Anda di halaman 1dari 10

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

Ikatan Kimia dan struktur atom


Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita menerima begitu saja dunia
sekitar kita beserta perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya tanpa
mempertanyakan misalnya, apa itu air, apa itu bensin, mengapa bensin bias
terbakar sedangkan air tidak? Apakah arti tarbakar? Mengapa besi dapat
berkarat sedangkan emas tidak? Apa itu karet dan bagaimana membuat karet
tiruan?
Pertanyaan-pertanyaan diatas adalah sebagian dari masalah yang dibahas
dalam dalam ilmu kimia. Oleh karena itu, ilmu kimia dapat di definisikan
sebagai ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
materi, seperti hakekat, susunan, sifat-sifat, perubahan serta energi yang
menyertai perubahannya.
Suatu atom bergabung dengan atom lainnya melalui ikatan kimia sehingga
dapat membentuk senyawa, baik senyawa kovalen maupun senyawa ion.
Senyawa ion terbentuk melalui ikatan ion, yaitu ikatan yang terjadi antara ion
positif [atom yang melepaskan elektron] dan ion negative [atom yang
menangkap elektron]. Akibatnya, senyawa ion yang terbentuk bersifat polar.
Dalam setiap senyawa, atom-atom terjalin secara terpadu oleh suatu bentuk
ikatan antaratom yang deiebut ikatan kimia. Seorang ahli kimia dari Amerika
serikat, yaitu Gilbert Newton Lewis ( 1875- 1946) dan Albrecht Kosel dari
Jerman ( 1853- 1972) menerangkan tentang konsep ikatan kimia.
Unsur- unsur gas mulia ( golongan VIIA) sukar membentuk senyawa
karena konfigurasi electronnya memeliki susunan electron yang Stabil.
Setiap unsur berusaha memeliki konfigurasi electron seperti yang di
meliki oleh unsure gas mulia, yaitu dengan cara melepaskan electron atau
menangkap electron.
Jika suatu unsure melepaskan electron, artinya unsure itu electron
pada unsure lain. Sebaliknya, jika unsure itu menangkap elektron, artinya
menerima elektron dari unsure lain. Jadi susunan yang stabil tercapai jika
berikatan dengan atom unsure lain.
Kecenderungan atom- atom unsure untuk memiliki delapan elektron di
kulit terluar di sebut kaida octet.
keseluruhan kajian teoritis dan hasil Studi yang kami ( kelompok III )rangkup
pada uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang kami angkat
adalah apakah kita biasa menerima begitu saja perubahan-perubahan yang
terjadi tanpa mempertanyakannya?
Adapun tujuan yang ingin di capai dalam mengadakan tugas makalah ini
adalah :

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

Agar mengetahui perubahan yang terjadi di sekitar kita


Untuk lebih memahami Ilmu Kimia secara umum
Lebih
menyadari
pentingnya
pendidikan,melati
kami
dalam
pembuatan-pembuatan makala secara kelompok, sehingga menjadi bekal bagi
masa yang akan dating.

IKATAN KIMIA
Pengertian Ikatan Kimia
Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul.
Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang
menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan
ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung
membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stbil yaitu struktur
elektron gas mulia ( Golongan VIII A ) Seperti dalam tabel 3.1 berikut.
Uns
ur
He
Ne
Ar
Kr
Xe
Rn

No Atom

2
10
18
36
54
86

2
2
2
2
2
2

8
8
8
8
8

8
18
18
18

8
18
32

8
18

Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka
mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan,
akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom
tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk
memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit
terluar disebut kaidah oktet
Contoh: Br
+ Br
Br Br
Atau
Br - Br
Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen
sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium
atau mengikuti kaidah Duplet.
Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar
atau elektron valensi. Elektron valensi menunjukan kemampuan suatu atom

