BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................6
1.3 Tujuan...................................................................................................................6
1.4 Manfaat................................................................................................................6
1.5 Ruang Lingkup.....................................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORITIS............................................................................................8
2.1 Kajian Pustaka......................................................................................................8
2.1.1 Kepuasan Kerja..........................................................................................8
2.1.1.1 Indikator Kepuasan Kerja............................................................17
2.1.1.2 Pengukuran Kepuasan Kerja........................................................20
2.1.1.3 Tingkat Kepuasan kerja..............................................................23
2.1.1
Loyalitas peneliti...................................................................................25
2.1.3
Citra Organisasi.....................................................................................30
2.2
Kerangka Pemikiran.................................................................................36
ABSTRAK
Mega Birlian Adhitya. PENGARUH KUALITAS PRODUK PENELITIAN
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian
dan
Pengembangan
Kementerian
Pendidikan
dan
penelitian dan pengembangan yang bermutu dan relevan. Artinya, Balitbang harus
dapat menjadi penunjuk jalan dalam pencapaian rumusan kebijakan dan inovasi untuk
mewujudkan transformasi pendidikan.
Permendiknas Nomor 36 Tahun 2010 menegaskan, Balitbang bertugas
melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan. Sedang fungsinya, yakni
menyusun kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian dan pengembangan,
melaksanakan penelitian dan pengembangan pendidikan, dan melaksanakan
pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta
melaksanakan urusan administrasi Balitbang.
Selain tugas dan fungsi di atas, fungsi Balitbang lebih dipertajam pada fungsi
yang bersifat pengendalian (preventif), mereview, dan mengoreksi proses yang
berjalan untuk perbaikan kinerja instansi, baik instansi Balitbang dalam lingkup kecil
maupun Kemdikbud dalam lingkup yang lebih besar. Balitbang diharapkan dapat
membangun sistem untuk memastikan berjalannya proses pencapaian keunggulan dan
membangun budaya unggulan. Agenda riset kebijakan ke depan diorientasikan untuk
menjawab tantangan dan kebutuhan bangsa di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Riset kebijakan litbang yang dikembangkan ke depan harus bersifat futuristik,
responsif, antisipatif, analitis dan akuisitif opini publik.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian
Pendidikan
dan
bertaraf
internasional;
dan
pengembangan
model
profesi
guru
(www.jarlitbang-pendidikan.org).
Untuk menunjang peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan,
Balitbang Kemdiknas telah mengembangkan Jarlitbang Pendidikan sejak tahun 2006.
Pengembangan jaringan penelitian dan pengembangan (Jarlitbang) pendidikan
bertujuan sebagai wahana kerjasama antara Pemerintah Pusat (Kemdiknas, Kemenag,
Kemdagri) dengan pemerintah daerah (Balitbangda/Bappeda, dan Dinas Pendidikan
Propinsi/Kabupaten/ Kota) dalam kegiatan penelitian dan pengembangan di bidang
pendidikan. (www.jarlitbang-pendidikan.org).
Jarlitbang pendidikan diharapkan dapat membantu pengambil kebijakan di
tingkat pusat dan daerah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi,
serta memecahkan masalah-masalah di bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan
tuntutan dan kewenangan pemerintah pusat dan daerah di era otonomi daerah. Oleh
karena itu, keberadaan Jarlitbang Pendidikan diperlukan dalam upaya mensinkronkan
berbagai kebijakan pendidikan nasional dan membantu memecahkan berbagai
permasalahan pendidikan (melalui penelitian dan pengembangan, kurikulum dan
perbukuan, serta penilaian pendidikan). Di bentuknya suatu pemerintahan, pada
Pemerintahan
tidaklah dibentuk untuk melayani diri sendiri tetapi untuk melayani masyarakat,
menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu dapat mengembangkan
kemampuan dan kreatifitasnya untuk tujuan bersama. Pemerintah, memiliki peran
untuk
melaksanakan
fungsi
pelayanan
(www.jarlitbang-pendidikan.org).
Untuk mengimplementasikan
dan
fungsi
pengaturan
tersebut,
warga
negara
pemerintah melakukan
dalam
berbagai bidang. Layanan itu sendiri disediakan pada berbagai lembaga atau
institusi pemerintah
Para peneliti di Balitbang pada umumnya terdiri dari berbagai latar belakang
bidang ilmu dan pendidikan, kepuasan sebagai peneliti tentunya dapat menjadi entri
point untuk dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas. penelitian yang
berkualitas tentunya tergantung kepada sejauh mana para peneliti dapat fokus dengan
pekerjaan penelitiannya, maka kualitas produk penelitian yang dihasilkan merupakan
salah satu ukuran kepuasan masyarakat terhadap hasil produk penelitian yang
dihasilkan dan akan memberi citra positif bagi organisasi Balitbang Kemdikbud
Jakarta. Paradigma penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh Balitbang tidak
hanya melihat peran dan fungsi Balitbang dalam tataran menjawab berbagai
permasalahan pendidikan yang berkembang di masyarakat dan memberikan
rekomendasi kepada para pengambil kebijakan di lingkungan Kemdikbud. Balitbang
diharapkan lebih siap dalam memprediksi potensi masalah yang ada sehingga ke
depan perlu mengarah pada analisis kebutuhan dan keunggulan organisasi secara
kompeten (paradigma futuristik).
Citra merupakan suatu kesan yang diperoleh melalui pengetahuan dan
pengalaman seseorang tentang suatu hal. Dalam suatu organisasi pemerintah seperti
Balitbang Kemdikbud, citra dapat diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati
diri organisasi. Persepsi masyarakat terhadap organisasi
mereka ketahui atau mereka kira tentang instansi tersebut. Citra organisasi yang baik
dimaksudkan agar organisasi dapat tetap hidup dan meningkatkan kreativitasnya
bahkan memberikan manfaat lebih bagi orang lain.
Keinginan sebuah organisasi untuk mempunyai citra yang baik pada publik
sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya
pengelolaan upaya yang perlu dilaksanakan. Ketepatan pengertian citra agar
organisasi dapat menetapkan upaya dalam mewujudkannya pada obyek dan
mendorong prioritaspelaksanaan. Citra menampilkan kesan suatu obyek terhadap
obyek yang lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari
berbagai sumber terpercaya.
Pentingnya citra sebuah organisasi dikarenakan citra positif dapat memberikan
kemudahan bagi organisasi untuk berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif,
sedangkan citra negatif sebaliknya. Citra positif dapat digunakan sebagai pelindung
terhadap kesalahan kecil, kualitas teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat
memperbesar kesalahan tersebut. Citra menggambarkan pengalaman dan harapan
konsumen atas kualitas pelayanan perusahaan dan citra mempunyai pengaruh penting
terhadap manajemen atau dampak internal, dimana citra perusahaan yang kurang jelas
dan nyata dapat mempengaruhi sikap karyawan (Sutojo, 2004: 60).
