biaya kesehatan.
5. Memahami kunci keberhasilan Program Faktor Risiko Jatuh, Pencegahan, dan
Penanganannya.
6. Memperoleh sumber daya dalam mengembangkan dan meningkatkan Program Faktor
Risiko Jatuh, Pencegahan, dan Penanganannya.
diabetes
8. Masalah nutrisi
9. Medikamentosa (terutama konsumsi > 4 jenis obat)
Biaya Akibat Jatuh
1. Pada tahun 2000, total biaya kesehatan yang dihabiskan untuk kejadian jatuh yang fatal
sebesar $0,2 miliar dan untuk kejadian cedera akibat jatuh non-fatal sebesar $19 miliar.
2. Dari cedera akibat jatuh non-fatal, 63% ($12 miliar) dikeluarkan untuk rawat inap, 21%
($4 miliar) untuk Instalasi Gawat Darurat (IGD), dan 16% ($3 miliar) untuk rawat jalan.
3. Dari cedera akibat jatuh non-fatal, 35% adalah fraktur, yang menghabiskan biaya
kesehatan sebesar 61%
4. Menurut studi yang dilakukan oleh National Center for Patient Safety, biaya rerata yang
dikeluarkan untuk cedera akibat jatuh adalah $33.785
5. Diperkirakan pada tahun 2020, biaya yang dikeluarkan untuk cedera akibat jatuh dapat
mencapai $32,4 miliar.
Statistik Kejadian Jatuh pada Orang Tua yang Menjalani Rawat Inap atau Tinggal di
Panti Jompo
1. Rumah sakit mempunyai tingkat insidensi pertahun sekitar 1,4 kejadian jatuh per-tempat
tidur pertahun
2. Departemen Neurologi, Rehabilitasi Medik, dan Psikiatri mempunyai tingkat kejadian
jatuh yang paling tinggi yaitu berkisar antara 8,9 17,1 kejadian jatuh per-seribu pasien.
3. Fasilitas perawatan jangka panjang mempunyai tingkat insidensi pertahun sekitar 1,6
kejadian jatuh perorang pertahun.
4. Lansia yang tinggal di panti jompo sering mengalami kejadian jatuh berulang, dengan
rerata 2,6 kejadian jatuh perorang pertahun.
5. Sekitar 10% - 20% kejadian jatuh di panti jompo menyebabkan cedera yang serius dan
sekitar 2% - 6% menyebabkan fraktur.
6. Sekitar 35% cedera akibat jatuh terjadi pada lansia yang mengalami kesulitan berjalan
Etiologi Jatuh
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Ketidaksengajaaan: 31%
Gangguan gaya berjalan / keseimbangan: 17%
Vertigo: 13%
Serangan jatuh (drop attack): 10%
Gangguan kognitif: 4%
Hipotensi postural: 3%
Gangguan visus: 3%
Tidak diketahui: 18%
Pernyataan Protokol
Keselamatan pasien merupakan tanggung jawab seluruh petugas. Dalam rangka
menurunkan risiko cedera akibat jatuh pada pasien, petugas akan menilai dan melakukan
penilaian ulang terhadap kategori risiko jatuh pasien, serta bekerjasama dalam
memberikan intervensi yang sesuai prosedur.
II.
Tujuan
Sebagai suatu proses untuk mencegah kejadian jatuh pada pasien, dengan cara:
1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan
Asesmen Risiko Jatuh.
2. Melakukan asesmen ulang pada semua pasien(setiap hari)
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko jatuh
dengan menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Harian
4. Menetapkan standar pencegahan dan penanganan
risiko
jatuh
secara
komprehensif
III.
Definisi
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tak disengaja/ tak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai,
dengan atau tanpamencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis
(pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).
IV.
Prosedur
1. Perawat yang bertugas akan melakukan skrining risiko jatuh kepada setiap pasien
dengan menggunakan Asesmen Risiko Jatuh Harian
2. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang setiap harinya
3. Asesmen ulang juga dilakukan pada pasien yang mengalami perubahan kondisi
V.
Risiko
Jatuh
04
Rendah (R)
58
9
Sedang (S)
Tinggi (T)
5. Posisikan tempat tidur rendah (tinggi tempat tidur sebaiknya 63,5 cm), dan
pastikan roda terkunci
6. Tentukan penggunaan paling aman untuk pegangan di sisi tempat tidur. Ingat
bahwa menggunakan 4 sisi pegangan tempat tidur dianggap membatasi
gerak (mechanical restraint)
7. Menggunakan sandal anti licin
8. Pastikan pencahayaan adekuat
9. Benda-benda pribadi berada dalam jangkauan
10. Bantu pasien ke kamar mandi, jika diperlukan
11. Evaluasi efektifitas obat-obatan yang meningkatkan predisposisi jatuh (sedasi,
antihipertensi, diuretic, benzodiazepine, dan sebagainya), konsultasikan dengan
dokter atau petugas farmasi jika perlu
12. Konsultasikan dengan dokter mengenai kebutuhan fisioterapi pada psaien dengan
gangguan keseimbangan / gaya berjalan / penurunan fungsional.
13. Nilai ulang status kemandirian pasien setiap hari
14. Pantau adanya hipertensi ortostatik jika pasien mengeluh pusing atau vertigo dan
ajari pasien untuk bangun dari tempat tidur secara perlahan
15. Gunakan peninggi tempat dudukan toilet , jika diperlukan
16. Penggunaan alat bantu (tongkat, alat penopang), jika perlu
17. Berikan edukasi mengenai teknik pencegahan jatuh kepada pasien dan
keluarganya
VII.
Alat Pengaman
a. *walker / wheeled walker
b. *Tongkat (cane) / quad cane
c. wedge / pommel cushion (bantalan)
d. dudukan toilet yang ditinggikan
e. karpet / tikar anti-licin
f. Alarm tempat tidur
g. lap buddy
h. gait belt
i. tempat tidur rendah (khusus)
Kategori Risiko
R, S, T
R, S, T
R, S, T
R, S, T
R, S, T
S, T
S, T
S, T
T
* penggunaan walker / cane hanya ditujukan pada pasien yang memang telah
menggunakannya sebelum dirawat atau direkomendasikan oleh fisioterapis.
formulir
jatuh
dan
X.
XI.
XII.
bulan:
faktor risiko (berikan tanda cek () pada keluhan yang dimiliki
pasien)
usia > 70 tahun
lingkungan asing (tidak familiar)
gangguan penilaian dalam ambulasi/transfer
mengalami kejadian jatuh dalam 2 minggu terakhir
delirium/disorientasi
gaya berjalan tidak stabil / keterbatasan gerak
inkontinensia uri
adanya pingsan atau hipotensi ortostatik
riwayat gangguan pola tidur
gangguan penglihatan / pendengaran
berjalan dibantu orang lain
keterbatasan aktivitas
tidak memakai alas kaki saat turun dari tempat tidur
mengkonsumsi obat-obatan di bawah ini:
TOTAL SKOR
Beri tanda cek () mengenai obat yang dikonsumsi:
Psikotropika
Diuretic
Antihipertensi
anti-Parkinson
Opioid
Hipnotik
Kardiovaskular
anti-ansietas
Laksatif
Kebutuhan alat: (beri tanda cek () pada alat yang dibutuhkan)
*walker/wheeled walker (R, S, T)
*tongkat / quad cane(R, S, T)
wedge / pommel cushion (bantalan) (R, S, T)
skor
1
1
3
3
2
3
3
2
1
1
3
1
2
2
tangga
l
tangga
l
tanggal tanggal
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko jatuh dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori:
1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi pasien, termasuk kondisi psikologis
2. Ekstrinsik: berhubungan dengan lingkungan
Selain itu, faktor risiko juga dapat dikelompokkan menjadi kategori dapat diperkirakan
(anticipated) dan tidak dapat diperkirakan (unanticipated). Faktor risiko yang dapat diperkirakan
merupakan hal-hal yang diperkirakan dapat terjadi sebelum pasien jatuh.
Dapat diperkirakan
Tidak dapat
diperkirakan
Kejang
Reaksi individu
Aritmia jantung
obatan
Stroke atau Serangan Iskemik
Sementara (Transient Ischaemic
Attack-TIA)
Pingsan
Serangan jatuh (Drop Attack)
terhadap
obat-
Strategi Intervensi
Strategi Intervensi
kategori
risiko
sering perubahan
T
S R
jatuh
status mental
v
v v
V
v
karpet/tikar anti-licin
program olahraga
edukasi toileting
tanda pengenal (gelang berwarna di pergelangan
tangan)
kasur yang memiliki batas pinggir
intervensi
gangguan
mobilitas
v
medikasi
multipel
depresi
v
pelindung pinggul
catatan: strategi intervensi ini tidak mutlak dilakukan, disesuaikan dengan penilaian klinis ahli/ dokter yang memeriksa
Strategi intervensi ini berdasarkan kategori risiko dan lingkup area risiko, serta diharapkan dapat
membantu menjadi acuan dalam penetapan strategi sesuai kebijakan setempat.
tidur
5. Beri penjelasan mengenai sistem pemanggilan perawat ke ruangan
6. Bel panggilan berada dalam jangkauan, gampang dilihat, serta pasien mengetahui letak
dan cara penggunaannya
7. Tali penarik lampu meja berada dalam jangkauan, terlihat, serta pasien mengetahui letak
dan cara penggunaannya
8. Pertimbangkan untuk menggunakan pengasuh pada pasien dengan gangguan kognitif
9. Sediakan lingkungan yang aman (rapi, tidak licin, kabel-kabel terikat dengan rapi, jalur
berjalan bersih dari benda-benda yang tidak perlu)
10. Barang-barang pribadi berada dalam jangkauan
11. Posisikan tempat tidur serendah mungkin dengan roda terkunci
12. Mulai mobilisasi secepat dan sesering yang masih diperbolehkan untuk kondisi pasien
13. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh
14. Tanda pengenal kepada pasien (gelang berwarna di pergelangan tangan, tulisan/tanda di
depan kamar pasien)
15. Setiap 1-3 jam, tawarkan bantuan untuk ke kamar mandi dan perawatan
16. Perawatan termasuk mobilisasi pasien, menawarkan minum, dan memastikan pasien
hangat dan nyaman
17. Konsultasikan dengan tim manajemen jatuh dan farmasi (tinjau ulang medikasi)
18. Alarm tempat tidur
19. Alarm di kursi roda
20. Lokasi kamar tidur pasien berdekatan dengan pos perawat (nurse station)
21. Karpet di samping tempat tidur
22. Tempat tidur rendah
23. Evaluasi oleh tim interdisiplin
24. Untuk pasien yang berisiko cedera kepala (misalnya pasien dalam terapi antikoagulan,
gangguan kejang berat, riwayat jatuh mengenai kepala), pertimbangkan penggunaan
pelindung kepala
25. Penggunaan dudukan toilet yang ditinggikan
26. Musik relaksasi
27. Program olahraga / aktivitas
28. Transfer ke sisi yang lebih stabil
29. Secara aktif, libatkan pasien dan keluarga dalam program pencegahan jatuh
30. Berikan instruksi kepada pasien sebelum memulai aktivitas
31. Penggunaan alat bantu sesuai dengan kebutuhan pasien
faktor risiko
riwayat jatuh
skala
poin
Ya
25
Tidak
Ya
15
Tidak
alat bantu
30
tongkat/alat penopang
15
Ya
20
Tidak
Terganggu
20
Lemah
10
normal/tirah baring/imobilisasi
15
terpasang infus
gaya berjalan
status mental
Total
Kategori:
Risiko tinggi = 45
Risiko sedang = 25 44
Risiko rendah = 0 - 24
skor
pasien
bantalan tangan
bantalan kaki
pedal kaki
Roda
anti-tip
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
Klakson
Listrik
tempat tidur
pegangan sisi tempat
tidur
Roda
Rem
Mekanik
meja samping tempat
tidur
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
tiang infuse
Tiang
Roda
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
Akses
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
______
_
walker/cane
Keamanan
______
_
______
_
toilet berjalan
Roda
Rem
______
_
______
_
______
_
Roda
Rem
tumpuan kaki
pengaman kursi
dapat dilipat/dilepas dengan mudah
______
_
______
_
______
_
______
_
______
Posisi
Nampan
1. Pemimpin senior
2. Pemimpin teknis
3. Pemimpin klinis
4. Pemimpin harian
5. Rekreasi
6. Rehabilitasi medik dan fisioterapi
7. Kegiatan sosial
8. Ahli gizi
9. Instalasi Gawat Darurat
10. Farmasi
11. Kepala Perawat
12. Perawat staf, peserta didik perawat
SUMBER LITERATUR
PENCEGAHAN JATUH
Lingkup
Rumah sakit
Tujuan
Membentuk kerangka konsep dalam menilai faktor risiko jatuh pada pasien, mengurangi
risiko jatuh, dan mencegah terjadinya cedera jika pasien jatuh.
