Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM ERGONOMIKA

ERGONOMI KOGNITIF

KELOMPOK 14

Fajar Kurniansi FA

14/363840/TK/41816

Muhammad Addinul Haniv 14/367323/TK/42473


Muhammad Evan Fabio

14/367265/TK/42428

Muhammad Hafid Ridho

14/363832/TK/41815

Novrieka Nur R. A.

14/363800/TK/41802

Nur Fatiya Roufah

14/367279/TK/42438

Nur Rifa Setyafani

14/363823/TK/41812

Qonita Haula Kinanti

14/363786/TK/41795

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


JURUSAN TEKNIK MESIN DAN INDUSTRI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

ii

DAFTAR TABEL

iii

DAFTAR GAMBAR

iv

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Asumsi dan Batasan Masalah

1.4 Tujuan

1.5 Manfaat

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Daya Ingat

2.2 Tahapan Daya Ingat

2.3 Jenis-jenis Daya Ingat

2.4 Faktor yang Memengaruhi Daya Ingat

2.5 Pengaruh Suara Terhadap Daya Ingat

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.2 Objek Penelitian

3.3 Alat dan Bahan

3.4 Prosedur Praktikum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

4.2 Analisis Data

12
ii

4.2.1 Kemampuan Mengingat atara Kondisi I dan II

12

4.2.2 Kemampuan Mengingat antar Praktikan

13

4.2.3 Faktor Lain yang Mengganggu Proses Mengingat

14

BAB V PENUTUP

16

5.1 Kesimpulan

16

5.2 Saran

16

DAFTAR PUSTAKA

17

LAMPIRAN

18

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil Praktikum Tes Memori Kondisi I

Tabel 4.2. Hasil Praktikum Tes Memori Kondisi II

10

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Grafik Hasil Praktikum Memori Kondisi I dan II

12

Gambar 4.2. Grafik Hasil Pertanyaan Asisten

14

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel Hasil Praktikum Evan

18

Lampiran 2. Tabel Hasil Praktikum Hafid

19

Lampiran 3. Tabel Hasil Praktikum Fan

20

Lampiran 4. Tabel Hasil Praktikum Ufah

21

Lampiran 5. Tabel Hasil Praktikum Nita

22

Lampiran 6. Tabel Hasil Praktikum Nia

23

Lampiran 7. Tabel Hasil Praktikum Novri

24

Lampiran 8. Tabel Hasil Praktikum Haniv

25

vi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peradaban manusia dan perkembangan teknologi yang pesat menyebabkan
standar kemampuan pekerja pada masa ini maupun masa mendatang akan semakin
meningkat. Pekerja tidak hanya diharapkan memiliki kekuatan fisik yang mumpuni,
tapi juga memiliki kemampuan intelektual dan kognitif yang baik. Aspek-aspek
tersebut merupakan komponen penting dalam mengkaji apakah performansi suatu
pekerja layak untuk suatu standar ataupun tidak. Maka, perlu dilakukan kajian
kajian khusus untuk mengakomodasi perkembangan tersebut agar tercipta tenaga
kerja yang mumpuni.
Pengkajian khusus itu membahas tentang aspek aspek kognitif pekerja dalam
menyelesaikan/menganalisa suatu masalah di dunia kerja. Maka pengkajian
dilakukan dengan ilmu ergonomi kognitif. Ergonomi kognitif adalah cabang
ergonomi yang menekankan penelitian pada proses kognitif manusia. Diantara
proses kognitif manusia tersebut ada memori.
Memori memiliki kaitan yang erat dengan kehidupan manusia. Tanpa disadari,
manusia sudah melakukan proses mengingat sejak masih anak-anak hingga akhir
hidupnya. Manusia pun melakukan hampir segala kegiatan sehari hari karena
bantuan proses mengingat. Seperti mengendarai motor. Seseorang yang sudah
mahir mengendarai motor tidak perlu mengingat secara rinci cara mengendarai
motor karena tata cara mengendarai motor sudah masuk dalam long term memory
pada pikirannya.
Dalam penelitian ini, memori dikaji tentang kaitan ataupun pengaruhnya
terhadap performansi kognitif manusia. Kognisi sendiri adalah proses memperoleh
pengetahuan dan mengolah pengetahuan tersebut untuk melakukan berbagai
1

