Pedoman CSR Bidang-Lingkungan
Pedoman CSR Bidang-Lingkungan
BIDANG LINGKUNGAN
TIM PENYUSUN
PELINDUNG
PEMBINA
TIM TEKNIS
KETUA
Anggota
PENDUKUNG
Sambutan Menteri
CSR BIDANG LINGKUNGAN
UNTUK KEBERLANJUTAN SEBUAH PEMBANGUNAN
Kata Pengantar
Dewasa ini, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social
Responsibility (CSR) bukan sekedar trend social, namun merupakan sinergi dari upaya yang
berkelanjutan untuk menginformasi program-program sosial demi menciptakan ekonomi yang lebih
ramah lingkungan dengan melibatkan para pelaku pembangunan untuk bekerjasama dalam
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan hidup merupakan salah satu subjek dan tidak bisa berdiri sendiri, namun
berkaitan dengan persoalan-persoalan lain seperti kemiskinan, good corporate governance, ekonomi,
dan sosial. Oleh karena itu, penanganannya membutuhkan kontribusi dari berbagai pihak, baik
pemerintah, dunia usaha, maupun kelompok atau komunitas masyarakat yang peduli terhadap
lingkungan hidup.
Memperhatikan hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup memposisikan salah satu mitranya,
yaitu dunia usaha, bukan lagi sebagai pihak pencemar atau perusak lingkungan hidup namun lebih
sebagai mitra strategis dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Oleh karena itu,
sebagai bentuk komitmen dan upaya Kementerian Lingkungan Hidup dalam mendorong dunia usaha
untuk lebih aktif berkontribusi di bidang lingkungan hidup, maka Pedoman CSR Bidang Lingkungan
ini diluncurkan.
Dorongan utama KLH untuk menerbitkan Pedoman CSR Bidang Lingkungan ini adalah keinginan untuk
membantu dunia usaha dalam mengimplementasikan kegiatan CSR bidang lingkungan secara baik
dan tepat guna. Lebih jauh lagi, harapan kami kegiatan CSR yang di implementasikan dunia usaha
dapat berjalan lebih optimal sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan
kualitas lingkungan hidup.
Dalam penyusunan Pedoman CSR Bidang Lingkungan, tidak sedikit hambatan yang dihadapi tim KLH
khususnya dalam memetakan secara clear, simple dan implementative kegiatan apa yang
seharusnya dilakukan dunia usaha dalam pelaksanaan kegiatan CSR bidang lingkungan. Untuk itu
dalam penyempurnaannya, KLH telah mengundang seluruh mitra strategis, seperti Kementerian dan
sektoral terkait; para pelaku bisnis, akademisi, LSM untuk bersama-sama mengkritisi draft yang telah
disiapkan.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mambantu,
serta ucapan terima kasih khususnya kami sampaikan kepada tim CECT Universitas Trisakti yang
secara konsisten, bersama-sama dengan KLH menyelesaikan Pedoman CSR Bidang Lingkungan.
Semoga Pedoman ini dapat digunakan sebagaimana mestinya dan dapat menjadi arahan dan acuan
bagi kita semua dalam melaksanakan Kegiatan CSR bidang lingkungan.
Daftar Isi
Sambutan Menteri
................................................................................... ........ 3
....................................................................... ........ 4
.................................................................... ..................
............................
7-9
............................
10
11-13
.............................................................
14-23
........ 25
Bab I / Pendahuluan
Definisi operasional CSR yang digunakan dalam pedoman ini adalah tindakan yang
melampaui kepatuhan kepada segala hukum dan peraturan yang berkaitan dengan bidang
usaha perusahaan, untuk:
1. Berkomitmen pada perilaku bisnis yang etis untuk meningkatkan kualitas hidup dari
para pemangku kepentingan.
2. Berkontribusi pada keberlanjutan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial sebagai
bagian dari proses pembangunan berkelanjutan
CSR menurut World Business Council For Sustainable Development (WBCSD) merupakan
suatu komitmen berkelanjutan dari dunia usaha untuk bertindak etis dan memberikan
kontribusi kepada pengembangan ekonomi pada komonitas setempat ataupun masyarakat
luas, bersamaan dengan peningkatan taraf hidup karyawan beserta seluruh keluarganya.
