Anda di halaman 1dari 11

PENGELOLAAN SAMPAH DAN LIMBAH

Nor Wijayanti,S.KM
Sampah dan Limbah
Sampah adalah semua barang/benda atau sisa barang/benda yang sudah tidak berguna
dan terbuang dari kegiatan sehari-hari.jadi sampah merupakan produk buangan yang pada
umumnya berbentuk padat dengan komposisi organik dan anorganik. Sampah yang terkumpul
dapat menumpuk dan membusuk sehingga sangat mengganggu kesehatan,lingkungan serta
mempengaruhui mutu estetika.
Limbah adalah produk akhir yang berupa material buangan dari sebuah proses pencucian,
dekontaminasi atau proses metabolism tubuh, yang dapat berbentuk cairan atau setengah
padat.tidak berbeda dengan sampah, limbah juga dapat mengganggu kesehatan,lingkungan serta
mempengaruhi mutu estetika.
Sampah dan Limbah dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Sampah
a. Sampah domestik (Rumah Tangga)
Sampah yang dihasilkan dari kegiatan kerumahtanggaan (House Keeping), perkantoran
atau home industry, rumah sakit seperti dari kantor/TU,dapur,gudang,rekam medis, dan lain-lain.
Contoh: kertas,plastik,kaleng,sayur/buah yang terbuang,daun,ranting,dan lain-lain.
Jenis Sampah Domestik(Rumah Tangga) :
1). Garbage
Yaitu sampah yang mudah lapuk atau busuk. Misalnya : sisa dapur, sisa makanan,sisa
sayuran,dan kulit buah.
2). Rubbish
Yaitu sampah yang tidak mudah lapuk atau busuk karena sampah ini biasanya cukup kering dan
sulit terurai oleh mikroorganisme. Misalnya : kaleng,kaca,plastik,mika,kawat,kertas,kayu.
3). Ashes
Yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran kayu, batubara maupun abu
dari hasil industri.
4). Dead Animal
Yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.
5). Street Sweeping
Yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan karena perbuatan orang yang
tidak bertanggungjawab.
6). Industrial Waste

Yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak tepakai atau dibuang. Missal industry
kaleng dengan potongan kaleng-kaleng yang tidak terolah.
b. Sampah medis
Sampah sarana medis habis pakai dan terbuang yang telah digunakan sebagai alat bantu
dalam upaya diagnosis dan pengobatan sesuai prosedur dan tindakan medis atau perawatan pada
klien. Contoh: perban, kassa, plester, syringe/jarum suntik, set infuse/infus botol, kantung darah,
sarung tangan/handscoon,dan sebagainya.
Sampah medis merupakan benda/barang infeksius yang harus dikelola dengan baik dari
mulai saat pengumpulan,pengangkutan sampai proses pemusnahan, sehingga penyebaran
mikroba pathogen dapat di cegah.tempat asal sampah medis adalah semua unit pelayanan medis
yang ada.
Jenis sampah Medis :
1). Sampah Benda Tajam.
Sampah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau
bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit. Misalnya : jarum hipodermik,
perlengkapan intervena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Selain itu meliputi bendabenda tajam yang terbuang yang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radio aktif.
2. Limbah
a. Limbah domestik (Rumah Tangga)
Limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah
bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Limbah merupakan buangan/bekas yang
berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan
dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab
penyakit disentri, tipus, kolera dan sebagainya.
b. Limbah medis
Berdasarkan Depkes RI 1992 : limbah rumah sakit adalah semua hasil buangan dari
suatu aktivitas

yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang

lainnya,seperti:
1) Kegiatan mencuci piring,gelas,sendok yang telah digunakan klien.
2) Kegiatan mencuci/laundry seperti linen/kain yang digunakan pasien dari kamar
operasi,kamar bersalin,ruang/bangsal menular,dan sebagainya.
3) Cairan pembilasan/dekontaminasi instrument medis.

