Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN KETEL UAP TEKANAN 6 ATM

DENGAN BAHAN BAKAR KAYU UNTUK INDUSTRI SEDERHANA


RUSNOTO
ABSTRAK
Ketel uap/boiler adalah suatu pesawat yang mengubah air menjadi uap dengan jalan
pemanasan dan uap tersebut digunakan ke pesawat pemakai. Perencanaan boiler ini berskala
kecil dengan kapasitas uap hasil 0,3 ton/jam uap basah dengan menggunakan bahan bakar kayu
sebagai sumber energi panas. Ketel uap ini sebagai unit penggerak proses pengolahan dan
banyak digunakan industri kecil menengah seperti industri tahu, kerupuk, manisan buah, industri
rotan dan sebagainya menggunakan peralatan yang disebut dandang sebagai alat
perebusan/pemasakan. Dapurnya menggunakan bahan bakar kayu karena mudah didapat dan
harganya murah.
Industri kecil pengolahan umumnya hanya menggunakan uap jenuh /uap basah , maka
ketel uap ini direncanakan menghasilkan uap pada temperature 100-120C pada tekanan uap 1,5-2
bar (tekanan operasional). Tekanan uap perencanaan ketel 6 atm. Jenis yang dirancang adalah
jenis ketel uap pipa api. Bahan ketel menggunakan carbon steel SA 299. Ruang bakar
menggunakan cor bata dengan dibagian bawahnya menggunakan ranjangan besi cor supaya abu
hasil pembakaran bisa turun ke bawah, dan dibawahnya ranjangan besi cor ada ruangan kosong
sebagai tempat abu.
Kata kunci : Ketel uap, Uap jenuh, Ruang bakar, Tekanan uap.
PENDAHULUAN
Ketel uap banyak digunakan pada
industry kecil menengah sebagai system
peralatan proses pengolahan, seperti
pengolahan cengkeh pala dan sebagainya.
Juga bisa digunakan sebagai media pemanas
pada industry sederhana seperti industry
tahu, industry rotan dan sebagainya. Sebagai
pemanas digunakan dapur dengan bahan
bakar kayu maupun ampas tebu, karena
ampas tebu maupun kayu murah harganya
dan mudah didapat. Dari beberapa penelitian
bahwa industry-industri kecil pangan
(Siregar H.P, 1999) masih banyak
menggunakan peralatan sederhana dalam
proses produksinya. Pemakaian energy
panas seperti uap pada industry tersebut
diatas banyak dibutuhkan. Sementara
kebutuhan
tersebut
masih
banyak

menggunakan alat-alat sederhana dimana


umumnya boros energi, proses relatif
lamadan tidak nyaman. Ketel uap (boiler)
sebagai penghasil uap yang dipakai untuk
sumber energi proses merupakan suatu alur
produksi dalam suatu industry pangan
ataupun industry lainnya karena sangat vital
fungsinya dalam proses produksi. Boiler
biasanya dipakai sebagai alat untuk proses
perebusan/memasak,sterelisasi, penyulingan,
pengering dan sebagainya.
Oleh karena itu direncanakan suatu
system pembangkit energy panas unit boiler
menggunakan bahan bakar kayu. Kapasitas
uap boiler direncanakan 0,3 ton/jam
beroperasi pada tekanan uap 1,5-2,0 bar.
Skala
kapasitas
boiler
ini
cukup
mencangkup kebutuhan industry kecil
seperti industry tahu, industry pengolahan