Menurut ISO 26000 Karakteristik dari Social Responbility adalah kemauan sebuah organisasi
untuk mempertimbangkan aspek sosial dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan
bertanggung jawab atas dampak dari keputusan sarta aktivitas yang mempengaruhi
masyarakat dan lingkungan.
Dalam ISO 26000 Social Responsibility mencakup 7 aspek utama, yaitu: tata kelola organisasi,
hak asasi manusia, ketenagakerjaan, lingkungan, praktek bisnis yang adil, isu konsumen serta
keterlibatan dan pengembangan masyarakat.
Dalam Global Impact terdapat 10 prinsif utama dari 4 aspek bisnis yang bertanggung jawab
sosial dan berkelanjutan, yaitu:
Prinsip 4
Menghapus segala bentuk kerja paksa dan kerja wajib
Prinsip 5
Menghapus adanya pekerja anak secara efektif
Prinsip 6
Menghapus diskriminasi yang terjadi pada pekerjaan dan jabatan
Lingkungan
Prinsip 7
Pelaku bisnis harus mendukung tindakan pencegahan terhadap pengrusakan lingkungan.
Prinsip 8
Memiliki inisiatif dalam mempromosikan tanggung jawab lingkungan.
Prinsip 9
Mendorong pengembangan dan penyebaran teknologi yang ramah lingkungan.
Anti Korupsi
Prinsip 10
Pelaku bisnis harus melawan korupsi dalam segala bentuk, termasuk pemerasan dan
penyuapan.
Dari penelitian yang dilakukan oleh CECT di Indonesia, CSR memiliki beberapa tingkatan
berdasarkan ruang lingkup dan kompleksitasnya, yaitu :
1.
2.
3.
4.
CSR
Community
Development
CD
TJSL
Tanggung Jawab Sosial dan LIngkungan
9
Dalam pelaksanaan kegiatan CSR bidang Lingkungan, KLH berperan sebagai fasilitator
dan memberikan konsultasi teknis, dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan penyusunan
dokumentasi kegiatan CSR.
Pemerintah daerah dibidang lingkungan hidup dalam hal ini dapat memberikan peran
yang sama apabila diperlukan.
10
Berikut adalah beberapa tahapan langkah yang dapat diikuti oleh perusahaan dalam
merencanakan, melaksanakan, serta menyusun pendokumentasian kegiatan CSR.
1. Sebelum pelaksanaan kegiatan CSR, perusahaan dapat melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi dampak negatif lingkungan dari rencana penyelengaraan
usaha
b. Melakukan identifikasi potensi sumber daya alam dan lingkungan di masyarakat.
- Idenfikasi potensi sumber daya alam di masyarakat sekitar area penyelenggaraan
usaha.
- Identifikasi potensi lingkungan di masyarakat sekitar area penyelengaraan usaha.
c. Melakukan identifikasi kebutuhan dan aspirasi masyarakat terhadap penyelengaraan
usaha.
- Identifikasi kebutuhan (need assesment) masyarakat.
- Identifikasi aspirasi masyarakat terhadap keberadaan penyelenggaraan usaha.
d. Menyusun rencana kegiatan CSR bidang Lingkungan
- Kegiatan CSR untuk mengurangi dampak negatif lingkungan yang ditimbulkan dari
penyelenggaraan usaha.
- Kegiatan CSR dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada di sekitar
area penyelenggaraan usaha.
- Kegiatan CSR berdasarkan pada kondisi lingkungan yang ada di sekitar area
penyelenggaraan usaha
- Kegiatan CSR berdasarkan kebutuhan masyarakat yang ada di sekitar area
penyelenggaraan usaha.
- Kegiatan CSR berdasarkan aspirasi masyarakat yang ada di sekitar area
penyelenggaraaan usaha.
e.
f.
g.
h.
Berikut ini adalah merupakan salah satu contoh outline yang bisa digunakan perusahaan
untuk menyusun dokumentasi kegiatan kegiatan CSR bidang lingkungan:
a. Judul dan nama perusahaan
b. Profil perusahaan: visi, misi dan struktur organisasi.
c. Pendahuluan: Latar Balakang, tujuan kegiatan, hasil yang diharapkan, kegiatan yang
akan dilakukan dan banyaknya penerima manfaat dari kegiatan CSR
d. Pelaksanaan kegiatan CSR; uraian rinci pelaksanaan kegiatan CSR
e. Evaluasi kegiatan CSR: kekuatan, kelemahan, hambatan, peluang dan hasil kegiatan
(membandingkan antara sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan)
f. Rekomendasi untuk perbaikan ke depan.
