PENDAHULUAN
1.1
PENGERTIAN TANIN
PENGGOLONGAN TANIN
Secara kimia terdapat dua jenis tannin yang tersebar tidak merata dalam
dunia tumbuhan. Tannin-terkondensasi hampir terdapat semesta di dalam
paku-pakuan dan gimnospermae, serta tersebar luas dalam angiospermae,
terutama pada jenis tumbuhan berkayu. Sebaliknya, tannin yang
terhidrolisiskan penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua, di
Inggris hanya terdapat pada suku yang nisbi sedikit. Tetapi kedua jenis
tannin itu dijumpai bersamaan dalam tumbuhan yang sama seperti yang
terjadi pada kulit dan daun ek, Quercus.
a)tanin terkondensasi (condensed tannins)
Tanin jenis ini biasanya tidak dapat dihidrolisis, tetapi dapat terkondensasi
meghasilkan asam klorida. Tanin jenis ini kebanyakan terdiri dari polimer
flafonoid yang merupakan senyawa fenol dan telah dibahas pada bab yang
lain.Nama lain dari tanin ini adalah Proanthocyanidin. Proanthocyanidin
merupakan polimer dari flavonoid yang dihubungan dengan melalui C 8
dengan C4. Salah satu contohnya adalah Sorghum procyanidin, senyawa ini
merupakan trimer yang tersusun dari epiccatechin dan catechin.
Jika terkondensasi maka akan menghasilkan flavanoid jenis flavan dengan
bantuan nuklofil berupa floroglusinol
SIFAT-SIFAT TANIN
1.SIFAT KHUSUS
Tidak dapat dikristalisasi
Bila ditambah air larutan koloidal, reaksi asam, rasa astringen
Mengendapkan larutan gelatin, protein dan alkaloid dalam larutan
+ garam Fe (III) senyawa biru tua / hitam kehijauan (larut)
+ K-ferisianida + NH4OH warna merah tua
Mengendap dengan garam-garam Cu, Pb, Sn, lar. K-bikromat kuat / asam
kromat 1 %
dalam larutan basa mudah mengabsorbsi oksigen
2.SIFAT UMUM
Dalam air membentuk larutan koloidal yang bereaksi asam dan sepat .
Mengendapkan larutan gelatin dan larutan alkaloid.
Tidak dapat mengkristal.
Larutan alkali mampu mengoksidasi oksigen.
Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein
tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik
2.4
FUNGSI TANIN
Di dalam tumbuhan letak tannin terpisah dari protein dan enzim sitoplasma,
tetapi bila jaringan rusak, misalnya bila hewan memakannya, maka reaksi
penyamakan dapat terjadi. Reaksi ini menyebabkan protein lebih sukar
dicapai oleh cairan pencernaan hewan. Pada kenyataanya, sebagian besar
tumbuhan yang banyak bertanin dihindari oleh hewan pemakan tumbuhan
karena rasanya yang sepat. Kita menganggap salah satu fungsi utama
tannin dalam tumbuhan ialah sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan.
Fungsi tanin pada tanaman biasanya sebagai senjata pertahanan untuk
menghindari terjadinya over grazing oleh hewan ruminansia dan
menghindari diri dari serangga. Penyamak kulit. Pembuatan tinta (+ garam
besi(III) senyawa berwarna tua). Reagen untuk deteksi gelatin, protein,
alkaloid (karena sifat mengendap). Antidotum keracunan alkaloid
(membentuk tannat yang mengendap) . Inflamasi saluran pencernaan
bagian atas. Diare karena inflamasi saluran GI. Topikal : lesi terbuka, luka,
hemoroid.
2.5
1).
KUALITATIF
KUANTITATIF
PENGUJIAN TANNIN
METODEVOLUMETRIK
Pereaksi :
1. Kalium Permanganat 0,1 N
2. Larutan indigokarmin : Larutkan 0,375 g dalam 250 ml air yang
mengandung 12,5 ml H2SO4 pekat.
3. Larutan gelatin : Larutkan 6,25 g dalam NaCl jenuh selama 1hari,
panaskan sampai gelatin larut, dinginkan dan encerkan dengan NaCl jenuh
sampai 250 ml.
4. Larutan natrium klorida : Pada 975 ml larutan NaCl jenuh campur dengan
25 ml H2SO4 pekat.
Cara kerja
Pada sample setara dengan 0,01 g tannin, tambah 20 ml larutan
indigokarmin dan sekitar 500 750 ml air. Tambah KMnO4 0,1 N dengan
menggunakan buret, saat 1 ml dengan pengocokkan, warna berubah
menjadi hijau terang. Kemudian tambah setetes demi setetes sampai warna
berubah menjadi kuning terang atau pink gelap (Volume KMnO4 sebagai A).
Pada 50 ml larutantersebut, tambah 25 ml larutan gelatin dan larutan
natrium klorida sampai volume 250 ml. Saringlarutan tersebut (kaolin,
Kieselguhr atau Supercel), kocok selama 15 menit dan saring. Pada 50ml
hasil saringan, tambah 20 ml larutan indigokarmin dan 500 750 ml air.
Titrasi denganKMnO4 0,1 N (Sebagai B).
Perhitungan
BIOSINTESA TANIN
Biosintesis tannin
1.
Tannin-terkondensasi atau flavolan secara biosintesis dapat dianggap
terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal (atau galotanin) yang
membentuk senyawa dimer dan kemudian oligomer yang lebih tinggi. Ikatan
karbon-karbon menghubungkan satu satuan flavon dengan satuan
berikutnya melalui ikatan 4-8 atau 6-8. Kebanyakan flavolan memiliki 2
sampai 20 satuan flavon. Nama lain untuktanin-terkondensasi adalah
proantosianidin karena bila direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan
karbon-karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer
antosianidin. Kebanyakan proantosianidin adalah prosianidin, ini berarti bila
direaksikan dengan asam akan menghasilkan sianidin.
2.
Tannin-terhidrolisiskan terutama terdiri atas dua kelas, yang paling
sederhana adalah depsida galoilglukosa. Pada senyawa ini, inti yang berupa
glukosa dikelilingi oleh lima gugus ester galoil atau lebih. Pada jenis kedua,
inti molekul berupa senyawa dimer asam galat, yaitu asam
heksahidroksidifenat, di sini pun berikatan dengan glukosa. Bila dihidrolisis
elagitanin ini menghasilkan asam elagat. Tannin terhidolisiskan ini pada
pemanasan dengan asam klorida atau asam sulfat menghasilkan gallic atau
ellagic. Hydrolyzable tanin yang terhidrolisis oleh asam lemah atau basa
lemah untuk menghasilkan karbohidrat dan asam fenolat. Contoh
gallotannins adalah ester asam gallic glukosa dalam asam tannic
(C76H52O46), ditemukan dalam daun dan kulit berbagai jenis tumbuhan.
2.7
1.
plasma
Teh hijau lebih kuat sekitar 50% dari teh hitam (In vitro lebih kurang 5X
lebih kuat)
Efek cepat : teh hijau 30 menit ; teh hitam sesudah 50 menit
2.
Daun Hamamelis
makan yang memiliki tanin maka Fe pada darah akan berkurang sehingga
menyebabkan anemia
Tanin diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tanin terhidrolisis dan tannin
terkondensasi. Masing-masing jenis memiliki struktur dan sifat yang berbeda.
Untuk tannin yang tehidrolisis memiliki ikatan glikosida yang dapat
dihidrolisis oleh asam. Kalau taninterkondensasi biasanya bebrbentuk
polimer,jenis ini didominasi dengan flavonoidsebagai monomernya.Beberapa
cara mengujinya bergantung pada tujuanya apakah kualitatif atau
kuantitatif, masing-masing dapat dilakukan dilab dengan reagen dan metode
tertentu.Tanin jenis terhidrolisis lebih mudah untuk di murnikan daripada
jenis terkondensasi.
DAFTAR PUSTAKA
Harborne, J.B.1996.Metode Fitokimia.Edisi ke-2.ITB Bandung.Bandung.
http://www.scribd.com/doc/33507735/TANNIN
Niken A Supriatna di 18.44