Anda di halaman 1dari 39

BAB I

UJI KERUGIAN GESEK ALIRAN


FLUIDA DALAM SISTEM PERPIPAAN
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM :
Untuk mengetahui besarnya kerugian gesekan dari pada aliran fluida dalam suatu
aliran perpipaan (instalasi pipa) ; akibat tekanan gesek yang timbul pada pipa karena adanya
viskositas fluida dan kekasaran permukaan dari bahan pipa.
1.2 DASAR TEORI
1.2.1. Laju aliran Volumetrik
Laju aliran sebagai fungsi penurunan tekanan (pressure drop), pada aliran yang sudah
berkembang penuh (Fully developed flow), dan gredasi tekanan p / x konstan, adalah :

1.2.2. Kecepatan rata-rata

1.2.3

Angka Reynold unutk aliran di dalam pipa

1.2.4

Faktor Gesek

1.2.4.1 Faktor gesek untuk aliran laminer

Dari rumus di atas tampak bahwa pada aliran laminer, faktor gesek tidak tergantung
pada kekasaran pipa.
1.2.4.2 Faktor gesek untuk aliran turbulen

Faktor gesek dapat juga di definisikan sebagai fungsi angka reynold dan kekasaran
relatif bahan pipa.

Diagram untuk mencari harga faktor gesek dari Re dan e/D adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 : diagram faktor gesek pada pipa

1.3. Alat Uji dan Kelengkapan


Alat uji dan kelengkapan yang digunakan dalam melakukan percobaan adalah sebagai
berikut :
Sistem perpipaan (instalasi pipa gesek)
Instalasi pipa gesek terbuat dari pipa tembaga yang terdiri dari 4 pipa lurus dengan
diameter yang berbeda-beda dan dengan jarak ukur tekanan tertentu. Sistem perpipaan ini
dilengkapi dengan sambungan-sambungan pipa (fittings) dan katup-katup (valves). (lihat
gambar instalasi pipa gesek)

Gambar 2.2 : Alat uji (instalasi) pipa gesek


Keterangan Gambar :
1.

Pompa sentrifugal

2.

Rotameter

3.

Tempat alat ukur pressure gauge

4.

Tabung transparan

5.

Venturi meter

6.

Alat ukur Manometer Hg

7.

Reservoir

8.

Globe Valve

9.

Gate Valve

Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan di sini adalah 1
(satu) unit pompa sentrifugal, dengan kapasitaas maksimum 6 m3/jam.
Motor listrik
Motor listrik digunakan untuk menggerakkan pompa. Rate motor listrik adalah
sebagai berikut :
-

Daya

: 1,5 Kw

Kecepatan (putaran)

: 2900 rpm

Voltase

: 220V / 380V

Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menjukkan kapasitas atau debit air yang dibutuhkan pada
saat pengujian.
Manometer
Manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi pada
vanturi. Jenis manometer yang dipakai di sini adalah manometer air raksa.
Pressure Gauge (pengukur tekanan)
Pengunaan pressure gauge di sini adalah untuk mengukur tekanan yang terjadi pada
masing-masing pipayang diuji.
Termometer
Fungsi termometer disini adalah untuk mengukur suhu air pada saat melakukan
percobaan. Dengan diketahuinya suhu air, maka density (massa jenis) dan viskositas
air dapat diketahui. Jenis termometer yang dipakai disini adalah jenis termometer air
raksa biasa.
1.4. PROSEDUR ATAU LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN
Langkah ke-1 :
Resevoir air diisi air sampai pada batas ketinggian permukaan air tertentu sesuai
dengan yang diinginkan. Sebelum pompa dihidupkan, semua globe valve dalam
keadaan terbuka kecuali gate valve pada pipa discharge dari pompa dalam keadaan
tertutup. Hal ini bertujuan untuk mencegah atau menghindari terjadinya penekanan
tiba-tiba dari laju aliran pada saat pompa mulai dihidupkan, sehingga dapat merusak
instalasi.
4

Langkah ke-2 :
Hidupkan pompa (sakelar pada posisi on), kemudian secara perlahan-lahan gate
valve dibuka hingga laju aliran stabil. Laju aliran dapat diamati pada pipa kaca,disini
akan dapat terlihat apakah masih terdapat / terjadi gelembung-gelembung udara pada
alirannya.
Jika sudah tidak terjadi gelembung-gelembung udara, maka globe valve pada pipa by
pass ditutup, sedangkan globe valve pada pipa-pipa yang lain dalam keadaan terbuka
sebelum dilakukan pengamatan pada pengukuran di tiap-tiap tempat yang telah
ditetapkan.
Langkah ke-3 :
Setelah aliran air bebas gelambung udara,laju aliran yang dipompakan diatur dengan
memutar gate valve sesuai dengan jumlah atau kapasitas laju aliran yang telah
ditentukan. (dilihat pada rotameter).
Langkah ke-4 :
Amati hasil pengukuran pada pressure gauge ditiap-tiap tempat yang telah ditetapkan,
untuk mengetauhi perbedaan tekanan ( pressure drop ) pada pipa yang diukur.
Misalkan : kita melakukan pengamatan pada pipa pertama, maka kita harus menutup
aliran yang menuju pada pipa kedua, ketiga dan keempat. Gate valve dibuka secara
bertahap sambil mengamati rota meter dan pressure gauge dengan jarak tap yang
sudah ditetapkan.
Langkah ke -5 :
Buka gate valve secara bertahap hingga batas maksimal. Berapa laju aliran maksimum
yang hanya diperlukan untuk pipa lurus sepanjang jarak tap yang sudah ditetapkan,
serta berapa tekanan maksimum yang terjadi di sepanjang pipa lurus tersebut.
Langkah ke 6 :
Lakukan percobaan yang sama pada kedua, pipa ketiga dan pipa keempat.

1.5. DATA HASIL PENGUJIAN


Data hasil pengamatan pada pipa lurus tembaga, temperatur air ( T air = .27 oC ).

pipa

Katup
terbuk
a
(putara
n)
1

1
4

1000
1000

1000

P1-P2=p (
)
D=15.5 m
D=8 mm
L=126 cm
L=123cm
P1
P2
P1

0.2

0,4

0,3

0,45

0,4

0,8

0,5

1,1

0,8

1,2

0,9

1000

2
4

1000

Keterangan

P2

1000

: P = Penurunan tekanan (Presure drop)

dalam pipa
L = Jarak tap panjang pipa yang diukur)
Asumsi :
1. Aliran steady
1. Aliran incompressible
2. Fully developed flow

D = Diameter

1.6. PERHITUNGAN DATA


Temperatur air pada saat percobaan = 270 C.
Dari tabel sifat fisik dari air, satuan SI didapat :
Temperatur (T)

Density (

Viskositas kinematik ()

250C

997,1 Kg/m3

0,897 x 10-6 m2/sec

300C

995,7 Kg/m3

0,804 x 10-6 m2/sec

Dengan cara interpolasi, didapat :


= 996,54 Kg/m3
= 0,8598 x 10-6 m2/sec
Pipa 1 D = 15,5 mm = 0,0155 m
Buka katup : 1 putaran
P = 0.2

= 0.2

Kecepatan Rata-rata Aliran ( V )


V=

Q = 1000
272

= 2.72

D = 15,5 mm = 0,0155 m
V=

= 1.4

Angka Reynold (Re)


Re =
V =1.4
D = 15,5 mm = 0,0155 m
= 0,8598 x 10-6 m2/sec
8

Re =

Re = 2.52

= 2.52

> 2000 Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

0,025

Harga Kekasaran Pipa Gesek (e)


= 0,000001 e = 0,000001D

= 0,000001 (1,55 cm X
= 6,1 1
Bila dinyatakan dalam mka = (5,08

in = 5,08

ft

) ft (0,3048

) = 1,55

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


+

+ hl

= hl

Hl =

=2

mka

mka

Buka katup : 4 putaran


P = 0.4

0.3

= 0.1

Kecepatan Rata-rata Aliran (V)


V=

Q = 1000
400

=4

D = 15,5 mm = 0,0155 m
V=

= 2.12

Angka Reynold (Re)


Re =
V =2.12
D = 15,5 mm = 0,0155 m
= 0,8598 x 10-6 m2/sec
Re =

Re = 3.8

= 3.8

> 2000 Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

0,023

10

Harga Kekasaran Pipa Gesek


= 0,000001 e = 0,000001D

= 0,000001 (1,55 cm X
= 6,1 1
Bila dinyatakan dalam mka = (5,08

in = 5,08

ft

) ft (0,3048

) = 1,55

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


+

+ hl

= hl

Hl =

=1

mka

Buka katup : 6 putaran


P = 0.45

0.4

= 0.05

Kecepatan Rata-rata Aliran (V)


V=

Q = 1000
454.5

= 4.55

D = 15,5 mm = 0,0155 m
V=

= 2.4
11

mka

Angka Reynold (Re)


Re =
V =2.4
D = 15,5 mm = 0,0155 m
= 0,8598 x 10-6 m2/sec
Re =

Re = 4.35

= 4.35

> 2000 Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

0,022

Harga Kekasaran Pipa Gesek


= 0,000001 e = 0,000001D

= 0,000001 (1,55 cm X
= 6,1 1
Bila dinyatakan dalam mka = (5,08

in = 5,08

ft

) ft (0,3048

) = 1,55

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


+

+ hl

= hl

Hl =

= 0.5

mka

12

mka

Bukaan
Katup
(putaran)
1

4.00

Q
(

2.72

4.55

V
)

2,52

0,025

0,1

2.12

3,80

0,023

0,05

2.40

4.35

0,022

0.5

= 0,3

Kecepatan Rata-rata Aliran ( V )


V=

Q = 1000
122

= 1,22

D = 8 mm = 0,008 m
V=

Hl
(mka)

1.40

Buka katup : 1 putaran


0,5

0,2

Pipa 2 8 mm = 0,008 m

P = 0,8

Re

= 2,44

Angka Reynold (Re)