13
Dalam merencanakan kegiatan CSR bidang Lingkungan, perusahaan dapat memilih beberapa
bidang kegiatan CSR sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Berikut adalah penjabaran singkat contoh dari masing-masing bidang kegiatan CSR. Namun
demikian tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk melakukan kegiatan CSR
bidang lingkungan di luar bidang yang disebutkan di atas.
1. PRODUKSI BERSIH
Fokus kegiatan produksi bersih adalah efisiensi penggunaan sumber daya, seperti :
-
Pelaksanaan produksi bersih selain dapat dilakukan secara internal, juga dapat dilakukan
misalkan dengan cara membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) menerapkan produksi bersih
dalam kegiatan usahanya
Upaya produksi bersih secara garis besar terdiri atas :
a. Efisiensi penggunaan bahan baku dan bahan pembantu
Contohnya antara lain :
Efisiensi penggunaan pulp di pembuatan kertas, efisiensi penggunaan karet mentah
dalam pembuatan ban dan efisiensi penggunaan zat pewarna dalam proses
penawaran tekstil.
Indikator hasil terukur:
- Jumlah bahan baku terpakai/unit produk (m3 kayu/ton pulp)
- Jumlah limbah/unit bahan baku terpakai (ton sisa kayu/m3 kayu)
b. Efisiensi air
Contohnya antara lain:
Efisiensi penggunaan air di proses penawaran tekstil, efisiensi penggunaan air di
proses penyamakan kulit dan upaya pemanfaatan kembali air limbah.
14
15
Beberapa kegiatan Kantor Ramah Lingkungan yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan
dalam kegiatan CSR adalah sebagai berikut:
a. Mengimplementasikan desain gedung green building dengan menggunakan passive
solar energy dalam lingkungan kerja, misalkan dengan mengubah atap gedung
menjadi green roof, dengan memberikan tanaman atau taman di atap gedung dan
menggunakanlantai yang eco-friendly seperti lantai dan bahan serat bambu.
16
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan Kantor Ramah
Lingkungan, antara lain:
-
air yang lebih sedikit, sehingga dengan penggantian alat kerja tersebut didapat pengurangan
penggunaan energi, bahan kimia dan atau air.
Dengan memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar kegiatan/usaha dijalankan,
dapat dicari peluang untuk memperkaya keanekaragaman hayati di alam, baik melakukan
penghijauan (penanaman pohon), pembudidayaan terumbu karang, penangkaran hewan
langka yang melibatkan masyarakat sekitar sebagai mitra dalam menjalankan perlindungan
alam ini.
Beberapa kegiatan Konservasi Energi dan SDA yang dapat dilaksanakan oleh perusahaan
dalam rangka CSR adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan/upaya penghematan dalam menggunakan energi dan bahan
bakar sehingga dapat mengurangi timbulnya Gas Rumah Kaca.
b. Melakukan kegiatan/upaya penghematan dalam menggunakan air untuk kebutuhan
domestik seperti MCK (Mandi Cuci Kakus), termasuk melakukan penggunaan kembali
(reuse) dan daur ulang (recycle) terhadap limbah cair domestik sehingga terdapat
penurunan jumlah pemakaian air baku.
c. Melakukan kegiatan/upaya pengurangan (efisiensi) bahan baku (SDA) sehingga
terdapat penurunan penggunaan bahan baku.
d. Melakukan kegiatan/upaya mengganti bahan baku yang tidak ramah lingkungan
Menjadi bahan Ramah Lingkungan
e. Melakukan kegiatan/upaya dan aktivitas yang terkait dengan keanekaragaman hayati
seperti melakukan pencatatan atas jenis biodiversity (Tanaman dan seluruh jenis
binatang termasuk serangga) sebelum dan sesudah dilaksanakan kegiatan
perusahaan; kegiatan penghijauan, penangkaran fauna, perlindungan flora, budidaya
terumbu karang sehingga dapat mempertahankan dan atau meningkatkan jumlah
keanekaragaman hayati.
f. Melakukan pendampingan masyarakat sebagai upaya menjaga zona perlindungan
hutan.
g. Melakukan pemberdayaan masyarakat desa hutan berkaitan dengan peningkatan
kesejahteraan dan lingkungan.
h. Membuat taman keanekaragaman hayati
i. Melakukan perlindungan satwa dan puspa bersama masyarakat, pelestarian penyu
dan rehabilitasi dan konservasi terumbu karang
j. Melakukan pembuatan sumur resapan dan penampungan air hujan
k. Melakukan pelatihan pembibitan tanaman bersama masyarakat.
