1.
Patofisiologi
Serangan epilepsi terjadi apabila proses eksitasi di dalam otak lebih dominan dari
pada proses inhibisi. Perubahan-perubahan di dalam eksitasiaferen, disinhibisi, pergeseran
konsentrasi ion ekstraseluler, voltage-gated ion channel opening , dan menguatnya
sinkronisasi neuron sangat penting artinya dalam hal inisiasi dan perambatan aktivitas
serangan epileptik. Aktivitas neuron diatur oleh konsentrasi ion di dalam ruang ekstraseluler
dan intraseluler, dan oleh gerakan keluar-masuk ion-ion menerobos membran neuron.
Patofisiologi epilepsi yang lain adalah disebabkan adanya mutasi genetik. Mutasi genetik
terjadi sebagian besar pada gen yang mengkode protein kanal ion.
Pada kanal ion yang normal terjadi keseimbangan antara masuknya ion natrium
(natrium influks) dan keluarnya ion kalium (kalium efluks) sehingga terjadi aktivitas
depolarisasi dan repolarisasi yang normal pada sel neuron. Jika terjadi mutasi pada kanal Na
seperti yang terdapat pada generalized epilepsy with febrile seizures plus, maka terjadi
natrium influks yang berlebihan sedangkan kalium refluks tetap seperti semula sehingga
terjadi depolarisasi dan repolarisasi yang berlangsung berkali-kali dan cepat atau terjadi
hipereksitasi pada neuron. Hal yang sama terjadi pada benign familial neonatal convulsion
dimana terdapat mutasi kanal kalium sehingga terjadi efluks kalium yang berlebihan dan
menyebabkan hipereksitasi pada sel neuron.
Etiologi
toxoplasmosis
Trauma; kontusio serebri, hematoma subaraknoid, hematoma subdural
Neoplasma otak dan selaputnya
Kelainan pembuluh darah, malformasi, penyakit kolagen
2.
3.
Mengapa levodopa dikombinasikan dengan carbidopa? Dan apa yang dimaksud dengan
honeymoon period pada pengobatan pasien parkinson dan rencana terapi untuk
mengatasinya?
Penyakit parkinson muncul karena kerusakan pada ganglia basalis sehingga tidak
adanya dopamin dari substansi nigra ke globus paralis. Oleh karena itu fokus pengobatan
parkinson dengan menggantikan dopamin untuk membantu mengembalikan fungsi motorik
pasien. Levodopa + carbidopa merupakan gold standard untuk terapi parkinson.
Levodopa merupakan asam amino yang akan dikonversikan menjadi dopamin di otak,
levodopa dikombinasikan dengan carbidopa yang tidak masuk ke otak namun berfungsi
untuk memblok enzim yang mengkonversikan levodopa menjadi dopamin di bagian lain dari
tubuh. Jadi carbidopa membuat levodopa utuh hingga mencapai otak.
Pada awal penggunaan levodopa, outcome yang diperoleh sangat efektif untuk
mengurangi masalah motorik pasien, keadaan ini disebut honeymoon period. Namun setelah
melewati honeymoon period tersebut yaitu setelsh 5 tahun, respon terhadap setiap dosis
menjadi tidak menentu (pasien akan mengalami gejala dyskinesia), hal tersebut diperkirakan
karena kepekaan reseptor dopamin berkurang dan menunjukkan perburukan dari penyakit.
Rencana terapi dapat berupa pergantian dengan agen lain seperti kombinasi levodopa,
carbidopa dan entacapone; peningkatan dosis dari terapi sebelumnya; serta mengatur
administrasi obat seperti menggunakan levodopa 1-2 jam setelah makan karena konsumsi
protein dapat menurunkan absorpsi dari levodopa.
4.
Perbedaan
Bagian otak yg terganggu
Gejala kognitif
Kondisi neuron
5.
Parkinson diseases
Substantia nigra
Gangguan fungsi eksekutif
(kehilangan
kemampuan
untuk
merencanakan,
memutuskan sesuatu)
Terdapat akumulasi badan
lewi dalam sel neuron
Alzheimer diseases
hipokampus
Gangguan fungsi memori
Gejala stroke yang muncul sangat bergantung pada bagian otak yang terganggu. Otak
manusia terdiri atas otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak. Otak
besar terdiri atas bagian besar yang disebut hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer
kiri. Fungsi bagian tubuh sebelah kanan dikendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi bagian
tubuh sebelah kiri adalah hemisfer kana. Otak terdiri atas lobus-lobus yang memiliki
fungsi masing-masing. Gangguan pembuluh darah otak yang memberikan pasokan darah
ke lobus frontal dan parietal akan memberikan gejala kelemahan anggota gerak dan
gangguan rasa. Stroke yang menyerang cerebellum memberikan gejala pusing berputar
(vertigo). Gangguan peredaran darah otak disebelah kanan akan menyebabkan
kelemahan anggota gerak sebelah kiri, dan sebalikanya gangguan otak sebelah kiri akan
menyebabkan kelemahan anggota gerak sebelah kanan
6. a. Sebutkan Gold-standar untuk pemeriksaan stroke beserta kriteria nya?
b. Terapi apa saja yang bisa dilakukan untuk pasien stroke iskemik baik secara umum
maupun secara spesifik?
a. Gold-standar untuk pemeriksaan stroke adalah :
CT-scan GOLD-Standart untuk diagnosa stroke harus dilakukan < 72 jam
karena apabila dilakukan > 72 jam penyumbatan tidak terlihat jelas.
MRI pemeriksaan lebih halus (<3 jam penyumbatan bisa dilihat) tetapi waktu
pemeriksaan cukup lama (30 menit) dan pasien harus kooperatif.
GCS (Glasgo Coma Scale) penilaian kesadaran
b. Terapi umum :
B1-B6 Breath (jalan napas ditangani), Blood (TD akan meningkat pada pasien
stroke tetapi ini hanya fase akut saja, diterapi apabila TD sistolik > 220 mmHg), Brain
(berikan diazepam atau fenitoin), Bladder (terjadi retensi urine pada pasien stroke
pasang kateter), Bowel (berikan laksatif untuk merangsang feses keluar pada pasien
stroke), Bone (berikan fisioterapi untuk pasien stroke agar tubuh pasien tidak kaku).
No No-kortikosteroid, No-furosemida, No-glukosa (pasien stroke tidak diinfus),
dan No-anticoagulan (untuk terapi spesifik)
Terapi spesifik :
- IVFD 1500-2000cc/hari
- Trombolisis: rt-PA
- Antikoagulan: Oral antikoagulan (Warfarin) or LMWH
- Antiplatelet aggregation aspirin, clopidogrel, silostazol (vasodilator)
Neuroprotective agent citicolin, piracetam
- Neurotropik vitamin B1, B6, dan B12
- Metabolit activator Pentoxyfilin
7.
Jika tekanan darah sistolik > 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 120
mmHg, berikan labetolol i.v. selama 1 2 menit. Dosis labetolol dapat diulang atau
digandakan setiap 10 20 menit sampai penurunan tekanan darah yang memuaskan
dapat dicapai atau sampai dosis kumulatif 300 mg yang diberikan melalui teknik
bolus mini. Setelah dosis awal, labetolol dapat diberikan setiap 6 8 jam bila
diperlukan. (Pilihan obat lain lihat tabel jenis-jenis obat untuk terapi emergensi).
Jika tekanan darah diastolik < 220 mmHg dan atau tekanan darah diastolik < 120
mmHg, terapi darurat harus ditunda kecuali adanya bukti perdarahan intraserebral,
gagal ventrikel jantung kiri, infark miokard akut, gagal ginjal akut, edema paru,
diseksi aorta, ensefalopati hipertensi dan sebagainya. Jika peninggian tekanan darah
tersebut menetap pada dua kali pengukuran selang waktu 60 menit, maka diberikan
200 300 mg labetolol 2 -3 kali sehari sesuai kebutuhan. Pengobatan alternatif yang
memuaskan selain labetolol adalah nifedipin oral 10 mg setiap 6 jam atau 6,25 25
mg kaptopril setiap 8 jam. Jika monoterapi oral tidak berhasil atau jika obat tidak
dapat diberikan per oral, maka diberikan labetolol i.v. seperti cara diatas atau obat
pilihan lainnya (urgensi).
