Anda di halaman 1dari 7

Muhammad Aldi Gunawan

1506686993

KESIAPAN INDONESIA DALAM MENGHADAPI


MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan wujud realisasi integrasi


ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Terdapat 4 pilar yang menjadi acuan terbentuknya
MEA, yaitu sebagai pasar tunggal dan basis produksi, membentuk kawasan ekonomi
yang kompetititf, sebagai aspirasi negara untuk MEA yang inklusif dan berkeadilan,
mengembangkan dan mengadopsi pendekatan yang koheren1 menuju hubungan
ekonomi eksternal dan meningkatan partisipasi dalam jaringan pasokan global 2. Dalam
mendukung MEA sebagai integrasi ekonomi, negara-negara ASEAN diharuskan
bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral. Konsekuensi atas
kesepakatan MEA tersebut berupa dampak aliran bebas barang bagi negara-negara
ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga
kerja terampil, dan dampak arus bebas modal.
Dari dampak MEA tersebut ada peluang dari momentum MEA yang bisa diraih
Indonesia. Dengan adanya MEA diharapkan perekonomian Indonesia menjadi lebih
baik. Salah satunya pemasaran barang dan jasa dari Indonesia dapat memperluas
jangkauan ke negara ASEAN lainnya. Pangsa pasar yang ada di Indonesia adalah 250
juta orang. Pada MEA, pangsa pasar ASEAN sejumlah 625 juta orang bisa disasar oleh
1 Pengertian Koheren menurut KBBI adalah Berhubungan; Bersangkut paut.
2 Pembentukan MEA melalui 4 pilar ini diambil dari An Introduction to the
ASEAN Economic Community (AEC) 2015 yang diakses dari
http://www.asean.org/index.php/component/content/article/undefined/index.
php?option=com_content&view=article&id=6, pada tanggal 17 Oktober
2015 pukul 20.30

Indonesia. Jadi, Indonesia memiliki kesempatan lebih luas untuk memasuki pasar yang
lebih luas. Ekspor dan impor juga dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah.
Tenaga kerja dari negara-negara lain di ASEAN bisa bebas bekerja di Indonesia.
Sebaliknya, tenaga kerja Indonesia (TKI) juga bisa bebas bekerja di negara-negara lain
di ASEAN.
Dampak positif selanjutnya yaitu peluang bagi investor Indonesia untuk
memperluas ruang investasinya terbuka lebar dan tanpa ada batasan ruang antar negara
anggota ASEAN. Begitu juga sebaliknya, para pemodal-pemodal ASEAN dapat
berinvestasi di Indonesia. Para pengusaha akan dituntut semakin kreatif karena adanya
persaingan yang ketat dan para professional akan semakin meningkatkan tingkat skill,
kompetensi dan profesionalitas yang dimilikinya3.
Namun, selain terdapat banyak peluang yang dihasilkan MEA, ada pula
beberapa hambatan untuk Indonesia dalam menghadapi MEA. Hambatan tersebut
yaitu4: Pertama, mutu pendidikan tenaga kerja masih rendah, di mana hingga Febuari
2014 jumlah pekerja berpendidikan SMP atau dibawahnya tercatat sebanyak 76,4 juta
orang atau sekitar 64 persen dari total 118 juta pekerja di Indonesia. Bonus demografi
dan population ageing merupakan dua isu kependudukan yang akan dihadapi Indonesia
di masa mendatang. Menurut Armida S. Alisjahbana yakni mantan Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN) menjelaskah bahwa Indonesia telah memasuki bonus
demografi sejak 2012, yakni sebesar 49,6%. Atas dasar itu, komposisi penduduk usia
produktif (15-64 tahun) di Indonesia lebih besar dibandingkan dengan penduduk usia
non-produktif (dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun) dalam rentang tahun 2012 hingga
tahun 2045. Isu kependudukan seperti bonus demografi harus dimanfaatkan dan
3 G.T. Suroso dan Widyaiswara BPPK, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
dan Perekonomian Indonesia, diakses dari
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomianindonesia, pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 22.29
4 Hambatan yang dihadapi MEA ini diambil dari, Pahami Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) 2015, yang diakses dari
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/pahami-masyarakat-ekonomiasean-mea-2015, pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 22.31