Upaya yang dilakukan Balitbang
dalam membangun citra positif
organisasinya di mata masyarakat juga sering menemui kesulitan. Kesulitan yang
dialami tersebut dapat menimbulkan opini di masyarakat yang berdampak pada citra
organisasi, dimana perusahaan mendapat citra negatif. Citra negatif itu terlihat dari
upaya yang dilakukan oleh pihak Balitbang dalam membangun citra positif di mata
masyarakat pengguna juga tak jarang menemukan kesulitan. Kesulitan yang dialami
perusahaan dapat menimbulkan opini di masyarakat yang berdampak pada citra
perusahaan, dimana perusahaan mendapat citra negatif. Citra negatif itu terlihat dari
hal yang paling umum terjadi di lingkungan masyarakat akhir-akhir ini, yakni opini
mengenai kualitas produk penelitian, yang sering dikritisi oleh masyarakat akademis
dan dinas-dinas daerah bahwa produk penelitian di Balitbang tidak banyak
memberikan solusi terhadap permasalahan yang ada serta terhadap kebijakan
pemerintah dalam bidang pendidikan.
Citra organisasi dapat diukur melalui riset atau survey yang dilakukan untuk
mengetahui opini publik, baik dari pihak internal organisasi maupun eksternal. Hal ini
juga yang terjadi di Balitbang dalam mengukur citra Balitbang, citra perusahaan
Balitbang dapat bergeser ke arah yang tidak diharapkan. Citra negatif inilah yang
di Balitbang
1.4
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu
Ruang Lingkup
Karena keterbatasan peneliti dalam hal waktu, tenaga, dan biaya, serta untuk menjaga
agar penelitian lebih terarah dan fokus, maka ruang lingkup dalam penelitian ini mencakup
peneliti serta tenaga ahli di Balitbang Kemdikbud Jakarta.
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan, maka penulisan ini dibagi menjadi lima bab yaitu,
sebagai berikut :
BAB
: PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan
sistematika penulisan
BAB
II
: LANDASAN TEORITIS
Merupakan bab yang berisikan tentang landasan teoritis yang diuraikan
tentang pengertian dan kepuasan produk, pengukuran kepuasan, faktor yang
mendorong kepuasan, serta citra dari dari perusahaan yang bersangkutan.
BAB
IV : HASIL PENELITIAN
Merupakan bab yang berisikan tentang hasil analisis data dan pembahasan.
BAB
: PENUTUP
Merupakan bab yang berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penulisan ini
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1
Kajian Pustaka
suatu
produk
itu
berdasarkan
persepsinya.
Suatu
produk
menjalankan
gabungan
dari
fungsinya,
daya
tahan,
yang
merupakan
keandalan,
suatu
ketepatan,
pengertian
kemudahan
kualitas
ditentukan
oleh
pelanggan.
Setiap
usaha
2.1.3
Citra Organisasi
Berbagai definisi mengenai citra ditemukan dalam literatur marketing maupun
psikologi. Citra dideskripsikan sebagai pengetahuan subjektif (Boulding, 1956:21),
sebagai sebuah perilaku (Hirschman et al., 1978:13) dan sebagai kombinasi dari
karakteristik produk yang berbeda dari fisik produk namun diindetfikasikan sebagai
bagian produk. (Erickson et al., 1984:14). Citra juga didefiniskan sebagai kesan
keseluruhan (overall impression) yang berada di benak konsumen (Zimmer and
Golden,1988:45) dan sebagai konfigurasi kognitif idiosinkratik (Mazursky and
Jakoby,1986:87). MacInnis dan Price (1987:44) bersama dengan Yuille dan Ctachpole
(1977:12) menggambarkan pembentukan citra sebagai prosedur dimana ide, perasaan
dan pengalaman dengan suatu organisasi terseimpan dalam memory ingatan.
Sidney Levy dari Northwestern University memperkenalkan konsep citra di
tahun 1955 dan telah diterapkan dalam berbagai objek. Pertama adalah citra
perusahaan/organisasi yaitu bagaimana orang memandang keseluruhan perusahaan.
Kedua adalah citra produk yaitu bagaimana orang memandang kategori produk
tertentu. Ketiga adalah citra merek yaitu bagaimana orang memandang suatu merek
tertentu dalam kompetisinya dengan merek lainnya (Levy,Sidney, 1955:96).
Berbicara mengenai citra perusahaan telah banyak sekali pengertian mengenai
citra perusahaan yang diantara para ahli komunikasi perusahaan dan prakstisi (Abratt,
1989; Davies et al,2001:55). Seringkali kata citra diartikan sebagai identitas atau
reputasi atau dalam arti yang lebih sempit diartikan sebagai persepsi internal dari
perusahaan yang diyakini oleh karyawan (Kennedy,1977:31). Menurut Davies et al
(2001:50) dikatakan bahwa citra diartikan sebagai pandangan mengenai perusahaan
oleh para pemegang saham eksternal, khususnya oleh para pelanggan. Hal ini berbeda
dengan pendapat yang mengatakan bahwa citra adalah pandangan internal mengenai
1.
2.
3.
4.
citra perusahaan yang baik penting sebagai sumber daya internal obyek jdalam
menentukan hubungannya dengan perusahaan.
Konsisten dengan arti telah dikemukakan, citra perusahaan merupakan hal
yang abstrak. Sutisna mengatakan, Satu hal yang dianalisis mengapa terlihat ada
masalah citra perusahaan adalah organisasi dikenal atau tidak dikenal (2001:334).
Dapat dipahami keterkenalan perusahaan yang tidak baik menunjukkan citra
perusahaan
yang
bermasalah.
Masalah
citra
perusahaan
tersebut,
dalam
keberadaannya berada dalam pikiran dan atau perasaan konsumen. Menurut Robinson
dan Barlow, Corporate image may come from direct experience (Michael K. Hui,
1991:2). Philip Kotler mengemukakan, Secara berkala perusahaan harus mesurvey
publiknya untuk mengetahui citra (1987:460). Berdasarkan pendapat-pendapat
tersebut, keberadaannya citra perusahaan bersumber dari pengalaman dan atau upaya
komunikasi sehingga penilaian maupun pengembangannya terjadi pada salah satu
atau kedua hal tersebut. Citra perusahaan yang bersumber dari pengalaman
memberikan gambaran telah terjadi keterlibatan antara konsumen dengan perusahaan.