Jenis Limbah medis :


1. Limbah klinis medis
Limbah rumah sakit yang diperoleh dari pasien sebagai hasil adanya proses patofisiologi
penyakit dan berbagai tindakan medis,seperti :
a) Sekreta,feses,urinedan cairan hasil fungsi.
b) Cairan dan makanan yang di muntahkan.
c) Cairan,darah,dan sisa jaringan yang diperoleh dari kamar operasi,kamar bersalin,bedah
mayat dan laboratorium.
2. Limbah patologi medis
Limbah rumah sakit yang berwujud jaringan tubuh manusia (pasien) yang harus dipisahkan/di
potong melalui tindakan medis,seperti :
a) Potongan ekstermitas melalui tindakan amputasi.
b) Jaringan reseksi usus dan histerektomi.(jaringan reseksi usus adalah jaringan hasil
pembuangan sebagian usus )
c) Jaringan kanker,jaringan nekrotomi,dsb.
3. Limbah Infeksius.
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi
penyakit menular serta limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi
dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang isolasi penyakit menular. Termasuk limbah jenis ini
antara lain : sampah mikrobiologis, produk darah manusia, benda tajam, bangkai binatang
terkontaminasi, bagian tubuh, sprei, limbah raung isolasi, limbah pembedahan, limbah unit
dialisis dan peralatan terkontaminasi ( medical waste ).
4. Limbah Citotoksik.
Limbah citotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik. Limbah
yang terdapat limbah citotoksik didalamnya harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas
1000oc
5. Limbah Farmasi.
Limbah farmasi berasal dari : obat-obatan kadaluwarsa, obat-obatan yang terbuang
karena batch tidak memenuhi spesifikasi atau telah terkontaminasi, obat-obatan yang terbuang
atau dikembalikan oleh pasien, obat-obatan yang sudah tidak dipakai lagi karena tidak
diperlukan dan limbah hasil produksi obat-obatan.
6. Limbah Kimia.
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam tindakan medis, vetenary,
laboratorium, proses sterilisasi dan riset. Limbah kimia juga meliputi limbah farmasi dan limbah
citotoksik
7. Limbah Radio Aktif.

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radionucleida. Asal limbah ini antara lain dari tindakan
kedokteran nuklir, radioimmunoassay dan bakteriologis yang daapt berupa padat, cair dan gas.
Dampak Sampah dan Limbah terhadap Manusia dan Lingkungan
1.

Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan.


Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah
tangga sangat merugikan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan
perindustrian dan teknologi diharapkan kualitas kehidupan dapat lebih ditingkatkan. Namun
seringkali peningkatan teknologi juga menyebabkan dampak negatif yang tidak sedikit.
a. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit.
Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:
a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah
dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah
(haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan
sampahnya kurang memadai.
b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu
penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam
pencernakan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
d) Sampah beracun: Telah dilaporkan bahwa di Jepang kira-kira 40.000 orang meninggal akibat
mengkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah

b.

yang dibuang ke laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
Dampak terhadap Lingkungan.
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari
air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal
ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.
Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan
gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini dalam konsentrasi tinggi
dapat meledak.

c. Dampak terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi


a) Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang
menyenangkan bagi masyarakat: bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena
sampah bertebaran dimana-mana.
b) Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.
c) Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan
masyarakat. Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja, rendahnya
produktivitas).
d) Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan
dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
e) Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai,
seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan
sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal
ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
2.

Dampak limbah
Pembuangan limbah yang sembarangan dapat menimbulkan kontaminasi pada air, tanah
atau menjadi sumber infeksi dan akan mendatangkan bahaya bagi kesehatan karena penyakit
yang tergolong water borne diseases akan mudah terjangkit. Ekskreta manusia merupakan
sumber infeksi dan merupakan penyebab utama terjadinya polusi lingkungan.
Bahaya terhadap kesehatan yang dapat di timbulkan oleh pembuangan tinja yang tidak
baik adalah timbulnya polusi tanah ,polusi air dan kontaminasi terhadap makanan dan
berkembangnya lalat. Akibat pembuangan limbah yang sembarangan dapat menimbulkan
berbagai penyakit seperti : tifoid, paratifoid,disentri,diare,kolera,hepatitis virus dan beberapa
penyakit

infeksi gastrointestinal. Penyakit ini tidak hanya menjadi masalah pada angka

kesakitan, mortalitas dan harapan hidup tetapi juga menjadi penghalang tercapainya kemajuan
dalam bidang social dan ekonomi.
Pengolahan Sampah Domestik dan Medis.
1. Pengolahan Sampah Domestik (Rumah Tangga)
Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di lingkungan sekitar adalah:
a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya
Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah organik dan
anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik.

b. Pemanfaatan Kembali
Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:
1. Pemanfaatan sampah organik,
Seperti composting (pengomposan).Sampah yang mudah membusuk dapat diubah
menjadi pupuk kompos yang ramah lingkungan untuk menyuburkan tanaman. Berdasarkan hasil,
penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan composting sampah organik yang
komposisinya mencapai 70%, dapat direduksi hingga mencapai 25%.
2. Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang berbahan
baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Pemanfaatan kembali secara tidak langsung,
misalnya menjual barang bekas seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol
air minum dalam kemasan.
SAMPAH PLASTIK
a. plastik kresek