aktivitas. Memori sendiri berperan dalam menyimpan pengetahuan atau informasi


yang diterima dari proses tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimanakah performansi kognitif manusia?
b. Bagaimanakah memori sebagai bagian dari performansi kognitif manusia?
c. Apa saja kah faktor-faktor yang berpengaruh kepada proses mengingat
manusia?

1.3 Asumsi dan Batasan


a. Praktikan memiliki tingkat pendidikan yang sama.
b. Praktikan dalam keadaan sehat dan sudah sarapan pagi.
c. Praktikan memiliki motivasi yang sama dalam mengingat.
d. Praktikan memiliki rentang umur 17-20 tahun.

1.4 Tujuan
a. Praktikan mampu mengetahui beberapa performansi kognitif manusia.
b. Praktikan mampu memahami memori sebagai bagian dari performansi
kognitif manusia.
c. Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh kepada proses
mengingat manusia.

1.5 Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui pengaruh memori pada proses kognitif manusia.
b. Dapat memberikan rekomendasi lingkungan kerja yang kondusif dan
optimal untuk proses mengingat.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Daya Ingat


Daya ingat merupakan alih bahasa dari memory. Pada umumnya para ahli
memandang daya ingat sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lalu
(Walgito, 2004). Seseorang dapat mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi
atau pengetahuan yang telah dipelajari pada masa lalu (Afiatin,2001). Daya ingat
(memory) merujuk pada kemampuan individu memiliki dan mengambil kembali
suatu informasi dan juga struktur yang mendukungnya serta suatu bentuk
kompetensi, memori juga memungkinkan individu memiliki identitas diri (Wade,
2008). Atkinson dan Shiffrin membuat suatu perbedaan penting antara konsep daya
ingat dan penyimpanan daya ingat. Daya ingat digunakan untukmengacu pada datadata yang disimpan, sedangkan penyimpanan mengacupada komponen struktural
yang berisi informasi (Solso, 2007).
Menurut Tulving, daya ingat adalah cara-cara yang dengannya individu dapat
mempertahankan dan menarik pengalaman dari masa lalu untuk digunakan saat ini
(Sternberg, 2006). Sedangkan Porter & Hernacki menjelaskan bahwa daya ingat
adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa daya ingat adalah kemampuan individu untuk menyimpan,
memproses dan memunculkan kembali pengalaman, data, informasi yang telah
didapatkan

pada

masa

lalu

untuk

masa

yang

akan

datangdengan

mempertimbangkan situasi dan kondisinya sendiri.

2.2 Tahapan Daya Ingat


Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian dimasa
lalu, ada beberapa tahapan yang dilalui ingatan tersebut untuk dapat muncul
kembali. Menurut Atkinson (2000) berpendapat bahwa, para ahli psikologi
membagi tiga tahapan ingatan yang meliputi :
3

a) Memasukkan pesan dalam ingatan (encoding). Mengacu pada cara individu


mentransformasikan input fisik indrawi menjadi sejenis representasi
mental dalam memori.
b) Penyimpanan ingatan (storage). Mengacu pada cara individu menahan
informasi yang sudah disimpan dalam memori.
c) Mengingat kembali (retrieval). Mengacu pada bagaimana individu
memperoleh akses menuju informasi yang sudah disimpan dalam memori.
Pengkodean, penyimpanan, dan pengeluaran sering kali dilihat sebagai
tahapan proses memori yang berurutan. Proses ini tidak berdiri sendiri atau
terpisah-pisah, melainkan saling berkaitan dan bergantung satu sama lain.

