Anda di halaman 1dari 111

PERENCANAAN PENGOLAHAN

AIR LIMBAH DOMESTIK (RE091322)


Semester Ganjil 2010-2011

MODUL 4

SUMUR PENGUMPUL,
BAR SCREEN, GRIT
CHAMBER, DAN BP 1
Joni Hermana
Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS
Kampus Sukolilo, Surabaya 60111
Email: hermana@its.ac.id

Sumur pengumpul

Salah satu bangunan pengolahan pendahuluan dalam


perencanaan bangunan pengolahan air limbah
sumur pengumpul dilengkapi dengan pompa yang
berfungsi untuk memompakan air limbah ke instalasi
pengolahan air limbah disebut juga stasiun pompa
Fungsi sumur pengumpul :
menampung air limbah dari saluran air
limbah (intercepting sew er ) yang kedalamannya berada
di bawah permukaan instalasi pengolahan air limbah

Gambar I ntercepting Sew er (Jepang, 1874)

Gambar Inlet Pengolahan Air limbah

Gambar Sumur Pengumpul

Jenis sumur pengumpul dibedakan menjadi dua :


1. Sumur basah
mengggunakan pompa subm ersible atau
suspended /motor yang terpasang di atas level
muka air di dalam sumur basah sedangkan bagian
pompa terendam
2. Sumur kering
menggunakan salah satu dari self-prim ing /
suction lift centrifugal pum p atau pompa sumur
kering / pompa dipasang dalam kompartemen
yang terpisah dengan air yang diisap

Pertimbangan Perencanaan
Karakteristik air limbah
suspended solid, floating solid, ukuran maksimum benda
yang diperbolehkan berada dalam air limbah, densitas,
temperatur, tekanan, dan lain-lain
debit air limbah
debit minimum, debit puncak dan debit rata-rata
rencana letak
skema perpipaan dan profil hidraulis dari sumur basah
sampai dengan fasilitas penerima
elevasi muka air
Elevasi muka air minimum dan maksimum pada sumur
basah, dan elevasi muka air pada fasilitas penerima.

Nilai elevasi-elevasi muka air tersebut


ditetapkan setelah dilakukan evaluasi
terhadap :
a) Elevasi air pada influen sewer
b) Rencana layout dan pertimbangan
hidraulik berdasarkan rencana
c) Pertimbangan terhadap terjadinya air
pasang
d) Pertimbangan rencana perletakan
e) Kebutuhan operasi dan peralatan

Dalam merencanakan sumur pengumpul, tiga hal utama yang


harus diperhatikan, yaitu;

a. Pemilihan letak

Pemilihan letak sumur pengumpul ini dipengaruhi oleh


beberapa faktor antara lain :
. Cuaca
Aman dari bahaya banjir
Lokasinya jauh dari pemukiman penduduk, sehingga
masalah bau dapat diminimisasi.
Tersedia sumber tenaga cadangan

b. Pemilihan jenis sumur pengumpul


Pada sumur kering dan basah, air dengan gas harus
dipisah dengan memberi jalan masuk yang berbeda /
terpisah untuk masing-masing sumur.
Harus tersedia ventilasi untuk semua sumur kering
yang berada di bawah muka tanah dan pada sumur
basah yang ditempatkan dalam suatu bangunan
Dasar sumur basah harus mempunyai kemiringan
minimum 1:1 terhadap pompa intake.
Pada dasar sumur tersebut tidak boleh ada tonjolan
yang memungkinkan terjadinya akumulasi solid.
Penyekatan antivortex dapat digunakan untuk pum p
suction pada sumur pengumpul yang besar.

Sumur basah pada umumnya mahal, karena membutuhkan


galian dan struktur beton yang banyak. Oleh karena itu, volume
yang disimpan harus ditetapkan berdasarkan
jenis dan operasi pompa (kecepatan tetap dan kecepatan variasi).
Pertimbangan jugaharus diberikan pada inlet suction pompa
submersible untuk mencegah vortex aliran transisi yang tidak
nampak.
Sumur basah harus direncanakan dengan dilengkapi dua
kompartemen, dimana setiap kompartemen harus dipisah untuk
proses pemeliharaan tanpa menghentikan operasi sumur
pengumpul.
Pipa suction pada sumur pengumpul harus berukuran lebih untuk
perluasan fasilitas pada masa yang akan datang

C. Pemilihan pompa dan kontrol

Kebutuhan pipa dapat ditentukan dari pengetahuan tentang head


dan aliran. Pemilihan unit spesifik membutuhkan pengujian pada
kurva standard pabrik dan perbandingan antara kurva standar
pabrik dengan kurva kapasitas head sistem

Pompa Sumbersible

Pompa Sentrigugal

Pemompaan meliputi;
1. Head
Head menjelaskan tentang energi hidrolik (kinetik atau potensial)
yang setara dengan tinggi kolom zar cair di atas datum, dinyatakan
tinggi kolom air (1 m air = 9.81 kPa, atau 1 ft air = 0.433 Psi ).
Head dalam pemompaan : static suction lift (static suction head ),
static discharge head , dan total static head .
Total Dinam ic Head (TDH) pompa adalah jumlah total dari total
static head , head gesekan (termasuk m innor losses ), dan energi
kecepatan (velocity head ).
Head gesekan terdiri dari kehilangan energi dalam pipa (suction
dan discharge ).
Persamaan Darcy Weissbach atau Hazen Williams. M innor losses
tergantung pada sambungan, valve , belokan, bentuk masukan,
keluaran, dan sebagainya dan biasanya dinyatakan sebagai fungsi
dari velocity head .