dipersiapkan dengan baik agar bisa menjadi peluang yang menguntungkan bagi
Indonesia. Bonus demografi merupakan peluang bagi Indonesia untuk mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi karena sepertiga dari pertumbuhan ekonomi disumbang oleh
bonus demografi5.
Dalam bidang pendidikan, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan standar
mutu pendidikan salah satunya dengan menguatkan aktor pendidikan, yaitu kepala
sekolah, guru, dan orang tua. Menurutnya kepemimpinan kepala sekolah menjadi kunci
tumbuhnya ekosistem pendidikan yang baik. Guru juga perlu dilatih dengan metode
yang tepat, yaitu mengubah pola pikir guru. Terkait dengan MEA, kemedikbud
menerapkan kebijakan seluruh sekolah di Indonesia yakni menginstruksikan pengunaan
tiga bahasa yaitu bahasa Inggris, bahasa Indonesia, dan bahasa daerah. Intruksi ini
dilayangkan ke seluruh sekolah di Indonesia, guna mempersiapkan pelajar menyambut
MEA pada Desember 2015 mendatang6.
Kedua, ketersediaan dan kualitas infrastruktur masih kurang sehingga
mempengaruhi kelancaran arus barang dan jasa. Pada poin kedua ini, peran penting
dipegang oleh pemerintah dalam menunjang sarana infrastruktur agar meningkatkan
berbagai sektor perekonomian. Pemerintah telah menetapkan 10 proyek infrastruktur
quickwins atau prioritas yang pembangunaannya dimulai tahun 2015 ini. Rincian 10
proyek tersebut yaitu: Proyek pertama, pembangunan kilang minyak Bontang dengan
kapasitas minimum 235 ribu per hari. Proyek kedua, pengelolaan air minum Semarang
Barat. Proyek ketiga, jalan Tol Balikpapan-Samarinda. Proyek keempat, revitalisasi tiga
bandara berskala kecil dan menengah yang berlokasi di bandara Raden Inten II
Lampung, bandara Mutiara Palu dan bandara Labuan Bajo Komodo. Proyek kelima,
5 Isu Bonus Demografi diambil dari, Madaniya H.Efendi, Bonus Demografi,
Peluang, atau Masalah? Bagaimana Mengahadapinya?, yang diakses dari
http://www.kompasiana.com/plano/bonus-demografi-peluang-atau-masalahbagaimana-menghadapinya_54f91b90a333112c048b4771, pada tanggal 18
Oktober 2015 pukul 22.51
6 Kebijakan penggunaan 3 bahasa diambil dari, Tiga Kebijakan Baru
Kemendikbud di Tahun Ajaran Baru, yang diakses dari
http://www.palanggay.com/2015/07/tiga-kebijakan-baru-kemendikbuddi.html, pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 23.20

transmisi listrik High Viktage Direct Current (HVDC) Interkoneksi Sumatera Jawa
(ISJ). Proyek keenam, empat ruas jalan Tol Sumatera yakni Medan-Binjai, PalembangIndralaya, Pekanbaru-Dumai, dan Bekauheni-Tebanggi Besar. Proyek ketujuh,
pembangunan Proyek Listrik Tenaga UAP (PLTU) Batang, Jawa Tengah. Proyek
kedelapan, kereta api ekspress bandara Soekarno Hatta. Proyek kesembilan, moda
kereta api Kalimantan Timur untuk pengangkutan barang. Proyek kesepuluh, transmisi
listrik di Sumatera sebesar 500 kv7.
Ketiga, sektor industri yang rapuh karena ketergantungan impor bahan baku dan
setengah jadi. Dalam hal ini, pemerintah telah membuat kebijakan untuk menanggulangi
ketergantungan impor bahan baku dan setengah jadi. Menteri Perindustrian MS Hidayat
mengatakan demi mendongkrak investasi di sektor hulu, pemerintah berupaya
memaksimalkan pemberian tax holiday (keringan pajak), khususnya untuk produksi
mesin-mesin industri8. Kebijakan berikutnya, peningkatan daya saing dan produktifitas,
khususnya peningkatan nilai ekspor dan nilai tambah per tenaga kerja melalui
peningkatan efisiensi teknis, peningkatan penguasaan IPTEK atau inovasi, peningkatan
penguasaan dan pelaksanaan pengembangan produk baru oleh industri domestik9.
Keempat, keterbatasan pasokan energi. Terlihat bahwa 50% konsumsi energi
nasional Indonesia selama ini berasal dari minyak bumi. Hal ini menunjukkan bahwa
bangsa Indonesia masih sangat bergantung pada sumber energi tak terbarukan tersebut.
Padahal, cepat atau lambat sumber energi tersebut akan habis. Cara penanggulangan
krisis energi antara lain: mengurangi ketergantungan kita pada minyak, menciptakan
7 10 Proyek quickwins diambil dari , Antara, Pemerintah Tetapkan 10
Proyek Infrastruktur Prioritas di 2015, yang diakses dari
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/31/131700/pemerintahtetapkan-10-proyek-infrastruktur-prioritas-di-2015, pada tanggal 19 Oktober
2015 pukul 16.20
8 Kebijakan pemberian tax holiday di akses dari
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4179/Pengurangan-Impor-PerluKonsistensi-Kebijakan pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 18.07
9 Diakses dari http://www.kemenperin.go.id/artikel/11055/KemenperinFokus-Jalankan-Tiga-Kebijakan-Industri, pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul
18.19