Keterlibatan tersebut, belum terjadi dalam citra perusahaan yang bersumber dari
upaya komunikasi perusahaan. Proses terbentuknya citra perusahaan menurut
Hawkins et all (2000: 126) diperlihatkan pada gambar sebagai berikut :
Exposure
Attention
Image
Comprehensif
Behavior
informasi yang tidak lengkap menghasilkan citra yang tidak sempurna Menurut
Shirley Harrison (1995:71) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan
meliputi empat elemen sebagai berikut :
1.
Personality
Keseluruhan karateristik perusahaan yang dipahami publik sasaran seperti
perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang mempunyai tanggung jawab
sosial.
2.
Reputation
Hal yang telah dilakukan perusahaan dan diyakini publik sasaran berdasarkan
pengalaman sendiri maupun pihak lain seperti kinerja keamanan transaksi sebuah
bank.
3.
Value
Nilai-nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya perusahaan
seperti sikap manajemen yang peduli terhadap pelanggan, karyawan yang cepat
tanggap terhadap permintaan maupun keluhan pelanggan.
4.
Corporate Identity
2.2.4
Kerangka Pemikiran
Keterkaitan antara kualitas produk dengan citra organisasi di Balitbang terkait
dengan tupoksi para peneliti di instansi ini dimana sebagai peneliti mempunyai tugas
dan kewajiban untuk menghasilkan produk-produk penelitian yang berkualitas,
dimana untuk menghasilkan produk penelitian yang memuaskan semua pihak
terutama masyarakat diperlukan loyalitas serta kapabilitas yang tinggi dari peneliti,
sehingga kinerja peneliti akhirnya dapat dinilai dari sejauh mana produk penelitian
yang dihasilkan memberi kepuasan terhadap masyarakat serta memberikan kontribusi
terhadap dunia pendidikan di Indonesia, yang pada akhirnya citra organisasi Balitbang
menjadi bernilai tinggi dimata masyarakat.
Dimana tujuan
orgnanisasi
sasaran berawal dari pengertian yang tepat mengenai citra sebagai stimulus adanya
pengelolahan upaya yang perlu dilaksanakan, salah satunya yaitu adanya respon
kualitas kerja penelitian yang dihasilkan serta loyalitas para penelitinya.
Sehingga paradigma dari penelitian Kualitas Produk Penelitian di Balitbang
Kemdikbud Jakarta dalam meningkatkan Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta
digambarkan seperti berikut ini:
Bagaimana Kualitas Produk Penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta dalam meningkatkan Cit
Bagaimana pelaksanaan pemenuhan
Kualitas Hasil Kualitas
Penelitianproduk Penelitian dalam meningkatkan Citra Bal
Kendala apa saja yang muncul pada upaya pemenuhan Kualitas produk Penelitian dalam meni
Ku
Citra Organisasi
Model Kualitas
Teori Kotler
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
meodel yang mengidentifikasi variabel terikat dan tidak terikat, memfokuskan pada pengertian
hubungan eksplisit dan implisit diantara variabel. Sedangkan meetode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu metode eksplanatori, yaitu suatu metode penelitian yang menjelaskan
hubungan pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat kemudian data yang diperoleh
diolah dan disusun sampai diperoleh kejelasan tentang hubungan pengaruh variabel bebas dengan
variabel terikat. Singarimbun (1995:5) mengatakan bahwa apabila peneliti ingin menjelaskan
hubungan kausal antar variabel melalui pengujian hipotesis maka dinamakan penelitian penjelasan
(explanatory research).
Dalam penelitian ini data diperoleh dengan menggunakan metode survei, yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok. Cooper (1997: 287) mengemukakan bahwa mensurvey adalah mengajukan pertanyaan
pada orang-orang dan merekam jawabannya untuk dianalisis. Penelitian survei digunakan untuk
mengumpulkan suatu data besar yang dikerjakan dalam suatu kelompok, Menurut kategori tujuan
penelitian, penelitian ini merupakan survey verifikatif. Dari hasil Penelitian ini akan memberikan
gambaran bagaimana variable-variabel kualitas produk
variabel Citra Balitbang Kemdikbud
3.2
Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik dengan
analisis jalur, yaitu untuk mengukur pengaruh variabel independen yaitu kualitas produk
penelitian terhadap variabel dependen citra organisasi, untuk menganalisis hubungan sebab
akibat dari variabel-variabel penelitian tersebut.
Mempertimbangkan bahwa dalam penelitian ini digunakan model skala likert di mana
skala datanya ordinal, maka harus dilakukan transformasi data menjadi data interval sesuai
dengan method of succesive interval (Harun Al Rasyid, 1993/94:131). Transformasi ini
bertujuan untuk mengubah skala pengukuran ke dalam skala pengukuran yang tingkatannya
lebih yaitu data berskala ordinal menjadi interval sehingga data yang diperoleh memenuhi
asumsi yang dituntut dalam perhitungan statistik parametric yang akan digunakan dalam
menganalisis data dengan menggunakan analisis jalur.
Langkah-langkah dalam melakukan transformasi data dapat dijelaskan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
Untuk setiap penyataan ditentukan nilai batas untuk setiap pilihan jawaban
5.
Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan berikut :
Scale =
6.
Hitung score (nilai hasil transformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui
persamaan :
Score = scale value + scale value minimum +1
struktur lengkap hubungan sebab akibat pada analisis jalur dapat digambarkan sebagai berikut :
YX1
YX1
YX1
YX1
Y
rX1X5
rX1X5
rX1X5
YX1
rX1X5
rX1X5
rX4X5
Gambar 3.1
Model Pengaruh Kualitas Produk Penelitiaan(X) Terhadap Citra Organisasi (Y)
Keterangan :
X1
= dimensi Kinerja
X2
= dimensi Fitur
X3
= dimensi Durability
X4
= dimensi Konsistensi
X5
= dimensi Disain
= Besarnya pengaruh lain terhadap Y selain X1, X2 , X3, X4 ,dan X5 yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini
YX1
YX2
YX3
YX4
YX5
rXiXj
Menghitung koefisien korelasi sederhana antar variabel, melalui rumus sebagai berikut :
n
rX i X j
h 1
h 1
h 1
; i j 1, 2, ..., k
h 1
[n X ( X ih ) ][ n X
2
ih
h 1
2.
n X ih X jh X ih X jh
2
jh
h 1
( X jh ) ]
2
h 1
X2
...
Xk
rX X
1 1
rX X
1 2
...
rX X
1 k
X1
rX X
2 2
3.
4.
...
rX X
2 k
X2
...
...
rX X
k k
Xk
X2
...
Xk
CRX X
1 1
CRX X
1 2
...
CRX X
1 k
X1
CRX X
2 2
...
CRX X
2 k
X2
...
...
CRX X
k k
Xk
pYX i
CR YXi
CR YY
; i 1, 2, ..., k
Keterangan :
5.
pYX =
i
CRYX =
i
Sel pada baris ke-Y dan kolom ke-Xi dari matriks invers Korelasi
CRYY =
Sel pada baris ke-Y dan kolom ke-Y dari matriks invers korelasi
6.
2
RYX
1... X k
7.
p
i 1
YX i
rYXi
pYXi
(1 R
2
YX1 ... X k
) CR ii
; i = 1, 2, . . ., k
n k 1
8.
PY
1 R 2 Y ( X 1 X 2 ... X k )
Besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab terhadap variabel akibat disebut dengan
koefisien jalur dan diberi simbol pX iXj. Besarnya pengaruh dari X 1 terhadap Y dinyatakan oleh
besarnya nilai numerik koefisien jalur yaitu p YX1, pengaruh dari X2 terhadap Y dinyatakan dengan
pYX2, dan seterusnya. Pengaruh variabel-variabel lain di luar variabel X 1 dan X2 terhadap Y adalah
pY.
b.
pYX .pYX + pYX .pX X .pYx . Pengaruh variabel lain diluar model (galat) : pY = (1i
i
i i j
j
2
RYX
1... X k
c.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan telah ditentukan hipotesis penelitian
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap Citra Organsiasi Balitbang
Kemdikbud Jakarta.
2. Terdapat pengaruh yang antara loyalitas organisasi terhadap Citra Organsiasi Balitbang
Kemdikbud Jakarta.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja dan loyalitas organisasi terhadap Citra
Organsiasi Balitbang Kemdikbud Jakarta.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan analisis jalur (Path
Analysis). Adapun pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis jalur yang sesuai dengan paradigma
yang mencerminkan hipotesis tersebut. Karena pada dasarnya hubungan struktural antar variabel
menggambarkan suatu regresi ganda (multiple regression), maka persamaan linier yang mendasari
perhitungan koefisien jalur seperti yang dikemukakan oleh Ching Chun Li (1981:113), adalah sebagai
berikut :
Y = PYX1X1 + PYX2X2 + PYX2X3+
a. Pengujian Secara Keseluruhan
Hipotesis pada pengujian secara keseluruhan ini adalah :
Ho : PYX = PYX = . . . = P YXk = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh variabel penyebab terhadap
1
2
variabel akibat
H1 : Sekurang-kurangnya ada sebuah PYXi 0, yaitu terdapat satu atau lebih pengaruh variabel
penyebab terhadap variabel akibat
( n k 1) pYX i rYX i
i 1
k (1
YX i
rYX i )
Statistik uji di atas mengikuti distribusi F-Snedecor dengan derajat bebas penyebut (v 1=k) dan
derajat bebas pembilang (v2=n-k-1), dimana n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah variabel
penelitian
Kriteria pengujian :
Tolak Ho jika p-value , lainnya terima jika p-value > .
b. Pengujian Secara Individual
Apabila pada pengujian secara keseluruhan Ho ditolak berarti sekurang-kurangnya ada
sebuah PYX 0. Untuk mengetahui PYX mana yang sama dengan nol, atau untuk menguji hipotesis
i
i
konseptual yang diajukan, maka dilakukan pengujian secara individual.
Langkah kerja pada pengujian koefisien jalur ini adalah menentukan hipotesis statistik yang
akan diuji sebagai berikut:
Ho : PYX = 0, yaitu tidak terdapat pengaruh antara variabel penyebab terhadap variabel akibat,
i
melawan
H1 : PYX 0, yaitu terdapat pengaruh antara variabel penyebab terhadap variabel akibat.
i
Statistik uji yang digunakan adalah statistik t i berdasarkan nilai-nilai matriks invers korelasi
yaitu :
ti
pYX i
2
(1 RYX
)CR ii
1 ... X k
n k 1
; i = 1, 2, . . ., k
Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas n-k-1, di mana;
2
YX1... X k
pYXi
pYXi rYXi
i 1
CR YXi
CR YY
; i 1, 2, ..., k
= koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari variabel
rX i X j
n X ih X jh X ih X jh
h 1
h 1
[n X ( X ih ) ][n X
2
ih
h 1
R2YX ...X =
1 k
h 1
; i j 1, 2, ..., k
h 1
h 1
2
jh
( X jh ) ]
2
h 1
merupakan unsur pada baris ke-i dan kolom ke-i dari matriks invers korelasi
Hasil perhitungan ini, jika hasil pengujian secara individu menunjukkan bahwa terdapat
variabel yang tidak berpengaruh, untuk mendapatkan koefisien jalur baru, dilakukan
perhitungan ulang tanpa melibatkan variabel yang tidak berpengaruh signifikan.
3.3
Tabel 3.2.
Populasi Penelitian
No
Gol
Gol
Gol
Gol
Jumlah
II
III
IV
(orang)
BALITBANG KEMDIKNAS
1
2
3
4
5
6
Jumlah
300
1
2
no
2.BE
1 0,05
Z
2
2.BE
1,96
0,1
Z 0,475
2(0,05)
(19,6) 2 384,16
no = 15
Artinya no > 0,05 N, sehingga syarat No. 1 tidak terpenuhi dan dilanjutkan pada
pengujian ke-2
2. Jika no > 0,05 N, maka
no
N =
no 1
1+
1+
=
=
382,16
382,16-1
300
382,16
1 + 1,271
168,278
Ni
x n
N
Ni
= Total populasi
Mengingat penelitian ini tersebar pada berbagai instansi, Mazmanian dan Sabatier (1983:11)
mengatakan bahwa: Untuk mengkaji kebijakan ada tiga perspektif objektif yang perlu dijadikan
kajian, yaitu pembuat kebijakan, aparat pelaksana, dan masyarakat.
keseluruhan memiliki peluang untuk dijadikan sampel dengan mengacu pada rumus di atas.
Adapun penyebaran sampel berdasarkan rumus tersebut disajikan pada tabel 3.3. sebagai
berikut:
Tabel 3.3.
Penyebaran Sampel
No
Golongan
Instansi
III
IV
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
169
Jumlah
Sumber Data: Balitbang Kemdikbud, 2014
3.4
Teknik dan Prosedur pengumpulan data pada penelitian ini dapat dijelaskan pada tebel berikut ini:
Tabel 3.4 Prosedur Pengumpulan Data
Kuesioner
1. Data
mengenai
Balitbang.
Observasi
5. Informasi
lain
tentang
Kuesioner
Observasi
Balitbang Kemdikbud.