RUMUS - RUMUS
TDH=Hstat + hf + h+hv
Darcy Weisbach

f LV
hf =
2gD

Hazen Williams

( C)

h f = 6.82 V

h m = K V
2g

hL=hf + h+hv

hv = V

1.85

2g

L
D1.167

Bentuk Lain Persamaan Hazen Williams yang paling


umum digunakan adalah
V
V
Q
Q

=
=
=
=

0.355
0.550
0.278
0.432

C
C
C
C

D
D
D
D

0.63
0.63
2.63
2.63

(
(
(
(

hf
hf
hf
hf

/
/
/
/

L
L
L
L

)
)
)
)

0.54
0.54
0.54
0.54

(
(
(
(

SI )
U.S )
SI )
U.S )

Dimana :
TDH
= total head loss, m (ft)
Hstat = total static head, m (ft)
hf
= total kehilangan energi akibat gesekan suction dan discharge ,
m
hL
= total head loss , m (ft)
hm
= m innor losses , m (ft)
hv
= velocity head , m (ft)
V
= kecepatan dalam pipa, m/s (ft/s)
Q
= debit, m3/s (ft3/s)
f
= koefisien gesekan (nilainya tergantung pada angka Reynolds,
kekasaran serta diameter pipa). Nilainya pada range 0.01 0.1
C
= koefisian kekasaran (nilainya tergantung pada bahan dan
umur pipa), nilainya pada range 60 140
D
= diameter pipa, m ( ft )
g
= percepatan gravitasi, 9.81 m/s2 (32.2 ft/s2)
K
= koefisien headloss
L
= panjang pipa, m (ft)

2. Kapasitas pengeluaran (debit pemompaan)


Kapasitas pengeluaran atau debit dari pemompaan
adalah volume zat cair yang dipompa per unit
waktu. Debit pemompaan mempunyai satuan
meter kubik per menit (m3/s), liter per menit (l/s),
gallons per menit (gpm), atau kaki kubik per menit
(ft3/s).

3. Power dan efisiensi


Power pompa adalah proporsional dengan berat jenis
dari zat cair yang dipindahkan dan total headnya.
Efisiensi pompa adalah perbandingan antara power
yang dikeluarkan dengan power yang masuk.
Power dan efisiensi pompa dinyatakan dalam
persamaan:

Pw= K Q (TDH)

Ee =

Pp
Pm

Pw
Ep =
Pp

Dimana :
Pw
= daya keluaran pompa (daya air), kW (HP)
Pp
= daya input pompa, kW (HP)
Pm
= daya input pada motor (energi listrik), kW (HP)
Q
= kapasitas, keluaran, atau debit, m3/s
TDH
= total dinamic head, m ( ft )
G
= berat jenis zat cair yang dipompa, kN/m3 ( lb/ft3)
Ep
= efisiensi pompa, biasanya 60 85 persen
Ee
= efisiensi motor, biasanya 90 98 persen
K
= konstanta tergantung satuan perhitungan
(TDH = m, Q = m3/s, g = 9,81 kN/m3, Pw = kW, K = 1 kW/kN.m/s)
(TDH = ft, Q = ft3/s, g = 62,4 lb/ft3, Pw = HP (horse power), K = 1/550
HP/ft.lb/s)

(Buku Ajar PBPAB )

Gambar Skema Perpipaan dan Layout Bar Screen , Stasiun


Pemompaan, Flow m eter , dan Grit Cham ber (Sumber : Qasim, 1985)

Gambar Profil Energy Grade Lines (EGL) dan Hydraulic Grade Lines
(HGL)Skema Perpipaan (Sumber : Qasim, 1985)

Contoh Desain
Kriteria desain:
a. Perencanaan peralatan pompa untuk rencana debit puncak, rata-rata dan
minimum, yaitu; 1.321 ; 0.44 ; dan 0.22 m3/dtk.
b. Rencana tata letak, skema perpipaan, dan profil hidrolis yang diperlukan
untuk contoh desain ditunjukkan pada gambar 3.5 dan 3.6.
c. Berdasarkan pengkajian perencanaan awal pada rencana layout, perpipaan,
dan
pertimbangan hidrolik, elevasi telah ditetapkan sebagai berikut:
Elevasi level dasar untuk sumur basah dan kering diasumsikan=EL. 0,00 m
Elevasi permukaan air minimum di sumur basah = EL. 2,44 m
Elevasi permukaan air maksimum di sumur basah = EL. 3,66 m
Elevasi level air normal di grit chamber = EL.13,57 m
d. Digunakan total lima unit pompa dengan ukuran yang sama termasuk satu
unit pompa sebagai cadangan

Perhitungan Desain:
a. Persiapan Kurva Sistem
b. Persiapan Kurva Karakteristik pompa
c. Penentuan P ow er I nput dan Efisiensi Pompa

Gambar Kapasitas Head Sistem, Kapasitas Head Pompa Modifikasi, dan


Kurva Kombinasi Pompa Pararel, menunjukkan kapasitas dan head
yang beroperasi
(Sumber : Qasim, 1985)

