Anda di halaman 1dari 21

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015

Jember

LAPORAN PRE PLANNING PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


SENAM TAI CHI CHUAN PADA KELOMPOK LANSIA DI RT 3/ RW 2
LINGKUNGAN KRAJAN KELURAHAN ANTIROGO KECAMATAN
SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2015

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II

Oleh
Kelompok 1 C
Karina Diana Safitri
NIM 132310101019
Yulince Atanay
NIM 132310101040
Talitha Zhafirah
NIM 132310101055

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Analisis Situasi
Menurut Djoko santoso (2010) tekanan darah adalah tekanan dimana darah
beredar dalam pembuluh darah. Tekanan ini terus menerus berada dalam
pembuluh darah dan memungkinkan darah mengalir konstan. Tekanan darah
dalam tubuh pada dasarnya merupakan ukuran tekanan atau gaya didalam arteri
yang harus seimbang dengan denyut jantung, melalui denyut jantung darah akan
dipompa melalui pembuluh darah kemudian dibawa keseluruh bagian tubuh.
Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Tekanan
tertinggi karena jantung bilik kiri memompa darah ke arteri disebut tekanan
sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah saat jantung beristirahat atau
rileks. Tekanan darah digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan
diastolik. Pada orang dewasa tekanan normal berkisar 120/80 mmHg (Santoso,
2010). Menurut Rusdi (2010) Hipertensi merupakan penyakit kelainan jantung
yang ditandai oleh meningkatnya tekanan darah dalam tubuh. Seseorang yang
terjangkit penyakit ini biasanya berpotensi mengalami penyakit penyakit lain,
seperti stroke dan penyakit jantung. Menurut Djoko santoso (2010) Hipertensi
menunjukkan kondisi dimana aliran darah pada arteri bertekanan terlalu tinggi
untuk tubuh yang sehat.
Menurut World Health Organization (WHO) Penderita hipertensi di
Amerika Serikat diperkirakan sekitar 77,9 juta atau 1 dari 3 penduduk pada tahun
2010. Prevalensi hipertensi pada tahun 2030 diperkirakan meningkat sebanyak
7,2% dari estimasi tahun 2010. Data tahun 2007-2010 menunjukkan bahwa
sebanyak 81,5% penderita hipertensi menyadari bahwa bahwa mereka menderita
hipertensi, 74,9% menerima pengobatan dengan 52,5% pasien yang tekanan
darahnya terkontrol (tekanan darah sistolik <140 mmHg dan diastolik <90 mmHg)
dan 47,5% pasien yang tekanan darahnya tidak terkontrol. Persentase pria yang
menderita hipertensi lebih tinggi disbanding wanita hingga usia 45 tahun dan
sejak usia 45-64 tahun persentasenya sama, kemudian mulai dari 64 tahun ke atas,
persentase wanita yang menderita hipertensi lebih tinggi dari pria (WHO, 2010).
Sedangkan Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013,
tetapi yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan/atau riwayat minum obat
hanya sebesar 9,5%. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi
di masyarakat belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan (Kemenkes
RI, 2013). Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011 menyebutkan bahwa
hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit dengan kasus rawat inap
terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan proporsi kasus 42,38% pria dan
57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal dunia (Kemenkes RI, 2012).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa PSIK Universitas
Jember pada tanggal 7 November 2015 pada kelompok lansia ditemukan data dari
hasil pengukuran tekanan darah didapatkan tekanan darah lansia banyak yang
diatas 150/100 mmHg, selain itu juga banyak lansia yang beresiko mengalami
hipertensi dikarenakan pola hidupnya yang kurang baik. Pola hidup yang kurang
baik ini antara lain kegemaran warga yang mayoritas suku Madura mengkonsumsi
garam, faktor lainnya yaitu obesitas, merokok, dan kurangnya olahraga.