Batas penurunan tekanan darah sebanyak-banyaknya sampai 20% - 25% dari tekanan
darah arterial rerata pada jam pertama, dan tindakan selanjutnya ditentukan kasus per
kasus.
Berdasarkan penelitian ACCESS study, bahwa pemberian candesartan cilexetil pada
stroke acute terbukti meskipun penurunan level tekanan darah tak berbeda bermakna
dengan plasebo, penilaian outcome setelah 1 tahun mempelihatkan hasil yang
memuaskan. Kita menunggu penelitian lanjutan skala yang lebi luas dan besar
mengenai peranan Angiotensi Reseptor Blocker (ARB) pada stroke akut.
Pastikan tekanan darah penderita rendah yaitu < 120 sistolik (pada pengukuran
tekanan darah brankhial kanan dan kiri yang digunakan sebagai pedoman adalah
tekanan darah yang tinggi).
Penggunaan obat-obat vasoaktif dapat diberikan dalam bentuk infuse dan disesuaikan
dengan efek samping yang akan ditimbulkan seperti takikardia.
Pemberian dopamine drip diawali dengan dosis kecil dan dipertahankan pada tekanan
darah optimal yaitu berkisar 140 sistolik pada kondisi akut stroke.
Bila tekanan sistolik 180 220 mmHg, atau tekanan diastolik 105 140 mmHg, atau
tekanan darah arterial rata-rata 130 mmHg :
a. Labetolol 10 20 mg IV selama 1 2 menit. Ulangi 300 mg atau berikan dosis
awal bolus diikuti oleh labetolol drip 2 8 mg/menit atau;
b. Nicardipin, Diltiazem
c. Nimodipin
Pada fase akut tekanan darah tak boleh diturunkan lebih dari 20% - 25% dari tekanan
darah arterial rerata dalam 1 jam pertama.
Bila tekanan sistolik < 180 mmHg dan tekanan diastolik < 105 mmHg, tangguhkan
pemberian obat anti-hipertensi.
Bila terdapat fasilitas pemantauan tekanan intrakranial, tekanan perfusi otak harus
dipertahankan > 70 mmHg.
Pada penderita dengan riwayat hipertensi, penurunan tekanan darah harus
dipertahankan dibawah tekanan darah arterial rata-rata 130 mmHg.
Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg harus dicegah segera
pada waktu pasca operasi dekompresi.
Bila tekanan darah arterial sistolik turun < 90 mmHg harus diberikan obat
menaikkan tekanan darah (vasopressor).
Perhatian :
1. Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh stress akibat stroke, kandung
kencing yan penuh, nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau peningkatan tekanan
intrakranial.
2. Dengan memperhatikan dan melakukan penanganan pada keadaan tersebut di atas
akan banyak berpengaruh pada tekana darah sistemik pada fase menunggu 5 20
menit pengukuran berikutnya.
Dosis
Mulai Kerja
20-80 mg iv bolus 5-10 menit
setiap 10 menit
atau 2 mg/menit
infus kontinyu
Lama Kerja
3-6 jam
Efek Samping
Nausea, vomitus,
hipotensi, blok
atau gagal
jantung,
kerusakan hati,
bronkospasme
Keterangan
Terutama
untuk kegawat
daruratan
hipertensi,
kecuali pada
gagal jantung
Nikardipin
5-15 mg/jam
infus kontinyu
5-15 menit
Sepanjang
Takikardi
infus berjalan
Diltiazem
5-40 g/kg/menit
5-10 menit
4 jam
akut.