Gambar Kurva Efisiensi Pompa Contoh Desain


(Sumber : Qasim, 1985)

SCREEN
Merupakan unit pengolahan pendahuluan (fisik) dalam WWTP
BENTUK :
Batang paralel (bar rack)
Tongkat
Kawat
Kawat mesh
Perforated plate
Kisi

LETAK :
Sebelum unit pompa & grit chamber
FUNGSI :
Menyisihkan material berukuran besar yang masuk ke dalam
WWTP yang dapat merusak unit-unit operasi, mengurangi
efisiensi kinerja WWTP & mencemari badan air

(a)

(b)
Gambar Bar Screen
(a) Batang Paralel, (b) Pervorated Plate

SCREEN:

SARINGAN KASAR (COARSE SCREEN),


Contoh: Bar Racks yaitu sebuah alat yang tersusun
atas batang/ tongkat paralel dengan bukaan/spasi
antar batang 6 - 150 mm yang berfungsi untuk
melindungi pompa, valve, jaringan pipa dari
kerusakan/sumbatan

SARINGAN HALUS (FINE SCREEN),


Contoh: Screen yaitu sebuah alat yang berbentuk
disk/drum dengan bukaan/spasi antar batang < 6
mm yang dapat terbuat dari bahan tembaga atau
perunggu; Coarse woven wire media

ALTERNATIF SCREEN:

COMMINUTOR
(alat pemarut
partikel yg masuk
ke kisi-kisi
stasioner)

TABEL PERBANDINGAN OPERASIONAL


MANUAL & MECHANIC CLEANING
KRITERIA DESAIN

MANUAL
CLEANING

MECHANIC
CLEANING

0.3 0.6

0.6 1.0

5 - 15
25 - 38

5 - 15
25 - 38

Jarak antar batang (b), (mm )

25 50

15-70

Slope batang dari vertikal (o)

30 - 45

0 - 30

150

150-600

Kecepatan melalui celah (v), m/s


Lebar Bar (w), (mm)
Kedalaman (D), (mm)

Headloss yang diijinkan (hl), (mm)


Sumber : Metcalf&Eddy, 2003

Gambar Screening

PERENCANAAN
SCREENING:
BAR SCREEN

Mulai

Data Perencanaan:
Jenis Bar (, b, w)

Kriteria Design :
Kecepatan pada celah (Vcelah)
Luas celah (Acelah)

Vcelah Vupstream

No

Yes
Operasional :
Head Loss pada saat clogging

freeboard hf

Yes

selesai

No

TABEL FAKTOR BENTUK BATANG


BENTUK BAR

FAKTOR BENTUK

Segi empat ujung tajam

2,42

Segi empat dengan bentuk

1,83

setengah bulat di bagian hulu


Bulat

1,79

Segi empat dengan bentuk


setengah bulat pada bagian hulu

1,67

dan hilirnya
Bentuk sembarang
Sumber : Qasim, 1985

0,76

()

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM


PERENCANAAN BAR RACKS
Jumlah batang ( n ) :

n=

Kecepatan melalui screen ( Vscreen ) :

L screen + 1
w ba tan g + 1

Q
Vscreen =
A bukaan bersih

Jumlah jarak antar batang ( N ) :

N = (n + 1)

Lebar bersih (Ws) :

Jarak antar tengah batang ( 1 screen ) :

Lebar bersih = L (n w)

screen = b + (0,5 w ) 2
Jarak bersih antar kisi :

jarak bersih antar kisi =

lebar bersih
jml jarak antar ba tan g

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM


PERENCANAAN BAR RACKS
Headloss melalui screen ( Hf screen ) :

w
Hfscreen =
b

hv sin

Lebar Bukaan Screen( Wc) :

Wc = Lebar Screen ( n x lebarkisi )


Tinggi batang bar terendam (Ls) :
Ls =

h
sin

Tekanan Kecepatan melalui bar (hv):

V2
hv =
2g

RUMUS-RUMUS YANG DIGUNAKAN DALAM


PERENCANAAN BAR RACKS
Tinggi air di atas bar screen :

V12 =

Y3
Y1

X [ { Y3
Y1

}2 1 ]

g X Y1 = 2 { (Y3 / Y1) (3 / 1) }
Kec. aliran saat Clogging 50% (Vs) :

Lebar screen saat clogging (Ws) = 1/2 Ws,


Vs =
Q
Ws . Ls
Headloss saat Clogging 50% (h50) :
H50 = (Vs)2 (Vs)2 X 1
2g
0,7

KETERANGAN
Q
V1

(m3/s)

= Debit aliran
= kec aliran pd kisi
(m/s)
Y1/h = tinggi air di saluran
(m)
1 = lebar saluran (m)
3 = lebar bukaan tepat di
kisi (m)
Y3 = tinggi air di kisi (m)

= faktor bentuk
hv = head kecepatan (m)

= sudut bar terhadap


arah horizontal ()
w = tebal batang (m)
b
= jarak antar bar (m)

Wc = lebar bukaan screen


(m)
t = lebar kisi (m)
h50 = headloss saat clogging
50%
Hf = Headlos screen (m)
Ws = lebar bukaan saat
bersih (m)
L = Lebar intake (m)
Ls = tinggi bar yang
terendam (m)
Vs = Kecepatan saat bersih
(m/s)
Vs= Kecepatan saat clogging
(m/s)

