Anda di halaman 1dari 11

2.

Ampisilin Na 1060
Sulbaktam 550
Dalam wadah vial 5 ml
Aqua pro injeksi
Dalam wadah ampul 4 ml + 0,3 ml = 4,3 ml
Dalam ampul 5 ml
Dibuat 12 ampul
Perhitungan:
1 mg sulbaktam Na ~ 886 g 941 g sulbaktam
564,3 mg 531,3 mg sulbaktam Na ~ 500 mg sulbaktam
1,06 g Ampisilin Na ~ 1g ampisilin
1060 mg ampisilin Na ~ 1000 mg ampisilin.
375 mg campuran ampisilin : sulbaktam = 2:1 larut dalam 1 ml
1500 mg campuran ampisilin : sulbaktam = 2:1 larut dalm 4 ml air
Air untuk 12 ampul = 12 x 4,3 ml = 51,6 ml
Injeksi Rekonstitusi Ampisilin
Formula Jadi :
Ampisilin Na 150 mg/ml
Aqua pi ad 1ml
Tiap vial mengandung :
Ampisilin Na 150 mg/ml
Tiap ampul mengandung :
aqua pi ad 1 ml
Latar Belakang :
Ampisilin untuk injeksi saluran pernapasan (Bronkitis Pneumoniae)
dosis = 150 200 mg/kg ( DI p. 277)

Ampisilin
Ilmu Farmasi : Ampisilin, Mekanisme kerja, Farmakokinetik,
Farmakodinamik, khasiat, sediaan

Indikasi :
Infeksi gram positif dan negatif pada saluran nafas, saluran cerna, saluran kemih.
Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas.

Perhatian: Hati ?hati pada pasien hipersensitif terhadap sefalosporin atau penisilina,
kehamilan, menyusui, pemakaian jangka lama harus dilakukan pemeriksaan fungsi
hati, ginjal, darah.
Efek Samping :
Gangguan pencernaan, urtikaria, eritema multiform, black hairy tongue.
Peringatan :
Probenesid, alopurinol.
Ampisilin adalah antibiotika golongan penisilin semi sintetik, dipakai secara per oral
dan parenteral, aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif dengan spektrum
antibakteri. Absorpsi ampisislin pada pemberian per oral umumnya berlangsung
selama kira-kira 2 jam, tetapi jumlah ampisilin yang diabsorpsi bervariasi antara 20
- 70%. Absorpsi ampisilin yang tidak sempurna ini disebabkan oleh sifat-sifat
amfoternya serta keterbatasan kelarutan dalam air dan kecepatan disolusinya.
Absorpsi diperlambat dengan adanya makanan, tetapi tidak mempengaruhi jumlah

tital ampisislin yang diabsorpsi. Oleh karena absorpsi ampisilin pada pemberian per
oral tidak sempurna dan sangat bervariasi, maka perlu diteliti bioavailabilitasnya

Ampisilin [ Index Informasi Obat ]


Deskripsi
- Nama & Struktur Asam (2S,5R,6R)-6-[(R)-2-amino-2-fenilacetamido]-3-3-dimetilKimia
: 7-okso- 4-tia-1-azabisiklo[3,2,0]-heptana-2-karboksilat [69-534] (Trihidrat [7177-48-2]). C16H19N3O4S
- Sifat Fisikokimia

Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat mengandung tidak


kurang dari 900 g tiap milligram C16H19N3O4S dihitung
terhadap zat anhidrat. Secara komersial, sediaan ampisilin
tersedia dalam bentuk trihidrat untuk sediaan oral dan garam
natrium untuk sediaan injeksi. Potensi ampisilin trihidrat dan
natrium penisilin dihitung berdasarkan basis anhidrous.
Ampisilin trihidrat berwarna putih, praktis tidak berbau , serbuk
kristal, dan larut dalam air. Ampisilin trihidrat mempunyai
:
kelarutan dalam air sekitar 6 mg/mL pada suhu 200C dan 10
mg/mL pada suhu 40 0C. Ampisilin sodium berwarna hampir
putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal, serbuk hidroskopis,
sangat larut dalam air, mengandung 0.9% natrium klorida.
Pelarutan natrium ampicilin dengan larutan yang sesuai, maka
10 mg ampicilin per mL memiliki pH 8-10. Jika dilarutkan secara
langsung ampisillin trihidrat oral suspensi memiliki pH antara 57.5

- Keterangan

Ampisilin adalah aminopenisilin. Perbedaan struktur ampisilin


dengan penicillin G hanya terletak pada posis gugus amino
:
pada alpha cincin benzena yang terletak pada R dalam inti
penisilin.

