I.
Pedoman pada stroke iskemik akut
1. Penatalaksanaan peningkatan tekanan darah
Pada penderita dengan tekanan darah diastolik > 140
mmHg(atau>110mmHg bila akan dilakukan terapi trombolisis)
diperlakukan sebagai penderita hipertensi emergensi berupa drip
emergensi)
Jika tekanan darah sistolik, 220 mmHg dan atau tekanan darah
diastolik < 120 mmHg, terapi darurat harus ditunda kecuali adanya
bukti perdarahan intraserebral, gagal ventrikrl jantung kiri, infark
miokard akut, gagal ginjal akut, edema paru, diseksi aorta,
ensepalopati hopertensi, dan sebagainya. Jika peninggian tekanan
sarah tersebut menetap pada sua kali pengukuran selang 60 menit,
maka diberikan 200-300 mg labetalol 2-3 kali sehari sesuai
kebutuhan. Pengobatan alternatif yang memuaskan selain labetalol
adalah nipedifin 10 mg setiap 6 jam atau 6,25-25 mg kaptopril setiap
8 jam. Jika monoterapi oral tidak berhasil atau jika obat tidak dapat
diberikan per oral, maka diberikan labetalol i.v seperti cara diatas
atau obat ilihan lainnya(urgensi).
II.
1.
130 mmHg.
Tekanan darah arterial rata-rata lebih dari 110 mmHg harus
Perhaatian:
1. Peningkatan tekanan darah dapat disebabkan oleh stres akibat stroke,
kandung kencing yang penuh, nyeri, respon fisiologi dari hipoksia atau
peningkatan tekanan intrakranial
2. Dengan memperhatikan dan memlakukan penangan pada keadaan
tersebuit diatas akan banyak berpengaruhpada tekanan darah sistemik
pada fase menunggu 5-20 menit pengukuran berikutnya.
Stroke Akut
mmHg
Distolik >140 mmHg
Diastolik <
105 mmHg
Ukur ulang 15
gangguan end
organ
POSITIF
NEGATIF
Observasi
Obat hipertensi oral
Diberikan setelah hari
ke 7-10
POSITIF
NEGATIF
Ukur ulang 60
Obat hipertensi parenteral
(labetalol i.v 10-20mg, 1-2digandakan
Setiap 10-20 atau smp dosis max 300 mg)
Drip kontinyu
Nikardipin,diltiazem,nimodipi
Observasi
Labetalol 200-300 mg
2-3x/hari
Diberikan
Captopril 6,25-25mg/8jam
ke 7-10