Anda di halaman 1dari 16

makalah ilmu kalam aliran khawarij

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pemikiran dalam Islam tidak terlepas dari perkembangan sosial
dalam kalangan Islam itu sendiri. Memang, Pembahasan pokok dalam Agama Islam
adalah aqidah, namun dalam kenyataanya masalah pertama yang muncul di kalangan
umat Islam bukanlah masalah teologi, melainkan persolaan di bidang politik, hal ini di
dasari dengan fakta sejarah yang menunjukkan bahwa, titik awal munculnya persolan
pertama ini di tandai dengan lahirnya kelompok-kelompok dari kaum muslimin yang
telah terpecah yang kesemuanya itu di awali dengan persoalan politik yang kemudian
memunculkan kelompok-kelompok dengan berbagai Aliran teologi dan berbagai
pendapat-pendapat yang berbeda-beda.
Dalam sejarah agama Islam telah tercatat adanya firqah-firqah (golongan) di
lingkungan umat Islam, yang antara satu sama lain bertentangan pahamnya secara tajam
yang sulit untuk diperdamaikan, apalagi untuk dipersatukan.
Hal ini sudah menjadi fakta dalam sejarah yang tidak bisa dirubah lagi, dan sudah
menjadi ilmu pengetahuan yang termaktub dalam kitab-kitab agama, terutama dalam
kitab-kitab ushuluddin.
Barang siapa yang membaca kitab-kitab ushuluddin akan menjumpai didalamnya
perkataan-perkataan: Syiah, Khawarij, Qodariah, Jabariah, Sunny (Ahlussunnah Wal
Jamaaah), Asy-Ariah, Maturidiah, dan lain-lain.
Umat Islam, khususnya yang berpengetahuan agama tidak heran melihat
membaca hal ini karena Nabi Muhammad SAW sudah juga mengabarkan pada masa
hidup beliau.
Untuk itu dalam makalah ini penulis hendak membahas tentang salah satu jenis
firqah diatas, yaitu golongan khawarij dan pemikirannya.
B.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apakah pengertian khawarij ?
Bagaimana sejarah berdirinya kelompok khawarij?
Apakah sebab-sebab munculnya kelompok khawarij?

4.
5.

Siapakah tokoh-tokoh kelompok khawarij?


Apa saja pemikiran-pemikiran kelompok khawarij?

1.
2.
3.
4.
5.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dilakukannya penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :
Pengertian Khawarij.
Sejarah berdirinya kelompok khawarij
Sebab-sebab munculnya kelompok khawarij
Siapa tokoh-tokoh kelompok khawarij
Apa saja pemikiran-pemikiran kelompok khawarij.

BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN DAN SEJARAH BERDIRINYA
KELOMPOK KHAWARIJ
A. Pengertian Khawarij
Kata khawarij menurut bahasa merupakan jamak dari

secara harfiah

berarti orang-orang yang keluar, mengungsi atau mengasingkan diri. Istilah ini bersifat
umum yang mencakup semua aliran dalam Islam yang memisahkan diri atau keluar dari
jamaah ummat, sebagaimana yang dijelaskan oleh Asy-Syahrastani:

(Tiap yang memberontak kepada imam yang benar yang disepakati oleh jamaah
dinamakan khawarij)
Jadi khawarij adalah firqah bathil yang keluar dari dinul Islam dan pemimpin
kaum muslimin. Sebagaimana yang disebutkan oleh Ibnu Taimiyah dalam kitabnya AlFatawa, Bidah yang pertama muncul dalam Islam adalah bidah khawarij.
Secara Historis khawarij merupakan orang-orang yang keluar dari barisan Ali
Awalnya mengakui kekuasaan Ali bin Abi Thalib, lalu menolaknya. Namun pada
perkembangan selanjutnya mereka juga adalah kelompok yang tidak mengakui
kepemimpinan Muawiyah.
B. Sejarah Berdirinya Kelompok Khawarij
Kelompok Khawarij lahir sebagai aksi demonstratif atas kebijaksanaan Ali dan
Muawiyah menunjuk perwakilan dalam komporomi untuk mengahiri perang Shiffin.
Peristiwa tersebut dikenal dengan Tahkim (arbitrase).
Kaum Khawarij pada mulanya dikenal sebagai pengikut Ali bin Abi Thalib,
namun karena peristiwa tersebut sehingga mereka meninggalkan Ali. Karena mereka
menganggap Ali telah mendurhakai Allah dengan mengakat hakim/ wali selain Allah.

Bahkan lebih jauh mereka mengkafirkan Ali dan seluruh yang tunduk pada tahkim
tersebut.
Selanjutnya golongan ini dikenal sangat ekstrim dan radikal terhadap pendapat
yang berbeda dengannya. Bahkan secara Ekstrim, mereka melakukan pemberontakan
terhadap pemerintahan yang menurutnya zalim. Sehingga dalam rentang waktu yang
cukup lama kaum ini banyak membuat keonaran.
Kalau ditelusuri ke belakang, maka dapat diketahui bahwa embirio dari seluruh
komplik tersebut berawal dari peristiwa pembunuhan Usman. Mencermati peristiwa
tersebut, ummat Islam terbagi tiga, satu golongan menghendaki untuk menyelesaikan
pembunuhan tersebut sebelum mengangkat khalifah, sementara golongan kedua
menghenadaki secepatnya diadakan pengangkatan khalifah, golongan ketiga adalah
golongan yang netral.
Golongan yang menghendaki segera diangkat khalifah adalah mereka yang
menganggap bahwa yang paling berhak menjadi khalifah setelah Usman bin affan adalah
Ali. Golongan ini pada mulanya mendapat dukungan kuat dari seluruh umat Islam.
Sementara kelompok kedua berdalih bahwa persoalan kekhalifahan adalah masalah yang
tidak terlalu mendesak, sementara yang perlu diproritaskan adalah pengusutan kasus
pembunuhan Usman, bahkan kelompok ini mensinyalir kalau Ali ada di balik
pembunuhan Usman dengan menggunakan tangan-tangan lain.
Komplik kelompok pertama dan kedua semakin melebar bahkan berakhir dengan
pertempuran antara sesama muslim. Peperangan Shiffin yang diakhiri dengan tahkim
sebagai cikal bakal lahirnya kelompok Khawarij. Kelompok ini berasumsi bahwa
tindakan politik tersebut telah menabrak aturan agama. Sebab hal tersebut tidak
ditemukan dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad. Akibatnya mereka berontak
kepada Ali dan bahkan memusuhinya sepanjang Ali tidak membatalkan kesepakatannya
tersebut.
Atas dasar ini, kemudian golongan yang semula mendukung Ali ini selanjutnya
berbalik menentang dan memusuhi Ali beserta tiga orang tokoh pelaku tahkim lainnya
yaitu Abu Musa Al-Asyari, Muawiyah bin Abi Sofyan dan Amr Bin Ash.Untuk itu
mereka berusaha keras agar dapat membunuh ke empat tokoh ini , dan menurut fakta

sejarah, hanya Ali yang berhasil terbunuh oleh Abdurrahman bin muljam, sebagai salah
seorang utusan khawarij.
Kondisi umat Islam pada waktu itu adalah bias dari kemerdekaan berpikir dan
berijtihad atas masalah yang mereka hadapi. Sebab umat Islam menghadapi sejumlah
peroblema yang tidak pernah ditemukan pada priode Nabi Muhammad. Lebih dari itu
para sahabat mulai menetapkan hukum dengan berpedoman pada qiyas dan ijma.
Sehingga perseberangan pendapat antara umat Islam sulit terhindarkan. Bahkan
perbedaan pendapat tersebut telah merampas hak Allah yaitu menetapkan seorang kafir
hanya kerena berbeda pendapat
Kaum khawarij kadang-kadang menamakan golongan mereka dengan kaum
syurah artinya kaum yang mengorbankan dirinya untuk kepentingan dan keredhaan
Allah,
Dalam perkembangannya kelompok khawarij ini selalu menentang kelompok Ali
dan Muawiyah dengan mengagungkan slogan

tidak ada hukum, kecuali

dari Allah. Oleh al-Jabiri slogan ini pengukuhan sebentuk sakralisasi politik
Memang golongan ini sudah hilang dibawa arus sejarah, dengan berhsilnya
khalifah Dinasti Umaiyah menghentikan gerakan anarkis mereka, dengan memberikan
kebebasan relatif pada level pemikiran, keagamaan dan politik, namun tidak segan-segan
menumpasnya dengan senjata. akan tetapi fahamnya masih berkeliaran dimana-mana
sehingga harus kita waspadai
C. Sebab-sebab Berdirinya Kelompok Khawarij
Dari uraian sejarah

kelahirannya dapat diidentifikasikan beberapa faktor

penyebab kemunculan kelompok khawarij adalah:


1.

Perseteruan sekitar masalah khilafah. kemungkinan ini merupakan sebab yang paling
kuat dalam kemunculan Khawarij dan pemberontakan mereka, karena mereka memiliki
pandangan yang khusus dan keras dalam hal ini,sehingga menganggap penguasa yang
ada pada waktu itu tidak berhak menjadi khalifah bagi kaum muslimin ditambah juga
dengan keadaan politik yang tidak menentu yang membuat mereka berani untuk
memberontak terhadap para penguasa ,apalagi mereka menganggap bahwa perselisihan
antara Ali dengan Muawiyah adalah perselisihan memperebutkan kursi kekhilafahan

2.

Permasalahan tahkim. inipun menjadi sebab yang kuat dari pemberontakan dan
kemunculan Khawaarij, karena mereka mengkafirkan Ali lantaran keridhoan beliau

3.

terhadap perkara ini


Kedzaliman para penguasa dan tersebarnya kemungkaran yang banyak dikalangan
manusia. Demikianlah slogan dan propaganda mereka dalam khutbah-khutbah dan
tulisan-tulisan mereka untuk mengambil simpati umat Islam dengan mengatakan bahwa
para penguasa telah berbuat kedzaliman dan kemaksiatan telah menyebar dan merebak
pada masyakat yang ada sehingga perlu mencegahnya,akan tetapi pada hakikatnya apa
yang mereka lakukan dengan memberontak terhadap penguasa itu lebih besar dari pada
kemungkaran dan kedzoliman yang ada,karena mereka menganggap bahwa membunuh
orang yang menyelisihi mereka merupakan satu ketaatan yang bisa mendekatkan diri
mereka kepada Allah dan menganggap semua penguasa mulai dari Ali kemudian Bani
Umayah dan Abasiyah adalah dzolim tanpa klarifikasi dan kehati-hatian, padahal
menegakkan keadilan dan mencegah kemungkaran bisa dilakukan dengan cara yang lain
tanpa harus mengorbankan dan menumpahkan darah-darah orang yang menyelisihi
mereka baik penguasa atau rakyat.
Disamping faktor-faktor penyebab diatas, kemunculan kelompok khawarij juga

disebabkan oleh :
1. Fanatisme kesukuan.
Fanatisme kesukuan ini merupakan satu dari sebab-sebab munculnya Khawarij.
Fanatisme kesukuan ini telah hilang pada zaman Rasulullah dan Abu Bakar serta Umar,
kemudian muncul kembali pada zaman pemerintahan Utsman dan yang setelahnya. Dan
pada masa Utsman fanatisme tersebut mendapat kesempatan untuk berkembang karena
terjadi persaingan dalam memperebutkan jabatan-jabatan penting dalam kekhilafahan
sehingga Utsman di tuduh mengadakan gerakan nepotisme dengan mengangkat banyak
dari keluarganya untuk menjabat jabatan-jabatan strategis di pemerintahannya,dan inilah
yang dijadikan hujjah oleh mereka untuk mengadakan kudeta terhadapnya.
2. Faktor ekonomi,
Semangat ini dapat dilihat dari kisah Dzul Khuwaishiroh bersama Rasulullah dan kudeta
berdarahnya mereka terhadap Utsman, ketika mereka merampas dan merampok harta
baitul-mal langsung setelah membunuh Utsman, demikian juga dendam mereka terhadap
Ali dalam perang jamal, ketika Ali melarang mereka mengambil wanita dan anak-anak
sebagai budak rampasan hasil perang sebagimana perkataan mereka terhadap Ali: Awal

yang membuat kami dendam padamu adalah ketika kami berperang bersamamu di hari
peperangan jamal, dan pasukan jamal kalah, engkau membolehkan kami mengambil apa
yang kami temukan dari harta benda dan engkau mencegah kami dari mengambil wanitawanita mereka dan anak-anak mereka.
3. Semangat keagamaan.
ini pun merupakan satu penggerak mereka untuk keluar memberontak dari penguasa yang
absah.

TOKOH DAN PEMIKIRAN KELOMPOK KHAWARIJ


a.

Tokoh-tokoh Kelompok Khawarij


Urwah bin Hudair, Mustarid bin Sa'ad, Hausarah al-Asadi, Quraib bin Maruah, Nafi' bin
al-Azraq, 'Abdullah bin Basyir
Berdasarkan catatan sejarah, gerakan kelompok khawarij ini terpecah menjadi dua

cabang besar yaitu :


1. Kelompok Khawarij yang bermarkas di wilyah Bathaih, yaitu kelompok yang mengusai
dan mengawasi kaum khawarij yang berada di Persia dan disekeliling Irak. Cabang ini
2.

dipimpin oleh Nafi bin azraq dan Qatar bin Fajaah


Kelompok Khawarij yang bermarkas di Arab Daratan, yaitu kelompok yang mengusai
dan mengawasi kaum khawarij yang berada di Yaman, Hadhramaut dan Thaif, Cabang ini
dipimpin oleh Abu Thaluf, Najdah bin Ami dan Abu Fudaika
Dari dua kelompok besar , kelompok khawarij terbagi dalam Sekte-sekte dan
ajaran pokok Khawarij.Terpecahnya Khawarij ini menjadi beberapa sekte, mengawali dan
mempercepat kehancurannya dan sehingga Aliran ini hanya tinggal dalam catatan
sejarah. Sekte-Sekte tersebut antara lain adalah :
1. Al-Muhakkimah
Golongan Khawarij asli dan terdiri dari pengikut-pengikut Ali, disebut golongan AlMuhakkimah. Bagi mereka Ali, Muawiyah, kedua pengantara Amr Ibn Al-As dan Abu
Musa Al-Asyari dan semua orang yang menyetujui paham bersalah itu dan menjadi
kafir.
2. Al-Azariqah
Golongan yang dapat menyusun barisan baru dan besar lagi kuat sesudah golongan AlMuhakkimah hancur adalah golongan Al-Azariqah. Daerah kekuasaan mereka terletak
diperbatasan Irak dengan Iran. Nama ini diambil dari Nafi Ibn Al-Azraq.Khalifah
pertama yang mereka pilih ialah Nafi sendiri dan kepadanya mereka beri gelar Amir AlMuminin. Nafi meninggal dalam pertempuran di Irak pada tahun 686 M. mereka
menyetujui paham bersalah itu dan menjadi musyrik
3. Al-Nadjat

Najdah bin Ibn Amir Al-Hanafi dari Yamamah dengan pengikut-pengikutnya pada
mulanya ingin menggabungkan diri dengan golongan Al-Azariqah. Tetapi dalam
golongan yang tersebut akhir ini timbul perpecahan. Sebagian dari pengikut-pengikut
Nafi Ibn Al-Azraq, diantaranya Abu Fudaik, Rasyid Al-Tawil dan Atiah Al-Hanafi, tidak
menyetujui paham bahwa orang Azraqi yang tidak mau berhijrah kedalam lingkungan AlAzariqah adalah musyrik. Akan tetapi mereka berpendapat bahwa orang berdosa besar
yang menjadi kafir dan kekal dalam neraka hanyalah orang Islam yang tidak sepaham
dengan mereka. Adapun pengikutnya jika mengerjakan dosa besar, benar akan
mendapatkan siksaan, tetapi bukan dalam neraka, dan kemudian akan masuk surga.
4. Al-Ajaridah
Mereka adalah pengikut dari Abd Al-Karim Ibn Ajrad yang menurut Al-Syahrastani
merupakan salah satu teman dari Atiah Al-Hanafi. Menurut paham mereka berhijrah
bukanlah merupakan kewajiban sebagai diajarkan oleh Nafi Ibn Al-Azraq dan Najdah,
tetapi hanya merupakan kebajikan. Kaum Ajaridah boleh tinggal diluar daerah kekuasaan
mereka dengan tidak dianggap menjadi kafir. Harta boleh dijadikan rampasan perang
hanyalah harta orang yang telah mati.
5. Al-Sufriah
Pemimpin golongan ini ialah Ziad Ibn Al-Asfar. Dalam paham mereka dekat sama
dengan golongan Al-Azariqah.
6. Al-Ibadiyah
Golongan ini merupakan golongan yang paling beda dari seluruh golongan Khawarij.
Namanya diambil dari Abdullah Ibn Ibad yang pada tahun 686 M. memisahkan diri dari
golongan Al-Azariqah.
b. Pemikiran Kelompok Khawarij
Secara umum hasil pemikiran dari kelompok Khawarij adalah:
1. Persoalan Khalifah
a. Kelompok khawarij mengakui khalifah-khalifah Abu Bakar, Umar dan separo zaman dari
khalifah Ustman bin Affan . Pengangkaatan ketiga khlalifah tersebut sah sebab telah
dilaksanakan dengan Syura yaitu musyawarah ahlul halli wal aqdi. Akan tetapi diakhir
masa kekhakifahan Usman bin Affan tidak diakui oleh mereka, karena khalifah telah
melakukan penyelewengan dalam menetapkan pejabat-pejabat negara.
b. Khalifah Ali bin Abi Thalib, awalnya pengangkatan sebagai khalifah diakui oleh
kelompok khawarij, namun kemudian khalifah melakukan dosa besar dengan menerima

tahkim, maka mereka pun tidak mengakui Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah dan
menghukumnya kafir
c. Khalifah harus dipilih langsung oleh rakyat.
d. Khalifah tidak harus keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang muslim berhak
menjadi Khalifah apabila suda memenuhi syarat-syarat.
e. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat islam, dan di jatuhi hukuman bunuh bila zhalim.
2. Persoalan Fatwa Kafir
a. Orang Islam yang melakukan Dosa besar adalah kafir,karena itu halal darahnya, halal
hartanya, halal anak istrinya dan kampung halamnya adalah Darul Harb.
b. Orang-orang yang terlibat dalam perang jamal (perang antara Aisyah, Talhah, dan zubair,
dengan Ali bin abi tahAlib) dan para pelaku tahkim termasuk yang menerima dan
mambenarkannya di hukum kafir.
3. Persoalan Iman dan Ibadah
Kaum khawarij berpendapat bahwa yang dikatan iman itu bukanlah pengakuan
dalam hati dan ucapan dengan lisan saja, tetapi amal ibadat menjadi rukun iman pula
Barang siapa yang tidak mengerjakan sembahyang, puasa, zakat dan lain-lain, maka
orang tersebut telah menjadi kafir.
4. Persoalan Dosa
Bagi kaum khawarij semua dosa adalah besar, jadi mereka tidak mengenal
perbedaan antara dosa besar dan dosa kecil. sekalian pendurhakaan pada Tuhan (dosa)
besar

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian uraian yang telah dipaparkan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1.

Kelompok khawarij lahir dari kekisruhan politik yang terjadi

setelah mangkatnya

khalifah Usman bin Affan, yaitu terjadi perselisihan antara Khalifah Ali bin Abi Thalib
2.

dengan Muawiyah pada perang siffin


Berdirinya kelompok khawarij bukan hanya berdampak pada perbedaan politik, akan
tetapi juga berkembang pada permasalahan teologis yang memiliki perbedaan yang tidak

mungkin untuk disatukan.


3. Pemikiran-pemikiran kelompok khawarij merupakan doktrin-dokrin yang bersifat
ekstrim yang berkaitan dengan persoalan-persoalan seperti tentang khalifah, fatwa kafir,
dosa serta iman dan ibadah

DAFTAR PUSTAKA
http://awanaalfaizy.blogspot.com/2012/11/khawarij-dan-pemikirannya_5391.html
http://Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.html

http://PEMIKIRAN KALAM PEMIKIRAN KHAWARIJ, MURJIAH,


QADARIYAH dan JABARIYAH.html
http://Kumpulan Makalah KHAWARIJ TOKOH, PEMIKIRAN, PENAMAAN
DAN PERKEMBANGANNYA.html
Abdul Rozak, dkk . Ilmu kalam. Bandung: Pustaka setia,2006.
Teungku Muhamad Hasbi Ash Shiddieqy. Sejarah dan pengantar ilmu ketauhidan/kalam.
Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra,2001

Khawarij dan Doktrin-Doktrin Pokoknya


Khawarij dan Doktrin-Doktrin Pokoknya - Bila dianalisis secara mendalam, doktrindoktrin yang dikembangkan oleh kaum khawarij dapat dikategorikan menjadi tiga
kategori yaitu: doktrin politik, teologi, dan sosial.
a)

Doktrin politik

Melihat pengertian politik secara praktis-yakni kemahiran bernegara, atau kemahiran


berupaya menyelidiki manusia dalm memperoleh kekuasaan, atau kemahiran mengenai
latar belakang , motivasi, dan hasrat mengapa manusia ingin memperoleh kekuasaan.
Khawarij dapat dikatakan sebagai sebuah partai politik.
Politik juga ternyata merupakan doktrin sentral Khawarij yang timbul sebagai reaksi
terhadap keberadaan Muawiyah yang secara teoritis tidak pantas memimpin negara,
karena ia adalah seorang tulaqa (bekas kaum musyrikin di Mekkah yang dinyatakan
bebas pada hari jatuhnya kota itu kepada kaum muslimin).
Kebencian itu bertambah dengan kenyataan bahwa keislaman Muawiyah belum lama.
Mereka menolak untuk dipimpin orang yang di anggap tidak pantas. Jalan pintas yang
ditempuhnya adalah membunuhnya, termasuk orang yang mengusahakannya menjadi
khalifah. Dikumandangkanlah sikap bergerilya untuk membunuh mereka
Doktrin-doktrin dari segi politik yang dikembangkan oleh khawarij:
1. Khalifah atau imam harus di pilih secara bebas oleh seluruh umat islam.
2. Khalifah tidak harus berasal dari keturunan Arab. Dengan demikian setiap orang
muslim berhak menjadi khalifah apabila sudah memenuhi syarat.
3. Khalifah di pilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan
menjalankan syariat islam. Ia harus dijatuhkan bahkan di bunuh kalau melakukan
kezaliman
4. Khalifah sebelum Ali adalah sah, tetapi setelah tahun ke tujuh dari masa
kekhalifahannya, Utsman ra. Di anggap telah menyeleweng.
5. Khalifah Ali adalah sah tetapi setelah tahkim, ia di anggaptelah
menyeleweng.Muawiyah dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al Asyari juga di
anggap menyeleweng dan teleh menjadi kafir,
6. Pasukan perang Jamal yag melewati Ali juga kafir. ( Ibid.hlm.51)
b)

Doktrin teologi

Selain itu juga dibuat pula doktrin teologi tentang dosa besar sebagaimana tertera pada
poin di bawah berikut. Akibat doktrinnya yang menentang pemerintah, khawarij harus
menanggung akibatnya. Mereka selalu dikejar-kejar dan di tumpas oleh pemerintah.