Alat pengumpulan data pada penelitian ini yaitu melalui kuesioner dan wawancara mengenai
pengaruh kualitas produk terhadap citra Balitbang Kemdikbud Jakarta..
1.
Kuesioner
Pengisian kuesioner dengan sifat pernyataan tertutup yang ditujukan kepada Pegawai Balitbang
Kemdiknas Jakarta. Pertanyaan yang diajukan dalam kuensioner ini berbentuk pertanyaan tertutup
dimana masing-masing jawaban diukur berdasarkan pengukuran skala Likert, dimana variabel
Kepuasan kerja
(X1) dan variabel Loyalitas peneliti(X2) sebagai variabel bebas dan yang
menjadi variabel terikat adalah Citra Organisasi (Y) diukur dalam skala likert.
2.
Wawancara
Wawancara dilakukan dengan peimpinan dan pegawai Balitbang Kemdikbud Jakarta guna
mendapat informasi dan keterangan mengenai materi penelitian.
3.5
rs
n X
n XY X Y
2
n Y
Keterangan:
rs
: Koefisien korelasi
: Jumlah responden
Menurut Sugiyono (2003:124) syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat bahwa item
kuesioner penelitian valid adalah kalau r = 0,3, jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total
kurang dari 0,3 maka butir dalam intrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
Uji Reliabilitas
Reliabilitas didefinisikan sebagai parameter yang menyatakan keandalan alat ukur. Alat ukur
yang handal berarti alat ukur tersebut dapat digunakan untuk mengukur hal yang sama berkali-kali
dan akan menghasilkan data akurat yang sama. Didalamnya memuat pula konsistensi suatu alat ukur
untuk mengukur pada kondisi pengujian-pengujian lain yang sejenis. Pengujian reliabilitas dapat
digunakan dengan menggunakan Metode Alpha Cronbach.
Untuk menguji digunakan Alpha Cronbach, dengan rumus:
b2
k
r11
1
2
k 1
t
Dimana
r11 = reliabilitas instrumen
k
3.6
Variabel
Dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas yaitu Kualitas Produk peneliti , dan satu
variabel terikat, yakni: Citra Balitbang Kemdikbud, Operasionalisasi variabel-variabel tersebut dapat
dijelaskan seperti pada tabel- tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kualitas Produk (X1)
Indikator
Variabel
Kualitas
Produk
(Gravin
dalam
Durianto
(2004))
Dimensi
1. Performance
(Kinerja)
Skala
Kesesuaian
produk ordinal
dengan fungsi utama
produk itu sendiri
Kesesuaian
hasil
produk
penelitian
dengan karaktertistik
balitbang.
Memenuhi karakter
produk
inti
yang
meliputi
judul
penelitian
Memenuhi karakter
produk
inti
yang
meliputi
artibutartibut yang dapat
diukur,
Memenuhi karakter
produk
inti
yang
meliputi aspek-aspek
kinerja individu.
Memenuhi
Fungsi
utama sebagai suatu
Indikator
Variabel
Dimensi
Skala
2. Feature
(Fitur)
produk penelitian.
3. Durability
(Keawetan)
4. Conformanc
e
(Konsistensi)
Indikator
Variabel
Dimensi
Skala
jaman
5. Design
(Desain)
Produk
penelitian
memiliki standar
produk
penelitian
memiliki
standar
spesifikasi
yang
disyaratkan.
daya tarik design
luar
produk
penelitian.
Produk
penelitian
menjadi
perhatian
masyarakat
penampilan produk.
Keunikan
produk
penelitian
Citra
Dimensi
1.
Personalit
y
Organisasi(Shirley
Skala
1.
Dapat
dipercaya
2.
Mempunya
i tanggung
jawab sosial
3.
Kepercaya
an
masyarakat
Harrison ,
1995:71)
2.
Reputatio
n
ordinal
ordinal
Indikator
Variabel
Dimensi
Skala
4.
3.
Value
4.
Corporate
Identity
Nama baik
5.
Sikap
Peneliti yang
peduli
terhadap
masyarakat
6.
Peneliti
yang cepat
tanggap
terhadap
permintaan
maupun
keluhan
masyarakat
7.
Nama
8.
Logo,
9.
Warna
10.
3.7
ordinal
Slogan
Hipotesis
Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan
kerangka pemikiran, maka hipotesis yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah Terdapat
pengaruh kualitas produk penelitian terhadap pembentukan citra Balitbang Kemdikbud.
dan
merupakan salah satu bidang ilmu marketing yang menarik untuk diteliti pada suatu
organisasi pemerintah.
KEGIATAN
Nov
Des
Jan
Tahun
2010_201
1
Feb
Mar
Fase Persiapan
Studi Pendahuluan
Pembuatan UP
Konsultasi
#
#
Fase Pelaksanaan
Seminar UP
Perbaikan UP
Apr
Mei
Jun
Jul
i
Fase Pengumpulan
&
Pengolahan Data
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Penyusunan Laporan
Konsultasi
Fase Pelaksanaan
Sidang Tesis
Perbaikan
Tabel 3.1
Jadual dan Waktu Penelitian
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
ini diukur ke dalam lima dimensi yaitu kinerja, fitur,durability, konsistensi dan desain.
Kelima dimensi
tersebut secara umum dinilai sudah cukup tinggi (berada di atas median)
dengan rata-rata skor 3 46,, Dari lima dimensi Kualitas Produk Penelitian di Balitbang,
dimensi durabilitiy mempunyai rata-rata skor yang paling rendah (3,32). Data lebih jelas
disajikan dalam gambar berikut :
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.62
3.37
3.32
3.66
3.32
Secara lebih rinci dan jelas, akan diuraikan kinerja masing-masing dimensi alokasi
dana perimbangan desa sebagai berikut :
1) Aspek Kinerja menurut Penilaian Responden
Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Kinerja Kualitas Produk Penelitian Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh
indikator pembentuk Kinerja berada di atas median dengan skor rata-rata (3,62), ini berarti
aspek kinerja pada kualitas produk penelitian di Balitbang
Indikator yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator
Judul Penelitian sudah memenuhi karakter produk penelitian inti (3,35). Secara lebih jelas
kinerja masing-masing indikator pembentuk dimensi disajikan dalam gambar berikut :
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
4.01
3.50
3.35
3.57
3.71
3.56
4.00
3.00
2.00
1.00
3.28
3.11
3.59
3.62
3.38
3.16
3.46
ini berarti aspek Durability pada kualitas produk penelitian di Balitbang dinilai sudah cukup
tinggi. Indikator yang dinilai paling rendah dinilai dibandingkan aspek yang lainnya adalah
indikator produk penelitian di balitbang memiliki usia ekonomis yang baik (3,23).