Larut dalam
air, tidak
sensitif
terhadap
cahaya,
vasodilatasi
perifer dengan
tanpa
menurunkan
aktivitas
pompa jantung
Krisis
Hipertensi
Cara
pemberian
Oral
Bukal
Mulai Kerja
15-20 menit
5-10 menit
Lama
Kerja
3-6 jam
3-6 jam
Dosis
Dewasa
10 mg
10mg
Frekuensi
Pemberian
6 jam
20-30 menit
Efek Samping
Hipotensi,
nyeri kepala,
takikardia,
Kaptopril
Oral
SL
15-30 menit
5 menit
4-6 jam
2-3 jam
6,25-25 mg
6,25-25 mg
30 menit
30 menit
Clonidin
Prazosin
Oral
Oral
30 menit
15-30 menit
8-12 jam
8 jam
0,1-0,2 mg
1-2 mg
12 jam
8 jam
pusing, muka
merah
Hiperkalemia,
insufisiensi
ginjal,
hipotensi
dosis awal
Sedasi
Sakit kepala,
fatigue,
drowsiness,
weakness
Dosis (mg)
Benazepril/HCT (5/6,25; 10/12,5; 20/12,5; 20/25)
Captopril/HCT (25/15; 25/25; 50/15; 50/25)
Enalapril Maleate/HCT (5/12,5; 10/25)
Lisinopril/HCT (7,5/12.5; 15/25)
Quinapril HCl/HCT (10/12,5; 20/12,5; 20/25)
Candesartan cilexetil/HCT (16/12,5; 32/12,5)
Irbesartan/HCT (150/12,5; 300/12,5)
Losartan potassium/HCT (50/12,5; 100/25)
Telmisartan/HCT (40/12,5; 80/12,5)
Valsartan/HCT (80/12,5; 160/12,5)
Atenolol/Chlorthalidone (50/25; 100/25)
Bisoprolol Fumarat/HCT (2,5/6,25; 2/6,25; 10/6,25)
Propanolol LA/HCT (40/25; 80/25)
Metoprolol Tartrate/HCT (50/25; 100/25)
Nadolol/Bendrofluthiazide (40/5; 80/5)
Timolol Maleate/HCT (10/25)
Methyldopa/HCT (250/15; 250/25; 500/50)
Reserpin/ HCT (0,125/25; 0,125/50)
8.
utama
stroke
infark
tombolitik
adalah
rekanalisasi
9.
10. Tremor dan kekakuan otot termasuk dalam gejala penyakit parkinson. Untuk mengatasi
hal tersebut golongan obat manakah yang Anda rekomendasikan ?
Jawab :
Terapi dengan antikolinergik (Ach) seperti Trihexyphenidyl dan Benztropin.
Namun terapi ini tidak diindikasikan untuk pasien dengan usia 60 tahun karena efek
sampingnya terhadap kemunduran memori (pikun).
11. Tuliskan secara singkat mekanisme obat obat yang meningkatkan transmisi inhibitori
GABAergik dan berikan contoh obatnya!
-. Obat-obat yang meningkatkan transmisi inhibitori GABAergik:
12. Mengapa diperlukan suplemen vitamin K bagi wanita hamil yang sedang mengkonsumsi
obat obat antiepilepsi?
-. Bayi yang lahir dari wanita yang memiliki riwayat epilepsi dan mengkonsumsi obat
antiepilepsi enzyme inducing memiliki resiko perdarahan dikarenakan adanya
penurunan faktor pembekuan darah vitamin K dependent clotting factors
13. Sebutkan terapi yang dapat diberikan pada pasien stroke iskemia!
-. Antikoagulan / antiplatelet : untuk mencegah terjadinya trombus pada aliran darah
kolateral. Contoh : warfarin, clopidogrel
-. Neuroprotektan : untuk menghambat proses kerusakan neuroglia pada penumbra.
Contoh : citicolin
-. Trombolisis : melisis trombus dengan menggunakan trombolitik t- PA intravena
-. Terapi trombolitik intra arterial dengan urokinase, prourokinase dilakukan pada
stroke iskemia yang onset 3 6 jam, masih diterapkan untuk stroke iskemi pada arteri
cerebri media.
14. Apakah pilihan terapi Hipertensi yang sesuai pada pasien Stroke Infark Trombolitik
dengan TD >220/120 mmHg dan berapa goal terapi penurunan TD yang diinginkan
sesuai kondisi pasien?
Jawaban:
Karena tekanan darah yang sangat tinggi pada pasien Stroke Infark Trombolitik dapat
meningkat seriko pendarahan otak, sehingga perlu terapi HT dengan (labetolol,
nicardipin, diltiazem). Penurunan TD tidak boleh tertalu rendah dan cukup
dipertahankan sampai 160 mmHg, karena menyebabkan penurunan aliran darah ke
otak sehingga iskemia otak akan semakin berat dan kerusakan sel saraf akan semakin
laus.
15. Kapan diberikan obat antiplatelet pada pasien Stroke Infark Trombolitik dan apa pilihan
terapi yang diberikan??