Re =
V =2,44
D = 8 mm = 0,008 m
= 0,8598 x 10-6 m2/sec

13

Re =

Re = 2,27

= 2,27

> 2000 Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

0,0257

Harga Kekasaran Pipa Gesek (e)


= 0,000001 e = 0,000001D

= 0,000001 (0,8 cm X
= 3,15 1
Bila dinyatakan dalam mka = (2,62

in = 2,62
) ft (0,3048

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


+

+ hl

= hl

Hl =

= 3.01

mka

Buka katup : 4 putaran


P = 1,1

0,9

= 0,3

Kecepatan Rata-rata Aliran (V)

14

)
ft
) = 7,98

mka

V=

Q = 1000
137

= 1,37

D = 8 mm = 0,008 m
V=

= 2.74

Angka Reynold (Re)


Re =
V =2,74
D = 8 mm = 0,008 m
= 0,8598 x 10-6 m2/sec
Re =

Re = 2,5

= 2,5

> 2000 Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

0,0252

Harga Kekasaran Pipa Gesek


= 0,000001 e = 0,000001D

= 0,000001 (0,8 cm X
= 3,15 1
Bila dinyatakan dalam mka = (2,62

in = 2,62
) ft (0,3048

15

)
ft
) = 7,98

mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


+

+ hl

= hl

Hl =

= 3,01

mka

Buka katup : 6 putaran


P = 1,2

0,9

= 0,3

Kecepatan Rata-rata Aliran (V)


V=

Q = 1000
141

= 1,41

D = 8 mm = 0,008 m
V=

= 2.82

Angka Reynold (Re)


Re =
V =2.82
D = 8 mm = 0,008 m
= 0,8598 x 10-6 m2/sec

16

Re =

Re = 2.26

= 2.26

> 2000 Aliran Turbulen

Faktor Gesek ()

0,0258

Harga Kekasaran Pipa Gesek


= 0,000001 e = 0,000001D

= 0,000001 (0,8 cm X
= 3,15 1
Bila dinyatakan dalam mka = (2,62

in = 2,62
) ft (0,3048

ft
) = 7,98

mka

Kerugian Gesek Pada Pipa (Hl)


+

+ hl

= hl

Hl =

Bukaan
Katup
(putaran)
1

= 3.01

Q
(

mka

V
)

Re

Hl
(mka)

1,22

0,3

2,44

2,27

0,0257

3,01 .

1,37

0,3

2,74

2,50

0,0252

3,01 .

1,41

0,3

2,26

2,26

0,0258

3,01 .

17

1.7

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:
1. Dengan meningkatnya Debit aliran (Q) maka akan meningkatkan Angka Reynold.
2. Angka Reynold tertinggi ditunjukkan pada pipa1, buka katup 6 putaran dengan nilai
4,35
3. Dengan meningkatnya Debit aliran (Q) menyebabkan faktor geseknya semakin turun.
4. Semakin besar diameter sebuah pipa, maka nilai faktor geseknya semakin rendah.
5. Semakin tingginya Angka Reynold menyebabkan nilai faktor geseknya semakin
turun.
6. Peningkatan Debit aliran berbanding lurus dengan tinggi nya angka Reynold, namun
berbanding terbalik dengan nilai faktor gesek
7. Terjadinya penurunan tekanan akibat adanya kerugian gesek pada sistem perpipaaan.

18

BAB II
UJI POMPA CENTRIFUGAL
2.1. TUJUAN PENGUJIAN
Tujuan uji pompa sentrifugal adalah untuk mengetahui besarnya laju aliran volume
(debit) aliran fluida yang didhasilkan oleh pompa, dengan metode pengukuran yang
menggunakan V-notch weir dan rectangular weir. Dengan diketahuinya debit pompa (Q),
maka dapat pula diketahui variabel-variabel lain dari pompa tersebut, yaitu head pompa (H),
daya hidrolik (WHP), daya pompa (N), effisiensi pompa () dan NPSH pompa.
Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa, seperti misalnya :
H

= f (Q)

WHP = f (Q)
N

= f (Q)

= f (Q)

2.2. DASAR TEORI


2.2.1Aliran Internal (Dalam Saluran Tertutup/Pipa)

Gambar 2.1 aliran pada kawasan masuk pipa


Kecepatan rata-rata aliran:

Ini tentunya harus sama dengan U0 Jadi V = U0 = konstan.