Secara lebih jelas persepsi responden terhadap masing-masing indikator pembentuk dimensi
Durability disajikan dalam gambar berikut :
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.43
3.46
3.23
3.30
3.25
3.37
3.28
3.24
disyaratkan (3,62). Secara lebih jelas persepsi responden terhadap masing-masing indikator
pembentuk dimensi Konsistensi disajikan dalam gambar berikut :
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.70
3.62
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.15
3.22
3.31
3.48
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.53
3.63
3.51
3.48
Secara lebih rinci dan jelas, akan diuraikan kinerja masing-masing dimensi alokasi
dana perimbangan desa sebagai berikut :
1) Aspek Personality menurut Penilaian Responden
Dilihat dari penilaian responden terhadap masing-masing indikator pembentuk aspek
Personality Citra Balitbang berdasarkan tanggapan responden, seluruh indikator pembentuk
Personality berada di atas median dengan skor rata-rata (), ini berarti aspek Personality
pada citra
Balitbang
dibandingkan aspek yang lainnya adalah indikator Balitbang Kemdikbud telah melakukan
tanggung jawab sosial terhadap masyarakat (3,20). Secara lebih jelas kinerja masingmasing indikator pembentuk dimensi disajikan dalam gambar berikut :
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.86
3.20
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.66
3.65
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.59
3.59
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
3.61
3.30
3.47
3.54
4.5
Balitbang Kemdikbud Jakarta sesuai dengan tujuan penelitian ini maka digunakan analisis
jalur, untuk menghitung koefisien jalur maka sesuai dengan urutan kerja analisis jalur maka
dilakukan perhitungan koefisien korelasi untuk setiap variabel yang disajikan dalam bentuk
matrik korelasi serta perhitungan matrik inverse koerlasinya. Perhitungan koefisien korelasi
antar variabel dalam bentuk matrik korelasi dan matrik inverse korelasinya dapat dilihat pada
lampiran 4.1 serta Perhitungan Koefisien jalurnya dapat dilihat pada lampiran 4.2
Pengujian Hipotesis
Setelah melakukan perhitungan untuk koefisien jalur untuk masing-masing variabel maka
akan dilakukan pengujian secara keseluruhan yaitu untuk menguji pengaruh secara bersamasama Kualitas Produk Penelitian Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta.
H0 : YXi = 0
H1 : YXi 0
(n k 1) R 2YX 1 X 2 X K )
Fhitung
k (1 R 2YX 1 X 2 X K )
Fhitung
atau
(n k 1) Pyxi ryxi
i 1
k 1 Pyxi ryxi
i 1
Terhadap
Citra
H0 : YX1 0
H1 : YX1 > 0
H0 : YX2 0
H1 : YX2 > 0
H0 : YX3 0
H1 : YX3 > 0
H0 : YX4 0
H1 : YX4 > 0
H0 : YX4 0
H1 : YX4 > 0
Untuk pengujian koefisien jalur secara individual digunakan uji t, dimana thitung
diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
ti
PYxi
(1 R
2
Y ( x1 x 2 x 3 x 4 )
) CRii
; i 1,2,3,4,5
( n k 1)
Tabel 4.46
Koefisien Jalur Kualitas Produk Penelitian
Terhadap Citra Balitbang Kemdikbud Jakarta
Jalur
koefisien
jalur
R2
T
hitung
t tabel
Hasil
Pengujian
pyx1
0,189
0,138
2,864
1,984
Signifikan
pyx2
0,278
0,202
2,909
1,984
Signifikan
pyx3
0,159
0,072
2,095
1,984
Signifikan
Pyx4
0,338
0,183
3,371
1,984
Signifikan
Pyx5
0,258
0,167
2,981
1,984
Signifikan
R2 =
0,762
Pyc =
0,488
F hitung =
29,705
F tabel =
1,939
Dari hasil pengujian secara individu diperoleh persamaan akhir yang terbentuk yang
merupakan hasil perhitungan menggunakan SPSS 17.0 adalah sebagai berikut :
Y = 0,189X1 + 0,278X2 + 0,159X3 + 0,338X4+0,258X5
Sedangkan koefisien determinasi multipel (R2) sebesar 0,762 atau 76,2% hal ini
menunjukkan hasil yang cukup baik karena berada pada rentang 0,6<x<1, artinya 76,2%
variabel terikat.
Hasil Uji Hipotesis
Pada penelitian ini berdasarakan hasil uji hipotesis bahwa kualitas produk penelitian
dapat dijelaskan oleh variabel citra Balitbang Kemdikbud sebesar 76,2%, dan sisanya
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terindentifikasi dalam model tersebut.
Berdasarkan hasil perhitungan, kontribusi unsur bauran kualitas produk penelitian
terhadap ditra balitang Kemdikbud dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.47
Pengaruh Variabel X ke Y
Var
Pengaruh
x1
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x2
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x4
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X1 ke Y
Var
X2
Var
(PYX1 )2
PYX1 r X1 X2 PYX2
pengaru
h
0,036
0,042
3,572
4,151
PYX1 r X1 X3 PYX3
0,011
1,128
PYX1 r X1 X4 PYX4
0,032
3,153
PYX1 r X1 X5 PYX5
0,024
2,436
0,144
14,440
(PYX2 )2
PYX2 r X1 X2 PYX1
pengaru
h
0,077
0,042
7,713
4,151
PYX2 r X2 X3 PYX3
0,014
1,370
PYX2 r X2 X4 PYX4
0,034
3,422
PYX2 r X2 X5 PYX5
0,041
4,139
0,207
20,795
(PYX3 )2
PYX3 r X1 X3 PYX1
pengaru
h
0,025
0,011
2,514
1,128
PYX3 r X2 X3 PYX2
0,014
1,370
Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x4
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X2 ke Y
Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x2
X3
Var
X4
Var
X5
PYX3 r X3 X4 PYX4
0,020
1,979
PYX3 r X3 X5 PYX5
0,012
1,195
0,045
4,544
(PYX5 )2
PYX4 r X1 X5 PYX1
pengaru
h
0,114
0,032
11,409
3,153
PYX4 r X2 X5 PYX2
0,034
3,422
PYX4 r X3 X5 PYX3
0,020
1,979
PYX4 r X4 X5 PYX5
0,045
4,510
0,099
9,911
pengaru
h
0,067
%
6,670
0,024
2,436
0,041
4,139
0,012
1,195
0,045
0,098
4,510
9,844
Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x2
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x5
Total Pengaruh X54ke Y
Pengaruh
pengaruh langsung ke Y
pengaruh tidak langsung
melalui x1
pengaruh tidak langsung
melalui x2
pengaruh tidak langsung
melalui x3
pengaruh tidak langsung
melalui x4
Total Pengaruh X5 ke Y
(PYX6 )2
PYX5 r X1 X5 PYX1
PYX5 r X2 X5 PYX2
PYX5 r X3 X5 PYX3
PYX5r X4 X5 PYX4
