Ergonomika Kognitif
Ergonomika Kognitif
ERGONOMI KOGNITIF
KELOMPOK 14
Fajar Kurniansi FA
14/363840/TK/41816
14/367265/TK/42428
14/363832/TK/41815
Novrieka Nur R. A.
14/363800/TK/41802
14/367279/TK/42438
14/363823/TK/41812
14/363786/TK/41795
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
1.5 Manfaat
12
ii
12
13
14
BAB V PENUTUP
16
5.1 Kesimpulan
16
5.2 Saran
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
iii
DAFTAR TABEL
10
iv
DAFTAR GAMBAR
12
14
DAFTAR LAMPIRAN
18
19
20
21
22
23
24
25
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Tujuan
a. Praktikan mampu mengetahui beberapa performansi kognitif manusia.
b. Praktikan mampu memahami memori sebagai bagian dari performansi
kognitif manusia.
c. Praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh kepada proses
mengingat manusia.
1.5 Manfaat
a. Pembaca dapat mengetahui pengaruh memori pada proses kognitif manusia.
b. Dapat memberikan rekomendasi lingkungan kerja yang kondusif dan
optimal untuk proses mengingat.
BAB II
LANDASAN TEORI
pada
masa
lalu
untuk
masa
yang
akan
datangdengan
a) Faktor Individu
Proses mengingat dipengaruhi dari dalam individu seperti sifat, keadaan
jasmani, keadaan rohani, tingkat pendidikan, dan umur seseorang. Mengingat
akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang besar, motivasi yang
kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan
memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.
c) Faktor Lingkungan
Proses mengingat akan lebih efektif apabila ada lingkungan yang
menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4. Praktikan mencocokkan hasil yang telah dijawab lalu dicatat pada lembar
kerja.
5. Tes mengingat ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan kondisi berbeda yakni
kondisi normal dan menggunakan gangguan suara/musik.
6. Pada kondisi dengan gangguan suara, praktikan diberi pertanyaan mengenai
persoalan matematika sederhana berupa perkalian bilangan saat praktikan
menyusun gambar.
7. Sebelum praktikan keluar dari ruang penelitian, asisten memberi pertanyaan
seputar warna frame pada layar slide gambar dan warna pada salah satu
komponen penyusun gambar.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Banyak
Jawaban Benar
Jawaban Salah
1 Evan
16
2 Hafid
16
3 Fani
17
4 Ufah
20
5 Nita
12
12
6 Nia
16
7 Novri
13
11
8 Haniv
15
11
No
Nama Praktikan
10
N
i (X-X)
standar deviasi =
standar deviasi =
(N-1)
+ (12-12,625)
Dari hasil praktikum tes memori berupa gambar menunujukkan bahwa ratarata praktikan dapat mengingat posisi 13 gambar dari 24 gambar atau sekitar 52,6
% secara tepat pada kondisi I (tanpa gangguan suara). Sedangkan, rata-rata
praktikan tidak dapat mengingat posisi 11 gambar atau sekitar 47,4 % dengan benar.
Standar deviasi dari hasil penelitian pada kondisi I adalah 4,534.
Nama Praktikan
Banyak
Banyak jawaban
Jawaban Benar
Salah
Evan
19
Hafid
21
Fani
13
11
Ufah
15
Nita
16
Nia
11
13
Novri
15
Hanif
13
11
11
5+3+13+15+8+11+15+13
8
83
8
N
i (X-X)
standar deviasi =
standar deviasi =
(N-1)
Dari hasil praktikum tes memori berupa gambar menunujukkan bahwa rata
rata praktikan dapat mengingat posisi 10 gambar atau sekitar 43,2 % dari 24 gambar
secara tepat pada kondisi II (dengan gangguan suara). Sedangkan, rata-rata
praktikan tidak dapat mengingat posisi 14 gambar atau sekitar 56,3 % dengan benar.
Standar deviasi dari hasil penelitian kondisi II 4,565.
12
Praktikan
Novri
Nia
Nita
Ufah
Fani
kondisi 1
Hafid
kondisi 2
Evan
0
10
15
20
25
Jumlah benar
Gambar 4.1 Grafik Hasil Praktikum Memori Kondisi I dan II
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kemampuan Mengingat antara Kondisi I dan Kondisi II
Jenis memori yang diuji pada praktikum ergonomika kognitif kali ini adalah
short-term memory. Short-term memory adalah sebuah sistem di otak manusia yang
berfungsi untuk menyimpan sementara informasi dan memproses informasi yang
diperlukan saat kita berpikir. Ketika praktikan mencoba mengingat urutan gambar
yang ditunjukkan selama 1 menit dan selanjutnya diminta mengurutkan gambar
tersebut kembali, disitulah short-term memory bekerja.
Memori jangka pendek memiliki tempat penyimpanan yang terbatas.
Terbatasnya memori jangka pendek membuatnya sangat dipengaruhi oleh kondisi
internal dan eksternal seseorang. Dengan kata lain, proses mengingat pada
umumnya akan lebih sulit dilakukan ketika terganggu oleh keadaan sekitar. Salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi proses mengingat seseorang adalah faktor
13
lingkungan. Salah satu contohnya adalah suara dari luar yang tidak dikehendaki
(noise). Adanya noise dapat mengacaukan proses seseorang dalam mengingat dan
mengurangi kemampuannya dalam mengingat.
Hasil praktikum menunjukkan bahwa mengingat gambar pada kondisi I
(tanpa gangguan suara) lebih mudah dibandingkan mengingat gambar pada kondisi
II (dengan gangguan suara). Hal ini dibuktikkan dengan rata-rata jumlah posisi
gambar yang ditebak dengan benar lebih besar ketika kondisi tenang (12,625 atau
52,6%) dibandingkan ketika kondisi dengan gangguan suara (10,375 atau 43,2%).
Hal ini didukung dengan data bahwa 6 dari 8 praktikan mengingat gambar lebih
banyak pada kondisi I daripada kondisi II. Maka dapat disimpulkan bahwa
gangguan berupa suara yang diterima praktikan mengganggu proses mengingat
yang dilakukan.
Tetapi dari hasil praktikum, data menunjukkan bahwa ada 2 dari 8 praktikan
yang justru dapat mengingat jumlah posisi gambar lebih baik ketika diperdengarkan
suara. Hal ini terjadi karena suara memengaruhi perasaan praktikan. Lalu perasaan
atau kondisi praktikan dapat berpengaruh dalam proses mengingat. Jika suara yang
ditimbulkan memberikan perasaan senang kepada praktikan maka proses
mengingat dapat menjadi lebih mudah. Hal ini disebabkan karena dalam proses
mengingat dan belajar, harus ada keseimbangan yang baik antara otak kiri dan otak
kanan. Suara yang tepat (subjektif bagi masing-masing praktikan) dapat menjadi
penyeimbang aspek intelektual dan aspek emosional ketika otak sedang
berkonsentrasi untuk mengingat. Hal inilah yang terjadi pada kedua praktikan
tersebut. Sedangkan, jika suara yang muncul tidak tepat, maka suara tersebut justru
menggangu dalam proses mengingat seperti yang dialami oleh 6 praktikan lainnya.
14
individu itu meliputi sifat, keadaan jasmani, keadaan rohani, jenis kelamin, dan
umur seseorang. Mengingat akan lebih efektif apabila individu memiliki minat yang
besar, motivasi yang kuat, memiliki metode tertentu dalam pengamatan dan
pembelajaran, serta memiliki kondisi fisik dan kesehatan yang baik.
Keterangan :
Normal-Q1
:
Pertanyaan pada kondisi
normal
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Noise-MATH :
Pertanyaan soal matematika
Normal-Q2
:
Pertanyaan kondisi noise
Normal-Q1
Noise-MATH
Bisa
Noise-Q2
Tidak Bisa
Pada saat task kondisi I, tepatnya saat praktikan selesai menyusun gambar
yang diingat, asitsten memberi pertanyaan mengenai warna apa yang ada pada
frame slide. Dari delapan praktikan yang melakukan task ini, hanya dua praktikan
yang dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari asisten. Sedangkan lima
praktikan lain tidak dapat menjawab dengan benar dan satu praktikan tidak diberi
pertanyaan oleh asisten.