18
Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat.
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Keberadaan sampah dalam jumlah yang banyak jika tidak dikelola secara baik dan
benar akan menimbulkan gangguan dan dampak terhadap lingkungan. Salah satu solusi
pengelolaan sampah, sebagaimana termaktub dalam UU No. 18/2008 tentang
Pengelolaan Sampah adalah penerapan sistem 3R atau reuse, reduce, dan recycle (3R).
Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi
yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang
mengakibatkan sampah. Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi
barang atau produk baru yang bermanfaat.
Beberapa kegiatan pengelolaan sampah melalui 3R yang dapat dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi jenis sampah yang ada di sekitar usaha perusahaan yang
mencakup dari sumber sampah, sifat sampah dan bentuk sampah.
b. Melakukan identifikasi sampah yang dihasilkan dari eksternalitas perusahaan.
c. Menyusun program pengelolaan sampah yang mengadopsi jenis sampah,
eksternalitas perusahaan, prinsif 3R dan konsep tanggung jawab sosial dan
lingkungan.
d. Mengembangkan program pemberdayaan masyarakat melalui peningkatan nilai
ekonomis sampah.
e. Melaksanakan community based waste management, seperti pemilihan sampah
bersama masyarakat dan pembuatan kompos bersama atau oleh masyarakat.
f. Melakukan pengembangan produk masyarakatmenggunakan konsep 3R.
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan kegiatan pengelolaan sampah
melalui 3R adalah :
19
Menggunakan sumber energi terbarukan dalam proses produksi, seperti Micro Hydro,
Solar Cell, Turbin Angin, Biogas, Biodiesel, dan etanol.
Membangun dan menyediakan sarana/infra struktur energi terbarukan bagi
masyarakat.
Melakukan penelitian-penelitian yang terkait dengan pengembangan Energi Terbaru.
Melakukan konversi limbah biologi menjadi sumber energi terbarukan
Memelihara
ketersediaan
energi
dan
meningkatkan
kualitas
dan
keanekaragamannya.
Melakukan upaya pengembangan energi alternatif bersama masyarakat
Kegiatan CSR yang dilakukan dengan konsep Energi Terbarukan merupakan suatu
bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap alam dan lingkungan hidup, karena kegiatan ini
mengurangi proses eksplorasi dan eksploitasi Sumber Energi Fossil yang saat ini jumlahnya
semakin terbatas. Energi Terbarukan juga dapat mengurangi dan mencegah meningkatnya
emisi penyebab gas rumah kaca yang dapat mempengaruhi perubahan iklim global.
Kegiatan CSR bidang lingkungan dengan konsep energi terbarukan dimulai dari
identifikasi peluang pengembangan atau penelitian energi tersebut. Sebagai contoh suatu
perusahaan yang berada di daerah yang jauh dari penduduk. Perusahaan tersebut memiliki
konsumen yang tinggal disuatu daerah dekat dengan laut (nelayan) dengan kondisi
kekurangan energi atau belum mendapat jaringan listrik. Akan tetapi daerah tersebut
memiliki kecepatan angin cukup besar yang potensial untuk dikembangkan sebagai tenaga
listrik. Dengan demikian maka perusahaan dapat mengembangkan energi angin di daerah
tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan listrik. Penggunaan energi angin juga
tidak menimbulkan emisi C02 dan dalam jangka panjang dapat mengurangi kegiatan
penambangan, karena tidak menggunakan bahan tambang dalam operasionalnya.
berdampak pada instrusi air laut, rob, dan banjir atau genangan air laut sehingga
meningkatkan angka kejadian penyakit menular melalui vektor nyamuk.
Salah satu upaya untuk mengatasi dampak negatif perubahan iklim adalah melalui
kegiatan Adaptasi Perubahan Iklim yaitu upaya menyesuaikan berbagai kegiatan terhadap
terjadinya perubahan iklim. Upaya ini bertujuan untuk meminimalisasi dampak yang telah
terjadi, mengantisipasi resiko, sekaligus mengurangi biaya yang harus dikeluarkan akibat
perubahan iklim.
