Anda di halaman 1dari 6

NAMA : PUTU AYU ANGGYA AGUSTINA

NIM
: 1306305025
NO
: 06
1.

Konsep Dasar oleh Paton dan Littleton


Berikut ini adalah Konsep dasar akuntansi menurut Paton dan Littleton (Kartika,

2011):
(a)

Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)


Suatu perusahaan dipandang sebagai kesatuan atau badan usaha
ekonomik yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
kedudukannya terpisah dari pemilik atau pihak lain yang menanamkan dana
dalam perusahaan dan kesatuan ekonomik tersebut menjadi pusat perhatian
atau sudut pandang akuntansi.

(b)

Kontinuitas kegiatan atau usaha (Continuity of activity)


Jika tidak ada tanda-tanda, gejala-gejala, atau rencana pasti di masa
datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan atau dilikuidasi maka akuntansi
menganggap bahwa kesatuan usaha tersebut akan berlangsung terus sampai
waktu tak terbatas. Begitu juga ketika menghadapi ketidakpastian dalam
melangsungkan usaha, maka akuntansi menganut konsep atas dasar penalaran
harapan normal (normal expectation).

(c)

Penghargaan Sepakatan (Measured consideration)


Jumlah rupiah atau agregat-harga (price-aggregate) atau penghargaan
sepakatan (measured consideration) yang terlibat dalam tiap transaksi atau
kegiatan pertukaran (exchange activities) merupakan bahan olah dasar
akuntansi (the basic subject matter of accounting) yang paling objektif
terutama dalam mengukur sumber ekonomik yang masuk (pendapatan) dan
sumber ekonomik yang keluar (biaya). Sebagai konsekuensi, elemen-elemen
atau pos-pos pelaporan keuangan diatur atas dasar penghargaan sepakatan
tersebut. Kesepakatan dua pihak independen menjamin objektivitas dan
keterandalan pengukuran (Yogi, 2014).

(d)

Kos melekat (Cost attach)


Kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos bersifat mudah
bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali
mengikuti objek yang didekati, gabungan kos yang baru semata-mata
merupakan penggabungan berbagai kos yang melekat pada tiap komponen
tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang melekat pada barang baru.

(e)

Upaya dan capaian atau hasil (Effort and accomplishment)


Biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa
pendapatan. Dengan kata lain, tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya
(biaya). Secara konseptual, pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya
pendapatan menanggung biaya. Dasar validitas konsepnya adalah untuk
mendapatkan sesuatu orang harus berusaha, orang mengharapkan upayanya
membuahkan hasil, upaya dilakukan dengan senang hati dan bukan beban,
siksaan, atau cobaan, dan hasil pada umumnya sepadan dengan upaya.

(f)

Bukti objektif yang dapat diperiksa (Variviable, objective evidence)


Informasi keuangan akan mempunyai tingkat kebermanfaatan dan
tingkat keterandalan yang cukup tinggi apabila terjadinya data keuangan
didukung oleh bukti-bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya.
Objektivitas bukti harus dievaluasi yang melingkupi penciptaan, pengukuran,
dan penangkapan atau pengakuan data akuntansi sehingga tidak mendasarkan
diri pada objektivitas mutlak melainkan pada objektivitas relatif yaitu ketika
transaksi terjadi dapat mempertimbangkan keadaan dan tersedianya informasi
pada waktu tersebut.

(g)

Asumsi (Assumptions)
Bahwa asumsi di sini merupakan penjelasan bahwa keenam dasar sebelumnya
merupakan asumsi atau didasarkan atas asumsi tertentu dengan segala
keterbatasannya. Asumsi asumsi tersebut adalah :
a)

Kesatuan usaha: terbatas penggunaannya jika diterapkan pada kegiatan


departemen, operasi unit pemerintahan, keiatan usaha perseorangan atau
firma dan kegiatan usaha perusahaan afiliasi (anak)

b) Kontinuitas usaha: asumsinya didasarkan atas pengalaman perusahaan


pada umumnya
c)

Periode satu tahun: satu tahun adalah waktu yang tepat untuk pelapran ,
karena tidak terlalu pendek, juga tidak terlalu panjang.

d) Harga Pokok (HP) sebagai bahan olah akuntansi: harga pokok faktor
produksi tersebut adalah HP pada saat terjadinya.
e)

Daya beli uang stabil

f)

Tujuannya adalah mencari laba: perusahaan dipandang sebagai suatu


organisasi yang dibentuk untuk menghasilkan pendapatan.

2.

Gambaran Umum Konsep Dasar oleh FASB


Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) didefinisikan oleh FASB

sebagai:
a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that is expected to lead
to consistent standards and that prescribes the nature, function, and limits of financial
accounting and reporting.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang
terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi
landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batasbatas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Tujuan yang dimaksud adalah tujuan pelaporan keuangan. Sedangkan
fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah konsep-konsep yang mendasarai akuntansi
keuangan, yakni yang menuntun kepada pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaankeadaan yang harus dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara
meringkas serta mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental, artinya bahwa konsepkonsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut yang diperlukan sebagai
referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan, dan menetapkan standar
akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan
pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan
komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan. Masalah-masalah yang baru akan
dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada.
Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual Financial Accounting Standard
Board (FASB) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang
berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu (Dinda, 2010):
(1) SFAC no. 1 objective of financial reporting by business enterprises, yang
menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
(2) SFAC no. 2 qualitative caracteristics of accounting information, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
3