Panjang entrance length (L) aliran laminer adalah fungsi dari angka reynold :

19

Untuk aliran laminer di dalam pipa, berarti Re < 2300. maka entrance lenght (L) akan kita
dapatkan :
L = 0,06 Re.D
L = 0,06 (2300).D
L = 138.D . . . .. .... .. .. .. .. . . . . . . .(2.1)
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat, maka entrance lenght
akan menjadi lebih pendek, yaitu kira-kira 25 s/d 40 kali diameter pipa.
2.2.2. Aliran Eksternal (Aliran Dalam Saluran Terbuka)
Pengukuran kapasitas aliran pada saluran terbuka :
2.2.2.a. Rectanguler Weir

Gambar 2.2.a. aliran melalui rectanguler weir

Disini berlaku persamaan bernouli :


Didapat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(2.2)
Kapasitas discarge menjadi :
. . . . . . . .. . . . . . . (2.3)

20

Dimana, Qt = kapasitas discarge teoritis


L = Lebar saluran (weir)
g = grafitasi = 9,8 (m/sec2)
Eksperimen menunjukkan bahwa eksponen H adalah benar, tetapi koefisiennya terlalu besar.
Kontraksi dan kerugian-kerugian lainnya mengurangi kapasitas teoritis tersebut, sehingga
kapasitas nyata : Q = 62% Qt . . . . . . . . .
Jadi

(2.4)

Q = 3,33 LH3/2 satuan english . . . . . . .. . . . . . . .(2.5a)


Q = 1,84 LH3/2 satuan SI

2.2.2.b. V- Notch weir

. . . . . . . . . . . . .(2.5b)

L
y

1/2L
dy
Hy

L
/2 /2

/2

/2

Gambar 2.2.b celah dari V- notch weir


Dengan menggunakan metode yang sama seperti pada rectanguler weir, didapat :

21

Dengan menggunakan segitiga sebangun, kita dapat hubungkan X dan Y sebagai berikut
:Eksponen pada persamaan di atas benar, tetapi koefisiennya harus dikurangi kira-kira 42%,
karena kontraksinya telah kita abaikan kapasitas nyata :
Q = 58% Qt . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. (2.9)
Secara pendekatan untuk 900 V- notch weir, didapat :
Q = 2,50 H2,5

Satuan English . . . . . . (2.10.a)

Q = 1,38 H2,5

Satuan SI

. . . . . . (2.10.b)

2.2.3 Head pompa


Head pompa dihitung dengan rumus :
Keterangan :

Hp = Head pompa
Hs = Tinggi isap setatis
Hd = Tinggi tekanan statis
Pdr = Tekanan discharge reservoir
Psr = Tekanan suction reservoir
Vdr = Kecepatan aliran fluida pada discharge reservoir
Vsr = Kecepatan aliran fluida pada suction reservoir
J

= Berat jenis air

= Percepatan gravitasi bumi

hs = Head loss pada pipa suction


hd = Head loss pada pipa discharge
2.2.3.1 Angka reynold aliran fluida di dalam pipa isap
a. Pada pipa isap :

b. Pada pipa tekan ;

22

2.2.3.2 Kecepatan rata-rata aliran di dalam pipa


a. Pada pipa isap :

b. pada pipa tekan :

2.2.3.3 Kecepatan pada reservoir


a. Pada suction reservoir
Vsr = Kecepatan turunan permukaan fluida didalam reservoir karena luas permukaan
fluida pada reservoir jauh lebih besar daripada luas penampang pipa isap, maka
kecepatan turunnya permukaan fluida didalam reservoir sangat kecil, sehingga Vsr 0
b. Pada discharge reservoir
Vdr = kecepatan fluida keluar dari ujung pipa discharge karena diameter ujung pipa
discharge sama dengan diameter pipa discharge, maka Vdr = Vd
2.2.3.4 Tekanan pada reservoir
a. Pada suction reservoir
Psr = Tekan pada suction reservoir, adalah sebesar tekanan atmosfir, Psr = Patm
(karena reservoir terbuka ke udara)
b. Pada discharge reservoir
Pdr = tekanan pada discharge reservoir.

Bila pipa discharge masuk (tenggelam) ke permukaan fluida dalam reservoir,


dimana reservoir terbuka ke udara, maka Pdr = tekanan dipermukaan fluida pada
reservoir = Patm.

Bila pipa discharge diatas permukaan fluida dalam reservoir dan masih
mempunyai tekanan yang lebih besar dari Patm, maka Pdr hrus diukur atau
dihitung dengan persamaan :

Pdr = (Pd + Patm) Hd (Vd2 / 2g) - h1

23

2.2.3.5 Tekanan pada pipa


a. Pada pipa isap
Ps = tekanan yang diukur dengan pressure gauge pada inlet pompa (lubang
masuk pompa)
b. Pada pipa tekan
Pd = tekana yang diukur dangan pressure gauge pada outlet tekanan pompa (lubang
keluaran pompa)
2.2.3.6 Tinggi tekanan setatis (static head)
a. Pada pipa isap
Hs

= Tinggi statis pada pipa isap.