2.3 Jenis-jenis Daya Ingat


Banyak konsep yang dikemukakan oleh para ahli mengenai macam-macam
daya ingat. Hal ini tergantung darimana ingatan tersebut dilihat, sebagian ada yang
melihat dari sudut pandang jenis tugas mengingat, lamanya mengingat, atau jenis
informasi yang diingat. Berikut beberapa macam ingatan yang sering dibahas oleh
beberapa ahli meliputi :

a) Memori Jangka Pendek (Short Term Memory)


Memori jangka pendek adalah sebuah sistem di otak manusia yang
berfungsi untuk menyimpan sementara informasi dan memproses informasi
yang diperlukan saat kita berpikir (seperti saat mencoba menseleksi atau
mengelompokkan informasi yang kita terima, saat mencoba mengerti hal
baru, melogika sesuatu, menganalisis hubungan sebab-akibat, mencari alasan
atau argumentasi). Sebagai contoh, saat seseorang menyebutkan sejumlah
bilangan secara acak kepada kita dengan kecepatan tertentu (misal 1 detik
satu bilangan), dan selanjutnya kita diminta mengingat dan menyebutkan
kembali bilangan-bilangan tersebut secara urut berdasarkan besar bilangan.
Memori jangka pendek memiliki tempat penyimpanan yang terbatas.
Rata-rata kapasitas memori jangka pendek untuk orang normal dewasa
sebanyak 5 hingga 7 item. Terbatasnya memori jangka pendek berpengaruh

pada ergonomika seseorang. Seseorang yang menggunakan memori jangka


pendek dalam melakukan kerja lebih mudah terganggu oleh keadaan sekitar
walaupun hanya beberapa menit seperti percakapan atau menerima telepon.

b) Memori Jangka Panjang (Long Term Memory)


Ingatan jangka panjang adalah suatu tipe memori yang relatif tetap dan
tidak terbatas. Memori jangka panjang bertambah seiring bertambahnya usia
selama masa pertengahan dan akhir kanak-kanak. Sistem memori jangka
panjang memungkinkan kita hidup dalam dua dunia, yaitu masa lalu dan masa
sekarang. Kemampuan untuk dapat mengingat masa lalu dan menggunakan
informasi tersebut untuk dimanfaatkan saat ini merupakan fungsi dari memori
jangka panjang (Bhinetty, 2009).
Kapasitas yang dimiliki memori jangka panjang sepertinya tidak terbatas.
Informasi dalam jumlah yang sangat besar yang tersimpan dalam memori
jangka panjang, memungkinkan individu untuk belajar, menyesuaikan diri
dengan lingkungan , serta mengembangkan identitas diri dan sejarah
kehidupan (Wade, 2008).
Memori jangka panjang tempat menyimpan memori-memori yang terus
tinggal dalam pikiran selama periode yang panjang. Beberapa teoritis
menyarankan bahwa kapasitas memori jangka panjang tidak terbatas,
minimal dalam sudut praktis tertentu (Bahrick, 1984a, 1984b, 2000; Bahrick
& Hall, 1991; Hintman dalam Sternberg, 2006).
Lokasi tempat memori tersimpan adalah di seluruh bagian otak,
meskipun juga terpusat di bagian-bagian tertentu. Beberapa region otak
memiliki fungsi penting dalam pembentukan memori seperti hipokampus
dan korteks serta thalamus (Solso, 2007).

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ingat

Proses mengingat pada manusia pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa


faktor, diantaranya sebagai berikut :

a) Faktor Individu
Proses mengingat dipengaruhi dari dalam individu seperti sifat, keadaan
jasmani, keadaan rohani, tingkat pendidikan, dan umur seseorang. Mengingat
akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang
kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan
memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.

b) Faktor Objek yang Diingat


Sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai
arti, mempunyai keterkaitan dengan individu, dan mempunyai intensitas
rangsangan yang cukup kuat lebih mudah diingat oleh seseorang. Pada
umumnya berupa faktor warna dari objek. Dimana jika warna pada objek
tersebut mencolok akan lebih mudah diingat.

c) Faktor Lingkungan
Proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang
menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.

2.5 Pengaruh Suara terhadap Daya Ingat


Pengaruh bising secara psikologis, yaitu berupa penurunan efektivitas kerja
dan kinerja seseorang (Asmaningprojo, 1995). Menurut Sulistyani et al., (1993),
kawasan bising akan meningkat dengan bertambahnya tingkat kebisingan
dikawasan tersebut dan inilah yang menyebabkan warga kurang mampu
mengontrol diri maupun tingkah lakunya. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh
Bhinnety et al., (1994), menyatakan bahwa intensitas bising (bunyi) mempunyai
pengaruh yang nyata terhadap memori jangka pendek; semakin tinggi intensitas
kebisingan akan semakin menurun memori jangka pendek seseorang, variasi
intensitasnya antara 30 dB sampai dengan 95 dB.

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ergonomika JTMI FT-UGM
pada hari Jumat, 25 September 2015 pukul 07.00 09.30 WIB.

3.2 Objek Penelitian


Objek dalam penelitian ini adalah manusia yang melakukan aktivitas
kerja otak, dalam hal ini mengingat urutan gambar dalam dua kondisi
lingkungan yang berbeda. Yang pertama pada kondisi suara normal dan yang
kedua dengan kondisi gangguan suara berupa musik.

3.3 Alat dan Bahan


1. Slide gambar (min 25 gambar)
2. Stopwatch
3. Lembar Kerja
4. Headphone
5. Ruang Penelitian
6. Laptop

3.4 Prosedur Praktikum


1. Praktikan secara bergantian memasuki ruang penelitian, kemudian
ditunjukkan slide berisi urutan gambar.
2. Praktikan melakukan tes mengingat gambar tersebut selama 1 menit.
3. Praktikan diminta menyusun kembali gambar yang telah ditunjukkan
tersebut menggunakan kertas yang telah disediakan oleh asisten.

4. Praktikan mencocokkan hasil yang telah dijawab lalu dicatat pada lembar
kerja.
5. Tes mengingat ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan kondisi berbeda yakni
kondisi normal dan menggunakan gangguan suara/musik.
6. Pada kondisi dengan gangguan suara, praktikan diberi pertanyaan mengenai
persoalan matematika sederhana berupa perkalian bilangan saat praktikan
menyusun gambar.
7. Sebelum praktikan keluar dari ruang penelitian, asisten memberi pertanyaan
seputar warna frame pada layar slide gambar dan warna pada salah satu
komponen penyusun gambar.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

Tabel 4.1 Hasil Praktikum Tes Memori Kondisi I


Banyak

Banyak

Jawaban Benar

Jawaban Salah

1 Evan

16

2 Hafid

16

3 Fani

17

4 Ufah

20

5 Nita

12

12

6 Nia

16

7 Novri

13

11

8 Haniv

15

11

No

Nama Praktikan

Langkah berikutnya, data dari setiap pengujian dihitung rata-rata (mean)


dan standar deviasinya. Berikut adalah hasil perhitungannya :
a) Perhitungan rata-rata (mean) pada kondisi I
mean =
mean =
mean =

jumlah seluruh nilai data


jumlah data
8 + 8 +17 +20 + 12 + 8 + 13 + 15
8
101
8

mean = 12,625 (dibulatkan menjadi 13)

10

b) Perhitungan standar deviasi pada kondisi I

N
i (X-X)

standar deviasi =
standar deviasi =

(N-1)

(8-12,625)2 + (8-12,625)2 + (17-12,625)2 + (20-12,625)2


7

+ (12-12,625)

+ (8-12,625)2 + (13-12,625)2 + (15-12,625)2


7

standar deviasi = 4,534

Dari hasil praktikum tes memori berupa gambar menunujukkan bahwa ratarata praktikan dapat mengingat posisi 13 gambar dari 24 gambar atau sekitar 52,6
% secara tepat pada kondisi I (tanpa gangguan suara). Sedangkan, rata-rata
praktikan tidak dapat mengingat posisi 11 gambar atau sekitar 47,4 % dengan benar.
Standar deviasi dari hasil penelitian pada kondisi I adalah 4,534.

