Anda di halaman 1dari 2

Epidemiologi Gangguan kelenjar adrenal

a. Hipofungsi kelenjar adrenal


1. Penyakit addison ( hipofusi kelenjar adrenal primer)
Epidemiologi
Penyakit Addison relatif jarang di jumpai dan dapat terjadi pada segala
usisa serta pada laki-laki maupun perempuan. Penyakit Addison yang
bersifat autoimune paling sering di temukan pada wanita kulit putih dan
kemungkinan besar terdapat predisposisi genetik. Penyakit ini lebih sering
terjadi pada pasien dengan predisposisi familial terhadap endokrin yang
bersifat autoimun. Sebagian besar penakit Addison di diagnossa pada usia

dekade ketida hingga dekade kelima.


Gejala klinis
Gambaran klinis hipofungsi adrenal bervariasi menurut tipenya. Tanda dan
gejala hipofungsi primer meliputi:
Kelemahan
Rasa mudah lelah
Mual, muntah dan anreksia
Warna logam yang nyata pada kulit( di lipatan tangan dan
persendian metakarpal)
Jaringan parut yang semakin gelap warnanya, bercak-bercak
vitiligo dan penignkatan pigmentasi pada membran mukosa
Kelainan kardiovaskuler,termasuk hipotensi ortostatik, penuruann

ukuran serta curah jantung dan denyut nadi yang lemah


Penurunan toleransi terhadap stres
Hipoglikemia puasa
Mengidam makanan yang asin
b. Hiperfunsi kelenjar adrenal
1. Cushing syndrome
Epidemiologi
Penyakit sindrom Cushing paling sering terjadi pada usia antara 20 dan 40
tahun dan tiga hingga 8 kali lipat lebih sering pada wanita. Insidensi
kelebihan kortisol endogen di Amerika Serikat setiap tahun adalah dua
hingga empat kasus per satu juta orang. Insidensi sinddrom Cushing
karena pemberian kortisol eksogen masih belum jelas, tetapi insidensi

tersebut diketahui jauh lebih besar dari tipe endogen.


Gejala klinis
Tanda dan gejalanya bergantung pada derajat dan durasi hiperkortisolisme,
ada tidaknya kelebihan androgen, dan efek tambahan yang berkaitan
dengan tumor.

Diabetus melitus yang disertai penurunan toleransi glukosa,


hiperglikemiapuasa, dan glukosauria.
Kelemahan otot akibat hipkalemia atau penurunan massa otot
akibat peningkatan kataolisme, fraktur patologis akibat penurunan
ionisasi mineral tulang, osteopenia, osteoporosis dan retardasi
pertumbuhan skeletal pada anak anak.
Striae berwarna unggu, plethora fasialis,akne, buffalo hump , moon
face dan obesitas trunkal.
Ulkus peptikum akibat peningkatan sekresi asam lambung serta
pepsin dan penuunan produksi mukus lambung, nyeri abdomen,
peningkatan selera makan.
Iritabilitas dan ketidakstabilan emosi yang berkisar dari perilaku
euforia hinga depresi atau psikosis.imsomnia akibat peranan
kortisol.
Hipertensi akibat retensi natrium dan retensi sekunder cairan, gagal
jantung, hipertrovi ventrikel kiri ,

kelemahan kapiler akibat

kehilangan protein yang menyebabkan perdarahan serta ekimosis.


Peningkatan kerentanan terhadap infeksi

Sumber : Kowalak, Weish & Meyer : Buku ajar patofisiologi , professional guide to
pathophysiology : penerbit EGC: jakarta .2011

Anda mungkin juga menyukai