Prosedur
1. Asesmen awal / skrining
a. Perawat akan melakukan penilaian dengan Asesmen Risiko Jatuh Morse
(lampiran A) dalam waktu 4 jam dari pasien masuk RS dan mencatat hasil
asesmen ke dalam computer
_
______
_
______
_
d.
setiap 2 jam (saat pasien bangun), dan secara periodik (saat malam hari)
e.Kunjungi dan amati pasien setiap 2 jam oleh petugas medis
f. Nilai kebutuhan akan:
i. Fisioterapi dan terapi okupasi
ii. Alarm tempat tidur
iii.
Tempat tidur rendah (khusus)
iv. Lokasi kamar tidur berdekatan dengan pos perawat (nurse station)
Strategi Rencana Keperawatan
1. Strategi umum untuk pasien risiko jatuh, yaitu:
a. Tawarkan bantuan ke kamar mandi setiap 2 jam (saat pasien bangun)
b. Gunakan 2-3 sisi pegangan tempat tidur
c. Lampu panggilan berada dalam jangkauan, perintahkan pasien
d.
e.
f.
g.
untuk
fisioterapi
h. Anjurkan pasien menggunakan sisi tubuh yang lebih kuat saat hendak turun dari
tempat tidur
2. Strategi untuk mengurangi / mengantisipasi kejadian jatuh fisiologis, yaitu:
a. Berikan orientasi kamar tidur kepada pasien
b. Libatkan pasien dalam pemilihan aktivitas sehari-harinya
c. Pantau ketat efek obat-obatan, termasuk obat psikotropika
d. Kurangi suara berisik
e. Lakukan asesmen ulang
f. Sediakan dukungan emosional dan psikologis
3. Strategi pada faktor lingkungan untuk mengurangi risiko jatuh, yaitu:
a. Lampu panggilan berada dalam jangkauan
b. Posisi tempat tidur rendah
c. Lantai tidak silau/memantul dan tidak licin
d. Pencahayaan yang adekuat
e. Ruangan rapi
f. Sarana toilet dekat dengan pasien
4. Manajemen Setelah Kejadian Jatuh
a. Nilai apakah terdapat cedera akibat jatuh (abrasi, kontusio, laserasi, fraktur,
b.
c.
d.
e.
f.
cedera kepala)
Nilai tanda vital
Nilai adanya keterbatasan gerak
Pantau pasien dengan ketat
Catat dalam status pasien (rekam medik)
Laporkan kejadian jatuh kepada perawat yang bertugas dan lengkapi laporan
insidens
g. Modifikasi rencana keperawatan interdisiplin sesuai dengan kondisi pasien
5. Edukasi pasien/keluarga
a. Pasien dan keluarga harus diinformasikan mengenai faktor risiko jatuh dan setuju
untuk mengikuti strategi pencegahan jatuh yang telah ditetapkan. Pasien dan
keluarga harus diberikan edukasi mengenai faktor risiko jatuh di lingkungan
rumah sakit dan melanjutkan keikutsertaannya sepanjang keperawatan pasien.
i. Informasikan pasien dan keluarga dalam semua aktivitas sebelum memulai
penggunaan alat bantu
ii. Ajari pasien untuk menggunakan pegangan dinding
iii. Informasikan pasien mengenai dosis dan frekuensi konsumsi obat-obatan,
efek samping, serta interaksinya dengan makanan/ obat-obatan lain.
Definisi dan Klasifikasi
1. Kejadian jatuh tak disengaja: kejadian jatuh yang terjadi secara tidak sengaja (misalnya
terpeleset, tersandung). Pasien yang berisiko mengalami kejadian ini tidak dapat
diidentifikasi sebelum mengalami jatuh dan umumnya tidak dikategorikan dalam risiko
jatuh. Kejadian jatuh jenis ini dapat dicegah dengan menyediakan lingkungan yang aman.
2. Kejadian jatuh yang tidak diantisipasi: kejadian jatuh yang terjadi ketika penyebab fisik
tidak dapat diidentifikasi.