= Jarak vertikal dari permukaan air pada reservoir, sampai ke poros pompa.

b. Pada pipa tekan


hd

= Tinggi statis pada pipa tekan

Hd

= Jarak vertikal dari poros pompa sampai ke lubang pengeluaran fluida


(discharge reservoir)

Hd = Hd Zz1 = Hd 10cm.
2.2.3.7 Kerugian gesek pada instalasi pompa (h1)
h1 = h1s + h1d
a. Pada pipa isap
h1s = h1s1 + h1s2
dimana :
h1s1 = kerugian gesek karena panjang pipa isap (mayor losses)
h1s2 = kerugian gesek karena sambungan (elbow and tee) dan valve (gate valve) serta
entrance (minor losses)
b. Pada pipa tekan
h1d = h1d1 + h1d2
Dimana :
h1d1 = kerugian gesek karena pnjang pipa tekan (mayor losses)
h1d2 = kerugian gesek karena sambungan (elbow dan tee) dan valve (gate valve)

24

2.2.4 Daya hidroulik pompa (WHP)


Daya hidroulik adalah daya yang dimiliki oleh fluida atau daya yang dilakukan oleh
pompa untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ketempat lain pada ketinggian (H)
tertentu.
Dimana : WHP = Water horse power = daya hidroulik pompa (hp)

Q = Laju volume (debit) aliran dari pompa (m3/jam)


H = Head pompa (mka)
= Berat jenis cairan (Kg/ m3)
2.2.5 Daya Motor (Nmtr)
(Nmtr) EI Cos
Dimana :

E = Tegangan (voltage) listrik (volt)


I = Kuat arus (ampere)
Cos = Faktor konfersi dari daya listrik ke daya mekanik motor

2.2.6 Daya Mekanik (Nmek)


(Nmek) = mek x Nmtr
Dimana : mek = Effeisiensi mekanik karena adanya kerugian mekanik pada poros motor
akibat gesekan poros dengan bantalan, packing dan sebagainya.
Nmtr = 0,97 (untuk pompa centrifugal)
2.2.7 Effisiensi pompa
Effisiensi pompa adalah perbandingan antara daya yang dimiliki fluida terhadap daya
mekanik.

2.2.8 NPSH (Net Positive Suction Head)


Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, harus dipenuhi persyaratan :
NPSH (Head isap positive netto) yang diperlukan > NPSH pada sisi isap pompa
(ekuivalen dengan tekanan isap pada sisi isap pompa), dikurangi dengan tekanan uap
jenuh zat cair di tempat tersebut.
Dalam hal pompa yang menghisap zat cair dari tempat terbuka (dengan atmosfir pada
pemukaan zat cair), maka besarnya :
25

Keterangan :

hsv = NPSH yang diperlukan (mka)


Pa = Tekanan atmosfir (mka)
Pv = Tekanan uap jenuh (mka)

= Berat zat cair persatuan volume (kgf/m2)

hs = Head isap statis (m), hs (+) jika pompa terletak diatas permukaan zat cair yang
diisapkan dan (-) jika di bawah.
hls = Kerugian di dalam pipa isap
Contoh :
Pada temperatur air 250 C didapat :
Tekanan uap jenuh (Pv) = 3351 N/m2 = 0,360 mka
2.3. ALAT UJI KELENGKAPAN
2.3.1. Mesin uji pompa sentrifugal
Mesin uji sentrifugal terdiri dari :

Bak (reservoir) atas dan bawah

Pompa dan instalasi pipanya (pipa gate valve dan elbow 900)

Saluran pengukur debit : v-notch weir dan rectanguler weir

Sedangkan pompa yang dipakai adalah 1 unit pompa sentrifugal, merk DAB dengan
spesifikasi sebagai berikut :
Model

= Aqua 175 A-pompa susun dangkal (non otomatis)

Kapasitas maksimum

= 100 lt/min

Total head

= 22,5 m

Putaran

= 2850 rpm

Diameter discharge

= 1 inch

Diameter suction

= 1 inch

Voltage

= 220 Volt

Daya motor

= 175 Watt

26

Gambar : Instalasi Alat Uji Pompa Centrifugal


Keterangan: Zd

= 27,8 cm

Zs

= 9 cm

ZZ1 = 10 cm
Hs ( Tinggi isap statis )

= hs Zs

Hd ( Tinggi tekanan statis ) = hd Zd


hs dan hd : diperoleh dari pengujian
hs

: Tinggi permukaan air pada sisi isap

hd

: Tinggi permukaan air pada sisi tekan

2.3.2. Alat Uukur Yang Dipakai


Alat ukur yang dipakai untuk pengujian ini adalah :
a. Mistar ukur
Terpasang pada bak, dipergunakan untuk mengukur ketinggian air bak
(reservoir)
b. Head tachometer
dipakai untuk mengukur putaran poros elektro motor penggerak pompa,
dipergunakan pada saat poros berputar.
c. Voltmeter
27

