Anda di halaman 1dari 188

fcx

ku/eetekhoaq

II

hfrn^ H

Kc> i- t o i e
< ft

Penerbitan :
Swastika Surakart a

n d 11 r-

Dalam bahasa Indonesia sederhana.

Tjetakan ketig a t a m a t

oik)(0

>

ISINJA

INI

B U K U

L I H A T

H A L A M A N PALING B L A K A N G .

Arief Md. L E E
JL.

KELENTENG

BANDUNG

KETERANGAN

DARI

Berhubung adanja kerdja sama d c n g a n Pertjetakan Swastika,


j a n g pada 20 tahun lampau sudah ada hubungan baik sama
A j a h mendiang K w e e Tek H o a y .
Malta dcngan ini dimaklumkan
bahwa
buku - buku tinggalan
m e n d i a n g j a n g sekarang sudah
habis atau kopi-kopi jang tidak
keburu ditjetak, saja mufakat
serahkan pada Pertjetakan Swastika akan meneruskan penerbitannja buku-buku tersebut.
Dari itu para pcminat j a n g
masih mcmbutuhkan buku-buku

24

40181

ALIWARIS PENGARANG

dari buah karjanja A j a h m e n diang


dipersilahkan
berhubungan langsung p a d a : Pertjetakan
Swastika Djl. O v . Slamet R i j a d i
167 Solo, atau pada alamat saja
sendiri : Nj. T j o a H i n H o a y
Djl. M a n g g a Besar VI / 16 D j a karta V / 16.
Sekianlah harap sekalian para
pembatja maklum adanja.
hormatnja,
nj,

visakha tjoahinhoey

Djakarta, 20 Maret

1959.

3.

P R A K A T A .

Betapa sukarnja untuk menrerdjemahkan B hag a wad - Gita


iedalam bahasa Indonesia ( M e laju) disini kami tuturkan pemandangannja A i m . Ajah K w e e
I'ek H o a y dalain kata pengantarnja antara lain seperti berikut:
,,Menterdjemahkan sebuah kitab scbagai Bhagawad-Gita kenjataan lebih sukar dari pada
mcngarang sebuah kisah, kritik
dan
pemandangan
mengenai
politik d. 1. 1. j a n g biasa dimuat
dalam surat-surat kabar atau
madjalah.
Apabila diterdjeinahkan menurut hurufnja, memang tidak
sukar, bahkan buku-buku jang
memuat
ilmu
pengatahuan,
filsafat dan agama j a n g mcngenakan istilah istilah j a n g lebih
sukar dari pada j a n g terdapat
di kitab Bhagawad-Gita, dapat
dikcrdjakan dengan lebih mudah
Kasukarannja menterdjcmahkan Bhagawad-Gita bukan dari
perkataannja, tetapi terutama
dari maksud
j a n g tersembuni
dalam udjar-udjar tersebut. Sehingga djikalau diterdjemahkan
sebagaimana adanja, tanpa ditambah dengan katerangan katerangan untuk mcndjelaskan,

4.

maksudnja tidak akan berhasil,


bahkan para pembatjanja jang
belurii kenal filsafat H i n d u bisa
mencijadi tawar hatinja, karena
kurang mengerti,
dan dengan
demikian
sia - siakan waktunja
dengan pertjumah.
Kami dapat menjatakan demikian
karena pribadi telah
merasakan kasukarannja
mejakinkan Bhagawad - Gita terdjemahan bahasa Inggris oleh N j .
Dr Anni Besant. Setelah m e m batja memahamkan berulangulang kami tidak dapat kemadjuan, bahkan nafsu untuk beladjar mendjadi linjap, lantaran
isinja terlalu
kering
membingungkan, dan
sukar
dimengerti.
Berhubung banjaknja narnanama dan istilah-istilah dalam
bahasa Sanskrit j a n g perlu dihafalkan di luar kepala, demikian sukarnja untuk mengerti
kisah Bhagawad-Gita.
K e m u d i a n penulis dapat batja sebuah buku Inggris karja
H. E. Samson berdjudul ,,Bhagawad-Gita
Interpreted" ( I n terpretasinja Bhagawad - Gita )
jang ditulis cusus untuk mereka
jang
tidak
mengerti bahasa

Sanskrit. Dalam buku tersebut


kita dapat tangkap arti sedalamdalamnja dari kitab tersebut,
j a n g oleh achli filsafat H i n d u
d i a n g g a p sebagai kitab sutji j a n g
mengandung peladjaran amat
besar dan penting bagi manusia
Pengarang H. E. Samson tiitu buku
dak
terdjemahkan
tetapi hanja menafsirkan maksudnja dengan tjara jang sederhana, agar mudah
dimengerti
oleh bangsa Barat j a n g bukan
achli filsafat T i m u r .
Banjak istilah-istilah dan nam a - n a m a jang sukar telah di
singkirkan, dan apabila pcrlu
dimuat, selalu disertai dcngan
katerangan-katerangan jang luas
W a l a u p u n demikian, untuk me
reka j a n g belum
faham peladjaran T h e o s o f i e atau filsafat
H i n d u apa jang dituturkan oleh
H. E. Samson masih banjak j a n g
kurang djelas lcarena
dalam
buku tersebut,
pametjahannja
masih digunakan nama - nama
dan udjar-udjar j a n g maksudnja
sangat luas dan dalam, maski
untuk
mereka j a n g faham peladjaran T h e o s o f i e , dan tidak
asing pula dengan filsafat H i n d u
sekalihpun.
Oleh karena penulis mengetahui bahwa sebagian besar dari
pembatja
masih
banjak j a n g

belum dapat kasempatan untuk


fahamkan peladjaran T h e o s o f i e
dan belum madju
demikian
djauhnja. maka A i m . Ajah K w e e
'l'ek H o a y merasa
sangat sukar menterdjemahkannja sup&ja
pembatja dapat mengerti sebagian sadja dari maksudnja, kalau
tidak seluruhnja,
K a m i bilang sebagian sadja,
sebab untuk mengerti seluruhnja
walaupun
kaini
sudah batja
berulang - ulang
mempeladjari
berbulan-bulan
bahkan bertahun-tahun lamanja sungguh b u kan soal j a n g mudah dimengerti.
Dalam permulaan kata dari
tuan H. E. Samson ada b i l a n g :
,,Djalan satu - satunja untuk
mengerti dan mengenal Bhagawad-Gita jalah dengan m e m b a tja-membatja dan membatjanja
berulang-ulang sehingga meresep
kedalam pikirannja dan terus
masuk kedalam peringatannja
jang tidak akan linjap pula.
Mereka j a n g
memahamkan
djangan lantas ingin dapat mengerti, dan mendjadjaki pribudi
kabenaran jang terdapat didalamrija. Tcrlebih dahulu harus
membiasakan (melatih) pikirannja kep^da udjar-udjar, dengan
djalan kumpul
dan tudjukan
terus-menerus, menimbang se-

5.

suatu perkataan dikasih masuk


kedalam rohnja tanpa mentjari
pcngcrtiannja dari sudut. intelak.
Sedikit demi sedikit Bhagawad-Gita akan mentjari djalan
untuk masuk dari roh kedalam
pikiran dan merubah tabiatnja.
Demikianlah dengan lambatlaun
ia akan dapatkan dirinja mengikuti
peladjaran - peladjaran
kitab tersebut lahir dan batin
dalam pikiran dan perbuatannja.
Didalam Prakatanja
pengarang H. E. Samson diatas, dapat kita mengerti betapa sukarnja untuk menterdjemahkan dan
menafsirkan isi djiwa peladjaran
jang terdapat dalam BhagawadGita, dalam buku tjetakan pertama dan selandjutnja, kami
akan menerangkan bahwa apa
jang tertulis dalam buku ini
b u k a n l a h satu terdjemahan,
melainkan satu ichtiar untuk
menerangkan maksud dan inti
sarinja
peladjaran luhur tersebut.
Sebenarnja apabila kami terdjemahkan sadja sebagaimana
adanja, menurut bunjinja setiap
fasal dan ajat, sebagaimana terdapat dalam terdjemahan kitabkitab sutji misalnja Bijbel dan
lain-lainnja, dapat
djuga kami
mengerdjakan, tapi disamping

6.

itu perlu diterbitkan pula sebuah buku


sebagaimana jang
telah ditulis oleh H . E . S a m s o n ,
untuk berikan komentar dan
kateratigannja
supaja
mudah
dimengerti oleh chalajak umum
jang membatjanja.
Dengan demikian pakerdjaan
mendjadi dua kalih lipat, dan
meminta lebih banjak
waktu
dan ongkos-ongkosnja pun djadi
lebih mahai
pula. Kami pertjaja lebih banjak orang suka
membatja buku jang mereka.
dapat mengerti dari pada jang
berisi teka-teki jang hanja dadipetjahkan
oleh achlipat
achli filsafat jang berpengalaman.
W a l a u p u n demikian, sebrapa
fasal udjar-udjar tersebut sebanjak - banjaknja akan diterdjemahkan dalam
buku ini, karena kami anggap perlu untuk
pengertian
pembatja menurut
tjaranja H, E. Samson, jang telah membantu banjak ichtiar
kami dan sebagian dari keterangan - keterangan
j a n g kami
kutip disini.
Banjak buku-buku dalam berbagai-bagai bahasa telah diterbitkan jang isinja cusus untuk
menerangkan dan membitjarakan tudjuannja peladjaran filsafat Bhagawat-Gita, maka pem-

batja
dapat
mengerti b a h w a
apa jang A i m . Ajah K w e c T e k
H o a y telah kerdjakan di masa
hidupnja hanja satu pertjobaan
j a n g tidak berarti untuk perkenalkan filsafat
Hindu j a n g sangat luhur ini kepada masjarakat Indonesia
dalam bahasa
j a n g masih banjak kekurangannja. Bahwa pakerdjaan ini masih
belum sempurna; ketcranganketerangan jang diberikan m a sih banjak j a n g njasar inilah
telah diketahuinja dengan penuh
kaadaran.
Tetapi beliau telah lakukan
pakerdjaan ini dengan sebaikbaiknja sebagaimana kemampu-

annja, dan merasa sangat girang


apabila dibelakang hari
ada
pula lain-lain penulis Indonesia
jang dapat
menterdjemahkan
lebih baik, dengan petidjelasan
jang lebih luas, sehingga peladjaran tcrluhur dan termashur
dari Bhagawat-Gita, dapat tersiar
luas diantara pembatjapembatja Indonesia, dan alhasil
dapat
menambah
kemadjuan
pengatahuan
jang berhubung
dengan kerohanian.
nj. vishaka tjoahinhoey
Djakarta, 20 Maret 1969.

MAHABARATA.

Njanjian atau sadjak terkenal


sebagi Bhagawat - Gita jalah sebagian ketjil dari satu kumpulan
sair Hindu jang sangat besar
terkenal dengan nama Mahabarata. Achli-achli bahasa Sanskrit ta* dapat tundjuk dengan
pasti di tahun kapan Mahabarata
telah dikarang, karena masingmasing mempunjai pendapatan
jang berlainan.
Sairan itu terdiri lebih dari
100,000 couplet (dua garis perkataan jang berudjung sama)
dan terbagi mendjadi delapan
belas djilid dengan satu tambahan djilid extra, jang dinamakan
Hariwamsa. Siapa pengarangnja
ta' ada seorang jang dapat mcngatakan, karena wijasa jang
menulis prakata dari itu buku
sairan ada berarti "pengatur"
sehingga ada kemungkinan beliau hanja bereskan sadja dan
bukan djadi penulisnja. Dilihat
dari styl dan tjaranja jang berbeda - beda dapat dikira - kira
Mahabarata telah dikerdjakan
oleh banjak tangan, dan beberapa kalih diubah dan ditambah
sebelum berupa seperti keadaan
jang sekarang ini.
Mahabarata berarti perang

b e j a r " . Inilah ada nama jang


tepat sekalih, karena daiam sadjak itu dituturkan peperangan
besar antara kaum Pandawa
dengan Kurawa, jang terkenal
bukan sadja dalam sastra dan
dongengan Hindu, tapi djuga
antara penduduk di Djawa, jang
wajangnja selalu mainkan tjerita
tjerita jang berhubung dengan
peperangan itu, dan djuga banjak orang pertjaja lelakon itu
terdjadi di Djawa.
Sebelumnja mengenal tjabang,
orang harus mengenal pokoknja
terlebih
dahulu.
Sebelumnja
membatja Bhagawat-Gita pembatja harus kenal pada M a h a barata," dari mana peristiwa jang
dilukiskan dalam sairan sutji itu
telah dikutip. Dibawah ini kami
tjoba tuturkan dengan singkat
djalannja Perang Besar antara
Pendawa dengan K u r a w a .
Kita mohon diberi maaf kalau edjaan dari nama-namanja
pendekar-pendekar ada sedikit
berbeda dari jang biasa digunakan di Djawa karena kita m c njalin dari tulisannja Professor
H. J. Engeling dalam bahasa
Inggris, dan berasal dari bahasa
Sanskrit jang biasa di pakai di

Hindustan sehingga pasti sedikit


bcriainan dari bahasa Kawi di
Djawa.
Ringkesannja tjerita seperti
dibawah ini :
Dalam

Tjerita

Mahabarata

Tachta keradjaan Hastinapura


(jang sekarang terletak kota
Delhi kuno) ada djadi warisannja dua saudara, dari lantaran
jang tua Distrarastra, kedua matanja buta, maka ia mesti serahkari halcnja pada saudara
mudanja Pandu. Tetapi ini saudara rnuda sesudahnja memegang pernah beberapla tahun
lamanja telah pcrgi menjingkir
ke dalam hutan akan liwatkan
penghidupannja dengan memburu hewan, maka peprentahan
djatuh kfcmbali ditangan Distrarastra jang dibantu oleh pamannja Bhisma, Liwat bebcrapa
tahun Pandu telah wafat dengan
tinggalkan lima anak, jaitu Yudistira, Bima dan Ardjuna jang
dilahirkan oleh isterinja jang
pertama, Dewi Kunti, dan dua
anak kembar Nakula dan Sahadewa jang dilahirkan oleh Dewi
Madrim, jang kemudian telah
turut tjari kematian didalam
api ketika majatnja Pandu dibakar.
Dewi Kunti telah bawa lima

putranja kembali ke Hastinapura, dimana mercka telah di


terima oleh radja jang kasih
tempat tinggal pada keponakankcponakan itu, dan bersama
putra-putranja sendiri djumlahnja seratus jang paling tua bernama Duryudharta.
Menurut nama dari mojangnja, Kuru, itu semua anak-ahak
biasa diuamakian Kurawa; tetapi
untuk adakan perbedaan, nama
diatas
hanja terpakai untuk
putra - putranja Distrarastra, semen tara mercka punja misarian,
jang terhitung pada-tjabang keluarga jang pernah mudaan, bi^asa dinamakan menurut nama
ajahnja, pandu, dan djadi disebut P a n d a w a " .
Lantarail ternjata putra-putra
dari Pandawa ada lfcbih pandai
gagah dan tjakap, maka radja
Distrarastra sudah pilih Yudistira, jang paling tua dari itu
lima Pandawa, mendjadi putramakota, Tapi kemudian itu radja jang baik tapi lantaran bertabiat lemah, dapat dihasut oleh
putranja jang suiting Duryudhana, ia prentah itu lima saudara
uhtuk berdiam disatu rumah
dimana Durjudana jang iemaha
sudah atur satu akal akan binasakan mereka semua. Tetapi
itu lima saudara dan ibunja

9.

(Kunti) dapat loloskan diri dari


bahaja, lalu sembuni didalarn
satu hutan. D i m a n a Ardjuna
dapat punjakan Drupadi, putrinja R a d j a Drupada dari negeri
Pantjala, jang ia dapatkan dengan undjuk kagagahan dihadapan orang banjak.
Ini putri
Drupadi dibavva kedalam hutan
dan djadi isteri lima Pandawa.
Di itu waktu pun mercka ber~
d j u m p a pada Krishna, jang ada
pernah kaponakan dari ibunja,
Sedjak dari waktu itu Krishna
jang sangat setia pada lima
Pandawa dan selalu memberi
nasehat dalam semua urusan
penting.
Sekarang radja Distrarastra
ambil putusan akan m e m b a g i
keradjaannja mendjadi dua antara itu dua keluarga, untuk
mana kaum Pandawa lalu berdirikan tempat tinggalnja sebuah kota j a n g dinainakan Indraprasta j a n g letaknja di kota
Delhi jang sekarang ini (New
Delhi). Sesudahnja alamkan satu
tempo jang senang dan djaja,
pada suatu hari Yudistira telah
kalah dalam permainan dadu,
dengan Durjudhana hingga mesti scrahkan antero keradjaannja
pada itu misanan, dengan perdjandjian nanti dikasih pulang
kembali kapan itu lima saudara

10.

sudah menjingkir kedalam hutan


duabelas tahun lamanja, kalau
ia dapat liwatkan tahun j a n g
ke tigabelas dengan menjamar
hingga ta* ada orang j a n g dapat
mengenalinja.
Selama berdiam di hutan itu
lima saudara telah alamkan banjak hal - hal j a n g luar biasa,
antaranja
peperangan dengan
R a d j a Djajadjatra dari negeri
T j e d i j a n g sudah bawa lari D r u padi dari tempat pertapaannja.
Sesudah liwat duabelas tahun
mercka lalu menjingkir dari d a lam hutan dan dengan penjamaran, lalu masuk bekerdja di
astananja R a d j a Wiratha dari
negeri Matsija. Seketika lamanja
segala apa ada berdjalan dengan
baik, sampai pada waktu saudara dari ratu Matsija nama
Kitjaka, seorang penglima p e rang j a n g djadi kepala dari negeri itu, djatuh tjinta pada D r u padi, kemudian lalu dibunuh
oleh Bhima.
K a u m K u r a w a akan menarik
kasempatan dari matinja Kitjaka
lalu madjukan tentara akan serang negeri Matsija. Tetapi lima
Pendawa lalu ambil fihak R a d j a
Wirata, dan lalu terdjadi pertempuran haibat di lapangan
Kuruksetra j a n g berdjalan delapanbelas hari lamanja dan ber-

achir dengan binasanja kaum


K u r a w a sama sekalih, dan Y u distira achirnja n endjadi radja
dari Hastinapura. Lantaran Dristarastra telah letakkan makotanja, bcrsama isterinja dan Dewi
K u n t i lain pergi bertapa kedalam hutan, dimana kemudian
mereka telah binasa waktu itu
hutan terbakar.
Ketika mendapat ini kabar,
dengan dibarengi djuga kabar
dari kematiannja K r i s h n a . Y u distira sendiri mendjadi bosan
dengan
penghidupan
didunia
dan lalu turun dari tachtanja.
Demikianlah itu lima saudara,
bersama Drupadi dan seekor andjing j a n g mengikuti ditengah
perdjalanan lalu berangkat ke
gunung Meru, untuk minta masuk di sorganja Indra.
Ditengah
perdjalanan
satu
d e m i satu telah mendjebol ketjapcan, sehingga achirnja hanja
Yudistira sendiri dan itu andjing
j a n g dapat sampai dipintu sorga;
tapi lantaran itu andjing ta' diperkenankan turut masuk ked a l a m , Yudistira pun ta' mau
masuk ketjuali andjing itu dapat
diadjak bersama-sama, atau ia
berdiam diluar bersama andjingnja.
Achirnja ternjata itu andjing
bukan lain dari Dewa K a ' a d i -

lan j a n g menjamar untuk m e _


ngudji kadjudjurannja Yudistira.
Tapi sesudahnja masuk didalam
sorga,
Yudistira tidak dapat
bertemu pada Drupadi dan saudara saudaranja, j a n g katanja
telah dimasukkan dalam neraka
untuk
menebus
kedosaannja.
Mendengar kabar ini, Yudistira
lalu memaksa akan pergi keneraka untuk turut merasakan
sengsara bersama-sama, tapi ini
pun hanja satu pertjobaan belaka, dan achirnja mereka semua dapat berkumpul dan rasalcan kaberuntungan kekal.
Demikianlah ringkasan Perang
Besar j a n g dituturkan dalam
M a h a barata jang kelihatannja
seperti dongeng tapi m e n g g e ngan arti jang tersembunji.
Maskipun sifatnja sebagai d o ngengan menurut anggapannja
Professor Lassen tjerita itu berdasar pada Hikajat, jaitu satu
peperangan besar dan heibat
antara dua keradjaan K u r u dan
Pantjala, dua negeri tetangga
j a n g menempati bagian Barat
dan T i m u r dari Madhijadessa
(tanah ditengah) j a n g terletak
antara sungai Ganges dan sungai
D j u m n a dan berachir dengau
runtuhnja Kuru djinasti.
Boleh djadi peperangan di
djaman kuno orang bikin djadi

11

sematjam sair (sadjak) j a n g berdjalan turun menurun dengan


ditambah dan
dikembangkan
hingga achirnja djadi terbit itu
Ielakon Mahabarata j a n g sekarang ini.
Tjerita j a n g berhubung dengan peperangan K u r a w a dengan Pandawa hanja m e n g a m bil tempat satu perlima dari
djumlahnja sairan j a n g terdapat
didalam Mahabarata tapi diatur
demikian rupa hingga orang ta*
dapat pisahkan itu lelakon sendirian tanpa merusak j a n g lamlain.
Bagian jang dituturkan dalam
Bhagawad - Gita adalah ketika
itu dua musuh Pendawa dan
Kurawa sudah berhadapan dila-

12;

pangan Kuruksetra, pada waktu


mana A r d j u n a naik kreta p e rangnja j a n g kendalinja d i p e gang oleh Krishna, telah m e nundjukkan kasedihannja untuk
itu p e n u m p a h a n
darah j a n g
akan dilakukan antara keluarganja sendiri. Nasehat dan keterangannja Krishna tenfang kewadjiban j a n g A r d j u n a harus
lakukan m e n g a n d u n g peladjaran
j a n g sangat luas dan dalam,
sepcrti djarang diketemukan d a lam buku atau kitab agama.
Bhagawad - Gita pun berarti
" N j a n j i a n n j a machluk
Sutji"
karena didalam ini sairan terdapat nasehat dan keterangan
j a n g hanja dapat ditulis atau d i utjapkan oleh machluk-machluk
sutji atau D e w a - d e w a .

ARTI DAN

TUDJUANNJA

Seperti telah diterangkan didepan. Bhagawad - Gita hanja


satu tjabang dari tjerita Mahabarata, jang menuturkan peperangan besar antara Pcndawa
dan Kurawa, peperangan rriana
dianggap berdasar atas hikajat.
Tapi kebagusatinja njanjian ini
bukan dari sifat hikajat, melainkan dari peladjaran besar tentang pribudi dan filosofi agung
jang tersirnpan didalamnja.
Sebenarnja njanjian Bhagawad - Gita seperti djuga sadjak
Mahabarata, bukan ditulis untuk
menuturkan satu riwajat jang
benar telah terdjadi, m-elainkan
tjudjuannja untuk memberi peladjaran pada manusia tentang
pribudi dan
kabenaran
besar
jang terbungkus dalam njanjian.
Djadi sifatnja mirip dcngan H o mer punja Iliat dan Od essay,dan orang Tiorighoa punja See
Yu atau Hong Sien.
Dalam Bhagawad - Gita terbuka sematjam peladjaran philosof-i Hindu jang terkenal dcngan
Sankhya Yoga, jang anggap dalam dunia ini mendjalar atas dua
sifat, jaitu kasar dan halus (duniawi dan rohani) atau Im dan
Yang, jang bergerak bersama-

SAIR

B H A G A W A D - GITA.

sama dan jang satu ta' dapat


madju tanpa dibantu oleh jang
lain.
Djadi kalau orang hendak
mentjari kemadjuan batin ia bukan melainkan radjin beipikir
atau menjelidiki, tapi harus djuga radjin bcrbuat dan bekefdja
untuk mendjalankan apa jang
ada didalamnja pikiran. Berpikir atau beladjar sebanjak - banjaknja tanpa ditjoba akan djalankan dalam praktik; dari penghidupan diantara orang banjak,
tidak nanti memberi basil jang
memuaskan, karena orang ta'
dapat teguhkan kapertjajaannja
itu dengan berdasar pada pengalaman, hingga apa jang ada
dalam pikiran nja hanja teori
belaka dan ta' dapat diketahui
dibagian
mana jang bersifat
lemah atau kurang baik. Sebaliknja barang siapa tjeburkan
diri dalam pakerdjaan dunia
atau penghidupan uinum tanpa
beladjar atau lakukan penjelidikan untuk menjempurnakan
atau meninggikan pikiran dari
batinnja, ia mudah sekalih tersesat, maskipun djuga ada mengandung niatan baik. Djadi
itu dua sifat harus didjalankan

13

berbareng kalau orang ingin


dapat kcmadjuan roll an i j a n g
sempurna.
Dengan pergi bertapa dan
asingkan diri dari urusan dunia,
untuk sutjikan semangat d a n
pikiran, bagai orang j a n g rnasih
biasa, dianggap tidak pcriu dan
tidak faedah, dan kalau ada
mengandung niatan akan dapatkan ilmu gaib atau kekuasaan
rahasia inilah djadi berbahaja.
Maka Buddha melarang keras
murid - muridnja asingkan diri
dari dunia atau p e l a d j a n ilmu
gaib, sedang satu Sankhya atau
Yogi tidak membenarkan orang
mentjari kcmadjuan rohani dengan bertapa terus - m e n e r u s .
Seperti telah ditjeritakan dengan ringkas dalam lclakon M a habarata kaum Pendawa dengan
djalan ditipu dan akal djahat
telah diusir sehingga h i d u p dengan terlunta - lunta di negeri
asing. Achirnja mereka dapat
kumpul kekuatan tjukup akan
rebut kembali negerinja j a n g
djadi milik atau warisannja j a n g
telah dirampas oleh K u r a w a
dengan djalan tjurang, ia d j a d i kan Krishna sebagai p e m i m p i n
atau djuru nasehat.
Tjerita ini sebenarnja ada suatu perupamaan dari pergulatan manusia dalam dirinja sen-

14.

diri untuk melawan hawa nafsu,


dari berbagi-bagi lapisan badan
lcasar dan badan halus j a n g terdapat dalam dirinja manusia,
hingga menjebabkan itu Nur
Illalii atau Bibit Keallahan atau
Manusia sedjati j a n g bersifat
sutji telah terdorong dari kedudnkannja jang sah hingga ta'
dapat memerentah, seperti dengan halnja Pandawa j a n g hanja
lima saudara sudah diusir dari
negerinja oleh
Kurawa jang
berdjumlah lebih dari seratus
Bagi j a n g menggunakan sedikit pikiran akan menimbang
tjerita ini, nistjaja lantas mengerti bagaimana penghidupan
manusia lebih banjak dipimpin
atau diperentah oleh bcrbagaibagai hawanafsu keinginan dan
pikiran djahat, dari pada m e nurut andjurannja Bibit Keallahan, j a n g suara atau nasehatnja
sering tidak didcngarkan. Hanja
dengan djalan meditasi dan m c ngeningkan tjipta barulah terkadang orang dapat dengar suara atau pengaruh jang sudah
lama tersingkir atau tidak d i perhatikan.
Dalam
kesedihan
besar, kesukaran atau kesengsaraan j a n g membikin mereka sadar atas sia-sianja barang dunia,
terkadang orang dapat dengar
djuga suara bat in itu; tapi lebih

banjak orang jang tinggal pulas


dan tuli karena sudah terdjerat
atau dipengharui terlalu kcras
oleh hawa nafsu dan keinginan.
Untuk terlepas dari rintangan
dan
mendapatkan
kebebasan
maka nabi-nabi mengadjar akan
lawan hawa nafsu dan musnakan diri. Itu Sang Diri jang
liarus dibasmi sebenarnja bukan
Diri Sedjati j a n g bcrasal dari
Allah, j a n g selama-lamanja ta'
dapat. musna, hanja itu p e m b u djuk, penipu, perampok dan pcrampas negeri, itu Kurawa jang
dimaksudkan dalam tjerita M a habarata j a n g telah pegang perentah atas diri manusia untuk
merugikan dan
mcnjilakakan.
Sebegitu lama manusia belum
mempunjai tjukup keberanian
dan ketetapan hati akan m e m basmi, j a n g Nabi M o h a m m a d
natnakan perang sabil, ia tidak
dapat mendjadi satu dengan
T u h a n , hanja tersesat dan terdjirat terus - menerus mendjadi
budak dari hawa nafsu kainginannja.
Untuk dapat kembali milik
j a n g terainpas agar dapat kainerdekaan dan kabebasan dari
pengaruh djahat manusia harus
sedia sendjata dan tentara tjukup
akan maklumkan satu Pepera
ngau Besar, satu Mahabarata

pada dirinja sendiri, bunuh dan


binasakan itu scgala nafsu dan
kainginan jang tidak
pantas,
tidak pandang ia sudah djadi
biasa dan itu semua sebagi kawan rapat jang ta'dapat terpisah lagi. Ardjuna pangliina dari
l'endawa, telah menangis sedih
ketika madju ke mcdan perang,
karena mengingat dalam barisan
dari Kurawa terdapat begitu
banjak keluarga dan sahabatsahabat sendiri j a n g sudah terkenal sedjak masih ketjil dan
biasa hidup bersama-sama.
Begitu m e m a n g tabiat manusia. Ia anggap milik didunia
ini semua perlu, dan mcrasa
menesal sekalih kalau sarnpai
lenjap, apa lagi kalau disuruh
lepaskan dengan sukanja sendiri, Beberapa kasukaran dan kaberatannja manusia untuk b u ang adat dan kabiasaan j a n g
tidak baik ! T a b i a t djelos dan
dengki, suka bitjara djahat dan
fitnah orang itu semua orang
pun sudah tahu kadjelekannja,
dan lalu mendongkol apabila
ada lain orang berlaku demikian
terhadap dirinja, tapi ia sendiri
ta'sanggup singkirkan ini tabiat
dari batinnja, karena sudah djadi kabiasaan sedjak masih ketjil
dan anggap sudah scmestinja
dalam dunia akan saling m e n -

15.

tjela dan bitjara d j a h a t satu


sama lain, , schingga kalau ini
kabiasaan dihapuskan, didalam
pergaulan djadi sunji, karena
kekurangan bahan j a n g untuk
diomongkan.
T a p i ini semua ta'dapat- diantepkan h a n j a harus dibastni,
dimusnakan tanpa a m p u n d a n
ta'kenal kesian biia orang hendak mentjari kemadjuan batin,
Dan inilah j a n g diadjarkan oleh
djuru nasehat Sri Krishna kepada kepala peiang A r d j u n a
ketika iiendak bertempur dimedan perang Kuruksetra, karena
tanpa membinasakan K u r a w a ,
Ardjuna dan saudara - saudaranja t a ' d a p a t mengambil pulang
negerinja. Manusia j a n g bersangsi atau terlalu lembek untuk
menindas dan b u n u h hawanafsu
kainginannja, iapun t a ' m u n g k i n
dapatkan kemadjuan batin. M a lta lapangan Kuruksetra bukan
hanja didalam tjerita a t a u dongeng, melainkan sering tertampak dalam penghidupan sesuatu
manusia pada setiap h a r i .
T e t a p i harus djuga diperhatikan; dengan m i s a l a t a u peru p a m a a n K u r a w a dan P a n d a w a
bukan dimaksudkan itu terdapat d u a golongan (organ) dan
perasaan antara manusia j a n g
bertentangan satu antara lain.

16.

Didalam b a d a n manusia h a n j a
t c r d a p a t satu m a t j a m organ
a t a u perabotan, dan apa ia
akan djadi baik afau djadi buruk itu bergantung pada sifatnja
j a n g memegang kekuasaan j a n g
paling tinggi diatas tubuh itu,
termasuk d j u g a b a d a n - b a d a n
halus dan badan pikiran, Kalau
j a n g berkuasa pengaruhnja daging jang menjiptakan nafsu
b i n a t a n g p a d a manusia, dan
j a n g sudah mengusir pengaruh
sutji j a n g bersifat rohani, inilah
d i u p a m a k a n sebagai
Kurawa
j a n g sudah rebut h a k n j a Pend a w a j a n g sab. T a p i sebaliknja
kalau b a d a n itu diperentah oleh
sifat rohani dengan Sri Krishna
a t a u N u r Illahi sebagai pemimp i n n j a lantas k e a d a a n n j a mend j a d i b e r u b a h sama sekalih.
Djadi peperangan a n t a r a K u rawa dengan Pendawa d a p a t
djuga
diartikan p e r t e m p u r a n
j a n g m e m a n g terdjadi t a n p a a d a
achirnja a n t a r a Djasmani dan
R o h a n i . Nafsu daging dengan
Semangat Sutji j a n g saling berebut akan memegang kekuasaan
atas manusia. Dan dari sebab
manusia m e n g a n d u n g bibit berasal d a r i T u h a n j a n g achirnja
akan m e n d j a d i satu kembali den g a n T u h a n sedang itu nafsu
daging bersifat binatang j a n g

pengaruhkan
penghidupannja,
seperti Kurawa j a n g merampas
hak dan miliknja Pendawa, itu
harus dibasmi kalau orang ingin
terbebas dari pengaruh djahat.
Kegagalan manusia djustru lantaran ia tidak tjukup tabah,
gagah dan tetap
hati
akan
maklumkan ,,perang sabil" itu
untuk T u h a n , untuk menumpas
scgala kedjahatan dan keburukan jang sekian lama meugeram dalam dirinja. Kesedihan,
kesangsian
dan
kedjengkelan
Ardjuna diwaktu hampir bertempur dimedan perang, mclukiskan tabiat umum dari manusia j a n g selalu merasa sengan
sangsi dan djengkel kalau mesti
ambil aturan keras akan singkirkan tjatjat-tjatjat dalam dirinja.
Beruntung bagi Ardjuna ia
mempunjai Sri Krishna sebagai
pemimpin dan djuru nasehat
waktu hadapkan krisis besar di
inedan perang. Beruntunglah sesuatu orang jang mempunjai
kepertjajaan agama jang bersih
dan sempurna akan mendjadi
petnirnpin dan djuru penasehat
dalam
pengliidupannja punja
Kuruksetra.
Sri Krishna jang
dimaksudkan dalam BhagawadGita ada symbul dari N o o r IIlahi ( T h e Eternal and Divine
Ego) jaitu bibit Kealalian jang

tcrdapat pada sesuatu manusia;


"Wak tu Ardjuna dan saudarasaudaranja
b e r d i am beberapa
tahun dihutan rimba, ia telah
berdjumpa dengan Sri Krishna
keponakan dari ibunja A r d j u n a !
Kalau seseorang telah tjukup
menanggung
sengsara,
lamalama pikirannja nanti teirbuka
untuk ketemukan djuru nasehat
jang berada dalam dirinja sendiri, j a n g nanti menolong bagairaana harus ia bertindak dalam
penghidupannja
supaja
tidak
menjasar terus - menerus, serta
berikan nasehat dan hiburan setiap kali kelanggar krisis dari
penghidupan. Inilah jang biasa
dinamakan ,,suara hati" atau
suara b a t i n " .
A d a n j a suara hati itu dapat
dibuktikan oleh segala orang.
Misalnja seorang anak ketjil
j a n g masuk di pekarangan lain
orang akan mfcntjuri buah - b u ahan, sebelumnja pandjat pohon
ia menengok kckanan kiri karena merasa takut. Dari mana-'
kah datangnja rasa takut' itu ?
Sebab ada j a n g kisiki dalam
hatinja tentang bahaja j a n g ia
akati hadapkan kalau diketahui
oleh j a n g punja pohon itu.
Demikianpun dengan orang
j a n g hendak mentjuri, m e m b u nuh dan sebagainja, ia sering-

17

kalih merasa sangsi dan takut,


karena dalam hatinja terdcngar
peringatan atas tidak baik atau
berbahajanja perbuatan itu. Inilah suara Sri Krishna, N o o r IIlahi, jang memberi peringatan,
Tetapi kebanjakan nasehat itu
telah dihiraukan. Suara itu dibikin lenjap atau ta'kedcngaran
oleh gumuruhnja hawanafsu dan
keinginan untuk dapatkan milik
lain orang, membalas djahat
atau
mcngedjar
keuntungan.
Djikalau penipu, pentjuri atau
pembunuh itu telah
terdjerumus dan masuk pendjara, barulah ia menesal. Penesalan ini
sudah muntjul lantaran sekarang
ia dapat dengar lebih tegas nasehat dan peringatan dari suara
hatinja itu.
Tetapi penjesalan bukan hanja muntjul pada orang j a n g
melulu bcrdjalan salah atau berbuat djahat, melainkan sering
mengundjungi djuga pada siapa
jang segaii bcrbuat baik atau
lakukan kemestian dan kewadjibannja. Seorang j a n g menampik

18.

akan menolong sesamanja, sedang scbenarnja ia


sanggup
berbuat itu, nanti satu ketilsa
dapat tegoran dari Krishna j a n g
berada dalam hatinja. Seorang
pengetjut, selfish., ingat kepentingan diri sendiri sadja, dan
jang s o m b o n g , angkuh suka menuruti nafsu, atau terlalu bangga dan suka agungkan diri dan
kepingin diumpak orang merekapun nanti dapat rasakan tegoran dan peringatan j a n g akan
terdengar lebih tegas kalau pcrbuatan-perbuatan sesat itu telah
mendatangkan akibat djelek bagi dirinja.
Didalam Bhagawad - Gita d i tjeritakan, Sri Krishna ada p e gang kendali kuda
keretanja
Ardjuna waktu perang. K a l a u
seseorang
dalam
perdjuangan
penghidupannja selalu kasih dirinja dipimpin d a n dikusiri oleh
pikiran j a n g Benar pastilah scnantiasa ia dapat kemenangan.
Dcmikianlah ada T u d j u a n n j a
Bhagawad - Gita atau Njanjian
Sutji.

Fasal I K E R A G U - RAGUANNJA A R D J U N A

1 - 27. Berbaris teratur lengkap dengan bersendjata telah


bersedia untuk bcrtempur, itu
dua tcntara besar saling berhadapan satu dengan lain. Disatu
fihak ada kaum Kurawa dan
dilain fihak kaum Pandawa.
Kcpala perang besar dari kaum Pendawa Pangeran Ardjuna,
duduk kareta perang jang ditarik oleh tiga ekor kuda dan
dikusiri oleh Sri Krishna.
Kareta itu didjalankan di tengah lapangan perang diantara
kcdua barisan besar jang akan
bcrtempur
sehingga
Ardjuna
dapat mengenali sesuatu orang
j a n g berada di barisan musuh,
pemandangan ini membikin hatinja terharu sangat, karena ia
tahu diantaranja banjak sekalih
kawan, sahabat dan kcluarga
jang paling rapat, bukan sadja
dalam ini penghidupan bahkan
djuga penghidupan tempo jang
lampau. Ia ketahui disitu ada
djuga guru-guru, saudara-saudara, paman, papa besar, saudara dari ibunja, keponakan,
misanan, dan teman - temannja
sendiri.
Sesudah memandang kesumuanja ini Ardjuna lalu barkata:

28 - 47. O h , Sri Krishna, kaki


tanganku seperti lumpuh, tubuhku bergemetar, dan rambutku
berdiri, sehingga tanganku ta'
kuat pegang gendewa ini, dan
kulit badanku berasa
panas
seperti terbakar; aku ta' sanggup
berdiri lebih lama, pikiranku
lcalut dan bingung. Inilah firasat jang
tidak
baik. Aku ta'
melih'at kauntungan suatu apa
bila membinasakan keluargaku
sendiri dalam peperangan !
O h , Krishna, aku ta'inginkan
kemet angan, memcrentah keradjaan, atau pun kasenengan.
Apa
gunanja mendjadi satu
radja dari satu negeri; apa
artinja kasenengan; dan apakah
harganja ini penghidupan, oh
guruku ?
Karena
itu orangorang jang kita hendak pi njakan keradjaan dan dapatkan
kabruntungan semua sudah bcrkumpul disini dengan bersed'a
akan korbankan milik dan djiwanja. Maskipun
aku
sendiri
akan terbunuh, aku tidak tega
( sampai hati ) akan binasakan
pada mereka, maski kalau menang dapat mendjadi radja dari
tiga lapis dunia. Apakah artinja
kabesaran dunia kapan untuk

19.