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pengaruh langsung terbesar dimiliki
oleh variabel X4 yaitu dimensi konsistensi pada urutan pertama sebesar 11.4%. diikuti oleh
Variabel X2 yaitu dimensi fitur sebesar 7.7% diikuti oleh variabel X 5 yaitu dimensi desain
sebesar 6.67%. Sedangkan pengaruh langsung terkecil yaitu pada dimensi X3 durability
sebesar 2,51%. selengkapnya urutan pengaruh langsung terbesar sampai terkecil dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.48
Rangking Pengaruh Langsung X ke Y
Pengaruh
pengaruh langsung X4 ke Y
0,114
11,409
pengaruh langsung X2 ke Y
0,077
7,713
0,067
6,670
pengaruh langsung X1 ke Y
0,036
3,572
pengaruh langsung X3 ke Y
0,025
2,514
pengaruh langsung X5 ke Y
melalui dimensi desain (X5) pada urutan pertama sebesar 4.510%. pada urutan kedua
pengaruh kinerja(X1) melalui fitur(X2) sebesar 4.151%. dan diurutan ketiga pengaruh
Place (X1) melalui People (X6)
terkecil dimiliki kinerja(X1) melalui durability(X3). Urutan pengaruh tidak langsung dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel Rangking
Pengaruh Tidak Langsung X ke Y
Var
X4
Pengaruh Tidak
Langsung Ke Y
melalui x5
PYX4 r X4 X5 PYX5
pengaru
h
0.045
x1
melalui x2
PYX1 r X1 X2 PYX2
0.042
4,15
1
X2
melalui x5
PYX2 r X2 X5 PYX5
0.041
4,13
9
X2
melalui x4
PYX2 r X2 X4 PYX4
0.034
3,42
2
x1
melalui x4
PYX1 r X1 X4 PYX4
0.032
3,15
3
x1
melalui x5
PYX1 r X1 X5 PYX5
0.024
2,43
6
X3
melalui x4
PYX3 r X3 X4 PYX4
0.02
1,97
9
X2
melalui x3
PYX2 r X2 X3 PYX3
0.014
1,37
0
4,51
0
X3
melalui x5
PYX3 r X3 X5 PYX5
0.012
1,19
5
x1
melalui x3
PYX1 r X1 X3 PYX3
0.011
1,12
8
Dari hasil rangking pengaruh koefisien jalur Produk Penelitian Balitbang Kemdikbud
Jakarta baik secara langsung maupun tidak langsung menunjukkan bahwa pihak Balitbang
kemdikbud harus memperhatikan faktor-faktor durability, fitur dan kinerja dimana ketiga
unsur kualitas produk penelitian di Balitbang Kemdikbud Jakarta masih perlu ditingkatkan
kinerjanya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap Citra Balitbang
Kembdikbud.
Konsistensi hasil produk penelitian memberikan pengaruh terbesar tehadap citra
Balitbang Kemdikbud Jakarta, Konsistensi dalam melakukan penelitian secara nyata dapt
ditunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian mulai dari penyiapan proposal
penelitian yang berdaya saing tinggi, mendapatkan penghargaan penelitian, melakukan
penelitian, dan menyiapkan laporan serta mempublikasikannya. Semua proposal penelitian
harus selalu konsisten dan dilakukan dengan baik. Laporan yang dilakukan secara bertahap
serta hasil yang dipublikasikan baik melalui seminar maupun tulisan artikel pada jurnal.
Berdasarkan konsistensi yang telah ditunjukkan dalam pengembangan keilmuan/keahlian
melalui penelitian,maka produk hasil penelitian yang konsisten di Balitbang Kemdikbud
selalu dilakukan seseuai dengan standar operation prosedurnya untuk setiap penelitian.
Suatu produk penelitian harus bersifat metodis yang berarti dalam proses menemukan
dan mengolah pengetahuan menggunakan metode tertentu, tidak serampangan. Sistematis
berarti dalam usaha menemukan kebenaran dan menjabarkan pengetahuan yang diperoleh,
menggunakan langkah-langkah tertentu yang teratur dan terarah sehingga menjadi suatu
keseluruhan yang terpadu. Koheren berarti setiap bagian dari jabaran ilmu pengetahuan itu
merupakan rangkaian yang saling terkait dan berkesesuaian (konsisten). Sedangkan suatu
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan
disebut penelitian (research). Usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode
ilmiah.
Produk hasil penelitian harus merupakan ilmu pengetahuan yang telah diolah kembali
dan disusun secara metodis, sistematis, konsisten dan koheren. Agar sautu produk penelitian
dapat diimplementasikan di masyarakat, maka produk penelitian tersebut tadi harus dipilah
dan disusun secara metodis, sistematis serta konsisten. Tujuannya agar dalam produk
penelitian tersebut
tepatnya. Dengan penelitian yang konsisten maka suatu produk penelitian akan menunjukkan
kualitas yang tinggi, hal ini tertunya secara langsung atau tidak langsung akan memberi
pengaruh terhadap citra institusi Balitbang Kemdikbud Jakarta dimana penelitian yang
berkualitas tersebut diproduksi.
Fitur memberikan pengaruh yang paling besar dari kelima dimensi variabel kualitas
produk penelitian terhadap citra Balitbang Kemdikbud, ini mengindikasikan bahwa fitur-fitur
penelitian yang baik telah menjadi ciri dari produk penelitian di Balitbang hal ini tentunya.
Suatu penelitian yang baik akan memberikan fitur-fitur yang bermanfaat bagi pembacanya,
dimana hasil penelitian tersebut akan digunakan sebagai bahan acuan dalam kebijakan
pendidikan, maka fitur-fitur penelitian di Balitbang Kemdikbud harus memiliki ciri khusus
serta kelengkapan yang memenuhi syarat-sayarat penelitian kebijakan dalam bidang
pendidikan. Produk Penelitian merupakan sesuatu yang sangat penting dan dibutuhkan
dalam kehidupan masyarakat yang mengutamakan pendidikan sebagai basis kemajuannya.
Perkembangan produk penelitian yang semakin komplek membuat penelitian berubah
menjadi kebutuhan bagi proses pengambilan kebijakan. Perkembangan fitur-fitur penelitian
telah membawa para pelaku penelitian untuk menjadikan suatu penelitian berkualitas dan
memberikan citra yang baik kepada institusi tempat para peneliti itu bernaung. Tuntutan
untuk memberikan penelitian
produk penelitian maka tidak menutup kemungkinan adanya persaingan yang sangat ketat
diantara para peneliti untuk dapat memenangkan persaingan dengan jalan mengandalkan
kelebihan fitur-fitur penelitian yang sesuai dengan bidang pendidikan serta berusaha untuk
menciptakan inovasi-inovasi baru dalam hal desain dan fitur yang dibutuhkan.