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

untuk berikan dengan atom lain. Contoh elektron valensi dari beberapa unsur
dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.2 Elektron Valensi
Susunan
Unsur
elektron
6C
2. 4
8O
2.6
12Mg
2.8.2
13Al
2.8.3
15P
2.8.5
17Cl
2.8.7

Beberapa Unsur
Elektron
valensi
4
6
2
3
5
7

Unsnr unsnr dari golongan alkali dan alkali tanah , untuk menyapai kestabilan
cenderung melepaskan elektron terluarnya sehingga membentuk ion positif .
unsnr unsnr yang mempunyai kecendrungan membentuk ion positif termasuk
unsur elektro positif . unsnr unsur dari golongan halogen dan khalkhogen
mempunyai kecendrungan menangkap elektron untuk mencapai kestabilan
sehingga membentuk ion negative. Unsur - unsur yang demikian termasuk
unsurelektronnegative .
A.
Jenis-Jenis Ikatan Kimia
Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab
dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang
menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara
umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu:
1.
Ikatan antar atom
a.
Ikatan ion = heteropolar
Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion
dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari
ka2tion dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi
ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logam-logam alkali dan alkali tanah.
Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki
afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan
oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi
oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa
tersebut. Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang
dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini
memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan
keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik dilakukan

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan
sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam
aturan Lewis
Sifat-Sifat ikatan ionik adalah:
a.
Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar
b.
Memiliki titik leleh yang tinggi
c.
Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit
b.
Ikatan kovalen = homopolar
Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian
elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya
terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron
dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron
inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama.
Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu
memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan
kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat
pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom
dari yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron
bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul.
Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah
pasangan elektron yang terlibat dalam ikatan kovalen. Ikatan tunggal
merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron. Ikatan rangkap
2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan elektron, beitu
juga dengan ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron. Ikatan
rangkap memiliki panjang ikatan yang lebih pendek daripada ikatan tunggal.
Selain itu terdapat juga bermacam-macam jenis ikatan kovalen lain seperti
ikatan sigma, pi, delta, dan lain-lain.
Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar.
Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik
yang tidak sama terhadap elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi
karena beda keelektronegatifan antara atom-atom penyusunnya. Akibatnya
terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada senyawa
kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena
beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada.
Gambar Ikatan Kovalen pada metana
c.
Ikatan kovalen koordinasi = semipolar
Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila
pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai
penerima elektron berpasangan saja.
Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat:
Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas
Atom yang lainnya memiliki orbital kosong
Susunan ikatan kovalen koordinat sepintas mirip dengan ikatan ion, namun
kedua ikatan ini berbeda oleh karena beda keelektronegatifan yang kecil pada
ikatan kovalen koordinat sehingga menghasilkan ikatan yang cenderung mirip
kovalen.
d.
Ikatan Logam
Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam
ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan
menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut.
Elektron-elektron dapat terdelokalisasi sehingga dapat bergerak bebas dalam
awan elektron yang mengelilingi atom-atom logam. Akibat dari elektron yang
dapat bergerak bebas ini adalah sifat logam yang dapat menghantarkan listrik
dengan mudah. Ikatan logam ini hanya ditemui pada ikatan yang seluruhnya
terdiri dari atom unsur-unsur logam semata

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

2.
Ikatan Antara Molekul
a.
Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom
lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari
senyawa yang sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat
dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih
lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion.
Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F
yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan
bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini
dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya.
Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang
dibentuknya.
Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa
tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin
besar titik didih dari senyawa tersebut. Namun, terdapat pengecualian untuk
H2O yang memiliki dua ikatan hidrogen tiap molekulnya. Akibatnya, titik
didihnya paling besar dibanding senyawa dengan ikatan hidrogen lain, bahkan
lebih tinggi dari HF yang memiliki beda keelektronegatifan terbesar.
b.
Ikatan van der walls
Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik
menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari
polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan
antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia
terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase
dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam
keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan
menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat
ini merupakan gaya Van der Walls.