Golongan/Kelas Terapi Anti Infeksi Nama Dagang


- Actesin inj

- Ambripen

- Amcillin

- Ampi

- Arcocillin

- Bannsipen

- Bimapen

- Binotal

- Biopenam

- Broadapen

- Cinam

- Corsacillin

- Dancillin

- Decapen

- Erphacillin

- Etabiotic

- Etrapen

- Hufam

- Kalpicillin

- Kemocil

- Lactapen

- Medipen

- Megapen

- Metacillin

- Mycill

- Opicillin

- Pampicillin

- Parpicillin

- Penbiotic

- Penbritin

- Pincyn

- Polypen

- Primacillin

- Ronexol

- Sanpicillin

- Standacillin

- Unasyn

- Varicillin

- Viccillin

- Xepacillin

- Akrotalin
Indikasi
Pengobatan infeksi yang peka (non-betalaktamase-producting organisme);
bakteri yang peka yang disebabkan oleh streptococci, pneumococci
nonpenicillinase-producting staphilocochi, listeria, meningococci; turunan
H.Influenzae, salmonella, Shigella, E.coli, Enterobacter, dan Klebsiella .
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
DOSIS ANAK:
Infeksi ringan sedang: I.M., I.V.: 100 -150 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
setiap 6 jam. (maksimal:2-4 mg/hari). Oral: 50-100 mg/kg/hari dalam dosis terbagi
setiap 6 jam (maksimal: 2-4 g/hari)
Infeksi berat/mengitis: I.M.,I,V: 200-400 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap
6 jam (maksimal; 6-12 g/hari).
Endocarditis profilaxis: Gigi, mulut, saluran pernafasan atau esophagus: 50
mg/kg digunakan 30 menit sebelum penerapan protokol, Saluran kemih, GI: pasien
resiko tinggi: 50 mg/kg (maksimal 2 g) digunakan 30 menit sebelum penerapan
protokol. Pasien risiko tinggi: 50 mg/kg digunakan 30 menit sebelum prosedur
operasi.
DOSIS DEWASA
Dosis lazim:
Oral : 250 500 mg tiap 6 jam.IM.IV: 50-100 mg/kg/hari setiap 6 jam.
Sepsis/meningitis: IM.IV: 150-250 mg/kg/24 jam dosis terbagi setiap 3-4 jam
(rentang:6-12g/hari).
PENYESUAIAN DOSIS.
ClCr >50 mL/menit: diberikan tiap 6 jam. ClCr 10-50 mL/menit diberikan
setiap 6-12 jam. ClCr <10 mL/menit diberikan setiap 12-24 jam.

Lama pemberian:
Lama pemberian ampicillin tergantung pada tipe dan tingkat kegawatan serta
tergantung juga pada respon klinis dan bakteri penginfeksinya. Seperti contoh
umum jika ampisillin digunakan untuk penanganan infeksi gonore maka ampicillin
diberikan tidak kurang dari 48 72 jam setelah pasien mengalami gejala infeksi
maupun sesuai temuan hasil uji laboratorium. Untuk infeksi persisten, kemungkinan
diberikan untuk beberapa minggu.
CARA PEMBERIAN:
Disesuaikan dengan jeda waktu yang telah ditetapkan untuk
mempertahankan kadar obat dalam plasma. Diberikan dalam keadaan perut kosong
untuk memaksimalkan absorpsi (1 jam sebelum makan dan 2 jam setelah makan).
Farmakologi
Absorbsi: oral: 50%.
Distribusi: empedu, dan plasma jaringan; menembus ke cairan serebrospinal
terjadi hanya ketika terjadi inflamasi meningitis.
Ikatan protein: 15 25%
T eliminasi:
Anak anak dan dewasa: 1-1.8 jam.
Anuria/ARF:7-20 jam.
T max: Oral: 1-2 jam
Eksresi: urin (90% bentuk utuh) dalam 24 jam.
Dialisis: Moderat dilisis melalui Hemo atau peritonial dialisis: 20-50%
Stabilitas Penyimpanan
Ampisilin kapsul, serbuk oral suspensi disimpan pada wadah kedap dengan
suhu antara 15-30C, setelah mengalami pencampuran, ampisilin trihidrat disimpan
dalam lemari pendingin dengan suhu antara 2-8C dan akan bertahan selama 14
hari, tapi jika disimpan dalam suhu ruangan maka akan bertahan selama 7 hari.
Ampisilin injeksi, setelah mengalami pelarutan sebaiknaya digunakan kurang dari 1
jam setelah pencampuran. Stabilitas ampisilin injeksi setelah dilarutkan tergantung
kenaikan konsentrasinya, ampisillin peka sekali dengan cairan yang mengandung
dextrose, karena akan mengakibatkan efek katalitik dan menghidrolisis obat.
Kontraindikasi