Kemudian perkembangannya, sebagaimana dituturkan Harun Nasution, kelompok ini


sebagian besar sudah musah. Sisa-sisanya terdapat di Zanzibar, Afrika Utara, dan Arabia
Selatan.( Ibid.hlm.53)
Doktrin teologi Khawarij yang radikal pada dasarnya merupakan imbas langsung dari
doktrin sentralnya, yakni doktrin politik. Radikalitas itu sangat dipengaruhi oleh sisi
budaya mereka yang juga radikal serta asal-usul mereka yang berasal ari masyarakat
badawi dan pengembara padang pasir tandus. Hal itu menyebabkan watak dan pola
pikirnya menjadi keras, berani, tidak bergantung pada orang lain, dan bebas.
Namun, ,ereka fanatik dalam menjalankan agama. Sifat fanatik itu biasanya mendorong
seseorang berfikir simplistis, berpengetahuan sederhana, melihat pesan berdasarkan
motivasi pribadi, dan bukan berdasarkan pada data dan konsitensi logis, bersandar lebih
banyak pada sumber pesan ( wadah) daripada isi pesan, mencari informasi tentang
kepercayaan orang lain dari seumber kelompoknya dan bukan dari sumber kepercayaan
orang lain, mempertahankan secara kaku sistem kepercayaannya, dan menolak,
mengabaikan, dan mendistorsi pesan yang tidak konsisten dengan sistem
kepercayaannya. Orang-orang yang mempunyai prinsip khawarij ini menggunakan
kekerasan dalm menyalukan aspirasinya. Sejarah mencatat bahwa kekerasan pernah
memegang peran penting.
Doktrin-doktrin dari segi teologi yang dikembangkan oleh khawarij:
1. Seorang yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus di bunuh.
Yang sangat anarkis ( kacau ) lagi, mereka menganggap bahwa seorang muslim
dapat menjadi kafir apabila ia tidak mau membunuh muslim lain yang telah di
anggap kafir dengan resiko ia menanggung beban harus dilenyapakan pula.
2. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka. Bila tidak
mau bergabung, ia wajib diperangi karena hidup dalam darul harb ( negara
musuh) , sedang golongan mereka sendiri di anggap darul islam ( negara islam).
3. Seseorang harus menghindari pimpinan yang menyeleweng.
4. Adanya waad dan waid ( orang yang baik harus masuk surga sedangkan orang
yang jahat masuk ke dalam neraka).( Ibid.hlm.51-52)
c)

Doktrin teologis sosial

Adapun doktrin-doktrin selanjutnya yakni kategori sebagai doktrin teologis sosial.


Doktrin ini memperlihatkan kesalehan asli kelompok khawarij sehingga sebagian
pengamat menganggap doktrin ini lebih mirip dengan doktrin mutazilah, meskipun
kebenarannya adalah doktrin ini dalam wacana kelompok khawarij patut dikaji
mendalam.
Dapat di asumsikan bahwa orang-orang yang keras dalam pelaksanaan ajaran agama,
sebagaimana dilakukan kelompok Khawarij, cenderung berwatak tekstualis/skripturalis

sehingga menjadi fundamentalis. Kesan skriptualis dan fundamentalis itu tidak nampak
pada doktrin-doktrin khawarij pada poindi bawah berikut.
Namun, bila doktrin teologis-sosial ini benar-benar merupakan doktrin khawarij, dapat
diprediksikan bahwa kelmpok khawarij pada dasarnya merupakan orang-orang baik.
Hanya saja, keberadaan mereka sebagai kelompok minoritas penganut garis keras, yang
aspirasinya dikucilkan dan di abaikan penguasa, di tambah oleh pola pikirnya yang
simplistis, telah menjadikan mereka bersikap ekstrim. ( Ibid.hlm.54)
Doktrin-doktrin dari segi teologi sosial yang dikembangkan oleh khawarij:

Amar maruf nahi mungkar


Memalingkan ayat-ayat Al Quran yang tampak mutasyabihat ( samar).
Al Quran adalah makhluk
Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai