Anda di halaman 1dari 32

I.

Identitas Pasien

Nama.

: Tn. B

Nomor CM

: 6602xx

Umur

: 65 th

Alamat

: Kadungora

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Sunda

Status Pernikahan

: Sudah menikah

Status Pekerjaan

: Buruh tani

Tanggal Masuk

: 09 / 06 / 2014

Tanggal Keluar

: 20 / 06 / 2014

Jam Masuk

: 21.06 WIB.

Ruangan

: Ruby

II.Anamnesis
( Autoanamnesis )

A.Keluhan Utama
rumah sakit.

: Sesak nafas sejak 5 hari sebelum masuk

B.Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit. Sesak dirasakan terus menerus baik ketika beraktivitas dan
beristirahat. Sesak membaik ketika pasien dalam posisi duduk dan merasa kurang
nyaman apabila dalam posisi berbaring. Pasien juga mengaku sering merasa cepat
lelah walau hanya jalan ke kamar mandi. Kedua kaki pasien terlihat bengkak. Pasien
juga mengeluh batuk sejak 1 bulan yang lalu, batuk berdahak dan berwarna putih.
Batuk dirasakan hilang timbul, dan mengganggu pasien karena sering membuat
pasien sering terbangun dari tidurnya. Keluhan lain seperti sakit kepala dan tidak bisa

tidur diakui pasien. Riwayat merokok diakui pasien, namun sudah berhenti sejak 9
bulan yang lalu. Riwayat meminum alcohol disangkal pasien.

C.Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku memiliki riwayat sakit jantung dan rajin kontrol selama satu
bulan sekali ke poli jantung RSUD dr. Slamet.

D.Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat penyakit jantung pada orang tua pasien disangkal.

E.Riwayat Alergi

: Tidak ada riwayat

F.Keadaan Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama istri dan keempat orang anaknya. Pasien sehari hari
bekerja sebagai buruh tani bersama istri dan anak pertamanya.

G.Anamnesis Sistem Organ Tubuh

Kulit

: Tidak ada kelainan

Kepala

: Tidak ada kelainan

Mata

: Tidak ada kelainan

Telinga

: Tidak ada kelainan

Hidung

: Tidak ada kelainan

Mulut

: Tidak ada kelainan

Leher

: Tidak ada kelainan

Thoraks

: Sesak (+)

Abdomen

: Nyeri perut (+)

Saluran Kemih / Kelamin

: Tidak ada kelainan

Saraf dan Otot

: Tidak ada kelainan

Ekstremitas

: Tidak ada kelainan

H.Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

: Sakit sedang

Tekanan Darah

: 190 / 100 mmHg

Nadi

: 64 x / menit

Respirasi

: 28 x / menit

Suhu

: 36,5 o C

Keadaan Gizi.

: Tampak baik, tidak kurus dan tidak terlalu gemuk

Sianosis

: Tidak tampak sianosis

Edema

: Ascites (-), ekstremitas bawah (+), ektremitas atas (-)

Cara Berjalan.

: Tidak diperiksa. ( Pasien lemas lesu untuk berjalan )

Mobilitas

: Pasif ( Pasien tidak banyak bergerak di tempat tidur )

Aspek Kejiwaan

: Tingakah laku

: Wajar

: Alam Perasaan

: Biasa

: Proses Berpikir

: Wajar

: Warna

: Sawo matang

: Jaringan Parut

: Tidak ditemukan

: Pembuluh Darah

: Tidak tampak melebar

: Keringat

: Tampak umum

: Lapisan Lemak

: Cukup

: Efloresensi

: Tidak ditemukan

: Pigmentasi

: Tidak ditemukan

: Suhu Raba

: Hangat

Kulit

Kepala

: Kelembapan

: Biasa

: Turgor

: Baik

: Normocephal
: Ekspresi Wajah

: Wajar

: Simetrisitas Muka

: Simetris

: Rambut

: Hitam sebagian beruban


Tidak mudah dicabut.

Mata

: Exophthalmus

:-/-

: Endophtalmus

:-/-

: Kelopak

: Tidak ada kelainan

: Conjungtiva Anemis

:-/-

: Sklere Ikterik

Telinga

:-/-

: Lapang Penglihatan

: Tidak diperiksa

: Deviatio Konjugae

: Tidak diperiksa

: Lensa

: Normal

: Visus

: Tidak diperiksa

: Tekanan Bola Mata

: Tidak diperiksa

: Lubang

: Normal

: Serumen

: Tidak diperiksa

: Selaput Pendengaran

: Tidak diperiksa

: Cairan

: Tidak tampak ada cairan

: Penyumbatan

: Tidak tampak

: Perdarahan

: Tidak tampak ada darah

Hidung

: Pernafasan cuping hidung

: Tidak tampak

Mulut

: Bibir

: Lembab

Leher

:Langit Langit

: Normal

:Faring

: Tidak hiperemis

: Sianosis peroral

: Tidak tampak

: Tonsil

: T1 T1

: Kelenjar getah

: Tidak teraba pembesaran

Bening. Trakea berada di tengah, tidak ada deviasi

Cardio

: Tiroid

: Tidak teraba pembesaran

: Inspeksi

: Iktus cordis tidak terlihat

: Palpasi

: Iktus cordis teraba pada sela iga ke 5


sebelah medial garis midclavicula
kiri

: Perkusi

: Batas jantung kanan pada midclavicula


sela iga ke 5
Batas jantung kiri pada sisi medial
midclavicula kiri sela iga ke 5
Batas pinggang jantung pada
parastenum kiri sela iga ke 3

: Auskultasi

: Bunyi jantung S1 = S2 murni regular


: Murmur ( - ) Gallop ( - )

Pulmo (depan)

: Inspeksi

: Hemitoraks simetris,
tidak tampak adanya sikatrik, massa
dan fraktur pada kedua hemitoraks.

: Palpasi

: Fremitus taktil dan vokal asimetris

: Perkusi

: Sonor di lapang paru sebelah kiri, redup


pada lapang paru sebelah kanan

: Auskultasi

: VBS tidak simetris di kedua hemitoraks


: Ronkhi ( - / - ) Wheezing ( + / + )

Pulmo (belakang)

: Inspeksi

: Hemitoraks simetris,
tidak tampak adanya sikatrik, massa

dan fraktur pada kedua hemitoraks.


: Palpasi

: Fremitus taktil dan vokal asimetris

: Perkusi

: Sonor di lapang paru sebelah kiri, redup


pada lapang paru sebelah kanan

: Auskultasi

: VBS tidak simetris di kedua hemitoraks


: Ronkhi ( + / - ) Wheezing ( + / + )

Abdomen

: Inspeksi

: Datar normal

: Auskultasi

: BU ( + ) 8 x / menit di 4 kuadran

: Perkusi

: Timpani di seluruh lapang abdomen

: Palpasi

: Nyeri tekan di kuadran kanan atas, dan


kuadran kiri atas. Pembesaran hepar
tidak teraba, pembesaran lien tidak
teraba

Ekstremitas

: Purpura

: Tidak ditemukan

: Petechie

: Tidak ditemukan

: Hematom

: Tidak ditemukan

: Kelenjar getah bening


Axila

: Tidak teraba pembesaran

Inguinal

: Tidak teraba pembesaran

: Edema

: Tampak edema pada kedua ekstremitas


bawah. Edema pretibia (+)

H.Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien ini dilakukan :

: Varises

: Tidak tampak varises pada ekstremitas

: Akral

: Hangat

1.Pemeriksaan Hematologi rutin, LED


2. Pemeriksaan EKG
3. Foto thorax PA
4. Pemeriksaan kimia klinik : SGOT, SGPT,ureum, kreatinin , GDS
5. BTA sputum
6. Fungsi cairan pleura
I.Ringkasan Permasalahan
Laki - laki berusia 65 tahun, sesak nafas sejak 5 hari SMRS, disertai batuk berdahak,
terdapat ronki (+), wheezing (+), perkusi paru redup pada lapang paru sebelah kanan,
dan sonor di sebelah kiri. VBS tidak simetris di kedua hemithoraks
J.Daftar Permasalahan
Efusi pleura masif dextra ec TB paru
CHF fc III
DD

: PPOK

HT grade II
K.Perencanaan
-Infus RL 500 cc 10 tpm.
-O2 3x1
-Combivent UDP BP
-Farsix 1x2 10mg IV
-Ceftriaxon 1x2 IV
-Omeprazole 1x40mg IV
-KSR 1x1 tab
-Digoxin 1x1 tab
-Alprazolam 0,5mg 0-0-1
-Kodein 3x1 tab
ISDN 3x5mg sublingual

K.Prognosis
Quo ad Vitam

: ad bonam

Quo ad Fungsional

: dubia ad malam

Quo ad Sanationam

: ad malam

L.Follow Up.
Tanggal.

10 / 06 / -Sesak
2014

O
KU : SS

A
-PPOK

KS : CM

-Pusing

T : 140 / 90 mmHg
N : 88 x / menit

-Batuk

P
Pd :
-Lab Hematologi rutin

- CHF grade IIIII

-EKG

R : 28 x / menit
S : 36o C

-Tidak bisa tidur

Mata: CA - / : SI - / Hidung: PCH ( - )


Mulut: SPO ( - )
Cardio :
BJ I - II reg. M ( - ) G ( - )
Pulmo :
VBs ki > ka Rh -/- Wh +/+
Abdomen :
BU ( + ) NT ( - )
Edema : atas -/- bawah +/+
Akral : Hangat

a. Hematologi rutin

-HT grade 1

Pt :
-Infus RL 500 cc 20
tpm.
-Farsix 1x2 IV
-KSR 1x1 tab
-Digoxin 1x1 tab
-Ceftriaxone 1x2 IV
-Alprazolam 0,5mg
0-0-1
-Sucralfat syr 3x1
-O2 3x1
-Combivent UDP
3x1

Haemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
b. Kimia Klinik
AST (SGOT)
ALT (SGPT)
Ureum
Kreatinin

: 13,3 gr/dl
: 42,7 %
: 11.500 /mm3
: 152.000 /mm
: 4.95 juta/mm3
: 40 U/L
: 27 U/L
: 36 mg/dL
: 1,1 mg/dL

EKG

Tanggal.

11 / 06 / - Bila miring ke kanan KU : SS


2014
sesak berkurang
KS : CM

-CHF grade II-III

Pt :

T : 150 / 90 mmHg.
-Sesak

-Infus RL 500 cc 10
tpm.

N : 68 x / menit.

-Farsix 1x2 10 mg IV

R : 24 x / menit.
-Mudah lelah

Pd

-KSR 1x1 tab

S : 36,7 o C

-Digoxin 1x1 tab


-Batuk

-Ceftriaxone 1x2 IV

Mata: CA - / -

-Alprazolam 0,5mg

: SI - / -pusing perbaikan

0-0-1

Hidung: PCH ( - )

-Sucralfat syr 3x1

Mulut: SPO ( - )
-tidak
bisa
perbaikan

tidur

-O2 3x1

Cardio :

-Combivent UDP

BJ I - II reg. M ( - ) G ( - )

3x1

Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh +/+
Abdomen :
BU ( + ) NT ( - )
Edema : atas -/-, bawah +/
+
Akral : Hangat

Tanggal.

12 / 06 / - Bila miring ke kanan KU : SS


2014
sesak berkurang
KS : CM
-Sesak

-Mudah lelah

- CHF grade
II-III

Pd:
Pt:

T : 130 / 90 mmHg

-Infus RL 500 cc 10 tpm.

N : 80 x / menit.

-Farsix 1x2 10 mg IV

R : 28 x / menit.

-Ranitidine 2x1 40mg IV

S : 36 o C

-KSR 1x1 tab


-Digoxin 1x1 tab

-Batuk

-nafsu makan menurun

Mata: CA - / -

-Ceftriaxone 1x2 IV

: SI - / -

-Alprazolam 0,5mg

Cardio :

0-0-1

BJ I - II reg. M ( - ) G ( - )

-Kodein 3x1 tab

Pulmo :

-Sucralfat syr 3x1

VBs ki = ka Rh +/- Wh -/-

-O2 3x1

Abdomen :

-Combivent UDP

BU ( + ) NT ( - )

3x1

Edema : atas -/-, bawah +/


+
Akral : Hangat

Tanggal.

13 / 06 /
2014

-Sesak

KU : SS

-Batuk

-Nafsu makan membaik

-Belum BAB 4 hari

- CHF grade II-III Pd :

KS : CM

-Thorax foto

T : 100 / 80 mmHg

-Pt :

N : 80 x / menit.

-Infus RL 500 cc 10 tpm.

R : 28 x / menit.

-Farsix 1x2 10 mg IV

S : 36,2 o C

-Ranitidine 2x1 40mg IV

Mata: CA + / +

-KSR 1x1 tab

: SI + / +
-BAK lancar

-Digoxin 1x1 tab

Cardio :

-Ceftriaxone 1x2 IV

BJ I - II reg. M (-) G (-)

-Alprazolam 0,5mg

Pulmo :

0-0-1

VBs ki = ka Rh +/- Wh
+/-

-Kodein 3x1 tab


-Sucralfat syr 3x1

Abdomen :

-O2 3x1

BU ( + ) NT ( - )

-Combivent UDP

Edema : atas -/-, bawah


+/+

3x1

Akral : Hangat

OS belum bisa dirontgen karena terlalu sesak

Tanggal.

14 / 12 / -Sesak perbaikan
2013
-Batuk kering

-Merasa lelah

KU : SS

- CHF grade II-III Pd

KS : CM

Pt :

T : 120 / 80 mmHg

-Infus RL 500 cc 10 tpm.

N : 80 x / menit.

-Farsix 1x2 10 mg IV

R : 20 x / menit.

-Ranitidine 2x1 40mg IV

S : 36,5 o C

-KSR 1x1 tab

Mata: CA + / +

-Digoxin 1x1 tab

: SI - / -

-Ceftriaxone 1x2 IV

Cardio :

-Alprazolam 0,5mg

BJ I - II reg. M (-) G (-)

0-0-1

Pulmo :

-Kodein 3x1 tab

VBs ki = ka Rh -/- Wh
-/-

-Sucralfat syr 3x1


-O2 3x1

Abdomen :

-Combivent UDP

BU ( + ) NT ( - )

3x1

Edema : atas -/-, bawah


+/+ perbaikan
Akral : Hangat.

