TINJAUAN PUSTAKA
REAKSI KUSTA
Terminologi reaksi digunakan untuk menggambarkan keadaan mengenai
pelbagai gejala dan tanda radang akutk lesi pasien kusta, yang dapat dianggap
kelajiman pada perjalanan penyakit atau komplikasi kusta. Seluruh komplikasi
penyakit kusta. Seluruh komplikasi penyakit kusta meliputi:
-
reversal upgrading)
Reaksi kusta tipe 2 disebabkan oleh hipersensitivitas humoral
(ENL/eritema nodusum leprosum)
Fenomena lucio atau reaksi kusta tipe 3, sebenarnya merupakan bentuk yang lebih
berat.
Dari segi imunologis terdapat perbedaan prinsip antara reaksi tipe 1 dan tipe 2
yaitu pada reaksi tipe yang memegang peranan adalah imunitas seluler (SIS),
sedangkan pada reaksi tipe 2 yang memegang peranan adalah imunitas humoral.
a. Reaksi Tipe I
Menurut
Jopling
reaksi
kusta
tipe
merupakan
delayed
b. Reaksi Tipe II
Reaksi tipe 2 terjadi reaksi hipersensitivitas tipe III karena adanya
reaksi kompleks antigen-antibodi yang melibatkan komplemen. Terjadi lebih
banyak pada tipe lepromatus juga tampak pada BL. Reaksi tipe 2 sering
disebut sebagai Erithema Nodosum Leprosum (ENL) dengan gambaran lesi
lebih eritematus, mengkilap, sedikit tampak nodul atau plakat, ukuran macammacam, pada umumnya kecil, terdistribusi bilateral dan simetris, terutama di
daerah tungkai bawah, wajah, lengan dan paha, serta dapat pula muncul di
hampir seluruh bagian tubuh kecuali daerah kepala yang berambut, aksila,
lipatan paha dan daerah perineum. Selain itu didapatkan nyeri, pustulasi dan
3
ulserasi juga disertai gejala sistematik seperti demam dan malaise. Perlu juga
memperhatikan keterlibatan organ lain seperti saraf, mata, ginjal, sendi, testis
dan limfe.
Penatalaksanaan ENL bertujuan untuk mengatasi peradangan akut,
mengurangi nyeri, menghentikan kerusakan mata dan mencegah serangan
selanjutnya. Penderita ENL harus istirahat dan mendapat terapi anti inflamasi.
Prednisone merupakan obat pilihan terutama sedang dan berat dimulai dengan
dosis tinggi 40 mg/hari. Prednisone akan menunjukkan reaksi cepat sehingga
dosis dapat diturunkan secepat mungkin sampai 30 mg/hari, dan kemudian
diturunkan dengan perlahan.
Gejala / Tanda
Tipe 1
Tipe2
1
2
Kondisi umum
Peradangan di kulit
dan febris
Timbul
nodul
lengan
dan
Waktu terjadi
pecah (ulserasi)
Biasanya
setelah
pengobatan yang lama,
umumnya lebih dari 6
4
5
Tipe Kusta
Saraf
bulan
Hanya terjadi pada MB
Dapat terjadi
Peradangan
organ lain
saraf
pada Hampir tidak ada
Terjadi
KGB,
pada
mata,
sendi,
ginjal,
testis, dll
Tabel 6. Perbedaan Reaksi Kusta Ringan dan Berat Tipe 1 dan Tipe 2
N
o
1
Gejala /
Tanda
Kulit
Tipe 1
Tipe 2
Ringan
Bercak :
Berat
Bercak :
Ringan
Nodul :
Berat
Nodul : merah,
merah,
merah,
Merah,
panas, nyeri
yang bertambah
nyeri
parah sampai
nyeri yang
nyeri
bertambah
pecah
parah
sampai
2
Saraf Tepi
Nyeri pada
pecah
Nyeri pada
Nyeri pada
Nyeri pada
perabaan (-)
perabaan
perabaan
perabaan (+)
(-)
Demam
Demam (+)
(+)
-
Keadaan
Demam (-)
(+)
Demam (+)
Umum
Gangguan
pada organ
Terjadi
lain
peradangan
pada:
Mata
Iridocyclitis
Testis:
Epididimoorchiti
s
Ginjal : Nefritis
Kelenjar limpa:
Limfadenitis
Gangguan pada
tulang, hidung
dan tenggorokan
* Bila ada reaksi pada lesi kulit yang dekat dengan saraf, dikategorikan sebagai
reaksi berat
Fenomena Lucio
Fenomena lucio merupakan reaksi kusta yang sangat berat yang terjadi
pada kusta tipe lepromatosa non nodular difus. Gambaran klinis berupa plak atau
infiltrate difus, berwarna merah muda, bentuk tidah teratur dan terasa nyeri. Lesi
terutama di ekstermitas, kemudian meluas keseluruh tubuh. Lesi yang berat
tampak lebih eritematous disertai purpur, bula kemudian dengan cepat terjadi
nekrosis serta ulserasi yang nyeri. Lesi lambat menyembuh dan akhirnya
terbentuk jaringan parut.
Gambaran histopatologi menunjukan nekrosis epidermal iskemik dengan
nekrosis pembuluh darah superficial, edema, dan proliferasi endothelial pembuluh
darah lebih dalam. Didapatkan basil M.Leprae di endotel kapiler. Walaupun tidak
ditemukan infiltrate polimorfonuklear seperti pada ENL namun dengan
imunofluorensi tampak deposit imonoglobulin dan komplemen didalam dinding
pembuluh darah. Titer kompleks imun yang beredar dan krigobulin sangat tinggi
pada semua penderita.
Klorokuin
Antimon
Talidomid
2.
Dosis harian
40 mg
3-4
30 mg
5-6
20 mg
7-8
15 mg
9-10
10 mg
11-12
5 mg
Dosis harian
40 mg
5-8
30 mg
9-12
20 mg
13-16
15 mg
17-20
10 mg
21-24
5 mg
10
11