Tabel 4.2 Hasil praktikum tes memori kondisi II


No

Nama Praktikan

Banyak

Banyak jawaban

Jawaban Benar

Salah

Evan

19

Hafid

21

Fani

13

11

Ufah

15

Nita

16

Nia

11

13

Novri

15

Hanif

13

11

Langkah berikutnya, data dari setiap pengujian dihitung rata-rata (mean)


dan standar deviasinya. Berikut adalah hasil perhitungannya :

11

a) Perhitungan rata-rata (mean) pada kondisi II


mean =

jumlah seluruh nilai data


jumlah data

5+3+13+15+8+11+15+13
8

83
8

= 10,375 (dibulatkan menjadi 10)


b) Perhitungan standar deviasi pada kondisi II

N
i (X-X)

standar deviasi =

standar deviasi =

(N-1)

(5-10,375)2 +(3-10,375)2 +(13-10,375)2 +(15-10,375)2

(8-10,375)2 +(11-10,375)2 +(15-10,375)2 +(13-10,375)2


7

standar deviasi = 4,565

Dari hasil praktikum tes memori berupa gambar menunujukkan bahwa rata
rata praktikan dapat mengingat posisi 10 gambar atau sekitar 43,2 % dari 24 gambar
secara tepat pada kondisi II (dengan gangguan suara). Sedangkan, rata-rata
praktikan tidak dapat mengingat posisi 14 gambar atau sekitar 56,3 % dengan benar.
Standar deviasi dari hasil penelitian kondisi II 4,565.

12

Hasil Tes Memori


Haniv

Praktikan

Novri
Nia
Nita
Ufah
Fani

kondisi 1

Hafid

kondisi 2

Evan
0

10

15

Evan Hafid Fani Ufah Nita


kondisi 1 8
8
17
20
12
kondisi 2 5
3
13
15
8

20

25

Nia Novri Haniv


8
13
15
11
15
13

Jumlah benar
Gambar 4.1 Grafik Hasil Praktikum Memori Kondisi I dan II

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kemampuan Mengingat antara Kondisi I dan Kondisi II
Jenis memori yang diuji pada praktikum ergonomika kognitif kali ini adalah
short-term memory. Short-term memory adalah sebuah sistem di otak manusia yang
berfungsi untuk menyimpan sementara informasi dan memproses informasi yang
diperlukan saat kita berpikir. Ketika praktikan mencoba mengingat urutan gambar
yang ditunjukkan selama 1 menit dan selanjutnya diminta mengurutkan gambar
tersebut kembali, disitulah short-term memory bekerja.
Memori jangka pendek memiliki tempat penyimpanan yang terbatas.
Terbatasnya memori jangka pendek membuatnya sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal seseorang. Dengan kata lain, proses mengingat pada
umumnya akan lebih sulit dilakukan ketika terganggu oleh keadaan sekitar. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi proses mengingat seseorang adalah faktor

13

lingkungan. Salah satu contohnya adalah suara dari luar yang tidak dikehendaki
(noise). Adanya noise dapat mengacaukan proses seseorang dalam mengingat dan
mengurangi kemampuannya dalam mengingat.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa mengingat gambar pada kondisi I
(tanpa gangguan suara) lebih mudah dibandingkan mengingat gambar pada kondisi
II (dengan gangguan suara). Hal ini dibuktikkan dengan rata-rata jumlah posisi
gambar yang ditebak dengan benar lebih besar ketika kondisi tenang (12,625 atau
52,6%) dibandingkan ketika kondisi dengan gangguan suara (10,375 atau 43,2%).
Hal ini didukung dengan data bahwa 6 dari 8 praktikan mengingat gambar lebih
banyak pada kondisi I daripada kondisi II. Maka dapat disimpulkan bahwa
gangguan berupa suara yang diterima praktikan mengganggu proses mengingat
yang dilakukan.
Tetapi dari hasil praktikum, data menunjukkan bahwa ada 2 dari 8 praktikan
yang justru dapat mengingat jumlah posisi gambar lebih baik ketika diperdengarkan
suara. Hal ini terjadi karena suara memengaruhi perasaan praktikan. Lalu perasaan
atau kondisi praktikan dapat berpengaruh dalam proses mengingat. Jika suara yang
ditimbulkan memberikan perasaan senang kepada praktikan maka proses
mengingat dapat menjadi lebih mudah. Hal ini disebabkan karena dalam proses
mengingat dan belajar, harus ada keseimbangan yang baik antara otak kiri dan otak
kanan. Suara yang tepat (subjektif bagi masing-masing praktikan) dapat menjadi
penyeimbang aspek intelektual dan aspek emosional ketika otak sedang
berkonsentrasi untuk mengingat. Hal inilah yang terjadi pada kedua praktikan
tersebut. Sedangkan, jika suara yang muncul tidak tepat, maka suara tersebut justru
menggangu dalam proses mengingat seperti yang dialami oleh 6 praktikan lainnya.

4.2.2 Kemampuan Mengingat antar Praktikan


Hasil praktikum menunjukkan bahwa antar praktikan baik kondisi I dan II
memunculkan hasil yang variatif. Ada yang hanya mampu mengingat kurang dari
10 posisi gambar dengan tepat, ada juga yang mampu mengingat hingga 20 posisi
gambar dengan tepat. Hasil yang berbeda-beda itu disebabkan oleh faktor individu
(8 praktikan mengingat objek yang sama dengan kondisi yang sama juga). Faktor

14

individu itu meliputi sifat, keadaan jasmani, keadaan rohani, jenis kelamin, dan
umur seseorang. Mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang
besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan
pembelajaran, serta memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.

4.2.3 Faktor Lain yang Mengganggu Proses Mengingat


Selain mengerjakan task berupa mengingat gambar pada slide, praktikan juga
diberi beberapa pertanyaan oleh asisten. Berikut ini adalah grafik hasil pertanyaan
asisten.
Hasil Pertanyaan Asisten

Keterangan :
Normal-Q1
:
Pertanyaan pada kondisi
normal

8
7
6
5
4
3
2
1
0

Noise-MATH :
Pertanyaan soal matematika
Normal-Q2
:
Pertanyaan kondisi noise
Normal-Q1

Noise-MATH
Bisa

Noise-Q2

Tidak Bisa

Gambar 4.2 Grafik Hasil Pertanyaan Asisten

Pada saat task kondisi I, tepatnya saat praktikan selesai menyusun gambar
yang diingat, asitsten memberi pertanyaan mengenai warna apa yang ada pada
frame slide. Dari delapan praktikan yang melakukan task ini, hanya dua praktikan
yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari asisten. Sedangkan lima
praktikan lain tidak dapat menjawab dengan benar dan satu praktikan tidak diberi
pertanyaan oleh asisten.
Pada saat kondisi II, praktikan menerima dua jenis pertanyaan. Pertanyaan
pertama pada saat praktikan dalam proses menyusun gambar dan asisten
memberikan dua pertanyaan seputar perkalian matematika sederhana. Hasilnya
semua praktikan dapat menjawab pertanyaan dengan benar namun tidak semua