Indikator penerapan upaya adaptasi perubahan iklim sebagai kegiatan CSR perusahaan.
-
Tersedianya data mengenai analisa dampak perubahan iklim dan upaya adaptasi
yang dibutuhkan.
Rencana upaya adaptasi perubahan iklim yang disepakati oleh pemangku
kepentingan terkait.
Pencatatan pelaksanaan dan hasil pelaksanaan upaya adaptasi perubahan iklim
yang dapat disosialisasikan kepada para pemangku kepentingan.
21
22
Kegiatan CSR melalui Pendidikan Lingkungan Hidup dapat menjadi bagian integral
dari Bidang Kegiatan CSR lainnya, misal: konservasi sumber daya alam ataupun pengelolaan
sampah. Bila kegiatan Pendidikan Lingkungan Hidup menjadi program yang independen,
sebaiknya perlu mempertimbangkan aspek jalur dan jenjang pendidikan, agar pilihan
kegiatan dapat disesuaikan dengan kompetensi dan modalitas yang dimiliki perusahaan agar
tepat sasaran dan terukur pencapaiannya.
23
DAFTAR ISTILAH
AMDAL
Biodiversitas/Biodiversity
: keanekaragaman hayati
Biogas
Carbon Footprint
CSR
Eco-friendly
: ramah lingkungan
Eco-labelling
Fossil fuel
Kepmen LH
Limbah B3
Polusi
Renewable energy
: energi terbarukan.
Solar cell
Recovery
24
Daftar Pustaka
Brujin, T. D. 2007, Energy Management, in The A to Z of Corporate Social Responsibility,
eds W. Visser, D. Matten, M. Pohl and N. Tolhurst, John Wiley & Sons Ltd., Chichester, West
Sussex.
Davidson, B. 2007, Impact Assessment, in The A yo Z of Corporate Social Responsibility, eds
W. Visser, D. Matten, M. Pohl and N. Tolhurst, John Wiley & Sons Ltd., Chichester, West
Sussex.
Hart, S. L. 2007, Beyond Greening: Strategies for a Sustainable World, in Harvard Business
Review on Green Bussiness Strategy, Harvard Bussiness School Publishing Corporation,
Boston.
ISO. 2010. ISO 26000: Guidance on Social Responsibility,
ISO/FDIS 26000:2010(E)
25
ENGLISH
26
Contents
I.
Introduction
II.
...........................................................................
..
28
....................... ..
29-31
III.
....................... ..
32
IV.
...................................................................
..
33-36
.............................................. ..
37-46
....................................................................................................
...
47
Reference ....................................................................................................
...
48
27
BAB I / Introduction
This guideline is drafted with aim to give guidance and inspiration to business actors
in conducting CSR (Corporate Social Responsibility) activities, particularly in the Environment
sector. This guideline is also addressed to central and regional government to be used as a
guidance in assisting companies to implement CSR activities.
Beside act as a guidance and inspiration to business actors in implementing CSR
activities, this CSR guideline is also intended to inspire awareness and commitment of
companies to voluntarily carry out CSR activities in the environmental sector.
In the implementation of CSR activities by companies, central and local government's
role is to advise the companies only when required by the companies. With this guideline it
is expected the company can implement CSR activities in the environmental sector in an
effective and well targeted way.
The understanding of the environment referred to in this guideline is as defined in
Article 1 of Law No. 32 of 2009 on the Protection and Management of Environmental
(PPLH),1 which includes the physical condition of nature, human and their behavior.
According to Article 1 Law No. 32/2009 on PPLH, environmental is a unity of space with all objects, energy, state/condition
and organism/living creatures, including humans and their behavior, that affect the nature itself, continuity of life, and
welfare of humans and other living creatures.
28
The definition of CSR operational used in this guideline is any actions that go beyond
compliance towards all laws and regulations relating to corporate business sectors, to:
1. Be committed to ethical business conduct to improve the quality of life of its
stakeholders
2. Be contributed to the sustainability of economic, environmental, and social aspects
as part of the sustainable development process
WBCSD is global association which consist of approximately 200 companies and particularly run in sustainable
development sector,
3
ISO 26000 is a guideline for every organization in conducting social responsibility. This guideline is created by experts from
more than 90 countries and 40 international organizations by using multi-stakeholder approach.
4
Global Compact is a principle initiated by UN (United Nation) to encourage business actors in the world to apply policies
that has social responsibility and sustainability in their business and also for companies to report its implementation. Global
Compact is formally declare don 26 July 2000.
29
B. Labor
Principle 3 business actors should highly respect the freedom of their employees to
organize/ to have a union and conduct negotiations;
Principle 4 to eliminate all forms of forced and compulsory labor;
Principle 5 to eliminate effectively the existence of child labor; and
Principle 6 to eliminate discrimination that occurs in position and occupation line.
C. Environment
Principle 7 Business actors should support preventive actions against environmental
degradation;
Principle 8 have initiatives in promoting environmental responsibility; and
Principle 9 encourage the development and dissemination of eco-friendly technologies.
D. Anti Corruption
Principle 10
Business actors must fight against corruption in all its forms, including
According to the research conducted by CECT in Indonesia, CSR has several level based
on its scope and complexity, they are:
1. Compliance towards all existing law
2. CSR in the form of Philanthropy
3. CSR in the form of Community Development
4. CSR where companies bear to carry on the negative impact arising from its business
and enhance the positive impact of its business
5. CSR as an integrated system in the company's business plan (Radyati, 2010).
Based on the level above, it is advised for companies to implement CSR activities that
beyond compliance towards all laws.
It is really suggested that in implementing its CSR activities, the company should engage
local community so that the CSR activities can give positive impact not only for company
internally but also externally. This direct community engagement in the area where
companies exist has been known as CD or Comdev.
30
Described in a picture, the relationship between CD, TJSL and CSR can be mapped as
follow:
Corporate Social Responsibility
CSR
Community Development
CD
TJSL
31
32
CSR activities are done by utilizing natural resources potency located surround
business operational area
b. Drafting a clear. Complete and detail CSR activities plan, which describing down to
technical of program or activities implementation.
c. Building good cooperation with government and or stakeholders that can be initiated
by signing MOU or contract agreement as the foundation of commitment for
implementation of cooperation with local government.
d. Drafting an integrated planning with local government in order to realize synergy and
distribution of welfare.
e. Conducting consultations with the community, one example
is Musrembangda
pattern.
f. Conducting dialogue in addtion to Musrembang.
g. Proposing
to
provide
an
award
from
government
in
the
form
of
34
36
Below are example of fields of CSR activities. The fields are not exhaustive list of fields in
CSR.
1.
Cleaner Production
The implementation of cleaner production can be done internally, and also can be done for
example by assisting Small Medium Business (UKM) in applying cleaner production in its
business activity.
b. Water Efficiency
Examples:: efficient use of pulp in the paper manufacture, efficient use of raw rubber in
the tires manufacture and efficient use of dyes in textile dyeing process.
c. Energy Efficiency
For example: combustion efficiency at the cement kiln, efficiency of fuel consumed in
boiler, power saving by using energy saver lamp, and co-generation.
The application of cleaner production should be sustainable. For that the reason cleaner
production application process should include:
1. Top Management Commitment
There should be clear objectives and targets related to net production in the
company.
Availability of human resources who responsible for the implementation of cleaner
production efforts (cleaner production team or PIC of cleaner production)
2. Planning
Availability of program to achieve objectives and target of cleaner production
3. Implementation and Reporting
Periodic reports on the implementation and achievement of cleaner production
application in the company provided
4. Standardization or formalization
Availability
of
new
standard
or
method
or
procedure
as
2.
By adopting the concept of Eco-Friendly Office, cost efficiencies, increased work productivity
can be achieved and it created a clean office environment, healthy, safe and comfortable.
Eco office has 3 scopes, that is:
1. Office supplies and equipments
2. Energy and Water
39
3. Pengolahan sampah
Several activities of the Eco Office that can be impelemented by the company in terms of
CSR activity is as follow:
a. To implement green building construction design by using passive solar energy at the
working environment, for example by changing roof of buildings with green roof,
providing plants or garden at the roof and using eco-friendly tiles such as tiles from
bamboo fibre material.
b. To implement efficient use of paper, such as using paper in both side and using
standard paper of 70 gram.
c. To use electronic devices that could save elecritcity power and water
d. To install and using toilet with low speed water flow
e. To support properly technology usage in doing environmental management, such as
absorption well, rainfall measuring tools, solar power plant (PLTS)
f. To improve environmental aesthetics (landscape)
g. To support eco-label program, procurement of goods and services base on the
environment (green procurement) in the office equipment and supplies
h. To plant the crop which doesnt need watering oftenly.
i.