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah senam Tai Chi Chuan pada kelompok
lansia RT 03/RW 02 di Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo Kecamatan
Sembersari Kabupaten/Kota Jember.
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk membantu
meningkatkan kesehatan pada kelompok lansia yaitu dengan senam Tai
Chi Chuan di RT 03/ RW 02 Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo
Kecamatan Sembersari Kabupaten Jember.
2.1.2 Tujuan Khusus
1. Klien dapat memahami mengenai pengertian Tai Chi Chuan;
2. Klien dapat memahami mengenai tujuan Tai Chi Chuan;
3. Klien dapat memahami mengenai langkah langkah senam Tai Chi
Chuan;
2.2 Manfaat
Kegiatan pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan
kelompok lansia di RT 03/ RW 02 Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo
Kecamatan Sembersari Kabupaten Jember mengenai senam Tai Chi Chuan;
BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH
3.1 Dasar Pemikiran
Tekanan darah (Tekanan arteri sistemik) adalah hasil perkalian dari
cardiac output (curah jantung) dengan total tahanan perifer. Tekanan darah
tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam
pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode yang
terjadi akibat penyempitan arteri (Udjianti, 2010). Hipertensi pada lansia
terjadi karena adanya perubahan struktural dan fungsional pada sistem
pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah.
Hipertensi dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor resiko yang dapat
dimodifikasi (stres, obesitas, nutrisi, dan gaya hidup) dan faktor resiko yang
tidak dapat dimodifikasi (genetik, usia, jenis kelamin, dan ras). Dari faktor
resiko yang dapat dimodifikasi diharapkan masalah hipertensi dapat
diminimalkan maupun diatasi.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
hipertensi selain tindakan farmakologi, yaitu latihan fisik. Menurut
Mahardika (2010), Setelah diberikan perlakuan senam lansia secara
terprogram, tekanan darah yang tinggi dapat mengalami penurunan. Senam
lansia dapat merangsang penurunan aktifitas saraf simpatis dan peningkatan

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
saraf parasimptis yang berpengaruh pada penurunan hormone adrenalin,
norepinefrin dan katekolamin, serta vasodilatasi (pelebaran) pada pembuluh
darah yang mengakibatkan transport oksigen keseluruh tubuh terutama otak
menjadi lancar, sehingga dapat menurunkan tekanan darah dan nadi menjadi
normal. aktivitas olahraga yang teratur untuk membakar glukosa melalui
aktivitas otot yang yang akan menghasilkan ATP sehingga endorphin akan
muncul dan membawa rasa nyaman, senang dan bahagia. Olah raga akan
merangsang mekanisme HPA (Hypothalamus-Pituitary-Adrenal) axis untuk
merangsang kelenjar pineal untuk mensekresi serotonin dan melatonin. Dari
hipotalamus rangsangan akan diteruska ke pituitary (hipofisis) untuk
membentuk beta endorphin dan enkephalin yang akan menimbulkan rileks
dan perasaan senang.
Senam lansia merupakan serangkaian gerak nada yang teratur, terarah
dan terencana dalam bentuk latihan fisik yang berpengaruh terhadap aktifitas
fisik pada lansia. Senam lansia termasuk senam aerobic low impact dengan
intensitas ringan sampai sedang, serta bersifat menyeluruh dengan gerakan
yang melibatkan sebagian besar otot tubuh (Handayani, 2013). Manfaat
gerakan-gerakan dalam senam lansia dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi, kekuatan dan ketahanan otot, kelenturan dan komposisi tubuh
seimbang. Senam lansia di lakukan sampai 3-5 kali seminggu dengan waktu
pelaksanaan 15-60 menit. Gerakan senam lansia meliputi pemanasan, inti dan
pendinginan.
Dari beberapa senam lansia yang ada, ada salah satu senam yang bernama
senam Tai Chi Chuan. Senam Tai Chi Chuan merupakan program latihan
dengan kecepatan yang rendah (low velocity) dan aman bagi lansia dengan
menggabungkan latihan pernapasan, relaksasi, dan struktur gerakan yang
pelan dan lembut. Senam ini dapat digunakan pada semua lansia dengan
proses penuaan. Dalam pelaksanaannya, perawat harus memperhatikan
keadaan klien dan tanda-tanda vital sebelum dan sesudah melakukan senam.
Senam Tai Chi Chuan baik untuk lansia karena manfaatnya yaitu:
1. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan darah
2. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya fleksibilitas dan kekuatan otot
penyokong postur tubuh dan keseimbangan
3. Meningkatkan kekuatan fisik
4. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi
5. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan tubuh
3.2 Kerangka Penyelesaian
Melakukan pengukurn tekanan darah kepada kelompok lansia
Pemateri menjelaskan mengenai senam Tai Chi Chuan dan
persiapan alat untuk senam