Jawaban:
Antiplatelet harus segera diberikan pada pasien stroke iskemi kecuali bagi pasien yang
mendapatkan terapi trombolisis. Pada pasien mendapatkan terapi trombolisis, maka
antiplatelet ditunda pemberiannya sampai paling lambat 24 jam. Terapi antiplatelet yang
dipilih adalah Aspirin, clopidogrel, ticlopidin, dan dypiridamol.
16. Mengapa levodopa dikombinasikan dengan carbidopa? Dan apa yang dimaksud dengan
honeymoon period pada pengobatan pasien parkinson dan rencana terapi untuk
mengatasinya?
Penyakit parkinson muncul karena kerusakan pada ganglia basalis sehingga tidak adanya
dopamin dari substansi nigra ke globus paralis. Oleh karena itu fokus pengobatan
Gerakan volunter yg lamban dan sulit terutama pd gerakan halus, misalnya berbicara,
menulis, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dll.
Gerakan asosiatif yg berkurang, misalnya gerakan lengan yang berkurangdan melekat
pd waktu berjalan, lengan dalam kedudukan fleksi dan aduksi.
Gerakan spontan yg berkurang, misalnya wajah seperti topeng.
18. Jelaskan golongan-golongan obat untuk terapi parkinson dan berikan masing-masing dua
contoh obat serta mekanisme kerjanya secara singkat!
Jawaban
Golongan obat :
a. Dopaminergic
Mekanisme kerja :mengendalikan kadar dopamin substansia nigra
Contoh obat : Levodopa, Carbidopa
b. Agonis dopamin
Mekanisme kerja : Agonis pada reseptor dopamin D2 dan beberapa reseptor serotonin
Contoh obat : bromocriptine, carbegoline
c. MAO-B Inhibitor
Mekanisme kerja : menghambat aktivitas dari enzim MAO-B yang merupakan enzim
pemetabolisme dari dopamin
Contoh obat : seregiline, rasagiline
d. COMT inhibitor
Mekanisme kerja : menghambat aksi transferase katekol-O-metil, enzim ini terlibat
dalam mendegradasi neurotransmiter.
Contoh obat : entacapone, tolcapone
e. Antikolinergik (parasimpatolitik)
Mekanisme kerja : blok aktivitas kolinergik di ganglia basal dan juga meningkatkan
ketersediaan dopamin dengan menghambat reuptake dan penyimpanan di CNS, dan
sebagai hasilnya, meningkatkan aktivitas dopaminergik
Contoh : benzatropine, Trihexyphenidyl
19. Sebutkan 3 perbedaan antara parkinson disease dan alzheimer diseases!
Perbedaan
Bagian
otak
terganggu
Gejala kognitif
Kondisi neuron
Parkinson diseases
yg Substantia nigra
Alzheimer diseases
hipokampus
tetap
melakukan persalinan
Beri asam folat 1 mg/hari oral sebaiknya sebelum kehamilan
Penjelasan pada penderita akan resiko teratogenesitas (menurut
Bjerkedal, 1982 dalam studi di Norwegia risiko kelainan malformasi
dipopulasi umum adalah 3.5% sedangkan pada penderita epilepsi
hanya 4,4%) menurut literatur sebagian besar (lebih dari 90%)
2. rehabilitasi: rehabilitasi merupakan suatu terapi tambahan yang pentin bagi pasien
parkinson. Wallau sampai saat ini belum ada hubungan langsung antara rehabilitasi dengan
perbaikan gejala utama penyakit ini seperti bradikinesia, tremor, instabilitas postural dan
rigiditas, akan tetapi rehabilitasi ini dapat menghambat proses sekundet yang berupa
gangguan mobilitas, aktivitas penederita, dan meningkatkan kualitas hidup penderita.
3. Diet: diet yang dilakukan pada penderita ini tidaklah khusus, melainkan tujuannya agar
penderita tidak terjadi kekurangan gizi, penurunan berat badan, dan pengurangan jumlah otot,
serta tidak terjadinya konstipasi. Penderita dianjurkan untuk makan makanan berimbang
antara komposisi serat dan air untuk mencegah terjadinya komplikasi, serta cukup kalsium
untuk mempertahankan struktur tulang agar tetap baik.