Indicator that can be used to measure the achievement of the Eco Office activity, such as:
a. reduced in water and electricity bills
b. reduced in the total electricity usage (kWh)
c. reduced in total paper usage (Kg)
d. reduced in total waste resulted (Kg)
for the implementation of Eco Office, it can refer to the Eco Office Implementation
Development document of The Ministry Of Environment, which was released on May 2009.
material B3 (hazardous and poisonous material) which is become limited amount of source
at the moment. Besides that conservation of energy and natural resources can also increase
biodiversity that could give positive influence towards the ecosystem so that could prevent
the disaster.
CSR activities undertaken by using the concept of conservation of energy and natural
resources is started from identification of application opportunity and development of this
method. For example in the use of electricity and chemical material, the company made the
initial calculations or data collection to the amount of usage. Then determine certain effort,
for example is to replace working tools which requires less of energy, chemical material, and
water, so that with those working tools replacement can be obtained reduction of energy,
chemical material, and or water usage.
By observing environment condition surrounding the place of on going activity/business, it is
able to look for the opportunity to enrich the biodiversity in nature, by doing reboization
(planting tree), coral cultivation, protecting scarce animal which involving the surrounding
community as a partner in doing nature conservation.
Several Conservation of Energy and Natural Resources activity that could be performed by
the company in terms of CSR is as follow:
a. To do activity/effort in saving energy and fuel usage so that could reduce the emerging
of greenhouse gas per unit production
b. To do activity/effort in saving water usage for domestic necessity such as toilet room
(for taking bath, washing, latrine), including application of reuse and recycle of the
domestic liquid waste to obtain reduction amount in fresh water usage per unit
production.
c. To do activity/effort of row material (natural resources) efficiency to obtain reduction
in the row material usage per unit production
d. To do activity/effort of row material substitution from row material which is not ecofriendly become eco-friendly row material.
e. To do activity/effort that related to the biodiversity such as making records of
biodiversity species (plant and all animal species including insects) before and after the
period of company activity; reboization activity, fauna conservation, flora conservation,
coral cultivation so that it could maintain and or increase the amount of biodiversity.
f. To do community engagement as an effort to keep forest conservation zone
41
To give protection to the animal and the plant with the community, tortoise shell
conservation, and coral rehabilitation and conservation
j.
4. Waste Management by 3R
According to Law No. 18 year 2008 about waste management:
Waste is a residue of human daily activity and/or natural process that turn into solid
state.
The present of large amount of waste without correctly and properly managed will create
disruption and impact to the environment. One of the solution to waste management, as it is
stated in the Law No.18/2008 about Waste Management is the implementation of 3R system
or reuse, reduce, and recycle (3R). Reuse means to use again the waste which still able to be
used for the same function or other function. Reduce means to diminish all things that can
causing waste. Recycle means to process the waste (recycling) to become a new product or
goods that is useful.
Several activity of waste management by 3R method that can be implemented is as follow:
a. To identify waste type that exist in the surrounding of the company business area that
covers waste source, waste characteristic, and waste formation.
b. To identify waste that is resulted from the company externality.
c. To arrange waste management program that adopt waste tipe, company externality,
3R principle, and social responsibility and environmental concept.
d. To develop community empowerment program by increasing the economical value of
the waste
e. To implement community based waste management, such as waste sorting together
with the community and create composting together or by the community.
f. To make community product development by using 3R concept.
42
Indicator that can be used to measure the achievement of waste management activity by 3R
concept is:
Waste volume that is disposed to the TPA (final waste disposal area) is decrease.
Waste which having economical value that gives business opportunity to the
community.
5. Renewable Energy
Renewable energy is energy derived from renewable resources that are available in nature,
such as sun light, wind, hydro, and geothermal.
Renewable Energy activities that can be implemented by the company are:
To use renewable energy resources in the production process, such as Micro-Hydro, Solar
Cell, Wind Turbine, Biogas, Biodiesel, and ethanol.
Build and provide facilities / infrastructure of renewable energy for the community.
To perform research studies related to the development of renewable energy.
To perform biological waste conversion into renewable energy resources.
To maintain the availability of energy supply and improve the quality of energy diversity.