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Menjelaskan mengenai tahap-tahap senam Tai Chi Chuan

Pemateri mendemonstrasikan dan mengajarkan latihan senam Tai Chi Chuan

Meminta klien untuk dapat mendemontrasikan dan melakukan latihan


senam Tai Chi Chuan secara mandiri

Memberikan reinfrocement positif pada klien setelah selesai mempraktikkan


senam Tai Chi Chuan dan memotivasi klien untuk sering melakukan senam
minimal 1 kali dalam seminggu

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah
Pendidikan kesehatan mengenai senam ergonomik Tai Chi Chuan
membantu meningkatkan gaya hidup sehat kepada lansia. Dalam realisasi,
untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan
latihan fisik salah satunya senam Tai Chi Chuan pada kelompok lansia.
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan mengenai senam
Tai Chi Chuan yaitu pada kelompom lansia di RT 3/RW 2 Lingkungan Krajan
Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran :ceramah dan praktik
2. Landasan teori : diskusi dan demonstrasi
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan dan mengajarkan cara senam Tai Chi
Chuan
d. Memantau jalannya latihan
e. Memberi komentar
f. Menetapkan tindak lanjut sasaran

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

=Sasaran
= Pemateri

DAFTAR PUSTAKA
Handayani S. 2013. Perbedaan Kebugaran Lansia Sebelum dan Sesudah di
Lakukan Senam Lansia Di Desa Leyangan Kecamatan Ungaran Timur
Kabupaten Semarang. Semarang: Stikes Ngudi Waluyo
https://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=0CC4
QFjADahUKEwiB2_S77YTJAhWEk5QKHWtfBd4&url=http%3A%2F
%2Frepository.usu.ac.id%2Fbitstream
%2F123456789%2F34542%2F5%2FChapter
%2520I.pdf&usg=AFQjCNGLK-6vS3d5eSCRFj6aDNS8aOh7Q&sig2=zFSYZOQFhfaqdZ_S2F4eqw&bvm
=bv.106923889,d.dGo diakses pada tanggal 10 November 2015 pukul 09.00
Mahardika J, Joni H dan Abu B. 2010. Hubungan Keteraturan Mengikuti Senam
Lansia dan Kebutuhan Tidur Lansia Di UPT PSLU Pasuruan di Babat
Lamongan. Surabaya: Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga.
Udjianti W J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika
World Health Organization (WHO). (2010). The World Health Statistics 2010
.http://www.apps.whso.int.ghodata diakses pada tanggal 7 november 2015
pukul 11.00
Lampiran:
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6

: Berita Acara
: Daftar Hadir
: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
: Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
: Materi
: Media Leaflet
Jember, 11 November 2015
Pemateri

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
Kelompok 1 C

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

BERITA ACARA
Pada hari ini, Rabu 11 November 2015 jam 15.00 s/d 15.30 WIB bertempat di
rumah keluarga Tn. M RT 2/RW 3 Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo
Kecamatan Sumbersari Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai Senam Tai Chi Chuan
oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan
ini diikuti oleh 7 orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 11 November 2015


Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom


NIP 197109262009122001

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Lampiran 1: Berita Acara


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

BERITA ACARA
Pada hari ini, Rabu 11 November 2015 jam 15.00 s/d 15.30 WIB bertempat di
rumah keluarga Tn. M RT 2/RW 3 Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo
Kecamatan Sumbersari Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai Senam Tai Chi Chuan
oleh Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Kegiatan
ini diikuti oleh orang (daftar hadir terlampir)

