Anda di halaman 1dari 2

1.

Gula Darah
Pemeriksaan gula darah dilakukan setelah pelaksanaan penyuluhan. Dari 32 peserta
posyandu hanya 16 yang mengikuti pemeriksaan gula darah. Hal tersebut dikarenakan,
pemeriksaan ini dilakukan terkahir setelah senam lansia, sehingga beberapa lansia tidak sabar
menunggu dan pulang. Berikut adalah hasil pemeriksaan gula darah di Posyandu:
No. Nama
1.
bp. Waluyo
2.
bu ratno
3.
bu rukini
4.
bu suwarti
5.
bu siti mulatsih
6.
bu sugik
7.
bu praja
8.
bu juminah
9.
bu sunarti
10.
siti utari
11.
pak pardi
12.
pak wakijan
13.
bu suminem
14.
bu ratmi
15.
bu gito
16.
bu daryanti

Gula darah
120
77
132
87
88
91
160
88
111
109
118
97
140
82
138
120

Dari 16 yang melakukan pemeriksaan, hasilnya semua normal. Semuanya tergolong


gula darah sewaktu dengan nilai gula darah sewaktu adalah < 200 mg/dl. Sedangkan, gula
darah puasa terhitung jika puasa 8 jam sebelum dilakukan pemeriksaan gula darah dengan
nilai normal < 126mg/dl.

Sebenarnya, pemeriksaan gula darah tidak termasuk dalam 10 tahap pelayanan


Posyandu Lansia. Namun, pada kegiatan posyandu ini, kami melakukan pemeriksaan gula
darah untuk skrinning ada atau tidaknya lansia yang menderita Diabetes Melitus.
Diabetes melitus (DM) atau penyakit kencing manis adalah penyakit yang ditandai
dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin
atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tanda klasiknya adalah polifagia, polidipsi,
poliuria dan penurunan berat badan yang tidak diketahui secara pasti. Namun, kami tidak
dapat melakukan skrinning melalui tanda klasik tersebut dikarenakan kami tidak
mendampingi saat anamnesis di pos pemeriksaan. Sedangkan untuk kriteria diagnostik DM
adalah GDS 200 mg/dl, tanda klasik, GDP> 126 mg/dl, 2 jam PP 200 mg/dl, Hb1ac
6,5%, TTGO 200mg/dl.
Faktor- faktor resiko DM ada dua yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah.
Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain adalah usia, jenis kelamin, etnik, riwayat
diabetes gestasional, riwayat melahirkan bayi > 4000gr. Faktor risiko yang dapat diubah yaitu
obesitas, tekanan darah tinggi, aktivitas fisik yang kurang, pola makan yang salah, stress,
alkohol, dan penyakit pada pankreas.
Penatalaksanaan pada DM yaitu penyuluhan kesehatan, diit, olahraga, Obat
Hipoglikemik Oral atau Insulin, transplantasi pankreas. Diit disesuaikan dengan pola diit
masyarakat, diberikan tiap jam dan kalori berdasar BBR/ IMT dan olahraga untuk
meningkatkan afinitas insulin. Dengan penyuluhan mengenai Diabetes Melitus pada
Posyandu Lansia diharapkan mampu mendorong Lansia untuk mengubah pola diit dan mau
melakukan olahraga, rutin melakukan pemeriksaan di Posyandu untuk skrinning awal, dan
mau melakukan pemeriksaan gula darah di Puskesmas untuk diagnostik pasti dan pengobatan
lanjutan yang tidak bisa dilakukan melalui Posyandu.

Anda mungkin juga menyukai