15

praktikan dapat menjawab dengan cepat, dua praktikan menjawab benar dengan
cepat dan enam lainnya sedikit lebih lama. Kemudian, pertanyaan kedua diberikan
saat praktikan selesai menyusun gambar. Asisten bertanya mengenai warna apa
yang ada pada kotak di bagian pojok kanan bawah slide. Hasilnya, semua praktikan
tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Berdasarkan data grafik di atas, pada saat kondisi normal dan diberi
pertanyaan, hanya ada dua praktikan yang menjawab dengan benar pertanyaan dari
asisten. Hasil ini diakibatkan karena sebagian besar praktikan hanya terfokus
mengingat komponen pada gambar, tapi tidak terfokus pada komponen di luar
gambar. Hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan pada saat praktikan selesai
menyusun gambar pada kondisi noise berupa gangguan dari suara headphone
bertema stad-up comedy. Semua praktikan tidak dapat menjawab dengan benar
pertanyaan seputar warna pada kotak bagian pojok kanan bawah slide. Hasil ini
diakibatkan karena fokus dari praktikan bukan pada hal-hal yang ada di luar
gambar, mereka berusaha untuk terus terfokus pada gambar dan berusaha tidak
menghiraukan noise yang ada. Sehingga komponen kecil pada slide terabaikan dan
pertanyaan dari asisten tidak dapat dijawab oleh semua praktikan. Untuk pertanyaan
soal matematika, semua praktikan dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari
asisten, namun 6 praktikan menjawab sedikit lebih lama. Hal ini diakibatkan fokus
praktikan terbagi dalam 2 hal, dimana fokus terbesar dari praktikan ada pada saat
menyusun gambar dalam waktu yang sudah ditentukan dan di sisi lain harus
menjawab pertanyaan perkalian sederhana dari asisten, sehingga rata-rata dari
praktikan menjadi lebih lama dalam menjawab soal tersebut.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan kemampuan mengingat masingmasing individu berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama
adalah faktor individu. Meskipun delapan praktikan mengingat objek yang sama
dan pada kondisi yang sama juga, hasil masing-masing praktikan berbeda-beda.
Lalu faktor yang kedua adalah faktor lingkungan (suara). Jika suara yang
didengarkan tepat maka dapat menjadi faktor yang membantu proses mengingat
manusia. Sedangkan jika suara yang diperdengarkan tidak tepat maka justru
menjadi penghambat dalam proses mengingat.

5.2 Saran
Untuk mengoptimalkan kemampuan otak dalam mengingat, maka proses
mengingat harus dilakukan pada kondisi yang tepat. Kondisi tersebut berbeda-beda
pada setiap individu tergantung dari persepsi mereka terhadap suara yang ada. Oleh
karena itu, setiap individu harus mengenali kondisi optimal untuk mereka
mengingat. Salah satu yang menjadi rekomendasi kami adalah dengan
meminimalkan gangguan suara selama proses mengingat.

16

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2012, Mengenal Proses Mengingat pada Manusia, http://repository.uinsuska.ac.id/1121/3/BAB%20II.pdf, online accessed on 24 September 2015.
Bhinnety, M.E., Sugiyanto. & Pudjono, M., 1994, Pengaruh Intensitas Kebisingan
terhadap Memori Jangka Pendek, Jurnal Psikologi XXI. Vol 1. 28-38.

17

LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Hasil Praktikum Evan

18

Lampiran 2 Tabel Hasil Praktikum Hafid

19

Lampiran 3 Tabel Hasil Praktikum Fani

20

Lampiran 4 Tabel Hasil Praktikum Ufah

21

Lampiran 5 Tabel Hasil Praktikum Nita

22

Lampiran 6 Tabel Hasil Praktikum Nia

23

Lampiran 7 Tabel Hasil Praktikum Novri

24

Lampiran 8 Tabel Hasil Praktikum Haniv

25

Anda mungkin juga menyukai