Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam Geriatri (Ilmu Kesehatan Lanjut Usia) yang dianggap penting adalah usia biologik
seseorang bukan usia kronologiknya (Agate,1970). Sering kita melihat seorang yang muda
usianya tetapi kelihatan sudah tua dan sebaliknya orang yang usianya tua terlihat masih segar
bugar jasmaninya. Perlu sekali kita menyoroti bertambahnya jumlah lanjut usia (lansia)
dalam beberapa tahun ke depan yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. Skema
penanganan jelas dibutuhkan agar lansia sebagai satu masalah kependudukan utama bisa
teratasi.
Oleh karena itu denga berjalannya waktu yang tak dapat terelakkan manusia berupaya
dengan segala macam cara agar sedapat mungkin dapat menunda atau melambatkan jalannya
jam waktu ini dengan begitu mortalitas akan menurun.
Angka mortalitas pada lansia tidak begitu mempengaruhi harapan hidup waktu lahir,
karena ternyata menurut angka-angka yang terkumpul, harapan hidup waktu usia 60 tahun,
dinegara-negara kurang berkembang (14,9 tahun) dan negara-negara yang sudah berkembang
(18,5 tahun), tidaklah berselisih banyak (World Population, United Nations, 1980). Jadi
tegasnya disuatu negara sedang berkembang seperti di Indonesia ini. Angka harapan hidup
seseorang yang dapat mencapai usia 60 tahun adalah rata-rata 15 tahun, berarti ia dapat ratarata mencapai usia 75 tahun.
Bahwa jumlah orang lansia akan naik lebih cepat dari pada anak atau jumlah
pertumbuhan penduduk keseluruhan, dapat pula di hitung dengan rumus geometrik, ini
menghasilkan bahwa golongan lansia di Indonesia akan naik 3,96% setahunnya, sedangkan
angka pertumbuhan anak di bawah 15 tahun hanya angka naik 0,49 % per tahun. Angka
pertumbuhan lansia yang berumur 70 tahun ke atas bahkan akan naik 5,6% setahunnya dalam
kurun waktu 1985-1995 (angka-angka dihitung dari BPS, Supas 1985).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan di bahas pada
makalah ini adalah :
1. Menjelaskan lansia dalam kependudukan di Indonesia
2. Menjelaskan upaya upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia.
3. Menjelaskan peningkatan kualitas pelayanan lansia
4. Menjelaskan sarana dan prasarana penunjang.

~1~

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang lansia dalam kependudukan di Indonesia
2. Mengetahui tentang upaya upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia.
3. Mengetahui tentang peningkatan kualitas pelayanan lansia
4. Mengetahui tentang sarana dan prasarana penunjang.

BAB II
PEMBAHASAN
TREN DAN ISU PELAYANAN KESEHATAN LANSIA
2.1 Lansia Dalam Kependudukan Di Indonesia
Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2002
menjadi sebesar 11,34% (BPS,1992). Data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan
Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada
tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber,1993)
Menurut Dinas Kependudukan Amerika Serikat (1999), jumlah populasi lansia berusia 60
tahun atau lebih diperkirakan hampir mencapai 600 juta orang dan diproyeksikan menjadi 2
milyar pada tahun 2050, saat itu lansia akan melebihi jumlah populasi anak (0-14 tahun).
Proyeksi penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun 2050-2010

~2~

jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita yaitu sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari
seluruh jumlah penduduk.
Seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat
perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan hidup penduduknya.
Diperkirakan harapan hidup orang Indonesia dapat mencapai 70 tahun pada tahun 2000.
Perlahan tapi pasti masalah lansia mulai mendapat perhatian pemerintah dan masyarakat. Hal
ini merupakan konsekuensi logis terhadap berhasilnya jumlah lansia di Indonesia. Dengan
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut dan makin panjangnnya usia harapan hidup
sebagai akibat yang telah di capai dalam pembangunan selama ini, maka mereka yang
memiliki pengalaman, keahlian, dan kearifan perlu diberi kesempatan untuk berperan dalam
pembangunan.
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan atau mentalnya tidak
memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka lansia perlu mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat (GBHN, 1993).
Pada sebuah provinsi di Cina disebutkan terdapat populasi lansia yang sebgian besar
berusia lebih dari 100 tahun masih hidup dengan sehat dan sedikit sekali prevalensi
kepikunannya. Menurut mereka, rahasiannya adalah menghindari makanan modern, banyak
mengkomsumsi sayur dan buah, aktifitas fisik yang tinggi, sosialisasi dengan warga lainnya,
serta hidup di tempat yang sangat bersih dan jauh dari populasi udara.
2.2 Upaya-upaya dalam kependudukan di Indonesia
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan,
yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW),
Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat
lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
Upaya kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar dan menyeluruh
dibidang kesehatan usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan, pencegahan,
pengobatan dan pemulihan. Tempat pelayanan kesehatan tersebut bisa dilaksanakan di
Puskesmas - Puskesmas ataupun Rumah Sakit serta Panti - panti dan institusi lainnya.
Tekhnologi tepat guna dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah tekhnologi yang mengacu
pada masa usia lanjut setempat, yang didukung oleh sumber daya yang tersedia di