Pada saat kondisi II, praktikan menerima dua jenis pertanyaan. Pertanyaan
pertama pada saat praktikan dalam proses menyusun gambar dan asisten
memberikan dua pertanyaan seputar perkalian matematika sederhana. Hasilnya
semua praktikan dapat menjawab pertanyaan dengan benar namun tidak semua
15
praktikan dapat menjawab dengan cepat, dua praktikan menjawab benar dengan
cepat dan enam lainnya sedikit lebih lama. Kemudian, pertanyaan kedua diberikan
saat praktikan selesai menyusun gambar. Asisten bertanya mengenai warna apa
yang ada pada kotak di bagian pojok kanan bawah slide. Hasilnya, semua praktikan
tidak dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Berdasarkan data grafik di atas, pada saat kondisi normal dan diberi
pertanyaan, hanya ada dua praktikan yang menjawab dengan benar pertanyaan dari
asisten. Hasil ini diakibatkan karena sebagian besar praktikan hanya terfokus
mengingat komponen pada gambar, tapi tidak terfokus pada komponen di luar
gambar. Hasil yang tidak jauh berbeda ditunjukan pada saat praktikan selesai
menyusun gambar pada kondisi noise berupa gangguan dari suara headphone
bertema stad-up comedy. Semua praktikan tidak dapat menjawab dengan benar
pertanyaan seputar warna pada kotak bagian pojok kanan bawah slide. Hasil ini
diakibatkan karena fokus dari praktikan bukan pada hal-hal yang ada di luar
gambar, mereka berusaha untuk terus terfokus pada gambar dan berusaha tidak
menghiraukan noise yang ada. Sehingga komponen kecil pada slide terabaikan dan
pertanyaan dari asisten tidak dapat dijawab oleh semua praktikan. Untuk pertanyaan
soal matematika, semua praktikan dapat menjawab dengan benar pertanyaan dari
asisten, namun 6 praktikan menjawab sedikit lebih lama. Hal ini diakibatkan fokus
praktikan terbagi dalam 2 hal, dimana fokus terbesar dari praktikan ada pada saat
menyusun gambar dalam waktu yang sudah ditentukan dan di sisi lain harus
menjawab pertanyaan perkalian sederhana dari asisten, sehingga rata-rata dari
praktikan menjadi lebih lama dalam menjawab soal tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan kemampuan mengingat masingmasing individu berbeda. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Yang pertama
adalah faktor individu. Meskipun delapan praktikan mengingat objek yang sama
dan pada kondisi yang sama juga, hasil masing-masing praktikan berbeda-beda.
Lalu faktor yang kedua adalah faktor lingkungan (suara). Jika suara yang
didengarkan tepat maka dapat menjadi faktor yang membantu proses mengingat
manusia. Sedangkan jika suara yang diperdengarkan tidak tepat maka justru
menjadi penghambat dalam proses mengingat.
5.2 Saran
Untuk mengoptimalkan kemampuan otak dalam mengingat, maka proses
mengingat harus dilakukan pada kondisi yang tepat. Kondisi tersebut berbeda-beda
pada setiap individu tergantung dari persepsi mereka terhadap suara yang ada. Oleh
karena itu, setiap individu harus mengenali kondisi optimal untuk mereka
mengingat. Salah satu yang menjadi rekomendasi kami adalah dengan
meminimalkan gangguan suara selama proses mengingat.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2012, Mengenal Proses Mengingat pada Manusia, http://repository.uinsuska.ac.id/1121/3/BAB%20II.pdf, online accessed on 24 September 2015.
Bhinnety, M.E., Sugiyanto. & Pudjono, M., 1994, Pengaruh Intensitas Kebisingan
terhadap Memori Jangka Pendek, Jurnal Psikologi XXI. Vol 1. 28-38.
17
LAMPIRAN
18
19
20
21
22
23
24
25