pangan produk buah manisan/asinan, dan


sebagainya. Jenis uap yang dibutuhkan
dalam proses pengolahan biasanya jenis uap
basah/uap jenuhdengan temperature 100-120
C. Jenis ketel yang dirancang dari jenis
ketel uap pipa api (fire tube). Dipilih jenis
ketel uap pipa api karena bentuknya
sederhana, mudah perawatannya, harganya
murah, dan juga pekerjaan konstruksi dapat
dilakukan oleh bengkel-bengkel yang tidak
terlalu besar.
METODE
Rancangan ketel uap pembangkit panas,
bagian utama ketel uap terdiri dari :
- badan silinder ketel
- ruang bakar
- bidang pemanas
- dan lain sebagainya
Badan ketel uap (boiler)
Jenis ketel uap dipilih dari jenis ketel
uap pipa api (fire tube), dimana tabung
silinder sebagai wadah dimana air
dipanaskan,
sedangkan
ruang bakar
ditempatkan diluar maupun didalam tabung
silinder. Dalam hal ini pipa api (lorong api)
ditempatkan didalam tabung silinder.
Konstruksi badan boiler dirancang
menggunakan bahan baja lunak (mild steel),
dimana tekanan rancangan badan silinder
ketel uap 6 atm. Pemilihan ukuran badan
silinder ketel uap dengan pertimbangan
jumlah air diperlukan untuk operasi ketel
uap dalam jangka waktu operasi tertentu.
Dengan menggunakan data di atas dan
formulasi sederhana, maka ukuran tabung
silinder, ketebalan plat silinder dapat
diperoleh.

Ruang bakar
Ruang bakar merupakan ruang terselubung
dimana reaksi dan hasil pembakaran dari
burner terjadi, terisolasi, bergerak dinamis
dan terkontrol. Ruang bakar merupakan
salah satu komponen yang paling kritis dari
suatu pembangkit uap dan mesti dirancang
secara konservatif. Konfigurasi ruang bakar
dan ukurannya ditentukan oleh kebutuhan
pembakaran, karakteristik bahan bakar,
emisi standar untuk material, dan kebutuhan
akan tersedianya aliran gas dan temperature
masuk bidang permukaan convection heat
absorbing untuk mengurangi deposit abu
dan temperature berlebihan.
Volume ruang bakar adalah fungsi dari
furnace heat release rates yaitu berkaitan
dengan maximum local absorption rates
dalam batas-batas yang aman. Pembatasan
heat release pada ruang bakar misalnya akan
mengurangi kehilangan karbon, control
asap, dan mencegah abu beterbangan yang
berlebihan. Disain ruang bakar ditentukan
oleh jenis bahan bakar yang digunakan dan
kapasitas atau laju konsumsi bahan bakar.
Disini bahan bakar yang digunakan adalah
kayu.
Kapasitas bahan bakar (Wf) dapat diperoleh
dari rumusan berikut :

Wf =
Dimana :
Wf = kapasitas bahan bakar
Ho = heat output boiler
HHV = High Heating Value (nilai panas
pembakaran tinggi) = 10951,245 Btu/lb
= efesiensi
Pada reaksi pembakaran tiap satu lb bahan
bakar kayu adalah :

- pembakaran karbon (C)


- pembakaran hydrogen (H)
- pembakaran unsur sulfur (S)
Sehingga dari reaksi tersebut maka O2 yang
diambil dari udara untuk pembakaran bisa
dihitung.
Kapasitas udara pembakaran dihitung
dengan rumus :
WA = Wa . Wf
Dimana :
WA = kapasitas udara pembakaran (lb/jam)
Wa = kebutuhan udara teoritis
Wf = kapasitas bahan bakar (lb/jam)
Energi panas dilepaskan diruang bakar (Qp)
diperoleh dari pendekatan berikut :
Qp = S x s
Dimana :
S = kapasitas ketel uap
s = perbedaan enthalpy uap dan enthalpy
air pengisian ketel uap
Volume ruang bakar (V) :
V = B x LHV/qb
Dimana :
B = laju konsumsi bahan bakar
LHV = low heating value (nilai panas
pembakaran rendah) (KJ/kg)
Qb = beban pemanasan ruang pembakaran
(KJ/hm3)
Luas bidang pemanas (F) :
F = Q / k {( T api / 100)4 ( T pipa / 100)4}
Dimana :
K = koofisien perpindahan panas
T api = temperature api (K)
T pipa = temperature pipa (K)