SAMPAH KERTAS
a. kertas HVS

LOGAM & KACA


a. besi

b. plastik bening

b. kertas koran

b. tembaga

c. bungkus snack

c. bungkus tempe

c. kabel

d. kemasan penyedap

d. bungkus rokok

d. kaca

e. bungkus mie

e. kardus

e. botol plastik

f. bungkus makan

f. bekas undangan

f. botol kaca

g. dan lain-lain

g. sobek-sobekan

g. pecahan

h. bungkus makanan kertas


f. dan lain-lain

gelas/

piring
h. seng
i. ember pecah
j. dan lain-lain

2.

Pengolahan Sampah Medis


Pengelolaan sampah medis akan memiliki penerapan pelaksanaan yang berbeda-beda antar
fasilitas-fasilitas

kesehatan,

yang

umumnya

terdiri

dari

penimbulan,

penampungan,

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan.


a. Beberapa hal perlu dipertimbangkan dalam merumuskan kebijakan kodifikasi dengan warna
yang menyangkut hal-hal berikut (Sundana, 2000) :
1. Penimbulan ( Pemisahan Dan Pengurangan )
a) Limbah harus dipisahkan dari sumbernya
b) Semua limbah beresiko tinggi hendaknya diberi label jelas untuk efisiensi biaya, petugas
dan pembuangan.

c) Perlu digunakan kantung plastik dengan warna-warna yang berbeda, yang menunjukkan
ke mana plastik harus diangkut untuk insinerasi atau dibuang.
2. Penampungan
Penampungan sampah ini wadah yang memiliki sifat kuat, tidak mudah bocor atau
berlumut, terhindar dari sobek atau pecah, mempunyai tutup dan tidak overload. Penampungan
dalam pengelolaan sampah medis dilakukan perlakuan standarisasi kantong dan kontainer seperti
dengan menggunakan kantong yang bermacam warna seperti telah ditetapkan dalam Permenkes
RI no. 986/Men.Kes/Per/1992 dimana kantong berwarna kuning dengan lambang biohazard
untuk sampah infeksius, kantong berwarna ungu dengan simbol citotoksik untuk limbah
citotoksik, kantong berwarna merah dengan simbol radioaktif untuk limbah radioaktif dan
kantong berwarna hitam dengan tulisan domestic.
3. Penyimpanan.
a) Kantung-kantung dengan warna harus dibuang jika telah berisi 2/3 bagian. Kemudian
diikat bagian atasnya dan diberi label yang jelas.
b) Kantung harus diangkut dengan memegang lehernya, sehingga kalau dibawa mengayun
menjauhi badan, dan diletakkan di tempat-tempat tertentu untuk dikumpulkan
c) Petugas pengumpul limbah harus memastikan kantung-kantung dengan warna yang
samatelah dijadikan satu dan dikirim ke tempat yang sesuai
d) Kantung harus disimpan di kotak-kotak yang kedap terhadap kutu dan hewan perusak
sebelum diangkut ke tempat pembuangannya
4. Penanganan.
a) Kantung-kantung dengan kode warna hanya boleh diangkut bila telah ditutup
b) Kantung dipegang pada lehernya
c) Petugas harus mengenakan pakaian pelindung, misalnya dengan memakai sarung tangan
yang kuat dan pakaian terusan (overal), pada waktu mengangkut kantong tersebut
d) Jika terjadi kontaminasi diluar kantung diperlukan kantung baru yang bersih untuk
e)

membungkus kantung baru yang kotor tersebut seisinya (double bagging)


Petugas diharuskan melapor jika menemukan benda-benda tajam yang dapat
mencederainya

di

dalam

kantung

yang

salah,

tidak ada seorang pun yang boleh memasukkan tangannya kedalam kantung limbah
5. Pengangkutan.
Pengangkutan dibedakan menjadi dua yaitu pengangkutan intenal dan eksternal.
Pengangkutan internal berawal dari titik penampungan awal ke tempat pembuangan atau ke
incinerator (pengolahan on-site). Dalam pengangkutan internal biasanya digunakan kereta

