Ruang bakar
Ruang bakar merupakan ruang terselubung
dimana reaksi dan hasil pembakaran dari
burner terjadi, terisolasi, bergerak dinamis
dan terkontrol. Ruang bakar merupakan
salah satu komponen yang paling kritis dari
suatu pembangkit uap dan mesti dirancang
secara konservatif. Konfigurasi ruang bakar
dan ukurannya ditentukan oleh kebutuhan
pembakaran, karakteristik bahan bakar,
emisi standar untuk material, dan kebutuhan
akan tersedianya aliran gas dan temperature
masuk bidang permukaan convection heat
absorbing untuk mengurangi deposit abu
dan temperature berlebihan.
Volume ruang bakar adalah fungsi dari
furnace heat release rates yaitu berkaitan
dengan maximum local absorption rates
dalam batas-batas yang aman. Pembatasan
heat release pada ruang bakar misalnya akan
mengurangi kehilangan karbon, control
asap, dan mencegah abu beterbangan yang
berlebihan. Disain ruang bakar ditentukan
oleh jenis bahan bakar yang digunakan dan
kapasitas atau laju konsumsi bahan bakar.
Disini bahan bakar yang digunakan adalah
kayu.
Kapasitas bahan bakar (Wf) dapat diperoleh
dari rumusan berikut :
Wf =
Dimana :
Wf = kapasitas bahan bakar
Ho = heat output boiler
HHV = High Heating Value (nilai panas
pembakaran tinggi) = 10951,245 Btu/lb
= efesiensi
Pada reaksi pembakaran tiap satu lb bahan
bakar kayu adalah :
Peralatan assesori.
Alat-alat assesori terdiri dari alat ukur
tekanan (manometer), pengatur permukaan
air (gelas penduga), kran pengisi, kran
pembuang,
kran
pengaman,
peluit
pengaman, dan lain-lain. Peralatan assesori
ini sangat diperlukan dalam operasional
ketel uap agar kerja ketel yang diinginkan
dapat tercapai dalam operasional yang aman.
3
1
Keterangan :
1. Drum ketel
2. Lorong api
3. Pipa api
KESIMPULAN
1. Unit boiler cukup efisien dengan
capaian efesiensi thermal 75 -85 %
2. Konstruksi
sederhana
sehingga
mudah perawatannya.
3. Unit boiler cukup baik untuk dapat
menggantikan peralatan proses pada
industry
pengolahan
pangan,
manisan / asinan buah, pengolahan
tahu tempe, dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Asme, 1983, Boiler and pressure Vessel Code.
Babcock and Wilcox, 1960, Steam Its Generation and Use, New York.
Djoko Setyarjo,M.J, 1987, Ketel Uap, Edisi Pertama, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.
Filipo Harahap, 1983, Thermodinamika Teknik, Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Holman,J.P., 1946, Heat Transfer, First, Edition, Mc.Graw Hill Book Company Inc, New York.
Siregar,H.P, 2005, Rancang Bangun Ketel Uap/Boiler Menggunakan Burner Minyak Tanah
untuk Industri Kecil Menengah, Prosiding Seminar Nasional Rekayasa Teknologi Industri
dan Informasi STTNAS Yogyakarta.
Siregar,H.P, 2001, Pengembangan Ketel Uap untuk Industri Kecil, Prosiding Seminar Nasional
Peran Teknologi Informasi dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah, Forum
Komunikasi Teknologi Tepat Guna Jawa Timur, Surabaya.
Surbakti,B.M, 1985, Pesawat Tenaga Uap I, Mutiara Solo, Solo.
Syamsir A.Muin, 1988, Pesawat-Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap), CV.Rajawali, Jakarta.
Tambunan, ESM, 1984, Ketel Uap, Karya Agung, Jakarta.