1 at. II.
dapatkaunja itu aku mesti m c m basmi orang-orang jang
aku
hormat dati tjinta ? Kasenengan
apakah jang aku dapat kalau
aku binasakan
putra - putranja
Dhistrarastra ? Maskipun mereka
terhitung orang-orang jang ta'
kenal takut akan lakukan kedjahatan dan kadosaan, sangat temaha dan acrakah, tidak sangsi
akan binasakan keluarga sendiri, dan gemar menjilakakan sahabat-sahabatnja, tapi apakah
dengan membinasakan mereka
kita sendiri tidak djadi berdosa?
kalau kita telah merasa prilaku
mereka tidak baik. mengapakah
kita mesti tiru itu perbuatan;
akan membinasakan mereka jang
maski bagaimanapun kelakuannja, masih
tinggal terhitung
djadi sanak sendiri ! Helaas !
ini perbuatan jang kita liendak
lakukan adalah berdosa besar !
Ada sangat tidak baik dan terlalu djahat untuk mernbunull
keluarga dan sahabat-sababat
sendiri melainkan untuk dapat
punjakan satu negeri. Biarlah
putra-putranja Dhistrarastra bu
null ])adaku, dan aku
tidak
nanti atigkat sendjata melawan
karena lebih baik di bunuh dari
/ p a d a djadi pembunuh !
Sehabis berkata demikian A r djuna banting dirinja
duduk

20.

dalam kreta perang lalu lemparkan gendewa dan tempat


anak panahnja. Ia tidak kuat
berdiri lagi karena pikirannja
tertindas oleh kadukaan.
Keterangan,
Jesus Kristus bersabda : ,,Djikalau orang jang datatig padaku dengan tidak membentji ia
punja ajah, ibu,
isteri anakanalc, saudara-saudara lelaki dan
pereiripuan, ja bahkan dirinja
sendiripun, ia tidak
kutrirna
djadi muridku. Siapa jang tidak
pikul sendiri iapunja salib dan
mengikuti di blakangku, ia tidak
kutrima djadi muridku. Siapapun diantaranja kau jang tidak
melepaskau semua kepunjaannja
ia tidak dapat djadi m u r i d k u . "
Udjar udjar diatas ini kelihatannja sangat
membingungkah, sekarang orang dapat mengerti lebih djelas kapan telah
fahamkan keadaannja A r d j u n a
di medan perang di Kuruhshctra
Ardjuna boleh disamakan sebagai satu murid, seorang mulai
beladjar menuntut Djalan Utama jang akan mengantar pada
Kesutjian, jang hanja didapat
kapan orang lepaskan hawa nafsunja dan segala iketati
pada
kaduniaan, tapi hatinja masih
berasa berat dan sangsi, karena

Fat. II.
iketannja begitu kuat sehingga
merasa tidak sanggup akan putuskan.
Kasedihan dan kablngungan
dan alesan-alesan jang Ardjuna
madjukan untuk djangan mem?
binasakan kaum Kurawa jang
djadi musuhnja,
m e m a n g ini
sering tertampak pada orangorang jang ingin mendapat kasutjian, ilmu scdjati, tapi masih
berat
pada kaduniaan, jang
selalu menghalangi manusia punja kemadjuan rohani. Kasudahannja, lebih banjak
orang
j a n g lantas batalkan tudjuannja
akan berperang dan membasmi,
lalu tjoba bikin perdamaian pada musuh musuhuja dan biarkan mercka
tinggal berkuasa
lerus berlaku sewenang-wenang
atas dirinja. Djustru inilah ada
apa
jang
hendak
dilakukan
oleh Ardjuna, jang telah bilang
pada Krishna bahwa ia lebih
suka kasih dirinja dibunuh oleh
kaum
Kurawa dengan tanpa
melawan, dari pada ia sendiri
berlaku kedjam akan membunuh
mereka.
"Biarlah aku tanggung scngsara" pikir kabanjakan orang,
dari pada aku mesti singkirkan
dari scgala orang j a n g aku tjinta,
lepaskan segala milik dan ke-

punjaanku, karena tanpa tjinta


tanpa mempunjai angan-angan
atau tudjuan akan
tjari k c m a djuan dan kemuliaan, ini p e n g hidupan djadi seperti kosong,
ta' ada artinja lagi, dan kemadjuannja dunia akan berhenti '-'
Demikianlah manusia terlibat
terus-menerus oleh kesengsaraan
dan kadukaan j a n g ta' habishabisnja sampai ia mendusin
bahwa kaberkahan dan kabrun
tungan
sedjati hanja didapat
dengan melapaskan dan m e n j i n g kirkan segala apa j a n g d i a n g g a p
sebagi milik dan kepunjaan. Ini
akan
dituturkan
dalam fasal
berikut j a n g
berdjudul P e l a j
djaran S a n k h y a " dimana Krishi
na beri
djawaban . dan keterangan akan linjapkan Ardjuna
punja kebcratan dan kcsangsian
akan lakukan kewadjiban.

KATERANGAN.
Nomer
jang
ada
didepqn
permulaan tuiisan misalnja di
Fasal I. nomer 1 - 27 dan selandjutnja, maksudnja menumdjukkan pertjakapan Sri Krishna sama Ardjuna di Fasal I
ajat 1 sampe 27 menurut dari
buku Bhagavat-Gita aslinja.

21

Fasal II

PELADJARAN

SANKHYA.
Bag

1 - 10. Selagi Ardjuna duduk


seolah-olah hilang pikiran menangis dan tertindas oleh kadukaan, Krishna lalu menegor dan
mentjelah sikapnja j a n g lemah
dengan mengundjuk bahwa kelakuan demikian rupa
bukan
seharusnja tertampak pada seorang j a n g mempunjai kahormatan diri sendiri, karena itu
sikap
merendahkan
deradjat,
tidak menurut aturan dan kewadjiban, j a n g mendjadi dasar
dari tertjemarnja diri, dan b u kan tanda dari tabiatnja satu
laki-laki. Krishna minta A r d j u n a
singkirkan itu kalemahan dan
berdiri dengan gagah sebagaimana biasa.
Ardjuna kembali madjukan
alesan - alesan. Antara lain ia
berkata ia lebih suka djadi
pengemis dari pada membinasakan Bhisma dan Druna j a n g
terhtiung guru - gurunja j a n g
paling dihormati dan j a n g selalu
memberikan peringatan baik kepadanja.
Tetapi kemudian Ardjuna mengaku bahwa pikirannja sedang
kalut dan bingung tidak tiihu
kewadjiban bagaimana j a n g ia
harus lakukan, maka ia me-

22.

I.

m o h o n pada Krishna sukalah


tolong beri pengadjaran j a n g
terang dan pasti agar tindesan
dari kasedihannja dapat terang
kat.
K e m u d i a n dengan suara lem a h - l e m b u t Krishna beri ]jeladjaran j a n g berdasar pada pbilosofie j a n g paling tinggi dan
j a n g m e n d j a d i pokok dari se
iriua kapertjajaan dan A g a m a
Ia lalu berkata :
1 1 - 1 5 . , , K a u bersedih untuk
apa j a n g ta'harus disedihi, dan
maskipun kau punja alesan kelihatannja benar, tapi masih kckurangan Sari Kabenaran jang
lebih tinggi. Orang b u d i m a n ta'
nanti sedihi pada orang j a n g
h i d u p atau j a n g sudah m a t i . "
,,Kita orang semuanja, bagai
siapa djuga ta'nanti dapat lenjap
atau musna. Kita hanja pakai
badan ini sebagai tempat "tinggal
akan dapatkan pengalaman, sebagi satu anak ketjil, satu djedjaka seorang tua, dan achirnja
p i n d a h ke lain badan j a n g baru;
maka untuk itu perubahan ta'
perlu mesti disedihi. OraEg bud i m a n tidak ambil perhatian
atas kematian, saling bunuh dan

F a t . II.
lain-lainnja hal jang akan kedjadian, karena ia tahu dirinja
tidak dapat musna, hanja tinggal kekal selamanja, m a k a kadjcngkclan dan kasenangan di
pandang serupa sadja.''
16 - 21. Perhatikanlah ini
pokok utama dari pribudi luhur,
jaitu perbcdaan Roll K e h i d u p a n
dan Penghidupan Dunia. Itu
Penghidupan D u n i a "
selalu
bcrubah ubah sifat dan tabiatnja, dan selalu pergi dan d a tang kembali dihadapannja tooneel dunia, dengan menggunakan rupa rupa inatjam pakaian
jang bersifat fana atau rnudah
rusak,
T a p i itu R o h K a h i d u p a n "
itu Sang Diri jang kckal dan
baka, dengan tudju matjam sifat
aseli selama - lamanja tinggal tetap ta'dapat musna atau berubah baik dalam Sarinja, persamaannja baik pun dalam persoonalitas atau sifat tabiat j a n g
berasal dari T u h a n . Itu sebab
maka ta' dapat
dirusakkan,
karena sifatnja memang selamanja kekal dan tidak nanti bisa
musna, maka itu, oh Ardjuna
berkelailah dengan gagah dan
hati tetap !
2 2 - 2 8 , R o h Kehidupan jang

berdiam didalam badan manu


sia, bukan sadja tidak dapat binasa, tapi djuga tidak dapat
membinasakan lain machluk. Ia
tidak tcrlahir dan tidak dapat
mati, hanja isikan itu badan
jang saban-saban berganti. Jang
tcrlahir itu hanja badan kasar
jang mudah rusak, dan j a n g binasa atau terbunuh itupun hanja
pakaian luar, sedang itu R o h
Kahidupan j a n g berdiam didalamnja tinggal selamat tidak
dapat terganggu.
Sebagai djuga orang biasa
lempar pakaiannja jang sudah
rusak, demikian pun R oh Kahidupan lempar badan jang lama
dan mengambil badan - badan
jang baru sebagi gantinja.
T a ' ada sendjata jang dapat
melukai, api j a n g dapat m e m bakar, atau air dapat m e m b a sahi, dan angin dapat mengeringkan. Ia tinggal tetap tidak
berubah dan tidak dapat terganggu. Ia terus-menerus tcrlahir kembali setiap kalih pakaiannja (itu badan wadak) sudah
djadi tua atau kena dirusaki
oleh Iain orang, maka djika sudah tahu sifatnja demikian tidak
ada alesan akan berscdih, karena
kematian sudah pasti djadi bagiannja sesuatu machluk j a n g
tcrlahir, kclahiran kamestiannja

23.

Fat
segala apa jang mati. Djanganlah sedih pada apa j a n g tidak
dapat disingkirkan lagi !
Sesuatu machluk, mulai hendak muntjiil didunia, ta' dapat
tertampak, dan baru berwudjut
kapan sudah berada dipertengalian penghidupan, kemudian
djadi Jenjap kembali
karena
sudah sampai temponja akan
pulang ke aialnja, jaitu barang
halus jang tidak tertampak oleh
mata. Apakah ada alesan kita
mesti berduka untuk itu hukum
alam jang sudah ta'dapat dirubah pula ?
K e m u d i a n Krishna gembirakan Ardjuna supaja tundjukkan
kegagahannja dimedan perang
.dengan tidak bersangsi. Lalu ia
utjapkan ini perkataan :
29 - 33 Bikinlah supaja kagirangan dan kasedihan, kauntungan dan karugian, katnenangan dan kekalahan tinggal djad i ' s e r u pa untuk kau, dan kemudian bersiaplah untuk bcrperang, sebab dengan ini djalan
dan hanja dengan ini djalan
sadja, dalam segala perbuatan
j a n g kau lakukan, kau nanti
terbebas dari segala k a d o s a a n . "
Beruntunglah kasatrija j a n g
dapat ketika
akan b c r p e r a n g
untuk prikabenaran, karena p a -

24,

II.
kerdjaan j a n g datang sendiri
tanpa ditjari ada sebagai pintu
sorga j a n g terbuka dengan m e n dadak dihadepannja, T e t a p i kalau kau tidak ingin angkat sendjata akan bcrperang untuk kebaikan, sehingga kau sia siakan
kewadjiban dan tjemarkan kahormatan dir.imu, inilah berarti
kau lakukan kadosaan."
Katerangan I.
Dengan ini keterangan Krishna petjahkan intisari peladjaran
tentang K e w a d j i b a n n j a Penghidupan
dan
Perbuatan,
jang
akan p i m p i n pada Djalanan untuk mengenal raliasianja penghidupan sutji j a n g bersifat K a s
allahan (Diviue Mysteries), bila
sudah didapat, akan bikin ia
terbebas
dari segala matjarn
kadosaan, hingga bukan sadja
tidak terganggu lagi oleh itu
musuh K u r a w a
bahkan tidak
terlibat oleh K a r m a dan R e i n karnasi mentjapai d a l a m katenteraman Nirwana .
L e b i h djauh Krishna menerangkan : orang - orang bodoh
kebanjakan hanja peluki dengan
mati - matian u d j a r - u d j a r dari
mereka punja kitab sutji jang
dianggap paling sempurna d a n
paling benar sendiri,
dengan
pengiiarapan nanti akan dapat-

1 at. II.
kan sorga. Pituah dan peladjarannja membikin manusia djadi
terlibat kematian dan terlahir
di dunia tcrus-mcncrus, karena
mengandjuri orang lakukan sesuatu perbuatan akan dapatkan
basil jang
mesti dipetik didunia. Djuga dipudjikan segala
matjam
aturan
dan utjapan
jang tudjuannja
supaja orang
dapat kasenangan dan kekuasaan, sehingga kebanjakan telah disesatkan lalu mengedjar
pada kauntungan dan kamuliaan, tidak mempunjai katetepan
hati untuk ambil satu putusan
sendiri, dan tidak berdaja untuk
memikir dan tjari kabenaran
didalam hatinja sendiri, Tegasnja walaupun orang hidup mengikuti titah-titahnja kitab sutji.
kalau jang diperhatikan hanja
hurufnja sadja dan segala aturan, upatjara jang diharuskan,
tanpa suka pikir atau mengusut
dibagian sebelah dalam, pakerdjaan itu akan djadi sia-sia dan
menjesatkan. Keinginan akan
dapat sorga atau lain - lain ka
senangan jatig didjandjikan oleh
agama, tinggal djadi satu keinginan akan petik buah atau
mendapatkan hasil dari itu kasudjutan, inilah bukan tindakan
j a n g benar.
Untuk terbebas dari kadosaan

dan lepaskan diri dari ikatan


dunia kita wadjib bekerdja dengan tidak menghiraukan atau
pikirkan hasilnja. Kapan manusia mengandung keinginan akan
petik buah atau dapatkan hasil
pastilah ia akan terlibat terus
pada K a r m a dan kewadjiban
akan terlahir ke dunia, M a k a
orang budiman tidak perdulikan
pasangan j a n g bertentangan satu dari lain, misalnja kegirangan
dan kadukaan, kamenangan dan
kekalahan, kabentiian dan ketjintaan, j a n g ia pandang semua
ada serupa, Sehingga kalau j a n g
satu datang dan j a n g lain pergi
pikirannja
tidak
tergontjang
atau berubah hanja tinggal tetap dan tidak anggap sebagai
kauntungan atau kerugian, sebab ia lakukan pakerdjaan itu
bukan bermaksud mendapat sesuatu, hanja melulu untuk mendjalankan apa jang ia tahu ada
kewadjiban dan kaharusannja,
hasil djelek atau bagus ia tidak
pikirkan. Ia madju dimedan perang hatinja tidak membentji
pada musuh, hanja lakukan sadja kaharusannja sebagai satu
pahlawan untuk membela tudjuan j a n g benar; maka ia terbebas dari kadosaan. K a m e n a ngan ia tidak anggap sebagai
kamuliaan untuk dirinja, dan

25.

Fat. I I .
kekalahan bukan satu hinaan
maka ia tidak merasa girang
dan susah. Dengan demikian ia
djadi terlepas dari segala kasibukan dan kekuaitran, tidak
ingin peluki milik atau kepunjaan, sebab ia merasa puas pada
dirinja sendiri, j a n g segala per
tidak
dipengliarui
buatannja
oleh hawa nafsu atau keinginan
j a n g terkandung dalam pikirannja.
Achirnja Krishna ringkaskan
peladjarannja dengan ini perkataan :
34 - 53. Biarlah apa jang kau
berbuat hanja terbatas pada perbuatan itu sadja, dan djangan
terseret oleh aliran membentji,
menjinta, menolong, menjilakakan, mengedjar kemashutan atau
tjemarkan orang punja nama
baik, dan lain - lain
tudjuan
pula jang umumnja tertampak
dalam
perbuatan
kebanjakan
orang.
Djangan selcalih bikin dirimu
ketarik akan lakukan sematjam
perbuatan lantaran mengharap
dapat pudjian, tapi djuga djangan liwatkan penghidupanmu
dengan menganggur, tidak suka
bekerdja apa - apa. Dengan pegang teguh pada Y o g a , lakukanlah apa jang djadi kewadjiban-

26.

mu, tapi singkirkan kesamping


segala kainginan untuk dapatkan
kefaedalian bagi dirimu sendiri
dari perbuatan itu hanja pandang satu rupa sadja apabila
berhasil ataupun gagal. Pikiran
j a n g memandang sama rata pada segala peristiwa, tenteram
dan tidak bergontjang itulah
j a n g dinamakan Y o g a .
Untuk dapatkan itu sifat Y o ga, Kri hna menerangkan pada
Ardjuna, bahwa kalau orang
hanja lakukan sematjam pakerdjaan j a n g kelihatan d i d e p a n
mata, (oleh dunia) inilah lebih
rend all dari pada kasudj utannja
pikiran atau meditasi, katjuali
kalau jang tersebut duluan terbit dari j a n g belakangan, tegasnja satu pakerdjaan maski bagaimana besar dan penting j a n g
orang lakukan, kapan tidak berdasar atas pikiran j a n g sudah
ditimbang matang lebih dahulu,
jaitu jang sudah diketahui bctul
mengandung kebaikan berdasar
meditasi tidak dapat dipandang
berharga, karena dilakukan sekenanja sadja, bukan lantaran
mengerti kebaikannja.
Suatu perbuatan j a n g dinamakan pandai dan bidjaksana
adalah j a n g tidak perdulikan
avia berhasil atau g a g a l . M a k a
Krishna minta pada Ardjuna

Fat. II.
fahamkan dengan giat itu peladjaran berpikir, mcditasi, tafakur dan mengeningkan tjipta.
Inilah djalan dari kcsudjutan
jang mengantar manusia kedalam katenteraman sedjati. terbebas dari kewadjiban akan terlahir ke dunia, tidak terganggu
olcb penjakit dan lain lain kasukaran atau karcwelan.
K a t e r a n g a n II.
Peladjaran jang diberikan oleh
Krishna pada Ardjuna diatas
ini, maskipun barangkali kebanjakan pembatja tidak tcrlalu
sukar akan mengerti, ada terdapat djuga bagian-bagian jang
rnengandung maksud dalam dan
luas, hingga satu pembeberan
agar mendjadi lebih djelas tidak
dapat dipandang terlalu melit
dan kelebihan.
Peperangan dengan Kurawa
seperti telah diterangkan; hanja
perupamaan belaka dari perdjalanannja manusia jang mentjari
kemadjuan rohani jang selalu
mesti bertenapur dengan dirinja
sendiri punja sifat-sifat kasar dan
djahat jang sudah merampas
kekuasaan dan bikiia itu N o o r
Illahi jang berada didalam diri
mendjadi lenjap kekuasaannja
dan tidak dapat berdaja. Itu
perampasan jang rnembikin ka-

lut dan menghalangi kemadjuan


manusia bukan sadja menaluki,
tapi djuga menipu dan menjesatkan,
Misalnja dalam penghidupan
jang sekarang atau pun pada
tempo j a n g lampau, kalau senantiasa taruh pcrhatian bunjinja kitab kitab sutji dari s e m u a
agama, satu waktu ia bisa tcrikat dan kelelep dengan bunjinja
kitab-kitab itu. hingga dirinja
tidak merdeka lagi, karena ia
takut lakukan satu perbuatan
atau ambil satu tindakan j a n g
dirasa
bertentangan
dengan
udjar-udjar kitab sutji j a n g sangat didjundjung dan d i p u d j a
itu. Demikianlah achirnja penghidupannja mendjadi satu d e ngan bunjinja kitab, karena ia
berpikir dan bersikap menurut
seperti j a n g ditundjuk oleh peladjaran jang ia peluk, sehingga
ia paudang dirinja, atau bikin
dirinja dipandang oleh lain-lain
orang sebagai kaum beragama
jang djempol dan beribadat.
Dengan m e m u d j a dan m e n djundjung pada itu sifat - sifat
seperti jang ditetapkan dalam
k i t a b - k i t a b sutji, orang djadi
kahilangan diri jang sebenarnja
jaitu sifat - sifat aseli jang berbeda dengan lain - lain orang,
dan kalau upamanja ada j a n g

27

Fa t
suruh ia lepaskan semua itu kabiasaan jang didapat dari meniru atau raenjangkok, tidak ada
apa - apa lagi j a n g ketinggalan
dari dirinja sendiri j a n g sedjati
jang sudah mendjadi ketjil dan
tidak berarti lantaran
selalu
tertindan atau tergentjet oleh
sang diri palsu j a n g seperti pasiian jang datang dari luar
akan merampas kekuasaannja
itu Noor Illahi atau Seng.
PerampasMi dan penipuan sematjam ini dapat dilihat dengan
tagas dalam hatinja
seorang
anak ketjil jang selalu bertabiat
gembira dan bergirang, sering
membanjol, menjanji dan tertawa jaitu menurut sifatnja alam,
tapi sebegitu lekas ia dapat di
pengaruhi oleh kitab-kitab sutji
itu, tingkah lakunja lantas berubah mendjadi asam dan sedih,
bahkan banjak djuga j a n g m e m bentji, menghina dan m e m a n dang rendah pada lain - lain
orang jang naempuiijai lain kapertjajaan atau tidak dapat berlaku atau memikir seperti ia
sendiri. Tegasnj ia meudjadi
satu fanatik j a n g pikirannja terkadang begitu sesat seperti djuga
seorang gila, dan inenganggap
bunjinja kitab - kitab sutji jang
sering diartikan setjara sempit
di anggap seperti titah dari Allah

28

II.
j a n g sesungguhnja, sehingga terpaksa meliwatkan sebagian dari
penghidupannja akan berbantah
dan saling mentjelah dengan
lain
orang j a n g dianggapnja
bertentangan dengan pikirannja.
Demikianlah, bukan sadja siiat chevvani atau nafsu kainginan rendah, akan mendapatkan
kekajaan dan kasenengan diri
dan sebagainja ada keliru, tetapi m g m u d j a pada agama atau
mengikuti titah-titah kitab sutfT
pun dapat membikin manusia
terikat dan terampas kamerdekaaiinja,
sehingga Real - Se 1 f
atau manusia sedjati jang bcrasal d a n T u h a n kena terdorong
kebelakang.
Inilah sebabnja maka Krishna
inengatakan: bagai sesuatu Brahm a n a j a n g tjukup tinggi pengatahuannja, sekitar kagunaannja
isi kitab W e d a tidak lebih dari
pada isinja sebuah djembangan
jang ditaruh di tempat j a n g telah terliput dengan air disekitarnja. Tegasnja seorang jang
sudah tinggi ilmunja tidak perlu
untuk menaruh perhatian pula
pada bunjinja segala kitab-kitab
sutji itu, karena apa j a n g telah
diketahui ada lebih tjukup luas.
M a k a orang j a n g hendak mengikuti djalan utama itu, jaitu
akan mensutjikan dirinja, ia ha-

Fat, II.
rus melepaskan segala apa j a n g
mendjadi kabiasaannja dimasa
dahulu, djanganlali mcmbiarkan
dirinja terikat biarpun oleh segala titah, peraturan atau upatjara agama, karena kapenti_ngai)i)ja untuk kcmadjuan rohani hanja scdikit sadja. Untuk
gantinja, Krishna menerangkan
suatu djalan dengan mengatakan : Kalau hatimu telah dapat
menoblos djiretannja penjesatan,
kau kemudian akan sampai ke
tingkatan tinggi j a n g memb'ikin
kau tidak perdulikan lagi berbagai-bagai peladjaran jang kau
telah dapat dimasa dahulu itu.
Dan kalau pikiranmu satu kalih
telah terbebas dari pengaruhnja
kitab W e d a dapat ditudjukan
dengan tetap kedjurusan katenteraman dalam meditasi, waktu
itu barulah kau mendapatkan
Y o g a , jaitu peladjaran untuk
sudjut pada agama jang paling
benar dan bersih sehingga tidak
bisa keliru lagi.
Dari perkataan ini Krishna
hendak menerangkan bahwa kehenaran dalam agama_adaJbe.gitu luas. hingga tidak bisa di
dapat dengan sepenuhnja bila
orang hanja mengikuti peladjaran dari salah satu guru atau
kitab sutji, jang kebanjakan tudjuannja terbatas. Orang jang

mentjari kabenaran harus mentjoba meloloskan diri dari pcrbatasan jang menjesatkan itu
dan mentjoba mendapatkan kabenaran itu dengan djalan memikir
dan memeriksa, jaitu
' mentjari dan mengorek tjahaja
tcrang dari Noor Illahl j a n g
ada dalam dirinja sendiri. agar
kekuasaannja
mcndjalar
dan
meliputi pada seluruh dirinja.
Maka perlu sckalih orang melepaskan dan menjingkirkan semua jang terdapat dari luar,
bukan sadja hawa nafsu chewani
j a n g bersifat kasar dan rendah,
tapi pun peladjaran dan aturan
agama j a n g biasa didjundjung
dan disudjut, karena ini semua
menghalangi dan membatasi kemadjuan.
Dan sebagi djuga Ardjuna jang
merasa berat sangat akan m e m basmi barisan Kurawa itu, jang
terdiri dari sahabat, keluarga,
guru dan orang-orang j a n g dihormati.
Demikianpun bagai
sesuatu manusia j a n g disuruh
inelemparkan kapcrtjajaan agamanja dan adat kabiasaannja
j a n g berdjalan turun - menurun,
pastilah merasa sangat djengkel
dan berduka.
Tetapi sebegitu lama seseorang j a n g menganggap isi kitabkitab sutjinja ada j a n g paling

29.

Fat. II.
sempurna sendiri ia tidak dapat
kemadjuan sedjati dalam agama.
Maka itu dalam sesuatu orang
punja medan perang Kuruksetra, harus berlaku gagah dan
tetap hatinja akan mcmbasmi
musuh K u r a w a tanpa m e m a n dang kanan-kiri, karena dengan
djalan ini barulah ia bisa dapatkan kabebasan sedjati, jaitu
mendjadi tuan atas dirinja sendiri.
Tetapi dengan adjaran Krishna itu bukan akan mengatakan
segala peladjaran dari guruguru, nabi-nabi weda dan lainiain kitab sutji tidak berharga
sama sekali, mclainkan kefaedahannja seperti anak tangga atau
penundjang, untuk orang j a n g
akan memandjat ke tingkatan
jang lebih atas, atau membikin
pikirannja itu murid-murid j a n g
hendalc mentjari kemadjuan itu
mendjadi terbuka; atau seperti
papan merk dimana djalanan,
untuk menundjukkan terusannja
djalan itu pada orang - orang
j a n g hendak mentjari Djalan
U t a m a . Tapi untuk bisa masuk
kedalam itu djalan sutji, orang
harus terlebih dahulu melalui
pintu j a n g dinamakan Self - D e nial Lepaskan diri dari segala
apa jang dipunjai baik kepunjaan j a n g bersifat duniawi

30.

maupun j a n g berupa pikiran,


anggapan atau kabiasaan, j a n g
didapat dari mengutip dan menjangkok dari dunia ini, dan
jang telah meliputi beberapa
lapis
penghidupannja.
Hanja
dengan djalan ini barulah Seng
atau Noor Illahi itu terbebas
betul-betul dan memberikan penerangan sempurna, jang m e m buat rohnja mendjadi satu dengan T u h a n atau D h a r m a , dan
dapat memperoleh Nirwana.
Katerangan
jang
diberikan
oleh Krishna diatas kclihatan
pikiran A r d j u n a mendjadi tetap,
sehingga ia madjukan pula pertanjakan j a n g
menundjukkan
keinginan keras untuk dapat
perdjalanan dan peladjaran lebih djauh, dengan pertanjakannja :
51. Bagaimanakah sifat, tanda atau kelakuannja seorang
jang dinamakan beriman tetap
dan teguh serta tinggi rohaninja ? dan bagaimana utjapannja ? Dimanakah kadiamannja ?
dan bagaimanakah tjaranja ber-.
gerak diantara orang banjak ?
D j a w a b n j a Sri Krishna :
55. Kalu seorang sudah dapat
melepaskan kainginan hatinja,
dan mcrasa puas dengan dirinja

Fat,
sendiri, pada waktu itu barulah
dikatakan mempunjai
pikiran
tetap.
56. Barang siapa jang pikirannja terbebas dari kekuatiran
maskipun
berada ditengahnja
kasukaran haibat; j a n g tidak
tergerak hatinja waktu niendapat kesengsaraan; jang dapat
terdjauh dari hawa nafsu, ketakutan dan kagusaran; jalah jang
dinamakan
seorang
budiman
atau N a b i jang pikirannja telah
tetap bctul.
57. Siapa jang tidak dapat
ketarik oleh salah satu fihak,
biarpun menghadapi kebaikan
atau
kedjahatan, j a n g tidak
mempunjai rasa suka dan bentji,
orang j a n g demikian itu dipandang mempunja pertimbangan
j a n g sama rata betul.
58. Kalu ia sebagai binatang
kura-kura dapat menjembunjikan anggautanja kedalam satu
batok apabila merasa ada bahaja mendatangi, begitupun manusia djikalau merasa mendapatlcan bahaja dapat menarik
perasaan dan badannja waktu
menghadapi sesuatu jang m e m bikin
hatinja
tergiur,
inilah
boleh dianggap pengertiannja

II.
sudah berada dalam imbangan
jang tjukup rata dan rapi.
59. Segala penarik dunia jang
membikm
perasaan
manusia
djadi tergiur akan menjingkir
sendiri dari hadapannja orang
jang melakukan pantangan keras
atas dirinja, dan bahkan segala
sesuatu jang memberi kanikmatan pun akan berlalu dari sampingnja kalu kasutjian sedjati
telah memperlihatkan rupanja,
60. Jang dinamakan orang
budiman bukan selamanja golongan j a n g kasutjiannja telah
tjukup sempurna hanja terhitung
djuga orang j a n g masih harus
bergulat untuk
inendapatkan
kesempurnaan. Orang j a n g sedemikian kadang - kadang bisa
terseret oleh perasaan badannja,
jaitu pantja - drija jang mudah
dibikin tergiur apa jang menarik
dan menjenangkan.
61. Kalau orang dapat menahan godanja pantja - drija dan
hawa nafsu kainginan sang tubuh, ia harus berdiam dengan
tetap menjotjokkan dirinja dengan A K U ( K r i s h n a ) sebagi
tudjuan jang
paling
utama;
sebab orang jang bisa m e m p u njai pcngctahuan rohani jaitu-

31.

Fat, II.
.. lah jang bisa tahan dan tindas
segala kainginan dan hawa nafsunja badan.
62 63. Seorang j a n g raenaruh perhatian pada kainginan
pada rasa suka dan bcntji, selarnanja terlibat oleh sematjam
kapentingan jang membikin ia
ketarik, jang nanti meniinbulkan
kadjengkelan dan kekuatiran ta'
ada achirnja.
Lima matjam
perasaan dari tubuh tidak dapat
diam mengaso. Sebagi djuga
tangannja dari binatang laut
jang dinamakan gurita, itu perbagi-bagi nafsu kainginan badan
jang selalu bergerak terus akan
mentjari apa - apa jang dapat
memberi kapuasaan pada mereka. Begitulah achirnja muntjul
hawa nafsu sangat keras, jang
kalu ditjegah membuat timbulnja
kagusaran
dan achirnja
orang itu akan berdjalan sesat,
dan
penjesatan
meniinbulkan
kalutnja pikiran, sehingga ta'dapat membedakan pula antara
benar dan salah, dan tidak merasa ketarik pula untuk mentjari
kasutjian batin bahkan ia berbalik memusuhi pada tudjuan
jang benar dan semakin lama ia
tenggelam di lumpur kadosaan
dan berachir dengan kemusnaan.

32.

64. Tetapi seorang j a n g bisa


pegang
prentah
atas dirinja
meskipun bergerak diantara segala apa jang menarik, tidak
ingin mendekati atau mendjauhi
karena sang badan telah takluk
pada sang tuan jang ada didalam nja, maka ia bisa mendapatkan keselamatan dan katenteraman.
^
65. Didalam katenteraman itu
segala kadukaan dan kasedihan
akan tersingkir, karena seorang
jang hatinja tenteram pikirannja pun tidak bergojang lagi,
hanja mengambil djalan tengah
jang tidak memihak pada kanan
ataupun kiri.
66. Seorang jang tidak bisa
memilih kadudukannja dan aturan jang benar, tidak nanti akan
mempunjai Pikiran
Bersih,
hanja melantur ta'dapat mengikuti satu djurusan j a n g tentu
sehingga selalu kalut. Kalau ta'
dapat katenteraman, bagaimanakah bisa mendapat kaberuntungan ?
67. Pikiran j a n g
mengikuti
sadja kainginan untuk memuaskan nafsu j a n g tidak katentuan,
membikin
pertimbangan j a n g
sehat mendjadi tersingkir, seperti

Fat. II.
djuga angin ribut ditengah lautan mengusir segala kapal jang
sedang berlajar ditengahnja situ.

ketingkatan itu, ia akan datang


di Nirwana jang bersifat kekal

6 8 - 7 0 . Bagai seorang jang


dapat memegang prentah atas
dirinja, apa jang lain orang
namakan malarn ia pandang sebagai siang, kalau orang lain
memandang siang ia anggap sebagi malam, karena satu Nabi
itu awas dan sadar akan segala
apa jang lain orang tidak sadar
dan, matanja seorang sutji terbuka untuk melihat kabenaran
itu, jang tertutup untuk pemandangannja orang biasa, sedang
sebaliknja apa jang orang banjak anggap barang tulen oleh
satu Nabi dipandangnja sebagi
barang palsu jang menjesatkan.

,,Djikalau telah mendengarkan pengetahuan dari Djalanan


Benar (Tao) diwaktu pagi hari,
apakah perduli nanti mati pada
malam hatinja ? ( K h o n g T j u ) .
Utjapan mana ada sedikit
samar, mendjadi lebih mudah
dimengerti djikalau orang bandingkan dengan utjapan jang
paling penghabisan dari
Sri
Krishna jang dimuat diatas ini.
Djalanan Benar j a n g dimaksudkan K h o n g T j u itu pastilah
untuk mendapatkan katenteraman jang sempurna j a n g Sri
Krishna katakan : bahwa siapa
jang bisa dapatkan maskipun
waktu hendak menarik napas
jang penghabisan, nanti bisa
membikin ia sampai di Nirwana
jang tinggal kekal selamanja.
Penghidupan manusia didunia
ini sebenarnja terdiri dari g o n tjangan-gontjangan, karena anggauta
tubuhnja dengan lima
matjam perasaan itu : pikiran,
hawa nafsunja,
kainginannja,
dan perbuatannja pada segala
machluk dan benda semua saling
desak - mendesak
untuk
mentjari kapuasan, semakin dituruti kainginan itu djadi sema-

71. Siapa djuga jang telah


melepaskan segala kainginan dan
inenuntut penghidupan dengan
tidak memperdulikan kapentingan bagi diri sendiri jalah
menudju ke katenteraman.
72. Oh Ardjuna, inilah jang
dinamakan penghidupan kekal
Kalau orang telah bisa sampai
ketingkatan itu, ia tidak bingung
lagi.
Barang siapa sekalipun
waktu hendak menarik napas
j a n g penghabisan bisa sampai

Keterangan.

33

Fat. II.
kin banjak, dan lebih tjilaka
lagi apa j a n g hendak dikedjar
dan dipunjai itu semuanja tidak
kckal, sehingga kebanjakan lalu
terlepas atau lenjap kembali
dengan meninggalkan rasa sakit
dan duka j a n g haibat.
Djalan
satu-satunja untnk terbebas dari
segala gangguan hanja orang
harus melepaskan semua kainginan itu, menindas dan menalukkan hawa nafsu dan pcrasaan
badannja, agar supaja bisa berdiri tegak dengan tidak bergontjang dalam segala keadaan m i salnja untung dan rugi, berhasil
dan gagal, menang dan kalah,
ataupun
senang
dan
susah.
M a n g k i n tinggi ia naik ke tingkatan kerohanian, semakin sifat
dan keinginan badannja j a n g kasar terdorong kebelakang. H i n g ga achirnja tidak memikirkan
apa-apa guna kepentingan sendiri, tidak m e m p u n j a i rasa tjinta
atau bentji tidak m e m p u n j a i keinginan untuk mendekatin atau
mendjauhi apa-apa, hanja berdiri
ditengah - tengah dengan
gunakan imbangan j a n g sama
rata tidak miring kekanan kiri,
pada waktu m a n a ia akan men-

34

dapatkan
katenteraman
jang
sempurna j a n g dinamakan Nirwana itu, j a n g m e m b i k i n ia bisa
m e n d j a d i satu dengan T u h a n
atau T h i a n , karena begitu lekas
pengaruhnja badan kasar jang
rendah itu ada terrnasuk bagian
Y i n atau K u r a w a dapat tersingkir, lalu bagian j a n g lebih tinggi
j a n g terrnasuk bagian Y a n g atau
Pendawa djadi berkuasa atas
pengliidupannja, dan N o o r Illahi
itu, Seng atau
Krishna j a n g
tersembunji dibagian d a l a m dari
manusia, bisa m e m e g a n g pinpinan akan mengantarkan padanja
m c n u d j u ke Djalanan j a n g Benar atau T a o itu, j a n g m e n d j a d i
tudjuan j a n g paling achir dari
perdjalanan manusia, j a n g hendak mentjari kesutjian dan mendjadi d j u g a T u d j u a n
(Goal)
dari semua a g a m a .
Demikianlah maksud dari Peladjaran Sankhya j a n g diterangkan oleh Krishna pada Ardjuna
ketika hendak bertempur dilapangan Kurukshetra, jaitu medan perang dari penghidupan
manusia j a n g hendak mentjari
kemadjuan rohani.

Fasal

Sesudahnja mendengar peladjaran Sankhya itu Ardjuna madjukan pertanjak dibawah ini :
1 - 2 , Djikalau Paduka menganggap berpikir ada lebih penting dan berharga daTT pada
berbuat inengapakah
Paduka
mengandjurkan untuk melakukan pakerdjaan jang heibat itu?
Dengan utjapan jang membingungkan
itu Paduka hanja
membikin pikiran saja semakin
kalut; maka tundjuklah biar
njata satu perdjalanan jang pasti
agar saja bisa mendapat berkah
kabruntungan.
*

Krishna memberi keterangan,


bahwa untuk mentjari
ilmu
kabenaran terdapat dua sifat
jang orang harus memahami
lebih dahulu, karena maskipun
matjamnja berbeda satu dari
lain, tapi sebctulnja semua sama
sadja mendjadi satu, seperti dua
muka dari satu medali itu, seorang jang berbudi tinggi selalu perhatikan dan mengikutin
dua matjam sifat itu, dinamakan djuga dua matjam djalanan,
itulah jang disebut Yoga dengan

III. P E R B U A T A N B E N A R .
Bag, I ,

perbuatan jang dilakukan oleh


kaum Yogis, Yoga
dengan pengetahuan jang biasa didjalankan oleh kaum Sankhya.
Banjak guru - guru, muridmurid dan orang-orang jang memahamkan ilmu kabatinan untuk mentjari kaiutjian telah
mengambil tindakan kliru, karena kebanjakan me;ngikuti sadja
ilmu Sankhya (memikir dan
melakukan
meditasi) sehingga
ini Ilmu halus hanja dipakai
dalam ingetan atau pikiran, dan
kasudahannja membikin orang
djadi
malas bergerak, tinggal
diam bertapa dan tidak tjampur
tangan dengan segala urusan,
sikap mana hanja membikin
orang-orang jang sudjut pada
ilmu sematjam itu djadi berada
dalam anggepan jang kliru, dan
hanja memikir sadja kasenengan
dan
katenteraman guna diri
sendiri. Lebih tjilaka pula, dalam pertjobaan mereka jang
mengandung kainginan
untuk
mendapat hasil, dan tudjuan
jang sebenarnja jaitu ingin melihat kasudahannja jang tertampak dalam kasadaran pikirannja (consciousness) jang berupa
pikiran jang melajang dalam

35.