(3) SFAC no. 3 element of financial statement of business enterprises, yang


memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.
(4) SFAC no. 5 recognition and measurement in financial statement of business
enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental
serta pedoman tentang informasi.
(5) SFAC no. 6 element of financial statement, yang menggantikan SFAC no. 3 dan
memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.
(6) SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting
measurement, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa
depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar
pengukuran
Pada konsep SFAC Nomor 1, FASB menggunakan istilah pelaporan keuangan,
sedangkan dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan IAI
dipakai istilah laporan keuangan. Namun pada pelaporan keuangan termasuk juga
peramalan oleh manajemen dan berbagai pengungkapan informasi lainnya. FASB dalam
tahun 1980 menerbitkan SFAC Nomor 2 yang menunjukkan hierarki kualitas informasi
akuntansi. Menurut FASB, kriteria utama informasi akuntasi adalah harus berguna bagi
pemgambilan keputusan. Informasi yang berguna harus mempunyai dua sifat utama
relevan dan dapat dipercaya. Informasi relevan mempunyai tiga sifat yang harus
dipenuhi, yaitu nilai prediksi (predictive value), nilai umpan balik (feedback value) dan
tepat waktu (timeliness) (Astika, 2010: 124). Informasi yang dapat dipercaya
mempunyai tiga sifat yaitu: verifiability, netral, dan menyajikan yang seharusnya. Selain
dua sifat utama, relevan dan reliabel, informasi akuntansi juga mempunyai dua sifat
sekunder dan interaktif yaitu: dapat dibandingkan dan konsisten. Hierarki sifat
informasi tersebut manfaatnya harus lebih besar dari biaya dan sifat-sifat tersebut hanya
diperlakukan pada informasi yang jumlahnya cukup berarti (material).
3.

Joint Project FASB-IASB


Tujuan dari proyek untuk menggantikan kerangka konseptual yang lama

sehingga dapat membentuk suatu standar yang akan memandu organisasi dan penyajian
informasi dalam laporan keuangan. Dasar pemikiran dan tujuan dari proyek bersama ini
antara lain adalah 1) akuntansi sewa yang sekarang ada kurang memenuhi kebutuhan
4

user, 2) kompleksitas yaitu kesulitan untuk mendefinisikan garis batas pembeda antara
finance dan operating lease, dan 3) menghilangkan klasifikasi dan akuntansi untuk
operating lease (di sisi lessee), namun tetap ada bagi lessor dalam kasus tertentu
(Ariyanto, 2013). Pada bulan April 2004, dewan IASB dan FASB memutuskan untuk
melakukan pendekatan proyek dalam tiga tahap:
(1) Tahap A akan menunjukkan laporan yang merupakan satu set lengkap laporan
keuangan dan periode yang mereka harus diberikan.
(2) Tahap B akan mengatasi isu-isu yang lebih mendasar yang berkaitan dengan
presentasi dan menampilkan informasi dalam laporan keuangan, termasuk
menggabungkan dan disaggregating informasi dalam setiap laporan keuangan
utama, mendefinisikan total dan subtotal, dan mempertimbangkan kembali
penggunaan langsung atau metode tidak langsung untuk menyajikan operasi kas
arus.
(3) Tahap C akan menunjukkan presentasi dan menampilkan informasi keuangan
interim di AS prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). IASB juga dapat
mempertimbangkan kembali persyaratan dalam IAS 34, tentang pelaporan
Keuangan interim.
Project-project lain yang sedang dilakukan IASB dan menarik untuk dicermati
adalah IFRS for SME dan kerangka konseptual. IASB juga melakukan review
menyeluruh atas IFRS for SME. Sekitar tujuh area berpotensi untuk direvisi. Project
kerangka konseptual IASB awalnya adalah joint project antara IASB dan FASB namun
dihentikan karena prioritas standar lainnya (Wahyuni, 2013). Perkembangan terakhir
adalah diterbitkannya exposure draft: Leases pada bulan Agustus 2010 dan diharapkan
penyempurnaan atas exposure draft: Leases ini pada kuartal ke-2 tahun 2013.

DAFTAR PUSTAKA
Astika, I. B. Putra. 2010. Teori Akuntansi: Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.
Denpasar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Ariyanto, Stefanus. 2013. Masa Depan Akuntansi Sewa (JOINT PROJECT IASB
FASB ON LEASES). Artikel Online. https://stefanusariyanto.wordpress.com/
(Diakses tanggal 11 September 2015)
5

Dinda.

2010.
Kerangka
Konseptual
FASB.
Artikel
Online.
https://dindaituchdindhoet.wordpress.com/2010/10/19/kerangka-konseptualfasb/ (Diakses tanggal 11 September 2015)
Kartika.
2011.
Konsep
Dasar
Akuntansi.
Artikel
Online.
https://kartikaharahap.wordpress.com/2011/11/11/konsep-dasar-akuntansi/
(Diakses tanggal 11 September 2015)
Yogi,
Ryan.
2014.
Konsep
Dasar
Paton
dan
Littleton.
https://id.scribd.com/doc/212840520/Konsep-Dasar-Paton-dan-Littleton
(Diakses tanggal 11 September 2015)
Wahyuni. 2013. Refleksi Tengah Tahun 2013 Apakah Adopsi IFRS Secara Global Telah
Menjadi Kenyataan. Artikel Online. http://etw-accountant.com/refleksi-tengahtahun-2013-apakah-adopsi-ifrs-secara-global-telah-menjadi-kenyataan/ (Diakses
tanggal 11 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai