KIMIA ORGANIK II
HETEROSIKLIK
SENYAWA HETEROSIKLIS :
Senyawa organik yang di dalam lingkar siklisnya terdapat atom-atom selain atom
karbon.
Misalnya : atom N, O, S
1. Berdasarkan bentuk lingkar siklisnya senyawa heterosiklik digolongkan menjadi:
a. Senyawa Heterosiklis Lingkar Tiga
KIMIA ORGANIK II
KIMIA ORGANIK II
3. Berdasarkan senyawa heterosiklis yang mempunyai lingkar siklis lebih dari satu
KIMIA ORGANIK II
Bila suatu senyawa heterosiklik, hanya mengandung satu heteroatom, maka huruf Yunani
dapat juga digunakan untuk menandai posisi cincin
KIMIA ORGANIK II
B. Senyawa Furan
KIMIA ORGANIK II
C. Senyawa Tiofen
Makin besar jarak pemisahan muatan positif dengan negatif pada struktur hibrid
menyebabkan keadaan semakin kurang stabil. Kerapatan elektron pada atom C nomor 2
dan nomor 5 lebih besar dari kerapatan elektron pada atom C nomor 3 dan 4.
KIMIA ORGANIK II
Kemungkinan terjadinya substitusi elektrofilik yang paling besar berada pada atom C
nomor 2 dan 5.
Sifat Karakteristik Senyawa Heterosiklik Lingkar Lima
A. Senyawa Pirol
Karena atom nitrogen dalam pirol menyumbangkan dua elektron ke awan pi aromatik,
maka atom nitrogen bersifat tuna elektron.
Hal ini berdampak, cincin menjadi kaya elektron (bermuatan negatif parsial)
Tidak seperti piridin dan amina, pirol (pKb = 14) tidak bersifat basa.
B. Senyawa Furan
Karena atom oksigen dalam furan menyumbangkan dua elektron (sepasang elektron)
ke awan pi aromatik, maka atom oksigen bersifat tuna elektron.
Hal ini berdampak, cincin menjadi kaya elektron (bermuatan negatif parsial)
Berbeda dengan pirol, puran menunjukkan sifat basa yang amat lemah.
KIMIA ORGANIK II
C. Senyawa Tiofen
Karena atom sulfur dalam tiofen menyumbangkan dua elektron (sepasang elektron) ke
awan pi aromatik, maka atom sulfur bersifat tuna elektron.
Hal ini berdampak, cincin menjadi kaya elektron (bermuatan negatif parsial)
Berbeda dengan pirol, tiofen juga menunjukkan sifat basa yang amat lemah.
Reaksi-reaksi pada Senyawa Heterosiklik Lingkar Lima
elektron dalam cincin aromatis, maka pirol tidak dapat bersifat basa, malahan bersifat asam
yang sangat lemah, sehingga dapat bereaksi dengan NaNH2 ataupun KOH
2. Sulfonasi
KIMIA ORGANIK II
KIMIA ORGANIK II
5. Asilasi Friedel-Craft
Reaksi-reaksi Furan
1. Reaksi reduksi
Sifat aromatis furan dapat dihilangkan dengan mereduksi furan menjadi tetra hidro
furan
KIMIA ORGANIK II
Makin berkurang sifat aromatisnya makin tinggi titik didihnya, karena makin banyak dapat
membentuk ikatan hidrogen.
2. Reaksi halogenasi
Senyawa turunan furan (asam furoat) dapat bereaksi dengan halogen, dan setelah
dipanaskan terbentuklah 2-bromo furan.
Dari reaksi ini, juga dapat diturunkan senyawa furan yang tersubstitusi dengan gugus
asetil.
KIMIA ORGANIK II
Tetapi umumnya, 2-asetil furan dibuat dengan larutan asam asetat anhidrid yang diri garam
boron triflourida eterat.
3.
b. Reaksi Sulfonasi
Kesimpulan
Substitusi elektrofilik berlangsung terutama pada posisi 2.
Posisi 2 (disukai).
KIMIA ORGANIK II
Piridin
Piridin mempunyai struktur yang serupa dengan benzena
Masing-masing atom penyusun cincin, terhibridisasi sp2 dan mempunyai satu elektron
dalam orbital p yang disumbangkan ke awan elektron aromatik.
KIMIA ORGANIK II
Seperti benzena, cincin aromatik piridin bertahan terhadap oksidasi, tetapi rantai samping
dapat dioksidasi menjadi gugus karboksil.
Nitrogen dalam piridin menarik rapatan elektron dari bagian lain cincin itu, sehingga
piridin juga mengalami substitusi nukleofilik. Substitusi berlangsung paling mudah pada
posisi 2, diikuti oleh posisi 4, tetapi tidak pada posisi 3.
KIMIA ORGANIK II
Posisi 2 (disukai)
Zat antara pada substitusi C-2, terstabilkan oleh sumbangan struktur resonansi dalam
mana nitrogen mengemban muatan negatif.
Posisi 3 (tidak disukai)
Substitusi pada posisi C-3 berlangsung lewat zat antara dalam mana nitrogen tak dapat
membantu menstabilkan muatan negatif, sehingga memiliki energi yang lebih tinggi yang
menyebabkan laju reaksi lebih lambat.
Benzena tanpa subtituen, tidak mengalami substitusi nukleofilik.
KIMIA ORGANIK II
Piridin mengalami substitusi nukleofilik, jika digunakan basa yang sangat kuat, seperti
reagensia litium atau ion amida.
Dalam reaksi antara piridin dengan ion amida (NH 2-), produk awal terbentuk adalah
anion dari 2-aminopiridin, yang kemudian diolah dengan air, sehingga menghasilkan
amina bebas.
Tahap 1 (serangan NH2-)
KIMIA ORGANIK II
mudah dari piridin, tetapi dalam posisi 5 dan 8 (pada cincin benzenoid, bukan pada cincin
ntrogen)
Seperti piridin, cincin kuinolin dan isokuinolin yang mengandung nitrogen dapat menjalani
substitusi nukleofilik.
Posisi serangan adalah terhadap nitrogen dalam kedua sistem cincin itu, tepat sama
seperti di dalam piridin.
Porfirin
Sistem cincin porfirin terdiri dari empat cincin pirol yang dihubungkan oleh gugus =C-.
Sistem cincin keseluruhan bersifat aromatik.
KIMIA ORGANIK II
Sistem cincin porfirin merupakan satuan yang secara biologis sangat penting
khususnya dalam : heme, komponen hemoglobin yang mengangkut oksigen.
Hidrogen-hidrogen pirol dalam cincin porfirin dapat digantikan oleh aneka ragam ion
logam (kelat).
KIMIA ORGANIK II
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Senyawa Heterosiklik. (online)
http://id.scribd.com/heterosiklik/document_downloads/direct/57191330, diakses pada
4 juni 2013)
Anonim. 2012. Heterosiklik, (online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Halaman_Utama.html),
diakses pada 4 Juni 2013).