Anda di halaman 1dari 10

Budidaya lele System BioFloc untuk lahan sempit dengan hasil melimpah

KM. Ijodaun Sesait.


Kelompok Budidaya Ikan(Pokdakan), Mina Lele Lokok tujan Desa Sesait Kecamatan Kayangan
lombok Utara saat ini tengah mencoba budidaya lele dengan sistem biofloc dibawah bimbingan
Bakorluh Propinsi NTB dan Penyuluh Perikanan Lombok Utara,
Sistem biofloc termasuk sistem budidaya baru di NTB yang keberadaan nya baru dimulai di dua
Tempat yakni di Klempok Mina Lele Lokok Tujan Desa Sesait, dan di Bodak Kabupaten lombok
Tengah, setatus Kolam Biofloc yang dibangun saat ini adalah sebagai kolam percontohan, dan
jika hasil nya nanti benar benar fantastis dan jauh lebih baik dari sistem konvensional maka patut
kita kembangkan bersama sama.
berikut adalah penjelasan mengenai Sistem Biofloc yang kami kutif dari Bakorluh Profinsi NTB,
(H. Nasripin, A.Pi)
1.

Pengantar

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki kemampuan daya tahan hidup
yang cukup tinggi pada kondisi lingkungan yang terbatas sekalipun. Ikan lele bisa hidup pada
kondisi perairan yang jenis ikan lain sulit bisa hidup, pada air tergenang tanpa adanya sirkulasi
air masuk dan keluar. Ikan lele bisa dipelihara pada kolam-kolam sederhana berukuran sempit
bahkan menggunakan bak atau kolam terpal.
Ikan lele merupakan salah satu komoditas ikan air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang
cukup tinggi sebagai alternatif untuk pengembangan usaha para pelaku utama dan/atau kelompok
usaha perikanan. Ikan lele disukai oleh hampir seluruh masyarakat (konsumen), baik masyarakat
di pedesaan maupun perkotaan. Hal ini dapat dilihat dari permintaan konsumen terhadap ikan
lele terus meningkat seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Ikan lele banyak
disuguhkan sebagai menu pada rumah-rumah makan dalam bentuk olahan langsung, seperti : lele
goreng, pecel lele, maupun hasil yang dikemas dan bertahan dalam jangka waktu yang cukup
lama sebagai produk olahan yang dapt masuk ke ritel modern seperti nugget, abon, bakso,
maupun lele asap.
Produksi ikan lele dapat dilakukan sepanjang tahun tanpa mengenal musim (musim hujan
maupun kemarau). Sampai saat ini lokasi pengembangan budidaya ikan lele belum merata pada
seluruh wilayah baik dipulau Lombok maupun Sumbawa walaupun budidaya lele dapat

dilakukan dimana saja tanpa harus tersedia sumber air yang melimpah. Sebagai upaya untuk
mencapai produksi yang optimal perlu diperhatikan berbagai aspek terkait teknologi
pengembangan yang tepat guna dan berhasil guna.
Salah satu teknologi terbaru yang mampu memanfaatkan lahan yang sempit untuk memperoleh
produksi lele yang optimal adalah budidaya lele sistem bioploc. Sistem ini dapat dilakukan
dengan memanfaatkan lahan pekarangan (skala rumah tangga) dengan luas kolam sekitar 2,5-3
m2 dengan konstruksi kolam bundar maupun persegi dapat menghasilkan lele ukuran konsumsi (
size 10 s/d 15 ekor/kg) sejumlah 200-250 kg setiap kali panen.

1.

Pengertian

BIOFLOC berasal dari kata BIOS = kehidupan dan FLOC atau FLOCK = gumpalan

Biofloc adalah partikel yang teraduk oleh aerasi dan sirkulasi, yang terdiri dari
kumpulan organisme autotrof dan heterotrof (bakteri, fitoplankton, fungi, ciliate,
nematoda dan detritus) dan bahan tak hidup. (Conguest and Tacon,2006)

Floc dalam akuakultur adalah bahan organik hidup yang menyatu menjadi
gumpalan (Rod McNeil dalam Boyd, 2002).

Biofloc terdiri atas partikel serat organik yang kaya akan selulosa, partikel
anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hidrat, biopolymer (PHA), bakteri,
protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton(Aiyushirota).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa biofloc adalah kumpulan dari berbagai
organisme (bakteri, jamur, algae, protozoa, cacing, dll) yang tergabung dalam gumpalan
(floc).

1.

Karakteristik Biofloc

Konsep penerapan biofloc adalah mengubah senyawa nitrogen anorganik yang


bersifat racun (amonia) menjadi bacterial protein.

Prosesnya, bahan organik diaduk dan diaerasi agar terlarut dalam kolom air untuk
merangsang bakteri heterotrof aerobik menempel pada partikel organik, selanjutnya
menyerap mineral seperti amonia, fosfat dan nutrien lain dalam air.

Hasilnya, kualitas air menjadi lebih baik dan bahan organik didaur ulang menjadi
detritus yang diperkaya.

(Chamberlain, 2000)
1.

Keunggulan Biofloc

Hemat lahan, hemat air dan hemat pakan

Ukuran kolam lebih kecil, bisa memanfaatkan lahan sempit

Padat tebar tinggi, produksi lebih banyak, keuntungan lebih banyak

Tidak muncul bau tak sedap

Bisa diterapkan dalam ruangan, tidak tergantung sinar matahari.

Lebih higyenis dan rasa daging lebih enak

1.

Penerapan Teknologi Biofloc Untuk Pembesaran Ikan Lele

2.

Keuntungan mengaplikasikan teknologi pada budidaya ikan lele

Sedikit/tidak memerlukan pergantian air (efisien air)

Tidak menggunaka bahan kimia selama masa budidaya (non residu), kecuali di awal
persiapan

Dapat dilakukan dengan padat tebar tinggi (1000 2500 ekor/m3)

FCR rendah, dapat mencapai 0,7 (efisien pakan)

Membuang limbah lebih sedikit

Dapat diterapkan di dalam ruangan, tanpa terkena sinar matahari langsung(indoor)

1.

Konstruksi kolam

Untuk menerapkan teknologi Biofloc pada budidaya ikan lele, disarankan kolam terbuat dari
semen atau plastik. Bentuk kolam bisa persegi (bujur sangkar/ empat persegi panjang) atau
kolam bundar. Ukuran kolam dibuat kecil dengan luas dasar kolam persegi panjang (1 x 2)m2
(2 x 4)m2 serta kolam bundar dengan ukuran diameter antara 172 300 cm. Dasar kolam dibuat
miring, untuk kolam bujur sangkar/ persegi panjang biasanya dibuat miring ke salah satu dinding

kolam, sedangkan kolam bundar dasar kolam dibuat miring ke tengah dengan pembuangan air di
tengah.

1.

Persiapan kolam

1.

Pengeringan dan desinfeksi

Sebelum kolam diisi air dasar kolam harus dibersihkan sebersih mungkin, jika perlu
dilakukan desinfeksi untuk memberantas kuman yang terdapat di dalam kolam
tersebut, setelah itu kolam dikeringkan seperlunya.

Lama pengeringan pada kolam semen/ plastik 1 2 hari

Desinfeksi kolam dilakukan dengan menggunakan bahan antara lain Asam Klorida
(HCl 1%), disemprotkan ke seluruh dinding dan dasar kolam. Bahan lain bisa
menggunakan BKC 3 5 ppm (1 sendok makan dalam 1 m3 air), kemudian
disiramkan ke dinding dan dasar kolam pada saat sore hari atau saat matahari
tenggelam, bisa juga menggunakan PK 5 mg/l air.

Untuk kolam baru terutama kolam semen, sebelum digunakan harus dilakukan
perendaman menggunakan cacahan pohon pisang/ sabut kelapa agar kandungan bahan
beracun pengaruh semen dapat terserap oleh bahan-bahan organik tersebut, lama
perendaman 10 14 hari.

Hal yang sama juga dilakukan untuk kolam plastik namun waktu perendaman lebih
singkat (2 3 hari).

1.

Pengisian air dan pemasangan instalasi

Pengisian air dilakukan seccara bertahap, agar tekanan tidak terjadi secara tiba-tiba,
ketinggian air tahap pertama diisi hingga 40 cm.

Selanjutnya dilakukan pesangan instalasi berupa pompa udara beserta


kelengkapannya (selang airator, filter pompa, pipa-pipa pengeluaran udara) dan filter
pipa pembuangan air. Setelah pemasangan langsung dihidupkan untuk mengetahui
kekuatan aliran arus dan kemampuan pengadukannya.

Pemasangan pompa udara harus dilakukan sedemikian rupa sehingga endapan dapat
teraduk kembali, disamping itu suplai oksigen merata pada semua bagian kolam.

Aliran arus dibuat melingkar sehingga endapan terjadi di tengah.

Setelah pemasangan instalasi sudah sesuai maka pengisian air ditingkatkan

lagi hingga 70 cm dan maksimal 100 cm.


1.

Treatment/ Perlakuan air media

Untuk memperoleh mutu air atau lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan
biofloc, air media perlu diberikan bahan-bahan dan cara perlakuan sebagai berikut :

Larutkan dolomit sebanyak 100-200gr/m3 air, masukkan bagian yang


terlarut dan endapannya dibuang.

Dua hari berikutnya, masukkan 3kg garam/m3 air.

Sehari sesudahnya diberikan molase (tetes tebu) sebanyak 100 ml/ m3

Biarkan selama 4 hari, selanjutnya diberikan probiotik sebanyak


10ml/ m3

Sehari setelah pemberian probiotik, jika tersedia floc yang tumbuh


pada media lain bisa dimasukkan (inokulasi) maksimal 10% dari
volume air kolam.

Empat hari berikutnya dapat dilakukan penebaran benih

1.

Penebaran Benih

1.

Syarat Benih yang Baik

Gunakan benih yang baik / berkualitas dari induk yang unggul (secara

Ukuran seragam dari 1 pasang induk

Gerakan gesit, respon baik terhadap pakan

Tidak ada cacat / sakit

1.

Adaptasi dan Penebaran

Benih yang datang, dituang dalam wadah serta dilakukan penggantian air

secara bertahap (keluar masuk)

Masukkan imunostimulan dan anti stress (vitamin C) dengan dosis 10 ml /

10 - 20 liter air

Tunggu hingga 30 menit baru dilakukan adaptasi ke kolam. Caranya,

masukkan sedikit demi sedikit air kolam ke dalam bak yang berisi benih
hingga penuh.

Lakukan penebaran benih secara perlahan lahan.

1.

Pengelolaan Pakan

Gunakan pakan berkualitas dengan kandungan protein di atas 31 %.

Gunakan stok pakan yang baru dan hindari penggunaan pakan yang

kedaluwarsa (tengik, berjamur, bau tidak sedap, warna berubah).

Berikan pakan sesuai kebutuhan dan jangan berlebih. Pemberian pakan

berlebih dapat berakibat air cepat rusak dan menghasilkan racun.


Efisiensi pakan terbaik dicapai bila pemberian 80% dari kemampuan

Pemberian pakan yang terlalu sedikit dapat menyebabkan pertumbuhan

ikan lambat, tidak rata dan menimbulkan sifat kanibal pada ikan.

Untuk meningkatkan daya cerna / kualitas pakan, dapat dilakukan

dengan proses fermentasi pakan sebagai berikut :

Setiap 5 kg pakan diberikan molase sebanyak 200 ml yang direbus


sampai mendidih

Berikan probiotik sebanyak 2 cc/ kg pakan (10 cc dalam 5 kg)

Basahkan dan aduk pakan dengan 0,8 liter air sampai merata

Masukkan kedalam ember yang ditutup, 12 jam berikutnya dibuka dan


diaduk kembali, kemudian ditutup kembali selama 2 hari.

Pakan siap diberikan kepada lele yang dipelihara, selama tidak lebih

dari 2 hari setelah fermentasi

Bila menerapkan teknologi biofloc, setelah sistem terbentuk, pakan bisa

dihemat dengan mengurangi pakan hingga 30%.


1.

Pengelolaan Kualitas Air

Dalam Penerapan Teknologi Biofloc ;

Penggunaan Pupuk Diawal

Sedikit/Tanpa Pergantian Air

Sifon Endapan / Buang Kotoran

Aplikasi Probiotik / Fermentasi

Penambahan Karbon Organik (Tetes, Terigu, Kanji)

Garam Krosok

Pengapuran

WARNA AIR

AWAL : diusahakan air berwarna kehijauan dengan aplikasi pupuk

PERALIHAN : keruh, kadang air bau ikan stress.

AIR JADI : merah ungu, merah kecoklatan

AIR KEHITAMAN : usahakan hindari.

1.

Pengendalian Penyakit

Gunakan benih yang sehat, berkualitas / bibit unggul

Transportasi yang baik (tidak terlalu padat, perhatikan suhu, benih

Adaptasi penebaran (pencelupan obat dan menggunakan imunostimulan)

Pengelolaan air yang baik dengan menggunakan probiotik dan bahan lain

yang mendukung kestabilan kualitas air

Terapkan biosecurity (pencegahan masuknya penyakit dan penularan)

Gunakan pakan berkualitas

Pemberian Obat-obatan herbal untuk menjaga kondisi kesehatan ikan

seperti ;

Kunyit

Temulawak

Jahe

Kencur

Bawang putih

Daun papaya

Dll.

Caranya cuci bersih, haluskan, peras, ambil airnya.

Kemudian campurkan dengan pakan dan berikan pada ikan

1.

Pengobatan Ikan dalam rangka pencegahan penyakit


1.

Pencelupan

2.

Biasanya untuk benih yang baru datang, sebelum ditebar ke kolam,


benih dicelup obat terlebih dahulu. Dosis tinggi, waktu sebentar (dalam
hitungan detik hingga menit)

3.

Misalnya: PK 3 5 ppm. BKC 1,5 2 ppm

4.

Perendaman

5.

Dilakukan pada saat proses budidaya. Dosisnya sedang waktu lebih


panjang beberapa jam 1 hari. Setelah itu air diganti sebagian atau
seluruhnya. Perlakuan biasanya diberikan saat ada gejala penyakit.

6.

Misalnya : PK 2 3 ppm selama 8 jam, BKC 1,5 jam selama 8 10


jam.

7.

Perendaman jangka panjang

8.

Dilakukan pada saat proses budidaya. Jenis obat tidak bahaya, ramah
lingkungan sehingga tidak perlu ganti air setelah perlakuan.

9.

Misalnya : Pemberian probiorik, kapur, garam, molase (tetes)

10.

Pengobatan melalui pakan

Jenis obat yang dapat diberikan melalui pakan antara lain :


o

Vitamin dan mineral (premix)

Asam amino (silase),

asam lemak (minyak ikan, minyak cumi)

Immune stimulant (glucan, ALA, peptidoglycan, fucoidan, ekstrak


herbal)
Antibiotik

Penentuan dosis, sesuai dengan petunjuk.


o

Misalnya : 2 gr / kg pakan

Berarti tiap kg pakan perlu obat 2 gr. Bila pakannya 4 kg berarti perlu
4 x 2 gr = 8 gr.
Diberikan tiap kali pakan selama periode tertentu (misalnya 5 hari

berturut-turut).
Obat terlebih dahulu dicampur air secukupnya, dan dicampur ke pakan.

Selanjutnya pakan dilapis dengan telor ayam atau minyak cumi. Dianginanginkan sebentar agar kering. Baru diberikan.
1.

Grading

Kegiatan pemisahan ukuran agar lebih seragam.

Tujuan :

Mengurangi pemangsaan (kanibal).

Memberi kesempatan tumbuh bagi yang lambat.

Meningkatkan produksi dan efisiensi pakan

Meningkatkan keuntungan.

Pelaksanaan : tergantung kondisi keragaman ikan. Biasanya sekitar 2 3 minggu


setelah tebar. Maks setelah 1 bulan.

1.

Panen

Panen dilakukan saat ikan sudah mencapai ukuran 8 12 kg atau sesuai

dengan permintaan pasar.

Jangan lakukan pengurangan air sebelum pembeli datang.

Hindari suhu yang terlalu panas

Gunakan peralatan panen seperti (jaring) untuk mempercepat panen.

Terimakasih, Selamat Mencoba

ANALISA USAHA

Kolam 1x2m, tebar 1700 ekor, panen 116 kg, pakan 83 kg, size 14 17, FCR
0.7155, SR 98,94% DoC 70hari
o

Pengeluaran benih 1.700 x Rp 300 = Rp

Pakan ..................

Lain-lain ........................................

83 x Rp 9000

510.000

= Rp

747.000

Rp

150.000

Total pengeluaran .......................

Penerimaan 116 x Rp 17.000

= Rp 1.972.000

KEUNTUNGAN = 1.972.000 1.407.000

= Rp

Biaya Produksi = Rp 1.407.000 : 116 kg

= Rp 1.407.000

= Rp

565.000
12.129

Anda mungkin juga menyukai