GRIT CHAMBER

Pengertian dan Fungsi :


Grit :
Fraksi organik berat dari bahan padat air limbah dengan
kepadatan relatif kira-kira 2,5 sehingga punya kecepatan
mengendap yang jauh lebih besar daripada bahan padat air
limbah organik (kira-kira 30 mm/det) dibandingkan dengan
kecepatan mengendap bahan padat air limbah organik
yaitu sebesar 3 mm/det

Grit Chamber :
unit bangunan untuk menghilangkan grit dan removal grit ini
bertujuan untuk :
Melindungi atau mencegah terjadinya gesekan pada peralatan
mekanik dan pompa akibat adanya pemakaian yang tidak perlu dan
akibat adanya abrasi
Mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa akibat adanya
endapan kasar di dalam saluran
Mencegah timbulnya efek penyemenan di dasar sludge digester dan
primary sedimentation tank
Menurunkan akumulasi material inert di dalam kolam aerasi dan
sludge digester yang akan mengurangi volume yang dapat
digunakan.
Secara umum ada 3 jenis tipe grit chamber, yaitu:
1. Horizontal flow grit chamber
2. Aerated grit chamber
3. Vortex Grit Chamber

HORIZONTAL FLOW GRIT CHAMBER

Arah alirannya horisontal


V selalu konstan untuk tiap level debit
Regulator debit : proportional weir,
parshal flume, parabola flume

KRITERIA DESAIN
HORIZONTAL FLOW GRIT CHAMBER
PARAMETER
1.Waktu detensi (menit)
2.Kec.Horisontal (m/s)
3.Kec.mengendap removal material
60 mesh
4.Kec.mengendap removal material
100 mesh
5.Headloss (%depth)
Sumber : Metcalf&Eddy, 2003

RANGE

TIPIKAL

45 90
0,2 0,4
1,0 -1,3

60
0,3
1,15

0,6-0,9

0,75

30 - 40

36

HORIZONTAL FLOW GRIT CHAMBER

AERATED GRIT CHAMBER

Menggunakan proses
aerasi dengan aliran
spiral dan
menggunakan
diffuser compressor
udara

VORTEX GRIT CHAMBER

Berupa tangki silinder di mana air limbah


yang masuk akan menghasilkan pola
aliran vortex, gaya sentrifugal dan
gravitasi sehingga tejadi pemisahan grit

CONTOH PERENCANAAN :
HORIZONTAL FLOW GRIT CHAMBER
DIRENCANAKAN :
2 buah grit chamber, beroperasi bergantian

Q
= 0,1225 m3/S
Lebar= 0.75 m
Vs untuk 100 MESH = 0.8 m/mnt = 0.013 m/s
VH
= 0.3 m/s
Sg
= 2.65
k
= 0.05
f
= 0.02

= 0.8975.10-6 m2/s (T = 25C)


air = 1000 kg/m3

PERHITUNGAN :
1. DIMENSI BAK
CROSS AREA :

Q
0,1225m 3 / s
=
= 0,408m 2
Ac =
vH
0,3m / s

KEDALAMAN :

Ac = W .h
0,408m 2
h=
= 0,54m
0,75m

PANJANG GRIT CHAMBER :

L
h
=
vH
vs
v H .h
0,3m / s 0,54m
L=
=
= 12,5m
vs
0,013m / s

PERHITUNGAN (Lanjutan)
SURFACE AREA (As) :

As = L.w = 12,5 0,75 = 9,38m 2


2. KECEPATAN SCOURING (Vsc) :
8k (Sg 1)d g
vsc =

1
2

8 0,05(2,65 1)0,02 9,81


vsc =

0,02

1
2

= 2,54m / s

Vsc > VH..OK!

3. GRIT STORAGE :
Q = 0.1225 m3/s x 86400 s /hari = 10584 m3/hari
TES LAB
Dari test lab didapatkan 0.01 lt pasir per hari per 1 m3,
sehingga kandungan pasirnya:

KANDUNGAN PASIR (Lanjutan)


3
10 2 lt
m3
3 m
=
10
10584
3
m
lt
hr
3
m
= 0,106
hr

PEMBERSIHAN
Pembersihan dilakukan setiap hari dengan volume total pasir = 0.106 m3/hr
( Kontrol td ) :

(
Vol
12,5 0,75 0,54 )
td =
=
= 41,33 det
Q
0,1225

karena td < 60, maka dimensi diubah :


L = 14 m
w = 0.8 m
h = 0.7 m
Vol (14 0,8 0,7 )

td =

Td = 64 s..> 60 s, OK!

