Preseptor:
dr. Suhaemi, Sp.PD,
FINASIM
Oleh:
Dwi Puspita Yafelli
Latar Belakang
Masalah
Hormon tiroid mempunyai banyak efek pada ptoses
metabolik di semua jaringan, terutamadi jantung.
Gangguan fungsi kelenjar tiroid seperti Hipertiroid
menyebabkan kelainan pada banyak organ salah
satunya pada sistem kardiovaskular. Hipertiroid dapat
menyebabkan gagal jantung, atrial fibrilasi, mitral
regurgitasi, trikuspid regurgitasi.
Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai, karena
hipertiroid dapat disebabkan beberapa penyebab
Hipertiroid lebih banyak pada wanita dibandingkan pria
dengan rasio 5:1, dan banyak terjadi di usia
pertengahan. Tetapi hipertiroid tidak hanya terjadi pada
usia pertengahan, namun di usia anak-anak dan remaja
dapat terjadi walau insidensi dan prevalensi di
Indonesia belum pasti.
BAB 2
2.1 Identitas
Nama pasien
: Ny. R
Jenis kelamin
: Perempuan
Umur : 58 tahun
Alamat : Lhok Puuk, Senedun
Tempat asal : Aceh
Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan : Janda
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Tanggal masuk RS : 20 Juli 2015
Tanggal keluar RS : 25 Juli 2015
2.2 Anamnesis
Keluhan utama: Os datang dengan keluhan sesak napas dan jantung
berdebar
Anamnesa Khusus: Os datang dengan keluhan sesak napas memberat
dalam 1 hari SMRS. Os juga mengeluhkan jantung berdebar sejak 3
tahun. Keluhan dirasakan 15-30 menit dan hilang dengan sendirinya.
Keluhan jantung berdebar bisa timbul pada saat os beraktivitas ataupun
beristirahat. Sesak napas dan nyeri dada dirasakan apabila keluhan
jantung berdebar semakin berat. Os juga mengeluh nyeri ulu hati yang
menjalar sampai ke punggung, mual (+), muntah (+), batuk (-), demam
(-), cepat lelah, nafsu makan menurun, berat badan menurun dalam 3
tahun terakhir, gemetar, suka cemas, mudah berkeringat, adanya
benjolan di leher yang semakin lama semakin membesar dan riwayat
sering mencret. Os juga mengeluhkan mata terasa semakin menonjol,
gatal dan berair apabila terkena angin, keluhan nyeri disangkal. Riwayat
Hipertensi (+)
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak Ada.
Riwayat Penyakit keluarga : Pada anak os terdapat juga benjolan di
leher.
Riwayat Penggunaan Obat : Tidak Ada.
Kepala
1. tengkorak
: normocephali
2. muka
: simetris, edema (-)
3. mata
: eksoftalmus (+), pterigium (+), konjungtiva
palpebra inferior pucat (-)
4. Telinga
: dalam batas normal
5. Hidung
: deviasi septum (-), sekret (-/-)
6. Bibir
: sianosis (-)
7. Gigi dan gusi
: dalam batas normal
8. Lidah
: dalam batas normal
9. Rongga mulut
: dalam batas normal
10. Rongga leher
: faring (-)hiperemis, tonsil T1-T1
Leher
Kelenjar tiroid
Pemeriksaan Thorak
Paru
Inspeksi
: normochest, simetris, jejas (-)
Palpasi
: sterm fremitus normal
Perkusi
: sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : SP: vesikular, ST: (-)
Jantung
Inspeksi
: Ictus cordis tidak terlihat (terlihat pada saat
serangan)
Palpasi
: ictus cordis teraba di ICS V 2 jari lateral linea
midclavicula sinistra
Perkusi
Atas
: ICS III linea parasternalis sinistra
Kanan
: ICS III linea parasternalis dekstra
Kiri
: ICS V 2 jari lateral linea midclavicula sinistra
Hasil Laboraturium
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin
10,5
L: 13-18
P: 12-16
LED
L: <10
P: <20
Eritrosit
4,6
3,8-5,8
Leukosit
13,8
4-11
Hematokrit
37,6
37-47
MCV
80
76-96
MCH
22,5
27-32
MCHC
28,0
30-35
RDW
16,2
11-15
Trombosit
210
150-450
Parameter
Hasil
Nilai Normal
kekeruhan
Keruh
Jernih
warna
k.Muda
Kuning muda
Berat jenis
1,020
1,010-1,035
pH
4,6-8,0
Protein
negatif
Glukosa (reduksi)
Negatif
Bilirubin
Negatif
Urobilinogen
Negatif (+1)
Keton
Negatif
Blood dan Hb
Negatif
Leukosit
Negatif
Eritrosit
2-5
0-3/LBP
Leukosit
5-10
0-5/LBP
Epitel
25-50
0-5/LBP
Bakteri
Negatif
Jamur
Negatif
Kristal
0-2/LPK
unit
hasil
Nilai Normal
Bilirubin total
mg/dL
0,58
0,1-1,0
Bilirubin direct
mg/dL
0,26
0,0-0,3
AST/SGOT
/L
51
10-37
ALT/SGPT
/L
41
10-40
Alkalin
fosfatase
UI/L
112
Unit
Hasil
Nilai Normal
Ureum
mg/dL
38
20-40
Kreatinin
mg/dL
0,62
06-1,6
Uric Acid
mg/dL
5,6
<6,8
pemeriksaan
T3
hasil
6,65
T4
TSH
>320,00
<0,05
Nilai Normal
0,92-2,33
mol/L
60-120 mol/L
0,25-5,0 U/mL
2.7 Penatalaksanaan
2.8 Follow Up
Tanggal S
21-7Jantung
2015
berdebar
Sesak
berkurang
Muntah(-)
Mual (+)
Mata gatal,
perih
22-7Jantung
2015
berdebar
berkurang
Sesak
berkurang
Muntah(-)
Mual (-)
Mata gatal,
perih
23-7Jantung
2015
berdebar
O
A
TD: 100/80 PJT+
Nadi: 94x/i pterigium
RR:18x/i
P
IVFD RL
20gtt/i
Inj
Ranitidin/12
jam
Propanolol
2x10
PTU 3x100
IVFD RL
20gtt/i
Inj
Ranitidin/12
jam
Propanolol
2x10
PTU 3x100
IVFD RL
20gtt/i
24-72015
25-72015
Jantung
berdebar
berkurang
Sesak
berkurang
Muntah(-)
Mual (-)
Mata gatal &
perih
berkurang
Jantung
berdebar
berkurang
Sesak
berkurang
Muntah(-)
Mual (-)
Mata gatal &
perih
TD:
PJT+
120/80 pterigium
Nadi:81
x/i
RR:
21x/i
IVFD RL
20gtt/i
Inj
Ranitidin/12
jam
Propanolol
2x10
PTU 3x100
TD:
PJT+
110/80
pterigium
Nadi:
78x/i
RR: 20x/i
IVFD RL 20gtt/i
Inj Ranitidin/12
jam
Propanolol 2x10
PTU 3x100
Anatomi Tiroid
Diagnosa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium :
TSH, fT4
2. EKG: sinus takikardi pada 40%
pasien dan 15% dengan fibrilasi
atrial
3. Rontgen thorax: dapat ditemukan
kardiomegali
TATALAKSANA
Secara non medikamentosa berupa: istirahat tirah baring (bed
rest), diet jantung dengan tujuan untuk mengurangi beban
jantung dengan diet yang lunak, rendah garam dan kalori, serta
mengurangai segala bentuk stress baik fisik maupun psikis yang
dapat memperberat kerja jantungnya.
Secara medikamentosa berupa:
Golongan beta blocker, ditujukan untuk mengurangi kerja
jantung serta melawan kerja hormone tiroid yang bersifat
inotropik dan kronotropik negative. Beta blocker juga bersifat
menekan terhadap system saraf sehingga daapt mengurangi
palpitasi, rasa cemas, dan hiperkinesis.
Diuretik, dapat diberikan untuk mengurangi beban volume
jantung dan mengatasi bendungan paru.
Antikoagulan, direkomendasikan untuk AF, khususnya jika 3
hari atau lebih, dilanjutkan untuk 4 minggu setelah kembali
ke sinus rhythm dan kondisi eutiroid.13
Mengatasi keadaan hipertiroidisme: obat-obat antitiroid, selain
itu dapat didukung dengan terapi radioaktif iodine dan operasi