Jember, 11 November 2015


Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom


NIP 197109262009122001

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir


KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan mengenai Senam Tai Chi Chuan oleh Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember. Pada hari ini, Rabu tanggal
11 bulan November tahun 2015 jam 15.00 s/d 15.30 WIB bertempat di rumah Tn.
M RT 3/RW 2 Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari
Kabupaten/Kota Jember Propinsi Jawa Timur.
NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

NAMA

ALAMAT

TANDA TANGAN

Mbah Bunisa
Mbah
Mbah
Mbah
Mbah
Karina Diana Safitri
Yulince Atanay
Talitha Zhafira
Aisyah Dwi Asri
Dema Novita

Jember, 11 November 2015


Mengetahui,
Penguji
Keperawatan Komunitas II
PSIK Universitas Jember

Ns. Latifa Aini S. M.Kep., Sp.Kom


NIP 197109262009122001

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Lampiran 3: Satuan Acara Penyuluhan (SAP)


SATUAN ACARA PENYULUHAN
Topik
: Senam Tai Chi Chuan
Sasaran
: Kelompok lansia
Waktu
: .00 .00 WIB
Hari/Tanggal
: Rabu, 11 November 2015
Tempat
: Lingkungan Krajan Kelurahan Antirogo Kecamatan
Sumbesari, Kabupaten Jember
1.

Standar Kompetensi
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, sasaran akan dapat mengerti dan
memahami tentang cara melakukan Senam Tai Chi Chuan.

2.

Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 40 menit
sasaran akan mampu:
a. Menjelaskan tentang pengertian Senam Tai Chi Chuan;
b. Menjelaskan tentang tujuan dan manfaat Senam Tai Chi Chuan;
c. Menjelaskan dan melakukan langkah-langkah Senam Tai Chi Chuan;

3.
4.

Pokok Bahasan
Senam Tai Chi Chuan
Subpokok Bahasan
a. Pengertian Senam Tai Chi Chuan;
b. Tujuan dan manfaat Senam Tai Chi Chuan;
c. Langkah-langkah melakukan Senam Tai Chi Chuan.

5.

Waktu
1 x 30 menit

6.

Bahan/Alat yang digunakan


a. Leaflet
b. Sphygmomanometer
c. Stetoskop
d. Alas
e. Musik/ Laptop/ Radio

7.

Model Pembelajaran
a. Jenis model pembelajaran
: Pertemuan kelompok
b. Landasan pokok
:
1) Menciptakan suasana ruangan yang baik

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
2)
3)
4)
5)
6)

Mengajukan masalah
Membuat keputusan nilai personal
Mengidentifikasi pilihan tindakan
Memberi komentar
Menetapkan tindak lanjut

8. Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri
2. Peserta
3. Fasilitator
4. Dosen

9.

Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi dan SOP tentang senam Tai Chi Chuan untuk
Ny.M kemudian membuat media pembelajaran yaitu leaflet.

10. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses
Kegiatan Pemateri
Kegiatan Peserta
Pendahuluan a. Salam pembuka
Memperhatikan
b. Memperkenalkan
diri
c. Menjelaskan
tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian
1. Menjelaskan
Memperhatikan dan
tentang:
memberi tanggapan
a. Pengertian
Senam Tai hi
Chuan
b. Tujuan
dan
manfaat senam
Tai Chi Chuan
c. Langkahlangkah
melakukan
senam Tai Chi
Cuan

Waktu
3 menit

24 menit

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Penutup

2. Memberikan
kesempatan
kepada kelompok
lansia
untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan
4. Mendemonstrasi
kan
latihan
senam Tai Chi
Chuan
5. Memberikan
kesempatan
kepada kelompok
lansia untuk ikut
mempraktikkan /
mendemonstrasik
an senam Tai Chi
Chuan
a. Menyimpulkan
Memperhatikan dan
materi yang telah menanggapi
diberikan
b. Mengevaluasi
hasil pendidikan
kesehatan
dan
demonstrasi
c. Memberikan
leaflet
tentang
senam
d. Salam penutup

3 menit

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Lampiran 4: Standar Operasional Prosedur


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SENAM TAI CHI CHUAN


PSIK
Universitas Jember
Prosedur tetap
1.
`

Pengertian

2.

Tujuan

No Dokumen:
No. Revisi:
Halaman:
Tanggal terbit:
Ditetapkan Oleh :
Senam Tai Chi Chuan adalah program latihan dengan
kecepatan yang rendah (low velocity) dan aman bagi lansia
dengan menggabungkan latihan pernapasan, relaksasi, dan
struktur gerakan yang pelan dan lembut.
a. Memperbaiki keseimbangan dan tekanan darah
b. Memperbaiki gerak dengan meningkatnya fleksibilitas
dan kekuatan otot penyokong postur tubuh dan
keseimbangan
c. Meningkatkan kekuatan fisik
d. Meningkatkan daya tahan kardiorespirasi

3.
4.

Indikasi
Kontraindikasi

5.

Persiapan pasien

6.

Persiapan alat

e. Meningkatkan kecepatan dan kelenturan tubuh


Semua lansia dengan proses penuaan
a. Klien pasca stroke
b. Klien dengan hipertensi tidak terkontrol
Lansia sebaiknya menggunakan pakaian dengan kriteria :
a. Tidak menghalangi gerakan, misalnya ketat atau terlalu
longgar
b. Cukup ventilasi
c. Menggunakan bahan yang mudah menyerap keringat
(misal katun atau kaos)
d. Tampak rapi dalam penampilan
e. Menggunakan sepatu olahraga atau sepatu datar supaya
tidak menghalangi peregangan betis
a. Pakaian olahraga
b. Sepatu

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
7.

Cara kerja

a. Persiapan klien dengan mengkaji tanda-tanda vital


terutama denyut jantung maksimum
b. Latihan dimulai dengan gerakan 1, gerakan pembukaan,
gerakan 2, gerakan 3, gerakan 4, gerakan 5, gerakan 6,
gerakan 7, gerakan 8, dan gerakan 9 dengan lama latihan
selama 20-60 menit
c. Latihan dilakukan 3-5 kali per minggu dengan berselang
satu hari dalam zona latihan
d. Beban latihan menggunakan 60-90 % maksimum denyut
jantung, tetapi pemula dianjurkan menggunakan 50-60%
dari V O2 maksimum
e. Pemanasan dan pendinginan 5-10 menit dan latihan ini
selama 15-30 menit
f. Urutan gerakan sampai dengan gerakan 9 adalah sebagai
berikut :
Gambar 1
Posisikan kaki sejajar dan posisi tangan berada di depan
dada

Gambar 2
a) Lakukan gerakan seperti surai kuda dan lakukan
selama 3 menit
b) Kaki kiri maju ke depan dan tangan bergerak ke atas
seperti sayap.

(a)

(b)

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
Gambar 3
a) Tekuk lutut kanan ke depan, tangan kiri ke arah
depan seperti mendorong selama 3 menit
b) Lakukan gerakan seperti memainkan gitar
c) Kaki kanan melangkah ke depan, tangan kiri seperti
gerakan memukul ke belakang. Lakukan selama 4
menit

(a)
a)
b)
c)
d)

(b)

(c)

Gambar 4
Posisi tubuh kembali ke arah depan dan tangan
seperti memegang bola
Gerakkan badan ke samping, kaki kiri ke depan dan
gunakan tumit sebagai tumpuan. Tangan
Tekuk lutut kaki kiri dan jadikan sebagai tumpuan.
Gerakkan tangan seperti mendorong ke depan
Dengan posisi tubuh yang sama, arahkan tangan
kanan ke belakang sejajar dengan bahu. Lakukan
juga pada sisi yang berlawanan.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 5
a) kembalikan kaki pada posisi sejajar. Ayunkan tangan
kanan menghadap wajah dan tangan kiri disamping
dan menjauhi tubuh
b) posisikan dan tekuk lutut kaki kiri ke depan, jadikan
sebagai tumpuan. Ayunkan kedua tangan sejajar
dengan bahu. Tangan kanan ke samping dan tangan

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
kiri ke depan
c) ayunkan kaki kanan ke depan dan ke atas sampai
membentuk sudut 900. Gunakan kaki kiri sebagai
tumpuan. Jadikan kedua tangan sebagai pengatur
keseimbangan tubuh