0,1225

= 64 det

Direncanakan :
A1

L = 14 m
w = 0,8 m
A1= 14 x 0,8 = 11,2 m2

A2

L = 12 m
w = 0,4 m
A2 = 12 x 0,4 = 4,8 m2

t
A1 + A2 +
A1 A2
3
t
(11,2 + 4,8 + 7,3)
0,106 =
3
= 0,013m
t

Catatan :
Untuk desain kedalaman minimum grit storage=10 cm, maka untuk
perencanaan ini dipakai kedalaman grit storage sebesar 10 cm namun
yang terisi grit hanya sebesar 1 cm

4. PROPORTIONAL WEIR

Tinggi air di alat ukur (h) :

h = kedalaman aliran air kedalaman grit storage


= 0.54 - 0.1
= 0.44 m = 1.44 ft

(1 m = 3.28 ft)

Debit yang melalui weir:


Q = 0.1225 m3/s x 35.3125 cfs/m3/det
Q = 4.326 cfs

Dimensi weir

Q = 4.97 x a x 0.5 x b (h a )
3
Direncanakan : a = 0.15 m = 0.492 ft,

4,326
= 0,97 ft
0.5
0
,
492

4,97 (0,492 ) 1,44


3

b = 0,3m
b=

Direncanakan :
y = 0,25 m = 0,82 ft

y/a = 1,66

( Dari tabel nilai y/a dan x/b ; Marsono, Hidrolika


Teknik Penyehatan, Hal : II53 )
didapatkan :
x/b = 0,43 (dengan interpolasi)
x = 0,43/0,97 = 0,13 m

BAK PENGENDAP I (SEDIMENTASI)

TUJUAN :
Meremoval partikel yang mudah mengendap
dan benda yang terapung serta mengurangi
kandungan suspended solid (Eddy& Metcalf,
2003)

EFISIENSI REMOVAL :
50% - 70% untuk TSS & 30% - 40% untuk
BOD5

Padatan terendapdikumpulkan o/scrapper


mekanis hoppersistem pengolahan lumpur

PEMBAGIAN ZONA SEDIMENTASI I


Zona sedimentasi I dibagi atas :
a. ZONA INLET
tempat memperhalus transisi aliran dari
aliran influent ke aliran steady uniform di zona
pengendapan
b. ZONA OUTLET tempat memperhalus transisi dari
settling zone ke aliran effluent.
c. ZONA LUMPUR tempat menampung material yang
diendapkan berupa lumpur endapan
d. ZONA PENGENDAPAN tempat berlangsungnya proses
pengendapan (pemisahan) partikel dari air baku, sehingga
harus bebas terlepas dari 3 zona lainnya.

a : zone inlet

b : zone outlet c : ruang lumpur d : zone pengendapan

BAK SEDIMENTASI I

BENTUK :
RECTANGULAR

CIRCULAR
Bak sedimentasi (circular&rectangular) terdiri atas:

Horizontal flow

Solids contact

Inclined surface

FAKTOR DESAIN :
1.
Waktu Detensi (td)
td = V / Q
2.

Over Flow Rate (So)


So = Q / As

3. Efisiensi removal (Xr)


Xr = Vs / ( Q /A )
KETERANGAN :
As = luas permukaan (m2)
So = over flow rate (m/s)
V = Volume bak (m3)
Q = debit(m3/s)
Xr = efisiensi removal
Vs = Kecepatan pengendapan (m/s)

KRITERIA DESAIN
1. Bentuk segi empat dengan panjang: lebar = 1:2
2. Kedalaman bak = 1-3 m
3.Jumlah bak = minimum 2 bak

4.Waktu detensi = 1-3 jam


5.Slope dasar saluran = 1-2%
6.Nre aliran < 2000 agar aliran laminer
7.NFr > 10-5 agar tidak terjadi aliran pendek
8.Nre partikel < 0,5 untuk pengendapan partikel
9.Vh < Vsc agar tidak terjadi penggerusan
10.Freeboard = 30-50 cm
11.Weir Loading = 9-13 m3/m.dt
(Sumber: Al-Layla Water Supply Engineering)

KRITERIA DESAIN BP I RECTANGULER

Rectangular
Kriteria Disain
Kedalaman
Panjang
Lebar
Flight speed

Range (m)

Tipikal

3.05 4.6 m

3.66 m

15.24 91.44 m

24.4 39.6 m

3.05 24.4 m

4.88 9.75 m

0.61 1.22 m/mnt

0.91 m

(Sumber : Metcalf dan Eddy, 1991)

KRITERIA DESAIN BP I CIRCULAR

Rectangular
Kriteria Disain

Range (m)

Tipikal

3.05 4.6 m

3.66 m

Diameter

3,05 60,96 m

12,245,72 m

Slope Dasar

0,75 - 2,0 in/ft

1 in/ft

Flight Travel
speed

0.02 0.05 m/mnt

0. 03 m/mnt

Kedalaman

(Sumber : Metcalf dan Eddy, 1991)

Gambar Bak Pengendap Rectangular

Gambar Bak Pengendap Circular

Sludge Collection

Perencanaan Sedimentasi Tahap I


Berdasarkan efisiensi pengendapan yang diinginkan yaitu 75%
dengan kecepatan pengendapan sebesar 0.42 mm/dt maka
berdasarkan Performance curves for settling basin of
varying effectiveness - Fair dan Geyer, 1998 diperoleh nilai sebesar 1.8

t Vo
=
= 1.8
td Q
A
t Q Vo
= =
td A 1.8
t Q
= = 0.233 mm/dt = 2.33.10 4 m/dt
td A

Direncanakan :
jumlah bak = 2 bak
Q total= 180 L/dt = 0. 18 m3/dt
Q per-bak = 0. 18/2 = 9. 10-2 m3/dt
1. ZONA INLET
a. saluran Pembawa
Q = 0.18 m3/dt
V = 0,6 m/dt
Lebar(b):Tinggi(h) = 2:
Tinggi saluran = 0,6 m
A =

Q 0,18
=
= 0,3
0,6
V

A = b . H = 2h.h
0,3 = 2h2
h = 0,4 m
b = 0,8 m

SALURAN PEMBAWA
Dimensi Bak
Q per-bak = 9. 10-2 m3/dt

Q
= 2,33.10 4 m / dt
A
A=

Q
= 9. 10-2 m3/dt
= 386 m2
2,33 . 10-4
2,33 . 10-4
t/td = 1,8 t = S / V
td = t / 1,8
= 4000 / 0,42
= 2,6 jam / 1,8
= 9526 detik 2,6 jam
= 1,44 jam.Ok!

