Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT,


karena atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas ini. Tak lupa kami ucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Maya
Afriani S.
Akhir kata saya m

DAFTAR ISI
1.BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
.
1.2 Tujuan

2.BAB II ISI
A. Pengertian Tekanan
Darah..
B. Mekanisme Tekanan
Darah.
C. Cara Pengukuran Tekanan
Darah.
D.Penyakit Tekanan
Darah.
E. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan
Darah....
3.BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan
.
B. Daftar
pustaka
..

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakan


Tekanan darah merupakan factor yang dapat
dipakai sebagai indikator untuk menilai system
kardiovaskuler.
Tekanan
darah
seseorang
dipengaruhi oleh berbagai factor di antaranya
adalah posisi perubahan tubuh dan aktivitas
fisik.Dengan mengamati serta mempelajari hasil
pengaruh
mempelajari
hasil
pengaruh
perubahan posisi tubuh dan aktivitas fisik
terhadap tekanan darah, kita akan memperoleh
sebagian gambaran mengenai system vaskuler
seseorang.
Keakuratanya sangat bergantung pada cara
pengukuran dan kehati-hatian saat pengukuran
berlangsung. Sayangnya

BAB II
ISI

A.

Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan merupakan salah


satu dari tanda vital penting selain deenyut nadi,
frekuensi nafas dan suhu. Tanda vital ini
mencerminkan aspek dasar kesehatan seseorang,
bahkan juga memampuan seseorang untuk untuk
bertahan untuk bertahan hidup. Pada dewasa
muda tekanan sistolik adalah 120 mmHg, dan
tekanan diastolic adalah 80 mmHg, Perbedaan
antara kedua tekanan disebut tekanan nadi, yaitu
40 mmHg, tekanan darah di pertahankan dalam
batas-batas yang adekuat dengan cara interaksi
kompleks antara mekanisme neuronal dan
hormonal dimana adekuasi tekanan darah sangat
diperlukan untuk perfusi jaringan dan mendorong
berlangsungnya sirkulasi darah(Masud: 1989,
purba A:2006)
Jantung sebagai suatu generator memompa
darah ke seluruh tubuh agar perfusi pada semua
jaringan/organel terpelihara dengan baik. Untuk
jantung harus bekerja kerja agar tekanan rata-rata
di seluruh system arteri pada satu siklus
jantung(mean arterial blood pressure) selalu sama
pada semua organ, baik yang dekat maupun yang
jauh dari jantung. Tekana arteri rata-rata adalah

jumlah dari seluruh tekanan yang dihitung dari


milidetik sampai milidetik berikutnya selama
periode tertentu. Nilai ini tidak sama dengan
tekanan sistolik dan diastolic. Akan tetapi tekanan
rata-rata tersebut lebih, mendekati tekanan
diastolic dari pada tekanan sistolik. Oleh karena itu
tekanan nadi rata-rata diturunkan oleh sekitar 60%
dari tekanan diastolic, dan 40% dari tekanan
sistolik. Bahkan pada usia lanjut tekanan nadi ratarata mendekati tekanan diastolic.

Table Tekanan Sistolik dan Diastolik


Tekana Darah

Sistolik(an
gka
pertama)

Diastolik(an
gka kedua)

Darah rendah atau


hipotensi

Di bawah
90

Di bawah 60

Normal

90 120

60 80

Pre-hipertensi

120 140

80 90

Darah tinggi atau


hipertensi (stadium1)

140 160

90 100

Darah tinggi atau


Di atas 160
hipertensi(stadium2/ber
bahaya)

B.

Mekanisme Tekanan Darah

Di atas 100

1.Mekanisme Tekanan Darah Jangka Pendek


Mekanisme pengaturan tekanan darah jangka
pendek berlangsung dari beberapa detik hingga
hingga beberapa menit. Factor fisik yang
menentukan tekanan darah adalah curah jantung,
elastisitas arteri, dan tahanan perifer. Curah
jantung dan tahanan perifer merupakan sasaran
pada pengaturan cepat lewat refleks. Pengukuran
ini terjadi melalui refleks neuronal dengan target
organ efektor jantung, pembuluh darah dan
medulla adrenal. System refleks neuronal yang
mengatur men arterial blood pressure bekerja
dalam suatu rangkaian umpan balik negative
terdiri atas: detector, berupa baroreseptor, yaitu
suatu reseptor regang yang mampu mendeteksi
peregangan
dinding
pembuluh
darah
oleh
peningkatan tekanan darah, dan kemoreseptor,
yaitu sensor yang mendeteksi perubahan PO2,
PCO2, dan pH darah; jaras neuronal aferen; pusat
kendali di medulla oblongata; jaras neuronal eferen
yang terdiri atas system saraf otonom; serta
efektor, yang terdiri atas alat pemacu dan sel-sel
otot jantung, sel-sel otot polos di arteri vena dan
medulla adrena(Purba A: 2006, soffer L.S: 1981)

a)

Refleks Baroreseptor dan Kemoreseptor

Mekanisme saraf untuk pegaturan tekanan


arteri yang paling di ketahui adalah refleks
baroreseptor. Baroreseptor terangsang bila ia
teregang, pada dinding hamper semua arteri besar

yang terletak di daerah toraks dan leher dapat


dijumpai beberapa baroreseptor, tetapi dijumpai
terutama dalam: dinding arteri katoris interna yang
terletak agak di atas bifurkasio karotis(sinus
karotikus), dan dinding arkus aorta.
Sinus Karotinkus adalah bagian pembuluh
darah yang paling mudah teregang, sinyal yang di
jalarkan dari setiap sinus karotikus akan melewati
saraf hering yang sangat kecil ke saraf kranial ke9(glosofaringeal) dan kemudian ke nucleus traktur
solitaries (NTS) di daerah medulla otak batang.
Arkus aorta adalah bagian yang paling kenyal dan
teregang setiap kali terjadi ejeksi ventrikel kiri.
Sinyal dari arkus aorta dijalarkan melalui saraf
kranial ke-10 (vagus) juga kedalam area yang
sama di medulla oblongata. Pada keadaaan normal
sinis
karotikus
lebih
berperan
dalam
mengendalikan tekanan darah disbanding arkus
aorta,dimana arkus aorta memiliki ambang
rangsang aktivasi static yang lebih tinggi dibanding
sinus karotikus, yaitu ~110 mmHg vs ~50 mmHg.
Arkus aorta juga memiliki ambang rangsang
dinamik yang yang lebih tinggi disbanding sinus
karotikus, tetapi tetap berespons saat baroreseptor
sinus karotikus telah penuh(Purba A: 2006)
Baroreseptor, kemoreseptor dalam badan
carotid, dan reseptor volume (stretcb) dalam
jantung, mengirim impuls lewat saraf-saraf aferen
dalam saraf kranial ke-9 dan ke-10 menuju NTS
dibatang otak.
Baroreseptor lebih banyak
berespons terhadap tekanan yang berubah cepat

dari pada terhadap tekanan yang menetap. Dalam


batas kerja tekanan arteri normal, perubahan
tekanan yang kecil saja sudah akan menimbulkan
refleks otonom yang kuat untuk mengatur kembali
tekanan arteri tersebut kembali ke nilai normal.
Jadi mekanisme umpan balik baroreseptor ini akan
berfungsi lebih efektif bila masih dalam batas
tekanan yang biasanya diperlukan.

b)

Perangsangan Parasimpatis Pada Jantung

System saraf parasimpatis sangat penting bagi


sejumlah fungsi autonom pada tubuh, namun
hanya mempunyai peran kecil dalam pengendalian
sirkulasi. Pengaruh sirkulasi yang penting hanyalah
pengaturan frekuensi jantung melalui serat-serat
parasimpatis yang di bawa ke jantung oleh nervus
vagus, dari medulla langsung ke jantung.
Perangsangan vagus yang kuat pada jantung
dapat menghentika denyut jantung selama
beberapa detik, tetapi biasanya jantung akan
mengatasinya dan setelah itu berdenyut dengan
kecepatan 20 sampai 30 persen.
c)Perangsangan Parasimpatis pada Pembuluh
Darah
Serabut parasimpatis hanya dijumpai di
beberapa
daerah
pada
tubuh.
Serabut
parasimpatis mempersarafi kelenjar air liur dan
kelenjar
gastrointestinal,
dan
berpengaruh
vasodilatasi pada organ erektil di genitalia
eksterna. Serabut postganglion parasimpatis
melepaskan
asetikolin
yang
menyebabkan
vasodilatasi.
d)

Perangsangan Simpatis pada Jantung

Serat-serat
saraf
vasomotor
simpatis
meninggalkan medulla spinalis melalui semua
saraf spinal toraks dan lumbal pertama dan
keduan. Serat-serat ini masuk ke dalam rantai
simpatis dan kemudian ke sirkulasi melalui dua

jalan; (1) melalui saraf simpatis spesifik, yang


terutama menginervasi vaskulatur dari visera
internal dan jantung, dan (2) melalui nervus
spinalis yang terutama menginervasi vaskulatur
daerah perifer.

e) Perangsangan Simpatis pada Pembuluh


Darah

Serabut simpatis tersebar luas pada pembuluh


darah tubuh, terbanyak di temukan di ginjal dan
kulit, tetapi relative jarang di coroner dan
pembuluh darah otak, dan tidak ada di plasenta.
Serabut
ini
melepaskan
norepinefrin
yang
berikatan dengan adrenoseptor di membrane sel
otot polos pembuluh darah. Serabut simpatis
menyebabkan vasokonstriksi pada sebagian besar
pembuluh darah, tetapi di otak, jantung, dan otot
rangka menyebabkan vasodilatasi.

2.Mekanisme Tekanan Darah Jangka Panjang


Sebagai pelengkap dari mekanisme neuronal
yang
beraksi
cepat
dalam
mengendalikan
resistensi perifer dan curah jantung, kendali jangka
menengah dan jangka panjang melalui system
humoral bertujuan untuk memelihara homeostatis
sirkulasi. Pada keadaan tertentu, system kendali ini
beroperasi dalam skala waktu berjam-jam hingga

berhari-hari, jauh lebih lambat dibandingkan


dengan refleks neurotransmitter oleh susunan
saraf pusat. Sebagai contoh, saat kehilangan darah
disebabkan
perdarahan,
kecelakaan
atau
mendonorkan sekantung darah, akan menurunkan
tekanan darah dan memicu
proses untuk
mengembalikan volume darah kembali normal.
a)

Amina Biogenik

Amina biogenik adalah subtansi yang dibentuk


melalui
dekarboksilasi
asam
amino
atau
derivatnya.
Katekolamin,
yaitu
dopamine,
norepinefrin, dan epinefrin termasuk amina
biogenic yang berperan dalam regulasi tekanan
darah.

b)

Renin

Adalah protease asam, merupakan enzim yang


mengkatalisis pelepasan hidrolitik dekapeptida
angiotensin I dari ujung amino terminal
angiotensin. Angiotensin I berfungsi sematamata sebagai precursor dari angiotensin II. Renin
di simpan dalam sel-sel jukstaglomerular ginjal
dan di lepaskan ke dalam pembuluh darah
sebagai respons terhadap berbagai stimulus
fisiologis
yang
membantu
untuk
menggabungkan
system
renin-angiotensin
menjadi
proses
yang
kompleks
dalam
homeostasis sirkulasi.

c)Angiotensinogen
Angiotensinogen di sebut juga substrat renin,
disirkulasi dijumpai dalam fraksi a2-globulin
plasma. Angiotensinogen disintesa dalam hati,
mengandung sekitar 13% karbohidrat dan di
bentuk dari 453 resudi asam amino.
d)

Angiotensin-Converting Enzyme (ACE)

Angiotensin-Converting
Enzyme
adalah
dipeptidil karboksipeptidase yang membagi
histidil-leusin
dari
angiotensin
I
inaktif,
membentuk angiotensin II oktapeptida. Lokasi
enzim ini di sirkulasi adalah dalam sel-sel
endotel.
e)

Angiotensin II

Angiotensin II adalah hormone peptide yang


bekerja di kelenjar adrenal, otot polos pembuluh
darah, dan ginjal. Reseptor untuk angiotensin II
berlokasi pada membrane plasma dari sel-sel
target
pada
jaringan-jaringan
tersebut.
Angiotensin II sangat cepat di metabolisme,
waktu peruhnya dalam sirkulasi sekitar 1-2
menit. Hormone ini di metabolisme oleh
berbagai peptide.

C.Cara Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang


di alami darah pada pembuluh arteri darah ketika
darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota
tubuh manusi. Tekanan darah di buat dengan
mengambil dua ukuran dan biasanya di ukur
seperti berikut 120/80 mmHg. Nomor atas (120)
menunjukan tekananke atas pembuluh arteri
akibat denyutan jantung, dan dan di sebut tekanan
sistolik (tekanan darah pada saat terjadi kontraksi
otot jantung). Nomor bawah (80) menunjukan
tekanan saat jantung beristirahat di antara
pompaan, dan di sebut tekanan distolik (tekanan
darah pada saat jantung tidak sedang berkontraksi
atau beristirahat).
1.Alat Pengaturan Tekanan Darah yang Baik
Untuk Dipakai
Alat
pengukuran
tekanan
darah
atau
sfigmomanometer
asa
3
jenis:
yang
menggunakan air raksa, jenis aneroid dan jenis
digital. Pengukur yang paling ideal adalah yang
menggunakan air raksa, namun penggunaannya
harus benar. Bila tidak terampil menggunakan
sebaiknya memakai pengukur tekanan darah
jenis digital.
2.Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan pemeriksaan tekanan darah
Sebaiknya sebelum dilakukan pemeriksaan
pastikan kandung kemih anda kosong dan
hindari kosumsi kopi, alcohol dan rokok, karena

semua hal tersebut akan meningkatkan tekanan


darah dari nilai sebenarnya.
3.Posisi
yang
baik
saat
pengukuran tekanan darah

melakukan

Pemeriksaan
tekanan
darah
sebaiknya
dilakukan dalam posisi duduk dengan siku
lengan menekuk di atas meja dengan posisi
telapak tangan menghadap ke atas dan posisi
tangan sebaiknya setinggi jantung.
4.Prosedur pemeriksaan tekanan darah
a) Pasanglah manset pada lengan atas, dengan
batas bawah manset 2-3 cm dari lipat siku dan
perhatikan posisi pipa manset yang akan
menekan tepat di atas denyutan arteri dilipat
siku( arteri brakialis).
b)Letakan stetoskop tepat di atas arteri brakialis.
c) Rabalah pulsasi arteri pada pergelangan tangan
(arteri radilis)
d)Pompa
manset
hingga
tekanan
manset
mencapai 30 mmHg setelah pulsai arteri radia
menghilang.
e) Bukalah katup manset dan tekanan manset
dibiarkan menurun perlahan dengan kecepatan
2-3 mmHg/detik.
f) Bila bunyi pertama terdengar, ingatlah dan
catatlah sebagai tekanan sistolik
g)Turunkan tekanan manset sampai 0 mmHg,
kemudian lepaskan manset

D.

Penyakit Tekanan Darah

Hipertensi (HTN) atau tekanan darah tinggi,


kadang kadang disebut juga dengan hipertensi
arteri, adalah kondisi medis kronis dengan dengan
tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini
memnyebabkan jantung harus bekerja lebih keras
dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui
pembuluh darah.
E.Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah
1. Makanan yang Membuat Tekanan Darah Tinggi
dan Rendah
Garam
Meskipun tak bisa di tampik bahwa ada begitu
banyak perbedaan

Anda mungkin juga menyukai