(a)

(b)
(c)
Gambar 6
a) turunkan kaki kanan ke depan sehingga posisi seperti
pada gambar. Arahkan kedua tangan dengan posisi
menyilangkan telapak tangan ke depan sejajar
dengan kepala
b) bentangkan kaki kanan selebar bahu lalu ayunkan
kedua tangan disamping tubuh
c) angkat kaki kiri dan jadikan kedua tangan sebagai
pengatur keseimbangan

(a)

(b)

(c)

Gambar 7
a) regangkan kaki kiri menjauhi tubuh, posisi
menjongkok dan jadikan kaki kanan sebagai
tumpuan (tekuk lutut kanan). Ayunkan kedua tangan
ke samping tubuh
b) kembali ke posisi berdiri, angkat kaki kanan dan
tekuk lutut hingga paha menyentuh perut. Posisikan
tangan kanan membentuk huruf V dengan disangga
oleh kaki kanan
c) arahkan kembali kaki kanan ke bawah dan tekuk
lutut (jadikan sebagai tumpuan). Kaki kiri lurus ke

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
belakang lalu kedua tangan ke depan membetuk
sikap kuda-kuda
d) arahkan kaki kiri ke depan dan gunakan jari kaki
sebagai tumpuan. Ayunkan kedua tangan ke bawah
ke samping tubuh

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 8
a) Arahkan kaki kanan lurus ke samping dan tekuk kaki
kiri (jadikan sebagai tumpuan). Ayunkan tangan kiri
ke depan, ayunkan tangan kanan ke belakang
b) Lakukan gerakan yang sama pada arah yang
berlawanan
c) Putar posisi tubuh 900 dan arahkan kaki kanan
mendekat dengan kaki kiri. Posisi tangan kuda-kuda
d) Arahkan kaki kanan ke belakang dan jadikan kaki
kiri sebagai tumpuan. Tangan kiki posisi kuda-kuda
dan tangan kanan sejajar dengan posisi tubuh

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 9
a) Posisikan kaki kanan lurus ke belakang, tekuk lutut
kaki kanan (jadikan sebagai tumpuan). Posisikan
kedua tangan ke depan dada
b) Kembalikan tubuh pada posisi sejajar, silangkan
kedua tangan di depan dada
c) Tetap pada posisi yang sama, arahkan kedua tangan

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
di samping tubuh dan tarik napas dalam sebanyak 3
kali sebagai penutup

(a)

8.

Hasil

(b)

(c)

a. Bertambahnya kekuatan fisik


b. Meningkatnya daya tahan kardiorespirasi
c. Meningkatnya kecepatan dan kelenturan tubuh

Lampiran 5: Materi
HIPERTENSI
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg pada lansia. Hipertensi dikategorikan ringan apabila
tekanan diastoliknya antara 95 104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan
diastoliknya antara 105 dan 114 mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan
diastoliknya 115 mmHg atau lebih. Hipertensi menjadi penyebab utama gagal
jantung, stroke, dan gagal ginjal. Sebagian besar orang yang menderita
hipertensi tidak sadar akan kondisinya. Hipertensi merupakan masalah
kesehatan besar di seluruh dunia sebab tingginya prevalensi dan berhubungan
dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular (World Health
Organization, 2010). Menurut data yang dimiliki oleh World Health
Organization (WHO), terdapat lebih dari satu dari setiap tiga orang dewasa (+
satu miliar orang) di dunia, menderita tekanan darah tinggi. Darah tinggi
menyumbang kematian hampir 9,4 juta orang setiap tahunnya karena
komplikasi penyakit jantung dan stroke. Kedua penyakit ini menjadi penyakit
nomor satu yang membunuh manusia. Hipertensi seringkali terjadi bersama
dengan faktor-faktor resiko lain, seperti obesitas, diabetes, dan kolesterol tinggi
yang meningkatkan risiko kesehatan.
2. Etiologi
Hipertensi berdasarkan etiologinya dibagi menjadi dua yaitu hipertensi
primer atau esensial dan hipertensi sekunder.
a. Hipertensi primer