Fat. I I I .
kanikmatan (ecstasies) d a p a t melihat b a j a n g a n - b a j a n g a n seperti
bertemu dengan orang sutji,
malaikat dan sebaginja dan lainlain kaanehan atau hal j a n g
luar biasa j a n g
oleh orangorang j a n g sedang tersesat dip a n d a n g sangat penting d a n
berharga bagi k e m a d j u a n rohani
mercka.
*

3 - 6 . M a n u s i a tidak inernperoleh kabebasan dari kewad j i b a n n j a untulc berbuat, kata


Sri K r i s h n a ; d a n d j u g a .tidak
akan m e n d j a d i sempurna djikalau h a n j a dengan d j a l a n meloloskan atau menjingkirkan diri
dari scgala scs.uatu jang bersifat
dunia. Inilah karena tidak a d a
satu manusia j a n g maskipun hanja untuk scmentara sadja, j a n g
betul - betul bisa h i d u p t a n p a
berbuat sesuatu, sebab seseorang
tidak bisa melawan k e m a u a n
alam jang ada d i d a l a m d i r i n j a
jang m e n g a n d j u r k a n mereka untuk melakukan p e r b u a t a n ini
dan itu. Malta dari itu, b a r a n g
siapa tinggal diarn senditian
ditempat sunji dengan m e n i n d a s
segala alat pergerakan j a n g a d a
didalam dirinja tetapi pikirannja
masih selalu mengingat p a d a
segalanja j a n g menarik pantja-

d r i j a n j a orang j a n g b e r a d a dal a m kakalutan s e m a t j a m ini,


jalah
harus d i n a m a k a n satu
orang sutji jaug' palsu (hypocrite).
7. T e t a p i b a r a n g siapa berkuasa m e n a h a n hawa nafsu d a r i
pikirannja dan lain-lain pergerakan j a n g a d a didalam b a d a n nja, tidak dapat ketarik atau
terikat oleh apa j a n g ia lakukan
jaituUh didjalankannja
Yoga
jang berupan perbuatan, jalah
scorang j a n g b e r h a r g a .
8. M a k a itu, Oh A r d j u n a ,
lakukanlah p e r b u a t a n j a n g benar, k a r e n a m e n g e r d j a k a n sesuatu (action) a d a l a h lrbih bailc
d a n berharga dari pada tinggal
d i a m s a d j a (inaction), tetlebih
pula karena tidak a d a sesuatu
machluk j a n g sanggup, b i a r p u n
h a n j a m e m e r e n t a h b a d a n n j a kasar sadja akan tidak b e r b u a t
sesuatu.
9. D u n i a ini, oh A r d j u n a , terliput oleh pergerakan j a n g orang
harus lakukan untuk m e m b a n t u
atau menolong, d a n m e n j u g u h kan b u a h p a k e r d j a a n n j a p a d a
sesama machluk, maka untuk
pcnjugulian sutji itu dengan terbebas d a r i k a i n g i n a n a t a u ka-

Fat.
pentingan
untuk diri scndiri,
kau h a r u s beladjar dan berbuat
menurut ana jang mendjadi kaharusan atau kewadjibanmu. '
Beberapa
ut japan Krishna
j a n g penting i n i menggenggam
arti jang sangat luas schingga
menubuat bingung kalau tidak
dipctjahkan terlebih dahulu sebelum dilandjutkan lebih d j a u h .
Dalam peladjaran diterangkan, bahwa alam m e n j u r u h sem u a machluk untuk bergerak
d a n bekerdja, menurut apa jang
d j a d i kewadjibannja, maka siapa
j a n g menjingkirkan diri akan
tinggal diam tidak m a u berbuat
suatu apa, misalnja orang-orang
pertapaan j a n g biasa menamakan menjingkir dari d u n i a "
sebetulnja perbuatan itu kliru
dan sia-sia belaka, sebab untuk
kemadjuan
manusia,
scsuatu
orang harus bekerdja, dan dari
pakerdjaau itu akan dapatkan
peugalaman jang m e m b u a t rohnja mendjadi sempurna, orang
j a n g hanja mernbatja
bukubuku peladjaran tinggi dan sutji, memikirkan soal rohani melakukan meditasi atau siu lian
setiap harinja, sembahjang d a n
berdo'a atau bertapa ditempat
sunji djauh dari pergaulan ma-

III.
nusia, atau d i d a l a m salah satu
klooster, kebanjakan masih mcngandung salah satu kainginan,
misalnja untuk m e n d a p a t k a n kasenengan melihat b a j a n g a n d a r i
machluk sutji d a n lain-lain keheranan pula.
T j a r a demikian sebctulnja masih kurang sempurna, karena
maksud dan kainginannja a k a n
m e n d a p a t sesuatu, terlebih pula
kalau itigin dihormatin d a n dip a n d a n g pandai atau sutji oleli
orang banjak djustru m e n d j a d i
bahan atau bibit jang m a m b u a t
ia terikat p a d a p e r b u a t a n itu.
Sebaliknja kalau orang bergerak dalam segala urusan d u nia, tapi tidak m e m p e r d u l i k a n
kesudahannja, tidak memikirkan
untuk kapentingan diri sendiri,
tidak merasa girang atau menesal kapan p a k e r d j a a n n j a berhasil atau gagal, ini adalah lebih berharga dari p a d a seorang
jang menjingkir dari dunia d a n
bertapa tapi mengandung maksud untuk keuntungan dan kapentingannja sendiri.
Alam ini tertjipta dalam pergerakan jang tidak ada brentin j a . Bumi dengan bintang disekitarnja terus bergerak, m a k a
menusia pun tidak bisa tinggal
diam, karena ia hanja memperoleh kemadjuan dalam per37.

Fat. III.

gcrakan. J a n g menghalang-halangi dan bikin k c m a d j u a n itu


tertahan, j a l a h karena manusia
selalu
bergerak untuk kapentingan dan kauntungan d i r i n j a ,
hingga perbuatan ini menarik
dan mcngikat. T e t a p i djikalau
orang dapat melakukan satu
pakerdjaan dengan tidak m e m perdulikan hasilnja d a n melupalcan kapentingan diri sendiri,
ia melakukan hanja m e m e n u h i
kewadjiban, jaitu akan m e n j u guhkan tenaga dan pakerdjaannja, Orang jang dapat berbuat
demikian lebih berharga d a r i
p a d a j a n g tinggal d i a m sadja.
Apa j a n g dinamakan ,,tinggal
d i a m " sebenarnja kurang t e p a t .
O r a n g bisa tahan untuk menindas b a d a n n j a supaja tidak bergerak, tetapi pikirannja tinggal
sadar d a n menglintjir terus.
D a l a m pertapaan atau pengasingan, iapun masih m e n g h a r a p
atau menginginkan untuk m e n d a p a t k a n ini dan itu, dan sang
t u b u h p u n tidak bisa b e r d i a m
terus, karena perutnja berkrut j u k ingin diisi m a k a n a n d a n
lain-lain kaperluan j a n g h a r u i
didjalankan, dan satu waktu
kalau ada
sesuatu j a n g tidak
berdjalan baik seperti m e n d a p a t
sakit d a n sebagainja orang harus
menaruh
perhatiannja. Maka

38.

dari p a d a mensia-siakan waktu


dengan mengasingkan diri, lebih
baik kalau manusia m e n u r u t i n
k e m a u a n n j a alam j a n g m e n j u ruh sesuatu machluk j a n g hid u p u n t u k bergerak, karena
apabila d a l a m pergerakan itu
ia tidak ketarik a t a u terlibat
oleh satu kainginan, tidak mengh a r a p k a n hasilnja, iapun tinggal
terbebas dari segala kasukaran,
seperti djuga itu orang j a n g
mengasingkan dirinja d i t e m p a t
sunji, h a n j a melainkan r o h n j a
m e n d j a d i lekas m a d j u karena
mendapat
banjak pengalaman.
Ini adalali p e l a d j a r a n j a n g dinamakan ,,Karma Yoga" jang
berarti : T u d j u k a n tenaga dari
b a d a n kasar untuk melakukan
p e n g u r b a n a n diatas m e d j a semb a h j a n g dari T u h a n , jaitu mcn g u n a k a n alat-alat
pergerakan
d a n pikiran
melulu bekerdja
untuk Tuhan, dengan menurut
t i t a h n j a h u k u m alam d a n kewadjiban."
A d a b a n j a k orang j a n g sesat
djalan, mengikuti a n g g e p a n kliru dari beberapa filosoof d a n
g u r u - g u r u tentang tjara bagaim a n a melakukan Yoga maksudnja ilmu Yoga untuk mengenali
p e r b e d a a n n j a d a r i ilmu Sankhya, j a i t u l a h
pribudi jang
m e n d j a d i dasar atas p e r b u a t a n

Fat.III .
benar, j a n g mendjadi P a n t j u r a n
atau l u m b e r Asalnja dari Perbuatan Benar. K e a d a a n n j a seperti badan manusia, d i m a n a
Sankhya m e n d j a d i kepala tcm
pat memikir dan memberi perentah, sedang itu Yoga ad a 1 ah
anggauta-auggauta badan jang
akan melakukan apa jang dipikir oleh kepala itu. Demikianlah
dalam arti kata j a n g sedjati dari
Sankhya Yoga, kita dapat rnelihat bagaimnna dua m a t j a m
peladjaran sebenarnja m e n d j a d i
satu dan tidak bisa dipisahkan
lagi. T e t a p i diatas sudah diterangkan bahwa banjak orang
krliru memetjahkan persatuan
dengan ambil sadja Sankhya,
j a n g m e m b u a t mereka djadi
m a l a s berbuat a p a apa, h a n j a
merasa puas berpikir, meditasi,
dan duduk diam ditempat sunji
menjingkirkan diri segala perbuatan.
Golongan jang mendjalankan
Yoga pun tidak kurang j a n g
inenjasar dengan anggap j a n g
dinamakan p e r b u a t a n (action)
mesti disertakan sematjam pakerdjaari j a n g kusus didjalankan
dengan terpisah dari urusan
dunia, misalnja sematjam upatjara guna agama, adakan pantangan j a n g keliwat batas, siksa
diri sendiri dengan tjara j a n g

paling bengis, seperti hingga


srkarang masih banjak dilakukan
oleh kaum Yogi di H i n d u s t a n ,
j a n g m e n g h a r a p dengan berbuat
begitu rohnja nanti dapat kcniadjuan luar biasa j a n g melebihi dari wet alam hingga ia
orang bisa lakukan p a k e r d j a a n
mudjidjat jang terkenal sebagi
Ilmu hitam atau Black Magic,
jaitu keheranan j a n g dilakukan
guna k a u n t u n g a n diri sendiri.
Begitulah dapat dilihat, dengan pisahkan itu d u a m a t j a m
ilmu j a n g seharusnja didjalankan
sama-sama dengan berbarcmg,
itu pokok dasar jang benar dari
Sankhya sudah dibikin menjimpang dan kalut, sebab dengan
djalankan ini d u a m a t j a m ilmu
dengan terpisah "(jang satu bekerdja d a n j a n g Iain berdiam
dan memikir sadja) orang d j a d i
m e n u d j u kedjurusan akan rnen g e d j a r hasil. Inilah ada bertentangan dengan ilmu Sankhya
Yoga j a n g tulen.
B a g . II.
Dalam bagian kesatu telah
diterangkan,
b a g a i m a n a Sankhya dan Yoga harus didjalankan dengan berbareng karena
kalau orang h a n j a b e r p i k i r
terus- menerus tapi tidak m a u
b e r b u a t ia tidak bisa d a p a t
,
39.

Fat. I I I .
kemadjuan, tapi sebaliknja kapan lakukan p e r b u a t a n tanpa
dipikir matang, hingga bikin
dirinja djadi kctarik dan terikat
karna hendak utamakan kapentingan diri sendiri atau ingin
d a p a t pudjian itu pun keliru.
Untuk dapat membedakan satu perbuatan j a n g orang hendak
lakukan apa benar atau salah
paling perlu orang tudjukan
maksud dan pikirannja pada
T u h a n , hingga apa djuga jang
ia kerdjakan bukan guna kaperluan diri sendiri, melainkan
untuk menjuguh atau persembah a n kepada J a n g M a h a Kuasa,
Inilah ada aturan s e m b a h j a n g .
T e n t a n g itu sembahjang atau
penjuguhkan pada T u h a n , Krishna ada -bilang begini :
*
10. J a n g dipertuan dari segala
machluk, ketika tjiptakan manusia, sudah m e n g a d j a r djuga
p a d a mereka bagaimana mesti
sembahjang, dan dengan memud j a pada jang M a h a Kuasa kau
nanti dapat itu K a m a d h u k ,
itu
s a m p i d a r i kekajaan,
j a n g nanti gandjar segala perbuatanmu."
(Kamadhuk a d a sampinja Dewa Indra, dari siapa sesuatu
orang bisa d a p a t k a n susu jang
40.

akan puaskan kainginannja. Ini


sebenarnja hanja satu perupatnaan sadja K . T . H . ) .
11. Dengan kau p u n j a pem u d j a a n dan sembahjang kau
berikan makanan p a d a J a n g
M a h a Tinggi, dan J a n g M a h a
Tinggi nanti membalas berikan
makanan padamuj
begitulah
dengan saling memberi makanan satu sama lain kau nanti
petik buah dari kebaikan j a n g
paling tinggi.
*

U t j a p a n diatas kelihatan hanja m e n j u r u h orang sembahjang


pada Allah atau Dewa - dewa
dengan menjuguhkan
barang
makanan supaja bisa d a p a t balasan j a n g berupa berkah kebaikan j a n g paling tinggi. Bukan
sedikit orang telah tersesat dengan mengikutin pada bunjinja
h u r u f dari kitab - kitab sutji
t a n p a ambil pusing p a d a arti
n j a j a n g tersembunji dan luas
maksudnja.
. . S e m b a h j a n g " j a n g dibitjarakan oleh Krishna diatas ini adalah dengan lakukan perbuatan
baik pada seiama manusia, tanpa h a r a p balasan satu apa. dan
sama sekali tjdak mengingat
kapentingan sendiri, karena ia

Fat.
lakukan itu perbuatan h a n j a
,,karena Allah", akan penuhkan
apa j a n g djadi kewadjibannja.
Sesuatu b a n t u a n j a n g orang berikan p a d a pakerdjaan T u h a n
tanpa mcngharap apa-apa, hanja melulu guna kebaikan, itulah ada sematjam p e n j a g n l i a i i
atau
sembahjangan,
Nabi
K h o n g Hu T j u mengerti kepentingannja ini m a t j a m sembahjangan dengan perbuatan ( K a r ma Yoga) maka ketika ia d a p a t
sakit muridnja beri pikiran untuk sembahjang, Khong T j u
m c n d j a w a b : s u d a h lama aku
s e m b a h j a n g , " ini d j a w a b a n berarti ,,Sudah lama aku serahkan
diriku untuk lakukan perbuatan
jang menjotjoki pada kemahua n n j a T u h a n , hingga tidak perlu
lagi aku sembahjang a p a - a p a . "
Inilah ada apa j a n g dinamakan
K a r m a Y o g a sedjati !
Djadi itu , , p e m u d j a a n " d a n
s e m b a h j a n g a n " atau p e n j u g u h a n " j a n g dimaksudkan oleh
Krishna, bukan berupa makanan
dengan segala samsing atau binatang j a n g disembelch, h a n j a
manusia mesti serahkan dirinja
untuk lakukan apa j a n g mendjadi kewadjibannja.
Apakah j a n g dinamakan k e wadjiban ?
Kewadjiban dari satu a j a h

III.
mesti rawat dan didik p a d a
a n a k - a n a k n j a ; kewadjiban dari
satu saudagar akan madjukan
d a g a n g a n n j a , d a n dari seorang
militair rnelindungkan negcrinja.
Ini semua orang tentu lantas
mengerti, dan masing - massing
tentu bilang. Aku pun. d a p a t
d a n selalu djalankan, itu m a t j a m
kewadjiban "
T a p i sebetulnja a p a j a n g dinamakan
k e w a d j i b a n maski
jang sifatnja sederhana tidak
ada begitu m u d a h seperti j a n g
orang kira.
K a l a u satu a j a h , untuk rawat
dan didik a n a k n j a mesti d j a d i
pentjuri; kalau satu sudagar
berlaku tjurang p a d a lengganann j a atau satu soldadu berlaku
kedjam liwat batas p a d a musuh-"
n j a dengan tidak kenal pri kamanusiaan pakerdjaan begitu
tidak d a p a t di trima oleh T u h a n .
Biarpun orang tidak b e r b u a t
kedjahatan, masih itu kewadjiban tidak
bisa d i p e n u h k a n ,
kalau misalnja : Satu a j a h mcrasa menesal dan malu l a n t a r a n
anaknja, maski sudah dipirnpin
d a n disekolahkan dengaa ongkos
besar, seialu tinggal bodoh d a n
kelakuannja tidak baik. Begitu
pun kalau ia d j a d i sangat scdih
dan putus h a r s p a n ketika itu
41.

Fat. III.
anak meninggal dunia. Sikap
maria m e n u n d j u k k a n ia lakukan
itu perbuatan akan rawat, didik
d a n sekolahkan itu anak b u k a n
h a n j a untuk lakukan apa j a n g
djadi kewadjibannja, melainkan
terutama g u n a
kepemtingara
atau k a s e n e n g a n diri sendiri,
j a n g rnerasa girang dan bangga
kalau a n a k n j a d j a d i pintar d a n
berkelakuan baik, serta bisa
tunggu, rawat dan balas budi
di i a p u n j a hari tua. K a l a u itu
ajah hanja lakukan k e w a d j i b a n
m e n u r u t wet Allah, ia tidak
nanti ambil pusing kalau itu
anak tidak bisa djadi sebagai
m a n a j a n g d i h a r a p , angsal sadja
sebagai satu a j a h ia tidak alpakan kewadjibannja.
v/
Begitupun djikalau satu saudagar, sudah u r u i d a g a n g a n n j a
dengan d j u d j u r dan sebagaimana mestinja bisa tinggal tenter a m d a n sabar kalau ia mesti
gulung t i k a r " lantaran rugi
j a n g tidak dapat ditjegah, atau
satu militair tidak merasa bangga bisa kalahkan musuh, d a n
tidak merasa djengkel a t a u terhina kalau f i h a k n j a d a p a t kekalahan,sikap
jang begini
barulah d a p a t dikatakan iaorang t e l a h d j a l a n k a n k e w a djibannja d e n g a n b e t u l , kerna
tidak pikir untuk diri sendiri
42.

d a n tidak perdulikan b a g a i m a n a
kasudahannja.
Lebih
d j a u h Krishna a d a
bilang :
12. Siapa kasih m a k a n p a d a
J a n g M a h a Tinggi dengan lakukan pengorbanan, ia nanti di~
gandjar
segala
keinginannja,
Siapa j a n g h a n j a m a u t r i m a
senengnja sadja u n t u k berkah
j a n g ia d a p a t t a n p a pikir akan
metnbalas, itu orang sesungguhn j a ada satu pentjuri !
Awas-awas ! orang j a n g h a n j a
bisa m i n t a - m i n t a kesian dan
pertolongan p a d a J a n g
Maha
Kuasa a t a u dewa - dewa, atau
roll leluhur, supaja d a p a t berkah keselamatan dan k a u n t u
ngan, t a n p a a d a p u n j a ingetan
untuk menolong d a n t a r u h kasian p a d a sesama manusia j a n g
ada
disekitarnja, ialah
ada
SATU P E N T J U R I !
Lebih d j a u h K r i s h n a b i l a n g :
13. O r a n g b u d i m a n j a n g dahar sisa
dari s e m b a h j a n g a n
( j a n g petik hasil d a r i p e r b u a t a n n j a j a n g baik. K . T . H . ) ada
terbebas dari segala kadosaan;
tapi seorang d j a h a t j a n g sediakan m a k a n a n u n t u k d i d a h a r

Fat. III.
sendiri sadja (lakukan pakerdjaan guna kapentingan sendiri
K. T. H.) ialah dengan sesungg u h n j a telah d a h a r kadosaan.
14. Dari makanan machlukmachluk bisa h i d u p ; dari h u d j a n
itu m a k a n a n bisa tertjipta; itu
h u d j a n t u r u n lantaran orang
lakukan pengorbanan dengan
bikin sembahjangan, dan itu
sembahjangan, terbit dari manusia p u n j a perbuatan.
*
A r t i n j a j a n g tersembunji ada
begini :
M a n u s i a bisa hidup lantaran
terlindung oleh Wet Alam j a n g
rapih, j a n g berdasar atas kebaikan j a n g timbul dari lantaran
berkahnja J a n g M a h a Kuasa,
j a n g ada seupama air h u d j a n
m e n j i r a m bumi hingga bisa
menjegari d a n bikin subur tet a n a m a n j a n g akan didahar oleh
manusia. Itu berkah datangnja
d a r i pengorbanan, jang berupa
p a k e r d j a a n baik dari manusia,
j a n g lakukan perbuatan jang
menjotjoki p a d a m a u n j a T u h a n .
15-16. K a u harus tahu, mend j a l a r n j a segala perbuatan ada
dari Brahma, dan Brahma da-

tangnja dari roh sutji j a n g tidak


bisa musna selama-lamanja, j a n g
selalu a d a berhadlir a t a u menjaksikan manusia p u n j a pengorbanan atau sembahjangan. M a ka siapa manusia d i d u n i a j a n g
tidak mengikuti p u t e r a n n j a itu
roda, h a n j a t u n t u t p e n g h i d u p a n
berdosa d a n merasa seneng akan
turutin h a w a nafsunja ialah telah sia - siakan p e n g h i d u p a n n j a .
1 7 - 2 1 . T a p i seorang j a n g
bisa bergirang, merasa puas d a n
dapatkan kasenengan p a d a dirinja sendiri ia tidak perlu mengedjar apa-apa, sebab h a t i n j a
tidak ketarik p a d a urusan d u n i a ,
hingga ia tidak perduli satu
pakerdjaan berhasil atau tidak,
karena p e n g h i d u p a n n j a tidak
harus bergantung pada lain-lain
orang. L a n t a r a n tidak ada apaapa maka ia bisa lakukan pakerdjaan j a n g h a n j a m e n d j a d i
kewadjibannja s dan dengan terbebas dari itu semua ikatan,
pastilah ia nanti sampai ke
tingkatan j a n g paling tinggi.
*
Brahma j a n g dimaksudkan diatas, j a i t u l a h Dewa Besar j a n g
dalam agama H i n d u ada dip a n d a n g sebagai Allah, sedang
itu r o d a " ada dimaksudkan
43.

Fat,
Wetnja T u h a n . hingga siapa
mengikutin t e r p u t a r n j a itu Roda, ia djadi bekerdja sama-sama
dengan J a n g M a h a Tinggi, dan
apa j a n g ia lakukan melulu untuk Allah. M a k a seorang j a n g
begitu sifatnja, pasti sadja tidak
perlu akan pikir atau h a r a p
hasil dari p e r b u a t a n n j a ; ia tidak
nanti bergirang a t a u bangga
kalau itu pakerdjaan berhasil
bagus, d a n tidak malu putus
harapan atau djenkel kalau ga~
gal, karena ia h a n j a djalankan
apa j a n g djadi i a p u n j a kewadjiban.
Bag, III,
H a l Krishna diterangkan bagaimana sifatnja orang j a n g sudah bisa sampai di tempat j a n g
tinggi dari k e r o h a n i a n . J a n g
dinamakan O r a n g s u t j i " jaitulah j a n g sudah bersatu p a d a
Noor Illahi, Seng, Divine Ego,
atau R o h Sutji, pcrsatuan m a n a
telah. clidapat d e n g a n mengikuti
itu T a o \ atau D j a l a n U t a m a
jang m e n g a n t a r p a d a n j a ke
Pintu G a i b untuk mengenal arti
dan
tudjuannja
Kehidupan.
O r a n g j a n g begitu sudah d j a uhkan diri dari segala kasenangan d a n kainginan p a d a barang kasar j a n g bersifat kadun i a a n ; iapunja kasukaan h a n j a

44.

III.
ada p a d a itu roh sutji j a n g
bertempat d a l a m dirinja sendiri.
fa h a n j a ikuti sadja a p a jang
itu Seng a t a u R o h Sutji suruh
lakukan, t a n p a ia sendiri mexnp u n j a i kainginan akan tjari -tabu
atau ambil pusing akan usut seb a b a t a u t u d j u a n n j a . I a sama
sekali tidak
bergantung
.
o atau
o
m e m p u n j a i kapentingan p a d a
segala apa j a n g tertjipta di ini
d u n i a . Si apa j a n g lakukan dengan tetap segala keharusannja,
t a n p a ambil pusing p a d a hasil
atau kesudahannja, ialah boleh
dianggap sudah termasuk keda- 7
lam kalangan sutji", kata Krish- ;
na.
Siapa pikirkan dengan teliti
ini p e m b e b e r a n dan tjoba d j a lankan d a l a m praktik lantas dapat lihat b a g a i m a n a sukar m a nusia bisa sampai ke itu tingkatan tinggi k a p a n mereka masih di pengaruhi oleh sang
b a d a n wadak j a i t u h a w a nafsu
clan ke inginan j a n g kasar. D a n
orang tidak d a p a t singkiskan
itu p e n g a r u h dengan sendirian
sadja t a n p a d a p a t p i m p i n a n d a n
p e n g u n d j u k k a n b a g a i m a n a harus
bertindak,
D a l a m Krishna p u n j a pelad j a r a n p a d a A r d j u n a ia tidak
berikan katerangan tentang tjara
atau a t u r a n b a g a i m a n a orang

Fat.
bisa sampai ke itu tingkatan
jang akan didapat akan orang
bisa punjakan itu kasutjian. Hal
Krishna tidak memberi keterangan djelas sesuatu tindakan
j a n g harus diambil, inilah sebagian ada dari lantaran tidak
bisa diadakan sematjam aturan
tetap untuk dipakai oleh semua
orang, j a n g dari tabiat, kebangsaan dan pendidikan atau agam a n j a j a n g berlainan, inasingmasing bisa ambil djalan sendiri jang paling baik dan tjotjok
akan sampaikan maksudnja. Ke-'
a d a a n mirip seperti orang-orang
j a n g hendak mendaki sebuah
g u n u n g besar. Ada j a n g berdjalan dari djurusan T i m u r , Barat,
U t a r a dan Selatan. Maski djalannja berlainan, d a n kelihatann j a berpisahan d j a u h , dan boleh
djadi j a n g satu mesti ketemuin
lebih banjak tebingan hingga
m a d j u n j a lebih lambat dari jang
lain, tapi achirnja kapan sudah
sampai di atas p u n t j a k semua
mesti bertemu dan berkumpul
m e n d j a d i satu. Biarpun seorang
Islam, Kristen, K h o n g Kauw,
H i u d u , Buddhis d a n lam-lainn j a , kapan sudah, bisa sampai
dikaiangan tinggi dari kasutjian
a n g g a p a n n j a lantas d j a d i tjotjok,
tidak a d a perbedaan satu sama
lain, sedang j a n g kelihatan ber-

III.
lainan hanja kulit luarnja sadja
J a n g suka bikin r i b u t . bertjekt j o k d a n saling menjelah h a n j a
orang-orang dari golongan rendah d a n bodoh.
D a l a m ini peladjaran K r i s h n a
hanja gerakin kainginan m a n u sia untuk dapatkan itu kasutjian
dengan djalan meniru tuladann j a orang-orang sutji j a n g sudah
sampai lebih d a h u l u . H a n j a
pada inurid-murid j a n g sudah
terudji betul kasudjutannja baru!ah dipetjahkan rahasianja bag a i m a n a harus bertindak kedaiam itu Djalanan Rahasia, dengan mengimbangi masing-masing p u n j a keadaan dan k e m a m puan.
Sekarang Krishna s a m b u n g lagi p e l a d j a r a n n j a dengan mengambil garisan baru. Ia sudah
terangkan aturannja peladjaran
Sankhya Yoga dengan seluasluasnja. Djuga ia sudah a n d j u rin A r d j u n a untuk d a p a t k a n
ilmu sedjati dengan d j a l a n lakukan perbuatan j a n g B e n a r
tanpa mengandung maksud atau
taruh perhatian p a d a kasudaha n n j a . Sekarang ia terangin pula
babwa a d a satu, d a n h a n j a satu
sadja, maksud jang orang boleh
k a n d u n g dengan sah dalam hal
melakukan sematjam perbuatan,
jaitu = g u n a k e b a i k a n n j a se-

45.

Fat. III.
mua manusia.
T j a r a n j a bekerdja untuk kebaikan sesama manusia, a d a
a m a t sederhana, j a i t u dengan
djalan mengikutin a p a j a n g pem i m p i n - pemimpin sutji dari
manusia (Nabi-nabi j a n g tulen)
sudah pernah lakukan j a n g biasanja selalu ditiru oleh orang
banjak.
*

22. A p a djuga j a n g bisa didapatkan dan dilakukan d a l a m


ini Tiga Dunia, kata Krishna,
a k u telah dapatkan dan lakukan tapi toch aku selalu bergerak d a n bekerdja terus."
(Tiga D u n i a atau Sam - kai
j a n g disebut oleh Krishna, j a i t u
Dunia Kasar,
D u n i a Astraal
d a n D u n i a Halus paling tinggi
j a n g biasa d i n a m a k a n Sorga).
Mengapa Krishna begitu asik
bekerdja, ia terangkan dengan
ini perkataan :
23. Djikalau aku tidak bekerdja terus t a n p a mengenal
tjape, manusia pun n a n t i turut
aku p u n j a tuladan (jaitu tidak
m a u bergerak d a n bekerdja
djuga).''
Untuk mengerti m a k s u d n j a
ini perkataan, orang d j a n g a n
lupakan j a n g Krishna sebenar*
46.

nja tidak lain dari w u d j u t n j a


itu Seng, Noor Illahi atau R o h
Sutji j a n g ada dalam d i r i n j a
sesuatu m a n u s i a . Ia selalu m e n desak p a d a manusia supaja m e n dusin p a d a maksud j a n g b e n a r
dari ini p e n g h i d u p a n d a n kabebasan diri d a r i p e n g a r u h n j a
b a d a n w a d a k . K a p a n itu R o h
Sutji tidak bergerak lagi, d u n i a
m e n d j a d i kalut d a n manusia
balik p a d a sifat seperti b i n a t a n g .
Lebih d j a u h Krishna bilang :
24 - 26. , , O r a n g j a n g b o d o h
lakukan sesuatu lantaran ketarik
sama itu p e r b u a t a n , tapi o r a n g
b u d i m a n bekerdja tanpa m e
n g a n d u n g maksud, atau ikutin
h a w a nafsu h a n j a inginkan kebaikannja dunia.
T a p i biarlah orang b u d i m a n
djangan ganggu p i k i r a n n j a itu
orang-orang j a n g masih ketarik
p a d a d u n i a d a n lakukan segala
p e r b u a t a n akan puaskan nafsu
g u n a k a p e n t i n g a n sendiri. T a p i
dengan bekerdja j a n g tjotjok
sama R o h Sutji p a d a itu s u a r a n i n g n g a s e p i (stem van d e
stilte) ia kasih tjonto - tjonto
membikin
atau t u l a d a n j a n g
h a t i n j a itu orang - orang b o d o h
djadi ketarik, hingga segala perb a a t a n n j a itu, j a n g dilakukan
bukan g u n a kapentingan sendiri,

Fat.
n a n t i d j a d i pengandjur p a d a itu
orang - orang bodoh akan berb u a t begitu d j u g a . "
27 - 33. K e m u d i a n Krishna
u n d j u k bagaimana p e r b e d a a n n j a
P e r b u a t a n jang dilakukan atau
p e n g a r u h n j a itu Tiga M a t j a m
Sifat, seperti j a n g d i a n d j u r i n
oleh Badan wadak, d a n oleh
R o h Sutji. O r a n g jang perbuat a n n j a dipengharuhkan oleh and j u r a n n j a hawa nafsu dan kainginan ada mengandung sifat
K a g e l a p a n , K a t e m a h a n , dan
K e m a t i a n atau K a m u s n a a n . Inilah ada apa jang orang Tionghoa n a m a k a n sifat Yin. Orang
j a n g begitu selalu p a n d a n g sesuatu perbuatan sudah keluar
dari ia sendiri punja kapinteran
dan kepandaian, hingga kalau
berhasil ia merasa girang dan
bangga, dan kapan gagal ia
merasa malu, djengkel dan sedih. Begitulah achirnja ia kumpul dalam pikirannja sifat egoistis utamakan diri sendiri dan
didalam kabodohan dan kase
s a t a n n j a ia bergulat mati-matian
akan pegang teguh itu anggapan
j a n g segala apa harus datang
p a d a d a n keluar dari iapunja
diri sendiri, j a n g dengan begitu
djadi seperti terdjirat oleh berlapis - lapis tali libetan dan pi-

III.
kirannja tertindas oleh segala
m a t j a m kekuatiran kasukaran
dan kadjengkelan.
T a p i orang b u d i m a n , j a n g bekerdja dengan mengikuti itu
Suara H a t i dari itu Roh Sutji,
ada dibawab p e n g a r u h n j a Tiga
M a t j a m Sifat Mulia dari Yang
atau S i n a r T e r a n g j a n g berupa Kebebasan Diri jaitu krbebasan j a n g terbit lantaran tidak
punja kapentingan atau kainginan satu apa dalam hal j a n g
ia t j a m p u r atau lakukan Djadinja masing-rnasing orang boleh
piiih sendiri, ingin turut pada
j a n g m a n a : kapan mengikuti
pada Badan Yin ia nanti ketemukan itu Tiga Sifat j a n g djelek, dan kapan menganut p a d a
Roh Sutji ( Y a n g ) ia akan dapatkan itu Tiga Sifat j a n g baik,
jaitu sifat dari K a a l l a h a n . M a k a
Krishna andjurin pada Ardjuna
akan , , M a d j u ke dalam medan
perang tanpa h a r a p apa - apa
j a n g bersifat egoistis, dan harus
terbebas dari segala kekuatiran."
Lebih d j a u h Krishna bilang :
34. ,,Katjintaan dan kabentjian pada barang dunia nanti
membikin itu perasaan bertempat atau bersarang didalam batin manusia; maka djagalah supaja djangan sampai kena di47.

Fat.
pengaruhi oleh ini d u a si fat,
j a n g menghalangi akan manusia
mengindjak djalanan bcnar."
K e p e n t i n g a n n j a ini p e l a d j a r a n
dari Krishna bisa di m e n g e n i
kapan orang ingat b a g a i m a n a
bukan sadja kebentjian, h a n j a
katjintaan p u n bisa bikin or an g
menjasar, saling berfihak d a n
t i m b a n g a n n j a m e n t j o n g . Sebagian besar dari manusia p u n j a
sifat selfish pokoknja dari lantaran ,,tjinta
keluarga" dan
banjak p e r b u a t a n t j u r a n g d a n
tidak adil, peperangan, p e n u m p a h a n d a r a h dan penindesan s
dilakukan atas dasar T j i n t a
N e g r i " atau T j i n t a Bangsa !' s
Dibawah ini Krishna a d a
utjapkan pula lain p e l a d j a r a n
pcnting :
35. S i a p a lakukan a p a j a n g
djadi k e w a d j i b a n n j a sendiri (menetepi D h a r m a n j a ) , maskipun
j a n g tidak b e r h a r g a , a d a lebih
baik dari p a d a urus
dengaa
r a p i h d a n berhasil pakerdjaann j a lain orang. K a p a n binasa
selagi melakukan k e w a d j i b a n n j a
sendiri, ini a d a lebih baik d a r i
pada tjanapur t a h u urusan lain
orang, sebab ini p e r b u a t a n a d a
penuh dengan bahaja.
*

48.

III.
Seperti sudah
diterangkan
berulang-kalih, j a n g dinamakan
k c w a d j i b a n " ( D h a r m a ) oleh
K r i s h n a jaitu p a k e r d j a a n j a n g
tidak berdasar atas kainginan
atau kapentingan sendiri dan
akan g u n a n j a kebaikan u m u m .
S u p a j a bisa lakukan itu kewad j i b a n dengan betul orang harus singkirkan rasa tjinta dan
b e n t j i . A d a n j a k a t j i n t a a n meinbikin orang ingin menolong,
dan di d a l a m itu perlolongan
j a n g ia brikan a d a banjak orang
tersasar djalan d a n kena tjefeurkan diri d a l a m segala hal siasia j a n g sebetulnja boleh trausah
diperdulikan.
S a m p a i disini A r d j u n a lalu
m a d j u k a n p e r t a n j a k a n p a d a gur u n j a begini :
36. A p a k a h sebabnja satu
m a n u s i a , maski kelihatannja ia
tidak ingin, telah lakukan kadosaan j a n g seperti d j u g a diand j u r i n oleh satu tenaga rahasia ?"
Djawabnja Krishna :
37 - 3 8 . J a n g d j a d i lantaran
j a i t u l a h keinginan d a n hawa
nafsu, j a n g keluar d a r i pengar u h n j a pergerakan j a n g kapan
ia d j u r u n g i n eleh Badan membikin tertjipta pikiran j a n g ko-

Fat. III.
tor atau njasar. Inilah jang sesungguhnja ada djadi manusia
p u n j a musuh didalam dunia.
l a l a h jang incmegang perentab
atas alat pengrasaannja manusia jang berdjalan njasar; ia
mengurung dan mengikat manusia p u n j a badan kasar dan
halus, dan be gitupun iapunja
sukma, hingga itu pribudi dan
Roh Sutji j a n g ada dalam dirinja tidak dapat kasempatan
akan m e n d j a l a r . Ialah djuga
j a n g pasang palangan dan bikin
seperti maii itu pikiran untuk
memilih d a n meninabang a n t a r a
betul dan salah, hingga tidak
bisa lakukan pula Pikiran Benar
d a n Perbuatan Benar.
39. M a k a itu, Oh A r d j u n a , "
kata Krishna, ..berdajalah lebih
dahulu akan t a l u k i ,kau punja
kainginan Badan, binasakanlah
ini barang berdosa j a n g berbahaja bagi pribudi dan pengatahuan jang benar.
- 43. ,,Orang bilang hawa
nafsu kainginan ada mempunjai
pcngaruh besar; tapi pengaruh-

nja pikiran ada lebih besar pula; lebih besar dari pikiran adalah Pertimbangan j a n g djernih,
dan lebih besar dari Pertimbangan j a n g djernih, adalah itu
machluk Sutji itu Nabi j a n g
sudah bisa sampai ditingkatan
tinggi dari pribudi. Maka kapan kau sudah mengerti baik
tudjuan dan peladjarannja itu
Machluk Sutji j a n g sudah sampai di puntjaknja k a b e n a r a n
jang lebih tinggi dari pertimbangannja manusia, hingga kau
bisa taklukin dan pegang perentah pada dirimu sendiri,
hendaklah kau lantas bergerak
akan binasakan itu musuh j a n g
berupa kainginan j a n g sangat
bandel dan sukar d i m u s n a k a n . "
Demikianlah dengan u n d j u k
djalan akan melakukan Perbuatan Benar jang keluar dari pertimbangan jang Benar dan berdasar atas peladjaran dan tauladannja Machluk-machluk Sutji
atau Nabi-Nabi. Krishna teguhkan i a p u n j a katerangan d a n
alesan jang m e n g a n d j u r k a n pada A r d j u n a akan perangi p a d a
Kurawa.

49.

Fasal I V . PENGATAHUAN

1 - 2 . Didalam fasal j a n g lalu


Sri Krishna sebut tentang pel a d j a r a n n j a machluk - machluk
sutji j a n g tclah d a p a t sampaikan
p u n t j a k n j a kebeneran j a n g ]waling tinggi dari p e r t i m b a n g a n n j a
manusia, sehingga siapa j a n g
ikuti peladjaran itu n a n t i d a p a t
taluki dan pegang prentah atas
dirinja sendiri.
Sekarang Sri K r i s h n a akan
p e t j a h k a n resianja p e l a d j a r a n
ini p a d a Ardjuna dengan beri
keterangan, bahwa di z a m a n
b u r b a sekali itu m a t j a m peladjaran ia tclah berikan p a d a
r a d j a - r a d j a budiman a t a u R a d j a
Nabi j a n g paling dulu memegang pimpinan atas manusia di
Hindustan, j a n g masing-masing
berikan a d j a r a n n j a pula p a d a
t u r u u a n n j a sebagai pusaka atau
barang warisan, tapi lama-kelama'an peladjaran itu tclah
mendjadi rusak sehingga lenjap
dan diganti oleh sedjuuilah besar
peladjaran-pcladjaran palsu.
3. T e t a p i sekarang, aku hendak petjahkan pula p a d a m u itu
peladjaran dari z a m a n kuna, karena kau ada d j a d i m u r i d dan
sahabatku ini a d a satu peladja50.

ran

ROHANI.
B a g . I.

rasia j a n g a m a t pen ting.