3. Kejadian jatuh yang dapat diantisipasi (diperkirakan): kejadian jatuh yang terjadi pada
pasien yang memang berisiko mengalami jatuh (berdasarkan skor asesmen risiko jatuh)
4. Faktor yang dapat meningkatkan risiko jatuh:
a. Perasaan takut jatuh
b. Serangan Iskemik Sementara (Transient Ischaemic Attack-TIA)
c. Penyakit Parkinson
d. Riwayat patah tulang / fraktur
e. Deformitas muskuloskletal atau miopati
f. Inkontinensi uri / alvi atau sering ke kamar mandi
g. Gangguan pendengaran
h. Dehidrasi
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
Lampiran A
ASESMEN RISIKO JATUH MORSE
Pengamat: __________________________________
Tanggal: ______________________
Unit: _______________________________________
Pukul: ________________________
Skor:
1. Riwayat jatuh dalam 12 bulan terakhir:
____ Tidak
=0
____ Ya
= 25
Skor: ____
2. Diagnosis sekunder:
____ Tidak
=0
____ Ya
= 15
Skor: ____
3. Alat bantu:
Tidak ada / tirah baring / perawat ____ 0
Tongkat / alat penopang ____ 15
Perabot ____ 30
Skor: ____
4. Terpasang infus:
____ Tidak
=0
____ Ya
= 20
Skor: ____
5. Gaya berjalan:
Normal / tirah baring / kursi roda ___ 0
Lemah ____ 10
Tergangu ____ 20
Skor: ____
6. status mental:
Sadar akan kemampuan diri sendiri ____ 0
Sering lupa akan keterbatasan yang dimiliki ____ 15
Skor: ____
Skor total: _____
Kategori:
Tidak berisiko 0 24
Risiko rendah 25 44
Risiko tinggi 45
Intervensi:
Pencegahan jatuh
Rencana per-pasien
Tanda tangan: ____________________
Jika pasien mengalami gangguan gaya berjalan; mengalami kesulitan untuk bangun dari
kursi, menggunakan bantalan tangan kursi untuk mendorong tubuhnya, kepala
menunduk, pandangan mata terfokus pada lantai, memerlukan bantuan sedang total
untuk menjaga keseimbangan dengan berpegangan pada perabot, orang, atau alat bantu
Status mental:
Identifikasi asesmen pasien terhadap dirinya sendiri mengenai kemampuannya untuk berjalan.
Jika pasien mempunyai over-estimasi terhadap kemampuan fisiknya, berikan skor 15. Jika
asesmen pasien sesuai dengan kemampuan sebenarnya, berikan skor 0.
Asesmen risiko jatuh Morse ini dilakukan saat pasien masuk RS bersamaan dengan
asesmen inisial /awal.
Asesmen Risiko jatuh Morse dilakukan saat pasien masuk RS bersamaan dengan ases
Skrining farmasi dan atau fisioterapi pada pasien dengan faktor risiko
Berikan label pada setiap obat, bungkus obat (misalnya jarum suntik, cangkir obat, kotak obat),
atau cairan lainnya.
Sasaran 7
Mengurangi risiko infeksi nosokomial
7A
Ikuti panduan kebersihan/higene tangan menurut Centers for Disease Control and Prevention
(CDC).
7B
Kelola semua kejadian kematian yang tidak diantisipasi atau hilangnya fungsi mayor yang
permanen yang berhubungan dengan infeksi nosokomial.
Sasaran 8
Catat penggunaan obat-obatan sepanjang masa perawatan dengan akurat dan lengkap.
8A
Bandingkan pengobatan pasien akhir-akhir ini dengan pengobatan yang diberikan saat pasien
dirawat di rumah sakit.
8B
Komunikasikan daftar obat-obatan pasien yang lengkap kepada petugas berikutnya saat pasien
dirujuk atau ditransfer ke unit lain / dokter lain / rumah sakit lain.
Sasaran 9
Mengurangi risiko cedera akibat jatuh pada pasien.
9B
Implementasikan program pencegahan / penurunan kejadian jatuh, termasuk evaluasi keefektifan
program.
Sasaran 13
Ikutsertakan peran aktif pasien dalam menyusun strategi keperawatannya.
13A
Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai perlunya manajemen keamanan terhadap pasien.
Sasaran 15
Rumah sakit melakukan identifikasi akan risiko keamanan terhadap pasien-pasiennya.
15A
Rumah sakit melakukan identifikasi pasien yang berisiko bunuh diri. (diaplikasikan pada rumah
sakit jiwa dan rumah sakit umum pada pasien-pasien yang mengalami gangguan kejiwaan atau
gangguan perilaku).