Anda di halaman 1dari 9

ketrampilan dasar konseling

KETRAMPILAN DASAR YANG PERLU DIMILIKI


KONSELOR / PSIKOTERAPIS
Agar supaya ketrampilan yang dimiliki konselor dapat berjalan
dengan efektif maka perlu ada dukungan berupa sikap
konselor/psikoterapis. Sikap tersebut adalah :
1. Adanya penerimaan dan penghargaan
Tanpa adanya penerimaan yang tulus tentunya konselor tidak dapat
menghargai kliennya. Penerimaan oleh konselor mengandung arti
bahwa klien diberi kesempatan untuk mengekspresikan masalah
yang dipilihnya sendiri dan mengekspresikan perasaannya secara
penuh.
2. Adanya sikap empati
Empati berarti dapat merasakan dan menilai apa yang dirasakan
dan yang dialami klien. Dalam posisi dimana konselor bersikap
empati akan muncul sikap pada diri klien untuk dapat berbicara
tentang rahasia gelapnya. Klien akan berni mengungkapkan
perasaan terdalamnya dan sesuatu yang dianggap mengerikan atau
yang sangat pribadi yang tidak mungkin dibicarakan dengan orang
lain.
3. Adanya kesungguhan dan kejujuran
Adanya kesungguhan dan kejujuran dari konselor, akan
menumbuhkan saling pengertian dan penghargaan, sehingga akan
timbul suasana pertolongan. Dengan sikap seperti itu dari konselor,
naka klien akan dapat belajar bahwa jujur pada diri sendiri itu
menunjukkan penghargaan terhadap diri sendiri.

KETRAMPILAN DASAR (MICRO-SKILL) DALAM


KONSELING
Menjalin hubungan dengan klien adalah sangat penting,
karena hubungan dengan klien merupakan pusat dalam proses
konseling serta sangat dibutuhkan dalam mempelajari teknik
konseling sebagai upaya meningkatkan efektivitas proses konseling.
Dalam teknik konseling terdapat elemen penting dalam menjalin
hubungan dengan klien yang disebut micro-skill.
Micro-skill yang perlu dimiliki oleh konselor dalam proses
konseling antara lain :
1. RESPON MINIMAL / EKSKLAMASI
Kata-kat aatau gerakan yang menyatakan menyetujui, mengerti
atau tidak menyetujui apa yang dikatakan oleh klien. Kata-kata
seperti Ohya..,Oke, Ehm atau anggukan kepala atau
gelengan kepala.
2. REFLEKSI ISI / PARAFRASE
Bagi konselor merefeleksikan isi akan mengingatkan akan apa yang
telah dikemukakan klien, sedangkan bagi klien dianggap bahwa
konselor benar-benar memperhatikan dirinya. Namun jangan
punya kesan memutus pembicaraan klien.
Contoh :
Klien : Kemarin saya tergesa-gesa, saya tidak punya waktu untuk diri
saya. Saya harus mengerjakan banyak hal dan itu sangat
melelahkan
Konselor : Anda memiliki hari yang sibuk kemarin
3. REFLEKSI PERASAAN
Merefleksikan perasan tidak semudah kalau merefleksikan isi. Jika
seorang konselor hanya merefleksikan isi. Maka sebenarnya
konselor belum dapat memahami makna pengalaman yang dialami
kliennya.

Contoh :
Klien : Saya mengharapkan ibu memberikan perhatian yang lebih pada saya.
Setiap kali saya bertanya kapan ibu punya waktu untuk saya. Ibu
tidak menjawab. Bahkan ulang tahun saya ibu tidak datang. Ibu
tidak tahu ulang tahun saya. Ibu memang tidak peduli saya

onselor : Kamu merasa ditinggalkan atau merasa tersakiti


4. MEREFLEKSIKAN ISI DAN PERASAAN
Ini merupakan kombinasi antara refleksi isi dan perasaan.
Contoh :
Klien : Saya baru mendapatkan pekerjaan, memang berbeda dengan
sebelumnya, tetapi bos baik pada saya dan suasana kerjanya
menyenangkan. Saya merasa beruntung sekali
Konselor : Anda nampak merasa bahagia dengan pekerjaan baru anda
5. MENDENGARKAN DENGAN PASIF
Diam dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang
dikemukakan klien tanpa interupsi. Adakalanya klien diam saja.
Dalam kondisi seperti ini sebaiknya konselor memberikan komentar
proses.
Saya lihat anda diam saja. Anda baru saja mengatakan tentang
sikap ibu anda yang tidak peduli itu. Apakah ini yang membuat
anda terdiam ?
6. MENDENGARKAN DENGAN AKTIF
Konselor membuat ringkasan sendiri apa yang diceritakan oleh
klien, tetapi bukan mengulang kata-kata klien. Yang penting
pernyataan yang dibuat konselor jangan melebih-lebihkan apa yang
telah diceritakan klien. Konselor perlu dengan sungguh-sungguh
memperhatikan apa yang diceritakan klien agar akurat dalam
membuat pernyataan.
7. BERTANYA DENGAN PERTANYAAN TERBUKA