OS belum bisa dirontgen

Tanggal.

16 / 6 / - Sesak
2014
-Batuk kering

KU : SS
KS : CM
T : 130 / 70 mmHg
N : 76 x / menit.

-Lemas

R : 20 x / menit.
S : 36,5 o C
Mata: CA - / : SI - / Cardio :
BJ I - II reg. M (-) G (-)
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh
+/+

- Efusi Pleura

Pt :
--Infus RL 500 cc 10
tpm.
-Farsix 1x2 10 mg IV
-KSR 1x1 tab
-Digoxin 1x1 tab
-Ceftriaxone 1x2 IV
-Alprazolam 0,5mg
0-0-1
-Kodein 3x1 tab
-Sucralfat syr 3x1
-O2 3x1
-Combivent UDP

Abdomen :

BP

BU ( + ) NT ( + )

-Omeprazole 1x1 IV

Edema :atas - / -, bawah


-/-

-ISDN 3x1 5mg

Akral : Hangat.

Kepada Yth dr ahli paru

-CHF fc II-III

-Konsul ke dr spesialis
paru

Di Tempat
Mohon konsul untuk tindakan atas pasien oleh karena efusi pleura massive.
Atas bantuannya, BTK
dr Hj. Shelvy SpPD

16-06-2014
BTK atas konsulannya,
S: batuk kurang lebih 3 minggu, sesak, mengganggu aktivitas, panas badan, nafsu
makan menurun, berat badan berkurang, keringat malam, nyeri dada, riwayat penyakit
jantung, riwayat DM disangkal, riwayat merokok
O: KS = CM
Paru VBS ka ki
RH -/-, WH +/+
A: -Efusi pleura massive dextra
-

CHF fc III

P: -Rencana fungsi pleura


-rontgen thorax
-GOT, GPT, Ur, Cr, LED
-Terapi lain lanjutkan

dr. Fikri Faisal, Sp.P

Tanggal.

17 / 6 / - Sesak
2014
-Batuk

-Lemas

-Sakit kepala

O
KU : SS

A
-CHF fc II-III

KS : CM
T : 130 / 80 mmHg

P
Pt :
-Fungsi pleura

- Efusi Pleura

-Infus RL 500 cc 10 tpm.

N : 80 x / menit.

-Farsix 1x2 10 mg IV

R : 20 x / menit.

-KSR 1x1 tab

S : 36,5 o C

-Digoxin 1x1 tab

Mata: CA - / -

-Ceftriaxone 1x2 IV

: SI - / -

-Alprazolam 0,5mg

Cardio :

0-0-1

BJ I - II reg. M (-) G (-)

-Kodein 3x1 tab

Pulmo :

-Sucralfat syr 3x1

VBs ki = ka Rh -/- Wh
-/-

-O2 3x1

Abdomen :
BU ( + ) NT ( + )
Edema :atas - / -, bawah
-/Akral : Hangat.

-Combivent UDP
BP
-Omeprazole 1x1 IV
-ISDN 3x1 5mg

Laporan fungsi pleura


- Cairan berwarna kuning jernih 1000cc
- Pemeriksaan fisik paru ( hemothorax kanan tampak redup pada sela iga VI linea
axilaris anterior
- Asepsis dengan menggunakan povidone iodine dan alcohol
- Dilakukan fungsi pleura. Keluar cairan kuning jernih
- Tindakan selesai dilakukan. Luka ditutup menggunakan povidone iodine dan kassa
steril
- Rontgen thorax ulang PA
- Sitologi cairan pleura, analisis cairan pleura, BTA cairan pleura

dr. Fikri Faisal, Sp.P

Tanggal.

18 / 6 / - Sesak perbaikan
2014
-Batuk kering

O
KU : SS
KS : CM
T : 120 / 80 mmHg
N : 76 x / menit.

-Lemas

R : 22 x / menit.
S : 35,9 o C
Mata: CA - / : SI - / Cardio :
BJ I - II reg. M (-) G (-)
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh
-/-

A
-CHF fc II-III

P
Pt :
--Infus RL 500 cc 10
tpm.

- Efusi Pleura
dextra massive ec -Farsix 1x2 10 mg IV
TB paru
-KSR 1x1 tab
-Digoxin 1x1 tab
-Cefixim 2x200mg
-Alprazolam 0,5mg
0-0-1
-Kodein 3x1 tab
-Sucralfat syr 3x1
-O2 3x1
-Combivent UDP

Abdomen :

BP

BU ( + ) NT ( + )

-Omeprazole 1x1 IV

Edema :atas - / -, bawah


-/-

-ISDN 3x1 5mg

Akral : Hangat.

-Tunggu
BTA

hasil

sputum

Tanggal.

19 / 6 / - Sesak perbaikan
2014
- Demam malam

O
KU : SS
KS : CM
T : 140 / 60 mmHg
N : 82 x / menit.

-Lemas

- CHF dengan Pt :
efusi pleura
-Combivent UDP
BP
- Efusi Pleura
dextra ec TB paru -Cefixim 2x200mg

R : 16 x / menit.

-Omeprazole 1x1 IV

S : 36 o C

-ISDN 3x1 5mg

Mata: CA - / -

-RHZE:
600/300/1500/1500

: SI - / Cardio :
BJ I - II reg. M (-) G (-)
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh
-/Abdomen :
BU ( + ) NT ( - )
Edema :atas - /-, bawah
-/Akral : Hangat.

-Curcuma 2x1
-Vit B6 2x1
-kontrol poli dots

Tanggal.

20 / 6 / - Sesak perbaikan
2014

O
KU : SS
KS : CM
T : 160 / 70 mmHg
N : 76 x / menit.

- CHF dengan Pt :
efusi pleura
-Combivent UDP
BP
- Efusi Pleura
dextra ec TB paru -Cefixim 2x200mg

R : 20 x / menit.

-Omeprazole 1x1 IV

S : 36,1 o C

-ISDN 3x1 5mg

Mata: CA - / -

-RHZE:
600/300/1500/1500

: SI - / Cardio :
BJ I - II reg. M (-) G (-)
Pulmo :
VBs ki = ka Rh -/- Wh
-/Abdomen :
BU ( + ) NT ( + )
Edema :atas - / -, bawah
-/Akral : Hangat.

-Curcuma 2x1
-Vit B6 2x1
-kontrol poli dots
-BLPL

PERTANYAAN KASUS.

1.Bagaimana diagnosa pada pasien ini ?

(S)
1. Os datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak sejak 5 hari

sebelum masuk rumah sakit. Sesak dirasakan ketika


beraktivitas dan beristirahat
2. Os sering mengeluh terbangun pada malam hari karena sesak

yang amat mengganggu


3. Kedua kaki Os bengkak.
3.

(O)
KU

: Sakit Sedang.

KS

: 190 / 100 mmHg. N

: 64 x / menit.

: 28 x / menit.

Pulmo : VBS ka ki
Rhonki +/Wheezing +/+

: Compos Mentis.

: 36,5 o C

(O)
Kriteria Framingham: 2 mayor, 2 minor
Mayor
1. Ronki
2. Dispneu nocturnal paroksimal
Minor
1. Edema pergelangan kaki
2. Batuk malam hari

(A)
Sesak ec CHF

ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat


untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan Oksigen dan nutrisi.

(O)
Foto Rontgen thorax
Efusi pleura massive dextra

(A)
CHF dengan efusi pleura dextra ec TB paru

TB paru

DD

PPOK

DD

Pneumonia

PEMBAHASAN

Efusi Pleura
I.Definisi
Efusi pleura adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang terletak
diantara permukaan visceral dan parietal, proses penyakit primer jarang terjadi tetapi
biasanya merupakan penyakit sekunder terhadap penyakit lain. Secara normal, ruang
pleural mengandung sejumlah kecil cairan (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai pelumas
yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi (Smeltzer C
Suzanne, 2002)
II.Klasifikasi dan Etiologi
1. Efusi pleura transudat
Pada efusi jenis transudat ini keseimbangan kekuatan menyebabkan pengeluaran
cairan dari pembuluh darah. Mekanisme terbentuknya transudat karena peningkatan
tekanan hidrostatik (CHF), penurunan onkotik (hipoalbumin) dan tekanan negative
intra pleura yang meningkat (atelektaksis akut).
Ciri-ciri cairan:
a. Serosa jernih
b. Berat jenis rendah (dibawah 1.012)
c. Terdapat limfosit dan mesofel tetapi tidak ada neutrofil
d. Protein < 3%
Penimbunan cairan transudat dalam rongga pleura dikenal dengan hydrothorax,
penyebabnya:
a. Payah jantung
b. Penyakit ginjal (SN)
c. Penyakit hati (SH)
d. Hipoalbuminemia (malnutrisi, malabsorbsi)
2. Efusi pleura eksudat
Eksudat ini terbentuk sebagai akibat penyakit dari pleura itu sendiri yang berkaitan
dengan peningkatan permeabilitas kapiler (missal pneumonia) atau drainase limfatik
yang berkurang (missal obstruksi aliran limfa karena karsinoma). Ciri cairan eksudat:
a. Berat jenis > 1.015 %
b. Kadar protein > 3% atau 30 g/dl
c. Ratio protein pleura berbanding LDH serum 0,6
d. LDH cairan pleura lebih besar daripada 2/3 batas atas LDH serum normal
e. Warna cairan keruh
Penyebab dari efusi eksudat ini adalah:
a. Kanker: karsinoma bronkogenik, mesotelioma atau penyakit metastatic ke paru atau
permukaan pleura.
b. Infark paru
c. Pneumonia
d. Pleuritis virus