Suatu penelitian harus memenuhi beberapa fitur atau karakteristik untuk dapat
dikatakan sebagai penelitian ilmiah. Umumnya ada empat karakteristik penelitian ilmiah,
yaitu :
1. Sistematik, yang berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara
berurutan sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai
yang kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan fakta
empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal, yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bisa prosedur induktif
yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus individual
(khusus) atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan yang
bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik, artinya suatu penelitian biasanya didasarkan pada pengalaman sehari-hari
(fakta aposteriori, yaitu fakta dari kesan indra) yang ditemukan atau melalui hasil
coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil penelitian. Landasan penelitian
empirik ada tiga yaitu :a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan
(ada penggolongan atau perbandingan satu sama lain). b). Hal-hal empirik selalu
berubah-ubah sesuai dengan waktu. c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,
melainkan ada penyebabnya (ada hubungan sebab akibat).
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus diuji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,
kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi
operasional variabel menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.
Produk penelitian yang memiliki fitur lengkap membuat balitbang sebagai sumber
pemerintah dalam mengambil kebijakan dalam bidang pendidikan sangat bergantung pada
produk penelitiannya seperti kegunaan penelitian, subjek dan objek penelitian yang diambil,
serta kelengkapan-kelengkapan dalam penulisan sebuah penelitian yang berkualitas. Fiturfitur dalam produk penelitian itulah yang akan mampu menciptakan tingkatan yang lebih
tinggi bagi produk penelitian di mata masyarakat sebagai konsumen, yang pada akhirnya
akan memberikan pengaruh positif terhadap citra Balitbang Kembdikbud sebagai institusi
yang menjadi operator produk-produk hasil penelitian di bidang pendidikan.
Disain merupakan dimensi produk hasi penelitian yang memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap citra Balitbang Kemdikbud Jakarta,disain dalam suatu produk hasil
penelitian meliputi disain penelitian yang digunakan dalam mengembangkan
Kinerja dalam pengembangan produk penelitian adalah menyelesaikan pekerjaan
penelitian yang didanai oleh Kementrian Pendidikan Nasional Hasil yang akan dicapai pada
penelitian tersebut harus publikasikan melalui seminar dan jurnal ilmiah. Target yang ingin
dicapai adalah hasil penelitian yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai bahan
kebihakan nasional dalam bidang pendidikan, penelitian yang tidak hanya berdasarkan
informasi dari sumber bacaan tetapi juga berdasarkan empiris hasil-hasil penelitian yang telah
dicapai.
Durability hasil produk penelitian di Balitbang memberikan pengaruh signifikan
terhadap citra Balitbang Kemdikbud, akan tetapi dimensi durability memiliki pengaruh
terkecil dari kelima dimensi kualitas produk penelitian di Balitbang Kemdikbud, tentunya
hal ini terkait erat dengan kegunaan produk penelitian tersebut dalam hal penggunaannya.
Banyak hal yang dapat membuat suatu produk penelitian dapat digunakan selama mungkin
oleh masyarakat. Salah satunya adalah citra yang baik dari institusi yang menaunginya
merupakan suatu asset, karena produk penelitian tersebut mempunyai suatu dampak pada
setiap persepsi masyarakat, dimana masyarakat akan mempunyai kesan positif terhadap
produk penelitian dan Balitbang Kemdikbud. Oleh karena itu, untuk mempertahankan serta
meningkatkan kualitas produk penelitian, diperlukan image dan persepsi yang baik terhadap
produk dan institusi.
Suatu penelitian yang baik tentunya diharapkan akan memiliki kegunaan yang bersifat
long term, maka untuk menghasilkan suatu produk penelitian yang berkualitas, penelitian
tersebut harus memenuhi syarat sebagai sautu penelitian yang dapat digunakan dimanapun
dan kapanpun. Akan tetapi pada kenyataannya durability dalam suatu produk penelitian
sangat terbatas dengan tempat dan waktu, para peneliti biasanya tidak bisa memperkirakan
sebarapa lama hasil penelitiannya akan up to date terus, akan tetapi karena pada umumnya
penelitian di Balitbang Kemdikbud selalu di update tiap tahun hal ini tidak menjadi suatu
masalah, kerena keterbatasan penggunaan karena produk penelitian tersebut sudah tidak up
todate untuk kebutuhan masyarakat selalu di sesuaikan dengan kebutuhan penelitian dalam
bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan. Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Bumi Aksara.
Jakarta.
Husein Umar. 2000. Riset Pemasaran Dan Perilaku Konsumen. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka
Irawan. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. edisi kedua cetakan ke sebelas. Yogyakarta :
Liberty Offset
Kasali. Rhenald. 2003. Metode Penelitian Komunikasi. Jakarta : Pustaka Utama Grafiti
and
Kotler. Philip. 2002. Manajemen Pemasaran 1. Milenium ed. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Mangkunegara. A.A. Anwar Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Minor. Michael; John. C. Mowen .2002. Perilaku Konsumen. Edisi 5. Erlangga. Jakarta
Saladin. Djaslim. 2003. Intisari Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran. ...Simamora. Bilson.
2004. Riset Pemasaran. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Poerwopuspito.F.Z.Oerip S.. Tatag Utomo.2000. Mengatasi Krisis Manusia di Perusahaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
.
Steers. R.. Porter. Lyman. (1983). Motivational and Work Behavior. 3th edition. Tokyo: Mc.
Graw Hill Book Company.
Spector. Paul E.. (1997). Job Satisfaction: Aplication. Assesment. Cause. and Consequenses.
USA : Sage Publications.
Stephen P. Robbims. 2001. Perilaku Organisasi. Penerbit Prenhallindo. Jakarta
Stephen P. Robbims.--------. Organizational Behavior (Concepts. Controversies and
Applications). Penerbit Premtice Hall International Inc. San Diego
Urip Sedyowidodo. 2008.PENGARUH PEMIKIRAN KREATIF DAN PERILAKU
INOVATIF TERHADAP KINERJA SDM.__________
Wexley. Kenneth N & B.A. Yukl. 1992. Organization Behaviour and Personal Psychology.
terjemahan Muh Sobaruddin. Rineka Cipta. Jakarta.
Internet
http://www.damandiri.or.id/file/madekarapesinunpadbab1.pdf
http://jarlitbang-pendidikan.org