Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

Ilmu Kesehatan Anak

Disusun oleh
Mark Chrisatya Bolla
07700195
Disusun pembimbing :
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Ramzi Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati Dewi Sp. A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RSD dr. SOEBANDI JEMBER
2013

DEFINISI
Penyakit campak adalah suatu penyakit berjangkit.
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular,
yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan
ruam kulit

Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang


ditandai dengan 3 stadium, yaitu: a. stadium kataral, b.
stadium erupsi dan c. stadium konvalesensi.

ETIOLOGI
Virus

campak

merupakan

virus

RNA

famili

paramyxoviridae dengan genus Morbili virus.


Virus bisa ditemukan pada sekret nasofaring, darah dan
urin paling tidak selama masa prodromal hingga
beberapa saat setelah ruam muncul.
Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki daya
tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia

ETIOLOGI
Penyebaran virus maksimal adalah melalui percikan
ludah (droplet) dari mulut selama masa prodormal
(stadium kataral).
Penularan terhadap penderita rentan sering terjadi
sebelum diagnosis kasus aslinya. Orang yang terinfeksi
menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan,
pada beberapa keadaan dapat menularkan hari ke 7.

EPIDEMIOLOGI
Morbili dapat endemis di sebagian besar dunia. Sebelum
pemakaian vaksin campak usia puncak insiden penyakit
ini umur 5 10 tahun.
Setelah penggunaan vaksin, maka kebanyakan kasus
terjadi pada usia pubertas atau pada dewasa muda
yang tidak mendapatkan vaksin
Di daerah perkotaan yang padat, insiden paling tinggi
pada kelompok anak usia 1 sampai 10 tahun, sementara
distribusi usia bergeser ke usia 5 sampai 10 tahundi
daerah pinggiran atau pedesaan, saat pajanan tertunda
sampai masuk sekolah

PATOFISIOLOGI
Lokasi utama infeksi virus campak adalah epitel saluran nafas
nasofaring. Infeksi virus pertama pada saluran nafas sangat
minimal. Kejadian yang lebih penting adalah penyebaran
pertama virus campak ke jaringan limfatik regional yang
menyebabkan terjadinya viremia primer. Setelah viremia primer,
terjadi multiplikasi ekstensif dari virus campak yang terjadi pada
jaringan limfatik regional maupun jaringan limfatik yang lebih
jauh. Multiplikasi virus campak juga terjadi di lokasi pertama
infeksi.

PATOFISIOLOGI
Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia
sekunder yang ekstensif dan menyebabkan
terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit,
konjungtiva, dan saluran nafas adalah tempat yang
jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya dapat
terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi,
kandungan virus dalam darah, saluran nafas, dan
organ lain mencapai puncaknya dan kemudian
jumlahnya menurun secara cepat dalam waktu 2
hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak akan
bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit,
dan makrofag.

PATOFISIOLOGI
Daerah epitel yang nekrotik di
nasofaring dan saluran pernafasan
memberikan kesempatan serangan
infeksi bakteri sekunder berupa
bronkopneumonia, otitis media, dan
lainnya.

PATOFISIOLOGI

MANIFESTASI KLINIS
Stadium inkubasi
Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12
hari). Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi
yang ekstensif, penderita tidak menampakkan gejala sakit.
Stadium prodromal
Manifestasi klinis campak biasanya baru mulai tampak pada
stadium prodromal yang berlangsung selama 2 hingga 4 hari.
Biasanya terdiri dari gejala klinik khas berupa batuk, pilek dan
konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan fotofobia
dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik.
Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak
muncul pada hari ke-101 infeksi.

MANIFESTASI KLINIS
Muncul 1 2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang
dengan cepat yaitu sekitar 12-18 jam kemudian. Pada akhir
masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi
hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri
tenggorokkan.
Stadium erupsi
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14
infeksi yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat
puncak gejala gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar
39,5C. Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang tidak
terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan
garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi makulopapular
dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada
bagian atas pada 24 jam pertama

MANIFESTASI KLINIS
Stadium konvalesens
erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarnalebih tua
(hiperpigmentasi) yang bisa menghilang sendiri. Kadang
ditemui juga kulit yang bersisik. Hiperpigmentasi ini juga
merupakan gejala khas untuk morbili. Suhu menurun sampai
normal kecuali jika ada komplikasi.

