Bab 2
Bab 2
2.2.3.2 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan diuraikan tentang konsep dasar kecemasan dan fraktur
tulang panjang. Pertama, konsep dasar kecemasan meliputi pengertian kecemasan,
tingkat kecemasan, faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan, gejala terhadap
cemas, penilaian kecemasan dan respon fisiologis dan psikologis terhadap
kecemasan. Kedua, tentang fraktur tulang yang meliputi definisi, penyebab,
klasifikasi, tanda dan gejala, penatalaksanaan.
2.1 Konsep Kecemasan
2.1.1 Pengertian Kecemasan yang Dikemukakan Oleh Beberapa Ahli Sebagai
Berikut :
Kecemasan adalah keadaan di mana individu/kelompok mengalami perasaan
gelisah dan aktivasi sistem saraf autonom yang dalam berespon terhadap ancaman
tidak jelas non spesifik (Carpenito : 1997).
Kecemasan adalah reaksi yang normal terhadap stress dan ancaman bahaya dan
merupakan reaksi emosional terhadap persepsi adanya bahaya baik yang nyata
maupun yang hanya dibayangkan (Stuart & Sundeen : 1995).
2.1.2 Tingkat Kecemasan
Menurut Stuart dan Sundeen (1998), tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4
tingkatan yaitu :
2.1.2.1 Kecemasan Ringan
mampu untuk menyebutkan sumber ketakutan dan panik, sebab persepsi pasien
operasi identik dengan kematian (Kaplan dan Sadock, 1997).
2.1.3.2 Kecacatan
Sebelum pasien mendatangi formulir informed ahli bedah harus memberikan
penjelasan yang jelas sederhana tentang komplikasi yang akan terjadi, apa yang
harus diperlukan dalam pembedahan, perubahan bentuk tubuh sehingga
penjelasan tersebut pada pasien pra operasi meningkatkan kecemasan.
2.1.3.3 Biaya
Operasi merupakan tindakan pembedahan yang membutuhkan ahli bedah,
pengobatan atau terapi medikasi serta biaya yang cukup banyak sehingga pada
pasien pra operasi akan merasa cemas akan biaya operasinya.
2.1.3.4 Informasi
Pesawat dan dokter mempunyai tanggung jawab dalam memberikan penjelasan
kepada pasien, baik tentang prosedur operasi, dampak operasi serta biaya
sehingga informasi yang adekuat dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien.
2.1.3.5 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
panca indera, penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmojo, 2003).
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara/angket yang
menanyakan
tentang
isi
materi
yang
ingin
diukur
dari
subyek
Analisa adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materia atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Synthesis (Sintesis)
Sintesis
merujuk
kepada
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
yang
berkaitan
dengan
kemampuan
untuk
melakukan
10
Interest (Ketertarikan)
Orang tersebut merasa tertarik terhadap stimulus/objek tertentu. Disinilah sikap
subjek sudah mulai timbul.
Evaluation (Evaluasi)
Subjek menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya, sikap dari responden sudah lebih baik lagi.
Trial (Mencoba)
Subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki
oleh stimulus.
Adaption (Adopsi)
Subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
Namun dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan
perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut. Apabila penerimaan perilaku
baru/adopsi perilaku melalui proses seperti ini dan didasari oleh pengetahuan,
kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng
(long lasting). Apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran
maka tidak berlangsung lama.
Setiap pasien diajarkan sangat seorang individu dengan mempertimbangkan
segala keunikan ansietas/kecemasan. Semakin tinggi orang berpendidikan akan
semakin tahu dan mengerti akan tindakan operasi yang dilakukan sehingga dapat
mempengaruhi tingkat kecemasan.
2.1.4 Gejala Terhadap Cemas
11
Menurut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale) respon atau gejala cemas ada 14
yaitu :
Perasaan Cemas
Cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah terganggu.
Ketegangan
Merasa tegang, lesu, tidak bisa istirahat tenang, mudah terkejut, mudah menangis,
gemetar, gelisah.
Ketakutan
Pada gelap, pada orang asing.
Gangguan Tidur
Sukar tidur, terbangun malam hari, tidak pulas, bangun dengan lesu, mimpi
buruk, mimpi menakutkan.
Gangguan Kecerdasan
Sulit berkonsentrasi, daya ingat buruk.
Perasaan Depresi
Hilangnya minat, berkurangnya kesenangan pada hati, sedih, bangun dini hari,
perasaan berubah-ubah.
Gejala Somatik (Otot)
Sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan`otot, gigi gemerutuk, suara tidak stabil.
Gejcla Somatik (Sensorik)
12
13
Skor 1 rkngan : Ada 1% s/d 25% gejale yang adaMSkor 2 sedang : Ada$26% s/d
50% gejala yang adaMSkor 3 berat : Ada 51% s/d M5% gejala yang ada
Skor 4 sangat berat
Skor 6-14
: kecemasan ringan
Skor 15-27
: kecemasan sedang
Skor . 27
: kecemasan berat
berkeringat.
rawan yang umumnya disebabkan oleh roda paksa (Arief Mansjoer dkk, 1999).
Fraktur adalah setiap retak atau patah tulang yang utuh (Revers dkk, 2001).
Fraktur tulang panjang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang panjang
yang umumnya disebabkan oleh roda paksa.
2.2.2 Penyebab Fraktur
14
: trauma langsung/angulasi
: trauma rotasi
4) Fraktur kompresi
5) Fraktur avulsi
15
2) Fraktur segmental
3) Fraktur multiple
16
17
1) Traksi kulit
Biaya
Informasi
Pengetahuan
Orang tua
Respon psikologis
- Sangat waspada
- Menarik diri
- Bingung
- Gelisah
- Konsentrasi buruk
- Perhatian terganggu
- Bidang persepsi turun
Klien
Kecemasan
Respon fisiologis
- Jantung berdebar
- Nafas cepat
- Sering berkemih
- Berkeringat
18
Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti
Tingkat kecemasan
- Kecemasan ringan
- Kecemasan sedang
- Kecemasan berat