Volume :
V = Q x td
= 9. 10-2 m3/dt X 1,44 jam X 3600 detik/jam
= 466 m3/detik
L : B = 2 : 1 A = panjang X lebar
=LXB
= 2B X B = 2B2
386 = 2B2 B = 13,89 14 m
L = 2B = 2 X 14 m = 28 m
H air Volume = 466 = 1,2........Ok!
Luas
386
freeboard = 0,3 m
Sehingga, h air = 1,2 + 0,3 = 1,5 m
Sehingga, dimensi Bak Sedimentasi I Panjang = 28 m
Lebar = 14 m
Tinggi = 1,5 m

Kecepatan horizontal (VH)


VH = L / td = 28 m / 1,44 jam
= 19,44 m/jam 0,0054 m/s

Kontrol Nre aliran :


Asumsi :T air = 30C

= 0,803 . 10-6 m2/dt


g = 9,81 m/dt
Vh. R
Nre aliran =
Vh = kecepatan horisontal (m/s)

R = jari-jari hidrolis (m)


= Luas basah / keliling basah
= ( b.h ) / ( b + 2h)
= ( 14 X 1,2 ) / ( 14 + 2 (1,2))
R = 1,02 m
NRe = 0,0054 X 1,02 = 6859,3 ........> 2000 tdk Ok!
0,803 . 10-6

Kontrol NFr :
2

Vh
NFr =
g .R

(5,4.10 3 ) 2
9,81.1,02

=
2,914. 10-6 < 10-5 (Tidak Memenuhi
Kriteria)
Agar Nre dan NFr sesuai kriteria & agar aliran dapat
bersifat LAMINER
bak pra sedimentasi dilengkapi dengan
perforated wall yang terbuat dari pelat baja

Perforated Wall

1,2 m

14 m

Panjang perforated Wall = Lebar Bak Sedimentasi I = 14 m


Lebar perforated Wall

= 1,2 m

2
Diameter lubang perforated (d) = 0.2 m Luas @ lubang(A1) = (0,2)

Luas perforated wall = B x H = 14 x 1,2 = 16,8 m2

= 0.0314m2

A lubang total (A2) = 40% A perforated wall 40% X 16,8 = 6,72 m2

Jumlah lubang (n)= A2


A1
lubang

6,72
0,0314

= 214

Rencana perforated wall : 27 baris (tiap baris berisi 5


lubang)

14
Jarak horizontal =
= 0,5 m
27 + 1
Jarak vertikal =

1,2
5 +1

= 0,24 m
Jarak vertikal

Jarak horizontal

Jarak vertikal

Jarak horizontal

Jarak Antar Lubang


Q per-lubang = 0,09 = 4,2.10-4 m3/dt
214
Kecepatan lubang = Q.per lubang
A1

= 4,2 . 10-4 m3/dt

= 0,013 m/s

0,0314 m2
Kontrol NRe aliran NRe =
Kontrol NRe partikel Vs =

Q. pelubang
.d .
( Ss 1) 2
1
.g .
.dp

18

4,2.10 4
= 832,86<2000=Ok!
.0,2.0,803.10 6

Vs 18.

dp = .
(
1
)
g
Ss

0.5

0,42.10 3 18.0,803.106

.
(2,65 1)
9,81

0.5

= 1,95.10-5

Nre partikel =

Vs.dp

0,42.10 3.1,95.10 5
=
= 0,01 < 0,5Ok!
6
0,803.10

NRe partikel Ok Vs = 0,42 m/s dapat digunakan untuk mengecek efisiensi


pengendapan
Kontrol Kec.Penggerusan (Vsc) :

= 0,05 , = 0,03 , s = 2,65, w = 1


VSC

VSC

8. .g S w

=
x
xdp
w

0.5

8.0,05.9,81 2,65 1

x
x1,95.10 5
=
0,03
1

0.5

= 64,8.10-3 > 0,42.10-3 m/sOk, tidak terjadi penggerusan

Kontrol apabila 1 bak dicuci


Q per bak = 0,18 m3/s
Q per lubang perforated wall = 0,18 m3/s = 8,41 .10-4
214
NRe aliran = Q per lubang =
8,41.10-4
= 1667 < 2000..Ok!
.d.
.0,2.0,803.10-6
NRe partikel = tetap, Vsc = tetap

2. ZONA PENGENDAPAN
Direncanakan:
Efisiensi removal = 75,5%
Konsentrasi Suspended Solid = 200 mg/l
Diskret dan grit = 90% x Konsentrasi Suspended Solid
= 180 mg/l
Berat jenis sludge
= 1,02 kg/l
Partikel terendapkan = 75,5% x 180 mg/l
= 135,9 mg/l
= 0,1359 kg/m3

Berat solid (Ms) per-bak = Q per-bak x partikel terendapkan


= 0,09 m3/dt x 0,1359 kg/m3
= 0,0122 kg/dt
= 1056,76 kg/hari
Volume sludge = volume solid + volume air
= Ms
, Ms : Ma = 95 :5 Ma = 19 Ms
Ma
+
s
a
=

Ms 1
1056,76
+ 19 =
a Ss 1000

+ 19

2,65

= 20,5 m3/hari
Direncanakan periode pengurasan = 3 hari sekali
volume sludge
= 3 hari X 20,5 m3/hari
= 61,5 m3
Dimensi ruang lumpur sbb :

6
m
1
4
m

Ruang Lumpur

A
2

A
2

2
m

3
m

Luas Bawah (A1) direncanakan B = 3 m


L = 2 m sehingga A1 = 6 m2
Luas Atas (A2) direncanakan B = 6 m
L = 14 m sehingga A2 =84 m2
Volume Ruang Lumpur (V) adalah:
1
.t.( A1 + A2 + A1 xA2 )
V= 3
1
61,5 = 3 .t.(6 + 84 + 6 x84 )
184,5 = t. 122.45 t = 1,5 m

3. ZONA OUTLET
Direncanakan:
Weir Loading Rate = 9 m3/m.jam = 2,5.10-3 m3/m.jam
Lebar Weir (b)
= 0,2 m
Tinggi weir
= 0,4 m
Tebal dinding weir (tw)= 0,05 m

0,4
m

tw

Penampang weir
Panjang weir (Lw) =

Q
weir loading

= 36 m
0,09 m3/s
2,5.10-3 m3/m.jam

0.2
m

0.2
m

0.5
m

Lay Out Weir


Lw = (2.0,2) + B +(2.0,5) +4.K
36 = 0,4 + 13,6 + 1+ 4.K
K = 5,3 m
Tinggi muka air weir:
Q = 1,84.b.h3/2
0,09 = 1,84.0,2.h3/2 h3/2 = 0,24 h = 0,39 m

Perencanaan Intake Tahap II

Jumlah bak = 2 bak


Q total
= 250 L/dt
= 0,25 m3/dt
Q per-bak = 0,125 m3/dt
Saluran Pembawa
Rencana desain:
Q
= 0.25 m3/dt
V
= 0,6 m/dt
Lebar(b)= 0,8 m(sesuai tahap I)
Tinggi saluran (h) = 0,6 m
A=Q/h
= 0,25 m3/dt / 0,6 m
A = 0.42 m2
A = b . Hair
0,42 = 0,8 . Hair
Hair = 0,525 m memenuhi ketinggian air
pada perencanaaan tahap I

PERFORATED WALL
Perencanaan Tahap I lubang = 214, @ d=0,2 m, Alubang 0,0314 m2
Perencanaan Tahap II Q @ lubang =

0,125 m3/s = 5,84.10-5 m3/s


214

Kec.aliran pada lubang =

Q@lubang
A@lubang

= 5,84.10-5 m3/s

= 0,0186 m/s

0,0314 m2

Kontrol Nre aliran

5,84 .10 4
= 1158 < 2000, Ok!
. 0,2. 0,803 .10 6

NRe =

Kontrol Kecepatan Penggerusan (VSC)


8.0,05.9,81 2,65 1

VSC =
x
x1,95.105
1
0,03

0.5

= 64,8.10-3 > 0,42.10-3 m/sOk, tidak terjadi penggerusan

Kontrol Nre partikel


0,42.103.1,95.105
=
0,803.10 6

NRe partikel = Vs.dp

= 0,01..< 0,5 Ok!

ZONA PENGENDAPAN
Berat solid (Ms) per-bak = Q per-bak x partikel terendapkan
= 0,125 m3/dt x 0,1359 kg/m3
= 0,017 kg/dt
= 1467,72 kg/hari
Volume sludge = volume solid + volume air
M s M a Ms:Ma = 95:5 sehingga Ma = 19 Ms
=
=

Ms 1

1467,72 1
+ 19

+ 19 =
a Ss
1000 2,65

= 28,44 m3/hari

LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN BP I CIRCULAR


1.

Analisa Lab :
Ditentukan tes kolom pengendapan dari analisa laboratorium
Dibuat grafik isoremoval
Diperoleh nilai :

td = td x faktor desain ( 1,75 ) (Fyer,Geyer & Okun)


Vo = Vo x faktor desain ( 0,65 ) (Fyer,Geyer & Okun)
Dicari Vo tiap % removal Vo = H / tc
Dicari td tiap % removal
Dicari total fraksi tiap removal
Rt = Re +

H1
H2
(RD Rc ) + (RE RD ) + ......
H
H

Dibuat grafik :
Fraksi removal vs td
Fraksi removal vs OFR
OFR (Vs) & waktu detensi dapat diperoleh dari kriteria desain.

