Anda di halaman 1dari 4

HASIL PENGAMATAN

Lokasi :
Desa Sendangtirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten Bantul Yogyakarta
Desa ini terdiri dari :

RT
RW
Dusun
KK
Penduduk

: 98
: 43
: 18
: 4.500
: 14.000 orang

5 tahun yang lalu, mayoritas pekerjaan warga Desa Sendangtirto adalah petani tetapi sekarang
bekerja sebagai buruh.

Tabel
Format1. Investigasi Rawan Pangan Kronis
No Penyebab Utama Luas/Harga/Jumlah
Rawan Pangan

Total
Jumlah KK
Terindikasi
Rawan
Pangan
Luas wilayah : 522,7 Ha
- Luas tanam : 265,6
Ha (menyusut 2-3%
per tahun)
- Luas puso : 70 Ha
(tegalan
dan
pekarangan)
Bahan pokok berupa
beras dengan harga
antara Rp 9.500,00
Rp 10.500,00

Ketersediaan:
- Luas tanam
- Luas puso

Akses
- Harga
bahan
pokok

Pemanfaatan
- Bayi gizi buruk :
- Balita gizi - 2014 : tidak ada
buruk
2015 : tidak ada,
- Berat badan
tetapi ada
balita
bayi yang
rendah
gizi kurang,
(BGM)
namun
cepat

Bantuan
Yang
Volume
dibutuh
kan

Yang
telah
diterima

Volume

Traktor,
pupuk,
dan bibit
tanam

Raskin,
diberikan
kepada
1.011
warga
miskin
- Vitamin
A
(3
bulan
sekali)
Bayi
dengan
gizi
kurang

15 kg /
KK

ditangani
dengan PE
dan
pemantauan
Berat badan balita
rendah (BGM) :
tidak ada

mendapat
kan PMT
dari
Dinas

Hasil utama : padi, sayur mayur dan ikan


Desa Sendangtirto memiliki 2 pasar :
1. Pasar Tegalsari
2. Pasar Minapolitan

Secara keseluruhan, Desa Sendangtirto tidak mengalami kerawanan pangan. Hasil


pertanian sudah merata, persediaan makan sudah cukup dan akses desa juga
terjangkau. Selain itu, sekitar 1 bulan yang lalu, desa ini mendapatkan juara 3 dalam
lomba ketahanan pangan.

PEMBAHASAN
Situasi pangan dan gizi suatu daerah pada kegiatan SKPG, secara garis besar dibagi
menjadi dua komponen, yaitu situasi pangan dan situasi gizi. Situasi pangan mencakup dua
aspek pembahasan, yaitu aspek ketersediaan dan aspek akses. Aspek ketersediaan berkaitan
dengan fluktuasi harga pangan dan berpengruh pada daya beli masyarakat untuk mengakses
bahan pangan. Situasi gizi suatu masyarakat berkaitan dengan kondisi kesehatan balita,
dimana berpengaruh pada tumbuh kembang balita. Situasi tersebut akan menggambarkan
kondisi kecukupan pangan suatu daerah dan potensi terjadinya ketidakcukupan pangan.
Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) adalah serangkaian proses untuk
mengantisipasi kejadian rawan pangan dan gizi melalui pengumpulan, pemrosesan,
penyimpanan, analisis dan penyebaran informasi situasi pangan dan gizi. Ketahanan pangan
di Desa Sendangtirto dapat dianalisis menggunakan indikator SKPG, yaitu:
1. Ketersediaan Pangan
Yaitu menggunakan data luas tanam dan puso komoditas pangan utama sumber KH pada
tahun berjalan dibandingkan dengan data rata-rata 5 tahun terakhir. Luas tanam di Desa
Sendangtirto pada tahun 2011 yaitu 265,6 hektar dan luas puso ( tanah kering ) 70 hektar

termasuk tegalan dan pekarangan. Kemudian, pada tahun 2012 luas tanah sawah yaitu
268,50 Ha, luas tanah untuk bangunan pekarangan 177,23 ha, dan tanah kering
berjumlah 44,07 Ha. Pada tahun 2013 jumlah tanah sawah yaitu 286,51 Ha. Kemudian
luas tanah untuk bangunan perkarangan yaitu 125,50 Ha, dan untuk tanah kering
berjumlah 13,30 Ha. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa tanah sawah setiap
tahunnya mengalami peningkatan, dikarenakan banyaknya masyarakat yang bertani atau
memiliki sawah. Kemudian, untuk luas tanah bangunan perkarangan dan tanah kering
setiap tahunnya mengalmi penurunan, karena banyak masyarakat yang
2. Akses Pangan
Yaitu Menggunakan data komoditas harga pangan utama dan strategis pada bulan
berjalan dibandingkan dengan data rata-rata 3 bulan terakhir. Harga pangan utama yaitu
beras di Desa Sendangtirto adalah berkisar antara Rp 9500,00 hingga Rp 10500,00.

3. Pemanfaatan Pangan
Yaitu menggunakan data status gizi balita pada bulan berjalan. Berdasarkan hasil
pengamatan, status gizi balita di desa Sendangtirto adalah baik. Dapat dilihat pada tabel
bahwa pada tahun 2014 untuk kasus gizi balita buruk tidak ada, namun pada tahun 2015
kasus untuk gizi kurang di desa Sendangtirto mulai muncul. Walaupun begitu, hal
tersebut dapat ditangani PE dan pemantauan, serta mendapatkan PMT dari dinas.
4. Produksi Pangan
a. Luas Tanam (LT): 265,6 Ha
b. Luas Kerusakan (LK):c. Luas Panen (LP):5. Produksi Non Pangan
6. Harga Pangan
a. Harga Produsen
b. Harga Konsumen: Rp 9500,00 Rp 10500,00
7. Konsumsi Pangan
Yaitu perubahan jenis, frekuensi, jumlah makanan pokok. Kebutuhan pangan di Desa
Sendangtirto sudah mencukupi untuk semua warga. Hal tersebut dikarenakan pekerjaan
mayoritas di desa Sendangtirto adalah petani serta banyak memiliki sawah, sehingga
dalam hal untuk memnuhi kebutuhan bahan pokok seperti beras cukup memenuhi.
Sedangkan bahan makanan poko yang lain seperti sayur, ikan, dll juga cukup terpenuhi.
Sehingga masyarakat yang ada di desa Sendangtirto dalam hal konsumsi pangan cukup

baik hingga saat ini. Walaupun pernah mengalami kenaikan bahan makanan pokok,
namun itu dapat diatasi oleh masyarakat tersebut untuk memenuhi kebutuhannya.
8. Status Gizi
a. Prevalensi Gizi Kurang balita
b. Pertumbuhan Balita (SKDN)
c. Kasus Gizi Buruk dari pemantaun KLB gizi oleh TPG
9. Keluarga Miskin
Jumlah keluarga miskin di Desa Sendangtirto sebanyak 1011 keluarga. Dalam memenuhi
kebutuhan pokok untuk keluarga miskin, maka setiap keluarga mendapatkan beras
miskin (raskin) sebanyak 15 kg tiap tahunnya.

Anda mungkin juga menyukai