Anda di halaman 1dari 3

4.2.1.

Analisis prosedur
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous. Suatu bahan apabila dipanaskan
sebelum

menjadi

cair

terlebih

dulu

menjadi

viscous

yaitu

menjadi

l u n a k d a n d a p a t m e n g a l i r p e l a n . D a l a m p e r c o b a a n i n i diamati
pengaruh viskositas cairan terhadap fungsi suhu. Dari pengamatan yang dilakukan
dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar suhunya maka semakin cepat laju alirnya
dan semakin besar nilai viskositas maka semakin lama waktu alirnya.
Percobaan viskositas cairan ini bertujuan untuk mengetahui kekentalan zat cair
dengan metode ostwalt dan untuk menyelidiki pengaruh suhu terhadap kekentalan zat
cair. Prinsipnya adalah membandingkan viskositas fluida dengan cairan pembanding,
disini yang bertindak sebagai cairan pembanding adalah akuades. Alasan digunakan
akuades karena viskositas akuades sudah ada standar satuannya.
Prinsip dari metode oswald adalah sejumlah tertentu cairan dimasukkan ke dalam
A, kemudian dengan cara mengisap atau meniup cairan dibawa ke B, sampai melewati
garis m. Selanjutnya cairan dibiarkan mengalir secara bebas dan diukur waktu yang
diperlukan untuk mengalir dari garis m ke n. Gambar dapat dilihat di rangkaian alat.
Pada percobaan ini pertama-tama, diletakkan viskometer pada posisi vertikal.
Dipipet sejumlah tertentu (10-15ml) cairan (akuades, kloroform, toluena dan aseton) yang
telah dipanaskan dengan variasi suhu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu
terhadap viskositas zat cair. Lalu di masukkan larutan ke dalam reservoir A sehingga jika
cairan ini dibawa ke reservoir B dan permukaannya melewati garis m, reservior A kirakira masih terisi setengahnya. Jangan sampai terisi terlalu penuh karena cairan dapat
tumpah ketika di hisap. Dengan dihisap, cairan B dibawa sampai sedikit diatas garis m,
kemudian dibiarkan cairan mengalir secara bebas. Dicatat waktu yang diperlukan untuk
mengalirkan dari m ke n. Setiap variasi suhu, dilakukan tiga kali pengaliran air secara
bebas, jadi waktu yang diperoleh ada tiga untuk lebih menambah keakuratan.
Setelah didapat waktunya, dapat ditentukan massa cairan pada suhu yang
bersangkutan dengan piknometer. Dilakukan semua pengerjaan untuk cairan pembanding
(akuades). Larutan sampel yang digunakan adalah aseton, kloroform dan toluena,
penggunaan ketiga larutan tersebut karena memiliki viskositas (kekentalan) yag tidak jauh

berbeda. Dalam percobaan digunakan viskometer yang sama. Harus menggunakan


piknometer dan viskometer yang sama karena setiap alat itu berbeda-beda massanya.
4.2.2. Analisis hasil
Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan yang diukur dengan menggunakan
alat viscometer. Semakin tinggi viskositas suatu bahan maka bahan tersebut akan makin stabil
karena pergerakan partikel cenderung sulit dengan semakin kentalnya suatu bahan. Nilai
viskositas berkaitan dengan kestabilan emulsi suatu bahan yang artinya berkaitan dengan
nilai stabilitas emulsi bahan. Viskositas atau kekentalan dari suatu cairan adalah salah satu
sifat cairan yang menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser.
Viskositas terjadi terutama karena adanya interaksi antara molekul-molekul
cairan. Suatu cairan dimana viskositas dinamiknya tidak tergantung pada temperatur, dan
tegangan gesernya proposional (mempunyai hubungan liniear) dengan gradien kecepatan
dinamakan suatu cairan Newton. Perilaku viskositas dari cairan ini adalah menuruti
Hukum Newton untuk kekentalan.
Berat Jenis (specific weight) dari suatu benda adalah besarnya gaya grafitasi yang
bekerja pada suatu massa dari suatu satuan volume, oleh karena itu berat jenis dapat
didefinisikan sebagai: berat tiap satuan volume. Pada percobaan ini pertama-tama
dilakukan pengukuran massa jenis masing-masing zat yang akan dicobakan, yaitu
aquades, aseton, kloroform dan toluen, dengan suhu 30oC, 35oC, 40o C dan 45oC.
Percobaan ini dilakukan dengan menimbang piknometer kosong yang bertujuan
untuk mengetahui masa pikonometer kosong agar mengetahui masa sampel ketika
dimasukkan kedalam piknometer. Saat pengisian ke dalam piknometer tidak boleh
terdapat

gelembung

karena

akan

mempengaruhi

hasil

penimbangan.

Dari hasil diketahui bahwa suhu berbanding terbalik dengan massa jenis zat. Semakin
tinggi suhu maka semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini disebabkan karena ketika suhu
mengingkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh tumbukan antar
molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa jenis akan semakin
kecil.
Pada percobaan selanjutnya, zat cair yang telah ditentukan massa jenisnya
dimasukkan ke dalam viskometer dengan mengusahakan agar tidak ada gelembung dalam

viskometer. Hal ini bertujuan agar aliran laminar tidak terganggu oleh adanya gelembung
yang akan mengakibatkan waktu yang diperoleh tidak sesuai dengan waktu yang
seharusnya.
Pada percobaan ini digunakan tiga jenis larutan dengan suhu yang berbeda. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap viskositas zat cair.
Dari hasil analisis di atas, diperoleh bahwa methanol memiliki koefisien viskositas
lebih rendah debandingkan etanol. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi
suhu larutan, maka koefisien viskositas semakin menurun. Hal ini karena pada suhu
tinggi, gerakan partikel dalam larutan lebih cepat sehingga viskositasnya menurun .Pada
percobaan ini kita menggunakan akuades sebagai pembanding. Hal ini dilakukan karena
akuades sudah memiliki ketetapan untuk nilai viskositasnya Hasil yang didapat dari grafik
yaitu semakin besar suhu maka akan semakin kecil massa jenis zat-nya. Hal ini karena
ketika suhu meningkat, molekul pada zat cair akan bergerak cepat diakibatkan oleh
tumbukan antar molekul, akibatnya molekul dalam zat cair akan meregang dan massa
jenis akan semakin kecil. Selain itu dapat pula diketahui bahwa semakin tinggi suhu
larutan, maka koefisien viskositas

Anda mungkin juga menyukai