untuk mengukur perubahan voltage (tegengan) listrik saat pompa


dioperasikan.
d. Amperemeter
untuk mengukur perubahan arus listrik pada saat pompa dioperasikan
e. Regulator voltage listrik
untuk menaikan dan menurunkan tegangan listrik (pengujian dilakukan
dangan tegangan listrik yang berbeda beda)
2.4. LANGKAH LANGKAH PENGUJIAN
2.4.1. Persiapan sebelum pengujian
a. mempersiapkan peralatan yang akan dipergunakan, terutama instalasi pengisian
pompa
b. membersihkan peralatan pengujian
c. mengisi bak air secukupnya
d. memeriksa ada tidaknya kebocoran pada sambungan instalasi
e. memeriksa alat pengatur regulator voltage listrik, volt meter, ampere meter, dan
tachometer.
f. Switch harus pada off dan gate valve pada pipa discharge harus tertutup rapat.
g. Switch dionkan
h. Gate valve dibuka sedikit demi sedikit hingga gelembung-gelembung
udara habis.
i. Pengujian dapat dimulai.
2.4.2. Saat pengujian
a. Putaran poros pompa dicoba pada 3 macam putaran, yaitu 2700, 2800, dan 2850 rpm.
b. Untuk putaran tiap-tiap tertentu tersebut,gate valve dibuka sedikit demi sedikit,
sehinga ketinggian air di dalam bak (resevoir) atas dan bawah dapat ditunjukkan oleh
indikator ketinggian permukaan air (lihat pada sekala mistar ukur) :
Kecepatan putaran poros di atas, masing-masing dengan bukaan katup (gate valve) :
0; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; dan 5 putaran katup.
Kemudian dilihat :
-

Besarnya voltage listrik dalam volt.

Besarnya arus listrik dalam amper.


28

Tinggi permukaan air pada sisi tekan (hd) dalam cm.

Tinggi permukaan air pada sisi hisap (hs) dalam cm.

Head setatis suction (Hs) dalam cm, dimana Hs = hs zs

Tekanan discharge (Pd) dalam Kg/cm2.

2.4.3. selesai pengujian


Setelah pengujian selesai, mesin dimatikan dengan urutan sebagai berikut :
1. gate valve ditutup.
2. switch dioff kan.
3. fluida dibuang (bila perlu).
4. alat alat dikembalikan.
DATA HASIL PENGUJIAN
Rpm
2450

Bukaa
n
katup
1
3
7

Voltag
e
(V)
109
121
124

Ampe
re
(A)
0,3
0,4
0,5

hd
( cm )
1,8
3,3
3,8

hs
( cm
)
15,8
13,3
12,9

Hd
( cm
)
29,6
31,1
31,6

Hs
( cm
)
6,8
4,3
3,9

Pd
( kg / cm 2 )
0,7
0,5
0,4

2.6. PERHITUNGAN DATA


Perhitungan pada putaran 2450
a. kapasitas teoritis
Qt = 8/15 2 g

tan /2 . H5/2 Dimana = 90

H = hd

Qt 1 = 8/15 2. 9,8

tan 90/2 . ( 1,8

x 0,01 )5/2 = 1,026 . 10 4 m3 / s

Qt 2 = 8/15 2. 9,8

tan 90/2 . ( 3,3

x 0,01 )5/2 = 4,669 . 10 4 m3 / s

Qt 2,5 = 8/15 2. 9,8

tan 90/2 . ( 3,8

x 0,01 )5/2 = 6,643 . 10 4 m3 / s

b. kapasitas nyata untuk 90 V- noth weir :


Q = 1,28 . H 2,5
Q1

= 1,28 . ( 1,8 x 0,01 ) 2,5

= 2,48 . 10 4 m3 / s

Q3

= 1,28 . ( 3,3 x 0,01 ) 2,5

= 4,55 . 10 4 m3 / s

Q 7 = 1,28 . ( 3,8 x 0,01 ) 2,5

= 5,22 . 10 4 m3 / s

29

c. Kecepatan rata rata aliran didalam pipa


Ds = Dd = 1 in = 0,025
Vs

4.Q
. Ds2

Vs 1 = 4 . 2,48 .10 4
= 0,50 m / s
3,14 . ( 0,025 )2
Vs 3
= 4 . 4,55 .10 4
= 0,92 m / s
3,14 . ( 0,025 )2
Vs 7 = 4 . 5,22 .10 4
3,14 . ( 0,025 )2

= 1,06 m / s

d. Head Losses
pada pipa suction :
bukaan Katub = 1

Ds = 0,025 m ; ls = 0,5 m ; air = 999 kg / m 3


air = 1.10 2 N . s / m 3

RE = . Vs . Ds = 999 . ( 0,50). ( 0,025 ) = 1248,7 < 2300 (laminer)

( 1 . 10 2 )
f

= 64
= 64
= 0,051
0,25
0,25
RE
1248,7

hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,051 . 0,5
. (0,50)2 = 0,013
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
hl 2 = ( Kent + f le/ Delb ) Vs = (0,5 + 0,051 . 30 ) . 0,0512 = 0,00026
2.g
2.9,8
hls

= hls1 + hls2 = 0,013 + 0,00026

hls = 0,01326
bukaan Katub = 3

Ds = 0,025 m ; ls = 0,5 m ; air = 999 kg / m 3


air = 1.10 2 N . s / m 3

RE = . Vs . Ds = 999 . ( 0,92). ( 0,025 ) = 2297,7 < 2300 ( laminer )

( 1 . 10 2 )

