Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Sistem informasi akuntasi dalam perusahaan ibarat darah yang mengalir
seluruh tubuh perusahaan tersebut. Informasi akuntansi merupaka bagian
terpenting dari seluruh informasi yang di perlukan oleh manajemen.
Informasi akuntansi yang tepat, akurat dan cepat akan membuat
perusahaan sehat dan berkembang pesat. Oleh karena itu sistem informasi
akuntasi menjadi suatu masalah penting bagi setiap perusahaan. Untuk
mengetahui lebih dalam mengenai sistem informasi akuntansi, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu pengertian sistem dan pengertian informasi itu sendiri
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani sistem yang artinya adalah
himpunan bagian atau unsur yang saling berhubungan secara teratur untuk
mencapai tujuan bersama. Sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang
mempunyai satu sasaran atau lebih. Sistem ini mengkoordinasi sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengubah masukan-masukan menjadi keluaran. Sumber daya
berupa bahan (material) atau mesin atau ataupun tenaga kerja, bergantung pada
berbagai sistem yang dibicarakan (Mulyadi, 2008:22)
Menutut Mardi (2011:3) dalam buku Sistem Informasi Akuntansi
menyatakan bahwa :
Sistem merrupakan suatu kesatuan yang memiliki tujuan dan memiliki
bagian-bagian yang saling terintegrasi satu sama lain.
Sedangkan menurut Azhar Susanto (2013:2) yang menyatakan bahwa:
SIstem adalah sekumpulan / grup dari sub sistem / bagian / komponen
apapun baik fisik yang saling berhubungan satusama lain dan bekekrja sama scara
harmonis untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Jogiyanto (2009:34) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain
Sistem Informasi :
Sistem dapat di definisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan
pendekatan komponen .
Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:17), Terdapat dua kelompok
pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu:
a. pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur, mendefinisikan
sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan. berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atauuntuk meneyelesaikan suatu sasaran tertentu.
b. pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan dari elemen-elemen yang
saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Tata Sutabri (2010:10) Suatu sistem dapat diartikan sebagai
suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu.
Dari definisi sistem diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Agar tujuan dari suatu sistem dapat bekerja dengan baik, maka
diperukan adanya suatu kerjasama yang baik dan tidak saling merugikan diantara
sistem tersebut, apabila salah satu untur sistem mengalami kerusakan maka akan
berpengaruh terhadap sistem yang lain sehingga tujuan dari suatu sistem sulit
dicapai.
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sistem merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Beberapa ahli
mendefinisikan informasi sebagai berikut:
Menurut Mardi (2011:5) menyatakan bahwa:
informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil
gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem terkomputerisasi. Selain
itu, informasi adalah data yang trlah diatur dan di proses untuk memberikan arti.

Sedangkan menurutAgus Mulyanto (2009:8) dalam bukunya yang


berjudul Sistem Informsi Konsep dan Aplikasi menyatakan bahwa:
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih
berarti bagi yang menerimanya, sedangkan data merupakan sumber informasi
yang menggambarkan suatu kejadian yang nyata.
Menurut Roomney dalam buku Mardi (20011: 5), ada enam karakteristik yang
mebuat informasi berguna dan memiliki arti bagi pengembilan keputusan, yaitu
sebagai berikut:
a. Relevan
Informasi harus memiliki makna yang tinggi sehingga tidak menimbulkan
keraguan bagi yang menggunakan dan dapat digunakan secara tepat untuk
membuat keputusan.
b. Andal
Suatu informasi harus memiliki keterandalan yang tinggi, informasi yang
dijadikan alat pengambilan keputusan merupakan kejadian nyata dalam
aktivitas perusahaan.
c. Lengkap
Informasi harus meiliki penjelasan yang rinci dan jelas dalam setiap aspek
peristiwa yang di ukurnya
d. Tepat waktu
Setiap informasi harus dalam kondisi yang updatetidak dalam bentuk
yang usang, sehinngga penting digunakan sebagai pengambilan
keputusan.
e. Dapat dipahami
Informasi yang disajikan dalam bentuk yang jelas akan memudahkan
pengguna dalam menginterpretasikannya.
f. Dapat diferivikasi
Informasi tersebut tidak memiliki arti yang ambigu, memiliki kesamaan
pengertian bagi penggunanya.
Menurut Agus Mulyanto (2009:247), Parameter untuk mengukur nilai
sebuah informasi (value of information) ditentukan dari dua hal pokok yaitu
manfaat (benefit) dan biaya (cost). Namun, dalam kenyataannya informasi yang
biaya untuk mendapatkannya tinggi belum tentu memiliki manfaat yang tinggi
pula. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif
dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi

tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya.
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu
mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan
serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan
keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang
lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi
tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki
nilai informasi yang tepat).
2.1.1.3 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat,
dan mengkomunikasikan peristiwa peristiwa ekonomi dari suatu organisasi pada
pihak yang berkepentingan. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang
artinya adalah menghitung dan mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan
hampir seluruh bagian bisinis diseluruh dunia untuk mengambl keputusan
sehingga disebut sebagai bahasa bisnis. Fungsi utama akuantansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bias melihat
posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi didalamnya.
Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi
mengenai keuangan sangant dibutuhkan terrutama oleh pihak manajemen untuk
umtuk membantu membuat keputusan suatu organisasi. Pada dasarnya proses
akuntansi akan membuat output laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan
neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya.
Menurut Azhar Susanto (2013:4) menyatakan bahwa:
akuntansi adalah bahasa bisnis, setiap organisasi menggunakannya sebagai
bahasa komunikasi saat berbisnis.
Menurut Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison Jr. (2007:4)
menyatakan bahwa:

Akuntansi (accounting) adalah sistem informasi yang mengukur


aktivitasi bisnis, memproses data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada para pengambil keputusan.
Sedangakn menurut American Institute of Certified Public Accountants
(AICPA) yang dikutip oleh Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:02) dalam
bukunya yang berjudul Akuntansi Keuangan menyatakan bahwa:
Akuntansi

adalah

seni

pencatatan,penggolongan,dan

peringkasan

transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan denngan cara yang berdaya guna
dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut .
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi sitem
informasi yang melakukan berbagai macam operasi yang sistematis yang meliputi
pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi guna menghasilkan
informasi yang kunatitatif dalam laporan keuangan untuk berbagai kepentingan
bagi individu mauun kelompok tentang aktivitas operasi atau keuangan suatu
organisasi.

2.1.1.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi


Sistem informasi akuntansi merupakan bagian terbesar dari sistem
informasi manajemen yang mengolah data keuangan atau yang berkaitan dengan
masalah keuangan menjadi informasi keuangan. Pada dasarnya sistem informasi
akuntansi merupakan integrasi dari berbagai sistem atau siklus pengolahan
transaksi.
Berikut pengertian akuntansi menurut para ahli adalah sebagai berikut :
Menurut Marshall B Romney dan Paul Jhon Steinbart (2009:28) yaitu:
An accounting information system is a system that collects, record, stores
and processes data to produce information for decision makers.
Berdasarkan definisi diatas sistem informasi akuntansi adalah sebuah
sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dam memproses data untuk
menghasilokan informasi bagi para pengambil keputusan.
Menurut George H. Bornard dan Wiliam S. Hopwood (2006:3) deffinisi
sistem informasi akuntansi yaitu:
Kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang
untuk mengubah data keuangan dan data laiinya kedalam informasi. Informasi

tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan. Sistem informasi


akuntansi melakukan hal tersebut entah dengan sistem manual atau melalui sistem
yang terkomputerisasi.
Menurut Wijayanto yang dikutip oleh Mardi dalam buku yang berjudul
Sistem Informasi Akuntansi (2011:4) Sistem Informasi Akuntasi adalah susunan
berbagai dokumen, alat komunikasi, tenaga pelaksana, dan berbagai laporan yang
di desain untuk mentranformasikan data keuangan menjadi laoran keuangan.
Sedangakan menurut Azhar Susanto (2013:72) dalam bukunya yang berjudul
Sistem Informasi Akuntansi :
Kumpulan atau group dari sub sistem / bagian / komponen apapun baik
phisik atau non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah
keuangan menjadi informasi keuangan.
Dari beberapa definisi sistem informnasi akuntansi diatas maka dapat
disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi kumpulan manusia dan komponen
dari data-data transaksi dan data-data lainnya yang berkaitan dengan data
keuangan dari berbagai pihak untuk kemudian diolah menjadi informasi
keuangan. Informasi yang dihasilkan dari pengolahan data tersebut kemudian
dikomunikasikan kepada pihak manajemen sebagai bahann pertimbangan
pengambilan keputusan perusahaan.
Ada beberapa unsur pokok dalam sistem informasi akuntansi diantaranya
terdiri dari formulir, catatan, prosedur, laporan, sumber daya manusia, dan
peralatan. Untuk mengetahui unsur-unsurr sistem informasi akuntansi berikut
penulis mengemukakan pendapat dari Mulyadi (2008:3): Unsur suatu sistem
informasi akuntansi adalah formulir, catatan-catatan seperti: jurnal, buku besar,
dan buku pembantu serta laporan.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis uraikan secara rinci yaitu sebagai
berikut:
a. Formulir
Formulir merupakan dokumen pertama yang digunakan untuk merekam
terjadinya transaksi. Dengan formulir ini, data yang berkaitan dengan
transaksi direkam pertamakalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan

akuntansi. Disamping itu formulir dapat juga berfungsi sebagai media


berisi pesan, perintah atau pemberitahuan.
b. Jurnal
Jurnal adalah catatan akuntansi pertama yang digunakan umtuk mencatat,
mengklasifikasiskan dan meringkas data keuangan dan data lainnya.
Sumber informasi pencatatan dalam jurnal berasal dari formulir. Dalam
surat ini ada data keangan pertama kalinya diklasifikasikam menurut
penggolongan yang sesuai dengan informasi yang akan disajikan dalam
laporan keuangan.
c. Buku besar
Buku besar (general ladger) terdiri dari akuntansi-akuntansi yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya
dalam jurnal. Akuntansi-akuntansi dalam buku besar ini disediakan sesuai
dengan unsur-unsur informasi yang akan disajikan dlam laporan keuangan
dilain pihak dapat dipandang sebagai sumber informasi untuk penyajian
laporan wewenang.
d. Buku pembantu
Buku pembantu ini terdiri dari akun-akun pembantu yang merinci data
keuangan yang tercantum dalam buku besar. Hal ini hanya data-data
keuangan yang digolongkan oleh buku besar perlu dirinci lebih lanjut.
e. Laporan
Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuanga, yang dapat berupa
neraca , laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan
harga pokok produksi, nlaporan biaya pemasaran, laporan harga pokok
penjualan, daftar umur pitutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar
saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang
merupakan keuaran sistem informasi akuntansi. Laporan dapat berbentuk
hasil cetak komputer dan tayangan pada layar monitor komputer.
2.1.1.5 Komponen Sistem Informasi Akuntansi
Komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa bagian yang
saling berintegrasi yang membentuk sebuah sistem. Menurut Azhar Susanto
(2008:207) komponen sistem informasi akuntansi dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Perangkat Keras (Hardware)

2.
3.
4.
5.
6.

Perangkat Lunak (Software)


Manusia (Brainware)
Prosedur (Procedure)
Basis data (Database)
Teknologi Jaringan komunikasi (Communication Network Technology)
Penjelasan dari komponen-komponen sistem informasi akuntansi di atas

adalah sebagai berikut:


1. Perangkat Keras (Hardware)
Hardware merupakan peralatan phisik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan, memasukkan, memproses, menyimpan dan mengeluarkan
hasil pengolahan data dalam bentuk informasi.
a. Bagian Input (Input Device)
Peralatan input merupakan alat-lat yang dapat digunakan untuk
memasukkan data kedalam komputer. Ada beberapa contoh peralatan
yang dapat digunakan untuk memasukkan data seperti berbentuk teks
(seperti keyboard); atau berbentuk image (seperti scanner, kamera
digital), suara, video (seperti kamera video) dan penunjuk (seperti
mouse). Dan beberapa contoh lagi seperti Optical Code Recognition
(OCR), touch screen, floppy disk, hardisk, NAS 300G, driver CD
ROM/RW, DVD ROM/RW, digitizer dan lain-lain.
b. Bagian Pengolah Utama dan Memori
CPU (Central Processing Unit) yang terdiri dari komponen-komponen
seperti:
(1) Processor (CPU sesungguhnya)
(2) Memory
(3) Motherboard
(4) Hardisk
(5) Floppy disk
(6) CD ROM
(7) Expansion slots
(8) Devices controller (multi I/0, VGA card, sound card)

(9) Komponen lainnya (Fan, baterai, Conektor, dll)


c. Bagian Ouput (Output Devices)
Peralatan output merupakan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
mengeluarkan informasi hasil pengolahan data. Ada beberapa macam
peralatan output yang biasa digunakan yaitu printer, layar monitor,
Head Mount Display (HMD), LCD (Liquid Cristal Display) Projector
dan speaker.
a. Bagian komunikasi
Peralatan komunikasi adalah peralatan-peralatan yang digunakan agar
komunikasi data bisa berjalan dengan baik. Ada banyak jenis peralatan
komunikasi, beberapa diantaranya adalah :
1. Network card untuk LAN dan wireless LAN
2. HUB/switching dan accsess poin wireless LAN
3. Fiber optic, router dan range extender
4. Berbagai macam modem (internal, external, PCMIA) dan
wireless cardbus adapter
5. Pemancar dan penerima
6. Very small apertur satelit (VSAT) dan Satelit
2. Perangkat Lunak (Software)
Software adalah kumpulan dari program-program yang digunakan untuk
menjalankan aplikasi tertentu pada komputer, sedangkan program merupakan
kumpulan dari perintah-perintah komputer yang tersusun secara sistematis.
Software dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu perangkat lunak sistem
(system software) dan perangkat lunak aplikasi (aplication software).
A. System Software
Perangkat lunak sistem merupakan kumpulan dari perangkat lunak yang
digunakan untuk mengendalikan sistem komputer yang meliputi sistem
operasi (operating system), intefpreter dan compiler (kompiler).

Operating System
Operating system berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara
komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem computer

misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lainlain.

Interpreter
Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah
bahasa yang dimengerti oleh manusia kedalam bahasa yang dimengerti
oleh komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.

Compiler
Compiler berfungsi untuk menterjemahkan bahasa yang dipahami oleh
manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung

satu file.
B. Application Software
Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut paket aplikasi
merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat
oleh perusahaan perangkat lunak tertentu (software house) baik dari dalam
maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika.
Macam-macam application software:

3.

Sisten informasi akuntansi (quicken, account pro)


Word processor (word xp)
Desktop publishing (page maker)
Spreadsheet (excel xp)
Workgroup (office 2000)
Presentasi (powerpoint)
Komunikasi (microsoft net metting, outlook xp)
Browser (internet explorer)
Manusia (Brainware)
Brainware atau sumber daya manusia (SDM) merupakan bagian terpenting

dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai sistem
informasi akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari
perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan
kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu
organisasi.
Sumber daya manusia (SDM) sistem informasi atau sistem infomasi
akuntansi merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem

informasi, pengumpulan dan pengolahan data, pendistribusian dan pemanfaatan


informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tersebut.
Beberapa kelompok SDM suatu organisasi yang terlibat dalam beberapa
aktivitas diatas secara garis besar dapat dikelompokkan kedalam pemilik dan
pemakai sistem informasi.
a.

Pemilik Sistem Informasi


Pemilik sistem informasi merupakan sponsor terhadap dikembangkannya
sistem informasi. Mereka biasanya bertanggung jawab terhadap biaya dan
waktu yang digunakan untuk pengembangan serta pemeliharaan sistem
informasi, mereka juga berperan sebagai pihak penentu dalam menentukan

diterima atau tidaknya sistem informasi.


b. Pemakai Sistem Informasi
Para pemakai sistem informasi sebagian besar merupakan orang-orang
yang hanya akan menggunakan sistem informasi yang telah dikembangkan
seperti operator dan manajer (end user). Para pemakai akhir sistem
informasi tersebut menentukan:

Masalah yang harus dipecahkan


Kesempatan yang harus diambil
Kebutuhan yang harus dipenuhi
Batasan-batasan bisnis yang harus termuat dalam sistem informasi.
Mereka juga cukup memperhatikan tayangan aplikasi di komputer baik

dalam bentuk form input maupun outputnya.


4. Prosedur (Procedure)
Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama. Sedangkan aktivitas pada dasarnya
melakukan suatu kegiatan berdasarkan informasi yang masuk dan persepsi yang
dimiliki tentang informasi.
5. Basis Data (Database)
Database merupakan kumpulan data-data yang tersimpan didalam media
penyimpanan di suatu perusahaan (arti luas) atau di dalam komputer (arti sempit).
6. Teknologi Jaringan Komunikasi (Communication Network Technology)
Telekomunikasi atau komunikasi data dapat didefinisikan sebagai
penggunaan media elektronik atau cara untuk memindahkan data atau informasi
dari suatu lokasi ke satu atau beberapa lokasi lain yang berbeda. Komunikasi yang

terjadi diantara beberapa pihak yang berkomunikasi harus difasilitasi dengan


infrastruktur berupa jaringan telekomunikasi yang konfigurasinya bisa berbentuk
bintang (star), cincin (ring), dan hirarki (BUS). Jadi dengan menguasai jaringan
telekomunikasi telah menolong persoalan yang disebabkan oleh masalah geografi
dan waktu sehingga memungkinkan organisasi untuk mempercepat produksi dan
pengambilan keputusan.
2.1.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya harus terarah dan terencana
agar segala tujuan perusahaan berhasil dengan memuaskan. Untuk itu diperlukan
beberapa tujuan agar penerapan sistem informasi akuntansi dapat berjalan dengan
baik dan memadai. Tujuan sistem informasi akuntansi menurut Mulyadi (2008:19)
adalah sebagai berikut:
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolan kegiatan usaha baru.
b. Umtuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupuun struktur
organisasinya.
c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkatan keandalan (reability) informasi akuntansi
dan perlindungan perusahaan.
d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Sedangkan menurut Mardi (2011:4) terdapat tiga tujuan sistem informasi
akuntasi yaitu sebagai berikut:
1. To fulfill obligations relating to stewardship
Guna mememnuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang diberikan
kepada seseorang. Pengelolaan perusahaan yang selalu mengacu kepada
tanggun jawab manajemen guna menata secara jelas segala sesuatu yang
berkaitan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Keberadaan
sistem informasi akuntasi membantu ketersediaan informasi yang
dibutuhkan oleh pihak eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan
laporan yang diminta lainnya, demikian pula ketersediaan laporan internal

yang

dibutuhkan

oleh

seluruh

jajaran

dalam

bentuk

laporan

peertangggungjawaban pengelolaan perusahaan.


2. To support decision making by internal internal decision makers
Setiap informasi merupakan bahan yang berharga bagi bagi pengambilan
keputusan manajemen. Sistem informasi menyediakan informasi guna
mendukung setiap keputusan yang diambil oleh pimpinan sesuai dengan
pertanggungjawaban yang telah ditetapkan.
3. To support the-day-to-day operations
Sistem informasi digunakan untuk mendukung setiap kelancaran operasi
perusahaan sehari-hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi
setiap satuan tugas dalam berbagai level manajemen, sehingga mereka
dapat lebih produktif.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
informasi bertujuan untuk menghasilkan laporan keuangna dengan memperbaiki
kualitas penyajian laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut dijadikan
sebagai bahan pengambilan keputusan manjemen guna mendukung kelancaran
operasi perusahaan.
2.1.1.7 Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan suatu elemen yang penting bagi perusahaan,
persediaan merupakan salah satu aktiva lancer dalam suatu perrusahaan yang
mempunyai maksud untuk menjaga kelancaran operasi pada perusahaan baik
perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
Pada dasarnya yang dimaksud persediaan adalah meliputi barang-barang
milik perusahaan yang keberadaannya dalam siklus usaha normal, adal untuk
dijual kembali, termasuk barang-barang yang dipakai dalam proses porduksi.
Definisi persediaan menurut IAI SAK No. 14 (2012:141) adalah aktiva
terfdiri dari:
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. Dalam proses produksi atau dalam perjalanan
c. Dalam bentuk bahan atau perrlengkapan (supllies) untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
Sedangkan definisi persediaa menurut sedangkan persediaan menurut Zaki
Baridwan (2009:149) pengertian persediaan adalah barang-barang yang dimiliki

untuk dijual kembali atau digunakan umtuk produksi barang-barang yang akan
dijual.
Sedangkan definisi persediaan menurut Niswonnger, Warren, Fess dalam
prinsif-pinsif akuntansi yang dialih bahasakan oleh Alfonsus Sirait (2008:359)
adalah

sebagai

berikut:

persediaan

(inventory)

digunakan

untuk

mengidetifikasikan barang yang disimpan untuk dijual kembali dalam operasi


normal perusahaan dan bahan yang terdapat dalam proses produksi atau disimpan
untuk tujuan itu.
Sedangkan menurut Charles T. Horngren dan Warter T. Harrison Jr (2007:
271): persediaan (inventory) didefinisikan sebagai semua barang yang dimiliki
perusahaan dan diharapkan akan dijual dalam pelaksanaan operasi yang normal.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah
aktiva atau harta yang berupa barang-barang bahan, persediaan dalam proses atau
persediaan bahan baku yang menunggu untuk proses dan kemudian dijual.
Persediaa terdiri dari beberapa jenis, bak pada perusahaan maupun pada
perusahaan manufaktur. Berikut pendapat mengenai jenis-jenis persediaan
menurut La Midjan (2005:150):
1. Persediaan bahan baku yaitu persediaan yang akan diolah lebih lanjut
2. Persediaan produksi dalam proses(work in process) merupakan barangbarang yang sedang diolah antara lain yang sedang diolah dalam proses
produksi dan lain-lain.
3. Persediaan produk jadi, merupakan proses produksi dari suatu perusahaan
baik sebagai hasil produksi selesai, misalnya: hasil produksi roti pada
industry roti, maupun yang digunakan proses produksi lebih lanjut.
4. Persediaan suku cadang, merupakan persediaan barang yang akan
digunakan u ntuk meperbaiki atau mengganti bagian yagn rusak dari
peralatan maupun mesin.
5. Persediaan bahan bakar, merupakan persediaan yang harus berada di
dalam perusahaan terutama perusahaan industry yang menggunakan mesin
diesel sebgai pembangkit listrik.
6. Persediaan barang cetakan atau alat tulis, merupakan persediaan untuk
kebutuhan kantor, memperlancar kegiatan tata usaha.
7. Persediaan barang dagangan, merupakan persediaan yang digunakan oleh
suatu perusahaan dagang.

2.1.1.8 Metode Pencatatan Persediaan


Menurut Charles T. Horngren dan Warter T. Harrison Jr (2007: 245)
terdapat dua jenis utama sistem pencatatan persesiaan, yaitu:
1. Sistem persediaan periodic (periodic inventory system)
Suatu sistem dimana perusahaan tidak terus mencatat persediaan yang ada
di tangan. Pada akhir periode, perusahaan melakukan perhitungan fisik
atas persediaan yang ada di tangan dan menggunakan informasi ini untuk
membuat laporan keuangan. Sistem ini banyak digunakan pada restoran
dan took ritel kecil, namun seiring berkembangnya teknologi informasi
sistem ini menjadi semakin tidak popular degan telah digunakannya
computer.
2. Sistem
persediaan

perpetual

(perpetual

inventory

system)

menyelenggarakan catatan yang berkelanjutan atas persediaan dan harga


pokok

penjualan.

Sistem

ini

memusatkan

pengendaliannya

atas

persediaan. Dalam sistem perpetual, perusahaan memperhitungkan


persediaan setidaknya sekali setahun. Perhitungan fisik ini berguna untuk
menetapkan jumlah persediaan akhir yang benar pada laporan keuangan
dan juga berfungsi sebgai pengecekan atas catatan perpetual.
Tabel 2.1
Perbandingan Sistem Perpetual dan Sistem Periodik
Sistem Persediaan Perpetual

Menyelenggarakan catatan

Sistem Persediaan periodik

Tidak Menyelenggarakan

yangberkelanjutan atas semua

catatan yang berkelanjuan atas

persediaan ketika dibeli dan

persediaan yang ada ditangan.

dijual

2.1.2 Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Barang Dagang


2.1.2.1 Pengertian Efektifitas
Menurut Kamus Bahasa Indonesiapengertian efektivitas adalah:
Efektivitas adalah keberhasilan suatu tindakan yang diukur berdasarkan
pencapaian tujuan tindakan tersebut.
Pengertian efektivitas menurut Bayangkara (2008:14) adalah sebagai
tingkat keberhasilan perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Menurut

Handayaningrat

dalam Rizal (2009), efektivitas

adalah

pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Apabila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya, maka sasaran dan tujuan tersebut efektif.
Menurut Mulyadi dalam Rizal (2009), Pengukuran efektivitas dan
efisiensi perusahaan didasarkan pada apakah sumber daya organisasi telah
diperoleh dan digunakan secara ekonomis dalam artian tidak terjadi pemborosan,
kebocoran, salah alokasi, salah sasaran dalam mencapai tujuan.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik keimpulan bahwa Efektivitas
adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang berkaitan dengan
tujuan yang diterapkan. Kata efektivitas lebih menitiknberatkan pada pada tingkat
keberhasilann organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilaian
efektifitas didasarkan atas sejauhmana suatu organisasi dapat dicapai. Jadi,
efektifitas merupakan derajat tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai
target yang ditentukan.
2.1.2.2 Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern mencakup seluruh struktur organisasi perusahaan
termasuk pembagian fungsi yang tepat serta tindakan yang diperlukan untuk
menganmankan

harta

milik

pembukuan,meningkatkan

perrusahaan,

efisiensi

kegiatan

meneliti

kesamaan

yang

mendorong

data

dari

ditaatinya

kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan. Pengertian


pengendalian intern dikemukakan oleh George H. Bornard dan William S.
Hopwood (2006:129) menyatakan bahwa:
pengendalian intern merupakan suatu proses yang di pengaruhi oleh
dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang masuk akal terrkait dengan tercapainya tujuan berikut:
(1) reabilitas pelaporan keuangan, (2) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (3)
kesesuaian dengan peraturan regulasi yang berlaku.
Sedangkan menurut Mulyadi (2008:163) pengendalian intern adalah
sebagai berikut:
pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personal lain untuk memberikan kenyakinan yang

memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : a) keandalan


pelaporan keuangan, b) pepatuhan terhadap hak dan oeratuan yang berlaku, dan c)
efektifitas dan efisiensi operasi.
Sedangkan menurut Mardi (2011: 59) menyataakan bahwa:
pengendalian intern merupakan suatu sistem yang meliputi struktur
organisasi beserta semua mekanisme yang dan ukuran-ukuran yang dipatuhi
bersama untuk menjaga seluruh harta kekayaan organisasi dari berbagai arah.
Berdasarkan pengertian-penbertian pengendalian intern diatas, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa pengendalian intrn merupakan suatu proses yang
terdiri dari kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk dilaksanakan oleh orangorang untuk membeikan keyakinan yang memadai untuk mencapai tujuan tertentu
yang saling berkaitan. Dengan adanya penerapan pengendalian intern dalam setiap
kegiatan operasi perusahaan, maka diharapkan tidak akan tejadi kegiatan-kegiatan
penyelewengan dan kecurangan yang dapat merugikan perusahaan.
2.1.2.3 Tujuan Pengendalian Intern
Segala aktivitas perusahaan terus dijalankan secara teratur dan terencana
agar tujuan dapat dicaapai dan memuaskan. Untuk itu diperlukan beberapa tujuan
penerapan sistem dan pengendalian intern agar dapat berjalan efektif dan efisien.
Tugas manajemen adalah unntuk memastikan efisiensi operasi. Perilaku
dan aktivitas perlu diorganisasi dan dikendalikan sehinggan tujuan organisasi
dapat dicapai. Sistem pengendalian intern pada tataran tertentu seirama dengan
pengendalian diri setiap individu. Sistem pengendalian intern bertujuan menjaga
kepentingan dan mengamankan seluruh harta organisasi, otomatis juga menjaga
kepentingan dan integritas setiap individu karyawan sebagai bagian dari
organisasi tersebut. Tujuan pengendalian intern harus dipandang relevan dengan
tujuan individu yang akan menjalankan sistem penngendalian. Sistem harus
dirancang sedemikian rupa sehingga karyawan yakim bahwa pengendalian
dibangun sebagai alat untuk mengamankan operasi organisasi. Jika keamanan
tersebut tidak dijaga, dampak tidak langsungnya adalah ada pada karyawan itu
sendiri (Bornard dan Hopwood, 2006:156)
Tujuan pengendalian intern menurut Insttitut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI), dalam Standar Profesional Akuntan Publik (2011:319) yaitu:

Tujuan Pelaporan Keuangan


Umumnya pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah
berkaitan dengan tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan bagi
pihak luar yang disajikam secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia atau basis basis akuntansi komperhensif

selain prinsifr akuntansi yang berlaku di Indonesia.


Tujuan Operasi dan Kepatuhan
Pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasin dan kepatuhan
mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan

dengna yang dievaluasi dan digunakan auditor dan proses audit.


Penjagaan Aset
Pengendalian intern penjagaan asset dari pemerolehan, penggunaan atau
penjualan/penghentian pemakaian yang tidak diotorisasi mungkin
mencakup pengendalian yang berkaitan dengan tujuan pelaporan
keuangan dan operasi.
Sedangkan menurut Mulyadi (2008:163) yang menjadi tujuan utama

pengendalian intern adalah sebagai berikut :


a.
b.
c.
d.

Menjaga kekayaan organisasi


Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
Mendorong efisiensi
Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
Hal ini di kemukakan oleh Azhar Susanto dalam bukunya Sistem
Informasi Akuntansi (2013:95) sebagai berikut:
Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengeruhi oleh dewan

direksi, manajemen dan karyawan yang dirancang untuk memberikan keyakinan


yang memadai. Tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a) keandalan
pelaporan keuangan, b) efektifitas dan efesiensi operasi, dan c) kepatuhan
terhadap hokum dan peraturan yang berlaku.
Tujun pengendalian intern dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Keandalan Pelaporan Keuangan
Menajemen bertanggung jawab dalam menyiapkan laporan keangan dan
menjamin bahwa informasi telah disipkan dengna standar pelaporan yang
berlaku. Informasi yang keluar dari catatan akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan harus dapat dipercaya, tidak menyesatkan dan dapat
diuji kebenarannnya.
2. Efektifitas dan Efisiensi Operasi

Efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan pengendalian yang diterapkan


oleh perusahaan antara lain untuk mendorong tercapainya efisiensi dan
efektifitas atas penggunaan sumber-sumber produksi termasuk tenaga
kerja guna menoptimalkan tujuan yang akan dicapai.
3. Kepatuhan terhadap hukum dan perraturan yang berlaku
Banyaknya hukumndan peraturan yang harus diikuti oleh perusahaan
selain itu juga kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan dengan surat
keputusan harus dilaksanakan dimana kebijakan ini merupakan alat-alat
pengendaliann yang harus ditaati dan dijalankan oleh setiap karyawan.
2.1.2.4 Komponen Pengendalian Intern
Komponen pengendalian intern sangat dipengaruhi oleh kejadian atau
hubungan antar masing-masing komponen dalam sistem pengendalian internal.
MenurutMardi (2011:62-65) dalam bukunya yang berjudul Sistem
Informasi Akuntansi terdapat lima komponen pengendalian internal, yaitu sebagai
berrikut:
1. Lingkungan Pengendalian
Merupakan perorangan
pengendalian

internal.

dalam
Pimpinan

perusahaan
perusahaan

tentang

pentingnya

harus

menujukan

komitmennyaterrhadap pelaksanaan control yang ketat dan kebijaksanaan


yang secara sadar dan langsung diikuti oleh para bawahan. Suasana seperti
ini merupakan lingkungan pengendalian yang efektif diterapkan dalam
perusahaan. Dalam praktiknya lingkungan pengendalian meliputi hal-hal

berikut ini:
Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
Perusahaan dapat menetapkan kesetiaan yang dijadikan sebagai prinsip
dasar operasional dan mengembangkan kejadian tertulis dengan jelas,
dalam praktiknya dapat mendeskripsikan perilaku jujur dan tidak jujur.
Seluruh tindakan tidak jujur harus diinvestigasi secara menyeluruh dan
merreka dianggap bersalah, harus dibebastugaskan agar nilai etika tetap
terjaga dan membantu proses pengendalian.

Filosofi dan gaya operasi


Folosofi merupakan pemikiran dan keyakinan dasar yang menjadi tolak
ukur bagi perusahaan. Gaya operasi mencerminkan ide manajer tentang

bagaimana operasi satu kesatuan harus dilaksanakan, sehingga gaya


operasi bervariasi; ada yang berrsifat demokrasi ada juga yang bersifat
komando.

Stuktur organisasi
Struktur yang jelas dan tegas menunjukan batas dan wewenang seseorang
melalui garis komando dan menetapkan garis otoritas serta tanggung
jawab, termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas, penetapan
tanggung jawab untuk tugas tertentu, pembagian wewenang terrhadap

tanggung jawab seseorang mempengaruhi informasi manajemen.


Badan audit dan dewan komisaris
Komite

audit

bertanggung

jawab

langsung

mengawasi

struktur

pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangannya, dan


kepatuhan terrhadap peraturan serta standar yang terkait. Komite
berhubungan secara dekat dengan auditor internal perusahaan. Peninjauan
ini berfungsi untuk memeriksa integritas manajemen guna meningkatkan
kepercayaan public yang berinvestasi atas kesesuaian pelaporan keuangan.

Metode manajemen
Metode ini merupakan pola menajemen mengendalikan operasional
perusahaan sesuai sumber daya yang diarahkan guna mencapai tujuan
bisnis tertentu serta membuat sumber daya berrtanggung jawab untuk
kepentingan pengembangna usaha.

Pengaruh eksternal
Pengaruh dari pihak luar juga memberi peranan yang signifikan terhadap
operasional perusahaan seperti persyaratan bursa efek
Pengaruh dari pihak luar juga memberikan peranan yang signifikan
terrhadap operasional perusahaan. Pengaruh ini harus dikelola secara
meksimal untuk memberdayakan perusahaan.

2. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendaian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan
yang telah ditetapkan dan digarisan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam
perusahaan. Aktivitas pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang
menggunakan pendekatan berbasis teknologi infornasi dan pengendalian yang
menggunakan pendekatan manual.

Pengndalian berdasarkan teknologi informasi secara khusus berkaitan


dengan lingkungan teknologi dari pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pengendakian umum meliputi kegiatan yang berhubungan dengan audit teknologi
informasi, yang ditujukan melindungi lingkungannya agar dikelola secara baik,
sehingga proses pengendalian mendapatkan dukungan lebih efektif. Berkaitan
dengan pengendalian aplikasi lebih ditujukan unuk mencegah, mendekteksi, dan
memperbaiki kesalahan pada pengeklolaan data sistem komputer.
Pengendalian fisik berkaitan dengan sistem kobnvensional yang
melakukan aplikasi prosedur manual. Namun, konsep pengendalian ini tetap
memperhatikan terrhadap dampak pengendalian yang berhubungan dengan
lingkungan teknologi informasi pengendalian fisik dalam perusahaan terdiri dari
beberapa unsur berikut.
a. Kewenangan penanganan transaksi
Wewenang yang diberrikan oleh pimpinan tertinggi dalam suatu organisasi
dalam rangka menjalankan suatu tugas atau fungsi dapat dikatagorikan
sebagai otorisasi. Ini bentuk peimpahan tugas dan wewenang kepada
pegawai untuk menentukan pilihan yang tepat untuk kemajuan organisasi.
Seorang pegawai akan bertindak sesuai dengan prosedur apabila dirinya
mendapat wewenang untuk memutuskan tindakan dalam pekerjaan. Setiap
transaksi yang berhubungan dengan tugasnya akan diberikan wewenang.
b. Spesialisasi tanggung jawab
Seorang yang diberi tanggungn jawab dengan bidangnya dan otoritas yang
dimilikinya merupakan pelaksanaan pengendalian internal yang baik serta
tidak memberikan mereka tugas dan tanggung jawab yang terlalu banyak.
Orang

yang

tidak

memiliki

kecakapan

dalam

bidangnya

cenderungmelakukan keputusan yang keliru atau kesalahan yang tidak


disengaja dan berdampak kepada kebijakan perusahaan. Oleh sebab itu,
harus jelas memisahan tugas dan tanggung jawab setiap pegewai.
c. Format dan pengunaan dokumen pekerjaan
Pengunaan dokkumen yang baik harus didesain dengna memperhatikan
format yang jelas dan mempermudah pekerjaan seseorang. Mempermudah
bukan berarti dokumen tidak informatif, tapi isi dokumen harus
menginformasikan sesuai dengna keutuhan organisasi perusahaan.

d. Pengamanan harta kekayaan perusahaan


Semua harta kekayaan perusahaan harus mendapat pengawasan,
kelengahan dalam menjaga aset dapat menghancurkan kelangsungan
perusahaan. Asett perusahaan berrmacam-macam bentuknya, baik aset
fisik maupun aset nonfisik, semua harus dijaga dari incaran pihak luar
maupun dari dalam sendiri yang tidak memiliki tanggung jawab.
e. Independesi pemeriksaan
Untuk mengetahui kinerja perusahaan, pemeriksaan harus dilakukan
secara objektif. Untuk menghasilkan pemeriksaan tersebut, perlu
dilakukan secara intensif dan dilakukan oleh badan indefenden yang
berasal dari luar perusahaan, dimana mereka dapat bekerrja secara
profesional.
3. Penilaian Risiko
Pendekatan strategi manajemen resiko merupakan instrumen penting
dalam mengontrol bisnis perusahaan. Selain pengendalian harus dievaluasi secara
berkala efektivitasnya. Organisasi harus melakukan penilaian resiko untuk
mengidetifikasi, menganalisis, dan mengatur resiko yang relevan dengan
pelaporan keuangan. Dampak dari perencanaan strategis dan operasional serta
keuangan dan informasi akan menimbulkan resiko bisnis, beberapa kebijakan
berakibat yang lebih besar serta kemungkinan muncul lebih besar. Oleh karena itu,
segala sesuatu yang terkait dengan biaya dan manfaat pengendalian harus
direncanakan dan diperhitungkan secara cermat sehingga kegagalan dan resiko
dapat diminimalisir dampaknya.
4. Kualias Informasi dan Komunikasi
Kualitas informasi yang dihasilkan memberi dukungan penuh keberhasilan
pimpinan membuat keputusan bisnis, informasi yang dihasilkan SIA membantu
pimpinan membuat keputusan terrkait dengna operasi perusahaan serta bagaimana
informasi keuangan dibuat dapat dikomunikasikan secara cepat dan akurat.
Informasi keuangan yang dihasilkan harus akurat, didukung datra dan fakta
sehingga memiliki nilai penting untuk dijadikan sebagai pengambil keputusan.
5. Pengawasan
Tingginya kinerja yang diraih tidak lepas dari penerapan teknik
pengawasan yang menunjukan bahwa seseorang dalam pengawasan, namun
merasa tidak diawasi. Pengawasan yang effektif dilakukan untuk meningkatkan

kinerja dan prestasi perrusahaan. Dibeberapa perusahaan, hal ini kurang mendapat
perhatian. Pengawasan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut:
a. Supervisi yang efektif. Supervisi tidak beritindak sebagai model
pengembangan

maksimum

pegawai

menjadi

seseorang

yang

profesional dan efisien sesuai dengan kemampuanyya. Kegiatan


supervisi bukan mengukur kinerrja atau mencari kesalahan, namun hal
ini sebagai upaya membantu pihak lain mengatasi kesulitan dan
meningkatkan motivasi kerja mandiri dan berkelanjutan.
b. Aturan pertanggungjawaban. Pengawasan terhadap sistem akunntansi
pertanggungjawaban menunjukan informasi yang terkait dengan
anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, dan standar kualitas, kemudian
apabila ada ditemukan hal-hal yang berbeda antara perencanaan
kinerrja dengan hasil yang diperoleh, maka harus segera dilakukan
tindakan.
c. Audit internal. Pengawasan kegiatan melakukan peninjauan ulang
terrhadap keefektifan pengendalian internal merupakan peranan yang
selalu dilakukan seorang auditor internal. Motivasi pegawai dalam
menjalankan tugas dan fungsinya sesuai peraturan yang berlaku serta
efektifitas dan efisiensi manajemen tidak luput dalam tindakan
evaluasi dilakukan auditor.
2.1.2.5 Keterbatasan Pengendalian Intern
Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap resiko.
Organisasi merupakan sasaran berbagai macam eksposur yang dapat mengganggu
operasi perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hiup perusahaan.
Eksposur mencakup potensi damak finansial akibat suatu kejadian dikalikan
dengan probabiloitas terjadinya kejadian tersebut. Istilah resiko nmerrupakan
sinonim untuk istilah probabilitas terjadinya suatu kejadian. Oleh karena itu,
eksposure adalah resiko dikalikan konsekuensi finansial atas resiko tersebut.
Eksposur tidak semata-mata terjadi akibat kurangnya pengendalian.
Pengendalian berguna mengurangi eksposure, tetapi pengendalian tidak dapat
mengurangi penyebab terjadinya eksposur. Eksposur melekat dalam operasi setiap
organisasi dan dapat diakibatkan oleh berbagai sebab. (Bornard dan Hopwood,
2006:123)

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa keterbatasan dari pengendalian


intern terletak pada eksposur. Kejadian-kejadian yang tidak diharapkan seperti
pencurian dan kecurangan yang menyebabkan terjadinya kerugian finansial.
Adapun eksposure bisnis yang biasa terjadi menurut Bornard dan
Hopwood (2006:124):
pencurian
dan
kekurangan

akuntansi
tidak
akurat

keti
dak

interups
i bisnis

eks
pos
ur

sanksi
hukum

kerugian akibat
kehilangan aktiva

pendapatan
yang cacat

biaya terlalu
tinggi

Sumber: Bornard dan Hopwood (2006:124)


Gambar 2.1
Eksposur Bisnis yang Biasa Terjadi
1. Biaya yang Terlalu Tinggi
Biaya yang terlalu tinggi mengurangi laba. Setiap

pengeluaran yang

dibuat oleh suatu organisasi potensial untuk menjadi biaya yang terlalu
tinggi.
2. Pendapatan yang Cacat
Pendapagtan yang terlalu rendah mengurangi laba. Biaya piutang yang
tidak tertagih dari penjualan kredit terrlalu banyak. Barang dagangnan

