Anda di halaman 1dari 36

Laporan Kasus

Efusi Pleura
Gani Michel
1102010109
Pembimbing: dr Shelvi Sp.PD

IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. B
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Suku Bangsa: Sunda
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Alamat : Kadungora
Pekerjaan: Buruh tani
Masuk RS: 09 Juni 2014
Keluar RS: 20 Juni 2014
No. CM : 6602xx
Ruang
: Ruby

Anamnesis
(Autoanamnesis)
Keluhan Utama
Sesak nafas sejak 5 hari SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan
sesak sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak dirasakan terus menerus baik ketika
beraktivitas dan beristirahat. Sesak membaik
ketika pasien dalam posisi duduk dan merasa
kurang nyaman apabila dalam posisi berbaring.
Pasien juga mengaku sering merasa cepat lelah
walau hanya jalan ke kamar mandi. Kedua kaki
pasien terlihat bengkak,

Pasien juga mengeluh batuk sejak 1 bulan


yang lalu, batuk berdahak dan berwarna putih.
Batuk dirasakan hilang timbul, dan
mengganggu pasien karena sering membuat
pasien sering terbangun dari tidurnya. Keluhan
lain seperti sakit kepala dan tidak bisa tidur
diakui pasien. Riwayat merokok diakui pasien,
namun sudah berhenti sejak 9 bulan yang lalu.
Riwayat meminum alcohol disangkal pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengaku memiliki riwayat sakit jantung dan rajin
kontrol selama satu bulan sekali ke poli jantung RSUD dr.
Slamet.
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit jantung pada orang tua pasien
disangkal.

Riwayat Alergi
Tidak ada riwayat
Keadaan Sosial Ekonomi
Pasien tinggal bersama istri dan keempat orang
anaknya. Pasien sehari hari bekerja sebagai buruh tani
bersama istri dan anak pertamanya.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: Sakit sedang
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan Darah
: 190 / 100 mmHg
Nadi
: 64 x / menit
Respirasi
: 28 x / menit
Suhu
: 36,5 o C

ANAMNESIS SISTEM

Kepala
: t.a.k
Mata
: t.a.k
Telinga
: t.a.k
Hidung
: t.a.k
Mulut
: t.a.k
Tenggorokan
: t.a.k
Leher
: t.a.k

Dada (jantung/paru-paru) : Sesak (+),


Nyeri dada (+), Batuk (+)
Abdomen (lambung/usus) : Mual (+),
nyeri ulu hati (+)
Saluran kemih/alat kelamin : t.a.k
Saraf dan Otot
: t.a.k
Ekstremitas
: edema tungkai
(+), edema pretibia (+)

ANTROPOMETRI
Keadaan Gizi
Tinggi Badan
Berat Badan
BMI = 65/(1.68)2 =
(normal)

: baik
: 168 cm
: 65 kg
23,03 kg/m2

STATUS GENERALIS
Kepala : normocephal, rambut hitam,
pendek, distribusi merata, tidak mudah
rontok
Mata : sklera ikterik -/- konjuctiva anemis -/ Hidung : septum deviasi (-), sekret -/epistaksis -/ Mulut : bibir sianosis (-), faring hiperemis (-)
Leher : pembesaran KGB (-), trakea berada di
tengah, tidak ada deviasi

Thorax
Paru (depan)
I : simetris, tidak tampak adanya sikatrik, massa dan
fraktur pada kedua hemitoraks.
P : vocal premitus asimetris, bagian dada yang
tertinggal
(+)
P : Sonor di lapang paru sebelah kiri, redup pada lapang
paru sebelah kanan
A : vesikular, rh -/-, wh +/+
Paru (belakang)
I : simetris, tidak tampak adanya sikatrik, massa dan
fraktur pada kedua hemitoraks.
P : vocal premitus asimetris, bagian dada yang
tertinggal
(+)
P : Sonor di lapang paru sebelah kiri, redup pada lapang
paru sebelah kanan
A : vesikular, rh +/-, wh +/+

Jantung
I : ictus cordis tidak terlihat
P : Iktus cordis teraba pada sela iga ke 5
sebelah medial garis midclavicula kiri
P : batas kanan jantung : midclavicula dextra
sela iga ke 5
batas kiri jantung
: linea midclavicularis
sinistra sela
iga ke 5
batas atas jantung
: linea parasternum
sinistra ICS 3
A : BJ1 & BJ2 murni, regular, murmur (-), gallop
(-)

Abdomen
I : datar (+), massa (-), bekas luka operasi (-)
P : nyeri tekan epigastrium (+), asites (-),
splenomegali (-), hepatomegali (-)
P : timpani di seluruh lapang abdomen
A : BU ( + ) 8 x / menit di 4 kuadran
Ekstremitas
Atas
: akral hangat +/+, udem -/Bawah : akral hangat +/+, udem +/+, udem
pretibia +/+

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

10 Juni 2014
Hematologi rutin
Haemoglobin : 13,3 gr/dl
Hematokrit : 42,7 %
Leukosit : 11.500 /mm3
Trombosit : 152.000 /mm
Eritrosit : 4.95 juta/mm3
Kimia Klinik
AST (SGOT) : 40 U/L
ALT (SGPT) : 27 U/L
Ureum : 36 mg/dL
Kreatinin: 1,1 mg/dL

EKG

THORAX PA 16 JUNI 2014

THORAX PA 18 JUNI 2014

FUNGSI PLEURA

DAFTAR MASALAH
SEMENTARA
CHF fc III
DD : PPOK
Efusi pleura masif dextra ec TB paru
HT grade II

PEMBAHASAN

DEFINISI
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam
ruang pleura yang terletak diantara permukaan
visceral dan parietal, proses penyakit primer
jarang terjadi tetapi biasanya merupakan
penyakit sekunder terhadap penyakit lain.
Secara normal, ruang pleural mengandung
sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml)
berfungsi
sebagai
pelumas
yang
memungkinkan permukaan pleural bergerak
tanpa adanya friksi (Smeltzer C Suzanne, 2002)

Klasifikasi dan Etiologi


1.Efusi pleura transudat
Pada efusi jenis transudat ini keseimbangan
kekuatan menyebabkan pengeluaran cairan
dari pembuluh darah. Mekanisme terbentuknya
transudat karena peningkatan tekanan
hidrostatik (CHF), penurunan onkotik
(hipoalbumin) dan tekanan negative intra
pleura yang meningkat (atelektaksis akut).
2. Efusi pleura eksudat
Eksudat ini terbentuk sebagai akibat penyakit
dari pleura itu sendiri yang berkaitan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler (missal
pneumonia) atau drainase limfatik yang
berkurang (missal obstruksi aliran limfa karena
karsinoma).

Efusi Pleura Transudat

Efusi pleura eksudat

a. Serosa jernih

a. Warna cairan keruh

b. Berat jenis rendah (dibawah


1.012)

b. Berat jenis > 1.015 %

c. Protein < 3%

c. Kadar protein > 3% atau 30


g/dl

d.Terdapat limfosit dan


mesofel tetapi tidak ada
neutrofil

d. Ratio protein pleura


berbanding LDH serum 0,6

e. LDH cairan pleura lebih


besar daripada 2/3 batas atas
LDH serum normal

Patofisiologi

Manifestasi klinis
1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan
perasaan sakit karena pergesekan,setelah
cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila
cairan banyak, penderitaakan sesak napas
2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab
seperti demam, menggigil, dan nyeridada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus),
subfebril (tuberkulosisi),banyak keringat,
batuk, banyak riak.
3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit
dapat terjadi, jika terjadi mpenumpukan cairan
pleural yang signifikan.