Kontraindikasi untuk pasien yang hipersensitif terhadap amoksisilin, penisilin,


atau komponen lain dalam sediaan.
Efek Samping
SSP : Demam, penisilin encephalitis, kejang.
Kulit : Erythema multifom, rash, urticaria.
GI : Lidah hitam berambut, diare, enterochollitis, glossitis, mual,
pseudomembranouscollitis, sakit mulut dan lidah, stomatitis, muntah.
Hematologi : Agranulositosis, anemia, hemolitik anemia, eosinophilia,
leukopenia, trombocytopenia purpura.
Hepatik : AST meningkat.
Renal : Interstisisal nephritin (jarang)
Respiratory : Laringuela stidor
Miscellaneous : Anaphilaxis.
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Meningkatkan efek toksik:
1. Disulfiran dan probenezid kemungkinan meningkatkan kadar ampisilin.
2. Warfarin kemungkinan dapat meningkatkan kadar ampisilin
3. Secara teori, jika diberikan dengan allopurinol dapat meningkatkan efek
ruam.
Menurunkan efek:
1. Dicurigai ampisilin juga dapat menurunkan efek obat kontrasepsi oral.
- Dengan Makanan : Makanan dapat menurunkan tingkat absorbsi ampisillin,
sehingga kemungkinan akan menurunkan kadar ampisillin.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Data keamanan penggunaan pada ibu hamil belum
ada sehingga CDC (center for disease controle and prevention) memasukannya
pada Kelas faktor risiko B.

- Terhadap Ibu Menyususi : CDC mengklasikasikan keamananya kategori B


Karena amoksisilin terdistribusi kedalam ASI (air susu ibu) maka dikhawatirkan
amoksisilin dapat menyebabkan respon hipersensitif untuk bayi, sehingga
monitoring perlu dilakukan selama menggunakan obat ini pada ibu menyusui.
- Terhadap Anak-anak : Data tentang keamanan masih establish
- Terhadap Hasil Laboratorium : Berpengaruh terhadap hasil pengukuran :
Hematologi dan hepar.
Parameter Monitoring
Pengamatan rutin terhadap : Fungsi ginjal (ClCr), Fungsi Hepar (SGPT, SGOT),
Hematologi. (Hb), Indikator infeksi.(Suhu badan, kultur ).
Bentuk Sediaan
Kapsul, Serbuk Kering Suspensi Oral, Serbuk Injeksi
Peringatan
Pada pasien yang mengalami gagal ginjal, perlu penyesuaian dosis. Tingkat
kejadian ruam akibat penggunaan ampisilin pada anak anak sebanyak 5 10%
kebanyakan muncul pada 7-14 hari setelah penggunaan obat.
Kasus Temuan Dalam Khusus
Informasi Pasien
Untuk menghindari timbulnya resistensi, maka sebaiknya amoksisilin
digunakan dalam dosis dan rentang waktu yang telah ditetapkan. Obat digunakan
dalam keadaan perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
Amati jika ada timbul gejala ESO obat, seperti mual, diare atau respon
hipersensitivitas. Jika masih belum memahami tentang penggunaan obat, harap
menghubungi apoteker. Jika keadaan klinis belum ada perubahan setelah
menggunakan obat, maka harap menghubungi dokter.
Mekanisme Aksi
Menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat satu atau lebih
pada ikatan penisilin-protein (PBPs Protein binding penisilins), sehingga
menyebabkan penghambatan pada tahapan akhir transpeptidase sintesis
peptidoglikan dalam dinding sel bakteri, akibatnya biosintesis dinding sel terhambat
dan sel bakteri menjadi pecah (lisis).
Monitoring Penggunaan Obat

Lamanya penggunaan obat : Menilai kondisi pasien sejak awal hingga akhir
penggunaan obat. Mengamati kemungkinan adanya efek anafilaksis pada
pemberian dosis awal.
Daftar Pustaka
Drug information hand book. (DIH). 2006.
AHFS DRUG. 2005
Farmakope Indonesia IV. 1995.