dorong sebagai yang sudah diberi label, dan dibersihkan secara berkala serta petugas pelaksana
dilengkapi dengan alat proteksi dan pakaian kerja khusus.
Pengangkutan eksternal yaitu pengangkutan sampah medis ketempat pembuangan di luar
(off-site). Pengangkutan eksternal memerlukan prosedur pelaksanaan yang tepat dan harus
dipatuhi petugas yang terlibat. Prosedur tersebut termasuk memenuhi peraturan angkutan lokal.
Sampah medis diangkut dalam kontainer khusus, harus kuat dan tidak bocor.kendaraan yang
digunakan untuk mengankut limbah tersebut sebaiknya dikosongkan dan dibersihkan tiap hari,
kalau perlu (misalnya bila ada kebocoran kantung limbah) dibersihkan dengan menggunakan
larutan klorin.
6. Pengolahan dan Pembuangan.
Setelah dimanfaatkan dengan kompaktor, limbah bukan klinik dapat dibuang ditempat
penimbunan sampah (land-fill site), limbah klinik harus dibakar (insinerasi), jika tidak mungkin
harus ditimbun dengan kapur dan ditanam limbah dapur sebaiknya dibuang pada hari yang sama
sehingga tidak sampai membusuk.
Jika fasilitas insinerasi tidak tersedia, limbah klinik dapat ditimbun dengan kapur dan
ditanam. Langkah-langkah pengapuran (liming) tersebut meliputi yang berikut (Djoko, 2001) :
a. Menggali lubang, dengan kedalaman sekitar 2,5 meter.
b. Tebarkan limbah klinik didasar lubang sampai setinggi 75 cm.
c. Tambahkan lapisan kapur.
d. Lapisan limbah yang ditimbun lapisan kapur masih bisa ditambahkan sampai ketinggian 0,5
meter dibawah permukaan tanah.
e. Akhirnya lubang tersebut harus dituutup dengan tanah.
KEGIATAN
Perawatan
Bedah
Laboratorium
Poliklinik
Farmasi
Radiologi
IGD
Dapur
Laundry
Kantor

PRODUKSI LIMBAH
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker ,
bungkus/botol obat, dlsb
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker ,
bungkus/botol obat , pisau bedah, jaringan tubuh, kantong darah
Alat suntik , pot sputum, pot urine/faeces, reagent, chemicals, kaca slide
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker ,
bungkus/botol obat, dlsb
Dos, botol obat plastik/kaca, bungkus plastik, kertas, obat kedaluarsa, sisa
obat.
Cartrige film, film, sarung tangan , kertas, plastik .
Alat suntik , tabung infus , kasa, kateter, sarung tangan, masker ,
bungkus/botol obat, dlsb
Sisa bahan makanan (sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan,
kertas, plastik bungkus
Kantong plastik
Sisa bahan makanan (sayur, daging, tulang, bulu,dlsb), sisa makanan,

KM / WC

kertas, plastik bungkus


Pembalut, sabun, odol

Pengolahan Limbah Domestik dan Medis


1. Pengolahan Limbah Domestik (Rumah Tangga)
Jenis-Jenis pengelolaan air limbah
a. Septic tank
Sistem septictank sebenarnya adalah sumur rembesan atau sumur kotoran. Septic tank
merupakan sitem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran
cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Limbah dari WC melalui
saluran masuk ke septictank untuk di endapkan dan di saring.kemudian dialirkan ke Drain
Field sehingga bisa masuk kedalam air tanah.
b. Sumur resapan
Sumur Resapan Air merupakan rekayasa teknik konversi air yang berupa bangunan
yang di buat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman
tertentu yang digunakan sebagai tempat penampung air hujaan diatas atap rumah dan
meresapkanya ke dalam tanah Konstruksi Sumur Resapan (SRA) merupakan alternatif pilihan
dalam mengatasi banjir dan menurunya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena
dengan pertimbangan :
1). Pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar.
2). Tidak memerlukan biaya besar
3). Bentuk Konstruksi SRA Sederhana
Manfaat pembangunan Sumur Resapan Air antara lain :
1). Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga mengurangi
terjadinya banjir dan erosi.
2). Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air
3). Mencegah menurunnya lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan.
2. Pengolahan Limbah Medis
a. Point penting dalam pengelolaan limbah medis adalah sterilisasi, kemudian pengurangan
(reduce) dalam volume, penggunaan kembali (reuse) dengan sterilisasi, daur ulang (recycle),
dan pengolahan (treatment).
b. Sebelum diolah, limbah medis harus dipisahkan berdasarkan potensi bahaya yang
ditimbulkan.
c. Adapun tahap pengolahan limbah medis antara lain :
1. Pemisahan
2. Penyimpanan
3. Pengangkutan
4. Penanganan
5. Pembuangan
Pemisahan dan Penyimpanan Limbah Medis
Limbah medis yang akan dibuang dipisahkan menggunakan kantong plastik berwarna
yang berlabel. Berikut adalah contoh warna kantong menurut DepKes RI :