~3~

masyarakat, terjangkau oleh masyarakat diterima oleh masyarakat sesuai dengan azas
manfaat.
Peran serta masyarakat dalam upaya kesehatan usia lanjut adalah peran serta masyarakat
baik sebagai pemberi pelayanan kesehatan maupun penerima pelayanan yang berkaitan
dengan mobilisasi sumber daya dalam pemecahan masalah usia lanjut setempat dan dalam
bentuk pelaksanan pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan usia lanjut setempat.
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis
pelayanan kesehatan yang diterima.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been Added to life,
dengan prinsip kemerdekaan (independence), partisipasi (participation), perawatan (care),
pemenuhan diri (self fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to the Years, Add
Health to Life, and Add Years to Life, yaitu meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia,
meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development)
Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons)
Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
Lansia turut memilih kebijakan (choice)
Memberikan perawatan di rumah (home care)
Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging)
Transportasi dan kwalitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility)
Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya (productivity)
Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self help care and family
care).
3. Jenis
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya kesehatan, yaitu
Promotif (peningkatan) , prevention (pencegahan), diagnosa dini dan pengobatan (carly
diagnosis and pronipt treatment), pembatasan kecacatan (disability limitation), serta
pemulihan (rehabilitation).
a. Promotif

~4~

Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar
mereka tetap dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun
masyarakat. Upaya promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan
masyarakat usia lanjut merupakan hal yang penting sebagai penunjang program
pembinaan kesehatan usia lanjut yang antara lain adalah :
Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke

puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.


Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan

usia lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.


Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya

secara teratur dan sesuai dengan kemampuannya.


Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi

, kelelahan fisik dan mental.


Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar.
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk meningkatkan
dukungan klien, tenaga profesional dan masyarakat terhadap praktek kesehatan yang
positif menjadi norma-norma sosial.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia sebagai berikut :
Mengurangi cedera
Meningkatkan keamanan di tempat kerja
Meningkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk
Meningkatkan keamanan, penanganan makanan dan obat-obatan
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan mulut
b. Preventif
Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya
penyakit maupun kompilikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya preventif dapat berupa kegiatan :

Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit-penyakit usia lanjut

~5~

Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan

kemampuan usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.


Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat
bantu pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap

merasa berguna.
Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada

usia lanjut.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.

Upaya preventif mencakup pencegahan primer, sekunder, dan tersier :

melakukan pencegahan primer : program imunisasi, konseling, dukungan nutrisi,


exercise, keamanan di dalam dan sekitar rumah, menejemen stres, menggunakan

medikasi yang tepat.


Melakukakn pencegahan sekuder meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala. Jenis pelayanan pencegahan sekunder: kontrol hipertensi, deteksi dan
pengobatan kanker, skrining : pemeriksaan rektal, mamogram, papsmear, gigi dan

mulut.
Melakukan pencegahan tersier dilakukan sesudah gejala penyakit dan cacat. Jenis
pelayanan mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilisasi rehabilitasi,
medukung usaha untuk mempertahankan kemampuan anggota badan yang masih

bnerfungsi.
c. Kuratif
Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
Pelayanan kesehatan dasar
Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan
d. Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun.
Yang dapat berupa kegiatan :

Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai


alat bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat

memberikan karya dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun
diluar rumah.

~6~

Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.


Perawatan fisio terapi.

Prinsip :

Pertahankan lingkungan aman


Pertahankan kenyamanan, istirahat, aktifitas dan mobilitas
Pertahankan kecukupan gizi
Pertahankan fungsi pernafasan
Pertahankan aliran darah
Pertahankan kulit
ertahankan fungsi pencernaan
Pertahankan fungsi saluran perkemihaan
Meningkatkan fungsi psikososial
Pertahankan komunikasi
Mendorong pelaksanaan tugas

2.3 Meningkatkan kualitas pelayanan lansia


1. Program Pemerintah dalam Meningkatkan Kesehatan Masyarakat Khususnya
Lansia
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi
lanjut usia, meliputi :
Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah pembangunan sarana

ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia.


Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya penyembuhan

(kuratif), diperluas pada bidang pelayanan geriatric atau gerontologik.


Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam
penggunaan fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan

perjalanan, penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.


Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan
administrasi pemerintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur
hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah,
pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi,
pembayaran pajak, pembelian tiket untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk
khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan
para lanjut usia. Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia

~7~

pada bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan
umum. Ketentuan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan perjalanan
diatur lebih lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas masing-masing.
Contoh upaya pemerintah di negara maju dalam meningkatkan kesehatan
masyarakatnya, diantaranya adanya medicare dan medicaid.
Medicare adalah program asuransi social federal yang dirancang untuk
menyediakan perawatan kesehatan bagi lansia yang memberikan jaminan keamanan
social. Medicare dibagi 2 :
1) Asuransi rumah sakit
2) Asuransi medis.
Semua pasien berhak atas bagian auransi rumah sakit, yang memberikan
santunan terbatas untuk perawatan rumah sakit dan perawatan di rumah pasca rumah
sakit dan kunjungan asuhan kesehatan yang tidak terbatas di rumah. Sedangkan
asuransi medis merupakan program sukarela dengan penambhan sedikit premi
perbulan, bagian asuransi medis menyantuni secara terbatas layanan rawat jalan
medis dan kunjungan dokter. Layanan mayor yang tidak di santuni oleh ke dua
bagian tersebut termasuk asuhan keperwatan tidak terampil, asuhan keperawatan
rumah yang berkelanjutan obat-obat yang diresepkan, kaca mata dan perawatan gigi.
Medical membayar sekitar biyaya kesehatan lansia (U.S Senate Committee on
Aging, 1991).
Medicaid adalah program kesehatan yang dibiayai oleh dana Negara dan
bantuan pemerintah bersangkutan. Program ini beredar antara satu Negara dengan
lainya dan hanya diperuntukan bagi orang tidak mampu. Medicaid merupakan
sumber utama dana masyarakat yang memberikan asuhan keperawatan di rumah
bagi lansia yang tidak mampu. Program ini menjamin semua layanan medis dasar
dan layanan medis lain seperti obta-obatan, kaca mata dan perawatan gigi.
Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang di
peruntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah satu program
pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di puskesmas sasarannya adalah
yang didalamnya ada keluarga lansia. Perkembangan jumlah keluarga yang terus
menerus meningkat dan banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut
perawat memberikan pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini
tentunya membangun Indonesia Sehat 2010 yang salah satu strateginya adalah

~8~

Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini


diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayaknya.
2.4 Sarana dan prasarana penujang
Sarana dan prasarana yang di pergunakan untuk menyelenggarakan pelayanan terhadap
lansia ,baik sarana fisik, sosial, dan spiritual yang di jalankan di berbagai tingkatan dapat kita
lihat di bawah ini .
1. Pelayanan tingkat masyarakat
Terhadap lansia
Keluarga dan lansia
Kelompok lansia seperti klub/perkumpulan, paguyuban, padepokan, dan
pengajian, serta bina keluarga lansia
Posyandu lansia
Masyarakat,mencakup LKMD,karang wreda,day care,dana sehat/JPKM
2. Pelayanan tingkat dasar
Di selengarakan oleh berbagai instansi pemerintahan dan swasta serta organisasi

3.

masyarakat,organisasi provesi,dan yayasan seperti :


Praktik dokter dan dokter gigi
Balai pengobatan klinik
Puskesmas/balkesmas
Panti tresna wreda
Pusat pelayanan dan perawatan lansia
Praktik perawatan mandiri
Pelayanan tingkat rujukan
Diselenggarakan dirumah sakit dan rumah sakit khusus. Rujukan dapat bersifat
sederhana, sedang, lengkap, dan paripurna.
Tingkat sederhana, hanya menyediakan layanan poliklinik lansia
Tingkat sedang, dimana layanan yang diberikan selain poliklinik juga klinik siang
terpadu (laycare)
Tingkat lengkap, sama dengan layanan pada tingkat sedang ditambah dengan
pengadaan ruang perawatan khusus lansia dengan penyakit akut.
Tingkat paripurna, dimana diberikan semua jenis layanan yang ada pada tingkat
lengkap ditambah dengan adanya ruang perawatan khusus lansia dengan penyakit
kronis
Rumah sakit, mencakup poliklinik geriatri, unit rehabilitasi, ruang rawat,

labolatorium, day hospital, UGD/IGD, dan bangsal akut.


Rumah sakit jiwa dan rumah sakit khusus lain
Sasana tresna wreda

~9~

Berbagai sarana dan prasarana yang telah ada sekarang, seperti, puskesmas, day care
centre, posbindu, panti tresna, sasana tresna wreda serta pantiperistirahatan perlu
ditingkatkan mutunya dan dikembangkan dengan prasarana lain.
Prasarana pelayanan tingkat masyarakat
Pelayanan rumah dan masyarakat (home and community care)
Penyuluhan lansia dibidang social, hokum, kesehatan, spiritual dalam kelompok

pengajian, dan persekutuan doa.


Pelayanan rekreasi
Home help service, home help care
Home nursing
Klub olah raga, perkumpulan struk, diabetes mellitus, hemodialisa, bernyayi dan

hotline service
Community option program
Continuum of care : extended, acut, ambulatory, home care, outreach, wellnes and

health promotion, housing


Dey care center, adult day care pada prasarana kesehatan dan social. Hal yang
didapatkan pada prasarana ini adalah perawatan, bantuan pada ADL, pelayanan
pribadi, makan konsultasi gizi, rekreasi dan olah raga bersama, pemeriksaan
kesehatan dan pengobatan, rehabilitasi fisik, orentasi realita dan senam otak,
pengobatan okupasi, konseling keluarga, pelayan social, bantuan transportasi,

kegiatan keagamaan, serta pelayanan khusus sesuai dengan kebutuhan anggota.


Prasarana pelayanan tingkat dasar
Tim utama pemberi pelayanan kesehatan (primary health care team)
o Dipimpin oleh dokter terlatih dan terlampir
o Tim terdiri atas dokter, perawatan pengunjung rumah dan petugus social
o Deteksi dini
o Observasi langsung oleh perawat pengunjung rumah dan petugas puskesmas
o Penyuluhan kesehatan
o Rujukan kedokter spesialis penyakit dalam, psikiatrik dan pisikogeriatrik
Prasarana pelayanan tingkat I dan II
Pelayanan rumah sakit untuk lansia dan rumah sakit geriatric meliputi acute
assessment ward, rehabilitation service, continuing care facilities, konsultasi dan

pelayanan rehabilitasion penderita rawat jalan


Geriatric day hospital meliputi kegiatan seperti day care yang berlokasi dirumah
sakit serta rujukan dri bangsal dan ruangan rawat inap.

~ 10 ~

Penginapan atau asrama (hospicelhostel) meliputi pelayanan personal care, healt


care, pemberian makanan, mencuci, aktivitas social, rekreasi, dukungan social,

kunjungan teratur dan mencukur rambut.


Kawasan lansia (retirement villages/elderly villages) meliputi pelayanan oleh
nursing home, apotek, took, serta bank.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pada tahun 2000 jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2002
menjadi sebesar 11,34% (BPS,1992). Data Biro Sensus Amerika Serikat memperkirakan
Indonesia akan mengalami pertambahan warga lanjut usia terbesar di seluruh dunia pada
tahun 1990-2025, yaitu sebesar 414% (Kinsella dan Taeuber,1993).
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya pelayanan
kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada berbagai tingkatan,
yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti Sosial Tresna Wreda (PSTW),
Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar (primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat
lanjutan, (tersier) untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada lansia.
Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi :

Azas yaitu Add life to the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life.
Pendekatan,
Jenis pelayanan kesehatan yang diterima meliputi lima upaya kesehatan, yaitu Promotif
(peningkatan) , prevention (pencegahan), diagnosa dini dan pengobatan (carly diagnosis
and pronipt treatment), pembatasan kecacatan (disability limitation), serta pemulihan
(rehabilitation).
Meningkatkan kualitas pelayanan lansia di Indonesia mempunyai program pemerintah

yang di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Lanjut Usia.

~ 11 ~

Sarana dan prasarana yang di pergunakan untuk menyelenggarakan pelayanan terhadap


lansia, baik sarana fisik, sosial, dan spiritual di jalankan di berbagai tingkatan (Pelayanan
tingkat masyarakat dan pelayanan tingkat dasar)

DAFTAR PUSTAKA
Maryam, R siti. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. Jakatra: Salemba medika
Situart dan Sundart. 2001. Keperawatan Medikal Bedah 1. Jakarta: EGC
Mubarak Wahid iqbal,dkk. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto
Dirjen Pembinaan Kesehatan Keluarga, 1992, Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi
Petugas Kesehatan, Depkes, Jakarta

~ 12 ~

Anda mungkin juga menyukai