energi mix yang terdiversifikasi melalui energi terbarukan, beban subsidi bahan bakar
harus dikurangi untuk membebaskan pendanaan penting, dan mencari energi alternatif10.
Pemerintah mewacanakan optimalisasi penggunaan sumber energi lain, supaya
bisa terlepas dari masalah ketergantungan pengunaan energi fosil. Menteri ESDM
Sudirman Said menargetkan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan akan
energi fosil. Penggunaan minyak diharapkan mampu ditekan 25% dari total kebutuhan
energi nasional11.
Kelima, lemahnya indonesia menghadapi serbuan impor, dan sekarang produk
impor Tiongkok sudah membanjiri Indonesia. Kementrian Perindustrian Republik
Indonesia melakukan empat langkah strategis untuk mengatasi masalah serbuan impor
ini. Pertama, restrukturisasi Industri. Kedua, menjamin kecukupan bahan baku yang
terkait dengan pengembangan industri hulu seperti industri gas, kimia dasar, dan logam
dasar. Ketiga, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) industri melalui
fasilitas pembangunan Unit Pelayanan Teknis (UPT) untuk mendukung pelatihan
dengan keahlian khusus di bidang industri. Keempat, perbaikan pelayanan publik
melalui birokrasi yang efektif, efisien, dan akuntabel.
Sementara itu, di bidang perdangangan, Kemenperin telah melakukan inisiatif
untuk penguatan pasar dalam negeri melalui penerapan Standar Nasional Indonesia
(SNI) wajib untuk produk industri, kebijakan Tata Niaga seperti penerapan Importir
Produsen (IP) maupun Importir Terdaftar (IT), penerapan trade defends seperti
safeguard, anti dumping, dan countervailing duties, serta optimalisasi peningkatan

10 Cara Penanggulangan krisis energi diambil dari, Karen Agustiawan,


Indonesia dan Ketahanan Energi, yang diakses dari
http://www.pertamina.com/news-room/pidato-dan-artikel/indonesia-danketahanan-energi/, pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 19.50
11 Diakses dari
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/21/128312/hadapi-krisisenergi-indonesia-bersiap-impor-gas, pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul
21.47

pengunaan produk dalam negeri (P3DN) di semua lini kehidupan dan kegiatan
perekonomian12.
Kesimpulannya, Indonesia adalah negara yang besar diantara negara-negara
ASEAN lainnya. Sudah seharusnya kita menjadi tuan di negeri sendiri, bukan menjadi
sebuah pasar, tetapi pelaku ekonomi dalam MEA yang akan datang. Peran pemerintah
dan kesadaran masyarakat Indonesia merupakan usaha yang penting dalam menghadapi
MEA, sehingga kita akan siap untuk ikut berkontribusi dalam

DAFTAR PUSTAKA
http://www.asean.org/index.php/component/content/article/undefined/index.
php?option=com_content&view=article&id=6 diakses pada 17 Oktober
2015 pukul 20.30
http://www.bppk.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel/150-artikel-keuanganumum/20545-masyarakat-ekonomi-asean-mea-dan-perekonomian-indonesia
diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 22.29
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/12/pahami-masyarakat-ekonomiasean-mea-2015 diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 22.31
http://www.kompasiana.com/plano/bonus-demografi-peluang-atau-masalahbagaimana-menghadapinya_54f91b90a333112c048b4771 diakses pada 18
Oktober 2015 pukul 22.51
http://www.palanggay.com/2015/07/tiga-kebijakan-baru-kemendikbuddi.html diakses pada 18 Oktober 2015 pukul 23.20

12 Diakses dari http://www.kemenperin.go.id/artikel/4097/Banjir-ProdukChina-Bisa-Bunuh-Industri-Lokal, pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul 22.12

http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/31/131700/pemerintahtetapkan-10-proyek-infrastruktur-prioritas-di-2015 diakses pada 19 Oktober


2015 pukul 16.20
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4179/Pengurangan-Impor-PerluKonsistensi-Kebijakan diakses pada 19 Oktober 2015 pukul 18.07
http://www.kemenperin.go.id/artikel/11055/Kemenperin-Fokus-Jalankan-TigaKebijakan-Industri diakses pada 19 Oktober 2015 pukul 18.19
http://www.pertamina.com/news-room/pidato-dan-artikel/indonesia-danketahanan-energi/ diakses pada 19 Oktober 2015 pukul 19.50
http://ekonomi.metrotvnews.com/read/2015/05/21/128312/hadapi-krisisenergi-indonesia-bersiap-impor-gas diakses pada 19 Oktober 2015 pukul
21.47
http://www.kemenperin.go.id/artikel/4097/Banjir-Produk-China-Bisa-BunuhIndustri-Lokal diakses pada 19 Oktober 2015 pukul 22.12

Anda mungkin juga menyukai