LATAR
BELAKANG
melakukan investasi jangka panjang dengan tujuan
memberikan manfaat ekonomi, manfaat sosial, dan manfaat
lainnya dalam rangka memajukan kesejahteraan umum.
Investasi
Pemerintah
-----------------------
TUJUAN
--------------------5
Kepastian
Hukum
Fungsional
ASAS
INVESTASI
PEMERINTAH
Akunta
bilitas
Kepastian
Nilai
Efesiensi
6
.
Rp
Bentuk
.
INVESTASI
LANGSUNG
PENYERTAAN
MODAL
PEMBERIAN
PINJAMAN
PUBLIC PRIVATE
PARTNERSHIP
(PPP)
NON PPP
SAHAM
BADA N USAHA
SURAT
UTANG
BLU
SURAT BERHARGA
BADAN ASING
PEMDA
APBN
Keuntungan
investasi
terdahulu
Sumbersumber
lainnya yang
sah
Dana/barang
amanat pihak lain
yang dikelola oleh
Badan Investasi
Pemerintah
Penempatan
Sumber Dana
Investasi Pemerintah
Ditjen Perbendaharaan
(Up. Direktorat Sistem
Manajemen Investasi)
Komite Investasi
Pemerintah Pusat
(KIPP)
selaku
10
Pusat Investasi
Pemerintah (PIP)
11
1.
2.
RKI
Surat Berharga
Saham
Surat
Utang
Investasi Langsung
Penyertaan
Modal
Pemberian
Pinjaman
12
Pelaksanaan
13
14
INVESTASI LANGSUNG
Dilaksanakan
berdasarkan
Perjanjian
Investasi
Untuk
memperoleh
manfaat
ekonomi,
sosial,
dan/atau
manfaat
lainnya.
15
16
17
Menteri Keuangan
Pengawasan dalam rangka pelaksanaan
kewenangan supervisi
Pengawasan
pemantauan/monitoring, evaluasi
dan pengendalian
DIVESTASI
Divestasi adalah penjualan Surat berharga dan/ atau
kepemilikan pemerintah baik sebagian atau keseluruhan
kepada pihak lain. (PMK No 183 Tahun 2008)
Surat
Berharga
Investasi
Langsung
Saham
Penyertaan
Modal
Surat
Utang
Pemberian
Pinjaman
18
4
19
20
Pelaksanaan investasi
tersebut tidak sesuai
dengan Perjanjian
Investasi
Tidak sesuai
dengan strategi
investasi Badan
Investasi
Pemerintah
Kegiatan
perusahaantidak
menguntungkan
2
Terdapat kondisi
tertentu setelah
mendapat
rekomendasi dari
Komite Investasi
Pemerintah
21
PERSETUJUAN DIVESTASI
Perlu
Persetujuan
Kemenkeu
Tidak Perlu
Persetujuan
Kemenkeu
22
PELAKSANAAN DIVESTASI
1
23
24
MANAJEMEN RISIKO
25
26
27
28
29
Best Practice:
Sovereign
Wealth
Fund (SWF)
-----------------------------------------------------
International
30
10 Besar
Peringkat
SWF
31
32
33
34
35
36
37
38
Kurangnya pemahaman
Pemda atas adanya bentuk
investasi langsung dari
pemerintah pusat ke
daerah yang berupa
pemberian pinjaman
1. Pusat Inventasi Pemerintah (PIP) berbadan hukum BLU dan sumber dana investasi
(anggaran) nya relatif terbatas
Awalnya PIP dibentuk dengan mengacu pada SWF di Singapura, tetapi kondisi
Indonesia tidak sama dengan Singapura. Di Singapura terdapat kelebihan cadangan
devisa yang dapat digunakan untuk investasi, sementara di Indonesia devisa yang
ada tidaklah cukup, sehingga sumber dana PIP lebih mengandalkan pada APBN.
2. Belum adanya payung hukum terkait kerugian dalam pelaksanaan investasi PIP
PIP yang merupakan BLU, memiliki tingkat kerentanan yang tinggi karena
menggunakan uang negara dalam investasinya. Dalam pelaksanaanya, investasi pasti
ada kemungkinan terjadi untung ataupun rugi. Untung dan rugi atas investasi pasti
berpengaruh langsung kepada keuangan negara sehingga perlu adanya ketentuan
yang jelas untuk mengatur perlakuan atas kerugian investasi
39
3. Investasi lebih banyak ditempatkan dalam deposito atau menjadi idle cash
Terkait dengan belum adanya payung hukum mengenai kemungkinan kerugian
investasi yang terjadi, menyebabkan PIP terlalu bermain aman dan terlalu banyak
pertimbangan ketika akan melakukan investasi. Akhirnya dana investasi lebih
banyak ditempatkan dalam investasi dengan resiko kecil misalnya deposito
dengan anggapan bahwa deposito sifatnya relative lebih aman daripada bentuk
investasi lainnya. Sebagian dana investasi juga masih ada yang menjadi idle cash
4. Kurangnya pemahaman Pemda atas adanya bentuk investasi langsung dari
pemerintah pusat ke daerah yang berupa pemberian pinjaman.
40
41
42
43
44
?
?
?
?
Ada
Pertanyaan?
?
45
Daftar Referensi
46
Daftar Referensi
47