III.Patofisiologi

Dalam keadaan normal tidak ada rongga kosong antara pleura parietalis dan
pleura vicelaris, karena di antara pleura tersebut terdapat cairan antara 1 20 cc
yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak teratur.Cairan yang sedikit
ini merupakan pelumas antara kedua pleura, sehingga pleura tersebut mudah bergeser
satu sama lain. Di ketahui bahwa cairan di produksi oleh pleura parietalis dan
selanjutnya di absorbsi tersebut dapat terjadi karena adanya tekanan hidrostatik pada
pleura parietalis dan tekanan osmotic koloid pada pleura viceralis.
Cairan kebanyakan diabsorbsi oleh system limfatik dan hanya sebagian kecil
diabsorbsi oleh system kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan
yang pada pleura viscelaris adalah terdapatnya banyak mikrovili disekitar sel sel
mesofelial. Jumlah cairan dalam rongga pleura tetap. Karena adanya keseimbangan
antara produksi dan absorbsi. Keadan ini bisa terjadi karena adanya tekanan
hidrostatik sebesar 9 cm H2o dan tekanan osmotic koloid sebesar 10 cm H2o.
Keseimbangan tersebut dapat terganggu oleh beberapa hal, salah satunya adalah
infeksi tuberkulosa paru.

IV.Manifestasi

1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena


pergesekan,setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila
cairan banyak, penderitaakan sesak napas
2. Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam,
menggigil, dan nyeridada pleuritis (pneumonia), panas tinggi
(kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat, batuk, banyak
riak.
3. Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi, jika terjadi
mpenumpukan cairan pleural yang signifikan.
4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karenacairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan,
fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam
keadaan duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis
Damoiseu)
5. Didapati segitiga Garland yaitu daerah yang pada perkusi redup, timpani dibagian
atas garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco- Rochfusz, yaitu daerah pekak karena
cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati
vesikuler melemah dengan ronki.
6. Ada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura

V.Diagnosis
1. Rontgen dada
Rontgen dada biasanya merupakan langkah pertama yang dilakukan untuk
mendiagnosis efusi pleura, yang hasilnya menunjukkan adanya cairan.
2. CT scan dada
CT scan dengan jelas menggambarkan paru-paru dan cairan dan bisa menunjukkan
adanya pneumonia, abses paru atau tumor
3. USG dada
USG bisa membantu menentukan lokasi dari pengumpulan cairan yang jumlahnya
sedikit, sehingga bisa dilakukan pengeluaran cairan.
4. Torakosentesis
Penyebab dan jenis dari efusi pleura biasanya dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap contoh cairan yang diperoleh melalui torakosentesis
(pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sela iga ke
dalam rongga dada dibawah pengaruh pembiusan lokal).
5. Biopsi
Jika dengan torakosentesis tidak dapat ditentukan penyebabnya, maka dilakukan
biopsi, dimana contoh lapisan pleura sebelah luar diambil untuk dianalisa.
Pada sekitar 20% penderita, meskipun telah dilakukan pemeriksaan menyeluruh,
penyebab dari efusi pleura tetap tidak dapat ditentukan.
6. Bronkoskopi

Bronkoskopi kadang dilakukan untuk membantu menemukan sumber cairan yang


terkumpul.
7. Analisa cairan pleura
Efusi pleura didiagnosis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan di
konfirmasi dengan foto thoraks. Dengan foto thoraks posisi lateral decubitus dapat
diketahui adanya cairan dalam rongga pleura sebanyak paling sedikit 50 ml,
sedangkan dengan posisi AP atau PA paling tidak cairan dalam rongga pleura
sebanyak 300 ml. Pada foto thoraks posisi AP atau PA ditemukan adanya
sudut costophreicus yang tidak tajam. Bila efusi pleura telah didiagnosis,
penyebabnya harus diketahui, kemudian cairan pleura diambil dengan jarum, tindakan
ini disebut thorakosentesis. Setelah didapatkan cairan efusi dilakukan pemeriksaan
seperti:
a. Komposisi kimia seperti protein, laktat dehidrogenase (LDH), albumin, amylase,
pH, dan glucose
b. Dilakukan pemeriksaan gram, kultur, sensitifitas untuk mengetahui kemungkinan
terjadi infeksi bakteri
c. Pemeriksaan hitung sel
8. Sitologi untuk mengidentifikasi adanya keganasan
Langkah selanjutnya dalam evaluasi cairan pleura adalah untuk membedakan apakan
cairan tersebut merupakan cairan transudat atau eksudat. Efusi pleura transudatif
disebabkan oleh faktor sistemik yang mengubah keseimbangan antara pembentukan
dan penyerapan cairan pleura. Misalnya pada keadaan gagal jantung kiri, emboli paru,
sirosis hepatis. Sedangkan efusi pleura eksudatif disebabkan oleh faktor lokal yang
mempengaruhi pembentukan dan penyerapan cairan pleura. Efusi pleura eksudatif
biasanya ditemukan pada Tuberkulosis paru, pneumonia bakteri, infeksi virus, dan
keganasan.