4. Tetapi, guruku, kata Ard j u n a , Paduka terlahir blakangan


dari itu r a d j a - r a d j a besar dizaman
k u n a ; maka b a g a i m a n a
Paduka d a p a t berikan peladjaran p a d a mcreka ?.
5. O h , A r d j u n a ! b a n j a k kclahiran tclah dialamkan oleh kau
dan aku, h a n j a b e d a n j a aku
d a p a t ingat betul segala pengh i d u p a n k u j a n g lalu d a n kau
tclah lupa semua.
K e m u d i a n Krishna terangkan
asal-usulnja, m e n g a p a d a n apa
sebabnja, d e n g a n maksud apa
beliau telah berada di d u n i a .
6. Aku ini a d a machluk j a n g
tidak terlahir d a n tidak d a p a t
mati d j u g a j a n g Dipertuhan atas
semua machluk jang berada di
dunia, m e n d j a d i satu d e n g a n
ini a l a m j a n g djadi k e p u n j a ' a n ku, tapi toch meski demikian
aku m e n d j e l m a d i a n t a r a m a n u s i a
dengan m e n g g u n a k a n kekuasa' a n k u sendiri.
Pendjelasan: Orang djangan
lupa b a h w a Krishna a d a w u d j u t

F a t . IV.
dari R o h Sutji, itu Seng a t a u
N u r Illahi j a n g bertenipat dalam
d i r i n j a sesuatu manusia, j a n g
selalu mendjaga kapan diberi
kutika baik, akan eiengandjuri
manusia berkumpul pada itu
sifat Yang, jaitu Sinar T e r a n g
a t a u sifat Kcallahan. Itu R o h
Sutji tidak terlahir dan tidak
d a p a t mati, tapi satu waktu ia
m e n d j e l m a dengan gunakan tub u h manusia j a n g terkenal sebagai N a b i - n a b i atau machlukmachluk sutji jang badan dan
semangatnja berisi penuh den g a n sifat Keallahan, seperti
t e r t a m p a k p a d a Buddha, K h u n g
T j u dan lain-lain Nabi pula.
7. Apabila
Ka'beneran

D h a r m a telah m e n d j a d i rusak, dan kedjahatan bermaradjalela, diitu waktu aku n a n t i


terlahir d i a n t a r a orang banjak
8. Dari satu zaman kelain
z a m a n aku telah terlahir untuk
melindungi kabaikan, membinasakan
kedjahatan, agar prikabeneran dapat berdiri tegak
9. Barang siapa bisa kenal
peladjaran
dan perbuatanku
j a n g bersifat sebagai T u h a n a t a u
intisarinja peladjaranku, pastilah
ia tidak terlahir pula kedunia,

hanja berkumpul mendjadi satu


dengan aku.
Pendjelasan : J a n g d i n a m a kan terbebas atau tinggalkan
badan itulah lepaskan diri dari
pengaruhnja Im atau nafsu d a n
kainginan, jang membikin m a nusia tcrikat tcrus-menerus dalam roda kelahiran d a n kematian jang tidak ada achirnja,
karena sesuatu keinginan m e m bikin tertjiptanja K a r m a jang ;
memestikan manusia balik kembali kedunia. akan terima b u a h
dari keinginan j a n g ia kandung
baik jang berupa ketjintaan atau
kebentjian, baik pun persahabatan
atau permusuhan, d a n
lain-lain. Apa bila orang telah
terbebas dari pengaruhnja t u b u h
atau daging jang bersifat I m ,
barulah r o h n j a d a p a t merdeka
dan mendjadi satu dengan Yang,
sehingga itu Nur
Illahi atau
Seng balik kembali berkumpul
ketempat asalnja, jaitu j a n g dibilang mendjadi satu dengan
T u h a n . Dimana tidak ada lagi
kesedihan d a n kesusahan, j a n g
kesemuanja telah timbul dari
lantaran a d a n j a h a w a nafsu d a n
keinginan.
10. Terbebas dari hawa nafsu,
kekuatiran dan kebentjian, de51.

Fat. I V .
ngan pikiran d a n rohnja tidak
berisi lain dari aku, karena
sudah dilcbur sehingga m e n d j a d i
bersih oleh api d a r i Pribudi^
banjak orang telah d a t a n g tjari
perlindungan atau berkumpul
bersama aku.

H i n d u - ada t j i p t a ' a n k u dengan


djalan membagai-bagai manusia
p u n j a kwalitas atau sifat dan
p e k e r d j a ' a n n j a , meski aku sendiri telah diketahui tidak pernah
b e r u b a h d a n tidak bekerdja
apa-apa.

11. Bagaimanapun Ijaranja


manusia menghampiri Aku, aku
terima kedatangannja dengan
sama rata, sebab meski dari
djurusan m a n a d j u g a d a t a n g n j a ,
d j a l a n a n j a n g mereka lintasin
semua ada milikku.

P e n d j e l a s a n : Itu ampat kasta atau klas j a n g dimaksudkan


disini bukan seperti j a n g terd a p a t di H i n d n s t a n u n t u k memisahkan d e r a d j a t , h a n j a selcedar mengundjuk,
kedudukan
m a n u s i a a n t a r a bangsa-bangsa
j a n g mulia d a n hina, sopan d a n
biadap, kuat d a n lemah, itu
semua sudah d i a t u r m e n u r u t
sifatnja sendiri, d a n masingmasing diberi a g a m a atau kepert j a j a ' a n j a n g berlainan, m e n u r u t
tebiat kebangsa'an, letaknja negara, sifatnja h a w a b u m i dan
lain-lain sebagainja. j a n g membikin tidak d a p a t diberikan satu
m a t j a m peladjaran p a d a antero
manusia di seluruh d u n i a dengan berbareng.

P e m d j e l a s a n ; Agama apa
sadja j a n g mereka d j u n d j u n g , dim a t a n j a T u h a n satu r u p a , karena itu berbagai-bagai a g a m a
adalah t j i p t a ' a n n j a T u h a n .
12. Mereka j a n g ingin iekas
m e n d a p a t k e m a d j u a n , biasa lakukan pakerdja'an di dunia dengan djalan memudja pada
machluk-machluk sutji, Dengan
sesunggubnja djuga, dalam pengh i d u p a n jang sangat pendek
dari manusia di d u n i a ini, kem a d j u a n hanja d i d a p a t dengan
djalan bekerdja,
I t u a m p a t Kasta - a m p a t
m a t j a m deradjat dari bangsa
52,

14. Aku tidak d a p a t dipengaruhi oleh p e r b u a t a n apa sadja,


d a n tidak a d a hasil d a r i perb u a t a n j a n g aku i n g i n k a n . M a ka siapa j a n g kenal p a d a k u ia
tidak akan terikat oleh p e k e r d j a '
an j a n g ia l a k u k a n .

15. Itulah gebabnja maka sedjak dahuiu tclah diketahui


bahwa kita p u n j a kakek mojang
jang ingin mentjahari kebcbasan
rohani selalu berdaja dengan
djalan bekerdja. M a k a turutlah
itu tuladan dari kakek mojang
kita !
16. Apakah itu j a n g dinainakan , , b e r b u a t " dan apa kah
j a n g dibiiang
tidak berbuat?"
Sekalipun orang - orang pandai
dalam hal ini seringkali merasa
bingung. M a k a sekarang aku
hendak
maklumkan
padamu
p e r b u a t a n tjara bagaimana kau
harus lakukan supaja terbebas
dari pengaruh kedjahatan.
17. Ada perlu sekali orang
,,memilih" pekerdja'an jang hendak dilakukan, supaja dapat
menjingkiri apa j a n g kurang
baik dan djuga , , m e n i m b a n g "
dalam hal bagaimana harus ting5
gal diam atau djangan berbuat
a p a - a p a . M e m a n g itu djalanan
jang d i n a m a k a n ,,perbuatan,"
ada terliput dalam rahasia.
18. Siapa j a n g d a p a t mengenal atau lakukan : sikap diam
sclagi ia bergerak, dan bergerak
selagi ia b e r d i a m , " jalah boleh
dibiiang ada satu manusia jang

berbudi tinggi, karena ia d a p a t


menjesuaikan diri pada segala
matjarn p e k e r d j a ' a n .
Pendjelasan : S o a l , . b e r d i a m
selagi bergerak dan bergerak
selagi b e r d i a m " maksudnja begitu tinggi, Lao Tze pun bitjarakan ini matjam peladjaran j a n g
amat penting j a n g sungguh menarik begitu mirip dan tjotjok
dengan peladiarannja Krishna,
seperti djuga Lao T z e dan pengarangnja Bhagavat - Gita ada
dari satu orang sadja, h a n j a
p e r b e d a ' a n n j a jalah j a n g satu
memberi keterangan p a n d j a n g
lebar, d a n j a n g lain singkat dan
ringkas, tetapi kalau dibeber
lantas djadi sama. U n t u k sekarang ini kita hendak berikan
sadja sedikit tapsiran ringkas
supaja orang d a p a t b a j a n g k a n
apa maksudnja peladjaran ini.
Siapa lakukan sensatjam pekerdja'an dengan tidak pcdu'.ikan pudjian atau tjelahan, keuntungan dan kerugian h a n j a
lakukan sadja a p a j a n g ia tahu
dan djadi keharusannja, pastilah pikirannja tinggal tenterain
hingga meskipun kelihatannja
ia ripuh, sebetulnja dalam dirinja tidak ada gontjangan apaa p a . Sebaliknja, ada b a n j a k
djuga orang berbudi j a n g tidak
53.

Fat, IV.
m a u bekerdja satu apa, b a h k a n
singkirkan diri dari dunia a t a u
dari pergaulaa orang banjak,
karena ia telah melihat dengan
n j a t a apa j a n g orang b a n j a k
tidak mendusin atas kekeliruann j a atau sia - sianja itu pekerd j a ' a n jang orang sedang ripuh
lakukan, hingga tidak f a e d a h n j a
akan d i t j a m p u r . O r a n g demikian j a n g u n d u r k a n diri untuk
menunggu waktu j a n g lebih baik
d a n tidak suka retjoki segala
urusan j a n g tidak m a n f a ' a t atau
sia sia, jaitu j a n g dibilang d a p a t
memilih p e k c r d j a ' a n a p a j a n g
paling baik untuk dilakukan
sebetulnja p e k c r d j a ' a n di d a l a m
d i a m , ia s i m p a n tenaganja untuk lain pekcrdja'an j a n g lebih
pentirsg, tidak suka m a i n semb a r a n g a n t u b r u k seperti keban j a k a n orang bodo j a n g h a n j a
mengikuti sadja publik sentimen
atau turut aliran angin dan
kedjar kemashuran popularitas. Ia u n d u r k a n diri b u k a n
sebab bertabaat selfish atau m a las menolong, h a n j a karena ia
t a b u p e k e r d j a ' a n itu maski sem u a orang setudju sebetulnja
tidak t j u k u p berharga untuk ia
turut tjampur,
19. Barang siapa j a n g pekerd j a ' a n n j a terbebas dari nafsu
54.

kainginan, j a n g p e r b u a t a n n j a
sudah tersaring oleh pribudi pen g a t a h u a n j a n g djernih jaitu
d a p a t memilih dengan betul apa
j a n g harus dilakukan ialah
d i n a m a k a n satu N a b i atau orang
budiman.
20. K a p a n hatinja tidak terikat oleh hasil dari p e r b u a t a n nja, j a n g biar b a g a i m a n a p u n
kcsudahatmja ia selalu merasa
puas dan tidak p e r n a h merasa
sibuk sehingga mesti m e n t j a h a r i
atau mohon pertolongan, orang
j a n g demikian maski bekerdja
banjak, boleh dianggap tidak
lakukan p e k c r d j a ' a n a p a - a p a .
21. Dengan tidak mengandung salah satu h a r a p a n : pikiran d a n t u b u h n j a dikendalikan
dengan betul; tidak m c m p u n j a i
nafsu kainginan, h a n j a g u n a k a n
sadja b a d a n n j a akan lakukan
p e k e r d j a ' a n sebagaimana mestinja orang j a n g dctnikian tidak
nanti d a p a t berbuat kadosa'an.
22. M e r a s a puas apa j a n g ia
dapat d e n g a n t a n p a b e r d a j a
untuk melawan a t a u b e r u n t a k ;
terbebas dari gangguan rasa
hina d a n mulia girang d a n sedih. suka dan bentji, dan lainlain pasangan j a n g bertenta-

Fat, IV.
n g a n ; tanpa mengiri pada lain
orang, tinggal tenteram kapan
berhasil atau gagal, orang
j a n g demikian maski ia bekerdja, tidak nanti akan terikat
oleh pakerdja'an, itu.
23. Seorang jang tidak dapat
ketarik oleh segala barang dunia, tinggal tjotjok dengan segala m a t j a m kcada'an, dan pikirannja terliput dengan pribudi, apa jang ia lakukan bukan
guna diri sendiri h a n j a dipersembahkan untuk T u h a n ,
orang jang demikian, maski bekerdja banjak, tidak dapat terikat oleh Karma sehingga terbebas dari kemestian terlahir pula
kedunia.
B a g . II.
2 4 - 3 1 . Dari apa jang telah
diluturkan dalam bagian pertaina, ternjata bahwa Pengetahuan Rohani ada tudjuan paling
tinggi jang dikandung oleh sesuatu orang jang mentjahari kem a d j u a n batin, apa jang ia lakukan adalah persembahan atau
penjuguhan jang harus keluar
dari dalam hatinja sendiri kepada jang M a h a Tinggi, dan
didalam api dari pengetahuan
segala
perbuatannja
dibakar
sampai habis tanpa meninggal-

kan bekas pada dirinja sendiri.


Pokoknja, kalau orang lakukan segala matjam perbuatan
dengan berdasar atas pengetahuan jang tinggi buahnja itu
semua bukan guna dirinja
sendiri hanja untuk T u h a n , sedang ia sendiri tidak mengharap
keuntungan atau kainginan apaapa dari pekcrdja'an itu, inilah
sama dengan orang j a n g sembahjang atau menjuguh, d a n ini
persembahan atau pengorbanan
pastilah akan disambut oleh R o h
Sutji, dan itu orang jang bersembahjang jang hendak mentjari pada jang Maha Tinggi,
dengan sendirinja nanti terangkat ke tempat jang tinggi djuga.
Sri Krishna menundjuk, bahwa inilah djalan jang paling
benar untuk didjadikan pedoman dari sesuatu perbuatan, dan
inilah daja jang sederhana untuk
digunakan oleh orang jang hendak bersihkan pikiran waktu
meditasi, jaitu djangan pikir kepentingan guna diri sendiri, hanja serahkan segala apa jang
ia lakukan sama T u h a n . K a p a n
pikiran dan semangatnja sudah
berisi penuh tudjuan ini, ia akan
dapatkan pengatahuan Rohani
dan sampai diudjungnja itu
Djalan U t a m a sehingga dapat
punjakan sepenuhnja Resia dari
55

Fat.
K a ' a l l a h a n Divine Mysteries.
- Maka p e n g h i d u p a n n j a satu
murid j a n g bergiat akan
d a p a t k a n pengatahuan R o h a n i
dengan d j a l a n bersatu k e p a d a
j a n g M a h a Tinggi tidak lain
dari pada menjuguh terus - menerus, dengan kasih pekerdja'annja guna T u h a n , hingga achirnja ia nanti naik semakin tinggi
ke itu d j a l a n a n j a n g m e n u d j u
ke Pintu Eraas untuk d a p a t k a n
pengetahuan R o h a n i j a n g paling
tinggi sehingga mendjadi sama
seperti T u h a n sendiri.
K e m u d i a n Sri Krishna sebut
beberapa m a t j a m tjara akan
orang
bersernbahjang kepada
T u h a n , j a n g ia terangkan m a sing - masing j a n g tjotjok p a d a
deradjat d a n k e d u d u k a n n j a itu
orang - orang j a n g bersembahjang, meskipun t u d j u a n n j a dalam itu s e m b a h j a n g a n boleh
djadi sutji d a n boleh djadi d j u g a
masih kurang bersih, karena itu
bergantung p a d a sifatnja m a n u sia dan tinggi r e n d a h n j a masingmasing bangsa p u n j a kesopanan
dan kemadjuan batin.
Sifatnja p e n j u g u h a n bergantung p a d a t u d j u a n n j a si penjug u h ; orang tidak akan d a p a t k a n
lebih dari apa j a n g t e r k a n d u n g
d a l a m angan-angannja, tapi biar
b a g a i m a n a djuga t u d j u a n n j a ;

56

IV.
p e n j u g u h a n atau s e m b a h j a n g a n
pada T u h a n dengan djalan serahkan p e k e r d j a ' a n atau tenaganja pada j a n g M a h a Tinggi
ada djadi daja satu-satunja akan
bersihkan manusia dari kadosa'an dan bikin mereka dapatkan
pengetahuan R o h a n i , hingga dapat m e n d j a d i satu dengan R o h
j a n g kekalj tapi t u d j u a n n j a pen j u g u h a n b u k a n sekali berdasar
h a r a p a n akan d a p a t g a n d j a r a n
atau u p a h a n . P e n j u g u h a n sedjati, j a n g dibiijarakan oleh Krishna, sebenarnja ada pengorbanan
sang diri dengan d j a l a n lakukan
pekerd ja'an terus menerus tanpa
pikir kepentingan a p a - a p a guna
diri sendiri a t a u Self, sama
djuga ditaruk diatas m e d j a semb a h j a n g a n akan d i b a k a r oleh
api pcngeleburan j a n g nanti
naembikin itu sang ,,diri s ! djadi
musna, d a n h a n j a ketinggalan
sang R o h a n i j a n g akan m e n d j a d i
satu dengan j a n g M a h a Tinggi,
Itu b e r b a g a i - bagai tjara j a n g
orang lakukan akan menjuguh
pada T u h a n , boleh disamakan
sebagai m e n j a l a h k a n api sutji
dari T u h a n j a n g akan mem bersihkan manusia d a r i kedosa'annja.
Itu berbagai-bagai t j a r a melakukan p e n j u g u h a n j a n g disebut oleh Krishna, a d a d j u g a

Fat. IV.
dengan djalan korbankan pantjadrija, kesenengan badan dan
kekaja'an; dengan djalan mcmb u n u h hawa nafsu, dengan bersudjut dan beladjar diam-diam
untuk dapatkan
pengetahuan
batin; ada djuga jang atur djalannja napas ini banjak dilakukan oleh kaum Hindu
dan berpuasa kaum H i n d u
dan Islam d a n
sebagainja
pula, jang maksudnja semua
hendak m e n t j a h a r i kesutjian
Ini rupa-rupa pengorbanan, kalau dengan sudjut dan penuh
kepcrtjaja'an, d a p a t membikin
orang jang melakukan itu beroleh kemadjuan
dalam perdjalanan j a n g
mengantar inereka
untuk bersatu dengan T u h a n .
M a k a itu soal pengorbanan, ada
aturan jang paling penting dan
tjotjok untuk orang mengikuti
itu angger-angger (wet) menolak
atau kebelakangkan diri, hingga
itu berbagai-bagai tjara pengorb a n a n harus djuga dibiiang
,,melakukan p e r b u a t a n b e n a r " .
32 - 35. Sri Krishna p u n berkata :
Ini semua pengorbanan j a n g
rupa-rupa m a t j a m terbeber dihadepan p e m a n d a n g a n T u h a n
dan
semua berasal dari perbuatan, dan dengan
mengarti

baik hal ini kau d a p a t k a n kemerdika'au j a n g kekal. Tetapi


pengorb?nan j a n g dilakukan dengan berdasar atas pengetahuan
Rohani dengan meniilih apa
j a n g paling baik dilakukan
a d a lebih berharga dari pada
pengorbanan jang berupa barang
kasar; semua
p e r b u a t a n jang
dilakukan oleh srorang beribadat
j a n g mentjahari T u h a n mesti
berisi pengetahuan R o h a n i . Ini
pribudi pengetahuan mesti di
tjari dengan bikin pepreksa'an
terliti dan lakukan pekerdja'an
j a n g baik guna sesama manusia
atas nama T u h a n .
O r a n g jang giat mentjahari
pengetahuan, pastilah nanti dapat bantuan dari
orang-orang
budiman jatig selalu bersedia
menolong dan m e n g a d j a r pengetahuan Rohani p a d a muridmurid jang sudjut. D a n ini
pimpinan, O h , A r d j u n a nanti
menjegah kau tersasar, kerena
sesudahnja m e n d a p a t
pengetahuan Rohani kau nanti mendlisin jang semua machluk ada
tergabung mendjadi satu dengan
dirimu tendiri tanpa ada ketjualiannja, dan kapan sudah mend a p a t tahu ini resia kau nanti
mengarti djuga jang d i r i m u ada
mendjadi satu dengan aku.

Fat. IV.
P e n d j e l a s a n : Siapa sudah
bisa m e m a n d a n g sama rata dan
anggap dirinja m e n d j a d i satu
dengan semua machluk di d u n i a ,
hingga bukan sadja sesama manusia tetapi djuga pada sekalian
binatang dan t u m b u h - t u m b u h a n
pun ia merasa tjinta, pastilah
orang j a n g sudah m e n t j a p a i ker o h a n i a n n j a begitu tinggi nanti
lantas dapat persatuan dengan
Roh Sutji.
3 6 - 3 7 . W a l a u p u n kau ada
seorang jang paling berdosa, toch
kau nanti dapat sebrangi itu
semua kedosa'an dengan pakai
perahu eretan dari pengetahuan Rohani jang kau pelad j a r i . Apa djuga j a n g kau lakukan akan ditjutji bcrsih oleh
pengetahuan Rohani j a n g sifatn j a sebagai api j a n g mcinbikin
itu u m p a n m e n d j a d i abu, Sesungguhnja pengetahuan ini a d a
m e n d j a d i tukang membersihkan
j a n g paling sempurna di d a l a m
Yoga, dan kapan kau sudah
sempurna didalam Yoga nanti
kau dapatkan pengetahuan Rohani dari dalam dirimu sendiri
P e n d j e l a s a n ; Siapa sudah
m a d j u d j a u h dalam kerohanian
bukan sadja nanti d a p a t bantuan dari orang-orang budi man,
58.

hanja
dalam
dirinja sendiri
d j u g a . D e n g a n m e n d a d a k pikirannja m e n d j a d i terbukak seperti
m e n d a p a t a n d j u r a n rasia, l a n t a ran m e n d j a l a r n j a itu Seng j a n g
berada d a l a m dirinja, j a n g tadinja tidak d a p a t p e n t a n g pengar u h lantaran ketutupan
atau
tertindas oleh hawa nafsu d a n
keinginan.
38 40. O r a n g j a n g telah dapatkan
pengetahuan
Rohani
lantaran
kasudjutan hatinja,
akan d a p a t k a n
ketenteraman
j a n g s e m p u r n a , tetapi sebaliknja
o r a n g - o r a n g b o d o j a n g tidak
mempunjai kepertjaja'an agama
selalu bertjuriga, nanti tersasar
terus-menerus, dan itu kesangsian nanti membikin ia tidak
bisa merasa beruntung, baik di
d u n i a a t a u p u n di a c h e r a t .
41. T i d a k a d a satu p e r b u a tan j a n g d a p a t mengikat p a d a
orang j a n g dengan d j a l a n memilih p e k e r d j a ' a n benar, telah
lakukan satu p e r b u a t a n d e n g a n
t a n p a h a r a p hasil a p a - a p a , d a n
ambil sesuatu tindakan t a n p a
bersangsi l a n t a r a n sudah m e m p u n j a i tjulcup pengertian R o h a n i .
P e n d j e l a s a n : Seorang j a n g
sudah m e m p u n j a i t j u k u p penge-

Fat. IV.
t a h u a n Rohani, d a p a t lantas
m e m i l i h pekerdja'an apa j a n g
p a l i n g baik akan ia lakukan
hingga ia tidak nanti tersasar
a t a u kerdjakan b a r a n g j a n g siasia. d a n dari sebab demikian
ia d a p a t lakukan p e r b u a t a n n j a
d e n g a n t a n p a bersangsi atau
d j e r i h . Ia bekerdja dengan pikiran tidak bergontjang h a n j a
tinggal t e n t e r a m maski h a d a p kan kesukaran d a n b a h a j a , sebab
ia s u d a h d a p a t memilih itu pek e r d j a ' a n dengan betul, sehing-

ga ia t a h u pasti j a n g p e r b u a t a n n j a , baik d a n b e r f a e d a h .
Sri K r i s h n a a c h i r k a n p e r u n dingannja tentang pengatahuan
R o h a n i dengan p e r k a t a ' a n :
42. O h , A r d j u n a , k a p a n den g a n itu p e d a n g j a n g b e r u p a
pengetahuan Rohani kau sudah
tabas d a n p u t u s k a n itu kesangsian j a n g b e r a d a d a l a m h a t i m u ,
m a d j u l a h akan lakukan
kau
p u n j a p e k e r d j a ' a n bangkitlah !

59.

''Fasal V .

UNDURKAN DIRI

Ardjuna kini mengusut lebih


djauh tentang peladjaran j a n g
dinamakan Sankhya Y o g a " j a n g
menurut a n g g a p a n n j a bertentangan satu dengan lain, karena
Sankhya memudjikan manusia
supaja lepas atau undurkan diri
segala pergerakan atau p e r b u a tan, sedang Yoga m e n g a n d j u r kan orang lakukan pergerakan
atau p e r b u a t a n b e n a r .
1. Oh Sri Krishna, kata Ardjuna, a n t a r a Sankhya d a n Yoga
jang m a n a k a h lebih baik ? berilah padaku keterangan j a n g
djelas.
2. Krishna rnendjawab : I t u
dua peladjaran, jaitu d j a u h k a n
diri dari segala pergerakan, atau
djalankan Yoga dengan perbuatan, n a n t i mengantar manusia
pada kabcrkahan j a n g paling
tinggi; a n t a r a itu d u a . Yoga
dengan p e r b u a t a n sesungguhnja
ada lebih baik dari p a d a melepas atau undurkan diri.
3. Seorang j a n g telah lepaskan dan tidak inginkan a p a - a p a ,
jang tidak punja rasa suka atau
bentji, terbebas dari segala pa60.

DARI

PERGERAKAN.
B a g . I.

sangan j a n g bertentangan, ia
a d a merdika dari semua ikatan
dengan d u n i a ini.
4. H a n j a anak-anak d a n buk a n n j a Nabi-nabi j a n g m e m a n d a n g Sankhya d a n Yoga berbed a ' a n , karena siapa j a n g sudah
d a p a t p u n j a k a n dengan betul
p a d a j a n g satu, akan d a p a t k a n
djuga hasil - hasil dari d u a duanja.
5. I t u tempat j a n g sudah dimiliki, oleh kaum Sankhya dis a m p a i k a n d j u g a oleh k a u m
Yogis. O r a n g j a n g m e m p u n j a i
p a n d a u g a n awas - d a p a t lantas
lihat b a h w a peladjaran Sankhya
d a n Yoga a d a serupa s a d j a .
6. T a n p a melakukan Yoga,
a d a sukar sekali untuk orang
lepaskan dirinja dari segala pergerakan, h a n j a kapan sudah dapat tjotjoki dirinja dengan per a n t a r a ' a n Yoga barulah seorang
b e r i b a d a t d a p a t lekas sampai
kedalam p e n g i d u p a n j a n g kekal,
7. Siapa j a n g telah d i s a m p u r n a k a n oleh Yoga j a i t u j a n g d a pat sutjikan d a n pegang p r e n t a h

Fat. V.
atas dirinja sendiri, dengan tindas djuga segaJa m a t j a m hawa
nafsu dari tubuhnja, sehingga
dirinja djadi djuga dirinja segala
machluk, orang j a n g sedemikian
k c a d a ' a n n j a , meski apa djuga
j a n g ia kerdjakan tidak bikin
dirinja sendiri tersangkut atau
tertarik.
P e n d j e l a s a n : Seperti berulang ==- kalih telah diterangkan
kesukaran dan
kesangsara'an
manusia berasal dari memisah
atau membedakan diri dari lainlain machluk, anggapan mana
menjebabkan timbulnja sifat keserakahan, j a n g
m e m b u a t ia
terseret oleh berlapis-lapis ikrtan
D a n tali-tali jang mengikat hanja d a p a t dilepaskan dengan
djalan bekerdja, bergulat keras
akan taluki itu segala hawa nafsu
d a n kainginan, sehingga tidak
ketinggalan apa-apa
lagi j a n g
menjangkut kepentingan dirinja
sendiri; dan satu kali ia sudah
terlepas dari segala apa jang
bersifat kainginan ia pun tidak
kenal sobat dan musuh, famili
atau lain orang, seneng atau
susah, bentji atau suka d a n lainlain pasangan jang bertcntangan,
hanya ia p a n d a n g .
s a m a , sehingga boleh anggap
dirinja djadi satu dengan semua

machluk, manusia ataupun bin a t a n g , orang jang demikian


kaadaannja jang sudah diliputi
oleh kebenaran, kapan lakukan
pekerdja'an atau perbuatan, dir i n j a sendiri tidak dapat ketarik
atau
tersangkut, karena apa
j a n g ia berbuat bukan tersurung
oleh keinginan dan hawa nafsu
j a n g muntjul dari dirinja sendiri,
h a n j a djalankan sadja j a n g djadi
kewadjibannja
menurut titah
dari Dirinja jang lebih tinggi,
j a n g terkenal sebagai Seng:, N u r
Illahi, R o h Sutji atau Krishna,
j a n g bertempat dalam dirinja,
d a n selandjutnja pegang pimpinan atas segala p e r b u a t a n n j a
D j a d i n j a terlebih dahulu orang
mesti lakukan Sankhya karena
h a n j a dengan djalan meditasi
d a n djernihkan pikiran barulah
orang dapat tindas segala hawa
nafsu d a n keinginan j a n g bersifat
r e n d a h . Dalam ini tindakan
terhitung djuga kemustian akan
lepaskan atau undurkan diri
dari segala pekerdja'an, sebegitu
d j a u h jang mengenakan kepcnt i n g a n n j a sendiri.
T e t a p i seperti
duluan Sri
Krishna sudah terangkan segala
a p a d a l a m d u n i a musti bergerak
d a n bekerdja, tidak satu machluk j a n g d a p a t tinggal diam
selamanja, karena hukum kodrat
61

Fat
mcmastikan semua harus berlaku giat dan actief, b e r h u b u n g
dengan adanja itu m a k a sesuatu
orang pun harus bergerak, han j a bedanja m e n d j a l a n k a n Sankhya - Yoga p u n j a pergerakan
mengikuti pada H u k u m dari
kebenaran sehingga meskipun ia
bekerdja keras setiap hari, sama
d j u g a seperti tidak b e r b u a t a p a a p a karena pikirannja tinggal
tenteram tidak d a p a t digontjang
oleh rasa kuatir atau takut, d a n
tidak dapat dibikin gembira oleh
- kemenangan, k e u n t u n g a n d a n
hasil j a n g bagus, atau dibikin
menesal oleh kegagalan, karena
a p a j a n g ia k e r d j a k a n tidak
menjangkut p a d a dirinja sendiri
j a n g hanja sebagai alat dari
R o h Sutji. Demikianlah sesudahn j a f a h a m k a n Sankhya dengan
s e m p u r n a . ia nanti d a p a t pelad j a r i pokok aturan sedjati untuk
lakukan Yoga. M a k a itu d u a
m a t j a m peladjaran meskipun kel i h a t a n n j a bertentangan, sabet u l n j a satu r u p a s a d j a .
Krishna bilang lebih d j a u h :
8 - 10. Seorang b e r i b a d a t j a n g
mendjalankan
Sankhya - Yoga
meskipun setiap hari antero angg a u t a t u b u h n j a bekerdja, seperti
melihat,
mcndengar, meraba,
m e m b a h u , m a k a n , bergerak, ti62.

V.
d u r , bernapas, bitjara dan lainlainnja, sebenarnja tidak melakukan apa - a p a , karena h a n j a
b a d a n n j a sadja j a n g bergerak
d a n bekerdja, sedang IA sendiri
tidak perduli pada hasil atau
k e s u d a h a n n j a pekerdja'an itu,
karena tidak m e m p u n j a i kepentingan lagi bagai dirinja sendiri
tidak akan terlibet, seperti itu
d a u n terate tidak akan basah
karena air.
11. Demikianlah k a u m Yogi
j a n g m e n d j a l a n k a n Yoga d a n
sudah lepaskan segala kainginan,
akan d a p a t k a n N i r w a n a , itu ket e n t e r a m a n j a n g s a m p u r n a , maskipun b a d a n , pikiran, pribudi
d a n p e r a s a ' a n n j a tinggal bergerak
terus, karena ia lakukan
itu h a n j a untuk bikin dirinja
lebih bersih atau sutji.
12. I t u orang b u d i m a n j a n g
tidak h a r e p k a n
hasil dari perbuatarsnja, nanti d a p a t k a n ket e n t e r a m a n j a n g kekal, sedang
orang-orang bodo j a n g bekerdja
akan sampaikan kainginannja
a t a u h a r a p k a n hasil, bikin dirinja terdjiret terus-menerus oleh
kedjengkelan dan kasusahan.
13. D e n g a n tekat tidak akan
lakukan a p a - a p a orang b u d i m a n

Fat. V .
tinggal d i a m dengan sabar d a n
tenteram dalam ia p u n j a K o t a
j a n g berpintu sembilan bad a n n j a sendiri j a n g m e m p u n j a i
scmbilan lobang, atau babasa
djawa disebut b a b a l i a n howo
songo" dengan tidak bergerak
atau menimbulkan. p e r g e r a k a n .
Bag. II
Sebelumnja meneruskan ini
peladjaran lebih d j a u h sekarang
kita hendak terangkan lebih dahulu, biihwa kereta perang Ard j u n a ditarik oleh tiga ekor
kuda jang djadi l a m b a n g d a r i
tiga m a t j a m sifat j a n g d a l a m
bahasa Sanskrit dinamakan Sattwa, R a d j a s , Tamas, a r t i n j a :
Penerangan, Kainginan, dan Pen j e r a h a n . Bila ini tiga ekor kuda dikemudikan oleh Kuravva,
j a n g djadi symbol d a r i hawa
nafsu daging atau manusia p u n j a sifat bagian rendah, sehingga
digunakan untuk maksud tidak
baik, itu tiga sifat lantas berub a h mendjadi kegelapan, Keserakahan, d a n kematian. Sebalikn j a djikalau itu tiga ekor kuda
kendalinja dipegang oleh R o h
Sutji atau manusia p u n j a sifat
bagian tinggi itu tiga sifat m e n d j a d i K a ' a l l a h a n , Ilham d a n
Pengorbanan melepaskan segala b a r a n g dunia.

D j a d i n j a w u d j u t dari itu tiga


sifat d a p a t berubah m e n d j a d i
baik,atau djahat, menguntungkan atau mcrugikan menurut
Keada'annja
jang
memcgang
k e n d a l i t j a r a n y a d ig unak a n.Dengan lain perkata'an kapan manusia m e n g a n d u n g t u d j u a n benar d a n d a p a t tindas itu h a w a
nafsu sehingga p e n g h i d u p a n n j a
terpirnpin oleh Roh Sutji, ini
tiga sifat akan menolong banjak
bagai k e m a d j u a n n j a .
Sekarang d a l a m p e m b i t j a r a ' a n
dengan A r d j u n a , Krishna beber
satu Resia K c b e n a r a n jang a m a t
besar d a n penting j a n g memet j a h k a n satu kenjata'an j a n g
a m p i r tidak diketahui d a l a m
pengertian u m u m ; segala perbuatan manusia berasal dari itu
tiga sifat - Sattwa, Radjas, T a mas, baik j a n g dilakukan dalam
tingkatan tinggi ataupun ditingkatan r e n d a h . Tegasnja : ditingkatan atas a n t a r a orang - orang
b u d i m a n , itu Sattwa m e n d j a d i
sebagai penerangan, sedang pada
golongan orang bodo mendjadi
kegelapan. I t u Radjas, j a n g pert a m a m e n d j a d i sematjam Ilham
a t a u a n d j u r a n akan melakukan
p e r b u a t a n baik d a n sutji, sedang
j a n g belakangan menimbulkan
kascrakahan j a n g m e n d j a d i pokoknja segala k e d j a h a t a n . Begi63

Fat. V.
tupun itu Tamas, bagai jang
pertama orang budiman ada
sebagai pengantar untuk lepaskan segala iketan dunia, sedang
bagai jang belakangan o r a n g
bodo hanja inembawak mereka ke kematian. Ini tiga sifat
ada djadi penggeraknja manusia
p u n j a kemadjuan evulisie. M a k a
itu maskipun benar Sri Krisiina,
atau pun sang daging, a d a d j a d i
p e n g a n d j u r , tapi dua-dua bukan
Fentjipta atau Induk dari itu
Perbuatan, d a n begitupun itu
perbuatan sendiri, atau buah kesudahannja, tidak turut pegang
pimpinan.
I t u segala p e r b u a t a n serta
hasil atau b u a h n j a berasal dari
sifatnja itu o r a n g - o r a n g j a n g
b e r b u a t . Djadi terangnja, ,,manusia sendiri jang m e m e g a n g
kuasa atau pikul tanggungan
atas apa jang ia b e r b u a t . " Kalau t u d j u a n n j a m e n u d j u ke djurusan tinggi, achirnja ia akan
ketemukan Sri Krishna, j a n g
bantu
pimpin
p a d a n j a dan
membikin itu sifat m e n d j a d i
baik, dan memberi pengaruh
hingga maksudnja d a p a t lekas
t e r t j a p a i . Sebaliknja kalau tud j u a n n j a bersifat rendah, sehingga itu tiga sifat ada dibawah kekuasa'annja Sang daging
atau hawa nafsu chewani me64.

rekapun m e n g a n t a r manusia kedjurusan kekeliruan dan kaduka'an.


U n t u k d j a u h k a n diri dari kesesatan d a n kekeliruan,, kenali
perbeda'an tulen d a n palsu, menjingkir dari kagelapan d a n
dapatkan
penerangan,
itulah
masing masing orang harus berichtiar
dengan t e n a g a n j a sendiri.,
14. T u h a n j a n g m e m e r e n t a h kan d u n i a ini, kata K r i s h n a ,
tidak lahirkan itu pikiran untuk
a d a k a n wakil a t a u p e r a n t a r a ' a n ,
tidak timbulkan pergerakan djuga tidak p e r n a h h u b u n g k a n pergerakan d e n g a n b u a h n j a . H u k u m a l a m m e m e g a n g kekuasa'an
dan m e n g a t u r segala a p a .
15. S e g a l a orang p u n j a p e r buatan,baik atau jahat.tidak
diterima a t a u ditolak oleh T u h a n . Pribudi ada terliput oleh
"kabodoan, dan
l a n t a r a n itu
maka manusia telah menjasar
djalan.
16. B a r a n g siapa sudah d a p a t
m u s n a k a n kebodoan dengan gunakan pribudi jang ada dalam
dirinja, j a l a h nanti t e r i m a kag u m i l a n g a n n j a p e n e r a n g a n sebagai m a t a h a r i , j a n g m e m b i k i n
ia d a p a t lihat p u n t j a k n j a itu
kesutjian,

Fat, V .
I 7 . K a p a n sudah d a p a t masuk, herdiam, memikir bersudjut
d a n bergerak didalam kerohanian, orang nanti djadi bersih dari
segala kadosa'an sehingga dapat
terbebas dari kematian, karena
ia pcrgi dengan tidak perlu
balik kembali.
P e n d j e l a s a n : Dalam agama
H i n d u dan Buddha a d a bitjarakan soal bikin manusia terbebas
d a r i kematian, tetapi ini bukan
bcrarti hendak mertgadjar kesaktian atau kasutjian sehingga
manusia jang hidup didunia,
selatna-lamanja tidak dapat mati. Itu ,,kabebasan dari kemat i a n " jang dimaksudkan jalah
ichtiar akan bikin roh manusia
tidak usah saben - saben balik
kembali ke dunia dengan pakai
badan baru, karena menurut
H u k u m Alam apa j a n g terlahir
mesti mati apa j a n g tertjipta
mesti musnah, sehingga sebegitu
lama manusia masih terlahir terus-menerus, ia selalu djadi barang p e r m a i n a n n j a malaikat El
M a u t . Dan Roh manusia sabansaban terlahir l a n t a r a n ketarik
p a d a dunia ini oleh hawa nafsu
keinginan, maka siapa j a n g dapat menindas h a w a nafsunja dan
tjoba bikin dirinja tidak terseret
oleh segala pergerakan, itu pe-

narik djadi
ilang tenaganja,
sehingga ia tidak perlu lagi
berdiam di dunia kasar ini. U n tuk m a n a ia mesti menggunakan badan kasar j a n g m u d a h
musnah.
18. Seorang b u d i m a n , kata
Krishna, m e m a n d a n g sama rata
p a d a satu B r a h m a n a j a n g sutji
atau satu budak j a n g paling
hina, sampi satu gadjah, ataup u n satu andjing, lcaum Pariah,
j a n g paling hina, masih dipandang sama sadja seperti polongan
j a n g berderadjat paling mulia
19. Sekalipun masih h i d u p
d a l a m dunia ini itu orang bisa
imbangi pikirannja sehingga d j a di sama rata, sudah d a p a t alamkan djuga ketentreman Sorga.
Itu R o h sutji j a n g m e n e m p a t i
dirinja, kepada siapa ia berlindung,bebaskan ia dari kadosa'an,
20. Dengan pikiran tetap tidak bergontjang lagi, ia j a n g
sudah kenal p a d a R o h sutji tidak bergirang kapan d a p a t k a n
a p a - apa j a n g m e n j e n e n g k a n ,
tidak berduka k a p a n ketemukan
a p a - a p a jang tidak enak.
21. L a n t a r a n sudah tidak ketarik lagi oleh segala perhu-

F a t . V.
b u n g a n diluar, hanja d a p a t k a n
kcsencngan dalam dirinja sendiri
j a n g sudah bersatu dengan sifat
K a ' a l l a h a n , maka itu
orang
b u d i m a n bisa alamkan kcberkahan kekal.
Pesmdjelasara : Soal m e m a n dang sama rata pada manusia
dari segala d e r a d j a t , pintar atau
bodo, mulia a t a u hina, sutji atau
m e s u m ; dan p a d a segala rnachluk besar atau ketjil, kuat atau
lcmah, inilah sifat budiman paling tinggi j a n g tjotjok dengan
H u k u m A l a m . Bukankah itu
m a t a h a r i mcmberi panas d a n
terang pada segala isi bumi dengan tidak ada j a n g terketjuali?
Pertjoba'an
akan
pandang
tinggi j a n g satu dan anggap
reii'dah pada j a n g lain, pastilah
membikin timbangan m e n d j a d i
berat sebeiah d a n timbulkan keinginan akan berfihak, m e r a p a t lean atau m e n d j a u h k a n . Dengan
m e m a n d a n g dan beilaku sainarata, seorang budiman bikin dirinja tidak ketarik atau terikat
pada segala p e r h u b u n g a n luar,
d a n kapuasan j a n g
ia d a p a t
hanja dalain dirinja sendiri dengan b e r h u b u n g itu R o h sutji.
Inilah
membikin
Nabi - n a b i
sanggup hadepkan segala m a t j a m
gangguan dan kesangsara'an de66.

kesabaran d a n ketentengan
reraan tidak berwates, karena
d a l a m dirinja sendiri a d a tersedia itu tenaga resia j a n g menghibur dan membesarkan hati,
j a n g tidak d i p u n j a k a n oleh serabarang orang j a n g kurang tinggi
batinnja,
22. O h , A r d j u n a ! kata Sri
Krishna, itu segala kasedepan
j a n g b e r h u b u n g dengan t j i p t a ' a n
dunia kasar, ada djadi bibit
dari k a d u k a ' a n , karena a p a jang
ada p e r m u l a ' a n n j a , mesti ada
djuga p e n g h a b ; s a n n j a , maka dianganlah mentjarik kasenengan
atas a p a - a p a j a n g tidak kekal.
?3. Barang siapa j a n g selagi
masih h i d u p d a l a m d u n i a ini,
d a p a t merdikakan dirinja dari
b a d a n kasar d a n itu kekuatan
j a n g terlahir dari keinginan dan
hawa nafsu, jalah boleh dibiiang
sudah sampai p u n t j a k kasutjian
dan harus d i a n g g a p b e r u n t u n g
24. Barang siapa d a p a t merasa b e r u n t u n g dan bergirang
seria d a p a t k a n segala penerangan didalam dirinja sendiri
j a l a h ada satu Yogi, j a n g dapat
bersatu dengan Roh sutji hingga
d a p a t k a n ketentreman N i r w a n a
j a n g kekal.