30

= 64
= 64
= 0,027
RE 0,25 2297,7 0,25

hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,027 . 0,5
. (0,92 )2 = 0,046
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
hl 2 = ( Kent + f le/ Delb ) Vs = (0,5 + 0,027 . 30 ) . 0,0272 = 0,000048
2.g
2.9,8

hls

= hls1 + hls2 = 0,027 + 0,000048 = 0,046048

hls = 0,046048
bukaan Katub = 3

Ds = 0,025 m ; ls = 0,5 m ; air = 999 kg / m 3


air = 1.10 2 N . s / m 3

RE = . Vs . Ds = 999 . ( 1,06). ( 0,025 ) = 2647,3 > 2300 ( laminer )

( 1 . 10 2 )
f

= 0,3164
RE 0,25

0,3164
1823,1 0,25

= 0,011

hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,011 . 0,5
. (1,06)2 = 0,012
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
hl 2 = ( Kent + f le/ Delb ) Vs = (0,5 + 0,011 . 30 ) . 0,0112 = 0,000049
2.g
2. 9,8
hls

= hls1 + hls2 = 0,012 + 0,000049 = 0,0120049

hls = 0,0120049
pada pipa Dischange :
bukaan Katub = 1 ; Dd =Ds= 1inci = 0,025 ; ld = 0,5 m ; air = 999 kg/m 3
Vd = 0,50 air = 1.10 2 N . s / m 3
RE = . Vd . Dd = 999 . ( 0,50 ) . ( 0,025 ) = 1248,7 < 2300 ( Laminer )

( 1 . 10 3 )
f

= 64

= 64

= 0,051
31

RE 0,25

1248,7 0,25

hl 1 = f . ld . Vd 2 =0,051 . 0,5
. 0,512 = 0,013
Dd 2g
0,025 2. (9,8 )
hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2
D gv
2.g
= ( 0,051. 8 + 2 . 0,051. 30 + 1) 0,502 = 0,20
2.9,8
hld 1

= hld1 + hld2 = 0,013 + 0,20 = 0,213 mka

hld

= 0,213 mka

bukaan Katub = 3

; Dd =Ds= 1inci = 0,025 ; ld = 0,5 m ; air = 999 kg/m3


Vd = 0,92 air = 1.10 2 N . s / m 3

RE = . Vd . Dd = 999 . ( 0,92 ) . ( 0,025 ) = 2297,7 < 2300 ( Laminer )

( 1 . 10 3 )
f

= 64
= 64
= 0,027
RE 0,25 2297,7 0,25

hl 1 = f . ld . Vd 2 =0,027 . 0,5 . 0,922


Dd 2g
0,025 2. (9,8 )

= 0,046

hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2
D gv
2.g
= ( 0,027.8 + 2.0,027+30+ 1) 0,922 = 0359
2.9,8
hld
hld

= hld1 + hld2 = 0,046 + 0,0359 = 0,465 mka


= 0,465 mka

bukaan Katub = 7 ; Dd =Ds= 1inci = 0,025 ; ld = 0,5 m; air = 999 kg/m3


Vd = 1,06 air = 1.10 2 N . s / m 3
RE = . Vd . Dd = 999 . ( 1,06 ) . ( 0,025 ) = 2647,8 < 2300 (Turbulen )

( 1 . 10 3 )
f

= 0,3164 = 0,3164
= 0,011
0,25
0,25
RE
2647,8

hl 1 = f . ld . Vd 2 =0,011 . 0,5 . 1,182


= 0,012
Dd 2g
0,025 2. (9,8 )
32

hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2
D gv
g
= ( 0,011.8 + 2.0,012+30 + 1) 1,18 = 1,86
2.9,8
hld
= hld1 + hld2 = 0,012 + 0,544 = 0,556 mka
hld

= 0,556 mka

e. Head Pompa
Hp = P dr P sr + V dr 2 V sr 2 + Hs + Hd + hl
air
2.g
Dimana : P sr = P atm P dr = P sr
P dr = P atm V sr = 0

V dr = Vd
hl = hls + hld

Bukaan Katup 1
Vdr = 0,50 m/s ;Hs = 0,068 m ; Hd = 0,296 m ; hl = 0,01326+ 0,213 = 0,226
Hp 1 = 0,50 2
2 . (9,8)

+ 0,68 + 0,296 + 0,226 = 0,602 mka

Bukaan Katup 3
V dr = 0,92 m/s; Hs = 0,043 m ; Hd = 0,311 m ; hl = 0,046 + 0,405 = 0,451
Hp 2 = 0,92 2 + 0,043 + 0,311 + 0,451 = 0,848 mka
2 . (9,8)
Bukaan Katup 7
Vdr = 1,06 m/ s ; Hs = 0,039 m ; Hd = 0,316 m ; hl = 0,012 + 0,556 = 0,558
Hp 2,5 = 1,06 2 + 0,039+ 0,316 + 0,868 mka
2 . (9,8)

33

f. Daya Hidrolik Pompa


WHP = . Q . H ( Hp )
75
Dimana : Q

= Kapasitas aliran dari pompa ( m / jam )

= Head pompa

( mka )3

= Berat jenis cairan

( kg / m )

Bukaan katup 1

Q = 2,48 . 10 4 m 3 / s ;