DIAGNOSA
DIAGNOSIS
Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan
berdasarkan gejala klinis yang sangat berkaitan
yaitu koriza dan mata meradang disertai batuk
dan demam yang tinggi dalam beberapa hari,
diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri khas yaitu
diawali dari belakang telinga kemudian menyebar
ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki
bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh dan
selanjutnya mengalami hiperpigmentasi dan
mengelupas.

DIAGNOSA
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik anak dengan kejang
demam status neurologis dan pertumbuhannya
sama dengan anak sehat. Yang paling penting pada
anak dengan kejang demam tidak ditemukan
tanda-tanda meningitis seperti kaku kuduk dan
perubahan status kesadaran yang persisten

DIAGNOSA
. Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan.Serum antibodi dari virus
campak dapat dilihat dengan pemeriksaan Hemagglutinationinhibition (HI), complement fixation (CF), neutralization, immune
precipitation, hemolysin inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan
fluorescent antibody (FA).
Pemeriksaan HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu
serum akut pada masa prodromal dan serum sekunder pada 7 10
hari setelah pengambilan sampel serum akut. Hasil dikatakan positif
bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x atau lebih

DIAGNOSA BANDING
1. Campak jerman
2. Eksantema subitum
3. Demam skarlantina

KOMPLIKASI

Bronkopneumonia
Encephalitis
Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSPE)
Konjungtivitis
Diare
Black measles

PENATALAKSANAAN
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri
dari istirahat, pemberian cairan yang cukup, suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder,
anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila
demam, dan vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6
bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit untuk anak usia
>1 tahun.

PENCEGAHAN
Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada
anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi
dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps,
measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.
Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur
9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada
usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun.
Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat
minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar
kekebalan tubuh meningkat.

PENCEGAHAN
Imunisasi
Imunisasi campak terdiri dari Imunisasi aktif dan pasif.
Imunisasi aktif dapat berasal dari virus hidup yang dilemahkan
maupun virus yang dimatikan. Vaksin dari virus yang
dilemahkan akan memberi proteksi dalam jangka waktu yang
lama dan protektif meskipun antibodi yang terbentuk hanya
20% dari antibodi yang terbentuk karena infeksi alamiah.
Pemberian secara sub kutan dengan dosis 0,5ml. Vaksin
tersebut sensitif terhadap cahaya dan panas, juga harus
disimpan pada suhu 4C, sehingga harus digunakan
secepatnya bila telah dikeluarkan dari lemari pendingin.

PENCEGAHAN
1. Imunisasi aktif.
Imunisasi campak awal dapat diberikan pada usia 12-15 bulan
tetapi mungkin diberikan lebih awal pada daerah dimana
penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan
menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebut
diberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang
berlangsung lama. Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili
tersebut pada anak berumur 10 15 bulan karena sebelum
umur 10 bulan diperkirakan anak tidak dapat membentuk
antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan
tetapi dianjurkan pula agar anak yang tinggal di daerah endemis
morbili dan terdapat banyak tuberkulosis diberikan vansinasi
pada umur 6 bulan dan revaksinasi pada umur 15 bulan. Di
Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili
pada anak berumur 9 bulan ke atas.

PENCEGAHAN
2. Imunisasi pasif.
Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa,
kumpulan serum konvalesens, globulin plasenta atau gamma
globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan
dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan
menggunakan imunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg
diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari sesudah
pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi
sempurna terindikasi untuk bayi, anak dengan penyakit kronis
dan untuk kontak dibangsal rumah sakit anak.

PROGNOSIS
Campak merupakan penyakit self limiting sehingga
bila tanpa disertai dengan penyulit maka
prognosisnya baik

Anda mungkin juga menyukai