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember
Sekitar 95% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi esensial
(primer). Penyebab hipertensi esensial ini masih belum diketahui, tetapi
faktor genetik dan lingkungan diyakini memegang peranan dalam
menyebabkan hipertensi esensial (Weber dkk., 2014). Faktor genetik dapat
menyebabkan kenaikan aktivitas dari sistem renin-angiotensin-aldosteron
dan sistem saraf simpatik serta sensitivitas garam terhadap tekanan darah.
Selain faktor genetik, faktor lingkungan yang mempengaruhi antara lain
yaitu konsumsi garam, obesitas dan gaya hidup yang tidak sehat (Weber
dkk., 2014) serta konsumsi alkohol dan merokok. Penurunan ekskresi
natrium pada keadaan tekanan arteri normal merupakan peristiwa awal
dalam hipertensi esensial. Penurunan ekskresi natrium dapat menyebabkan
meningkatnya volume cairan, curah jantung, dan vasokonstriksi perifer
sehingga tekanan darah meningkat. Faktor lingkungan dapat memodifikasi
ekspresi gen pada peningkatan tekanan. Stres, kegemukan, merokok,
aktivitas fisik yang kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar
dianggap sebagai faktor eksogen dalam hipertensi.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder diderita sekitar 5% pasien hipertensi (Weber dkk.,
2014). Hipertensi sekunder disebabkan oleh adanya penyakit komorbid atau
penggunaan obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah.
Obat-obat tertentu, baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi. Penghentian penggunaan obat
tersebut atau mengobati kondisi komorbid yang menyertainya merupakan
tahap pertama dalam penanganan hipertensi sekunder (Depkes RI, 2006).
3. Tanda dan Gejala
Sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala penyakit. Ada
kesalahan pemikiran yang sering terjadi pada masyarakat bahwa penderita
hipertensi selalu merasakan gejala penyakit. Kenyataannya justru sebagian
besar penderita hipertensi tidak merasakan adanya gejala penyakit. Hipertensi
terkadang menimbulkan gejala seperti sakit kepala, nafas pendek, pusing, nyeri
dada, palpitasi, dan epistaksis. Gejala-gejala tersebut berbahaya jika diabaikan,
tetapi bukan merupakan tolak ukur keparahan dari penyakit hipertensi (WHO,
2014).
4. Pencegahan
a. Penurunan berat badan pada penderita hipertensi yang gemuk melalui
perubahan pola makan dan olah raga.
b. Pembatasan intake garam hingga 4 6 gram per hari, makanan yang
mengandung soda kue, bumbu penyedap dan pengawet makanan.
c. Meningkatkan komsumsi lemak tak jenuh dan mengurangi konsumsi lemak
jenuh (daging sapi, kerbau, kambing, babi, susu, keju, dan kelapa).
d. Mengurangi makanan yang mengandung kolesterol tinggi (jeroan, kuning
telur, cumi-cumi, kerang, kepiting, coklat, mentega, dan margarin).
e. Meningkatkan intake makanan yang berserat tinggi seperti buah-buahan
(jambu biji, belimbing, jambu bol, kedondong, jeruk, pisang, nangka masak,
markisa, dan lain-lain), sayuran (daun bawang, kecipir muda, jamur segar,

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

f.
g.
h.
i.

bawang putih, daun dan kulit melinjo, dan lain-lain), ikan, agar-agar, dan
rumput laut).
Menghentikan kebiasaan merokok.
Olah raga teratur.
Hindari ketegangan mental dan stres.
Diet bagi hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan, seperti sayuran dan buah-buahan. Kandungan
serta dan vitamin C nya dapat membantu menurunkan tekanan darah
tinggi.
2. Makanan yang harus dikurangi, seperti makanan kaleng, jenis ikan yang
banyak mengandung lemak (misal, salmon, makerel, dan sarden),
makanan berlemak, dan makanan beralkohol.
3. Makanan yang harus dihindari, seperti makanan bergaram tinggi,
alkohol, dan rokok.

Lampiran 6 Leaflet

Laporan PBL Keperawatan Komunitas II PSIK Universitas 2015


Jember

Anda mungkin juga menyukai