Pertanyaan terbuka memungkinkan klien untuk menceritakan apa


yang menjadi masalahnya secara bebas dan mendorong klien untuk
berbicara dengan lebih mendalam.
Contoh :
Ceritakan tentang istri anda ?
Bagaimana hubungan anda dengan suami ?
8. MEMBUAT KESIMPULAN
Kesimpulan mirip dengan parafrase.Kesimpulan merupakan
pokok-pokok pikiran dan perasaan klien. Kesimpulan berguna
karena klien akan dapat melihat lebih baik situasi yang ada pada
dirinya.
Contoh :
Anda mengatakan kalau anda kuatir pada saudara-saudara anda
dan bagaimana kakak anda bunuh diri, Sepertinya anda terlihat
sedih karena tidak dapat menyatakan betapa anda menyayanginya
ketika masih hidup dan sekarang anda ingin mengatakan kepada
saudara anda tetapi anda tidak bisa.
9. KONFRONTASI
Konfrontasi dilakukan bila terjadi kesenjangan-kesenjangan yang
dikemukakan oleh klien. Kesenjangan dapat berupa verbal dan non
verbal. Misal klien mengatakan sedih tetapi sambil tersenyum.
Konfrontasi dapat juga dilakukan apabila klien menghindari suatu
topik atau berhenti membicarakan suatu hal.
10. INTERPRETASI
Interpretasi adalah asumsi bukan sebagai kenyataan. Oleh karena
itu perlu hati-hati dalam mengemukukannya. Kata-kata seperti
mungkin, sepertinya, nampaknya, kelihatannya perlu diungkapkan
sebelum interpretasi dilakukan pada saat yang tepat yaitu ketika
klien dalam keadaan yang positif dan siap menerimanya.
11. REFRAMING
Pada dasarnya ketrampilan ini adalah memberikan alternatif pada
klien untuk dapat melihat masalahnya dari sudut pandang yang

berbeda yang mungkin benar, sehingga membantu mengurangi


perasaan-perasaan negatif dirinya maupun orang lain.
Contoh :
Anda telah menjelaskan bagaimana sikap suami anda.
Suami anda menjauhi dan tidak mau bicara dengan anda dan ini
sangat menyakitkan anda. Saya bertanya-tanya apakah mungkin
suami anda belum mampu mengatasi tekanan emosi yang dirasakan
atau mungkin suami anda merasa besalah jika bertemu anda
sehingga lebih baik dia menjauhi anda, Apakah menurut anda ini
yang menjadi penyebabnya ?
12. Mengubah keyakinan yang salah
Sumber masalah adakalanya terjadi karena adanya keyakinan yang
salah, keliru dan tidak rasional pada diri klien. Keyakinan yang
keliru itu perlu diluruskan agar klien dapat berpikir rasional dan
sehat.
Contoh :
Saya seharusnya berhasil >>> Saya punya peluang tidak berhasil

Contoh proses konseling 1


Status
Ksl
Kln
Ksl

Verbatim
Microskills
Klien masuk di dalam ruang konseling
dengan wajah cemberut
Selamat malam (wajah tersenyum
Sikap memperhatikan
melihat klien)
Selamat malam (wajah sedih)
Bagaimana kabarnya hari ini (tersenyum Sikap memperhatikan

Kln

Ksl
Kln

Ksl
Kln

Ksl
Kln

Ksl
Kln

melihat klien)
Aku lagi sedih, sahabatku yang sudah
lama aku kenal mulai dari SD sampai
sekarang dan yang sangat aku percaya
ternyata menghianati hati saya (wajah
sedih)
Ehm....terus....
Respon minimal
Dia sudah membocorkan rahasiaku
didepan teman-temanku, yang lebih
sebel ternyata pada orang yang aku
nggak sukai (dengan nada tinggi)
Wah.... saat ini anda sangat marah sekaliRefleksi perasaan
pada dia
Ya, aku sangat marah. Apa yang ada di
dalam diriku, baik luar maupun
dalamnya, tahu semuanya. Waktu itu
aku pernah curhat pada dia, ya.... seperti
biasa curhat tentang permasalahanku.
Tapi eh...besoknya dia bilang pada
temanku yang nggak aku suka itu. Aku
sudah bersahabat dengan dia selama 13
tahun, tapi rasanya dia tega banget
berbuat seperti itu. Apa mungkin aku
punya salah sama dia ? (sambil
meremas-remas tangan)
Ehm... mungkin saja ada suatu hal yangRefleksi isi
membuat dia seperti itu
Iya sih.. tapi apa ya.. (diam 5 detik). Saat
ini susah cari sahabat yang ngerti tentang
diri kita, maka dari itu aku sekarang
tidak bisa lagi jujur sama dia
Ya.. saya mengerti perasaanmu saat iniRefleksi perasaan
(mengangguk-angguk)
Apa mungkin aku mencoba berteman
lagi sama dia tapi dengan catatan tidak
perlu bicara lagi dengannya mengenai
hal yang pribadi.....(wajah kecewa).
Kalau ingat dulu, akan dan dia selalu
membantu aku yanpa pamrih (wajah