4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring


dan duduk akan berlainan, karenacairan akan
berpindah tempat. Bagian yang sakit akan
kurang bergerak dalampernapasan, fremitus
melemah (raba dan vocal), pada perkusi
didapati daerahpekak, dalam keadaan duduk
permukaan cairan membentuk garis
melengkung (garis Ellis Damoiseu)
5. Didapati segitiga Garland yaitu daerah yang
pada perkusi redup, timpani dibagian atas
garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco- Rochfusz,
yaitu daerah pekak karena cairan mendorong
mediastinum kesisi lain, pada auskultasi
daerah ini didapati vesikuler melemah dengan
ronki.
6. Ada permulaan dan akhir penyakit terdengar
krepitasi pleura

Diagnosis
1.Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama
yang dilakukan untuk mendiagnosis efusi pleura, yang
hasilnya menunjukkan adanya cairan.
2.CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan
cairan dan bisa menunjukkan adanya pneumonia,
abses paru atau tumor
3. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari
pengumpulan cairan yang jumlahnya sedikit, sehingga
bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat
diketahui dengan melakukan pemeriksaan terhadap
contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis

5. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat
ditentukan penyebabnya, maka dilakukan
biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah
luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah
dilakukan pemeriksaan menyeluruh, penyebab
dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6. Bronkoskopi
Bronkoskopi kadang dilakukan untuk
membantu menemukan sumber cairan yang
terkumpul.

Tatalaksana
1. Aspirasi cairan pleura
Fungsi pleura ditujukan untuk menegakkan
diagnosa efusi pleura yang dilanjutkan dengan
pemeriksaan mikroskopis cairan. Disamping itu
fungsi ditujukan pula untuk melakukan aspirasi
atas dasar gangguan fungsi restriktif paru atau
terjadinya desakan pada alat-alat mediastinal.
Jumlah cairan yang boleh diaspirasi ditentukan
atas pertimbangan keadaan umum penderita,
tensi dan nadi. Makin lemah keadaan umum
penderita makin sedikit jumlah cairan pleura
yang bisa diaspirasi untuk membantu
pernafasan penderita.

2. Water Seal Drainage (WSD)


3. Penggunaan Obat-obatan
Penggunaan berbagai obat-obatan pada pleura
effusi selain hasilnya yang kontraversi juga
mempunyai efek samping. Hal ini disebabkan
pembentukan cairan karena malignancy
adalah karena erosi pembuluh darah. Oleh
karena itu penggunaan citostatic misalnya
tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard,
dan penggunaan zat-zat lainnya seperi
atabrine atau penggunaan talc poudrage tidak
memberikan hasil yang banyak oleh karena
tidak menyentuh pada faktor patofisiolgi dari
terjadinya cairan pleura.

Pada prinsipnya metode untuk menghilangkan


cairan pleura dapat pula menimbulkan
gangguan fungsi vital . Selain aspirasi
thoracosintesis yang berulang kali, dikenal
pula berbagai cara lainnya yaitu :
4. Thoracosintesis
Dapat dengan melakukan apirasi yang berulangulang dan dapat pula dengan WSD atau dengan
suction dengan tekanan 40 mmHg. Indikasi
untuk melakukan thoracosintesis adalah :
a. Menghilangkan sesak napas yang disebabkan
oleh akumulasi cairan dalam rongga plera.
b. Bila therapi spesifik pada penyakit prmer
tidak efektif atau gagal.
c. Bila terjadi reakumulasi cairan.

Pengambilan pertama cairan pleura jangan


lebih dari 1000 cc, karena pengambilan cairan
pleura dalam waktu singkat dan dalam jumlah
yang banyak dapat menimbulkan oedema paru
yang ditandai dengan batuk dan sesak.
Kerugian :
a. Tindakan thoraksentesis menyebabkan
kehilangan protein yang berada dalam cairan
pleura.
b. Dapat menimbulkan infeksi di rongga pleura.
c. Dapat terjadi pneumothoraks.

Prognosis
Quo ad Vitam
: ad bonam
Quo ad Fungsional : dubia ad malam
Quo ad Sanationam : ad malam

Anda mungkin juga menyukai