To perform alternative energy development with the community.
CSR activities undertaken by using Renewable Energy concept is a kind of corporate
responsibility towards nature and the environment, because these activities reduce the
process of exploration and exploitation of fossil energy sources which currently numbers
more limited. Renewable Energy can also reduce and prevent the causes of the increasing
emissions of greenhouse gases that affecting global climate change.
CSR activities in the environmental sector by using renewable energy concept is initiated
with identification of the energy development opportunities or research. For example a
company which located in the remote area that far away from the population. The company
has customers who live in a place nearby the sea (fisherman) with the condition lack of
energy or haven't got electricity network. However, the area has high wind speed that
potentially could be developed as a source of electricity power. Thus, the company can
develop wind energy in that area to fulfill the needs of electricity in the community. The
43
usage of wind energy also does not cause emissions of CO2 and in the long term can reduce
mining activity, because the operation does not use material from mining.
Company can give education and training for community related to climate change
adaptation effort.
Company can assist local government in making dam to prevent sea water coming to
land, or by planting mangrove tree along the coastal area as natural dam.
Company can assist government and community in supplying and coordinating for
flood and rob handling. Road drainage renovation or instalation include pump supply
to pump sea water pool on the road.
Company can do research about city plan which can be an input for the government
in adapting to the increased of sea water surface.
44
Company can help community and local government to make basin/pond to collect
rain water and make absorption well.
7. Environmental Education
Environmental education is an effort to change behavior and attitude of various parties or
community elements which aim to improve communitys knowledge, skills and awareness on
environmental values and environmental issues that finally able to drive/ mobilize
community to actively play a role in environmental conservation and safety for the benefit of
current and next generation. Thus, Environmental Education is the key of all efforts in
building awareness and careness to important meaning of environmental
conservation/preservation.
Meanwhile the objectives of Environmental Education are to support and give opportunity to
community to get knowledge, skill and behavior which will create concern, commitment to
protect, improve and use environment wisely, create new eco friendly behavior pattern,
develop environmental ethic and to improve quality of life. According to those objectives,
Environmental Education policy then drafted to create a supportive climate/ atmosphere
that will encourage all parties to take a role in developing the Environmental Education for
environmental preservation.
By looking at the concept and objectives of Environmental Education, building awareness
becomes an important stage of community participation process to be actively involved in
various environmental preservatioan activities. It is more than dissemination of knowledge
and skill, Environmental Education is also functioned as an important media to embed new
values and norms in terms of interaction between human and environment. Therefore
education process which emphasize on dialogic method will be able to reach educations
objective effectively and continuously also able to avoid destructive conflict.
Environment education success objectively can be assessed based on indicator of how big
improvement of subject behavior change level in three aspects occures: awareness
(cognitive), attitude (afective) and action (psychomotor/act). That changes should be able to
contribute to engagement level of targeted individual/ groups/ community in the activity
process that is aimed to improve or maintain environment quality.
45
Education activity can not be done in short time, but it needs to be done continuously and
holistic. Besides, long term perspective of the CSR activist/mobilizer should be prioritized
than short term interest.
CSR activities through Environmental Education can be an integral part of other CSR activities
field, such as: natural resources conservation or waste management. If the Environmental
Education activity becomes an independent program, education level and track/way aspect
have to be considered, so options of activities can be adjusted with companys competency
and modality in order to achieve specific target and measurable outcomes.
46
Glossary
AMDAL
Biodiversitas
: biodiversity.
Biogas
Carbon footprint
CSR
Eco-friendly
: environmentally friendly.
Eco-labelling
Fossil fuel
Kepmen LH
Limbah B3
Pollution
Renewable energy
: energi terbarukan.
3R
Solar cell
: sun cell, a tool with photovoltaic effect that change sun light
energy become electricity.
Recovery
47
Reference:
Bruijn, T.D. 2007, "Energy Management", in The A to Z of Corporate Social Responsibility, eds
W. Visser, D. Matten, M. Pohl and N. Tolhurst, John Wiley & Sons Ltd., Chichester, West
Sussex.
Hart, S.L. 2007, "Beyond Greening: Strategies for a Sustainable World", in Harvard Business
Review on Green Business Strategy, Harvard Business School Publishing Corporation, Boston.
United Nation Global Compact. 2010. The UN Global Compact Ten Principles, in
http://www.unglobalcompact.org
48