a. Kantong hitam : limbah umum


b. Kantong kuning : limbah yang harus diinsinerasi
c. Kantong kuning strip hitam : limbah yang sebaiknya diinsinerasi, tetapi dapat dibuang ke
landfill
d. Kantong biru muda : limbah yang harus disterilisasi
e. Limbah infectious dan patologis dipisahkan tersendiri. Kedua jenis limbah ini harus
disterilisasi terlebih dahulu.
f. Limbah yang dapat didaur ulang termasuk dalam kategori limbah umum.
Pengangkutan Limbah Medis
a. Limbah medis diangkut dengan kontainer tertutup. Untuk keamanan, pengangkutan
limbah radioaktif sebaiknya dipisahkan dengan limbah kimia yang bersifat reaktif, mudah
terbakar, korosif.
b. Alat pengangkutan harus dirawat dan dibersihkan secara rutin untuk mencegah adanya
limbah yang tercecer akibat pengangkutan dan mengurangi resiko kecelakaan saat
pengiriman limbah.
Penanganan Limbah Medis
a. Limbah umum yang dapat didaur ulang dapat langsung dibawa ke tempat pengumpul
limbah daur ulang.
b. Limbah radioaktif biasanya dapat disimpan terlebih dahulu sampai masa aktifnya
terlampaui.
c. Limbah kimia yang tidak berbahaya dapat dibuang ke dalam saluran pembuangan air,
contoh : limbah asam amino, gula, ion-ion anorganik (Ca,K, Mg, I, Cl, F dll)
d. Limbah kimia berbahaya dapat didaur ulang dengan distilasi, ekstraksi, elektrolisis
e. Limbah yang tidak dapat didaur ulang akan dibakar (insinerasi)
f. Wadah bertekanan dapat dibuang ke dalam landfill, maupun didaur ulang.
Adapun cara lain dalam penangan limbah medis
a. Ozonisasi Limbah cair rumah sakit.
Limbah cair yang berasal dari berbagai kegiatan laboratorium, dapur, laundry, toilet, dan
lain sebagainya dikumpulkan pada sebuah kolam equalisasi lalu dipompakan ke tangki
reaktor untuk dicampurkan dengan gas ozon. Gas ozon yang masuk dalam tangki reaktor
bereaksi mengoksidasi senyawa organik dan membunuh bakteri patogen pada limbah cair
(Harper, 1986).
Limbah cair yang sudah teroksidasi kemudian dialirkan ke tangki koagulasi untuk
dicampurkan koagulan. Lantas proses sedimentasi pada tangki berikutnya. Pada proses ini,
polutan mikro, logam berat dan lain-lain sisa hasil proses oksidasi dalam tangki reaktor
dapat diendapkan (Harper, 1986).
Selanjutnya dilakukan proses penyaringan pada tangki filtrasi. Pada tangki ini terjadi
proses adsorpsi, yaitu proses penyerapan zat-zat pollutan yang terlewatkan pada proses
koagulasi. Zat-zat polutan akan dihilangkan permukaan karbon aktif. Apabila seluruh
permukaan karbon aktif ini sudah jenuh, atau tidak mampu lagi menyerap maka proses
penyerapan akan berhenti, dan pada saat ini karbon aktif harus diganti dengan karbon aktif

baru atau didaur ulang dengan cara dicuci. Air yang keluar dari filter karbon aktif untuk
selanjutnya dapat dibuang dengan aman ke sungai (Harper, 1986).
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi.2008.Injeksi Nosokomial Problematika dan Pengendalianya.Jakarta,Salemba Medika.
Diana.2007.SampahdanPengolahan,(Online),
(http://anafio.multiply.com/reviews/item/3?
&show_interstitial=1&u=%2Freviews%2Fitem/,diakses 24 April 2012 ).
Rachmad,R.2011.Limbah
Rumah
Sakit
dan
Jenis-jenisnya,
(Online),
(http://rachmadrevanz.com/2011/limbah-rumah-sakit-dan-jenis-jenisnya.html/,diakses 24 April
2012).
Maria. R.2010.Dampak buruk limbah rumah sakit bagi lingkunan di sekitarnya, (Online),
(http://mariaroosmawarty.blogspot.com/2011/01/dampak-buruk-limbah-rumah-sakitbagi.html/,diakses 24 April 2012).
Candra. B.2009.Ilmu Kedokteran dan Pencegahan Komunitas.Jakarta,EGC.

Anda mungkin juga menyukai