besar.
Mengadministrasikan anggaran pemerintah untuk membiayai
kegiatan pemerintah.
Menyalurkan dana anggaran untuk membiayai program dan proyek
pada sektor sektor yang ingin di kembangkan oleh pemerintah.
Tingkat inflasi yang tinggi serta kondisi makroekonomi secara umum yang
tidak bagus terjadi bersamaan dengan kondisi perbankan yang tidak dapat
memobilisasikan dana dengan baik. Untuk mengatasi situasi yang serba tidak
menguntungkan ini cara yang di tempuh pemerintah pada waktu itu adalah dengan
melakukan serangkaian kebijakan berupa deregulasi di sektor riil dan di sektor
moneter.
Kebijakan deregulasi yang tidak dilakukan dan terkait dengan dunia
perbankan antara lain :
a. Paket 1 juni 1983 yang berisi tentang :
Penghapusan pada kredit dan pembatasan aset lain.
Pengurangan KLBI.
Pemberian kebebasan bank untuk menetapkan suku bunga
simpanan dan pinjaman.
b. Bank Indonesia sejak 1984 mengeluarkan SBI
c. Bank Indonesia sejak 1985 mengeluarkan ketentuan perdagangan
SBPU dan fasilitas diskonto oleh BI
d. Paket 27 Oktober 1988 yang berisi tentang :
1) Pengerahan dana masyarakat yang meliputi :
Kemudahan pembukaan kantor bank.
Bank pemerintah, bank pembangunan daerah, bank swasta
nasional, dan bank koperasi dapat membuka cabang di
seluruh wilayah Indonesia.
Kejelasan aturan pendirian bank swasta.
Modal disetor bank umum minimal Rp 10 miliar.
Modal disetor BPR minimal 50 juta.
BPR dapat di tingkatkan menjadi bank umum.
2) Efisiensi lembaga keuangan, yang meliputi hal hal berikut :
BUMN dan BUMD bukan bank dapat menempatkan sampai
dengan 50 % dananya pada bank nasional manapun.
Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ) bagi bank
dan lembaga keuangan bukan bank.
3) Pengendalian kebijakan moneter, yang meliputi hal hal sebagai
berikut :
Likuiditas
wajib
minimum
perbankan
dan
lembaga
Kondisi Terakhir
Ada beberapa hal penting menandai kondisi terakhir sektor perbankan di
Indonesia, antara lain :
a. Selesainya penyusunan Arsitektur Perbankan Indonesia (API).
hasil penyempurnaan atas The 1988 Based Capital Accord (Basel II).
Pembentukan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Operasionalisasi Forum Stabilitasi Sistem Keuangan (FSSK).
Terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU).
Peningkatan jumlah bank dan kantor bank karena tingkat kepercayaan
masyarakat
terhadap
industry
perbankan
mulai
menunjukkan
perbaikan.
Jenis Bank
Bank didefiniskan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
Jenis Bank Menurut Kegiatan Usaha
a. Bank Umum
Bank umum didefiniskan oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
sebagai bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.
Kegiatan usaha yang dapat dilakukan oleh bank umum antara lain
sebagai berikut :
1. Memberikan kredit.
2. Memberikan surat pengakuan utang.
3. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
(safe deposite box).
pembayaran.
Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
Melakukan penyertaan modal.
Melakukan usaha perasuransian.
Melakukan usaha lain di luar usaha sebagaimana yang dimaksud di
atas.
Perusahaan Daerah;
Koperasi;
Perseroan Terbatas; atau
Bentuk lain yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
a. Bank Umum
1) Pendirian
Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha
dengan izin Direksi Bank Indonesia oleh :
Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia, atau
Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dengan
warga negara asing dan atau badan hukum asing secara kemitraan.
2) Persetujuan prinsip
Permohonan untuk mendapatkan persetujuan prinsip diajukan
sekurang-kurangnya oleh seorang calon pemilik kepala Direksi Bank
Indonesia sesuai dengan format yang telah ditentukan, dan dilampiri
dengan :
Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan
anggaran dasar.
Data kepemilikan.
Rencana susunan organisasi.
Rencana kerja untuk tahun pertama.
Bukti setoran modal sekurang-kurangnya 30% dari modal disetor
minimum.
Dll.
3) Izin usaha
Permohonan untuk mendapatkan izin usaha diajukan oleh direksi bank
kepada Direksi Bank Indonesia sesuai dengan format yang telah
ditentukan dan dilampiri dengan :
Akta pendirian badan hukum.
Data kepemilikan.
Daftar susunan dewan komisaris.
Susunan organisasi serta sistem dan prosedur kerja, termasuk
susnan personalia.
Dll.
4) Kepemilikan
Kepemilikan bank oleh badan hukum Indonesia setinggi-tingginya
sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang bersangkutan.
5) Dewan komisaris dan direksi
Laporan pengangkatan anggota dewan komisaris atau direksi wajib
disampaikan oleh direksi bank kepada Bank Indonesia selambatlambatnya 10 hari setelah pengangkatan dimaksud disahkan oleh rapat
umum pemegang saham atau rapat anggota, disertai dengan notulen
rapat umum pemegang saham atau notulen rapat anggota.
sangat
dimungkinkan
untuk
mengalami
perubahan