F a t . V.
25 - 26. Itu orang-orang bud i m a n jang hidupnja j a n g melulu dalam Rohani hingga tidak
dipengaruhi lagi oleh Sang daging. jaitu d a p a t musnalcan tegala kedosa'annja, dan pegang
prentah atas dirinja, serta gunakan pcnghidupannja untuk kebaikan segala machluk, jalah
_ nanti dapatkan Nirwana j a n g
kekal.

27. Itu Nirwana dari kehidupan kekal berada dekat dengan


mereka j a n g sudah dapat kenali
dirinja sendiri. jang sudah dapat
menjingkir dari keinginan d a n
hawa nafsu, serta sutjikan pikirannja j a n g didjaga dengan
betul.
28. Sesudahnja dapat rnemutuskan hubungan kada'an diluar
tjiptanja telah berada diantaranja kedua kening a l i s napasnja bekerdja di a n t a r a leher
serta berdjalan rata o!ch orang
j a n g bidjaksana dikatakan : dapat p a d a m k a n nafsu indrija,
pikiran dan tjiptanja, tclah len j a p rasa kuatirnja, hanja j a n g
ditudju kabebasan kckal.
29. Siapa j a n g sudah kcnal
padaku, kata Krishna, sebagai
pentjipta dari segala machluk,

dan jang terima dengan girang


itu pengorbanan dan siksa'an
diri j a n g manusia suguhkan untuk aku jang menguasai semuanja alam dan d j a d i sahabat se
gala machluk ialah sudah termasuk dalam ketenteraman j a n g
kckal.
Dari utjapan ini ternjata, men u r u t anggapan Krishna, m a nusia jang hendak m e n t j a h a r i
kasutjian ada merdika~akan mem i l i h d j a l an dan atur sendiri,
Ban ia Tidak anggap j a n g satu
ada lebih baik d a n m u l i a dari
j a n g Iain, kalau~sadja dilakukan
dengan sudjut dan sungguh hati
hingga dapat kenal dan bersatu
p a d a n j a , karena Krishna ada
satu R o h sutji, penjipta dari segala machluk, d a n Pemegang
prentah atas semua d u n i a .
P e n d j e l a s a n : Dari a p a j a n g
dituturkan diatas, ternjata Krishna tidak m e n g a d j a r akan orang
tjoba tjarik kesutjian dengan
djalan menjiksa diri, karena dianggap itu m a t j a m kabiasa'an
tidak lebih tinggi dari orang
j a n g mentjarik kasutjian h a n j a
dengan mcditasi a t a u g u n a k a n
pikiran sehat. T e t a p i K r i s h n a
tidak menjegah itu p e r b u a t a n .
Segala orang, kata Krishna, bo67.

Fat. V .
leh atur menurut t j a r a n j a sendiri akan d j a l a n k a n itu Hukum
K a b e n a r a n . M a k a apabila satu
m u r i d atau orang beribadat
anggap ada djadi kewadjibannja
untuk sangsarakan atau siksa
d i r i n j a sendiri supaja dapat tindas hawa nafsu d a n keinginann j a , Krishna pun n a n t i bilang :
,,biarlah ia lakukan i t u " siapa

68.

j a n g sudah ambil putusan dengan sungguh hati akan merdikakan ia p u n j a b a d a n dan perasa'an dari p e n g a r u h n j a keingin a n , hingga bisa d a p a t kabebasan dan terkabul m a k s u d n j a ,
j a l a h selandjutnja akan terluput
dari kernustian uniuk sabansaban terlahir d a n meninggal
dunia.

Fasal VI.

1. Dalam fasal ini Sri Krishna


beri keterangan tcntang pelad j a r a n Sankhya - Yoga dengan
u n d j u k djuga bagian - bagian
j a n g lebih luas supaja orang
m u d a h djalankan itu ilmu dalam
praktik. Lebih dahulu Krishna
tetapkan apa j a n g berulang-kalih
ia telah utjapkan dalam fasalfasal jang lalu, jaitu : Barang
siapa lakukan sematjam perbuatan sekedar untuk sampaikan
a p a j a n g djadi kaharusan atau
kewadjibannja, jalah sudah boleh dinamakan satu Sannyasi
atau satu yogi.
Pendjelasan
Sannyasi ada
orang p e r t a p a ' a n jang menolak
akan lakukan sesuatu perbuatan,
sedang Yogi biasa djuga dipand a n g sebagai seorang p e r t a p a ' a n
j a n g lakukan sesuatu pcrbuatanperbuatan- b e n a r . Satu Sannyasi
tidak pernah lakukan u p a t j a r a
s e m b a h j a n g a n atau menjalahkan
api guna sembahjang. T e t a p i
orang j a n g tidak suka djalankan
segala m a t j a m aturan atau upatjara sembahjang, kalau tidak
sungguh hati lepaskan diri dari
segala m a t j a m p e r b u a t a n , jalah
bukan Sannyasi sedjati.

MENALUKAN D I R I ,
B a g , I.

2. J a n g d i n a m a k a n menolak
akan berbuat itulah termasuk
pada golongan Yoga, dan seorang j a n g belum bisa singkirkan kainginan akan bikin apaapa, tidak bisa mendjadi satu
Yogi.
3. U n t u k seorang b u d i m a n
j a n g mentjari Yoga pergerakan
hanja sebagai alat akan d a p a t kan maksudnja, dan kapan itu
maksud sudah tertjapai, katenteraman pun dinamakan sebagai
alat atau tjara akan pegang
teguh t u d j u a n n j a .
4 - 6 . K a p a n seorang j a n g
sudah tidak ketarik p a d a h a w a
nafsu daging atau nafsu melakukan pakerdja'an, lantas singkirkan kainginan akan b e r b u a t
apa - a p a - formatife will
dalam bahasa Sanskrit Sanlcalpa
djikalau d a p a t demikian barulah boleh dibiiang ia telah
bertachta di dalam Yoga.
P e n d j e l a s a n : Maskipun ini
peladjaran h a n j a sebagai pengulangan atas apa jang sudah banjak disebut dalam fasal j a n g
lalu, tetapi kita anggap perlu
69.

Fat, V I .
diturunkan pula disini, akan
bikin pembatja mcngarti terang
sifatnja itu ilmu Sankhya Yoga
j a n g ainat penting, tapi tidak
m u d a h akan didjadjaki sampai
didasarnja kapan tidak didjehukan dengan p a n d j a n g lebar.
Pokok terutama j a n g harus diketahui jaitu ilmu Sankhya dan
Yoga tidak d a p a t dipisahkan.
Menjingkir dari sesuatu perbuatan atau melakukan Sankhya
d a n melakukan p e r b u a t a n
atau ikuti tjara Yoga ada
serupa sadja.
H a l tinggal sudjut dengan katentreman, jaitu Sankhya p u n j a
sifat j a n g tidak berbuat, itulah
ada djadi djuga p u n t j a k j a n g
paling tinggi j a n g orang dapat
sampaikan dengan m e n d j a l a n k a n
Yoga, karena soal m e n u d j u k a n
pikiran meditasi setjara
benar atau bersudjut akan mentjahari katentremau setjara jang
bersih hanja d a p a t disampaikan
dengan djalan Yoga, p e r b u a t a n
b e n a r j a n g d j a d i sebagai djalanan j a n g m e n g a n t a r sampai
untuk pada Sankhya, jaitu alat
akan dapatkan p e n g e t a h u a n Rohani tinggi j a n g berachir Nirwana atau K e t e n t r c m a n Baka
Supaja dapat lakukan meditasi
atau tudjukan pikiran kedjurusan j a n g tinggi haruslah orang
70.

lepaskan
segala keinginannja
sehingga kapan berbuat apa-apa
ia tidak pikir sama sekali akan
sampaikan atau puaskan hawa
nafsu sendiri,
maskipun apa
j a n g ia lakukan ada menjangkut
p a d a urusan d u n i a . Inilah ada
apa jang
Krishna namakan
,,Bertachta di d a l a m Y o g a " .
Sekarang Sri Krishna member! keterangan bagai m a n a manusia harus menakluki diri sendiri, karena ini ada tindakan
j a n g penting sekali bagai siapa
j a n g hendak mendjalankan Sankhya-Yoga. T e t a p i lebih dahulu
harus diketahui b a h w a apa j a n g
manusia anggap sebagai ia punja
, , d i r i " sebetulnja ada d u a : j a n g
r e n d a h d a n j a n g tinggi. Supaja
tidak m e m b i n g u n g k a n d a n mudah dikenali p e r b e d a ' a n n j a , kita
namakan
sadja
,,diri biasa"
untuk j a n g r e n d a h , dan diri
s c d j a t i " untuk j a n g lebih tinggi.
M a n u s i a j a n g kena dipengh a i u k a n oleh p a n t j a d r i j a dan
berbagai-bagai anggota atau alat
d a l a m b a d a n n j a j a n g menimbulkan
hawa nafsu, lantaran
ketarik atau
terikat p a d a ini
dunia, selalu tertolong akan naik
ketingkatan lebih tinggi oleh itu
Diri Sedjati, j a n g djadi sebagai
sahabat, sedang sang Diri Biasa
a d a d j a d i sebagai musuh j a n g

Fat. VI.
mcnjegah dan menghalangi maksudnja untuk pegang prentah
atas diri sendiri.
7. Diri Sedjati dari seorang
j a n g sudah dapat taluki dirinja
j a n g biasa dan hidup tentrem,
kata Krishna, tinggal tidak berubah t e r h a d a p dingin d a n panas,
seneng
dan susah,
terhormat
dan terhina
8. I t u Yogi jang tclah punjakan pribudi dan pengetahuan
dengan tcguh hingga tidak dapat lergeser lagi, serta antero
nafsu d a n p e r a s a ' a n n j a sudah
ditaluki jalah dapat tjotjoki atas
segala
keada'au
sehingga scgurnpul tanah, batu atau mas,
ia p a n d a n g satu r u p a sadja."
9. Mulialah itu orang j a n g
m e m a n d a n g dengan tidak berfihak p a d a sahabat atau musuh,
sanak atau orang asing baik dan
d j a h a t , tjinta dan bentji.
10. I t u Yogi Orang j a n g melakukan Yoga tinggal sendirian d a l a m t e m p a t n j a j a n g sutji,
dengan pikiran dan dirinja sud a h ditaluki sehingga terbebas
dari ketemaha'an, kainginan dan
pengharepan akan
d a p a t atau
trima a p a - a p a .

11 - 1 2 . Dalam satu t e m p a t
bersih, dengan pilih k e d u d u k a n
jang terpisah untuk ia sendiri,
jang lctaknja tidak terlalu tinggi
atau
terlalu rendah, terbikin
dari kain jang terlapis kulitnja
mendjangan hitam dan r u m p u t
Kusha, disitulah ia bersila akan
kumpul pikirannja supaja t e t a p
menudju kedjurusan j a n g tinggi,
sambil taluki perasa'annja d a n
bcrsihkan dirinja dalam mendjalankan Yoga.
I 3 - 1 4. Dengan badan, kepala
dan leher tegak, tetap d a n tidak bergerak, m e m a n d a n g lurus
kedjurusan hidung dengan m a t a
terbuka j a n g seperti tidak melihat atau perdulikan
sesuatu
apa, biar
duduk akan ingat
pada K u , tjotjoki diri d a n terima ilham dari Aku d e n g a n
pikiran jang tentrem, tidak kcnal takut, dan tetap pegang
tcguh
ia punja sumpah dari
Brahinachari mcnindas hawa
nafsu dan tidak akan menikah.
15. Satu Yogi dengan ini tjara
te 1 ah dapat bersatu sama sang
Diri Sedjati, serta dapat tilik
atau pegang perentah atas pikirannja sendiri, jalah akan dapatkan itu katcntreman kckal,
p u n j a k a n itu berkah jang paling
71

Fat. V I .
tinggi Nirwana j a n g
dapat dalam dirinja.

ter-

P e n d j e l a s a n : Dalam ini peladjaran Krishna kasih u n d j u k


bahwa beliau, sebagai R o h Sutji
atau N u r Illahi, ada djadi tud j u a n dari segala oraisg j a n g
hendak mentjahari berkah keselamatan j a n g kckal, untuk dapatkan itu berkah, orang boleh
lakukan r u p a - r u p a tjara d a n
beliau tidak larang kapan orang
tindas atau taluki dirinja dengan gunakan p a n t a n g a n segala
m a t j a m , dan b a h k a n orang j a n g
tclah bersumpah sebagai Brahmachari, itu p e r b u a t a n dipudji
dan d i b e n a r k a n . T e t a p i sebaliknja Krishna p u n ada undjuk lain
dialanan jang lebih b a i F ' u a n
sempurna d e n g a n a p a seorang
iang suduit d a n sanggup mendjaga pikirannja akan d a p a t l a n
ketenteraman kekal Han persatukan dirinja d e n g a n bciiau. K n s h ,na, jaitu Roh Sutji j a n g bcrtempat dalam dirinja manusia.
Bag

II.

Seperti telah diterangkan dal a m bagian kesatu Krishna tidak


m e n j e g a h orang u n d u r k a n diri
d a r i d u n i a sambil lakukan pant a n g a n atau penjiksa'an diri se-

72

perti kebiasa'an b e b e r a p a golon g a n dari k a u m Yogi, j a n g bert a p a d a l a m satu p e r d j a n d j i a n


a t a u s u m p a h a n akan menebus
kadosa'an dan sutjikan diri sup a j a terlepas dari libetannja
K a r m a . T e t a p i b e r b a r e n g den g a n itu Krishna u n d j u k d j u g a
d j a l a n j a n g lebih baik, j a n g lebih praktis, akan d i g u n a k a n
dengau u m u m oleh orang-orang
j a n g ingin taklukan diri dan hawa nafsunja, j a i t u m u r i d - m u r i d
jang hendak t u r u t itu d j a l a n a n
untuk mejakinkan p r i b u d i den g a n mengikuti Sankhya Yoga
setjara j a n g K r i s h n a a d j a r . Ini
t j a r a akan menaluki a t a u memegang p r e n t a h atas diri sendiri d a n tindas h a w a nafsu, j a n g
d i n a m a k a n T u h a n p u n j a Discipline a t u r a n m e m e g a n g kaberesan dari Allah - j a n g harus
d i t u r u t dengan betul ada di
t u d j u k a n untuk segala orang.
Krishna terangkan pada Ardjuna
seperti d i b a w a h ini :
16. Ilmu Yoga bukan untuk
d i d j a l a n k a n oleh seorang j a n g
biasa d a h a r m a k a n a n terlalu
b a n j a k , a t a u terlalu sedikit
berpuasa liwat batas d a n dem i k i a n p u n oleh orang j a n g terlalu gemar t i d u r a t a u j a n g keliwat suka b e r d a g a n g .

Fat.
17. Ilmu Yoga melenjapkan
segala matjam rasa sakit atau
duka tjita untuk siapa jang bisa
kira-kira dan berlaku sepantasn j a dalam hal makan dan senangkan hati, adakan aturan
jang beres dan tentu dalam
hal kerdja, tidur dan bangun.
Dari utjapan diatas orang
dapat lihat Krishna tidak naen j u r u h orang bertapa. asmgkan
diri dari segala urusan dunia,
menjiksa diri dengan rupa-rupa
pantangan. Beliau hanja mengadjar supaja dalam segala
hal makan, tidur, bangun,
bekerdja, senangkan badan dan
pikiran orang harus berlaku
k i r a - k i r a dengan aturan jang
pantas.
Kelihatannja ini peladjaran
a d a sederhana sekali bahkan
boleh dibilang ampir sesuatu
orang sudah tahu atau pernah
dengar, karena nasehat akan
berlaku sederhana dan mengenal
batas dalam segala perkara, ada
diadjar oleh Nabi-nabi, Guruguru dan Filosoof atau achliachli kasehatan dari hampir
segala bangsa. Dan biasanja sem a t j a m peladjaran jang sudah
terkenal dan diketahui oleh sem u a orang, tidak begitu dihargakan lantaran dipandang seba-

VI
gai peladjaran rendah dan mudah. Tetapi kapan diusut lebih
djauh sigera djuga lantas ternjata untuk bisa mengenal batas
atau
berlaku kira - kira dalam
segala perkara atau perbuatan,
tidak
sembarangan
manusia
sanggup djalankan dengan betul.
Tidakkah banjak
orang j a n g
bergadang sampai tiga malam
lantaran terdjurung oleh nafsu
kainginan
akan dapat tahu
achirnja satu tjeritera jang ia
sangat ketarik untuk membatja?
Bukankah banjak orang lebih
lceras bekerdja dari biasa lantaran ingin madjukan dagangan
atau perusaha'annja? Ini seinua
tidak d a p a t dibilang lain dari
pada turuti nafsu dan kainginan!
K a p a n sesuatu orang suka
periksa perbuatan dirinja sendiri,
lantas ternjata bahwa itu kamestian akan mendjalankan satu
aturan jang tetap dan pantas
dalam hal dahar, tidur, sedar,
tjarik kasenengan badan atau
pikiran, banjak sekali telah dilanggar, sehingga penghidupannja tidak beraturan sama sekali.
Waktu dapat makanan enak j a n g
paling disukai atau alamkan
hal jang menggirangkan, sering
kali orang dahar lebih banjak
dari biasa, sedang kalau dalam
kesal atau pikiran ruwet, atau
73.

Fat. VI.
m a k a n a n tidak tjotjok, orang
tidak nafsu akan d a h a r apaa p a , dan bahkan scring tidak
d a p a t tidur d j u g a .
D a n ini semua hal, j a n g dip a n d a n g lumrah oleh segala
orang, sebenarnja a d a dari lantaran u m u m n j a manusia menaluk atau (likendalikan oleh h a w a
nafsu d a n kainginan, sehingga
b u k a n ia j a n g m e n d j a d i T u a n
untuk pegang perentah d i r i n j a .
h a n j a sang diri dan h a w a nafsu
j a n g surph ia d a h a r banjak atau
d j a n g a n m a k a n apa-apa, tidur
enak atau terpaksa b e r d a g a n g
antero malam, lantaran dibikin
puas atau terganggu oleh pikiran r u w e t j a n g pokoknja tidak
lain dari kainginan j a n g tidak
tcrkabul atau gagal. M a k a barang siapa d a p a t tidur, d a h a r
seperti biasa maskipun h a d e p kan kasukeran heibat, a t a u tidak
suka d a h a r lebih dari j a n g perlu
selagi hadliri pesta p e r d j a m u a n
j a n g memberi kagirangan besar,
j a l a h harus d i p a n d a n g sebagai
seorang j a n g sudah m a d j u dalam kalangan kesutjian.
Itu perbatasan bukan h a n j a
d a l a m hal m a k a n , tidur d a n sad a r atau tjarik kasenangan b a d a n
d a n hati, tapi djuga d a l a m hal
b i t j a r a , m e n i m b a n g sesuatu u r u san d a n b a n j a k lagi lain - lain
74

soal, j a n g sering menggontjangkan nafsu manusia, hingga orang


j a n g masih r e n d a h djadi zeneuwachtig, gusar, gugup, bingung
dan setengah kalap, jang kasud a h a n n j a membikin ia terlibat
dari p e r b u a t a n j a n g a c h i r n j a
m e n d a t a n g k a n penjesalan, kedjengkelan d a n kesakitan. Siapakah manusia j a n g tidak pernah
menanggung
kchina'an, malu
dan mendongkol lantaran berlaku terlalu terburu nafsu ? I n i
semua pokoknja tidak lain lantaran belum d a p a t pegang penilikan atas hawa nafsu dan perb u a t a n n j a sendiri. M a k a siapa
d a p a t kendalikan diri hingga
naik ketingkatan tinggi dengan
djalan Meditasi j a l a h akan terbebas dari kesakitan j a n g timbul dari p e r b u a t a n sesat lantaran tidak m a m p u taluki diri
sendiri.
18, Sri Krishna bersabda pula : . K a p a n ia p u n j a pikiran
j a n g sudah terkendali, d i t u d j u kan untuk mendengarkan titahnja sang Diri Sedjati, sehingga
terbebas dari segala kainginan,
orang j a n g demikian d i n a m a i
,,dapat tjotjoki d i r i n j a " .
19. Sebagai djuga itu pelita
j a n g terlindung dari t i u p a n n j a

Fat.
angin apinja menjalah dengan
tidak berkedipan, dernikianpun
seorang alim j a n g sudah d a p a t
taluki pikirannja nanti tinggal
tenteram di dalam itu Yoga
j a n g berada p a d a iapunja D i r i
Scdjati".
20. Dengan djalan melakukan
Yoga ia punja pikiran dapat
dibikin a m a n dan tenteram, dan
dengan mengenal p a d a iapunja
Diri Scdjati, achirnja ia mend a p a t kapuasan.
21-23. Satu kalih iapunja pikiran j a n g djernih (reason) j a n g
terbebas dari perasa'an badan
(senses) sesudahnja dapatkan itu
kebcrnntungan paling tinggi
N i r w a n a dan bertempat di
situ, ia tidak nanti bisa berlalu
pula dari itu penghidupan j a n g
scdjati, karena tidak ada keberuntungan lebih besar dari itu;
ia tidak dapat bergontjang biar
pun dalam kesukaran dan kaduka'an j a n g paling heibat, itu
pertjeraian atau putus hubungan
dengan kaduka'an atau kesakitan, itulah j a n g dibilang Yoga,
j a n g harus dipegang teguh d a n
keberanian j a n g tetap.
2 4 - 25. Lepaskan semua, tanpa ada satu pengetjualian itu

VI
segala angan-angan j a n g terlahir
oleh Sankalpa kainginan untuk bikin apa - apa d a n pikiran inenjcgah gerakan dari
hawa nafsu perasa'an b a d a n j a n g
hendak datang berkumpul dari
kuliling f i h a k . Demikianlah scdikit demi sedikit ia akan dapat ketenteraman j a n g bcrdasar
atas pikiran djernih d a n hati
tetap. Satu kalih sudah ambil
putusan akan b e r k u m p u l dengan
sang Diri Sedjati, biarlah ia
d j a n g a n pikir a p a - a p a J i a g i .
26. Saban kali itu pikiran
mulai bergontjang atau bersangsi
mesti lekas ditarik kendalinja
supaja selalu tinggal d i b a w a h
penilikannja sang Diri Sedjati.
P e n d j e l a s a n : Seorang j a n g
lagi bertindak akan mengikuti
itu djalanan d a r i kesutjian, p u n
d a p a t djuga berhenti d a n m u n dur-madju, karena hawa nafsu
jang timbul d a r i perasa'an bad a n telah naelolos dari tali ikatannja dan scret p a d a n j a akan
mengedjar b a r a n g d u n i a d a n turuti itu kainginan dari sang
nafsu. M a k a ia perlu mesti lantas taluki pikirannja saban kalih
hendak beruntak, tarik p a d a n j a
kedalam supaja menaluk kembali
p a d a kckuasa'annja R o h a n i j a n g
75.

Fat.
djadi ia punja Diri Sedjati.
27. K e b e r u n t u n g a n jang paling tinggi N i r w a n a ada
djadi b a g i a n n j a itu orang alim
j a n g berpikiran tenteram dan
tabeat nafsunja tinggal anteng
tidak melakukan satu kadosa'an
sehingga ia m e n d j a d i satu dengan K a k e l a n n j a T u h a n .
28. Siapa j a n g sudah tjotjokan
dirinja setjara demikian, dan
singkirkan segala kadosa'an, dengan m u d a h d a p a t alamkan itu
kaberkahan tidak achirnja, j a n g
terdapat lantaran berhubung pada R o h Sutji j a n g kekal.
P e n d j e l a s a n s U d j u n g atau
t u d j u a n j a n g achir dari SankhyaYoga, j a l a h terbebas dari segala
kadosa'an dan bersatu dengan
Diri Sedjati, Seng atau N u r
Illahi, j a n g t e r d a p a t dalam dirinja sesuatu manusia.
29. Itu sang diri j a n g sudah
dibikin sampurna oleh Yoga
nanti melihat i a p u n j a Diri Sedjati, didalam segala machluk,
dan itu segala machluk kelihatan d j u g a didalam Diri Sedjati,
hingga d i m a n a - m a n a ia d a p a t kan p e m a n d a n g a n serupa.
30. Siapa j a n g melihat A k u "
76.

VI
b e r a d a d i m a n a - mana d a n lihat
djuga segala apa d i d a l a m Aku
p u n j a diri, j a l a h tidak n a n t i terlepas pegangannja p a d a A k u " .
31, Siapa j a n g sesudahnja
m e n d a p a t itu persatuan, memudja p a d a k u dengan m e n j i n t a dan
berlaku satu r u p a p a d a segala
machluk, jalah hidup d a l a m Aku
p u n j a diri, biar tjara a p a djuga
ia m e n u n t u t p e n g h i d u p a n n j a .
32. Barang siapa j a n g dengan
p e r a n t a r a ' a n n j a itu persama'an
j a n g a d a p a d a i a p u n j a Diri
Sedjati, m e m a n d a n g sama rata
pada segala a p a j a n g menjenengi atau menjakiti, j a l a h boleh
dibilang ada satu Yogi pcn g a n u t Yoga j a n g s a m p u r n a
P e n d j e l a s a n : M a k s u d lebih
djelas dari ini peladjaran adalah
demikian : T u h a n a t a u
Roh
Sutji berada di segala machluk
dan benda jang
tertjipta di
dunia ini, maka siapa j a n g sudah
m e n d j a d i satu p a d a T u h a n , ia
nanti melihat j a n g ia p u n j a Diri
Sedjati berada
pada
segala
machluk seperti djuga itu segala
machluk berada dalam dirinja
sendiri, j a n g bersifat K a ' a l l a h a n .
D a n satu kalih itu orang sudah
melihat Sri Krishna di segala

Fat.
machluk d a n benda jang djadi
t j i p t a ' a n n j a T u h a n , d i d a l a m alam
dari penghidupan jang amat
luas, itulah t a n d a n j a ia sudah
m a d j u djauh sekalih. dan persat u a n n j a dengan itu Roh Sutji
d j a d i begitu s a m p u r n a hingga
tidak dapat terlepas pula, seperti
air jang sudah djadi satu den g a n lautan,
Seorang j a n g sudah bersatu
dengan Roh Sutji sehingga dapat
menjinta dan berlaku satu rupa
pada semua machluk, jalah sud a h h i d u p dalam Ka'allahan,
meski apa d j u g a agama atau
kepertjaja'an j a n g ia kandung
a d a berbeda dari lain lain kaw a n n j a j a n g sudah naik ke itu
tingkatan paling tinggi.
!
T u d j u a n Agama meskipun kulitnja berlainan, didalam sarinja
ada satu rupa, jaitu mentjahari
T u h a n , j a n g bukan lain dari
mengenali ia punja Diri Sedjati,
karena sesuatu inauusia sudah
dibekeli itu
Seng atau Nur
Illahi jang bertempat dalam dirinja, dan semuanja satu rupa
jaitu menggegiun sifatnja T u h a n .
D a n satu kalih ia sudah kenali
p a d a itu Diri Sedjati segala kesenengan d a n kesusahan dunia
tidak d a p a t bikin pikirannja
djadi tergerak, dengan demikian
ia m e n d j a d i satu Yogi j a n g sam-

VI
purna, karena ia sudah d a p a t kan itu ketentrernan N i r w a n a .
Bag. III.
Itu peladjaran j a n g diberikan
oleh Krishna seperti dituiurkan
dalam fatsal j a n g lalu, a d a begitu tinggi sehingga tidak sembarangan orang d a p a t djalankan. Sesuatu p e n g a n u t atau muricl j a n g mulai mcngindjek Djalan U t a m a , mesti m e n d j a g a
supaja dirinja tidak d a p a t langgar atau dipengaruhi oleh segala
kedjadian j a n g m u n t j u l dari
perbuatannja lain-lain machluk,
biarpun itu perbuatan bagaimana heibat merugikan atau menjakitkan padanja, selagi itu
gontjangan menerdjang ia pun j a pantjadrija atau sifat kasar
ia p u n j a badan atau p u n ia p u n j a
miiik dunia. Dalam p e l a d j a r a n
ini terletak rahasia besar d a r i
ketjinta'an, kesabaran, m e n a h a n
sengsara dan lain-lain sifat atau
kebetjikan jang timbul dari Pribudi, jang berwudjut di d a l a m
Krishna, itu Seng atau R o h
Sutji itu Kristus jang berte'mpat dalam dirinja manusia, pada
siapa manusia harus persatukan
dirinja dengan djaian Meditasi
clan lakukan "kewadjiban akan
perentah diri m e n u r u t a t U r a n
atau H u k u m dari K e A l l a h a n _

77.

Fat.
Divine Discipline . O r a n g
j a n g telah dapat b e r b u a t demikian ia tidak tanggung sangsara
atas apa j a n g kedjadian atas
dirinja lantaran perbuatan-perb u a t a n lain lain machluk. T e t a p i
j a n g bersangsara h a n j a ia p u n j a
d j a s m a n i atau b a d a n kasar, sedang ia punja R o h a n i atau
b a d a n sedjati tidak sekali menanggung atau mcrasai a p a - a p a .
Inilah sebabisja maka biar apa
d j u g a jang akan d a t a n g p a d a
dirinja baik atau d j a h a t , ia angg a p satu rupa sadja, d a n t r i m a
itu dengan perasa'an j a n g tidak
berbeda'an.
T e t a p i ini m a t j a m peladjaran
membikin djcrih d a n tawar p a d a
h a t i n j a Ardjuna, j a n g a n g g a p
sama sekali tidak nanti d a p a t
terlaksana akan manusia bisa
sampai ke itu tingkatan untuk
menaluki diri dengan demikian
sampurna, hingga tidak p u n j a
lagi perasa'an bagai segala kesangsara'an, kesakitan, k a h i n a ' a n
d a n kasukaran j a n g m e n j e r a n g
p a d a dirinja, karena k e a d a ' a n
demikian membikin musna sama
sekali p a d a manusia p u n j a sifatsifat biasa j a n g m e n u r u t natuur, j a n g selamanja mengand u n g perasa'an gusar, terhina,
tidak puas, ingin membalas d a n
sebagainja, untuk sesuatu kela-

78.

VI.
kuan tidak pantas atau menjakiti
j a n g orang t i m p a h k a n atas dirinja dengan setjara tidak adil.
A r d j u n a a n g g a p menusia tidak
nanti d a p a t m e m p u n j a i itu ketentreman d a n kesabaran hingga d a p a t tinggal diam, tidak
merasa kaget
a t a u terkedjut
p a d a waktu hadepkan ketjilaka'an, kerugian, k e h i n a ' a n , penindasan j a n g heibat, d a n lainlain nasib buruk j a n g d a t a n g n j a tidak dikctahui lebih dah u l u . P e n g h i d u p a n manusia lasiinnja d a l a m segala tingkatan
atau lapisan hidup terdiri h a m pir sa'anteronja dari pergerakan
dan pengedjeran untuk d a p a t k a n
salah satu maksud atau t u d j u a n ,
dan inilah membikin ia d j a d i
giat bekerdja dan timbul nafsunja akan berichtiar tidak putusnja. Bukankah ini tjara pengh i d u p a n manusia, j a n g sudah
disetudjui u m u m , sangat bertentangan dengaia sifat-sifatnja j a n g
Krishna pastikan berulang kalih
sebagai sari d a r i watak m a n u s i a
j a n g sedjati ?
A r d j u n a merasa tidak sanggup
t u r u t p e l a d j a r a n ini lalu m a d j u k a n p e r n j a t a a n demikian :
33 - 3 4 . Aku d a p a t k a n pelad j a r a n untuk tinggal tenteram
dan tetap hati d a l a m segala ma-

Fat. V I .
tjaro k a ' a d a ' a n , tidak d a p a t didjalankan, lantaran pikiran manusia sclalu tidak dapat diam,
bcrgontjang dan bergerak dengan kcras, bandel dan tidak
m u d a h ditaluki, sehingga aku
merasa sama djuga sukarnja sepcrti hendak bikin diam angin
j a n g sedang mcniup keras.
\35. Krishna m e n d j a w a b : Mcmimg betul pikiran selalu tidak
dapat diam dan sukar ditaluki,
tapi ini masih dapat djuga dilakukan kapan dengan sabar dan
giat orang mclatih akan prentah
diri d a n singkirkan segala kainginan.
36. Yoga memang sukar diperoleh oleh seorang jang belum
bisa pegang penilikan dengan
rapi atas dirinja sendiri; tetapi
itu penilikan atas diri sendiri
dapat dilakukan kapan orang
tudjukan kegiatannja kedjurusan
j a n g benar.
Sesudahnja pikirkan soal ini
lebih djauh, A r d j u n a merasa
kctarik oleh pendapat dan perasa'an, bahwa untuk dapat taluki
dengan sempurna, pastilali p a d a
kebanjakan orang harus mengambil tempo d j a u h lebih lama
dari p a d a satu kali penghidupan

sadja dari lantaran sukar dan


beratnja mendjalankan peladjaran itu. M a k a A r d j u n a m a d j u kan pula pertanjakannja :
37 - 39. K a p a n seorang j a n g
menaruh k a p e r t j a j a ' a n pada Yoga, tapi tidak d a p a t d j a l a n k a n
dengan betul sampai djadi sempurna, lantaran pikirannja belum dapat ditaluki hingga ichtiarnja djadi gagal, b a g a i m a n a kah nanti nasibnja orang itu.
Apakah ia akan
kahilangan
K a r m a baik dari segala pengetahuan rohani j a n g ia telah dapatkan dengan djalankan sebagian dari itu Yoga ? T j o b a l a h ,
O h , Sri Krishna, singkirkan
sama sekali kesangsianku ini,
karena tidak a d a lain, ketjuali
Paduka sendiri j a n g d a p a t musnakan kesangsian ini.
4 0 - 4 2 . D j a w a b n j a Sri Krishna : Ketahuilah, manusia j a n g
lakukan kabenaran tidak n a n t i
mengindjak djalanan ketjilakaan, baik d a l a m dunia, m a u p u n
di penghidupan j a n g akan datang\ Ia tidak nanti djadi kapiran untuk selama-lamanja. K a pan sudah meninggal d u n i a ia
nanti sampai di dunia halus
tempatnja roh-roh dari manusia
jang lakukan p e k c r d j a ' a n baik
79

Fat.
tanpa pikirkan kepentingan diri
sendiri, jaitu j a n g d i n a m a k a n
Dewachan, atau Sorga. Disitulah ia nanti berdiam d a l a m banjak t a h u n , dan k e m u d i a n itu
orang j a n g telah gagal d j a l a n k a n
Yoga j a n g s a m p u r n a balik kembali kedunia dan terlahir a n t a r a
keluarga j a n g bersih dan mendapat berkah,. A t a u djuga ia
terlahir dalam keluarga jang
sudah d a p a t k a n t j u k u p penerangan rohani, maski d j u g a ini
m a t j a m kelahiran ada paling
sukar t e r d a p a t .
43 - 44. D a l a m t e m p a t kelahiran baru, j a n g b a g a i m a n a p u n
a d a lebih baik dari d a h u l u n j a , ia
akan d a p a t k a n kembali itu sifatsifat j a n g d i e m p u n j a i d a l a m
penghidupan j a n g lalu dan bekerdja pula akan d a p a t k a n kes e m p u r n a ' a n . T a n p a merasa lagi
ia akan ketarik oleh kebiasa'an
jang ia telah d j a l a n k a n dahulu,
jaitu keinginan jang keras akan
d a p a t k a n Yoga, d a n ini n a n t i
d j u r u n g k a n p a d a n j a akan m a d j u
dan mentjari
keselamatannja
sendiri.
P e n d j e l a s a n : Ini keterangan
dari Krishna ada penting sckalih, karena dengan tegas diundjuk, djikalau d a l a m penghidu-

VI
pan sekarang orang tidak dapat
lantas bikin dirinja djadi semp u r n a , lantaran bertabiat lemah
atau kurang keras hatinja, ia
tidak nanti djadi kapiran, dan
b a h k a n segala p e k e r d j a ' a n baik
j a n g ia telah lakukan untuk dapat k e m a d j u a n batin nanti men g a n t a r p a d a n j a ketempat kelahiran j a n g lebih baik jaitu dia n t a r a keluarga j a n g tinggi keb a t i n a n n j a kalau bukan j a n g
sudah s a m p u r n a betul kerohan i a n n j a . Dalam ini t e m p a t baru
j a n g lebih lekas akan sampaikan
angan-angannja untuk dapatkan
k e s a m p u r n a ' a n . M a k a siapa gagal d a l a m p e n g h i d u p a n ini djangan menesal d a n putus harap a n . K a l a u sadja ia tinggal sud j u t d a n pegang t e t a p kemaua n n j a , di lain-lain penghidupan
satu w a k t u t e r t j a p a i d j u g a . T e n tang lekas l a m b a t n j a , itulah berg a n t u n g atas kegiatannja sendiri.
A c h i r n j a Sri Krishna t u n d j u k
a n t a r a berbagai - bagai djalan
a k a n dapatkan k a s a m p u r n a ' a n
jang p a l i n g b a i k sendiri jalah
djalan M e d i t a s i j a n g beliau tut u r k a n demikian :
45 - 46. Seorang Yogi j a n g
b e k e r d j a dengan giat, bersih dari
kadosa'an, m e m p u n j a i kasutjian
sempurna jang
d i d a p a t dari
,

Fat.
ichtiar d a n pengalamannja dalam banjak kelahiran, achirnja
nanti sampai didalam tudjuan
j a n g paling tinggi. M a k a seorang
Yogi a d a lebih besar dari seorang pertapa'an, dan bahkan
lebih besar dari golongan achliachli kitab sutji jang dinamakan
budiman, atau orang jang djalankan kwadjibannja terdiri dari
beberapa kemustian atau penuhkan sematjam p e r d j a n d j i a n , jaitu
j a n g biasa berkutetan tidak berentinja akan sutjikan dirinja.
M a k a itu masuklah ke dalam
golongan Yogi. Oh A r d j u n a !
47. D a n diantara semua Yogi
jang aku p a n d a n g paling sudjut
jaitulah j a n g m e m u d j a padaku
dengan penuh kapei t j a j a ' a n dan
tjarik keslamatan rohnja dalam
diriku.
P e n d j e l a s a n : J a n g dinamakan Yogi oleh Krishna bukan
golongan kaum
agama, hanja
segala orang jang lakukan ilmu
Yoga, jaitu mentjahari sesutjian

VI
batin dengan djalan meditasi
atau menggunakan pribudi j a n g
djadi pengantar dari perbuatannja.
Itu orang pertapa'an ascetic j a n g dimaksudkan disini,
jaitulah
golongan kaum j a n g
tuntut penghidupan dengan pakai segala m a t j a m p a n t a n g a n
dan menjiksa diri.
Dengan perkata'an orang budiman dimaksudkan achli-achli
kitab sutji Weda j a n g mereka
d j u n g d j u n g sebagai T u h a n .
Atas ini berbagai-bagai golongan, d a n demikian p u n golongan orang j a n g biasa bergerak akan lakukan p e r b u a t a n ini
d a n itu untuk sutjikan diri, itu
Yogi jaitu orang j a n g t j a h a r i
kemadjuan batin dengan meditasi dan pengalaman mempunjai kedudukan j a n g lebih
tinggi, karena djalan j a n g ia
pilih ada paling lempeng dan
pendek, jaitu persatuan dengan
Krishna, itu Roh Sutji, Seng
atau Nur Illahi, j a n g membikin
ia terbebas dari p e n g a r u h n j a
segala gontjangan dunia.