ISO. INDONESIA. Volume 41 2006.

Makalah Sediaan Ampisilin Injeksi


BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III, injeksi adalah sediaan sterilberupa
larutan,emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terle
bih dahulusebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit ataumelalui kulit atau melalui selaput lendir.(FI.III.1979)
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV, injeksi adalah injeksi yang
dikemas dalam wadah 100 ml atau kurang umumnya hanya larutan obat dalam air
yang bias diberikan secara intravena
Suspensi tidak bisa diberikan karena berbahaya yang dapat menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh darah kapiler (FI IV)
Sediaan steril injeksi dapat berupa ampul, ataupun berupa vial. Injeksi vial adalah
salah satu bentuk sediaan steril yang umumnya digunakan pada dosis ganda dan
memilikikapasitas atau volume 0,5 ml- 100 ml Injeksi vial pun dapat berupa
takaran tunggal atauganda dimana digunakan untuk mewadahi serbuk bahan obat,
larutan atau suspensi dengan volume sebanyak 5ml atau pun lebih (anonym
Penuntun Praktikum Farmasetika I. 2011)
B.Tujuan
tujuan obat dibuat steril seperti obat suntik' karena berhubungan langsung dengan
darah atau cairan tubuh dan jaringan tubuh yang lain dimana pertahanan terhadap
zat asing tidak selengkap yang berada di saluran cerna /gastrointestinal , misalnya
hati yang dapat berfungsi untuk menetralisir - menawarkan racun
(detoksikasi/detoksifikasi)
diharapkan dengan steril dapat dihindari adanya injeksi sekunder! dalam hal ini
tidak berlaku relati. steril atau setengah steril, hanya ada dua pilihan yaitu steril da
n tidak steril
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian

Injeksi
adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, y
angdisuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaputlendir! alam FI!ed!IV, sediaan steril untuk kegunaan parenteral digolongka
n menjadi & jenis yang berbeda
:
1! Sediaan berupa larutan dalam air-minyak-pelarut organik yang lain yangdigunaka
n untuk injeksi, ditandai dengan nama,
Injeksi................
alam FI!ed!III disebut berupa
Larutan.
Misalnya
Inj.
Vit!2, pelarutnya a3ua pro injection
Inj.
2amphor oil , pelarutnya 4lea neutralisata ad injection
Inj.
uminal, pelarutnya Sol 5etit atau propilenglikol dan air * Sediaan padat
kering $untuk dilarutkan' atau cairan pekat tidak mengandungdapar, pengencer
atau bahan tambahan lain dan larutan yang diperoleh
setelah penambahan pelarut yang sesuai memenuhi persyaratan injeksi, ditandai d
engannama Sediaan
Steril.
alam FI!ed!!III disebut berupa at padat kering jika akan disuntikkan ditambahat
pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan larutan yang memenuhisyarat
larutan injeksi! Misalnya Inj
.
ihydrostreptomycin Sul.at
steril

6 Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai


membentuk larutanyang memenuhi persyaratan untuk suspensi steril
setelah
penambahan bahan pembawa yang sesuai, ditandai dengan nama , !!!
......... Steril untuk Suspensi.
alam FI!ed!III disebut berupa at padat kering jika akan disuntikkan ditambahat
pembawa yang cocok dan steril, hasilnya merupakan suspensi yangmemenuhi syar
at suspensi steril! Misalnya Inj! 5rocaine 5enicilline 7
steril untuk suspensi
!
Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai dan
tidak disuntikkan secara intra#ena atau ke dalam saluran spinal, ditandai denganna
ma ,
Suspensi.......... Steril.
alam FI!ed!III disebut
Suspensi steril
$ at padat yang telah disuspensikan dalam pembawa yang cocok dan
steril' ! Misalnya Inj!
Suspensi
9ydrocortisone )cetat
steril

Anda mungkin juga menyukai