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

B.
Teori Orbital Molekul
Teori Ikatan Valensi mampu secara kualitatif menjelaskan kestabilan ikatan
kovalen sebagai akibat tumpang-tindih orbital-orbital atom. Dengan konsep
hibridisasi pun dapat .sayangnya dalam beberapa kasus, teori ikatan valensi
tidak dapat menjelaskan sifat-sifat molekul yang tramati secara memuaskan.
Contohnya adalah molekul oksigen, yang struktur Lewisnya sebagai berikut.
Menurut gambaran struktur Lewis Oksigen di atas, semua elektron pada O2
berpasangan dan molekulnya seharusnya bersifat diamagnetik, namun
kenyataanya, menurut hasil percobaan diketahui bahwa Oksigen bersifat
paramagnetik dengan dua elektron tidak berpasangan. Temuan ini
membuktikan adanya kekurangan mendasar dalam teori ikatan valensi.
Sifat magnet dan sifat-sifat molekul yang lain dapat dijelaskan lebih baik
dengan menggunakan pendekatan mekanika kuantum yang lain yang disebut
sebagai teori orbital molekul (OM), yang menggambarkan ikatan kovalen
melalui istilah orbital molekul yang dihasilkan dari interaksi orbital-orbital atom
dari atom-atom yang berikatan dan yang terkait dengan molekul secara
keseluruhan.
Menurut teori OM, tumpang tindih orbital 1s dua atom hidrogen mengarah
pada pembentukan dua orbital molekul, satu orbital molekul ikatan dan satu
orbital molekul antiikatan. Orbital molekul ikatan memiliki energi yang lebih
rendah dan kestabilan yang lebih besar dibandingkan dengan orbital atom
pembentuknya. Orbital molekul antiikatan memiliki energi yang lebih besar dan
kestabilan yang lebih rendah dibandingkan dengan orbital atom
pembentuknya. Penempatan elektron dalam orbital molekul ikatan
menghasilkan ikatan kovalen yang stabil, sedangkan penempatan elektron
dalam orbital molekul antiikatan menghasilkan ikatan kovalen yang tidak stabil.
Dalam orbital molekul ikatan kerapatan elektron lebh besar di antara inti atom
yang berikatan. Sementara, dalam orbital molekul antiikatan, kerapatan
elektron mendekati nol diantara inti. Perbedaa ini dapat dipahami bila kita
mengingat sifat gelombang pada elektron. Gelombang dapat berinteraksi
sedemikian rupa dengan gelombang lain membentuk interferensi konstruktif
yang memperbesar amplitudo, dan juga interferensi destruktif yang
meniadakan amplitudo.
Pembentukan orbital molekul ikatan berkaitan dengan interferensi konstruktif,
sementara pembentukan orbital molekul antiikatan berkaitan dengan
interferensi destruktif. Jadi, interaksi konstruktif dan interaksi destruktif antara
dua orbital 1s dalam molekul H2 mengarah pada pembentukan ikatan sigma
(1s) dan pembentukan antiikatan sigma (*1s).

