatan epikantus
c.
Kelopak mata
1.
d. Konjungtiva palpebra
Tarik kelopak mata bawah kea rah bawah sementara anak
melihat keatas.
Tarik kelopak mata atas dengan memegang bulu mata
dan tarikke bawah dank e depan
Observasi warna
1.
e.
Konjungtiva bulbar
Observasi warna
1.
Pungtum lakrimalis
Observasi warna
1.
g.
h.
Sklera
Observasi warna
1.
i.
Kornea
j.
Pupil
Bandingkan ukuran, bentuk, dan gerakan
Uji reaksi terhadap sinar; sumber sinar terang terhadap
l.
Lensa
Inspeksi
1.
Fundus
Periksa dengan oftalmoskop yang diset pada angka
Sama dengan tes cover, kecuali menutup satu mata yang lain
beberapa kali; observasi gerakan mata yang ditutup ketika tidak
ditutup
Penglihatan perifer
Minta anak melihat lurus; gerakan objek seperti jari anda,
melebihi lapang pandang anak tersebut ke dalam pandangan;
minta anak untuk memberi tanda segera saat objek terlihat;
perkirakan sudut dari garis lurus penglihatan ke deteksi pertama
penglihatan perifer
Penglihatan warna
Gunakan tes Ishihara atau tes Hardy-Rand Rittler.
Telinga
Mulut dan
tenggorok
1.
2.
1.
2.
3.
4.
Paru-paru
3.
4.
5.
6.
7.
Jantung
Instruksi umum
1.
Mulai dengan inspeksi, diikuti dengan palpasi, kemudian
auskultasi.
2.
Perkusi tidak dilakukan karena nilainya yang terbatas
3.
4.
5.
sternum
area pulmonik : ruang intercostals kiri kedua dekat
sternum
titik Erb :ruang intercostals ketiga dan kedua kiri dekat
sternum
area apikal atau mitral :ruang intercostals kelima, garis
midklavikuler kiri (ruang intercostal ketiga sampai keempat dan
lateral pada garis midklavikular kiri pada bayi)
Pola Frekuensi Jantung
Takikardi; peningkatn frekuensi
Bradikardi; penurunan frekuensi
Pulsus alternal; denyut kuat diikuti denyut lemah
Pulsus begiminus; pasangan irama dimana denyut teraba dalam
pasangaan karena denyut premature.
Pulsus paradoksus; intensitas atau kekuatan nadi menurun
dengan ekspirasi.
Sinus aritmia; frekuensi meningkat dengan inspirasi, menurun
dengan ekspirasi.
Nadi water; khususnya denyut kuat yang disebabkan oleh
tekanan nadi yang sanagt lebar.
Nadi dikrotorik; nadi radialias gandauntuk setiap denyut apical
Nadi lemah; nadi lemah, cepat, yang hilang dan timbul.
1.
Abdomen
Intruksi umum
1.
Inspeksi, diikuti dengan auskultasi, perkusi dan palpasi,
yang dapat mengubah bunyi abdomen normal.
2.
Palpasi mungkin tidak nyaman untuk anak palpasi dalam
menyebabkan perasaan tekanan dan palpasi superficial
menyebabkan sensasi geli.
3.
Untuk meminimalkan ketidak nyamanan dan mendorong
kerjasama, gunakan hal-hal berikut:
Tempatkan anak pada posisi terlentang dengan kaki fleksi
pada panggul dan lutut
Alihkan perhatian anak dengan pernyataan seperti saya
akan menebak apa yang kamu makan dengan memegang
perutnya
Minta anak untukmembantumempalpasi dengan
menempatkan tangannya sendiri di atas tangan pemeriksa yang
mempalpasi
Minta anak menempatkan tangannya pada abdomen
dengan jari memegang dan palpasi diantara jari-jari, inspeksi
kontur, ukuran, dan tonus
1.
Perhatikan kondisi kulit
2.
Perhatikan gerakan
3.
Inspeksi umbilikus akan adanya herniasi, fistula, hygene,
dan rabas
4.
Observasi adanya hernia:
Inguinalis, Urutkan jari kelingking ke cincin inguinalis
eksternal di dasar skrotum; minta anak untuk batuk.
Femoralis, Tempatkan jari diatas kanalis femoralis (cari
dengan meletakkan jari telunjuk di atas nadi femoralis dan jari
tengah di kulit menghadap jari tengah).
1.
Auskultasi bising usus dan pulsasi aortik
2.
Perkusi Abdomen
3.
Palpasi organ abdomen:
Tempatkan satu tangan datar diatas punggung dan
gunakan palpasi tangan untuk merasakan organ diantara kedua
tangan.
Dahulukan dari kuadran bawah ke atas untuk
menghindari terlewatnya tepi pembesaran organ.
Gunakan garis imajiner pada umbilikus untuk membagi
abdomen menjadi kuadran.
Kuadran kanan atas (KKaA)
Kuadran kanan bawah (KKaB)
Kuadran kiri atas (KKiA)
Kuadran kiri bawah (KKiB)
1.
2.
Genetalia
Anus
Instruksi umum
1.
Lanjutkan dengan cara yang sama seperti pemeriksasan
area lain; jelaskan prosebur dan maknanya sebelum
melakukan, seperti mempalpasi testis.
2.
Hargai privasi setiap waktu
3.
Gunakan kesempatan untuk mendiskuskusikan masalah
tentang perkembangan seksual dengan anak yang lebih
besar dan remaja.
4.
Gunakan kesempatan untuk mendiskusikan keamana
seksual dengan anak keci, menjelaskan bahwa ini adalah
area pribadi mereka dan bila seseorang menyentuhnya
dengan cara yang tidak nyaman mereka harus selalu
membeti tahu orang tua mereka atau orang lain yang
dipercaya.
5.
Bila ada kontak dengan substansi tubuh, gunakan sarung
tangan.
Genetalia laki-laki
1.
Penis inspeksi ukuran
2.
Glans dan batang inspeksi adanya tanda-tanda
pembengkakan, lesi kulit, inflamasi.
3.
Prepusium inspeksi pada pria yang disirkumsisi.
4.
Meatus uretral inspeksi lokasi dan perhatikan adanya
rabas.
5.
Sekrotum inspeksi ukuran, lokasi kulit, dan distribusi
rambut.
6.
Testis palpasi setiap kantong sekrotium dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk.
7.
Genetalia eksterna inspeksi struktur, tempatkan anak
pada posisi setengah bersandar pada pangkuan orang tua
dengan lutut menekuk dan telapak kaki saling bersebelahan
Genetalia wanita
1.
Labia palpasi adanya masa.
2.
Meatus uretral inspeksi terhadap lokasi; teridentifikasi
seperti bentuk V dengan merenggangkan kearah bawah
dari klitoris keperineum.
3.
Kelen jar skene palpasi atau inspeksi
4.
Orifisium vaginalis pemeriksaan internal biasanya
tidak dilakukan; inspeksi terhadap lubang sebelumnya.
5.
Kelenjar Bartholin palpasi atau inspeksi.
1.
2.
Punggung dan
ekstremitas
1.
2.
Uji kekuatan:
1.
Lengan, minta anak mengangkat tangan sambil
melawan tekanan dari tangan anda
2.
Kaki , minta anak duduk dengan kaki menggantung;
lanjutkan seperti pada tangan
3.
Telapak tangan, minta anak meremas jari anda
sekencang mungkin
4.
Telapak kaki, minta anak memfleksikanplantar (dorong
telapak kaki ke arah lantai) sambil menekan telapak kaki.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengkajian fisik pada anak memerlukan teknik-teknik dan pengalaman khusus untuk dapat
melakukannya, karena masing-masing anak memiliki respon yang berbeda pada setiap
tindakan.
Tujuan dari pemeriksaan fisik sesuai usia adalah untuk memperoleh informasi yang akurat
tentang keadaan pasien.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik antara lain :
Posisi pada saat melakukan pemeriksaan fisik
Umur anak
Persiapan anak
Tingkat kesadaran anak
1.
Bagaimana keadaan normal dan abnormalitas baik potensial maupun aktual sistem
yang dikaji
Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan memahami sifat
dan karakter anak pada tiap-tiap tumbuh kembang anak
Menjaga dan mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan maka sangat
perlu dilakukan kerja sama orang-tua, karena orang-tua pemegang keputusan utama dan
orang yang paling dekat dengan anak.
Daftar Pustaka
Engel, Joyce. 1999. Seri Pedoman Praktis Pengkajian Pediatric. Editor. Setiwan. Edisi 2. Jakarta:
EGC
Matondang, S Corry,dkk. 2000. Diagnosis Fisis pada Anak. Edisi 2. Jakarta: PT Sagung Seto
Priharjo, Robert. 1993. Pengkajian Fisik Keperawatan. Editor Ni Luh Gede Yasmin Asih, SKp.
Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 1993. Essential Of Pediatric Nursing. Fourth Edition. Philadelphia: Mosby
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric. Edisi 4. Jakarta: EGC