81.

Fasal

VII. , K A WASP A D A ' A N

ROHANl
Bag. I

Dalam fasal ini Sri Krishna


lukiskan kafaedahan besar j a n g
orang bisa dapat dengan lakukan
meditasi, j a n g dapat m c ngenal Bcliau Krishna dengan setjara paling sempurna,
dan perkenalan itu hanja bisa
didapat kapan
orang
sudah
mempunjai itu Ivawaspada'an
djiwa, jaitu dapat m c m b c d a k a n ,
mcmilih dan mengcnali betul
pada apa jang dinamakan P e ngetahuan K e k a l " j a n g tidak
nanti dapat
tertjapai oleh seorang jang Djiwanja
belum
sempurna. M a k a barang siapa,
dengan djalan
meditasi,
bisa
dapatkan
kesutjian
Djiwanja,
hingga ia terhitung murid dari
Sri Krishna atau
djadi Initiatiatte Inwijden,
Mahatma
atau Lo - han - nistjaja ia akan
dapatkan djuga pengetahuan paling tinggi j a n g d j a d i pokok
dari segala pengetahuan serta
sifatnja kekal dan sempurna,
hingga tidak ada satu apa lagi
j a n g ia tidak dapat tahu. Segala
keterangan nanti
datang dari
Krishna, jang bertempat didalam sesuatu manusia hingga b e gitu lekas murid itu mulai sampai kasedaran djiwa j a n g sem-

82.

purna, itu Pikiran


Sutji
Divine M i n d lantas mengalir
dalam
dirinja sendiri seperti
air pantjuran jang tcrbuka sumbat nja.
Dibawah
ini
Sri
Krishna
utjapkan pendapatnja :
1. Sambil lakukan J o g a , dengan pikiran rapat padaku dan
berlindung
dalam diriku, oh
Ardjuna, tidak usah disangsikan
pula kau akan kenal padaku sa'
anteronja, dan aku pun dapat
dengar djuga segala perkata'an
ma.
2. Aku hendak terangkan padamu pengetahuan ini dan pribudi sclcngkap-lengkapnja, jang
mana kapan kau sudah dapat
tahu, tidak satu apa lagi jang
kau peladjari.
3. Antara ribuan manusia,
djarang ada satu jang mau bergulat, akan sainpurnakan dirinja : dan antara itu orang-orang
jang sudah
bergulat dengan
beroleh hasil hampir tidak ada
satu jang kenal padaku sampai
dibagian j a n g paling halus.

Fat.
Perbandingan : Utjapan diatas sama maksudnja dengan
apa jang diutjapkan oleia Jesus :
Sempit adanja itu pintu, tjiut
adanja djalanan, dan hanja sedikit orang jang dapat sampai
disitu". Ini menundjukkan kasukarannja untuk orang mentjahari kasampurna'an.
Kemudian Sri Krishna tuturkan bagaimana sifat dirinja :
4. Dirilui ini ada terbagai
mendjadi dclapan matjam, jaitu
Bumi, Api, Air, Angin, Ether,
Pikiran, Budi, dan Mengutamakan diri Egoisme dalam
bahasa
Sanskrit
dinamakan :
Ahankara, Inilah ada sifatku
Prakerti jang bagian sebelah bawah.
5 - 6 Ketahuilah olehmu, aku
punja Prakerti jang lebih atas,
lebih haluj jang djadi sifat dasar,
dari penghidupan, dengan apa
alam ini ditundjang, inilah tempat penjipta segala machluk.
Akulah ada itu sumber dari segala apa jang tertjipta di segenap alam dan djuga tempat
dari mereka punja kemusna'an.
7 - 9 . Tidak suatu apa jang
lebih tinggi dari aku, semua tali

VII.
terikat padaku sebagai djuga
serentjing mutiara jang terontje
di selembar benang. Akulah ada
itu kasedapan jang terdapat di
dalam air, itu sinar jang bergemilang didalam rembulan dan
matahari, dari doa - doa di dalam kitab - kitab agama, itu
suwara dan utjapan sutji terdapat didalam geteranja ether,
dan telah tjiptakan kegagahan
dan kekuatan di dalam manusia.
Itu kaharuman jang bersih dari
tanali, kagumilangannja api, kahidupannja segala machluk, dan
kekerasan hati dari orang-orang
pertapa'an jang pantang dirinja,
ini semua adalah sifat-sifatku !
10. Kenalilah padaku, oh A r djuna, sebagai bibit jang kekal
dari segala machluk. Akulah
sang
budi jang
diampunjai
orang-orang budiman, kamuljaan dari segala apa jang bersifat
mulia.
11. Dan akulah ada itu tenaga kekuatan jang terdapat
pada orang-orang jang kuat dan
gagah jang dapat singkirkan kemauan dan hawa nafsunja. Aku
bertempat dalam segala machluk
dengan tidak mengandung ka
inginan jang bertentangan pada
kewadjibanku.

83.

Fat.
Pendjelasasa : Dari penuturan diatas, Krishna adalah sifat
dari alam, sumber dari segala
penghidupan, itu T h a y Kek Im
Yang jang djadi pokok dasar
dari antero benda dan machluk,
hingga segala apa kasar dan
halus, jang tertampak di dunia
ini, semua ada djadi satu bagian dari Krishna, jang sifatnja
di bagian rpndahan atau kasar
dilihat d i m c jang mudah
ngerti jang terdiri dari delapan
matjam, sedang j a n g
sebelah
atas, jang mcmegang kuwasa dan
mentjiptakan penghidupan dan
tertampak atas segala apa jang
indah dan berharga didalam
alam.
Djadinja
keterangan
dari
Krishna sifat dirinja, membuat
penganutnja gesuatu matjam agarna dapat menerima
menurut
artiannja sendiri. Itu T a o dari
L a o Tze, Seng dari K h o n g T j u ,
Nur Illahi dari M o h a m m a d a n ,
Kristus dan
R o h Sutji dari
orang Kristen, atau Kabenaran
- Dharma dari agama Buddhist semua tcrkumpul dan tergabung didalam Krishna, j a n g
berteinpat dalam segala~apa j a n g
bagus dan indah didaerah natuur atau perbuatan manusia,
didalam d o w a - d o w a dan utjapan
sutji dari orang j a n g sembah-

84,

VII.
j a n g akan tjarik keslamatan, ditengah
kasudjutan, dan pantangan keras dari itu orangorang perlapa'an, dan sebaginja
pula. Inilah tenaga jang djadi
pendjurung dan penggerak atas
pekerdja'an manusia itu sifat
Yang jang
telah
timbulkan
pergerakan berhubung dengan
evolutie dari segala machluk.
T a p i sebelahnja itu terdapat djuga sifat-sifat dari Yin,seperti ternjata dari ini utjapan:
12. Itu segala sifat-sifat jang
menjotjoki, jang giat, jang malas
atau pendiarn, ini semua pun
berasal dari aku; bukan aku
didalam mereka, hanja mereka
berada didalamku.
Itu ,,tiga sifat" j a n g termaksud diatas, jang dinamakan Sattvva Penerangan Radjas
Keinginan dan
Tamas
Kemalesan atau sifat tidak pcrduli ada djadi tenaga j a n g
tersembunji didalam manusia,
tapi wateknja bisa berobah djadi
baik atau djahat menurut djalanan j a n g orang
pilih dalam
penghidupannja.
13. Itu tiga matjam sifat m e m bikin antero dunia kliru kenal
padaku, sedang sebenarnja aku
berada lebih atas dari itu tiga

Fat, V I I .
sifat dan aku selamanja tidak
dapat musnah !
14. Anggepan kliru tentang
diriku, jang disebabkan olch itu
tiga matjam sifat, amat sukar
untuk manusia mengarti. Siapa
j a n g hendak datang padaku harus lintasi harus scdar dari
kekliruan ini.
15, Orang-orang djahat, jang
tersesat dan b o d o , jang gelap
dalam karohanian lantaran kenak dibikin tcrscsat olch Maja
jang berupa barang dunia, lebih
suka menudju ketcmpatnja iblis
dan menjingkir dari aku, jang
djadi penolong mareka
dan
djuru slamat satu-satunja.
P e n d j e l a s a n : Lantaran sifatnja Krishna tcrdapat dimanamana dan ia djadi pengandjur
djuga atas gerakan manusia,
maka banjak orang sudah keliru
dan tidak dapat membedakan
antara sifat Krishna dengan itu
T i g a matjam watalc jang terdapat dalam dirinja manusia.
Lebih tegas : banjak lcaum jang
sudjut agama sudah berlaku
tjupat, buas dan kedjam dengan
mengira itu perbuatan ada baik
dan sutji serta tjotjok dengan
mau atau titahnja Tuhan, sedang sebenarnja mereka hanja

mengikuti titah atau kainginan


dari hawa nafsunja sendiri, sedang Tuhan tidak tjampur satu
apa-apa atas itu segala matjam
perbuatan. Sa'antero dunia terdjiret oieh matjam kesesatan,
masing - masing
hanja sudjut
memudja pada apa j a n g mentjotjoki pada kainginan dan tabiatnja sendiri jang masih rendah, lantaran Krishna jang berada dalam dirinja sendiri sudah
terdorong kebclakang, dan orang
berbalik memudja pada Allah
jang palsu, jang bikin dirinja
semangkin djauh dari Krishna, hingga mereka kelelap semangkin dalam di tengah - tengah kakliruan dan kesesatan.
M a k a itu ada perlu sekalih
orang djalankan meditasi j a n g
nanti memberi Kawaspada'an
Rohani, karena inilah ada djalan jang paling pendek untuk
mengenal pada Sri Krishna.
Bag. II,
Seperti
sudah
diterangkan
dalam fasal jang lalu, Krishna
ada penjipta dari segala m a c h luk dan benda, didalam mana
ia berdiam dan bersedia akan
menolong pada siapa j a n g mentjahari dan dapat kenali padanja, jaitu orang-orang jang dengan djalan meditasi saring dan
85.

Fat. V I I .
bcrsihkan hatinja, dapat m e m punjai K a w a s p a d a ' a n D j i w a .
Tctapi diantara sckian banjak
orang jang tudjukan pikirannja
pada Krishna, j a n g dalam b e b e rapa agama dinamakan ,,mentjahari pada T u h a n " scbagian
besar telah m c n g a m b i l tindakan
keliru. H a m p i r semua orang
j a n g beribadat atau sudjut agama
mengandung
salah
satu
maksud untuk kauntungan dan
keselamatan dirinja sendiri. M a s kipun ini sikap Krishna tidak
tjelah atau pandang djahat, tapi
beliau tundjuk dengan djelas
bahwa itu bukan djalan j a n g
paling betul. D i b a w a h ini keterangan Krishna :
16 - 17. Antara o r a n g - orang
beribadat jang m e m u d j a p a d a ku, oh Ardjuna, boleh dibagai
mendjadi ampat g o l o n g a n : kesatu j a n g bersengsara atau tertindas keduka'an, kedua j a n g
hendak tambahkan ilmu pengatahuan, kctiga j a n g mengedjar
kauntungan, dan keampat orangorang budiman j a n g mentjahari
kabenaran. Diantara ini ampat
golongan hanja itu orang-orang
budiman ada jang paling benar,
karena mereka mentjahari pada
jang satu dengan d j u d j u r dan
lempang, tidak mengandung lain

86.

niatan lagi. Aku sangat ditjintai


oleh orang-orang budiman, dan
aku pun tjinta pada ia orang.
P e n d j e l a s a n : Banjak orang
djadi sudjut agama tjahari p e ngatahuan batin atau kemadjuan rohani, lantaran tertimpah
oleh kasukaran atau kaduka'an
dengan mengandung
harapan
kalau itu segala gangguan tidak
djadi lenjap sedikitnja akan dapatkan hiburan dan meringankan tindasan dari kesusahan.
A d a lagi jang fahanakan ruparupa ilmu batin dengan djalan
bertapa, berpuasa, tjiatjay, lakukan rupa-rupa pantangan dan
sebagainja, dengan mengandung
harapan ia nanti dapat m e m punjai rupa - rupa kepandean
imadjidjat, seperti dapat m e n g o bati orang sakit, hingga n a m a nja tersohor dan dipudja o r a n g ;
bisa djadi guru agama, dapat
panggil roll halus, dapat melihat
peruntungan dan lain-lain kaheranan jang membikin kadudukannja djadi lebih tinggi dari
lain-lain orang.
A d a lagi j a n g radjin sembahjang, sidekah atai menjuguh,
pada T u h a n , Dewa, T o a p e k o n g ,
Kramat dan sebagainja, atau
menderma pada orang miskin
dengan mengandung penghara-

Fat, V I I .
pan dari perbuatan ini ia dan
keluarganja diberi bcrkah keselamatan, pandjang umur, murah
rcdjeki, kekaja'an bertambah,
djauh dari penjakit dan lain-lain
kauntungan lagi. Ini tiga golongan tidak dianggap oleh Krishna, j a n g hanja hargakan pada
perbuatannja golongan
orang
budiman jang tjari kcmadjuan
roll an i atau lakukan perbuatan
baik dengan tanpa mengharap
pembalasan
atau
kauntungan
satu apa, hanja melulu kcbaikan
untuk sesama machluk. Itulah
sebabnja
maka
Sri
Krishna
berkata :
1 8 - 1 9 . Maskipun ini ampat
matjam perbuatan terhitung mulia, tetapi sikapnja orang-orang
budiman aku anggap tjotjok
sekalih dengan diriku, sebab ia
j a n g sudah persatukan dirinja,
selalu
tudjukan
perhatiannja
padaku, jang djadi sebagai djalanan jang paling tinggi. Kapan
sesudahnja banjak kalih terlahir
dan
mempunjai
pengalaman
atau pengatahuan tjukup, itu
budiman jang sudah penuh dengan pribudi, datang ketemui
aku ia bilang : Sri Krishna ada
dalam semua jang aku tjarik.
Orang jang sedemikian sudah
termasuk dalam golongan M a -

hatina jang dalam


rang diketemukan.

dunia

dja-

P e n d j e l a s a n : Orang j a n g sudah kenal pada Krishna sepenuh-penuhnja jaitu orang budiman jang kerohanian atau kesutjiannja sudah tempurna betul
jalah harus dinamakan, M a h a t ma, Meester atau Guru Sutji
jang tidak banjak didalam dunia. Sri Krishna menerangkan
pula :
20. Orang-orang j a n g pikirannja tidak tetap hatinja lantau
ketarik akan mentjahari kcmadjuan dengan mengandel pada
salah satu machluk sutji atau
dewa, untuk maksud mana m a reka djalankan
berbagai-bagai
upatjara atau kemestian lahir,
menurut sifat
dan tabeatnja
scndiri.
21. Sesuatu orang beribadat
jang bersudjut dengan penuh
kepcrtjaja'an pada itu matjam
pemudja'an
aku
pun bantu
menundjang dengan berikan p a danja kepertjaja'an j a n g tetapmantap.
22. K a p a n dengan kepertjaja'an tetap dan sudjut, ia m e mudja pada salah satu machluk

87.

Fat.
sutji atau dewa aku nanti berikan padanja keuntungan supaja
terkabul apa j a n g ia harap atau
inginkan.
23. Tetapi buah j a n g ia petik
bersifat fana : hanja berharga
untuk dipunjai oleh orang-orang
b o d o h . Pada itu
dewa - dewa
hiarlah datang orang-orang j a n g
tukang menjeaibah dewa, tapi
orang jang
bersudjut padaku
nanti mentjahari aku.

VII.
hati, maskipun j a n g dipudjz
bukan Krishna, tidak
urung
Krishna nanti
andjuri djuga
bahkan berikan gandjaran supaja terkabul apa jang diharap.
L e b i h tegas : K a p a n orang
m e m u d j a satu Kramat atau T o a
p e k o n g , a k a n ininta kauntungan,
berkah selamat, atau disembuhkan dari sematjam penjakit, dengan hati j a n g sudjut dan kapertjaja'an
penuh,
terkadang
pengharepannja itu dapat terkabul djuga, sebab H u k u m Ko~
drat W e t Natuur atau
sifat dari Krishna jang ada d i dalam natuur, memang sedia
akan menjambut atau menggandjar siapa j a n g bersudjut dan
Jceras kemauannja ( will power )
bukan me lulu dari mandjurnja
machluk sutji j a n g disudjuti. Ini
pengadjaran dari Sri Krishna
tjotjok dengan utjapannja Jesus
j a n g membilang : S i a p a m e mintak, diluluskan". Tetapi sudah tentu permintaan itu mesti
sudjut dan sungguh hati.

P e n d j e l a s a m : Sesuatu machluk jang dipudja, baik dinamakan Allah, G o d , Thian, atau


pun Dewa - dewa, Toapekong,
Nabi, Rasul, Ulia, Kramat atau
apa sadja kebanjakan ada disertakan upatjara-upatjara, d o wa,
sembahjang, penjuguhan,
dan lain-lain
sebagainja j a n g
bersifat lahir, belum terhitung
itu sekian banjak kemustian atau
pantangan jang pada sesuatu
agama atau
kapertjaja'an ada
berlainan aturannja, dan kebanjakan dari itu aturan-aturan i
Akan tetapi Krishna undjuk
hanja untuk mentjotjoki tabeat
djuga, buah jang orang petik
atau kasuka'annja si pemudja
dari ini matjam tjara, kebanjak*endiri, bukan sesungguhnja peran bersifat fana, jaitu tidak ke~
lu untuk kemadjuan batinnja.
kal,_hingga hanja berharga unTetapi djikalau mereka lakukan
tuk dipunjai oleh orang - orang
itu segala upatiara dan kamesb o d o . Dengan pergi pada satu
tian dengan sudjut dan sungguh
K r a m a t , Suhu, Kiaji atau D u 88.

Fat. V I I .
kun Sakti; m o h o n bcrkahnja
T o a p e k o n g atau pun minta pertolongan d o w a - d o w a dari pendita-pendita Pingster Gemente
dan sebagainja lagi, seorang jang
sakit memang
dapat dibikin
sembuh dengan tjara gaib, tanpa
pake obat doktcr, tapi untuk
berapa lama ? sebab tidak ada
j a n g sanggup bikin
manusia
tinggal hidup selama-lamanja,
tidak dapat mat), maka itu ke~
slarnatan jang didapat dengan
djalan ini sebenarnja tidak kekal,
hanja memuaskan untuk sementara waktu sadja, karena dilain
tempo itu orang mesti dapat
sakit pula, dan satu kalih ia
mesti mati djuga.
Demikian pun dengan pengharepan untuk dapatkan kekaja'an kauntungan dan sebagainja lagi, atau pun
mentjarik
ilmu untuk dapatkan kesaktian;
itu semua inemang terkadang
bisa didapat kapan orang giat
dan sudjut dengan sesungguhnja
hati.
Tetapi
bagaimanakah
udjung dan achirnja ? dimanakah pernah ada kekaja'an kekuasa'an atau kabruntungan dunia
jang selamanja tinggal kekal?
Dukun atau Suhu jang bagaimana mandjur djampe atau d o wanja untuk obati orang, toch
satu waktu ia sendiri katerdjang

penjakit jang tidak dapat disembuhkan hingga achirnja terseret ke lobang kubur.
Demikianpun
dengan
itu
orang-orang jang jakinkan agama
untuk tjarik hiburan atau karinganan dari kasusahannja. Kalau
tjukup sudjut tentu dapat tertjapai maksudnja; tapi tidak ada
tanggungan jang ia selama-lamanja terbebas dari itu matjam
gangguan. Di sembarang sa'at
dapat katimpah pula oleh lainlain matjam kasusahan dan kasedihan. Baru sadja, sesudah
dengar hiburan dari si tuan pendita, ia berhenti sedih meninggalnja suwami atau isteri, lain
waktu itu air mata mengutjur
pulah lantaran
mcninggalnja
ajah, ibu atau anak jang sangat
ditjinta, atau hadapi lain - lain
kemalangan. Satu waktu dagangan atau miliknja bisa ludes,
kembali ia akan terliput oleh
kasusahan dan kascdihan.
M a k a itu masldpun Krishna
tidak tjelah pada itu tiga golongan, tapi dengan djelas beliau
terangkan jang perbuatan itu
sebetulnja masih kurang benar
dan hasil jang dipetik dari situ
hanja berguna untuk orangorang b o d o .
Sebaliknja
orang budiman,
j a n g persatukan diri dengan
89.

Fat
Krishna, dapat punjakan buah
dari kesclamatan jang kekal, jaitu djalan berlaku sama rata
pada semua machluk, lepaskan
itu segala kainginan jang sia-sia,
lupakan diri sendiri, dan lakukan pekerdja'an atau kewadjibannja dengan tenteram dan
tidak berubah dalam segala matjam ka'adaa'n.
Orang j a n g
demikian sifatnja pastilah terbebas dari segala gangguan dunia,
hingga tidak perlu musti sudjut
memudja ini dan itu atau djalankan berbagai - bagai upatjara
lahir akan sarapaikan maksudnja.Lebih djauh Krishna bilang:
24. Orang jang b o d o h mengira aku ini jang tidak kelihatan,
dapat dipandang atau dilihat;
ia tidak mendusin atau kenali
pada aku punja stfat utama jang
tidak musna dan tinggal kekal
selama-lamanja.
25 - 26. Ini dunia jang tcrliput bandjir kasesatan tidak nanti
dapat tjarik atau kenali aku,
dan maskipun aku tahu segala
kedjadian jang telah liwat jang
sekarang dan jang akan. datang,
tapi tidak satu orang jang tahu
ka'ada'anku.
27. Dalam ini kakeliruan jang
90.

VII.
disebabkan oleh itu pasangan
jang bertentangan, jang terbit
'dari rasa ketarik dan ingin mendjauhkan, maka sekalian m a c h luk jang terlahir di dunia sa'anteronja berada dalam anggapan
keliru.
28. T e t a p i itu orang - orang
sutji, terbebas dari kadosa'an
hingga tidak dapat disesatkan
lagi oleh itu pasangan j a n g bertentangan, selalu m e m u d j a padaku dengan tetap dan setia.
29. Ia orang j a n g berlindung
dalam diriku, bergulat akan terbebas dari kelahiran dan kematian; ia orang tahu itu stfat
kekal, dan kenal antero dirinja
sendiri dan segala perbuatannja.
30. Mereka kenali aku sebagai pusatnja pengetahuan dan
berbagai - bagai benda didalam
natuur, sebagai itu D e w a - d e w a ,
dan sebagai Machluk - machluk
sutji j a n g biasa disernbahjangi,
maka mereka tjotjoki pikirannja
sehingga dapat kenali aku sedjelas-djelasnja biar pun sampai
wafatnja.
P e n d j e l a s a n : Banjak orang
jang m e m u d j a T u h a n sebenarnja telah m e m u d j a Allah palsu.

Fat.
tertjipta dari pikirannja sendiri
Jang terliput dalam kasesatan.
Ia kira Allah punja sikap berfihak, hingga suka lindungi keselainatan dirinja dan timpakan
ketjelaka'aii pada musuh-musuhnja. Saban kali petjah peperangan besar banjak kepala peinerentah dan rakjat dari ncgerinegeri jang berperang ber3embahjang di geredja, masdjit, dan
klenteng, akan minta diberi kamenangan. Ini semua lantaran
manusia terliput olch kasesatan
j a n g berasal dari itu pasangan
j a n g bertentangan, dari kainginan akan mendekati dan mendjauhkan. Jang dinatnakan ,,pasangan bertentangan'", jaitulah
rasa suka dan bentji, pro dan
anti, untung dan rugs, girang
dan duka dati lain-lain sebagainja, jang selalu menarik orang
punja perhatian sehingga mendjadi lupa clan tidak dapat
kenali pada Tuhan jang satu,
j a n g berada
didalam semua
benda dan machluk hingga ba~
rang siapa suka pada jang satu
dan membentji pada jang lain,
atau ingin rapat pada si A tapi
djauhkan diri pada si B atau
pikirkan kauntungan bagai satu
golongan dengan tidak perdulikan karugian bagai golongan
j a n g lain, orang jang demikian

VII.
sudah terang tidak kenali pada
Krishna, jang sifat atau wataknja tidak pernah berpihak atau
menjebelah, hanja bersedia akan
menolong dan mcnjelamatkan
pada semua.
Orang jang mengenal Tuhan
nanti mengenal djuga dirinja
sendiri, didalam mana Tuhan
bertempat. Berbareng dengan itu
ia akan kenal perbuatannja sendiri jaitu tidak nanti lakukan
pakerdjaan jang bertentangan
dengan
Hukum T u h a n jang
tidak pernah menjebelah dan
tidak pernah tjari apa-apa untuk
kepentingannja sendiri. Ia kenali Tuhan didalam segala benda dan machluk jang berada di
sekitar alam ini didalam itu
segala dewa - dewa, machlukmachluk sutji, toapekong, atau
kramat jang orang pudja, gemuruhnja ombak atau kresekannja daun - daun dan demikian
pun dalam berkobarnja api ha
rumnja bunga, menjanjinja burung atau berklipatnja kilap.
Tuhan berada didalam segala
ternpat, didalam segala apa di
hatinja sesuatu manusia !
Barang siapa dapat melihat
sifat dan kaindahannja alamnatuur serta dapat taruk harga dan tjinta dengan sansa rata
pada sekallan machluk jang hi-

91.

Fat. VII.
dup dan bersatu pada itu semua
tanpa membedakan dirinja sendiri, jalah tandanja sudah m c mengenal baik
pada Krishna,
pada itu Tuhan jang meliputi
alam ini dan penjipta dari sekalian machluk dan benda. Orang
jang demikian jang sudah berada

dalam kasutjian jang satnpur


na, jalah satu Buddha, seorang
jang
sudah dapatkan penera
ngan, jang tidak usah terlahir
pula ke dunia, hingga terbeba
dari kematian, dan berada da
lam ketentreman Nirwana jang
Maha Kekal.

-------------------------------------------------------

Fasal VIII. B E R S A T U K E P A D A ALLAH JANG K E K A L .


Bag.

1 - 2. Tudjuan dari Kawaspada'an Djiwa jang dibitjarakan


dalam fasal jang lalu untuk
terbebas dari kcmatian dan kelahiran, jang mcmbikin orang
bisa sainpai kcdalam keada'an
Nirwana, tidak dapat mati dan
Kahidupan Kekal. Didapatnja
ini keada'an jang penuh berkah
diiertakan berbagai-bagai nama
menurut
beberapa sifat jang
berlainan dari Krishna.
Nama - nama dalam bahasa
Sanskrit jalah Brahman K e kelan,
Adhyatma Pengetahuan tentang diri sendiri ,
K a r m a Perbuatan atau pergerakan , Adibutam Sumangat alam , Adidaiwa
Badan Rohani , jang membedakan sesuatu manusia dari
jang lain, dan jang terbungkus
dalam badan kasar jang mudah
rusak atau mati, dan djuga sematjam kurungan jang terdiri
itu tudju sifat dari badan manusia, dan Adiyajna Krishna
sendiri, jaitu R o h Sutji jang tidak terlahir
dan tidak dapat
mati, tinggal kekal selamanja,
dari semua machluk tcrtjipta.
Ardjuna madjukan pertanjakan tentang tjara bagaimana

orang
dapat mengenali dan
mempunjai itu berbagai-bagai
sifat, dan aturan apa jang didjalankan oleh orang-orang budiman untuk bersatu dengan
Krishna.
Djawabnja Krishna kapan diartikan dengan luas ada seperti
berikut :
3 - 5 Jang dinamakan Brahm a n jaitu seorang jang, dengan
bersatu sama Krishna, sudah
bisa sampai pada kesampurna'an
dan Kakekelan. Orang jang demikian kapan sudah mati akan
bertjampuran dengan Krishna
Adhiyatma berdiam dalam diri
manusia jang lebih tinggi, serupa
badan halus atau R o h kekal,
dan biasa digunakan djuga sebagai nama dari Krishna. K a r ma ada kahidupan jang sambung - menjambung dari machluk-machluk di dunia, gerakan
dan perbuatannja sudah ditakdirkan menudju dengan perlahan
ke tingkatan dimana itu Adhiyatma jang tersembunji akan
kasih undjuk sifatnja, sehingga
achiinja dapat sampai kedalam
kesempurna'an rohani, jaitu jang
dinamakan Brahma. Didalam

93.

Fat.
Karma ada terdapatHukum dari
sebab-sebab jang mcmbikin hidupnja manusia, dan tertjiptanja
segala machluk, jang saban kalih mati lantas terlahir kembali,
dalam mana Krishna, bertempat didalamnja, dengan bekcrdja sama aliran dari evolutie,
bikin itu machluk-machluk semua achirnja akan sampai kedalam
keada'an jang
sarapurna. Adhibutam ada sumangat Alam jang meliputi seluruh djagat, sari dari sifat K a '
allahan dan djadi djuga kahidupannja Krishna di dalam natuur,
jang tidak kelihatan, dan tersembunji dari pengetahnan atau
pengartiannja machluk-machluk
jang berbadan kasar. Adhidaiwa
itulah sematjam badan rohani
jang terdapat dalam dirinja sesuatu orang dengan mempunjai
tenaga mentjipta dari fihak lelaki sifat Yang dan memberi
kckuatan
penghidupan.
Adhiyajna ada Krishna sendiri,
atau ia punja personalitat, kepada siapa perhatiannja orangorang jang sudjut harus ditudjukan.
6. Lebih djauh Krishna berkata : Barang siapa jang dalam meditesi tudjukan pikirannja kepadaku sadja, kapan ia
94.

XIII.
! meninggalkan
badannja jang
kasar nanti masuk dalam tubuhku; itulah tidak usah disangsikan lagi. Sebaliknja, kapan pikirannja ditndjukan pada lain
fihak, ia pergi ka itu djurusan
jang lain, menurut scbagaimana
adanja pikirannja sendiri,
7. Dalam segala waktu haruslah tudjukan pikiranmu padaku
sadja, untuk maksud mana kau
harus berichtiar keras, berkelahi
dan bergulat. Kapan pikiran
dan sumangatmu sudah tetap
bersatu padaku, tidak usah disangsikan lagi kau nanti mentjahari padaku.
8 - 9. Kapan pikirannja sudah dibikin tetap dengan djalan
terus-menerus lakukati meditasi
tidak mengidar lagi akan kedjar
lain-lain hal, pastilah ia akan
sampai ka dalam tingkatan jang
paling tinggi dari karohanian.
Untuk maksud ini murid mesti
kumpul sa'antero perhatiannja
pada itu Satu jang Mengetahui
segala apa, dan kekal selamanja,
jang Paling tinggi, jang Paling
Ketjil dari segala apa jang kctjil,
dan paling besar dari segala
apa jang besar, jang menundjang semua, jang sifatnja tidak
inudah dipetakan dan bersinar

Fat. VIII.
sebagai m a t a h a r i jang menerangi djagat.
10. Barang siapa jang dengan
pikiran tidak d a p a t m e n j i m p a n g
dan kasudjutan j a n g tctap, k u m pul d i d a l a m meditasi sa'antero
tenaga dari k a h i d u p a n n j a ditengah dari kedua alisnja, disa'at
d j a m kematiannja nanti lantas
terangkat naik akan bcrkumpul
dengan Roh T u h a n j a n g Paling
Tinggi.
P e n d j e l a s a n : Itu perkata'an
,,kumpul sa'antcro tenaga dari
kehidupannja ditcngah dari kedua alisnja" barangkali dimaksudkan sematjam concentratie
atau mengumpulkan antero perhatian d a n pikiran dengan begitu sudjut hingga segala a p a
j a n g lain djadi tersingkir. Ini
d a p a t dimengarti oleh siapa jang
sering meditasi atau.,mengeningkan t j i p t a . Jesus p u n b i l a n g :
, , K a p a n kau bermata satu. sa'
antero badanmu akan penuh
dengan~Tjahaja T e r a n g , tidak
a d a satu bagian jang gelap.''
Ini u t j a p a n jang bersifat rahasia
barangkali mengandung artian
satu r u p a seperti u t j a p a n n j a Sri
Krishna diatas ini.
B a g . II.
1 1 - 1 4 . D a l a m fasal j a n g lain,

sudah ditundjuk djalan bagaimana harus diambil oleli orang


j a n g ingin bersatu dengan Krishna, jaitu wadjib tudjukan antero pikiran dan perhatiannja
ka satu djurusan sadja, baik dalam penghidupan schari - hari,
ataupun sampai disa'at penghabisan ketika ampir meninggal
dunia.
Sekarang Krishna terangkan
pula sifat jang membedakan itu
Dua Djalanan, jaitu j a n g menggunakan djalan bertapa dengan
segala p a n t a n g a n n j a , dan d j a l a n
meditasi. J a n g p e r t a m a berdasar pada aturan dari kitab sutji
Weda j a n g orang ikuti menurut h u r u f n j a dan p e n g a n u t n j a
mesti bersumpah m e n u r u t kamestian dari B r a h m a c h a r y a , sedang jang belakangan m e n u r u t
pcladjaran dari Krishna sendiri.
Itu dua d j a l a n a n dilukiskan,
jang satu sebagai Djalanan Terang dan j a n g lain D j a l a n a n
Gelap. Dengan m e n g a m b i l itu
djalanan terang, manusia d a p a t
mendjadi satu dengan R o h Besar
dan dapatkan K a s a m p u r n a ' a n
j a n g paling tinggi, d a n bila
meninggal lalu d a t a n g
pada
Krishna, d a p a t k a n N i r w a n a dan
tidak usah terlahir kembali atau
balik pada k u r u n g a n d u n i a j a n g
djadi tempat dari kesakitan dan

95

Fat.
kascdihan.
Kapan mengambil itu djalanan Gelap, orang jang gunakan
itu djalanan dengan sadjudjurhati dan turut dengan betul
titah titah dari kitab sutji Weda,
pun dapat naik
ketingkatan
tinggi. Untuk maksud ini ia harus bebaskan dirinja betul-betul
dari segala penariknja badan
dan daging, pikirannja terkumpul kedalam, kekuatan dan tenaganja ditempatkan di bagian
kepala. dengan berdiri tetap
dalam meditasi serta utjapkan
tcrus menerus itu perkata'an
sutji "Aum" jang mengandung
sifat resia sampai diachirnja iapunja kahidupan.
Tapi itu tingkatan tinggi j a n g
mereka dapatkan bukan ada
dipuntjak, bukan ada di tudjuan paling achir, jang dinamakan
Pari N i r w a n a " jang hanja didapatkan dengan djalan meditasi
jang sampai di kasampurna'an
paling luhur. Pengikutnja itu
Djalan Gelap hanja sampaikan
sadja pada lapisan jang paling
tinggi dari Dewachan, dari mana kapan sudah datang ternponja mereka mesti balik kembali
akan terlahir pula
ke dunia,
akan tjoba bikin dirinja terbebas
dari Karma, dari kemestian terlahir ke dunia dan memakai

96.

XIII.
badan kasar.
P e n d j e l a s a i i : Jang dinamakan Sorga terdiri dari beberapa
tingkatan dan dalam agama
Hindu dinamakan Dewachan,
jaitu sematjam alam halus dunia
dari angan-angan. Sesuatu orang
jang mengandung angan-angan
sutji untuk sesama manusia ataupun kasudjutan dalam agama,
kapan sudah mati mesti dapat
giliran akan masuk ke itu alam
Dewachan. Semangkin
mulia
dan sutji itu angan-angan dan
semangkin keras giat dan sudjutnja kctika hidup didunia,
semangkin tinggi kedudukannja
dalam
alam Dewachan jang
umumnja orang namakan sorga.
Tetapi Dewachan, maski jang
paling tinggi, masih lebih rendah dengan
Nirwana, karena
orang jang masuk di Dewachan
semua mengandung satu atau
lain keinginan dan pengharepan
Upama ia berbuat baik lantarar
ingin dapat sorga atau balesar
baik. Djustru ini kainginan nant
menjeret mereka balik kembal
ke dunia, karena bukan sadjs
kedjahatan, hanja kebaikanjanj
orang lakukan dengan harepai
nanti terima sematjam gandja
ran memestikan padanja akai
petik buah dari bibit lezat jang

Fat. V I I I .
ia sebar. Maka untuk dapatkan
Nirwana orang
mesti tindas
kainginan untuk terima balesan,
tidak boleh berfihak, djangan
membcntji atau menjinta, hanja
bcrlaku satu rupa pada semua
machluk menurut
kewadjibannja, hingga dirinja terbebas dari
K a r m a . Satu kali sudah terbebas dari pengaruhnja Karma,
ia tidak perlu terlahir pula ke
dunia, karena tidak ada utang
jang hat us dibajar, atau pembajaran dari orang lain jang
ia harus terima^ dengan demikian ia tidak hadepkan pula
kesakitan
dan kematian. Ia
mendjadi satu dengan Krishna,
dan dapatkan itu Nirwana, itu
katentreman jang paling kekal.
Lihatlah apa jang Krishna bilang :
15. Itu orang-orang sutji
Mahatma jang datang padaku, tidak akan terlahir pula,
tidak
akan berdiam lagi di
dunia jang penuh kesakitan dan
bersifat fana; mereka
sudah
pergi ke dunia dari kaberkahan
jang paling tinggi.
16 - 25. Biar bagaimana sudjut
orang djalankan titahnja kitabkitab sutji dari agama, dan bagaimana giat ia pegang prentah

dirinja, supaja selalu menuntut


penghidupan jang sutji ia tidak
akan sampai ke itu~Nirwana
kalau dalam hatinja masih mengandung sematjam kainginan.
Balikan kainginan akan terbebas
dari libetannja Karma pun djadi
halangan, maka seorang jang
djalankan Yoga menurut pengundjukannja Krishna, ia harus
lebih dahulu musnakan diri
sendiri", jaitu bikin dirinja seperti tidak ada, sambil bertjampur dan bekerdja beriama-sama
Krishna dengan tidak mengandung kainginan atau kapentingan satu apapun djuga.
26 - 27. Terang dan gelap,
inilah dua djalanau dunia jang
tidak ada habisnja. Dengan mengikuti pada jang satu orang
tidak usah kembali, dan pada
itu jang lain ia mesti balik
lagi ke dunia. Maka siapa jang
sudah tahu sifatnja ini dua djalanan, ia tidak usah bingung
untuk memilih Maka kau mesti
berpikiran tetap dalam segala
waktu, oh Ardjuna.
23. Itu hasil dari segala perbuatan baik jang ditundjuk dalam kitab Weda dengan djalan
sembahjang bertapa dan lakukan pantangan, dan djuga me-

Fat. V I I I .
ngamal, ini semua tidak dapat
mclebibi dari apa jang orang
budiman akan dapat dengan

djalan meditasi, jang membawa


padanja ketingkatan jang paling
tinggi dan paling sempurna.

--------------------------------------

98

Fasal

IX.

PELADJARAN

TERRAHASIA.
Bag.