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

C.
Hibridisasi
Dalam kimia, hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom
membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan kualitatif
sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi sangatlah berguna
dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini
adalah bagian tak terpisahkan dari teori ikatan valensi. Walaupun kadangkadang diajarkan bersamaan dengan teori VSEPR, teori ikatan valensi dan
hibridisasi sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan teori
VSEPR.
1.
Sejarah perkembangan
Teori hibridisasi dipromosikan oleh kimiawan Linus Pauling[2] dalam
menjelaskan struktur molekul seperti metana (CH4). Secara historis, konsep ini
dikembangkan untuk sistem-sistem kimia yang sederhana, namun pendekatan
ini selanjutnya diaplikasikan lebih luas, dan sekarang ini dianggap sebagai
sebuah heuristik yang efektif untuk merasionalkan struktur senyawa organik.
Teori hibridisasi tidaklah sepraktis teori orbital molekul dalam hal perhitungan
kuantitatif. Masalah-masalah pada hibridisasi terlihat jelas pada ikatan yang
melibatkan orbital d, seperti yang terdapat pada kimia koordinasi dan kimia
organologam. Walaupun skema hibridisasi pada logam transisi dapat
digunakan, ia umumnya tidak akurat.
Sangatlah penting untuk dicatat bahwa orbital adalah sebuah model
representasi dari tingkah laku elektron-elektron dalam molekul. Dalam kasus
hibridisasi yang sederhana, pendekatan ini didasarkan pada orbital-orbital
atom hidrogen. Orbital-orbital yang terhibridisasikan diasumsikan sebagai
gabungan dari orbital-orbital atom yang bertumpang tindih satu sama lainnya
dengan proporsi yang bervariasi. Orbital-orbital hidrogen digunakan sebagai
dasar skema hibridisasi karena ia adalah salah satu dari sedikit orbital yang
persamaan Schrdingernya memiliki penyelesaian analitis yang diketahui.
Orbital-orbital ini kemudian diasumsikan terdistorsi sedikit untuk atom-atom
yang lebih berat seperti karbon, nitrogen, dan oksigen. Dengan asumsi-asumsi
ini, teori hibridisasi barulah dapat diaplikasikan. Perlu dicatat bahwa kita tidak
memerlukan hibridisasi untuk menjelaskan molekul, namun untuk molekulmolekul yang terdiri dari karbon, nitrogen, dan oksigen, teori hibridisasi
menjadikan penjelasan strukturnya lebih mudah.
Teori hibridisasi sering digunakan dalam kimia organik, biasanya digunakan
untuk menjelaskan molekul yang terdiri dari atom C, N, dan O (kadang kala
juga P dan S). Penjelasannya dimulai dari bagaimana sebuah ikatan
terorganisasikan dalam metana.
Hibridisasi menjelaskan atom-atom yang berikatan dari sudut pandang sebuah
atom. Untuk sebuah karbon yang berkoordinasi secara tetrahedal (seperti

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

metana, CH4), maka karbon haruslah memiliki orbital-orbital yang memiliki


simetri yang tepat dengan 4 atom hidrogen. Konfigurasi keadaan dasar karbon
adalah 1s2 2s2 2px1 2py1.
2.
Teori hibridisasi vs. Teori orbital molekul
Teori hibridisasi adalah bagian yang tak terpisahkan dari kimia organik dan
secara umum didiskusikan bersama dengan teori orbital molekul dalam buku
pelajaran kimia organik tingkat lanjut. Walaupun teori ini masih digunakan
secara luas dalam kimia organik, teori hibridisasi secara luas telah ditinggalkan
pada kebanyakan cabang kimia lainnya. Masalah dengan teori hibridisasi ini
adalah kegagalan teori ini dalam memprediksikan spektra fotoelektron dari
kebanyakan molekul, meliputi senyawa yang paling dasar seperti air dan
metana. Dari sudut pandang pedagogi, pendekatan hibridisasi ini cenderung
terlalu menekankan lokalisasi elektron-elektron ikatan dan tidak secara efektif
mencakup simetri molekul seperti yang ada pada teori orbital molekul.

IKATAN MAHASISWA SIPIL ( IMS )


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
OLIE STIAWAN RANDY
03011181520037

A.

Kesimpulan

Sehubungan dengan penulisan tugas makala kami (kelompok III ), maka dapat
kami simpulkan bahwa : Dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi di
sekitar kita,yang telah kita nikmati, yang mana tanpa kita sadari kita telah
melakukan
perubahan-perubahan
yang
bersifat
kimia,
baik
yang
menguntungkan maupun yang merugikan. Dan cara yang kita lakukan itu
semua tergantung pada diri kita masing-masing, sehingga kita dapat
menikmatinya secara bersama-sama, sebab dengan adanya perubahanperubahan usaha pemerintah dapat berjalan.

Anda mungkin juga menyukai