telah dikirim ke pelanggan dan tetapi tidak tercatat sehingga tidak tertagih
adalah contoh kejadian-kejadian yang berpotensi mengurangi laba.
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva
Kehilangan aktiva dapat terjadi tanpa disengaja. Kas, bahan baku, atau
peralatan dapat eusak atau salah penempatan. Hal ini bisa terjadi akibat
kecerobohan karyawan ataupun tindakan tidak disengaja. Karyawan
termasuk manajemen, bisa tanpa sengaja salah mengelola atau merusak
bahan baku atau peralatan
4. Akuntansi yang Tidak Akurat
Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat atau tidak
signifikan berrbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat
termasuk kesalahan penilaian transaksi, kesalahan waktu pencatatan
transaksi, atau kesalahan klasifikasi transaksi. Kesalahan bisa akibat
kesengajaan atau ketidaksengajaan. Dampak kesalahan dapat berakibat
pada informasi yang tidak akurat guna pengambilan keputusan atau
laporan keuangan yang menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan.
5. Interupsi Bisnis
Interupsi bisnis mencakup penghentian sementara suatu operasi bisni,
penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu
usaha,. Interupsi bisnis dapat terjadi akibat ketidakmampuan menghadapi
kegiatan operasi yang buruk, tindakan kekerasan fisik atau bencana alam.
6. Sanksi Hukum
Sanksi hukum mencakup denda yang dikenakan oleh pengadilan atau
badan legal yang memiliki wewenang atas operasi perusahaan. Sebuah
organisasi harus yakin bahwa aktivitas yang dijalankan harus sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penghentian
kegiatan bisnis bisa terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika
perusahaan melakukan perrbuatan yang melanggar hukum.
7. Ketidakmampuan Untuk Bersaing
Merupakan ketidakmampuan suatu organisasi untuk bertahan di pasar atau
industri. Ketidakmampuan ini terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai
eksposur yang telah dibahas sebelumnya dan juga sebagai akibat
ketidakefektifan keputusan manajemen.
8. Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan merupakan kesengajaan untuk memutrbalikan kebenaran
dengna tujuan mempengaruhi pihak lain untuk menyerahkan sesuatu yang

berharga. Pencurian terrjadi jika aktiva secara curang dimanfaatkan untuk


kepentingan sendiri. Kecurangan dan pencurian dapat dilakukan oleh
pihak eksternal ataupun pihak internal. Biaya terlalu tinggi, pendapatan
yang cacat, kehilangan aktiva, ketidakakuratan catatan akuntansi, interupsi
bisnis, sanksi hukum dan ketidakmampuan untuk bersaing, semuanya bisa
saja merupakamn dampak dari kecurangan dan pencurian.
2.1.2.6 Persediaan Barang Dagang
Persediaan barang dagang merupakan barang-barang yang dimiliki
perusahaan dagang untuk dijual. Persediaan pada umumnya meliputi jenis barang
yang cukup banyak dan merupakan bagian yang cukup berarti dari seluruh jiwa
aktiva usaha dagang. Disamping itu transaksi yang berhubungan dengan
persediaan merupakan aktivitas yang sering terjadi. Tanpa Suatu persediaan
pengusaha dagang dihadapkan pada suatu resiko, pada suatu waktu tidak dapat
memenuhi kebutuhan atau keinginan pelanggan yang meminta barang. Hal ini
tidak menutup kemungkinan bahwa para pengusaha dagang tersebut Bahwa parra
pengusaha dagang terrsebut kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang
seharusnya mereka dapatkan. Jadi inilah yang menjadi beberapa alasan utama
setiap pedagang harus memiliki persediaan barang dangangnya dengan batas
wajar sesuai dengna beberapa factor yang menjadi acuan, persediaan yang lebih
dan yang kurang sangat riskan dan dapat menimbulkan kerugian bagi pedagang
tersebut.
Persediaan barang harus selalu diawasi dengan intensif agar nantinya tidak
terjadi kekeliruan yang dapat memungkinkan kerugian bagi pedagang itu sendiri,
berikut ini adalah tujuan dari pengawasan pengendalian barang dagang.
Tujuan dari pengawasan persediaan barang dagang ini tidak lain untuk
menjamin terdapatnya persediaan barang yang optimal agar dapat diperoleh laba
yang maksimal. Namun dalam persediaan barang perlu diperhatikan jumlah
persediaan barang secara teliti, karena persediaan yang terlalu besar atau terlalu
kecil tidak baik tidak baik bagi perusahaan tersebut, misalnya persediaan yang
terlalu banyak berarti lebih banyak modal yang tertanam dan biaya yang
ditimbulkan dengan persediaan ini akan besar. Persediaan yang terlalu sedikit

pada suatu waktu akan mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan atau


keinginan pelanggan.
2.1.2.7 Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang
Efektivitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang
berkaitan dengan tujuan yang diterapkan. Suatu pengendalian intern dikatakan
efektif apabila memahami tingkat sejauhmana tujuan operasi entitas tercapai,
laporan keuangan yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan
regulasi yang berlaku dipatuhi.Pengendalian intern merupakan metode dan
tindakan yang dilaksanakan oleh perusahaan dan dipakai sebagai alat pengendali
yang

berfungsi

untuk

mengamankan

persediaan

barang

dagang

sejak

mendatangkan, menerima, menyimpan, mengeluarkannya baik fisik, kuantitas dan


pencatatannya,

termasuk

penilaiannya.

Hal

ini

berarti

dengan

adanya

pengendalian internal persediaan barang dagang yang efektif diharapkan dapat


tercapai. Adapun komponen pengendalian internal persediaan barang dagang yaitu
yaitu lingkungan pengendalian, penarikan resiko, aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pengawasan. Pengendalian internal persediaan
barang dagang dapat berperan jika dapat mencapai tujuan untuk pengelolaan
persediaan barang dagang yang efektif adapun tujuan umum pengelolaan
persediaan barang dagangan adalah efektifitas operasi, keandalan laporan
keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan perusahaan.
Dengan ditetapkannya komponen dan tujuan pengendalian internal
persediaan barang dagang tersebut, diharapkan dapat menciptakan pengendalian
internal persediaan barang dagang yang efektif.
2.1.2.8 Peranan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan dalam Menunjang
Efektivitas Pengendaian Intern Persedaan Barang Dagang
Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu unsur dari pngendalian
intern, maka jika suatu perusahaan menerapkan pengendaian intern yang efektif,
maka dapat dipastikan bahwa perusahaan tersebut telah melaksanakan sistem
informasi akuntansi yang memadai karena salah satu tujuan dari sistem informasi
akuntansi adalah untuk menunjang pengendalian intern yang efektif.
Menurut Marshall B Romney dan Paul Jhon Steinbart (2009:28) yaitu:
An accounting information system is a system that collects, record, stores
and processes data to produce information for decision makers.

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat,


menyimpan, dam memproses data untuk menghasilokan informasi bagi para
pengambil keputusan.
Sistem informasi akuntansi persediaan memiliki pemiliki peranan penting
dalam penyajian laporan yang dibutuhkan oleh manajemen perusahaan. Dari
informasi yang disuguhkan oleh sistem informasi akuntansi persediaan kita dapat
mengetahui jumlah dan jenis persediaan barang dagang yang dimiliki perusahaan.
Banyak informasi yang dibutuhkan oleh manajeman untuk untuk
mengendalikan keuangan dan operasi yang berasal dari sistem informasi
akuntansi. Untuk mendapatkan informasi yang dapat diandalkan dari sistem
informasi akuntansi persediaan maka sistem informasi akuntansi dalam
penerapannya perlu didikung oleh pengendallian intern yang memadai.
Pengendalian intern persediaan barang dagang merupakan metode dan
tindakan

yang

dilaksanakan

untuk

mengamankan

persediaan

sejak

mendatangkannhya, meneriman, menyimpan, dan mengeluarkannya baik secara


fisik maupun kualitas dan pencatatannya.
Pengendaian intern dijalankan harus diotunjukan oleh sistem informasi
akuntansi yang baik, menurut Azhar Susanto (2013:95) hubungan sistem
informasi akuntansi dengan pengendaian intern adalah sebagai berikut: sistem
informasi akuntasi yang berlaku berisi berbagai metode dan prosedur, harus
mendukung terciptanya kegiatan pengendalian intern.

pen gendal
ia n in te rrn
s is te m
in fo rm a s i
a k u n ta n s i

Gambar 2.2
Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Intern
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi

yang memadai berperan sangat besar dalam menunjang pengendalian intern atas
persediaan barang dagang. Dengan adanya sistem informasi akuntansi yang
memadai dan pengendalian intern yang mamadai pula, maka diharapkan semua
kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

oleh perusahaan terutama dalam pelaksanaan aktivitas pengelolaan persediaan


barang dagang pada perusahaan.
2.2 Kerangka Pemikiran
Dalam perkembangan usaha yang semakin berkembang, informasi
akuntansi sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup perusahaan.
Informasi akuntansi memegang peranan yang penting dalam menghasilkan
informasi yang berguna untuk memenuhi kepentingan manajemen dalam
pengambilan keputusan dan juga untuk kepentingan pengendalian. Informasi
akuntansi tersebut diaplikasikan dalam suatu sistem yaitu sistem informasi
akuntansi. Sistem informasi akuntansi sangat diperlukan, khususnya pada
perusahaan dagang seperti perusahaan retail yang memiki aktifitas transaksi yang
sangat kompleks.
Pada dasarnya setiap perusahaan dagang, khususnya perusahaan di
bidang retail sangat membutuhkan persediaan, karena tanpa adanya persediaan
maka pengusaha dihadapkan pada resiko bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Istilah persediaan, umumnya ditujukan pada
barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali dalam opereasi
normal perusahaan. Bagi perusahaan dagang persediaan merrupakan aset yang
memliki nilai terbesar dibandingkan aktiva lainya dalam neraca perusahaan,juga
merupakan sumber penghasilan utama bagi suatu usaha retail. Oleh karena itu
diperlukan sistem informasi akuntansi dan pengelolaan persediaan yang efektif.
Adapun pengertian sistem informasi akuntansi menurut Azhar Susanto
(2013:72) :
Kumpulan atau group dari sub sistem / bagian / komponen apapun baik
phisik atau non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama
secara harmonis untuk mengolah data transaksi yang berkaitan dengan masalah
keuangan menjadi informasi keuangan.
Sedangkan Pengertian dari sistem akuntansi persediaan menurut mulyadi
(2008:8) mengemukakan bahwa:
sistem akuntansi persediaan adalah sistem akuntansi yang dirancang untuk
menangani transaksi yang bersangkutan dengan mutasi persediaan yang ada di
gudang.

Aspek yang diteliti dalam sistem informasi akuntansi persediaan menurut


Mulyadi (2001:3) adalah sebagai berikut:
1. Formulir
2. Catatan catatan yang terdiri dari:
Jurnal
Buku besar
Buku besar pembantu
3. Laporan
Sistem informasi akuntansi persediaan dikatakan baik apabila menerapkan
komponen komponen sistem informasi akuntansi persediaan. Komponenkomponen tersebut menurut Azhar Susanto (2008:207) terdiri dari:
1. Perangkat kersa (hardware)
2. Perangkat lunak (software)
3. Manusia (brainware)
4. Prosedur (procedure)
5. Basis data (database)
6. Teknologi komunikasi jaringan (Communication Network Technology)
Salah satu tujuan sistem informasi akuntasi persediaan yaitu untuk
meningkatkan pengendalian intern persediaan. Sistem informasi akuntansi
persediaan dan pengendalian internal persediaan barag dagang mempunyai fungsi
yang sama yaitu berfungsi sebagai alat untuk mempermudah manajemen dalam
kegiatan pelaksanaan badan usaha khususnya dalam hal persediaan. Tujuan utama
dari sistem informasi akuntansi salah satunya adalah untuk dapat mengontrol asset
suatu perusahaan agar informasi yang dihasilkan berkualitas untuk pengambilan
keputusan manajemen, dalam hal ini adalah mengenai persediaan. Demikian pula
tujuan utama pengendalian internal yang salah satunya adalah untuk menjaga aset
agar dapat menghasilkkan suatu laporan keuangan yang dapat diandalkan
berkaitan dengan perediaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
dapat menghasilkian informasi akuntansi yang memadai.
Berdasarkan hal tersebut dalam menunjang tercapainya efektifitas
pengendalian internal persediaan adalah dengan diterapkannya sistem informasi
akuntansi perediaan barang dagangan karena salah satu tujuan utama sistem
informasi akuntansi persediaan adalah untuk meningkatkan pengendalian internal.
Suatu pengendalian internal persediaan berperan efektif jika suatu sistem
informasi akuntansi persediaan dijalankan dengan baik. Jika pada pelaksanaan
pengendalian internal persediaan barang dagang tersebut tidak berjalan dengan
baik yaitu hanya salah satu komponen npada sistem informasi akuntansi

persediaan barang dagang yang tidak sesuai dengan komponen lainya maka
pengendalian intenal persediaan tidak akan tercapai. Tercapainya pengendalian
intern persediaan pada usaha retail seperti tepatnya jumlah persediaan, dapat
terrmonitornya keluar masuk barang, termonitornya persediian yang dibeli, pada
gudang yang tepat dengan data persediaan yang akurat dapat diandalkan dan tepat
waktu, tentu saja ini hal yang sulit dilakukan tanpa adanya suatu sistem informasi
akuntansi persediaan untuk mempermudah manajemen dalam melaksanakan
tugasnya untuk mencapai tujuan badan usaha. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan saling menunjang antara peranan sistem
informasi akuntansi persediaan dengan efektifitas pengendalian intern barang
dagang. (repository UPI)
Menurut George H. Bornard dan William S. Hopwood (2006:129)
menyatakan bahwa:
pengendalian intern merupakan suatu proses yang di pengaruhi oleh
dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang masuk akal terrkait dengan tercapainya tujuan berikut:
(1) reabilitas pelaporan keuangan, (2) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (3)
kesesuaian dengan peraturan regulasi yang berlaku.
Adapun komponen yang terdapat dalam suatu pengendalian itern menurut
Mardi (2011:62):
1.
2.
3.
4.
5.

Lingkungan pengendalian
Aktivitas pengendalian
Penilaian resiko
Kualitas informasi dan komunikasi
Pengawasan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern

merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu yang dijalankan oleh
orang-orang dan setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris,
manajemen dan personel lain. Pengendalian intern diharapkan mampu
memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang multak bagi
manajemen dan dewan komisaris entitas. Pengendalian intern ditujukan untuk
mencapai tujuan yang saling berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan
dan operasi.

Untuk mencapai pengendalian intern yang memadai, maka diperlukan


sebuah dukungan oleh komponen-komponen yang membentuk pengendalian
interrn itu sendiri. Untuk itu bagi manajemen agar pelaksanaan tujuan terapai
maka setiap komponen pengendalian intern tersebut harus direalisasikan secara
nyata dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian bahwa pengendalian intern tidak hanya menyangkut
masalah luar akuntansi. Tujuan pengendalian intern atas persediaan barang
dagangan adalah untuk menciptakan akuntabilitas barang yang ada di gudang.
Pengendlian intern tidak mungkin berjalan efektif apabila tidak ditunjang dengan
sistem informasi akuntansi persediaan yang memadai. Oleh karena itu ada korelasi
yang erat antara sistem informasi akuntansi persediaan dengan pengendalian
intern persediaan baran dagang. Penerapan pengendalian intern persediaan yang
baik dalam sistem informasi akuntansi yang baik akan mempermudah perusahaan
mendapatkan informasi yang berkualitas, sehingga perusahaan mampu mencapai
tujuannya dan meminimalisir resiko.

Anda mungkin juga menyukai