2.Bagaimana Penanganan pada Pasien ini ?

(P)
-Infus RL 500 cc 10 gtt / menit.

-Furosemid 10 mg 1 x 2 ampul ( iv )
Furosemid akan menghambat reabsorbsi Na dan Cl terutama pada medular dari
angsa henle ascendens. Furosemid juga meningkatkan kadar plasma renin dan
dapat menyebabkan hiperaldosteron sekunder. Furosemid mengurangi tekanan
darah pada hipertensi maupun normotensi serta mengurangi udem pulmoner
sebelum diuresis terjadi.
Indikasi : Pada CHF, Sirosis hati, gangguan ginjal,hipertensi.
Efek Samping : Ensefalopati Hepatik, Jaundice, anorexia, diare, pusing, muntah
-Omeprazole 40 mg 1 x 1 ampul ( iv )
Omeprazole akan menghambat pompa proton sehingga menghambat sekresi asam
lambung yang lebih kuat dari AH2.
Indikasi : Pada penyakit peptic
Efek Samping : Mual, nyeri perut, konstipasi, kembung, dan diare.

-codein 3x10mg
Kodein merangsang reseptor susunan saraf pusat (SSP) yang dapat menyebabkan
depresi pernafasan, vasodilatasi perifer, inhibisi gerak perilistatik usus, stimulasi
kremoreseptor dan penekanan reflek batuk.
Indikasi :Meredakan nyeri hebat, antitusif, diare
Kontraindikasi
Depresi saluran nafas, penyakit obstruksi paru-paru, juga pada kondisi dimana
hambatan perilistatik harus dihindari.

-Curcuma 3 x 1 Tab.
Serbuk rhizome curcuma 200 mg dalam 1 tablet.
Curcuma dapat menambah nafsu makan, membantu pengobatan gangguan fungsi
hati, dan memelihara kesehatan tubuh.
-Ondansetron 4mg 2 x 1 ampul ( iv )
Antagonis selektif reseptor 5-HT3, menghambat serotonin baik perifer maupun
sentral yang menghasilkan efek antiemetic.
Indikasi : Vomitus
Efek samping : Sakit kepala, demam, lelah, mengantuk, pusing, cemas, retensi
urin
Ceftriaxone 1 X 2 ampul ( iv )
Ceftriaxone merupakan golongan sefalosporin. Ceftriaxone mempunyai spektrum
luas dan waktu paruh eliminasi 8 jam. Ceftriaxone efektif terhadap
mikroorganisme gram positif dan gram negatif. Ceftriaxone juga sangat stabil
terhadap enzim beta laktamase yang dihasilkan oleh bakteri.
INDIKASI

Infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran kemih, infeksi gonore, Sepsis.


Meningitis , Infeksi tulang dan jaringan lunak, Infeksi kulit
KONTRAINDIKASI

Hipersensitif terhadap Ceftriaxone atau sefalosporin lainnya.

Digoxin 1x1 tab


Digoksin merupakan prototipe glikosida jantung yang berasal dari Digitalis
lanata. Mekanisme kerja digoksin melalui 2 cara:
Efek langsung yaitu meningkatkan kekuatan kontraksi otot jantung (efek
inotropik positif). Hal ini terjadi berdasarkan penghambatan enzim Na+, K+
-ATPase dan peningkatan arus masuk ionkalsium keintra sel.
Efek tidak langsung yaitu pengaruh digoksin terhadap aktivitas saraf otonom dan
sensitivitas jantung terhadap neurotransmiter.
Indikasi :
Untuk payah jantung kongestif, fibrilasi atrium, takikardia atrium proksimal dan
flutter atrium
KSR 600 mg 1 x 1 tab
Berisi KCl yang digunakan untuk menangani dan mencegah hipokalemia

PEMBAHASAN

Tatalaksana pada Efusi Pleura


1. Aspirasi cairan pleura
Pungsi pleura ditujukan untuk menegakkan diagnosa efusi plura yang dilanjutkan
dengan pemeriksaan mikroskopis cairan. Disamping itu pungsi ditujukan pula untuk
melakukan aspirasi atas dasar gangguan fugsi restriktif paru atau terjadinya desakan
pada alat-alat mediastinal. Jumlah cairan yang boleh diaspirasi ditentukan atas
pertimbangan keadaan umum penderita, tensi dan nadi. Makin lemah keadaan umum
penderita makin sedikit jumlah cairan pleura yang bisa diaspirasi untuk membantu
pernafasan penderita. Komplikasi yang dapat timbul dengan tindakan aspirasi :
a. Trauma
Karena aspirasi dilakukan dengan blind, kemungkinan dapat mengenai pembuluh
darah, saraf atau alat-alat lain disamping merobek pleura parietalis yang dapat
menyebabkan pneumothorak.
b. Mediastinal Displacement
Pindahnya struktur mediastinum dapat disebabkan oleh penekaran cairan pleura
tersebut. Tetapi tekanan negatif saat punksi dapat menyebabkan bergesernya kembali
struktur mediastinal. Tekanan negatif yang berlangsung singkat menyebabkan
pergeseran struktur mediastinal kepada struktur semula atau struktur yang retroflux
dapat menimbulkan perburukan keadaan terutama disebabkan terjadinya gangguan
pada hemodinamik.
c. Gangguan keseimbangan cairan, Ph, elektroit, anemia dan hipoproteinemia.
Pada aspirasi pleura yang berulang kali dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
tiga pengaruh pokok :
1) Menyebabkan berkurangnya berbagai komponen intra vasculer yang dapat
menyebabkan anemia, hipprotein, air dan berbagai gangguan elektrolit dalam tubuh
2) Aspirasi cairan pleura menimbulkan tekanan cavum pleura yang negatif sebagai
faktor yang menimbulkan pembentukan cairan pleura yang lebih banyak
3) Aspirasi pleura dapat menimbulkan sekunder aspirasi.
2. Water Seal Drainage
Telah dilakukan oleh berbagai penyelidik akan tetapi bila WSD ini dihentikan maka
akan terjadi kembali pembentukan cairan.
3. Penggunaan Obat-obatan
Penggunaan berbagai obat-obatan pada pleura effusi selain hasilnya yang kontraversi
juga mempunyai efek samping. Hal ini disebabkan pembentukan cairan karena
malignancy adalah karena erosi pembuluh darah. Oleh karena itu penggunaan
citostatic misalnya tryetilenthiophosporamide, nitrogen mustard, dan penggunaan zatzat lainnya seperi atabrine atau penggunaan talc poudrage tidak memberikan hasil
yang banyak oleh karena tidak menyentuh pada faktor patofisiolgi dari terjadinya
cairan pleura.
Pada prinsipnya metode untuk menghilangkan cairan pleura dapat pula menimbulkan
gangguan fungsi vital . Selain aspirasi thoracosintesis yang berulang kali, dikenal ula
berbagai cara lainnya yaitu :

4. Thoracosintesis
Dapat dengan melakukan apirasi yang berulang-ulang dan dapat pula dengan WSD
atau dengan suction dengan tekanan 40 mmHg. Indikasi untuk melakukan torasentesis
adalah :
a. Menghilangkan sesak napas yang disebabkan oleh akumulasi cairan dalam rongga
plera.
b. Bila therapi spesifik pada penyakit prmer tidak efektif atau gagal.
c. Bila terjadi reakumulasi cairan.
Pengambilan pertama cairan pleura jangan lebih dari 1000 cc, karena pengambilan
cairan pleura dalam waktu singkat dan dalam jumlah yang banyak dapat
menimbulkan oedema paru yang ditandai dengan batuk dan sesak. Kerugian :
a. Tindakan thoraksentesis menyebabkan kehilangan protein yang berada dalam cairan
pleura.
b. Dapat menimbulkan infeksi di rongga pleura.
c. Dapat terjadi pneumothoraks.
5. Radiasi
Radiasi pada tumor justru menimbulkan effusi pleura disebabkan oleh karena
kerusakan aliran limphe dari fibrosis. Akan tetapi beberapa publikasi terdapat laporan
berkurangnya cairan setelah radiasi pada tumor mediastinum.

3.Bagaimana Prognosis pada Pasien Ini ?


Prognosis sangat bervariasi dan tergantung pada faktor penyebab dan ciri efusi
pleura. Pasien yang mencari pertolongan medis lebih dini karena penyakitnya dan
dengan diagnosis yang tepat serta penatalaksanaan yang tepat pula memiliki angka
komplikasi yang lebih rendah.
Prognosis :
Quo ad Vitam

: ad bonam

Quo ad Fungsional : dubia ad malam


Quo ad Sanationam

: ad malam

KESIMPULAN
Efusi pleura yaitu suatu keadaan terdapatnya cairan dengan jumlah berlebihan
dalam rongga pleura. Efusi pleura dapat disebabkan antara lain karena tuberkulosis,
neo plasma atau karsinoma, gagal jantung, pnemonia, dan infeksi virus maupun
bakteri.

Anda mungkin juga menyukai