Dari perhitungan rumusan di atas maka


diperoleh spesifikasi utama ketel uap.
Sirkulasi dan bidang pemanas.
Sirkulasi air atau uap adalah pergerakan air,
uap maupun campuran air dan uap melalui
pipa api / dinding drum luar lorong api yang
dipanaskan (bidang pemanas) untuk
menyerap panas dari pipa/dinding pemanas
pada suatu tingkat tertentu sehingga dapat
mencegah temperature pipa yang berlebihan
atau perbedaan temperature yang dapat
menyebabkan tegangan/stress pipa logam
ataupun mencegah korosi.
Sirkulasi yang baik merupakan hal yang
sangat penting dalam pengoperasian segala
jenis ketel uap. Ketel uap tidak dapat
beroperasi dengan baik bila sirkulasinya
kurang lancer. Sirkulasi air dan uap ini dapat
berlangsung secara alamiah dan secara
buatan yaitu dengan menggunakan pompa.
Bidang pemanas adalah suatu bidang yang
menyerap/menerima panas dari hasil
pembakaran burner sebagai alat pemindah
panas kepada fluida air. Alat pemindah
panas dapat berupa pipa air dan pipa api.
Perpindahan panas pada bidang pemanas
dengan 3 cara yaitu secara konduksi
(hantaran), konveksi (aliran) dan radiasi
(pancaran).
Air pengisian ketel.
Air pengisian ketel dipompakan dari luar
masuk ke dalam ketel dengan menggunakan
pompa air pengisian ketel (boiler feed pump)
dari tekanan > 2 bar hingga mencapai
tekanan kerja P bar di dalam ketel.
Sebaiknya air yang digunakana adalah air
bersih dan sudah mengalami pelunakan
dengan tingkat keasaman ph netral. Sumber

air yang bisa digunakan adalah adalah air


sumur, air sungai, air hujan dan lain-lain.

Diameter pipa api : 53 mm


Gambar konstruksi pandangan depan :

Peralatan assesori.
Alat-alat assesori terdiri dari alat ukur
tekanan (manometer), pengatur permukaan
air (gelas penduga), kran pengisi, kran
pembuang,
kran
pengaman,
peluit
pengaman, dan lain-lain. Peralatan assesori
ini sangat diperlukan dalam operasional
ketel uap agar kerja ketel yang diinginkan
dapat tercapai dalam operasional yang aman.

3
1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil perhitungan rumusan diatas, maka
diperoleh spesifikasi unit boiler yang
dirancang sebagai berikut :
- Tipe boiler : pipa api
- Kapasitas uap : 0,3 ton/jam
- Temperature dan tekanan uap operasi
:
120 C; 1,5 2,0 barg
- Dimensi ukuran badan ketel :
Diamtere dalam : 1192 mm
Diameter luar : 1294 mm
Panjang ketel : 2956 mm
Bahan dinding ketel: carbon steal SA-299
Bahan isolasi : asbes
Air pengisian : manual
Diameter dalam lorong api : 914 mm
Diameter luar lorong api : 944 mm

Keterangan :
1. Drum ketel
2. Lorong api
3. Pipa api
KESIMPULAN
1. Unit boiler cukup efisien dengan
capaian efesiensi thermal 75 -85 %
2. Konstruksi
sederhana
sehingga
mudah perawatannya.
3. Unit boiler cukup baik untuk dapat
menggantikan peralatan proses pada
industry
pengolahan
pangan,
manisan / asinan buah, pengolahan
tahu tempe, dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Asme, 1983, Boiler and pressure Vessel Code.
Babcock and Wilcox, 1960, Steam Its Generation and Use, New York.
Djoko Setyarjo,M.J, 1987, Ketel Uap, Edisi Pertama, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
Filipo Harahap, 1983, Thermodinamika Teknik, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Holman,J.P., 1946, Heat Transfer, First, Edition, Mc.Graw Hill Book Company Inc, New York.
Siregar,H.P, 2005, Rancang Bangun Ketel Uap/Boiler Menggunakan Burner Minyak Tanah
untuk Industri Kecil Menengah, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Industri
dan Informasi STTNAS Yogyakarta.

Siregar,H.P, 2001, Pengembangan Ketel Uap untuk Industri Kecil, Prosiding Seminar Nasional
Peran Teknologi Informasi dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah, Forum
Komunikasi Teknologi Tepat Guna Jawa Timur, Surabaya.
Surbakti,B.M, 1985, Pesawat Tenaga Uap I, Mutiara Solo, Solo.
Syamsir A.Muin, 1988, Pesawat-Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap), CV.Rajawali, Jakarta.
Tambunan, ESM, 1984, Ketel Uap, Karya Agung, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai