Menurut Jogiyanto (2009:34) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain
Sistem Informasi :
Sistem dapat di definisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan
pendekatan komponen .
Sedangkan menurut Tata Sutabri (2012:17), Terdapat dua kelompok
pendekatan dalam mendefinisikan sistem, yaitu:
a. pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur, mendefinisikan
sistem sebagai suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan. berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
atauuntuk meneyelesaikan suatu sasaran tertentu.
b. pendekatan yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya
mendefinisikan sistem sebagai suatu kumpulan dari elemen-elemen yang
saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Tata Sutabri (2010:10) Suatu sistem dapat diartikan sebagai
suatu kumpulan atau himpunan dari unsur, komponen, atau variabel yang
terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain, dan terpadu.
Dari definisi sistem diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem
merupakan suatu rangkaian unsur-unsur yang saling bekerja sama untuk mencapai
tujuan tertentu. Agar tujuan dari suatu sistem dapat bekerja dengan baik, maka
diperukan adanya suatu kerjasama yang baik dan tidak saling merugikan diantara
sistem tersebut, apabila salah satu untur sistem mengalami kerusakan maka akan
berpengaruh terhadap sistem yang lain sehingga tujuan dari suatu sistem sulit
dicapai.
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Seperti yang telah kita ketahui bahwa sistem merupakan hal yang sangat
penting bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan sehari-hari. Beberapa ahli
mendefinisikan informasi sebagai berikut:
Menurut Mardi (2011:5) menyatakan bahwa:
informasi adalah hasil proses atau hasil pengolahan data, meliputi hasil
gabungan, analisis, penyimpulan, dan pengolahan sistem terkomputerisasi. Selain
itu, informasi adalah data yang trlah diatur dan di proses untuk memberikan arti.
tidak dapat tepat ditaksir keuntungannya dengan satuan nilai uang, tetapi dapat
ditaksir nilai efektivitasnya.
Fungsi informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
terkadang diperlukan dengan proses yang cepat dan tidak terduga. Hal itu
mengakibatkan penggunaan informasi hanya berdasarkan perkiraan-perkiraan
serta informasi yang apa adanya. Dengan perlakuan seperti ini mengakibatkan
keputusan yang diambil tidak sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu
untuk memperbaiki keputusan yang telah diambil maka pencarian informasi yang
lebih tepat perlu dilakukan. Suatu Informasi memiliki nilai karena informasi
tersebut dapat menjadikan keputusan yang baik serta menguntungkan (memiliki
nilai informasi yang tepat).
2.1.1.3 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat,
dan mengkomunikasikan peristiwa peristiwa ekonomi dari suatu organisasi pada
pihak yang berkepentingan. Akuntansi berasal dari kata asing accounting yang
artinya adalah menghitung dan mempertanggungjawabkan. Akuntansi digunakan
hampir seluruh bagian bisinis diseluruh dunia untuk mengambl keputusan
sehingga disebut sebagai bahasa bisnis. Fungsi utama akuantansi adalah sebagai
informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bias melihat
posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi didalamnya.
Akuntansi dibuat secara kualitatif dengan satuan ukuran uang. Informasi
mengenai keuangan sangant dibutuhkan terrutama oleh pihak manajemen untuk
umtuk membantu membuat keputusan suatu organisasi. Pada dasarnya proses
akuntansi akan membuat output laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan
neraca pada suatu perusahaan atau organisasi lainnya.
Menurut Azhar Susanto (2013:4) menyatakan bahwa:
akuntansi adalah bahasa bisnis, setiap organisasi menggunakannya sebagai
bahasa komunikasi saat berbisnis.
Menurut Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison Jr. (2007:4)
menyatakan bahwa:
adalah
seni
pencatatan,penggolongan,dan
peringkasan
transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan denngan cara yang berdaya guna
dan dalam bentuk satuan uang dan penginterpretasian hasil proses tersebut .
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi sitem
informasi yang melakukan berbagai macam operasi yang sistematis yang meliputi
pencatatan dan komunikasi terhadap transaksi ekonomi guna menghasilkan
informasi yang kunatitatif dalam laporan keuangan untuk berbagai kepentingan
bagi individu mauun kelompok tentang aktivitas operasi atau keuangan suatu
organisasi.
2.
3.
4.
5.
6.
Operating System
Operating system berfungsi untuk mengendalikan hubungan antara
komponen-komponen yang terpasang dalam suatu sistem computer
misalnya antara keyboard dengan CPU, dengan layar monitor dan lainlain.
Interpreter
Interpreter merupakan software yang berfungsi sebagai penterjemah
bahasa yang dimengerti oleh manusia kedalam bahasa yang dimengerti
oleh komputer (bahasa mesin) perintah per perintah.
Compiler
Compiler berfungsi untuk menterjemahkan bahasa yang dipahami oleh
manusia kedalam bahasa yang dipahami oleh komputer secara langsung
satu file.
B. Application Software
Perangkat lunak aplikasi atau sering juga disebut paket aplikasi
merupakan software jadi yang siap untuk digunakan. Software ini dibuat
oleh perusahaan perangkat lunak tertentu (software house) baik dari dalam
maupun luar negeri yang umumnya berada di Amerika.
Macam-macam application software:
3.
dari komponen sistem informasi dalam dunia bisnis yang dikenal sebagai sistem
informasi akuntansi. Komponen SDM ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
dengan komponen lainnya didalam suatu sistem informasi sebagai hasil dari
perencanaan, analisis, perancangan, dan strategi implementasi yang didasarkan
kepada komunikasi diantara sumber daya manusia yang terlibat dalam suatu
organisasi.
Sumber daya manusia (SDM) sistem informasi atau sistem infomasi
akuntansi merupakan sumber daya yang terlibat dalam pembuatan sistem
yang
dibutuhkan
oleh
seluruh
jajaran
dalam
bentuk
laporan
untuk dijual kembali atau digunakan umtuk produksi barang-barang yang akan
dijual.
Sedangkan definisi persediaan menurut Niswonnger, Warren, Fess dalam
prinsif-pinsif akuntansi yang dialih bahasakan oleh Alfonsus Sirait (2008:359)
adalah
sebagai
berikut:
persediaan
(inventory)
digunakan
untuk
perpetual
(perpetual
inventory
system)
penjualan.
Sistem
ini
memusatkan
pengendaliannya
atas
Menyelenggarakan catatan
Tidak Menyelenggarakan
dijual
Menurut
Handayaningrat
adalah
pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Apabila sasaran atau tujuan telah tercapai sesuai dengan yang
direncanakan sebelumnya, maka sasaran dan tujuan tersebut efektif.
Menurut Mulyadi dalam Rizal (2009), Pengukuran efektivitas dan
efisiensi perusahaan didasarkan pada apakah sumber daya organisasi telah
diperoleh dan digunakan secara ekonomis dalam artian tidak terjadi pemborosan,
kebocoran, salah alokasi, salah sasaran dalam mencapai tujuan.
Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik keimpulan bahwa Efektivitas
adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang berkaitan dengan
tujuan yang diterapkan. Kata efektivitas lebih menitiknberatkan pada pada tingkat
keberhasilann organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Penilaian
efektifitas didasarkan atas sejauhmana suatu organisasi dapat dicapai. Jadi,
efektifitas merupakan derajat tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai
target yang ditentukan.
2.1.2.2 Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern mencakup seluruh struktur organisasi perusahaan
termasuk pembagian fungsi yang tepat serta tindakan yang diperlukan untuk
menganmankan
harta
milik
pembukuan,meningkatkan
perrusahaan,
efisiensi
kegiatan
meneliti
kesamaan
yang
mendorong
data
dari
ditaatinya
internal.
dalam
Pimpinan
perusahaan
perusahaan
tentang
pentingnya
harus
menujukan
berikut ini:
Komitmen terhadap integritas dan nilai etika
Perusahaan dapat menetapkan kesetiaan yang dijadikan sebagai prinsip
dasar operasional dan mengembangkan kejadian tertulis dengan jelas,
dalam praktiknya dapat mendeskripsikan perilaku jujur dan tidak jujur.
Seluruh tindakan tidak jujur harus diinvestigasi secara menyeluruh dan
merreka dianggap bersalah, harus dibebastugaskan agar nilai etika tetap
terjaga dan membantu proses pengendalian.
Stuktur organisasi
Struktur yang jelas dan tegas menunjukan batas dan wewenang seseorang
melalui garis komando dan menetapkan garis otoritas serta tanggung
jawab, termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas, penetapan
tanggung jawab untuk tugas tertentu, pembagian wewenang terrhadap
audit
bertanggung
jawab
langsung
mengawasi
struktur
Metode manajemen
Metode ini merupakan pola menajemen mengendalikan operasional
perusahaan sesuai sumber daya yang diarahkan guna mencapai tujuan
bisnis tertentu serta membuat sumber daya berrtanggung jawab untuk
kepentingan pengembangna usaha.
Pengaruh eksternal
Pengaruh dari pihak luar juga memberi peranan yang signifikan terhadap
operasional perusahaan seperti persyaratan bursa efek
Pengaruh dari pihak luar juga memberikan peranan yang signifikan
terrhadap operasional perusahaan. Pengaruh ini harus dikelola secara
meksimal untuk memberdayakan perusahaan.
2. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendaian merupakan sekumpulan peraturan dan kebijakan
yang telah ditetapkan dan digarisan untuk tujuan keberhasilan pengendalian dalam
perusahaan. Aktivitas pengendalian pada dasarnya berbentuk pengendalian yang
menggunakan pendekatan berbasis teknologi infornasi dan pengendalian yang
menggunakan pendekatan manual.
yang
tidak
memiliki
kecakapan
dalam
bidangnya
kinerja dan prestasi perrusahaan. Dibeberapa perusahaan, hal ini kurang mendapat
perhatian. Pengawasan yang dilakukan, antara lain sebagai berikut:
a. Supervisi yang efektif. Supervisi tidak beritindak sebagai model
pengembangan
maksimum
pegawai
menjadi
seseorang
yang
akuntansi
tidak
akurat
keti
dak
interups
i bisnis
eks
pos
ur
sanksi
hukum
kerugian akibat
kehilangan aktiva
pendapatan
yang cacat
biaya terlalu
tinggi
pengeluaran yang
dibuat oleh suatu organisasi potensial untuk menjadi biaya yang terlalu
tinggi.
2. Pendapatan yang Cacat
Pendapagtan yang terlalu rendah mengurangi laba. Biaya piutang yang
tidak tertagih dari penjualan kredit terrlalu banyak. Barang dagangnan
telah dikirim ke pelanggan dan tetapi tidak tercatat sehingga tidak tertagih
adalah contoh kejadian-kejadian yang berpotensi mengurangi laba.
3. Kerugian Akibat Kehilangan Aktiva
Kehilangan aktiva dapat terjadi tanpa disengaja. Kas, bahan baku, atau
peralatan dapat eusak atau salah penempatan. Hal ini bisa terjadi akibat
kecerobohan karyawan ataupun tindakan tidak disengaja. Karyawan
termasuk manajemen, bisa tanpa sengaja salah mengelola atau merusak
bahan baku atau peralatan
4. Akuntansi yang Tidak Akurat
Kebijakan dan prosedur akuntansi dapat salah, tidak tepat atau tidak
signifikan berrbeda dari yang diterima umum. Kesalahan ini dapat
termasuk kesalahan penilaian transaksi, kesalahan waktu pencatatan
transaksi, atau kesalahan klasifikasi transaksi. Kesalahan bisa akibat
kesengajaan atau ketidaksengajaan. Dampak kesalahan dapat berakibat
pada informasi yang tidak akurat guna pengambilan keputusan atau
laporan keuangan yang menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan.
5. Interupsi Bisnis
Interupsi bisnis mencakup penghentian sementara suatu operasi bisni,
penghentian permanen atas operasi suatu bisnis, atau penutupan suatu
usaha,. Interupsi bisnis dapat terjadi akibat ketidakmampuan menghadapi
kegiatan operasi yang buruk, tindakan kekerasan fisik atau bencana alam.
6. Sanksi Hukum
Sanksi hukum mencakup denda yang dikenakan oleh pengadilan atau
badan legal yang memiliki wewenang atas operasi perusahaan. Sebuah
organisasi harus yakin bahwa aktivitas yang dijalankan harus sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Penghentian
kegiatan bisnis bisa terjadi sebagai hukuman dari lembaga pemerintah jika
perusahaan melakukan perrbuatan yang melanggar hukum.
7. Ketidakmampuan Untuk Bersaing
Merupakan ketidakmampuan suatu organisasi untuk bertahan di pasar atau
industri. Ketidakmampuan ini terjadi sebagai akibat kombinasi berbagai
eksposur yang telah dibahas sebelumnya dan juga sebagai akibat
ketidakefektifan keputusan manajemen.
8. Kecurangan dan Pencurian
Kecurangan merupakan kesengajaan untuk memutrbalikan kebenaran
dengna tujuan mempengaruhi pihak lain untuk menyerahkan sesuatu yang
berfungsi
untuk
mengamankan
persediaan
barang
dagang
sejak
termasuk
penilaiannya.
Hal
ini
berarti
dengan
adanya
yang
dilaksanakan
untuk
mengamankan
persediaan
sejak
pen gendal
ia n in te rrn
s is te m
in fo rm a s i
a k u n ta n s i
Gambar 2.2
Hubungan Sistem Informasi Akuntansi dengan Pengendalian Intern
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi
yang memadai berperan sangat besar dalam menunjang pengendalian intern atas
persediaan barang dagang. Dengan adanya sistem informasi akuntansi yang
memadai dan pengendalian intern yang mamadai pula, maka diharapkan semua
kegiatan perusahaan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
persediaan barang dagang yang tidak sesuai dengan komponen lainya maka
pengendalian intenal persediaan tidak akan tercapai. Tercapainya pengendalian
intern persediaan pada usaha retail seperti tepatnya jumlah persediaan, dapat
terrmonitornya keluar masuk barang, termonitornya persediian yang dibeli, pada
gudang yang tepat dengan data persediaan yang akurat dapat diandalkan dan tepat
waktu, tentu saja ini hal yang sulit dilakukan tanpa adanya suatu sistem informasi
akuntansi persediaan untuk mempermudah manajemen dalam melaksanakan
tugasnya untuk mencapai tujuan badan usaha. Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa terdapat hubungan saling menunjang antara peranan sistem
informasi akuntansi persediaan dengan efektifitas pengendalian intern barang
dagang. (repository UPI)
Menurut George H. Bornard dan William S. Hopwood (2006:129)
menyatakan bahwa:
pengendalian intern merupakan suatu proses yang di pengaruhi oleh
dewan direksi perusahaan, manajemen, dan personel lain yang dirancang untuk
memberikan jaminan yang masuk akal terrkait dengan tercapainya tujuan berikut:
(1) reabilitas pelaporan keuangan, (2) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (3)
kesesuaian dengan peraturan regulasi yang berlaku.
Adapun komponen yang terdapat dalam suatu pengendalian itern menurut
Mardi (2011:62):
1.
2.
3.
4.
5.
Lingkungan pengendalian
Aktivitas pengendalian
Penilaian resiko
Kualitas informasi dan komunikasi
Pengawasan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu yang dijalankan oleh
orang-orang dan setiap jenjang organisasi yang mencakup dewan komisaris,
manajemen dan personel lain. Pengendalian intern diharapkan mampu
memberikan keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang multak bagi
manajemen dan dewan komisaris entitas. Pengendalian intern ditujukan untuk
mencapai tujuan yang saling berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan
dan operasi.