Bab 1 Abortus ANH
Bab 1 Abortus ANH
PENDAHULUAN
illegal
dilakukan
dengan cara
tradisional
yang
semakin
habitualis, missed abortion, abortus septic. Dalam karya tulis ini penulis hanya
menspesifikan tentang abortus inkompletus. Abortus inkompletus terjadi jika
hanya sebagian isi rahim yang keluar, bila terjadi hal ini maka perlu dilakukan
tindakan kuretase untuk membersihkan rahim (www.google.com). Tindakan yang
dilakukan dengan cara memasukkan sendok khusus ke rahim ini mengundang
kecemasan bagi para wanita yang akan dilakukan tindakan ini.
Penilaian besarnya abortus di berbagai negara menghadapi banyak kesulitan
sebagai akibat status abortus yang illegal, sehingga kasus-kasus yang terjadi
jarang dilaporkan. Namun tanpa gambaran yang jelas dan lengkappun tetap
terdeteksi sebagai masalah kesehatan yang serius. Di seluruh dunia, setiap tahun
terjadi sekitar 40-70 kasus abortus per1000 wanita usia reproduktif (WHO,1995
dalam www.google.com). Studi pada 1993 memperkirakan total aborsi di
Indonesia berkisar antara 750.000 dan dapat mencapai 1.000.000 per tahun.
Profesor Biran Affandi dalam pidato pengukuhannya sebagai guru besar tetap
ilmu obstetric dan ginokologi fakultas kedokteran UI lima tahun yang lalu
menyebutkandi perkirakan terjadi 2,3 juta abortus tiap tahun. Dari jumlah itu,
satu juta merupakan abortus spontan dan sisanya abortus tidak spontan.
Rinciannya 0,6 juta karena kegagalan keluarga berencana (KB) dan 0,7 juta
karena tidak memakai alat KB. Lebih dari separuh atau 51% wanita pelaku aborsi
adalah mereka yang berusia dibawah 25 tahun. Bahkan 24% dari meraka adalah
wanita remaja yang berusia dibawah 19 tahun (www.google.com). Berdasarkan
pengambilan data di kamar bersalin RSUD Sidoarjo menunjukan jumlah wanita
dengan abortus inkompletus yang melakukan kuretase dari awal bulan Juli 2006
sampai akhir bulan Desember 2006 adalah 198 wanita, dengan rata-rata 33 wanita
perbulan.
Tindakan yang dilakukan untuk mengeluarkan sisa hasil konsepsi yang
tertinggal dirahim (kuretase) ini dapat menyebabkan berbagai dampak bagi wanita
yang akan dilakukan tindakan tersebut diantaranya yakni dampak secara fisik dan
dampak secara psikis. Secara fisik, bila kuretase dilakukan oleh orang yang tidak
kompeten dibidangnya dan dengan indikasi yang tepat maka dapat menyebabkan
perdarahan karena robeknya rahim, infeksi, kerusakan organ reproduksi dan
sebagainya (www.goggle.com). Sedangkan secara psikis, tindakan ini dapat
RSUD
Tujuan umum
Menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada
wanita dengan abortus inkompletus yang akan dilakukan tindakan kuretase
1.3.2
Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi tingkat kecemasan yang dialami wanita dengan
abortus inkompletus yang akan dilakukan tindakan kuretase.
b. Mengidentifikasi tingkat kecemasan berdasarkan tingkat pengetahuan
c. Mengidetifikasi tingkat kecemasan berdasarkan informasi yang didapat
d. Mengidentifikasi tingkat kecemasan berdasarkan pengalaman yang
lalu