Ksl
Kln

Ksl
Kln

Ksl
Kln

Ksl

sedikit
senang)
dan(nada
marah
sekarang, nggak tahu kenapa dia padahal
biasanya dai tidak pernah cerita sama
orang lain kalau habis tukar sama aku.
Waktu itu aku dengar sendiri dia cerita
tentang dirikuke orang lain. Siapa yang
gak marahm kalau rahasianya dibongkar
di depan orang lain yang gak kita suka
Ehm...
Respon minimal
Aku langsung pergi begitu saja. Waktu
itu aku marah sekali sama dia, sehingga
aku tidak bisa berpikir lagi, ya...... aku
langsung pergi saja (remas-remas tangan
dan suara meninggi)
Lalu........
Respon minimal
Tapi aku tidak bisa terima atas perlakuan
dia sebenarnya, aku sudah mencoba
untuk ngomong langsung sama dia
mengenai tindakannya. Tapi aku tidak
merasa enak..... jujur saja sih ..aku sudah
mulai malas sama dia..
Ehm.......(sambil mengangguk)
Respon minimal
Aku punya rencana, gimana aku besuk
sama dia berbicara soalnya aku sudah
tidak tega mendiamkan dia aku tidak
mau lama2 memendam masalah ini
(sikap mulai yakin)
Bagus itu.... (sambil mengangguk)
Respon minimal

ntoh proses konseling 2


Status

Ksl
Kln

Verbatim

Microskill

(Klien datang dalam kondisi menangis)


(Situasi menunggu selama 5 menit
sampai klien tenang)
Selamat malam.. (wajah tersenyumSikap memperhatikan
dengan melihat klien)
Selamat malam (wajah sedih)

Ksl

Kln

Ksl
Kln

Ksl
Kln
Ksl

Kln

Ksl
Kln

Sudah siapkah anda bicara denganSikap


memperhatikan
saya? Coba ceritakan pada sayadan bertanya
mungkin
dengan bercerita bisa
melegakan hati anda (menatap klien)
Mungkin.. (kepala tunduk sambil
tangan memijat dahi). Saya mau cerita
tentang keluarga saya kenapa sih
keluarga saya tidak pernah (tunduk
menangis)
... (mengangguk dan menatap klien)
Sikap memperhatikan
Mungkin saya di takdirkan seperti ini.
Saya merasa bodoh (menangis).
Sekarangpun apa yang saya rasakan
orangtua tidak pernah tahu .. misal saja
saya pulang malan, orangtua saya tidak
pernah tanya. Orangtua saya tidak
pernah ngajari bahwa seorang nak
harus patuh terhadap orangtuanya. Saya
iri dengan teman-teman saya yang
selalu
diperhatikan
orangtuanya.
(menangis tersedu-sedu)
Lalu......(menatap klien)
Respon minimal
Hem... (diam 3 detik menangis, sudah
sedikit reda). Saya mau nanya apa ada
keluarga yang seperti ini ?
Ya... mungkin ada, mungkin ada yangSikap memperhatikan
lebih dari kamu. Contohnya anak
jalanan,
mereka
tidak
adayang
menghiraukan. (menatap klien)
Saya malah ingin seperti anak jalanan,
toh ... nasibnya sama dengan saya.
Mereka coba-coba narkoba dan minumminum tapi tidak ada yang peduli.
Orangtua selalu membebaskan saya.
Apa ada keluarga seperti keluarga
saya? (wajah muram)
Hem.....berarti anda selama ini merasaRefleksi isi
tidak dihiraukan oleh orangtua anda.
Ya...(tunduk) Saya ingin ada seseorang

Ksl
Kln
Ksl
Kln

Ksl
Kln

Ksl

yang memperhatikan dan menyadarkan


saya. Tapi pada akhirnya saya sadar
sendiri dengan kesalahan. Orangtua
saya pernah marahin saya tapi tidak
saya hiraukan (nada sedikit meninggi)
Jadi saat ini anda sedang saat bingung?Refleksi perasaan
(menatap klien)
Ya... (nada menggantung)
Lalu yang anda rasakan saat ini ?
Bertanya
Saya iri pada teman-teman saya mereka
teman-teman yang sempurna (menangis
dan diam 3 detik). Saya benci sama
semua orang (tunduk). Saya juga benci
pada anda (menatap konselor dengan
sinis)
... (menatap klien). Mengapa saya danBertanya
teman-teman anda berbeda dengan
anda. Yang ada sebut sempurna ?
Karena saya lihat anda begitu bahagia,
begitu juga teman-teman saya. Apa
saya harus membunuh orangtua saya?
(nada tajam)
Coba anda istigfhar dulu
Advice

Anda mungkin juga menyukai