A p a jang sampai begitu djauh


Krishna telah memberi peladjaran pada Ardjuna, hanja baru
sebagai permula'an sadja, dengan malcsud akan mentjoba
atau tjarik tahu apa pikirannja
sampai tjukup terang dan matang untuk torima peladjaran
Rahasia dari pengetahuan batin
j a n g lebih tinggi, jaitu Pengetahuan Rohani jang bcrdasar atas
Pribudi (kebidjaksanaan) AllahDevine wisdom jang mendjadi
pintu untuk dapatkan kasedaran
sempurna.
Sampai sebegitu djauh Krishna telah adjarkan pada muridnja ilmu pengetahuan untuk
mengenal Djalan Kesutjian dengan meditasi, bagaimana nanti
bekelai dan taluki diri sendiri,
musnakan pengaruhnja daging,
tangkap dan pendjarakan itu
berbagai - bagai alat perasa'an,
tudjukan perasa'an dan perhatiannja pada Sang Diri jang
abadi, jaitu Krishna atau Seng
j a n g berada dalam dirinja sendiri, ini semua peladjaran penting telah dimengarti oleh Ardjuna jang kasih tundjuk ia ada
murid jang sudjut sekali serta'
taruh kapertjaja'an penuh atas

I.

gurunja sehingga segala aturan,


tjara dan sifat peladjarannja, Ia
ikuti tanpa merasa sangsi dan
tjuriga lagi. Dengan demikian
Ardjuna kasih tundjuk dirinja
ada harga buat terima peladjaran lebih dalam, jang membikin
ia dapat mcngindjak itu Djalanan jang Paling Tinggi diterangkan oleh Krishna sedemikian :
1. Pada kau jang tidak bersangsi atau bertjuriga, aku akan
petjahkan ini Rahasia j a n g paling dalam tjampuran dari pribudi dan
pengatahuan, j a n g
nanti bikin siapa j a n g sudah
mengenal budi terbebas dari segala kedjahatan.
2. Inilah ilmu pengatahuan
jang paling mulia. Rahasia j a n g
paling tinggi. Alat p e m b e n i h a n
jang paling sempurna; dapat
lantas dibuktikan dan dimengarti karena mentjotjoki dengan
Dharma Kabenaran j a n g
mudah dilakukan, dan selamanja tidak akan musnah.
3. Orang - orang jang tidak
mempunjai kapertjaja'an dalam
ilmu pengatahuan, oh Ardjuna,

99.

Fat,
ia tidak nanti sampai padaku,
hanja balik kembali ke djalanan
jang mermdju ke dunia kcmatian.
P e n d j c l a s a n ; Dipandang dari fihak rohani, dunia dunia kasar ini inemang ,,dunia dari kcmatian" karena segala machluk
dan benda jang ada didalamnja,
sudah ditakdirkan akan lenjap
dan musna. M a k a peladjaran
batin tudjuannja selalu mengandjuri orang lepas atau rnendjauhkan dunia ini j a n g fana, tidak
kekal karena djalan ini satu-satuuja untuk terbebas dari segala
kesakitan, kasangsara'an, kaduka'an dan kematian j a n g tidak
dapai disingkirkan lagi oleh sesuatu manusia j a n g hidup dan
masih terikat pada dunia ini,
4. Dalam sifat j a n g tidak kelihatan aku memenuhi atau m e liputi segala apa j a n g ada dalam
ini dunia. Segala machluk ada
berasal atau bergantnng dalam
diriku tetapi aku tidak berdiam
dalam mereka.
5. Dan jang terlihat (gumelar) ini semua tidak berada dalam diriku meskipun aku ada
djadi penundjang itu semua,
karena aku ada djadi penjiptanja.
Demikianlah Rahasianja

100

IX.
peladjaran jang

paling tinggi !

6. Sebagai udara jang meliputi bumi berpokok atau mendapat kehidupan dan kelcuatan
dari Akasa eter ,
demikianlah semua machluk berasal
menarik kahidupan dari Aku
inilah kau harus ketahui.
Pendjelasasa : Seperti telah
diterangkan, Krishna ada itu
Roh Sutji, Seng, atau Nur Illahi
j a n g meliputi ini dunia dan berada dalam segala machluk jalah
ada penjipta atas segala apa
jang ada di dunia ini, tetapi
ia sendiri tidak terikat pada itu
machluk dan benda tjipta'annja,
jang semua bergantung padanja,
sedang Krishna sendiri tidak
tergantung pada satu apa djuga
ia merdika, dan maski demikian
besar kekuasa'annja,
meliputi
ini dunia dan penjipta dari segala machluk ia tidak kelihatan
dan tidak ketahuan kalau bukan
olch machluk-machluk sutji.
Krishna terangkan sifatnja lebih djauh :
7. Di achirnja sesuatu Kalpa
umur atau djaman dari ini
dunia segala machluk akan
balik dan masuk kedalam sifat
diriku j a n g sebclah bawah di-

Fat.
permula'an dari satu Kalpa, aku
tjiptakan kembali paka mereka.
8. Tersembunji di dalam Alam
Natuur jang djadi kepunja'anku sendiri aku tjipta dan
labirkan kembali itu sekalian'
machluk jang tidak berdaja, dengan pakai kekuasa'anku.
Pendjelasan : Satu
Kalpa
atau satu Djaman dari pergerakan dunia mengambil tempo
4,3.20.00.0,000 tahun,. pada waktu mana machluk-machluk di
tjiptakan untuk tjarik kemadjuan
dalam evolutie jang memberi
kasempatan akan mereka beladjar kasuljian kenalkan dan bersatu dengan Krishna. Di permula'an dari satu Kalpa bumi
ini hanja ditempati oleh machluk-machluk lemah dan tidak
berdjaja, seperti djuga anakanak jang barn pertama - kalih
masuk dalam sekolahan, tidak
dapat menulis atau membatja.
Di achirnja satu Kalpa jang
biasa djuga dinamakan Kiamat
satu hari Penghabisan Duma, itu
machluk - machluk jang sudah
dapat kemadjuan sampurna dan
dapat kenali Krishna, nanti balik kembali mendjadi satu pada
pokok asalnja, jang masih belum
sampurna akan disimpau sekuti-

IX.
ka lamanja untuk kemudian di
kii im kembali supaja dapat landjutkan
peladjarannja sampai
tamat. Tnilah apa jang dinamakan
Judgement D a y " atau
Hari Pemutusan, pada waktu
mana sesuatu manusia akan cliperiksa dipilih menurut tingkatan dan evolutienja
masingmasing dikumpul dalam golongannja sendiri.
Pada achirnja Krishna terangkan demikian :
9. Ini semua pckcrdja'an tidak mengikat padaku lantaran
bertachta di tempat jang paling
tinggi, aku tidak dapat ketarik
pada segala perbuatan jahg aku
lakukan.
10. Di bawah
penilikanlcu
Alam Natuur labirkan jang
bergerak dan jang tidak bergerak oleh sebab ini, oh Ardjuna,
maka dunia ini terputar terus.
P e n d j e l a s a n ; Dalam utjapan j a n g bergerak dan tidak
bergerak" barangkali dimaksudkan Yang dan Yin, jang dapat
djuga diar'ikan
,,Positif dan
Negatif" pergerakan antara ini
dua sifat, jang satu giat bergerak
dan jang lain pendiam, telah
bikin tertjiptanja segala machluk

101.

Fat. IX.
dan pergerakan atas alam ini.
Tetapi Krishna sendiri, jang sifatnja boleh djuga, diartikan sebagai / T h a y Kek atau Alaya,
tidak' turut ketarik dalam itu
gerakan, karena kedudukannja
lebih tinggi dari Yang dan Yin.
Manusia jang tjahari kemadjuan
rohani, harus berdaja akan dapat sampai pada Krishna, jaitu
tempat tinggi jang bikin ia terbebas dari segala karuwetan
dunia.
Bag.

II.

Dalam penuturah jang dimuat


dalam bagian Kesatu orang dapat tahu itu dua sifat jang diampunjai Krishna pertama sebagai Thay Kek atau Alaya,
jaitu pokok permula'an dan tudjuan achir dari segala machluk,
jang kekuasa'annja, dengan tidak kelihatan meliputi seluruh
alam; kedua, sebagai Seng, itu
Nur Illahi atau R o h Sutji j a n g
tersembunji atau bertempat dalam segala machluk dan benda
jang hidup. Dalam sifat pertama maski djadi penjipta dan
pemberi penghidupan, Krishna
terpisah dengan itu segala benda
dan machluk tjipta'annja; sedang dalam sifat jang kedua ia
djadi sematjam tjetakan atau
tjonto, bikin manusia djadi sa-

102.

ma seperti ia sendiri, hingga


itu segala machluk jang terlahir
atau tjipta'annja achirnja dapat
balik dan mendjadi satu ke dalam dirinja pula.
Tudjuan segala agama adalah
untuk menundjuk djalan supaja
manusia lekas dapatkan itu pcrsama'an dengan Krishna, karena
tanpa mempunjai sifat-sifat jang
serba satna dalam semua hal
persatuan tidak akan tertjapai
Tindakan jang paling sempurna
untuk dapatkan itu persama'an
jalah orang harus tjari dan kenali pada Krishna jaitu Seng,
R o h Sutji atau Nur Illahi jang
berada dalam dirinja sendiri,
orang mesti dapat dengar suwara, nasehat dan andjurannja
jang selalu mendjurungkan manusia ka dalam kasutjian. Dan
ini hanja dapat disampaikan
dengan meditasi, jaitu mengeningkan tjipta,
memikir biar
dalam dan saring ingatan supaja
djadi djernih betul.
Tetapi ada banjak manusia
jang tidak taruh perhatian pada
ini kamestian, dan bahkan tidak
ambil perduli pada R o h Sutji
jang berada dalam dirinja. M a ka Krishna bilang pada A r d j u n a :
11. Kapan aku menggunakan
rupa manusia, hingga tidak ke-

Fat. IX.
lihatan sifat ka'agunganku sepcrti Jang Dipertuan paling besar dari segala machluk, orangorang jang bodo tidak perdulikan padaku.
12. Mereka punja harapan
atau tjiia - tjita perbuatan pribudi, semua serba kosong, tidak
mempunjai perasa'an,
gemar
menipu dan mendustai, kedjam
dan bertabiat sebagai iblis. D e mikianlah sifatnja itu orangorang bodo jang mengindjek
djalanan keliru.
13. Sebaliknja itu Mahatmas,
jang sudah dapatkan aku punja
sifat Ka'allahan, selalu memudja padaku dengan pikiran jang
tidak berubah karena tahu betul, bahwa aku ini sebagai suinber jang tidak dapat musna dari
segala machluk jang hidup.
14. Dengan selamanja membesari padaku,
giat dan tetap
djandjinja, bersudjut, mereka
memudja padaku dengan sungguh hati dan selalu tjotjoki dirinja padaku.
15. Ada pula lain-lain orang,
jang sembahjaiigi aku dengan
penjuguhan jang berupa pribudi, memudja padaku sebagai

Tuhan jang Satu dan jang


Banjak, jang berada di segala
tempat.
16. Aku inilah upatjara sembahjangan; itu barang suguhan
dalam sembahjangan,itu kakek
mojang jang orang sembahjangi
itu kaju wewangian jang dibakar; itu mantram - dowa - atau
djampe ; itu api pendupa'an,
dan itu barang suguhan jang
dibakar.
17. Aku ini ada djadi bapak
dari antero Alam, djadi ibu,
Penundjang, Radja,
Machluk
Sutji, jang orang kenal. Upatjara jang berpengaruli. A u m kara dan djuga segala rupa
Weda.
Pendjelasan: Memang betul
Krishna bersifat Satu, karena seluruh alam tidak ada keduanja;
tapi djuga tidak salah kalau di
pandang banjak karena scluruh
alam tidak ada keduanja; karena beliau kedapetan di segala
tempat, mcngadakan segala apa
jang terdjadi dalam dunia, dan
terima segala matjam perbuatan
dari manusia. Beliau berada da
lam segala upatjara sembahjang
atau menjuguh, didalam barang - barang sembahjang jang
?

103.

disuguhkan, dalam api pendupa'an dan kaju atau daun wcwangian, didalam dowa - dowa
dan lain - lain sebagainja lagi.
Itu Aumkara,
atau utjapan
jang bcrpengaruh.
ada pokok
dowa A u m atau Om - tjara dja
w a : H o n g - j a n g biasa diutjapkan dalam sembahjang.
Ini
upatjara mempunjai pengaruh
occult jang amat besar. K a u m
Buddhist Tionghua, dengan utja
pan Omitohud jatig terkenal,
j a n g terkadang orang ulangkan
sampai ribuan kali, pun mengambil pokok
dari itu Om
atau A u m jang kapan diutjapkan waktu hendak bikin meditasi sembahjang dapat tentremkan pikiran dan semangat, serta
singkirkan segala pikiran jang
njasar atau pengaruh djahat.
D a l a m itu A u m " pun Krishna
bilang beliau ada bertempat
djuga.
Itu R e h . Sama dan Yadjuh
ada nama-nama dari kitab-kitab
sutji W e d a jang terkenal antara
bangsa H i n d u . Dalam ini tiga
kitab, sebagai djuga Bijbel, Alkur'an dan Su
Si N g o King
ada bertempat itu
Roh
Sutji
jang terkenal sebagai Krishna,
Seng, atau Nur Illahi.
Lebih
104.

djauh Krishna terang-

kan sifat - sifatnja


bawah ini:

sepcrti

di-

18 Aku ada itu Djalanan,


Suwami, T u a n Besar, Saksi, T e m
pat K a d i a m a n , T e m p a t perlindungan, Penjipta, Pokok permula'an, Kamusna'an, Fondement
Gudang harta, dan Bibit, jang
sclamanja
tidak
dapat mati
atau musna.
19 Akulah jang memberi panas, jang
menahan dan mendjatuhkan hudjan j a n g m e m b e ri kahidupan kekal dan djuga
kematian,
jang
menjiptakan
machluk jang kelihatan dan tidak kelihatan.
20. Orang -orang j a n g faham
kitab W e d a , jang biasa m i n u m
air Soma, jang
bersihkan badannja dari kadosa'an, j a n g pudja padaku dengan barang penjuguhan j a n g berdowa padaku
supaja bisa dapat djalan akan
masuk ka sorga; mereka itu semua, jang dapat memandjat ka
dunia
sutji tempat kadiamannja D e w a - d e w a akan terima ba giannja turut dahar dalam pes
tanja D e w a - d e w a .
21. Mereka semua, sesudahnja alamkan
kasenengan kahi-

Fat. IX.
dupan dalam dunia sorga jang
amat luas, kemudian akan alam
kan satu waktu
kasutjiannja
mcndjadi laju dan kering, lalu
balik kcmbali ka ini dunia ka
sar dari kcmatian. Karena mengikuti dan mengcdjar kebadjilcan jang ditundjuk dalam itu
tiga kitab sutji Weda jang ber
dasar atas kainginan, maka me
reka hanja dapat sadja kaberkahan jang tidak kekal.
P e n d j e l a s a n Tjaranja manusia tjahari kcslametan dalam aga
ma ada rupa-rupa matjam: ada
jang mengandel dan taruk pertjaja mati-matian pada pcngundjukan dalam kitab-kitab sutji,
ada membatja dowa tidak berhentinja, jang tidak mau dahar
barang bcrdjiwa, jang bcrsembahjang dan mcnjuguh di Klentcng, jang pantang bitjara, tidak mau tjukur rambut, pergi
bertapa di hutan jang sunji dan
lain-lain aturan lagi jang katanja bakal mcngantar mereka
dalam kcsutjian. Di Hindustan
ada kabiasa'an akan minum air
Soma jang dipandang sutji jang
dapat mcmbikin orang mabok
dan, sclagi lupa dirinja rohnja
katanja bisa sampai ka sorga.
A d a djuga jang tjarik kasutjian
dengan
menjiksa diri seperti

kebiri angotan badannja, potong


lidah dan lain lain sebagainja
lagi
Mereka lakukan ini semua
dengan
mengandung maksud
dan kainginan supaja dapat
keslametan
dan kalau sudah
mati terima
gandjaran berupa
kasenengan di acherat, jaitu
masuk di Sorga,
Ini
matjam
pengharepan,
Krishna pastikan akan terkabul atau kesampaian. Kapan
itu semua dilakukan dengan sudjuthati, nanti bikin mereka sain
pai di Sorga akan alamkan itu
kasenengan dan kaberkahan jang
mereka inginkan selagi hidup
di dunia, Tapi sebab itu semua
berdasar Kainginan, maka sifatnja tidak kekal. Di satu waktu bila tenaganja itu kainginan
jang berupa pengorbanan dan
perbuatan baik jang dilakukan
dalam dunia sudah mendjadi
habis lalu mereka harus balik
kembali ka dunia kasar alamkan pula kasangsara'an dan kcmatian, Dan demikianlah seterusnja mereka terputar - putar,
lantaran mememilih djalan jang
masih kurang sempurna, jaitu
tidak
tjoba
bersatu
dengan
Krishna sendiri.
Ini soal penting Krishna terangkan lagi seperti berikut:

105.

Fat. I X .
2 2 . P a d a itu orang orang j a n g
p u d j a padaku sendiri sadja, dengan tidak pikir satu apa j a n g
Jain dan pada mereka j a n g dapat tjotjoki dirinja dengan aku,
selalu aku berikan keslametan
j a n g sesungguhnja.
23. Bahkan orang jang mem u d j a Iain-lain Devva a t a u mach
luk sutji, kapan dengan sudjut
hati, mereka djadi rnemudja
d j u g a padaku, maskipun tjaranja berbeda dari a t u r a n j a n g
berlaku sedari d j a m a n k u n a .
24. Sebenarnjalah, aku ini
a d a menerima itu
segala matjarn s e m b a h j a n g a n ; Aku a d a
itu T u h a n j a n g orang p u d j a ,
tapi mereka tidak kenai aku
p u n j a sifat halus j a n g sedjati,
d a n inilah j a n g m e n j e b a b k a n
mereka punja kagagalaii.
25. Mereka
jang memudji
p a d a Dewa dewa, akan sampai
ka dunia tempat k a d i a m a n n j a
devva; j a n g m e m u d j a Kakek
M o j a n g atau L u l u h u r n j a bakal
pergi ka alam halus tempat
leluhurnja berdiam; j a n g sudjut
p a d a Djin, M a m b a n g , M a l a i k a t ,
Peri d a n sebagainja akan sampai ka d a e r a h k a d i a m a n n j a itu
106.

machluk-machluk jang mereka


p u d j a ; h a n j a orang-orang j a n g
pudja padaku dapat
datang
d a n bersatu dengan a k u .
P e n d j e l a s a n : Perdjalanan ma
nusia kebanjakan tidak melebihi
d a r i a p a j a n g a d a d a l a m angan
angannja. Kapan
tudjuannja
d a l a m a g a m a h a n j a supaja bisa
masuk di sorga, akan terima
r a w a t a n b i d a d a r i - b i d a d a r i tjantik;
akan berkumpul dengan
kakek m o j a n g n j a j a n g
vvaktu
ma3ih di d u n i a
mereka se'alu
k e n a n g k a n ; a t a u ingin bisa deket d e n g a n salah satu N a b i atau
machluk sutji j a n g d i p u d j a , kapan sudah mati
i a p u n j a roh
h a n j a terima k a b e r k a h a n sampai
di itu batas s a d j a . Sebaliknja
siapa sudjut p a d a Krishna, nistjaja akan bersatu d e n g a n kekuasa'an besar j a n g meliputi
a l a m ini, j a n g d j a d i sumber
d a n p e n u n d j a n g segala kehidup a n . I n i persatuan m e m b i k i n
ia tidak m e m p u n j a i p e r b e d a ' a n
dengan lain-lain machluk, h a n j a
m e n d j a d i satu dengan s e m u a n j a ,
hingga tidak perlu terlahir pula
k a d u n i a , karena itu kelahirau
h a n j a d j a d i b a g i a n n j a r o b manusia j a n g h i d u p terpisah dan
masih ingin d a p a t k a n a p a - a p a
u n t u k dirinja sendiri.

Fat. IX.
Lebih djauh Krishna
kan:

terang

26. Siapa jang dengan sudjut


inenjuguh padaku dengan seIcmbar daun, sckuntuni bunga,
sebutir buah, setjangkir air, sadjian itu aku terima kapan ia
pun bergiat dan sutjikan diri n ja.
27. Apa djuga jang kau lakukan, kau dahar, kau suguh
kan, kau kasih, dan pantangan
apa djuga jang kau mestikan
atas dirimu sendiri, itu semua,
ah Ardjuna, bikinlah sebagai
satu persembahan untuk aku.
28. Dengan tjara demikian
kau nanti terbebas dari djiretan
jang ditimbulkan olch kau punja perbuatan, jang dapat mendatangkan buah baik dan djahat; kau punja diri jang sudah
bisa pegang teguh Yoga untuk
lepas dan meninggalkan segala
apa, kapan sudah merdeka nanti lantas datang
berkumpul
dengan aku.
P e n d j e l a s a n : Berkumpul dengan Krishna
dimaksudkan:
terbebas dari kematian terlahir
pula ka dunia. Ini kabebasan
hanja tcrdapat kapan
orang

tidak terikat pula oleh


segala
pcrbuatannja, jaitu bukan sadja
tidak pernah
berbuat djahat,
jang menimbulkan Karma baik
djuga tidak berbuat baik jang
bisa menimbulkan Karma djelek
mcmaksa padanja akan terlahir
pula di dunia untuk petik itu
buah dari bibit kabusukan dan
kabaikan jang ia tanam.
Dengan tidak
berbuat baik
bukan dimaksud orang harus
m&tikan pikirannja untuk tolong
sesamanja jang kesusahan, atau
djangan bersympathi pada jang
dapat tjelaka, hanja ia mesti
berdaja dengan
sungguh hati
untuk bikin supaja segala kabaikan jang ia lakukan sama
sekali bukan untuk guna diri
sendiri - ia tidak pikir dapat
pembalesan pemberian terima
kasih, pudjian atau kauntungan
guna diri atau familinja - hanja
itu semua sebagai
penjuguhan
sebagai kewadjiban jang harus
didjalankan untuk Krishna. Inilah jang
membikin
Krishna
bilang: ,,Apa djuga jang kau
lakukan
oh Ardjuna,
bikinlah seperti satu persembahan untuk a k u " . Inilah ada itu
rahasia jang membikin orang
tidak terikat olch segala perbuatannja di dunia ini, karena mas
kipun ia
bekerdja siang dan
107.

Fat. IX.
malam guna kebaikan sesama
manusia ia bukan lakukan itu
untuk dirinja sendiri, h a n j a sam
paikan kcwadjiban sutji, jaitu
guna Aliah, dan segala perb u a t a n n j a sebagai p e n j u g u h a n
p a d a T u b a n jang paling tinggi.
Krishna terangkan pula lcbih
djauh:
29. Aku berlaku satu r u p a
p a d a segala machluk; tidak ada
j a n g aku bcntji atau tjinta. Siapa pudja padaku dengan sungguh hati, ia berada dalam diriku dan a k u p u n bertempat dalam dirinja.
3 0 - 3 1 . Sekalih pun seorang
jang paling berdosa, kalau ia
p u d j a padaku dengan segenap
hati, ia pun dapat termasuk dalam kalangan orang jang berlaku benar, sebab ia sudah ambil
putusan akan mengindjak d j a l a n
j a n g b e n a r . Dengan lekas ia
nanti turut dengan setia segala
nasehat d a n peladjaran, d a n
achirnja d a p a t sampai lea da
l a m keslametan jang kekal, kar e n a itu, oh A r d j u n a , kau mcsti
tahu dengan pasti bahwa segala orang j a n g sudjut p a d a k u

108,

tidak nanti
kematian.

bisa musna d a l a m

32. Mereka j a n g tjahari pcrlindungan padaku meskipun tcrlahir dari perutnjn p e r a m p u a n ,


tempat
dari
kadosa'an atau
berasal dari k a u m Waishija^
Sudagar-atau b i a r p u n dari k a u m
S h u d r a - golongan
Budak j a n g
hina - mereka semua pun sudah
turut m e n g i n d j a k itu d j a l a n a n
j a n g paling tinggi.
33, Lcbih lagi kalau Brahma
j a n g sutji a t a u kaum K s h a t r i j a golongan pewira atau pembesar
ncgeri - seperti itu r a d j a - r a d j a
j a n g beribadat j a n g d a t a n g tjahari padaku sesudah p u n j a k a n
segala kekuasa'an atas d u n i a
j a n g tidak kekal; mereka semua
patilah akan sampai ka itu
djurusan sutji.
31. M a k a t u d j u k a n l a h padaku
ka u pu n j a ing eta n berlak ulah
dengan s u d j u t ; sembahjanglah.
berlututlah d i h a d e p a n k u . K a p a n kau sudah d a p a t tjotjoki
dirimu, kau nanti d a t a n g padaku, karena aku a d a d j a d i kau
punja
tudjuan
jang
paling
tinggi.

Fasal X.

KRISHNA

Dalam fasal jang lalu telah


diterangkan bagaimana Krishna ada djadi
sega'a tudjuan
manusia,
baik jang
dipudja
ada Tuhan, Dewa-dewa, M a l a i kat, Djin, Mambang atau leluhur sendiri. Djuga ada dibilang
apa jang digunakan untuk sembahjang, dalam dowa - d o w a ,
kitab - kitab sutji dan sebagainja, disitulah Krishna bertempat.
Ini ada tjotjok dengan perkata'an^St Paulus^ ketika melukiskan sifatnja Tuhan dengan
perkata'an
Tuhan ada lebih
dahulu dari segala benda dan
machluk dan dalam T u h a n punja diri segala apa ada tertjipta? Lebih djauh ia bilang l a g i : "
Tuhan ada lebih atas dari sega
la apa, dan segala apa dalem
gala a p a " . Sebagai kepaia dari
semua machluk dan benda seluruh djagat jang
memerentah
alam ini, ia
tidak mempunjai
kelahiran atau permula'an, dan
segala sifat jang tertampak pada manusia datang dari ia sendiri.
Dibawah ini ada apa jang
diutjapkan oleh
Krishna tentang sifat dirinja:

BERARTI

SEGALA APA.
Bag, I

1. O h , Ardjuna jang tertjinta,


dengarlah
perkata'anku j a n g
inginkan keslamatanmu.
2. Itu r o m b o n g a n besar dari
Dewa - dewa Rishis - Buddha jang
besar atau
Nabi - nabi
agung, masih tidak dapat tahu
kedatanganku,
sebab
akulah
jang tjiptakan mereka semua.
Pendjelasan:
Nabi - nabi
dan orang
budiman mengaku
bagaimana rendab dirinja dihadepan T u h a n ,
Siapa j a n g dapat kenali
aku, jang tidak terlahir tidak
ada permula'anannja, tidak kliru lagi, jang sudah
terbebas
dari segala kadosa'an.
4 - 5. Pribudi, sifat kabidjaksana'an, kawaspada'an, kamurahan hati, kabeneran, menahan
nafsu, ketentreman kasirna'an,
kapuasan,
kebranian, kalemahan - lembut, ketakutan, pantangan
j a n g bengis,
kadermawa'an,
kamashuran, kasombongan katjongkak'an, itu semua
ada berbagai-bagai
sifat j a n g
berasal dari aku.
109.

Fat. X .
6. Itu tudju Rising bcsar, itu
A m p a t Machluk
Sutji
jang
tcrtuwa scndiri - K u m a r a s - dan
d j u g a itu segala Manus-pemimpin sutji dari suatu
bangsa
bcsar - semua terlahir dari aku
p u n j a sifat d a n p i k i r a n : dari
mereka telah tertjipta bangsa
manusia j a n g sekarang ini.
7. Siapa j a n g sudah kenal
sari dari aku p u n j a kekuasa'an
d a n p c l a d j a r a n , ia akan tjotjoki
dirinja dengan
ilmu pengatah u a n sutji j a n g kekal; tidak
a d a ketjuriga'an lagi.
8. Akulah j a n g menjiptakan
semua;
semua machluk d a p a t
k e m a d j u a n ka djurusan kasamp u r n a ' a n dari aku, lantaran mengarti itu
maka orang - orang
b u d i m a n p u d j a padaku dengan
pcrasa'an s u d j u t dan t e r h a r u .
9. Dengan t u d j u k a n pikirann j a padaku, mereka itu orang
orang b u d i m a n - umpetkan lcah i d u p a n n j a d i d a l a m aku, sambil
membcri penerantjan satu sama
lain, selalu bitjara d a r i aku,
dan mereka merasa puas dan
girang
10. Pada mereka j a n g selalu
tjotjoki dirinja dengan aku, rae-

110.

m u d j a d e n g a n k a t j i n t a ' a n aku
metnberi
itu
Buddhi
Yoga
jaitu iluiu p e n g a t a h u a n untuk
memilih apa j a n g paling bask,
dengan a p a mereka d a p a t datang p a d a k u
11. L a n t a r a n merasa kasihan
pada
mereka,
d a n bertempat dalam mereka p u n j a diri
sedjati, aku musnakan itu kagelapan j a n g berasal dari kebodoan dengan m e m b e r i sinar pcnerangau j a n g b e r u p a pcribudi
kabidjaksana'an.
M e n d e n g a r ini keterangan,
Ardjuna menjatakan
kapertjaj a ' a n n j a atas apa j a n g K r i s h n a
a d j a r , d a n akui d j u g a itu segala
kabcsaran tidak berwates j a n g
d i p u n j a i olch itu G u r u . Kemudian ia m a d j u k a n p e r t a n j a k a n :
12-18. Oh, Guruku jang
termulia ! t j a r a b a g a i m a n a k a h
aku d a p a t mengenali p a d u k a de
ngan d j a l a n meditasi mengheningkan tjipta - terus - menerus
dengan sudjut hati ? D a l a m sif a t b a g a i m a n a k a h aku harus
b a j a n g k a n p a d u k a d a l a m pikir a n k u . O h . T u h a n j a n g diberkahi ! tjobalah terangkan pula sa
tu demi satu p a d u k a p u n j a ilmu

Fat. X .
sutji
jang penuh
kamulia'an;
aku tidak akan merasa puas dengarkan perkata'an paduka jang
penuh dengan
penawar kahidupan.
19. Selamatlah kau ! aku nan
ti tnaklumkan kamulia'an dari
kasutjianku dengan tundjuk sifat-sifatnja jang kentara; penuturan iang djelas satu demi satu tentang diriku tidak nanti
ada achirnja.
20. Aku ini ada Diri Sedjati
jang bertempat dalam hatinja
segala machluk;
dan
akulah
ada itu
permulaan, pcrtengab a n dan penghabisan dari se~
mua machluk jang hidup,
21. Dari kaum Adita-penjembah malahari - akulah djadi
Batata Wisnu; dari sinar terang
akulah itu matahari; akulah
ada Marichi - Dewa dari sinar
terang; dari Meruts - Dewa-dewa dari angin - ; antara kumpuljtn bintang - bintang akulah
sebagai R e m b u l a n .
22. Dari kitab W e d a akulah
ada itu Sama W e d a - kitab sutji dari
perdamaian - ; akulah
ada kepala paling tinggi dari se
gala dewa - dewa; dari perasa'-

an manusia akulah djadi sang pi


kiran; antara machluk-machluk
jang hidup akulah djadi mereka punja pengartian.
23. Antara golongan Rudras
putra-putranja Brahma - akulah
Shankara - dewa
Siewa - jang
tukang mrusak dan memusnakan; antara golongan Yakshas
dan Rekshasas - dewa ketjil dan
machluk setengah manusia-aku
lah ada djadi kepalanja; antara
gunung - gunung akulah djadi
Meru - M a h a Meru atau Semeru, gunung jang paling paling tinggi dalam kapertjaja'an
Hindu ada djadi tempat tinggalnja dewa-dewa.
24. Ketahuilah olehmu, oh,
Ardjuna dari tempat kadiaman
nja pendita-pendita akulah mereka punja upatjara a g a m a ; antara manusia
biasa akulah sifat - sifat jang bcrkuasa dalam
diri dan penghidupannja; dari
telaga - telaga akulah djadi lautannja.
25. Antara Nabi nabi akulah Utusan T u h a n atau Djagat
G u r u ; dari pembitjara'an manusia
akulah
utjapan
sutji
, , A u m " ; dari sembahjang pe-

111.

Fat. X.
n j u g u h a n akulah ada itu pen g o r b a n a n dengan d i a m - d i a m ;
a n t a r a benda-benda j a n g tidak
dapat digcraki akulah ada itu
gunung H i m a l a j a .
26. Dari pohon-pohon akulah
waringin; d a l a m golongan Rishis - Buddha - atau machluk sutji j a n g bcsar - akulah itu Nerada - putra
dari Brahma - ;
a n t a r a manusia
jang
sudah
sanipurna akulah itn M u n i K a pila Rishi,satu Nabi Bcsar d j a man kuno j a n g karang philofie
Sankhya,
2 7 - 2 8 . Dari kuda d a n gad j a h akulah j a n g paling kuat
dan sakti; dari golongan m a n u sia aku sebagai r a d j a n j a ; a n t a r a
sampi-sampi akulah K a m a d u k sampi sutji t u n g g a n g a n n j a dewa
India - antara
kakek m o j a n g
akulah j a n g paling tuwa sendiri; dari ular-ular akulah W a suki - pengikutnja I n d r a .
29. Dalam golongan n a g a
akulah itu A n a n t a - naga dari
sifat kekal; dntara machluk j a n g
berdiam di air akulah W a r u n a Nepturus atau H a y Liong O n g - ;
antara kaum j a n g pegang pcrcntah
atas roh manusia a d a
itu Yama-dewa dari kematian,

112.

Pluto atau G i a m Lo O n g , j a n g
akan m e n i m b a n g p e r b u a t a n manusia,
30. Antara tukang mengitung
p e r d j a l a n a n bintang-bintang aku
lab sang t e m p o ; a n t a r a binatang - b i n a t a n g akulah
radja
dari scmua binatang - Singa - ;
d a n a n t a r a b u r u n g b u r u n g akulah itu W a i n a t a y a - G a r u d a tung
g a n g a n n j a Batara W i s n u .
3 I. A n t a r a benda j a n g membersihkan a k u l a h ada itu a n g i n ;
a n t a r a panglima-pangliina per a n p akulah jang disebut R a m a
pendekar d a l a m R a m a y a n a , antara ilcan - ikan akulah ada itu
Makara - naikannja Waruna - ;
a n t a r a sungai - sungai" akulah
djadi sungai Ganges-sungai j a n g
t e r p a n d a n g sutji di H i n d u s t a n .
32. D a l a m p e n j i p t a ' a n akulah
a d a itu p e r m u l a ' a n penghabisan
d a n p e r t e n g a h a n ; a n t a r a ilmu
p c n g a t a h u u n akulah a d a pen g a t a b u a n batin akan mcngena
li diri sendiri; d a l a m pembitjar a ' a n akulah j a n g m e n g u t j a p kan.

33. Dari golongan h u r u f aku


lah itu huruf A j a n g d j a d i per-

Fat, X .
mula'an, dan demikian pun huruf rangkejan jang mendjadi
edja'annja; djuga aku djadi sang
T e m p o jang paling kekal; aku
ada itu penundjang jang mengadap segala pendjuru.
34. Aku djugalah jang mendjadi itu kernatian j a n g memus
nakati segala apa, dan memberi bibit atas
segala jang muntjul; akulah ada itu sifat mail is dari prampuan kemashuran,
kedjaja'an,
pembitjara'an, peringetan, pengartian, kesetia'an
dan pengampunan.
35. Akulah ada itu dewa-dewa dan sumangat dari njanjian
dan lagu muzik; dalam perhitungan bulan aku
ada itu bulan sutji, dan pada perhitungan
musiin aku ada musim megarnja
butiga-bunga,
36 - 37. Dalam penipuan aku
lab djadi medan pendjudian;
antara barang-barang bagus aku
lah jang paling mulia; aku ada
kemenangan,
kakerasan
hati,
dan kabenaran atau kasungguhan
dari orang - orang j a n g
djudjur.
38. Dari pamerentah - pamerentah negeri akulah ada itu

tungkat kabesaran dan kakuasa'an; dari golongan jang tjabari kamenangan akulah pemimpin dari ilmu peprentahan negeri; dari resia - resia
akulah
jang paling pendiam tidak suka
bitjara; dari pengatahuan aku
lah jang mengatahui semua,
39. Segala apa jang mendjadi bibit dari sekalian machluk,
itulah aku adanja oh A r d j u n a ;
kadudukanku,
bergerak
atau
diam, tidak ada jang
dapat
geser atau bikin lenjap.
40. Aku
sutji tidak
jang sudah
tjonto satu
kamulianku
tas.

punja
kekuasa'an
ada achirnja. A p a
disebut
tadi ada
perumpama'an dari
jang tidak berwa-

41. A p a djuga jang


mulia,
jang baik jang indah, dan j a n g
berkuasa, mengartilah kau bahwa itu semua berasal dari satu
potongan jang ketjil dari sifat
kamulianku.
42. Tetapi apa artinja pengatahuan jang lengkap
dari ini
semua oh
Ardjuna ?
Dengan
meliputi ini seluruh alam sama
sepotong ketjil dari sifat diriku
akan tinggalkan tetap terpisah,
tidak mendjadi satu.

113

Fat.
P e n d j e l a s a n Supaja djangan
ada salah mengarti, pcrlu diterangkan,
bahwa utjapan diatas hanja perumpama'an sadja
tentang satu pembitjara'an jang
dibikin dengan
Ardjuna. A p a
jang itu Guru utjapkan pada
muridnja bukan berarti memudji diri sendiri akan banggakan
kabesaran
dan kakuasa'annja,
hanja si pengarang BhagavatGita hendak memberi katerangan tentang bagaimana sifatnja Allah jang berada di segala tempat,
menjiptakan segala
benda, machluk dan sifat, baik
j a n g berupa ataupun jang tidak
kelihatan dan meliputi itu semua tapi T u h a n sendiri tinggal
terpisah. Dan
ini matjam ka'
ada'an bersatu tapi
terpisahada
tjonto dari manusia j a n g
hendak persatukan diri dengan
Krishna jang tinggal dan be-

114.

X
kerdja dalam dunia,
dengan
tidak bikin dirinja terikat, hingga maskipun ia bergerak dengan
ripuh setiap hari, sama djuga
tidak lakukan satu apa, karena
ia tidak raenaruk kiipentingan
hanja djalankan sadja kewadjiban dan kaharusannja lantaran
mana pikirannja selalu tinggal
tenterarn.
Penuturan dari Krishna diatas
ini tentang sifat
dirinja perlu
diketahui oleh pembatja, karena
kapan sudah
mengarti betul
ini soal, tidak sukar untuk tang
kap apa j a n g Lao T z e namakan T a o , jang tidak dapat d i artikan dengan sedikit perkata
an. Siapa j a n g sudah kenal baik
Bhagavat Gita, ia pun mudah
fahamkan
peladjaari nja
Lao
T z e dati lain - lain philosofie
jang tinggi dari ilmu kebatinan
sedjati.

Fasal.XI,

BERSATU DENGAN

KAWUDJUDAN.
Bag I

I - 4, Dalam fatsal jang lalu


Krishna tuturkan sifat dirinja,
jang menjiptakan segala apa,
berada di
keliling tempat dan
selalu tinggal kekal dan baka.
Merasa ketarik pada itu katerangan, maka Ardjuna m e m o hon dengan
sangat supaja ia
dapat melihat rupa atau wudjut jang sedjati dari gurunja
itu.
5 7. Sri Krishna m e n d j a w a b :
bahwa wudjutnja terdiri dari
amat banjak rupa, dari dewadewa dan nabi-nabi jang paling
tinggi sampai pada
machlukmachluk jang berada ditingkatan rendah. Segala apa di alam
ini machluk berdjiwa dan benda iang tidak bergerak, tergabung
mendjadi
satu
dalam
dirinja.
B. Tetapi kamu
tidak akan
melihat padaku dengan mata
jang kau punja. Aku nanti berikan mata Ka'alahan atau mata kasutjian. Dengan ini mata
kau akan dapat saksikan sedjatinja
kesatuanku jang paling
tinggi.

9 - 1 4 . Itu mata halus, jang


dinamakan ,,Divine E y e " atau
mata Ka'alahan. j a n g boleh
djuga dibilang mata kasutj'an,
dalam agama Kristen dan lainlain pun sering ditjeriterakan,
dan jang sudah dapat gunakan
itu mata halus jaitu orang jang
kadudukannja berada begitu de
kat dengan Tuhan hingga bu
kan sadja mengarti hukum atau
titalmja
Tuhan
hanja dapat
djuga melihat T u h a n dan lain
lain machluk sutji punja segala
kamulia'an.
Orang-orang jang
mempunjai itu matjam penglihatan jang dinamakan
Seer"
atau Bermata A w a s " , lukisan
itu penglihatan sebagai Vision
atau bajangan halus, tapi sebetulnja hanja oleh orang biasa
namakan bajangan kerena oleh
orang jang sudah mengarti itu
penglihatan ada
barang atau
kedjadian jang sesungguhnja.
SasUdahnja memberi kekuasa'an Ardjuna akan melihat de
ngan mata halus, Sri Krishna
lalu kasih undjuk ia punja rupa jang sedjati sebagai Ishwara atau T u h a n jang paling
tinggi jang memcnuhi djagat
Dalam ini wudjut ia ada m e m -

115.

F a t . XI.
punjai banjak mulut dan mata
serta lain-lain ka'adjaiban lagi,
dengan segala
perbiasan sutji
dan tangannja jang tidak terhitung banjaknja ada memegang
sendjata dan lain - lain benda
melukiskan sifat
dari Ka'allahan, serta ir.ukanja mcmandang
ka segala djurusan.
Kalau kagumilangannja seribu
matahari bersinar bebareng di
atas langit, itulah barangkali
mirip dengan
kamudia'annja
itu Guru Sutji jang disaksikan
oleh Ardjuna.
Ia dapat lihat djuga seluruh
alam, jang terpetjah mendjadi
beberapa banjak bagian, terkum
pul mendjadi satu dalam dirinja Tuhan dari segala Tuhan,
Ini
penglihatan
membikin
Ardjuna
mendjadi
terkedjut,
maka sambil tundukan kepala
dan rangkap kadua
tangannja ia berkata ;
15. Didalam paduka punja
wudjut,
oh Tuhan dari segala
Tuhan, aku saksikan sesuatu
tingkatan machluk-maehluk dengan tanda-tandanja jang berlainan, seperti Brahma jang Ma
ha Besar jang duduk diatas tach
tanja dari buggah terate, segala
naga atau machluk2 sutji j a n g
djadi pemimpin manusia.

116.

16. Dengan
paduka
punj;
mulut, mata, dada dan tangat
jang tidak terhitung banjaknja
aku melihat paduka berada d
segala tempat dengan
wudju
jang tidak diwateskan serta ti
dak mcmpuujai permula'an, per
tengahan dan penghabisan, ha
nja tinggal gumilang sebaga
mata-hari jang membikin sik
mata, jang mentjorong dari segala pendjuru langit jang luasnja tidak dapat ditaksir.
1 7 - 1 9 . Dengan tangan paclu
ka jang banjaknja tidak dapat
dihitung, sedang matahari dan
rembulan mendjadi paduka punja mata jang menjalah sebagai api
sutji di tempat sembahjang, jang kagumilangannja
membakar dunia ini.
20 Paduka sendiri jang memenuhi bumi ini, dan
segala
bagian alam. Itu tiga lapis dunia djadi merosot kabawah kapan berhadepan dengan paduka punja wudjut jang begitu
heibat.
21 - 24. Itu rombongan dari
dewa-dewa malaikat - malaikat
nabi-nabi dan orang orang sutji
semuanja bersudjut pada paduka
dan siarkan ka seluruh alam itu

Fat. XI.
bcrkah dan kurnia jang berasal
dari kamulia'an paduka.
25. Paduka punja gigi jang
menakuti, mengundjuk kakuasa
an paduka akan merusak dengan djalan menarik pada paduka segala machluk jang dimus
nakan oleh kematian jang semua
datang mentjari paduka sebagai
tempat perliiidungan kekal, dan
kemudian keluar kembali dari
dalam badan paduka menurut
terputernja roda dari sang tempo,
jang
memestikan
akan
machluk-machluk terlahir pula
ka ini dunia jang penuh dengan
bajangan.
26 - 2 8 . Sedang di satu fihak
paduka mendjadi wudjut dari
katjinta'an dan keadilan jang
sampurna, dilain
fihak
Paduka punja
gigi jang me
nakuti mengasih lihat paduka
punja kabengisan jang merupakan Karma, itu hukum (wet)
jang
tidak
dapat
disingkiri.' Terhadap pada gigi dan
tjaling jang merupakan paduka
punja sifat Karma tidak ada
tempat untuk orang tjari perliiidungan. Segala radja - radja
jang paling
berkuasa dalam
dunia, orang - orang bangsawan
jang mulia, pendekar - pendekar

jang paling gagah perkasa, semua terdorong masuk kadalam


paduka punja mulut jang mengangah, tjaling - tjaling
dan
gigi - gigi jang begitu besar dan
tadjam, jang terlalu heibat untuk
dipandang. Aku melihat beberapa diantaranja kena digigit
oleh paduka punja gigi, kepala
kepalanja dibikin antjur seperti
debu.
29. Sebagi itu air sungai jang
sedang bandjir jang mengalir
dengan santar ka pangkuannja
lautan, demikian pun itu semua
machluk telah lemparkan dirinja ka dalam paduka punja mulut mengangah jang mengeluar
kan api; itu semua orang-orang
jang berkuasa besar jang berderadjat tinggi dalam dunia
menghampiri paduka punja mulut jang heibat dengan terburu
buru. Ka'ada'annja mirip sebagai kumpulan seraru jang ter
bang
sekeras - kerasnja
akan
mengedjar api jang membakar
padanja, dan demikian pun itu
orang? dari segala deradjat telah masuk kedalam paduka punja mulut untuk dirusak dan
dimusnakan.
30. Disegala fihak paduka punja lidah jang menjalah jang
117.

Fat. XI.
dapat menarik segala apa, telah
mendjilat pada manusia jang
semuanja lantas ditelan. Itu
api jang bergumilang memenuhi itu alam jang
kosong,
ini djagat selalu menjalah de
ngan sinarnja api paduka jang
berkobar - kobar.
3 ! . Paduka sudah kasih lihat
wudjut paduka
jang
sedjati;
oh, alangkah heibat
paduka
punja rupa 1 Aku pudja pada
paduka ! Taruklah kasihan, oh
Tuhan jang paling tinggi! Aku
ingin tahu bagaimana sifat pa
duka jang disebelah dalam;
paduka punja wudjut jang djadi pusat dari pergerakannja ini
penghidupan
membikin
aku
djadi bingung.
P e n d j e l a s a n : Ini perkata'an
dari Ardjuna, jang diutjapkan
selagi memandang Sri Krishna
punja wudjut jang sedjati, ada
memberi penerangan penting untuk orang mengarti apa sebabnja dewa - dewa
H i n d u atau
Toapekong Tionghua jang patungnja disertakan banjak kepala, mata dan tangan, dan
inengapa beberapa dari itu mach
luk-machluk sutji dilukiskan dengan paras jang begitu
bengis
seperti mulutnja menganga dan

118.

bagian jang berhubung dengan


hukum Karma, jang mewadjibkaii sesuatu manusia petik buah
dari apa bibit jang ia tanam.
Saorang jang berdosa tidak
dapat lari menjingkir dari Krisna punja mulut bertjaling jang
heibat, wudjut dari itu hukum
Karma, sampai ia bajar lunas
kadosa'annja. Djuga itu mulut
jang berapi ada melukiskan sifatnja kematian, jang inemang
djadi bagiannja machluk jang
hidup, hingga sedang di satu
fihak Tuhan memberi segala
kahidupan, di lain
fihak ada
terdapat djuga kamatian. Ini
roda dari Sang T e m p o terputer terus; sesuatu machluk ti
dak berhentinja terlahir, muda
dan
gagab, kemudian djadi
tuwa, berpenjakitan dan achirnja masuk kembali ke dapur
pengleburan akan tunggu sampai datang gilirannja akan terlahir pula ka dunia, dimana itu
sematjam proces diulangkan pula terus-menerus sampai achirnja ia mendusin akan lepaskan
diri dari iketan dunia supaja
bisa mendjadi satu dengan Krish
na dan terbebas dari pengaruhnja hukum K a r m a .
Dipandang dari djurusan ini,
maka
ternjata
patung - patung
dari dewa - dewa jang

Fat. XI
giginja bertjaling, hingga m e m
bikin orang merasa takut. Ini
semua, menurut penuturau diatas, ada satu bagian dari sifatnja Allah jang di satu fihak
mcngasih lihat kasutjian, kasabaran dan ka'adilan, di lain
fihak mempunjai djuga
kabengisan jang menakutkan, jaitu
ada berparas bengis, sebenarnja ada symbul dari kebengisan
nja Hukum Tuhan jang,_terkenal sebagai_Karma. sedang itu
'"beberapa kepala dan mata, dan
demikian pun itu bebrapa puluh
langan hanja ada symbul dari
T u h a n punja kakuasa'an j a n g
berada di segala tempat dan
menjiptakan segala
apa j a n g
ada di alam ini. Pada beberapa Klenteng Tionghua terdapat
patung dari K w a n 1m atau salah satu H u d dengan m e m p u njai banjak tangan jang m e m e gang rupa-rupa benda, seperti
matahari rembulan dan sebagainja lagi. Ini semua tidak
lain
hanja akan kasih lihat
kekuasa'annja itu machluk sutji
jang
boleh djuga dipandang
seperti satu bagian dari wudjutnja T u h a n .
Kalau Tuhan dilukiskan sebagai pengasih, penjajang, inurah dan adil, indah hanja m e ngenakan satu bagian sadja da-

ri sifatnja jang sedjati, karena


usia tuwa, d j u m p o , segala penja
kit jang menjerang pada manusia dan itu kematian jang tidak
dapat disingkirkan pula, seinuapun tjipta'annja T u h a n . M a k a
kapan ditimbang dari ini d j u rusan orang pun djadi mengarti
bahwa itu sekian banjak dewa
dari Hindu dengan rupa - rupa
jang
sangat adjaib sebenarnja
hanja sematjam symbul untuk
kasih orang lihat itu
wudjut
dari Krishna j a n g telah disaksikan oleh Ardjuna.
Bag.II
Itu pemandangan
atas Sri
Krishna punja wudjut sedjati
jang mulia, angkar dan heibat,
sudah bikin Ardjuna menaruh
hormat dan m e m u d j a pada itu
Guru, jang kemudian diminta
supaja kasih lihat dan terangkan
djuga sifatnja dan pakerdja'annja j a n g tidak kelihatan Krishna luluskan itu permintaan dan
bri keterangan seperti berikut :
32. Akulah adalah itu Sang
W a k t u jang bikin
rusak dan
musna dunia, j a n g kentara pengaruhnja diatas muka
bumi
untuk membinasakan manusia !
Tidak satu dari itu balatentara
j a n g teratur
untuk berperang
119.

Fat,
akan terlolos dari kematian; hanja kau sendiri, oh Ardjuna jang
akan tinggal h i d u p .
33. Dari itu berdirilah ! Dapatkanlah untuk dirimu nama
tersuhur dengan taluki kau punja musuh - musuh, dan rasakanlah kasenengannja memerentah jang penuh dengan kekaja
an. Ini semua telah
ditaluki
oleh aku, maka sekarang datang gilirannja akan kau ulangkan itu pakerdja'an jang benar
di ini dunia kasar.
34. Itu semua kepala - kepala
pcrang dari fihak musuh Kurawa jang ada kelihatan digini telah dibinasakan olehku. Maka
kau pun harus basmi mereka
dengan tidak merasa takut. Ber
kelahilah ! dan kau nanti dapat tindas musuh-musuhmu jang
ada dilapangan perang.
Pendjelasan: Udjar diatas
sangat aneh dan gandjil kapan
orang tidak mengarti maksudnja jang tersembuui.
Tetapi
begitu lekas
bungkusannja sudah dibuka, lantas ternjata didalam ini sedikit perkata'an terbeber pokok dasar dari Krishna punja peladjaran.
Akan undjuk sifatnja jang ti120.

XI.
dak kelihatan Sri Krishna katakan ia ada itu Sang T e m p o
j a n g bikin rusak dan musna
dunia serta membinasakan manusia inilah memang
Hukum
alam jang menetapkan, segala
machluk dan benda jang
tertjipta
oleh
kodrat natuur
dan
demikin pun segala barang bikinan manusia, lamakelama'an mendjadi tuwa, rusak dan musna. T i d a k
satu
apa biar bagaimana
teguh,
sakti, pintar dan
gagah bisa
terluput dari kematian, karena
apa jang terlahir atau tertjipta
semua mesti pulang ka'asal mendjadf'debu kembali. l i a n j a orang
jang dapat persatukan dirinja
dengan itu Hukum Kabeneran
j a n g meliputi seluruh djagat
tidak ada permula-an dan penghabisannja, jalah itu sadja jang
nanti tinggal hidup. karena itu
Pri Kabeneran, itu R o h Sutji
atau Seng jang
berwudjut dalam Krishna, selama - lamanja
tidak nanti dapat musna.
T a p i untuk dapatkan itu kahidupan kekal, terbebas dari
segala kasangsara'an, leasedihan
dan kamusna'an, manusia harus
berlaku gagah dan taluki diririnja sendiri. Itu musuh Kurawa, wudjut dari hawa nafsu
daging jang sudah rebut kekua-

Fat
sa'an atas diri manusia dan memcgang prentah setjata tidak sah
mesti lekas di basmi sa'anteronja, tidak satu jang harus dikasih tinggal hidup,
supaja
achirnja sifat kasutjian rohaniPandawa-dapat berkuwasa kembali dengan gunakyai Sri Kreshn a - R o h Sutji - sebagai pemimpin.
Kapan manusia sudah dapat
taluki itu hawa nafsu kaserakahan dan kainginan tidak baik
j a n g bersarang dan meliputi di
rinja berlapis - lapis, hitigga ia
punja Atma atau diri sedjati da
patkan kabebasan, itulah sama
djuga seorang jang memerentah
kan satu keradja'an jang makmur dan penuh dengan kekaj a ' a n . Segala kadjengkelan, karuwetan, kasedihan, kasangsara'an dan kasakitan akan tersingkir, hingga ia dapat kasenengan dan katentreman kekal
j a n g membikin ia terpudja dan
dikagumi oleh sekalian manusia.

XI
dipandang seperti sahabat-saha
bat rapat serta diturut segala
kainginannja.
Ardjuna symbul dari satu sisvva jang sedang bergulat untuk
dapatkan kasutjian rohani, untuk maksud mana ia harus berdaja akan pegang prentah dan
berkuasa atas dirinja sendiri,
jang
dilukiskan sebagai keradja'an Hastinapura, jang sudah
direbut dengan tidak sah oleh
Kurawa nafsu dari daging jang
bersifat kasar dan rendab. K a pan Ardjuna bersangsi akan binasakan itu musuh-musuh jang
kebanjakan. ada ia punja sanak
atau sahabat-sahabat rapat dari
tempo dulu-kapan manusia tidak punja kakerasan hati, akan
tindas hawa nafsu dan adat kabiasa'an kurang baik jang sudah sekian lama djadi ia punja
tudjuan hidup - pastilah itu keradja'an tidak dapat direbut
dari tangannja musuh, jaitu
manusia tidak nanti dapat pegang prentah dan berkuasa atas
dirinja, hingga ia tidak dapat
kemadjuan sampurna kadjurusan karohanian.

Krishna sendiri sudah lama


dapat taluki itu musuh - musuh
j a n g menghalangi manusia punja kemadjuan
rohani,
tapi
ia tidak dapat berdaja sebegitu
kapastian
Sri Krishna beri
lama manusia sendiri tinggal
pada muridnja itu, kalau sadja
alpa, berlaku lemah dan tidak
ia suka turut nasehatnja akan
mempunjai kekerasan hati akan j: berkelahi dan melawan dengan
basmi itu musuh - musuh jang ' nekat pada itu musuh - musuh

121,

Fat.
a tentu da pat kamenangan, sebab mcreka semua sudah lama
ditaluki oleh K r i s h n a . Manusia
h a n j a mesti taruk pcrtjaja d a a
turut tuladan dari Nabi-nabinja
j a n g sudah d a p a t naik ka puntjak dari kasutjian dengan djalan menaluki dan pcgang prentah atas diri sendiri. M u r i d murid kabatinan mesti berlaku
sebagai panglima dari tentara
rohani untuk taluki dan musnakan pengharuh atau kekuasa'annja
h a w a nafsu daging
j a n g mengandjuri manusia berla
ku sesat, Scbagi djuga A r d j u n a ,
jang diminta djacli
pembantu
dari Krishna untuk membasini
itu musuh Kurawa, dcmikianpun sesuafu orang jang hcndak
incntjari k c m a d j u a n batin liarus pernahkan dirinja ka dalam itu barisan rohani jang
alcan madju bertempur dcngan
tidak merasa takut untuk tolong diri sendiri dan djuga diri dari s u d a r a - s u d a r a n j a supaja
tcrbebas dari
tjcngkremannja
musuh - musuh j a n g b e r b a h a j a .
Bag. I I I
35 - 46. S e s u d a h m e n d e n g a r
itu ketcrangan scpcrti diutjapkan oleh Krishna dalam fatsal
j a n g lalu A r d j u n a
lalu bersudjut,
dan
dengan
baha122.

XI.
sa
jang sangat m c n g h o r m a t
dan bcrbakti ia mengaku bahwa sekarang insjaf j a n g dihadcpannja Krishna seluruh alam
merasa girang untuk m e m u d j a ,
turut prcntah dan tjarik perl i n d u n g a n . Dari
dampingnja
Krishna segala iblis dan rohroli d j a h a t melarikan diri dcngan ketakutan, itu rombongan
jang a m a t besar dari dewa-dewa, orang-orang sutji dan Nabi - nabi, semua tunduk kcpala
akan membcri hormat dan ber
bakti, karena Krishna ada lebih
bcsar dari Brahma j a n g d j a d i
dewa penjipta atas scmua penduduk dari seluruh H i n d u s t a n .
Itu kumpulan machluk-machluk
sutji jang itiemcgang pimpinan
atas evolutie dari bcrbagai - bagai bangsa dan masing-masing
ada mempunjai sendiri dewa
besar j a n g dinamakan T u h a n
jang paling berkuwasa, semua
ada dibawah Sri Krishna, j a n g
boleh dibilang ada djadi Penduduk dari seluruh djagat. Kepala dari semua dewa-dewa dan
Bibit asli serta G u d a n g dari segala a p a jang ada di ini alara,
jang bergerak dan terputer pada
d a n dari Krishna. J a l a h jang
T a h u segala apa dan m e n d j a d i
sumber dari semua pengatahuan. Dari ia p u n j a sifat j a n g

Fat.
kekal in bikin alam ini djadi
bcrwudjut. Dari ia telah muntjul
itu segala bcnda halus dan kasar jang menggeraki bumi, ether,
angirij api, air, wudjut, bintang
bintang, planet, rcmbulan, sari
dan dasar penghidupan, dan
lain-lain sebagainja.
Dari segala benda ia ada mendjadi sebagai a j a h dan ibu. Ia
ada termasuk dalam segala apa
j a n g ada di ini alam, dan ia
sendiri pun turut terhitung dan
tertjampur mendjadi satu dengan segala bendan dan machluk; ia djadi ajah dan ibu dari
semuanja, dari mana sa'antero
benda mendjilma dan tertjipta.
Sekarang Ardjuna, sesudahnja
mengarti sifat scdjati dari Guru
jang terbesar dan mendjadi dipertuan dari seluruh alam, dan
jang tadinja ia pan dang sepet ti
satu sahabat tukang memberi
nasehat, lantas mohon di ma'af
kan untitle ia punja sikap kurang menghormat lantaran bodo dan kurang mengerti selama
berhubung rapat pada itu guru sutji.
47 - 48. Atas aku punja pertolongan, Ardjuna kau sudah
saksikan sifat diriku jang paling tinggi jang aku sengadja
tundjukan jang tidak saorang

XI.
pun selainnja kanui sendiri, per
nah saksikan. Biar bagaimana
sudjut kau sembahjang menjuguh pada devva-dewa, dan bagaimana giat kau membatja kitab-kitab sutji, menganial pada
orang miskin, lakukan pakerdja'an baik, djalankan pantangan atau menjiksa diri, atau
beladjar ilmu pengatahuan jang
tinggi, itu semua tidak nanti
dapat membantu manusia mcndapat lihat sifatku jang sedjati
jang kau telah saksikan.
49. Djangan bingung atau
kuatir lantaran telah mcmandang rupaku jang begitu hcibat;
singkirkan itu rasa takut dan
bergiranglah. Kau nanti lihat
kcmbali padaku dalam rupa
biasa jang kau saksikan scharihari.
50-51. Biarpun bagaimana gc
tol dan giat orang beladjar ilmu
pengatahuan batin, turut betul
segala aturan agama, pantangan dan lain - lain kamestian
lagi akan bikin sutji dirinja, ia
tidak nanti dapat tahu sampai
habis antero sifatnja Krishna,
Seng, Nur Illahi, Roll sutji T a o ,
atau Dharma jang melipuli
ini alam. Ini segala ilmu pengatahuan dan kepandaiati jang
123

Fat. XI.
dipcladjari oleh manusia hanja
bikin orang kenal satu b a g i a n
dari itu Kabeneran, tapi tidak
nanti sanggup bikin mengarti
dan mendjadjaki
sa-anteronja,
sebegitu lama ia belum dapat
persatukan dirinja dengan jang
Maha Agung dan Sutji.
Kemudian,
sesudahnja
Sri
Krishna
singkirkan
ia punja
wudjut jang angkar dan heibat,
dan balik kembali dalam rupa
jang biasa jang bersifat manis dan
sudah terkenal sehari-liari oleh
Ardjuna sebagai sahabatnja itu
Guru lalu berkata pula :
52 - 53. Seperti tadi aku sudah
bilang aku punja rupa
jang sedjati kau barusan saksikan, ada sangat sukar untuk
dilihat. Banjak dewa - dewa jang
kepingin
mempunjai
kepandaian
akan memandang aku
punja sifat jang benar tapi tidak
berhasil. Djuga kau tidak dapat lihat padaku dengan pertolongan kitab-kitab sutji, lakukan
pantangan
dan menjiksa diri,
mengamal atau sembahjang me
njuguh.
51. Orang hanja dapat saksi
kan aku punja rupa jang sedja
ti, Ardjuna, dengan djalan ber124.

sudjut padaku begitu rupa se


hingga dapat kenal aku punja
sari atau rasa dan masuk bersatu dalam diriku.
55. Barang siapa jang lakukan perbuatan atau pakerdja'an
guna aku sendiri sadja jang pandang aku sebagai ia punja tudjuan jang paling tinggi, tidak
berhamba pada satu apa lainnja
aku, tidak kasih dirinja terikat
lantaran merasa suka dan tidak
mengandung kabentjian pada
segala machluk- orang jang de
mikian oh, Pandawa, jalah tandanja lagi sedang
bertindak
akan datang, padaku.
Pencljelasan:
Manusia atau
pun dewa - dewa tidak dapat
mengenal antero sifat dari T u han sebegitu lama mereka belum dapat bikin dirinja djadi
sama seperti Tuhan sendir i. Ini
'tab tidak berbeda dengan satu
student jang tidak nanti dapat
tahu habis ilmu pengatahuan
atau kepandaian jang diampunjai oleh satu
professor jang
djadi guiunja sebegitu lama ia
belum beladjar
begitu
djauh
dan luas, hingga dapat lakukan
itu serupa pakerdja'an. Untuk
dapat mengenal Tuhan
orang
harus bcrdaja akan bikin diri-

Fat.
nja dapat bersatu
atau djadi
s e b a g i a n d a r i bekakas atau angg o t a T u han. in i 1 a h a k a n did a patkan dengan bersudjut dan
lakukan segala pakerdja'an guna dan atas nama Tuhan, bu-

XI
kan
untuk
kapentingan diri
sendiri, serta ia hidup didunia
dengan terbebas dari rasa suka
dan ben t ji pada siapa djuga,
serta pandang satu rupa pada
sekalian machluk jang hidup.

-------------------------------------------

125

Fasa

Sasudah melihat Krishna punja rupa sedjati jang bersifat


Ka'allahan dalam kalbunja Ardjuna timbul satu pertanjakan
jang sangat penting dan )uas
maksudnja, tentang
mana ia
ingin
sekali dapat ketcrangan
dari itu guna maka ia madjukan ini pcrtanjakan:
i. Antara jang
mereka dengan setia dan sudjut telah menjembah dan memudja paduka, jang manakah dapat sampaikan maksudnja dengan lebih
sampurna; apakah jang memudja guruku punja rupa jang
tidak kelihatan ataukah jang
terpeta dalam rupa manusia ?
Pendjelasan: Ini pertanjakan penting sekali, karena seperti sudah ternjata dari Sri
Krisna punja wudjut jang begitu banjak
inatjamnja, dan
djuga dari ia punja keterangan
sendiri, segala pemudja'an dari
manusia ada diteriina olehnja.
Orang jang hanja memudja de
ngan bakar dupa dibawah p o hon atau batu besar akan hormatkan pada Djin penunggu
dari itu pohon atau batu jang
dipandang sebagai Kramat, atau
126.

K E K A S I H D A R I KRISNA,

jang sembahjang dan sebar bunga dialas kuburan leluhurnja,


sampai pada orang-orang jang
bikin perdjalanan djauh
akan
bersudjut di Masdjit, Gredja
atau Klenteng jang dipandang
sutji, dan berdowa siang malam,
ini semua
akan sampe pada
Krishna karena ialah jang terima segala pemudja'an dari manusia didalam itu wudjut jang
ia mempunjai.
Tetapi ada djuga orang orang
jang terpeladjar dan tinggi kebatinannja jang telah menjingkir dari segala upatjara, tidak
mau ambil perduli pada apa
jang manusia namakan Allah,
Dewa, Toapekong dan
tidak
mau kenal pada Krishna punja
rupa jang seperti manusia, hanja memudja pada sifat kasutjian jang tidak kelihatan. Orang
jang demikian tidak mau kenal pada Krishna, tidak perduli
pada Nabi - nabi jaitu wudjut
manusia dari Krishna, dan bahkan tidak pertjaja atas adanja
Allah, seperti tertampak pada
kaum vrijdenker, tapi ia punja
perdjalanan dan perbuatan ada
menjotjoki dengan titah - titah
agama, kerena iapun ada me-

Fat.
njinta pada ka'adilan pegang
teguh kabenaran maski djuga
tjaranja ada berbeda dengan
anggapan umum dan tidak mengekor pada salah satu kitab
' s u t j i . Sekarang timbul perta"nja'an: apakah orang jang sedemikian, jang memudja Tuhan
jang tidak kelihatan bisa beroleh kasampurna'an rohani seperti Krishna telah pastikan dida
pati akan oleh siapa jang pertjaja dan sudjut betul padanja?
Dibawah
ini ada Kreshna
punja d j a w a b a n :
2. Mereka jang tudjukan pikirannja padaku dengan menaruk pertjaja penuh, dalam pendapetanku
ada lebih mudah
dan tjepat akan dapatkan itu
kasampurna'an.
3 - 4. Mereka j a n g memudja
pada itu sifat kekal jang tidak
dapat dilukiskan, jang tidak kelihatan, jang berada di segala
tempat, jang tidak dapat dipikirkan, tidak bisa berobah jang
tinggal tetap sdamanja, kapan
dalam itu pamudja'an ia orang
dapat tindas hawa nafsu jang
timbul dari perasa'an badan,
pandang saina rata pada segala apa, dan bergirang untuk ke
slamatan semua machluk, orang

XII
orang jang demikian ka'ada'an
nja pun akan sampai djuga
padaku.
5. Kasukeran jang d i h a d a p kan mereka jang pikirannja ditudjukan pada sifat sutji j a n g
tidak kelihatan "ada lebih besar
sebab itu djalanan
dari sifat
samar - jang tidak dapat dilihat - ada sukar untuk disampai
kan oleh_ machluk jang berbadan kasar.
P e n d j e l a s a n : Semua agama
ada terdiri beberapa b a g i a n ;
ada j a n g mendjalankan upatjara dan segala aturan sebeslah
luar, ada jang sudjut dan berbakti pada Nabi, dewa, T o a pekong atau lain-lain machluk
sutji dan ada djuga golongan
jang hanja utamakan dan faham
kan
sarinja itu agama dan tidak taruk perhatian pada kulit
bungkusannja.
Ini perbeda'an
ada perlu karena pengatahuan
manusia tidak sama: ada j a n g
tinggi dan banjak djuga jang
masih serba rendah. K a p a n ini
"golongan orang-orang j a n g pengatahuannja masih tjupet disuru perhatikan sadja sarinja agama, dengan singkirkan ka samping
itu segala
upatjara dan
pemudja'an atas apa-apa jang
dapat dilihat dan didjalankan,

127.

Fat.

XII.

jang meminta orang sudjut dan


pastilah ka'ada'annja mendjadi
persatukan sumangatnja pad a
kalut dan berachir dengan kagagalan karena mentjahari pe- Kristus hingga dengan berdasar
ngatahuan batin dengan djalan ' itu kapertjaja'an, mereka~lebih
lekas dapatkan itu kasutjian da
menimbang dan perhatikan sari pada kalau merampa - rimpi
rinja sasuatu peladjaran, ada
a kan tjarik djalan sendiri. Dalebih sukar dari pada kalau halam agama Buddha pada penja sudjut, pertjaja dan djalan
ladjarannja, dan pada gredjanja,
upatjara tankan aturan dan
jang didjadikan tempat berlinpa dipikir lagi.
dung atau djuga terima pimpiMisalnja Lao Tze punja penannja. K a u m Buddhist utara
ladjaran jang dinamakan ToisMahayana sudah madju begitu
me menjuru orang taruk perdjauh dengan bikin orang perhatian
pada kabeneran jang
tjaja bahwa siapa bersudjut papaling tinggi dengan fahamkan
da Buddha-Buddha dan K w a n
dan kemudian tjotjoken diri pa
Im dengan segenap hati mereda itu T a o ; T a p i ini peladjaka
akan dapat kasutjian biarpun
ran hanja sedikit sekali orang
belum pernah pikir untuk fajang dapat djalankan kerena ter
hamkan
sampe djelas agama
lalu sukar untuk orang jang
Buddha
punja
philcsofie.
bukan achli pemikir; lcasudahannja, itu Toisme seperti terInilah boleh djadi ada dari
tampak sekarang,
dengan ia
lantaran bagai orang kebanjakpunja Dewa - dewa segala maan jang belum dapat menimtjam, ada berbeda djauh dari
bang djauh dalam urusan agama
apa jang djadjar Lao T z e berlebih dulu mesti ada kapertjamulah.
ja'an, dan kalau sudah pertjaja
dan sudjut sepenuhnja barulah
Djalan jang tengah adalah
muntjul itu pertimbangan akan
menjuru orang pertjaja sepenumengikuti djalanan jang sudah
penuhnja pada salah satu mach
diundjuk akan dapatkan kasuluk sutji jang perdjalanan wak
tjian. Memikir dan memeriksa
tu hidupnja dan, peladjaran
dulu, dan kalau sudah tjotjok
jang ia siarkan harus djadi tubaru
taruk kapertjaja'an dan
ladan dan diperhatikan oleh
mendjalankan, inilah dapat dimanusia. Inilah ada tjara jang
lakukan pada sedikit orang jang
digunakan oleh kaum Kristen,

128.

Fat.
berpikiran terang dan tadjam,
karena terlalu berat untuk golongan jang belum dapat pilih
djalan sendiri, hingga selalu ha
rus dipimpin.
Inilah
jang
menjebabkan
Krishna bilang pada Ardjuna,
bahvva pamudja'an pada ia punja sifat jang tidak kelihatan,
ada lebih sukar maka ia pudjikan supaja orang tudjukan sadja
pikirannja pada ia punja diri
j a n g berupa, manusia -pada itu
Nabi - nabi dan machluk? sutji-kerena ini tjara ada lebih
mudah. Bagaimana itu pemudja'an harus dilalcukan,
olch
Krishna diterangkan seperti berikut:
6 - 7 . Barang siapa jang dengan sesungguhnja tidak kepingin lakukan apa-apa guna dirinja sendiri, hanja serahkan segala pakerdja'an padaku sambil memudja dan meditasi atas
diriku serta djalankan kebatiiiannja
dengan segenap hati,
orang - orang
jang demikian
aku nanti anglcat dengan lekas
dari itu lautan kahidupan dan
kamatian, sebab mereka punja
pikiran sudah tergabung dengan diriku.
8. Tempatkanlah

tjita - tjita

XII.
dalam diriku: masukkanlah kau
punja pribadi dalam pribadiku
kapan demikian tanpa bersang
si di hari nanti kau akan bertempat dalam diriku, jaitu men
djadi satu dengan aku.
9. Kapan kau tidak sanggup
tudjukan dengan tetap pikiranmu padaku, bcrdajalah supaja
dapat sampaikan aku dengan
djalan lakukan lcabaktian, oh
Ardjuna!
10. Kapan kau masih tidak
dapat berbalcti terus - menerus,
gerakanlah pikiranmu akan lakukan apa-apa untuk aku; djalankanlah
segala
pakerdja'an
atas namaku; dengan ini tjara
kau akan dapatkan kasampurna'an.
11. Djikalau akan ini kau
masih belum sampai kuat, hendaklah tjarik perlindungan bersatu padaku, dan sambii pegang
prentah atas diri sendiri kau
tolak untuk punjakan hasil dari pakerdja'anmu.
F e m d j e l a s a n : Disini Krishna
tundjukan berbagai-bagai djalanan jang orang boleh pilih sendiri menurut kasanggupannja
Paling utama
orang mesti
129.

Fat.
upakan diri sendiri hingga pahala atau kabaikan apa j a n g
ia lakukan semua disadjikan pa
da Krishna, jang ia harus p u dji setiap hari tudjukan pikirannja dalam
waktu
meditasi dan berbakti segenap hati hingga pikirannja mendjadi
satu dengan pikirannja Krishna,
jang membikin ia tergabung
pada sifat Ka'allahan. K a p a n
orang merasa tidak
sanggup
akan persatukan pikirannja dengan Krishna, ia bar us bcrdaja
selalu memudja dan berbakti;
djikalau ini djuga ia masih be
lum sanggup lakukan terus me
nerus, ia harus bcrdaja akan
berbuat baik dalam dunia atas
nama Krishna, karena ini tjara
pun
dapat mendatangkan kasampurna'an batin. T a p i kalau
ini djuga masih belum sanggup
djalankan dengan betul, hendak
lah
tjarik perlidungan pada
Krishna,
tindas
hawa nafsu
dan tolah akan punj.tkan basil dari segala pakerdja'annja.
Itu berbagai-bagai
aturan untuk menjampurnakan batin ada
ditcrangkan pula dengan ringk a s j e p c r t i di bawah ini:
1 2 . Mentjarik kasutjian batin
dehgan djalan bekerdja tidak
lebih tinggi dari pada dapat130.

XII.
kan pribudi pengatahuan; P_ribudi pengatahuan tidak dapat
mejnanjrkan jang didapat "dengan
(meditasi lebih baik dari m e d i
tasi adalah itu penolakan untuk
petik
hasil dari pakerdja'an;
didalam
itu
penolakan
atau
pengorbanan orang nanti dapatkan katentreman.
13- 14. Mereka jang tidak
mengandung pikiran djahat pada lain-lain machluk, jang m c njinta dan berkasihan, tan pa
merasa ketarik atau
hendak
utamakan diri
sendiri; tinggal
adam terhadap kasenengan dan
kasusahan, suka mcngampunkan,
selalu merasa puas, tjotjoki diri
atas segala
matjam ka'ada'an,
dapat menahan nafsu, berkemauan tetap,
dengan pikiran
dan pcrtimbangannja ditudjukan padaku, orang j a n g demikian itulah kekasihku.
15 S i apa j a n g dapat bikin
d k i a j a tidak perlu didjauhkan
oleh dunia, dan ia sendiri tidak
djauhkan diri dengan ini dunia,
hanja terbebas dari kekuatiran,
kagirangan dan kagusaran jalah
ada djadi kekasihku.
16. Siapa tidak ingin apaapa, penghidupannja bersih m e -

Fat. XII.
ngarti terang kasutjian, dapat
kalahkan hawa nafsu, pikiiannja tidak mudah tergontjang,
tidak mau terima hasil atau
terima pudjian atas segala apa
jang dikerdjakan, jalah ada dja
di kekasihku.
17. Siapa jang tidak menjinta dan membentji, tidak ingin
dapat atau punjakan apa - apa,
lepaskan atau tidak perdulikan
kebaikan dan kedjahatan, hatinja penuh kasudjutan jalah ada
ditjinta olehku.
18 - 19. Berlaku satu rupa
pada musuh dan sahabat, dan
djuga dalam kamashuran dan
kahina'an; tidak berubah dalam panas dan dingin, scneng

dan sengsara, tidak terikat pada


satu apa pun, anggap satu rupa
pada tjelahan dan pudjian, merasa puas apa jang datang atau
djadi bagiannja, tidak mempunjai milik atau tempat tinggal
jang tentu pikirannja
tetap,
penuh dengan kasudjutan, orang
jang demikian itulah jang tertjinta olehku.
20 Mereka jang dapat mengarti ini peladjaran pribudi
jang memberi penghidupan seperti aku tuturkan tadi, dan
taruk kepertjaja'an dalam tudjuannja untuk dapatkan kasutjian jang paling tinggi, orangorang jang
demikian adalah
jang aku tjintakan paling keras.

131.

Fasal

BADAN DAN R O H .
Bag. I

O h , Guruku, aku
ingin beladjar mengctahui tentang sifat
nja Benda dan Roh, demikian
pun tentang itu Tanah Ladang
:lan achli Pengebon, tentang
ilmu pribudi
kabidjaksana'an
ian segala apa jang harus dipunjakan.
Berhubung dengan ini permolonan Sri Krishna laiu tuturtan keada'annja itu dua maj a m sifat dalam badan manulia.
Tudjuan dari ini pembejeran tentang sifatnja kabenean ada mirip seperti tjaranja
esus berlaku dalam ia punja
jerumpama'an tentang ,,Tanah
L.adang" dan ,,Penjebar Bibit",
tu Tanah Ladang atau Tegalan
ebon ada badannja manusia,
lan sipenjebar bibit ada itu
Crisha - dinamakan djuga dalam
a punja sifat rohani, sebagai
Ulhiatma atau Roh jang teringgi - dan itu bibit jang dise>ar di itu Tanah Ladang jaitu
ah
Pribudi Kabidjaksana'an,
Crislma lukiskan dirinja sebagai
'cnjebar Bibit di atas
segala
natjam Tanah Ladang, jaitu
>ada sesuatu manusia sendiriendiri. Pengartian tentang Primdi ada berarti didapatnja pe-

132.

ngetahuan tentang sifatnja itu


Tanah Ladang dan siapa sudah
mengarti atas ka'ada'annja itu
Tanah Ladang, ia pun
ada
djadi djuga
Penjebar dari itu
bibit Pribudi Kasutjian.
Lebih tegas lagi kapan seorang sudah mengenal pribudi
kasutjian, iapun akan mengarti
djuga watak dari sesuatu m a nusia, ia pun sendirinja djadi
penjiar dari itu pribudi jang ia
ada mempunjai.
Dalam Fasal - fasal - jang lalu
Krishna sudah terangkan
pandiang lebar itu berbagai-bagai djalanan akan Ardjuna dapatkan kasutjian. Kini ia beber
pula sifatnja manusia, jaitu dari
mana asal-usulnja itu sang tubuh, apa jang ada tertjipta disitu, dan tentang itu R o h Sutji
jang bertempat didalamnja. T e tapi sebelumnja disalin p e m bitjara'annja Sri Krishna, ada
perlu diberi keterangan luas ten
tang ini sual jang akan
dirundingkan jang sifatnja begitu melit dan samar, hingga tidak sembarang orang dapat lantas m e ngarti.
Itu , , b a d a n " jang dibitjarakan
oleh Krishna dalam ini perun-

Fat. X I I I .
dingan bukan sekali berwudjut
darah daging, hanja bagian-bagian jang masuk dalam kala
ngan badan halus" jang dari djaman kuna sekali sudah
terkenal dalam philosofie Hindu, hingga untuk achli - achli
agama Hindu apa jang dibitjarakan dalam Bhagavat-Gita
ada mudah dimengarti.
Tapi
dari scbab soal ini
masih terlalu
asing bagai kebanjakan
pembaija, maka lebih dahulu
perlu diterangkan supaja dapat mengarti baik Sri Krishna
punja perundingan metaphysics,
jaitu jang
berhubung dengan
pengatahuan halus dan samar.
Dalam badan manusia tcrdapat sembilan bagian, jang inaskipun masing - masing berbeda
atau mempunjai sifat sendiri,
tapi tidak dapat dipisahkan. Itu
bagian kasembilan, jang bertempat ditengah sekali atau dalain lapisan jang paling dalam,
adalah jang dinamakan Eternal
Ego atau diri sedjati, jaitu jang
biasa
dipanggil djuga Seng,
Kristus,
Nur Illahi, Krishna
atau Adhiatma, jang bertachta
didalam badan Rohani, atau
Adhidaiwata, jang djadi lapisan
bagian kedua. Sisanja jang tudju bagian lagi, terdiri dari ampat badan. Alat atau agent2

dari segala kerdja'an atau perbuatan menurut titahnja


kekuasa'an dan andjuran dari itu
badan sedjati jang disampaikau
pada mereka dengan getcrannja
pikiran, atau perantara'an dari
Ampat sifat rohani jang mentjotjoki dengan it