2. Kriteria Desain

OFR
= 40 m3/m2.hari
Solid loading
= 1,5 34 kg/m2.hari
Kedalaman
=36 m
Diameter
= 3 60 m
Kedalaman analisa settling > 1,5 m

3. Debit (Q) :
Direncanakan :
bak = 4 buah
Q total (Qave) = 0,224 m3/s
Q tiap bak
= 0,056 m3/s
4. Luas Permukaan (A surface)
A surface = Q tiap bak / OFR
= 0,056 m3/detik / (40 m3/m2.hari / 86400 detik/hari)
= 120,96 121 m2

5. Menentukan diameter bak pengendap :


As = . . D2 121 m2 = . D2
D = 12,4 m
6. Cek OFR
OFR = Q tiap bak / A
OFR dicocokkan dengan kriteria desain yang sudah ada, if OK=real dimension
7. Menentukan volume bak
Volume = Q x td ( td yang dipakai adalah td desain )
( ket : td yg digunakan bisa dari analisa kolom settling atau dari kriteria
desain)
Contoh : digunakan td = 1 jam volume = 0,056 m3/dt x 3600 dt/jam
= 201,6 m3
8. Menentukan Kedalaman Bak (H)
H = Volume / Asurface
= 201,6 m3 / 121 m2
= 1,66 m

9. Menentukan diameter partikel terkecil yang dapat mengendap


18 xVsx

d =
(Ss 1)g

1
2

keterangan :
Vs = kecepatan pengendapan partikel
= viskositas
g = percepatan gravitasi ( 9,81 m/s2 )
Ss = Specific gravity
10. Menentukan Kecepatan Scouring ( Vsc )

8k ( Ss 1).g.d

Vsc =
f

Keterangan :
= 0, 02
k = 0,05

1
2

11. Menentukan kecepatan horizontal pada belokan ( Vh )


a. Kecepatan aliran yang melewati bukaan bawah sumur inlet
Sistem inlet clarifier
Q = 0,056 m3/detik
Q 0,056
Direncanakan : v = 0,6 m/detik A = =
= 0,093 m2
v 0,6
4 A 4 0,093
D=
=
= 0,34

Cek V : A = D2 (0,34)2 = 0,0907 0,9 m


V=Q/A
= 0,056 m3/s / 0,9 m2
=0,63Ok
Jika direncanakan panjang pipe inlet = 12 m, maka :

0,056

Hf =
2 , 63
0,2785 130 0,34

1,85

12 = 0,014

Sistem effluent clarifier


Direncanakan : effluen dengan V-notch pada weir ( = 90o)
yang dipasang di sekeliling clarifier.
Q = 0,056 m3/dt = 4838,4 m3/hari
Panjang weir total :
L weir= x D
= x 12,4 m = 38,9 m
Direncanakan :
Weir loading rate = 250 m3/m hari
Jarak antara pusat V-notch = 0,2 m
Maka :
Total jumlah V-notch = 38,9 m / 0,2 = 195 buah
Q tiap V-notch = 0,056 m3/detik / 195 = 2,87 x 10-4 m2/detik
Tinggi air di V-notch (H):

H = 15 8
0

Cd tan 45 2 g

-4

2,87
x
10
15

= 8
0

0,584 tan 45 2 9,81

= 0,014m

Saluran outlet penampang :


Pipa outlet clarifier = pipa inlet clarifier dengan diameter 0,3 m
Q
= 0,056 m3/detik
Direncanakan : v = 0,3 m/detik

A=

Q 0,032
=
= 0,186 m
v
0,3

Direncanakan lebar saluran = 0,3 m, maka kedalaman saluran:

hsal =

A 0,186
=
= 0,62 0,6
b 0,3

freeboard = 0,3 m
h total = 0,6 m + 0,3 m = 0,9 m
Pipa penguras lumpur / sludge
Misal Q lumpur yg teremoval = 5 m3/hari
Direncanakan :
Waktu pengurasan = 5 menit = 300 dt

Q dalam pipa =
V = 1 m/s

A=

5m3
= 0,017 m3 / dt
300dt
Q 0,017
=
= 0,017
1
v

Diameter pipa (D) :

D=

4 A
4 0,017
=
= 0,147 0,15
m = 150 mm

Cek Kecepatan (V) :

A=
v =

=
4

= 0,0177 m2
0
,
15
4

0,017
Q
=
= 0,96
0,0177
A

Direncanakan panjang pipa (L) sludge 20 m, maka :


1,85

0,017

Hf =

2 , 63
0,2785 130 0,15

20 = 0,142

Volume Ruang Lumpur (V) adalah:


V

1
= .t.( A1 + A2 +
3

61,5 = 1 .t.(6 + 84 + 6 x84 )


3

A1 xA2

t = 1,5 m

t kuras = V ruang lumpur/ Volume Sludge


= 61,5 / 28,44 = 2,16 hari 2 hari

Zona Outlet
Direncanakan:
Weir Loading Rate
= 9 m3/m.jam = 2,5.10-3 m3/m.jam
Lebar Weir (b)
= 0,2 m
Tinggi weir
= 0.4 m
Tebal dinding weir (tw)= 0,05 m
Lw = (2.0,2) + B +(2.0,5) +4.K
36 = 0,4 + 13,6 + 1+ 4.K
K = 5,3 m (TAHAP I)
Tinggi muka air weir:
Q = 1,84.b.h3/2
h=

0,125
1,84.0,2

= 0,34 m (memenuhi tinggi weir tahap I)

Anda mungkin juga menyukai