WHP = 999 . 2,48 . 10-4 . 0,602


75
Bukaan katup 3

= 1,98 . 10 3 Hp

Q = 4,55 . 10 4 m 3 / s ;

WHP = 999 . 4,55 . 10-4 . 0,848


75
Bukaan katup 7

H = 0,602 mka

H = 0,848 mka
5,1 . 10 3 Hp

Q = 5,22 . 10 4 m 3 / s ;

WHP = 999 . 5,22 . 10-4 . 0,98


75

H = 0,98

mka

= 6,8 . 10 3 Hp

g. Daya motor ( N mtr )


N mtr = E . I . cos

Dimana: E
I

Bukaan katup 1
N mtr = 109 . 0,3 . 0,81
746
Bukaan katup 3
N mtr = 121 . 0,4 . 0,81
746
Bukaan katup 7
N mtr = 124 . 0,5 . 0,81
746
h. Daya mekanik

= Kuat arus (amper)

E = 109 V ;
= 0,035

= Tegangan listrik

I = 0,3 A

Hp

E = 121 V ;
= 0,052

I = 0,4 A

Hp

E = 124 V ;
= 0,067

Hp

N mek = mek . N mtr mek = 0,97

34

I = 0,5 A

Bukaan katup 1
N mek = 0,97. 0,035 = 0,0339

Hp

Bukaan katup 3
N mek = 0,97. 0,052 = 0,0534

Hp

Bukaan katup 7
N mek = 0,97. 0,067 = 0,0649

Hp

i. Effisinsi pompa
p

= WHP . 100 %
N mek

Bukaan katup 1
p

= 1,98 . 10 -3 . 100 % = 3,05 %


0,0339

Bukaan katup 3
p

= 5,1.10 -3 . 100 % = 10,2 %


0,0504

Bukaan katup 7
p

= 6,8 . 10 -3 . 100 % = 11,4 %


0,0649

data hasil perhitungan sebagai berikut:


Rpm Bukaan
katub

2450

Kapasita
s Nyata
(Q)
( m3 / sec
)

Daya
Mekanik
(N
mek )
( hp )

Daya
Motor
( N mtr )
( hp )

Efisien
si
Pompa
( p )
(%)

Head
Pompa
( HP )
( mka )

Daya
Hidrolik
Pompa
( WHP )
( hp )

0,248

0,0339

0,035

3,05

0,804

0,0198

0,455

0,0534

0,052

10,2

0,656

0,051

0,522

0,0649

0,067

11,4

0,532

0,068

35

2.7.

GRAFIK HASIL PERHITUNGAN


Grafik Hubungan Antara Debit Aliran dengan Head Pompa Pada 2450 Rpm
0.9
0.8

0.8
0.7

0.66

0.6

0.53

0.5

Head Pompa (H) mka

0.4
0.3
0.2
0.1
0
0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

0.55

Debit Aliran (Q) m3/s

Grafik Hubungan Antara Debit Aliran Dengan Daya Hidroulik Pompa Pada 2450 Rpm
0.08
0.07

0.07

0.06
0.05

0.05

Daya Hidroulik Pompa (WHP) Hp

0.04
0.03
0.02

0.02

0.01
0
0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

Debit Aliran (Q) m3/s

36

0.5

0.55

Grafik Hubungan Antara Debit Aliran Dengan Daya Motor Pada 2450 Rpm
0.08
0.07

0.07

0.06
0.05

0.05

Daya Motor (Nmtr) Hp

0.04
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

0.5

0.55

Debit Aliran (Q) m3/s

Grafik Hubungan Antara Debit Aliran Dengan Efisiensi Pompa Pada 2450 Rpm
12

11.4
10.2

10

Efisiensi Pompa (hp) %

4
3.05
2

0
0.2

0.25

0.3

0.35

0.4

0.45

Debit Aliran (Q) m3/s

37

0.5

0.55

2.8.

KESIMPULAN

Dari hasil pengujian di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


Perbandingan hasil grafik hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Aliran dari hasil
praktikum dengan grafik data spesifikasi pompa, maka ditemukan kesamaan karakteristik
pompa yaitu semakin besar Head Pompa maka Kapasitas Aliran semakin kecil. Akan tetapi
grafik hasil praktikum digambarkan cenderung linier, hal ini disebabkan adanya kesalahankesalahan pada waktu pengujian antara lain: adanya kebocoran instalasi pipa, kebocoran pada
reservoir, alat ukur tachometer (pengukur kecepatan putaran pompa) yang tidak bisa konstan
dan pembacaan mistar ukur ketinggian air yang kurang akurat.

38

DAFTAR PUSTAKA
1. Fox, Robert W. nd Mc. Donald, Alan T., Introduction to fluid mechanics, 3th edition,
Jhon Willy & Son, Inc., New York - USA, 1985
2. Hilmy Achmad, dkk., Buku Panduan Praktikum Mekanika Fluida, Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 1996.
3. Khetagurov M., Marine Auxiliary Machinery And System, Peace Publisher Moscow.

39

Anda mungkin juga menyukai