Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL DISKUSI

PROBLEM-BASED LEARNING

PBL Blok Food Service Food Production


SKENARIORS Brawijayas Room Service
Minggu ke-1
Tanggal 11 s.d 17 September 2015

Grup G
Nama Anggota :
1. Elok Duwita Pratiwi
2. Nelly Widhaswara
3. Oktoviani Tri Handini Tambunan
4. Delvy Rizqotul Ahadah
5. Atik Faizatitin
6. Rizqy Amanatul Husna Pamungkas
7. Devi Eka Nur Indah Sari
8. Arunia Kemala Putririningtyas
9. Caecilia Cita Sakti Ariningtyas
10.Dwi Rahmat Putra Kurniawan
11.Sita Miyasa Purwati
12.Rachmi Mufida
13.Dea Nur Farida
14.Dwi Ayu Anggraini
15.Saila Nur Siti Khodijah

135070301111061
135070301111062
135070301111063
135070307111009
135070307111010
135070307111011
135070301111029
135070301111030
135070301111031
135070301111064
135070301111065
135070301111066
135070301111068
135070301111069
135070307111001

Jurusan Gizi Fakultas Kedokteran


Universitas Brawijaya
Malang
2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI

ISI

A
B
C
D
E
F
G
H

KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI


SKENARIO
DAFTAR UNCLEAR TERM
DAFTAR CUES
DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
HASIL BRAINSTORMING
HIPOTESIS
PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE

3
3
3
4
4
5
8
9

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


24
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA
25
TIM PENYUSUN

27

ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
B. SKENARIO
2

RS Brawijaya adalah rumah sakit yang khusus menangani pasien kanker, sehingga akan
menerapkan neutropenic diet untuk menggantikan siklus menu yang lama serta sangat
memperhatikan keamanan makanan. Suminem, ahli gizi RS Brawijaya mendapat
laporan dari Manajer RS berdasarkan keluhan perawat ruangan tentang sisa makanan
pasien yang banyak. Setelah diselidiki didapatkan data sebagai berikut : siklus menu
yang dipakai adalah siklus 7 hari, bagian pencucian alat makan membuang sekitar 1/3
hingga 1/2 sisa makanan di piring setiap harinya, banyak pasien yang membeli
makanan luar rumah sakit, pasien mengeluh bosan dengan menu yang disajikan, dan
menginginkan bisa memilih menu sendiri. Melihat hal ini Suminem berinisiatif untuk
mengevaluasi menu yang ada dan merubah system pelayanan di rumah sakit tersebut
menjadi room service, sehingga dia harus melakukan perencanaan menu baru serta
membuat system otomatisasi dengan perangkat lunak mulai dari system pemesanan
menu hingga perhitungan kebutuhan bahan makanan, agar produksi bisa berjalan dan
pasien menjadi puas, untuk langkah pertama dia akan menerapkan system ini pada
kelas VIP.
C. DAFTAR UNCLEAR TERMS
1. Neutropenic diet
Diet untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Diet ini membantu
melindungi dari bakteri dan organisme berbahaya lain yang ditemukan di beberapa
makanan dan minuman. Jika system kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik,
tubuh akan sulit melindungi diri dari bakteri. Memasak makanan (seperti daging sapi,
ayam, ikan, dan telur) harus dipastikan bahwa semua bakteri hancur. (UPMC
Information for patient ).
2. System otomatisasi
Sitem berupa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara
otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi
pengawasan manusia (KBBI).
3. Manager
Orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau
sejumlah orang untuk mencapai sasaran, orang yang berwenang dan bertanggung
jawab

membuat

rencana,

mengatur,

memimpin,

dan

mengendalikan

pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu (KBBI).


4. Room service
Pelayanan yang diberikan kepada pasie atau konsumen yang diperoleh dari ruangan
itu sendiri.
5. Siklus menu
3

Daftar menu makanan harian yang dibuat tiga atau lima hari untuk menghindari
menu yang sama pada hari yang sama (Kamus Gizi).
6. Kelas VIP
VIP adalah Very Important Person.Kelas VIP berisi pasien yang khusus dan dilayani
secara khusus.
7. Kanker
Penyakit neoplastik dengan perjalanan alamiah yang bersifat fatal dan tidak sama
dengan tumor jinak menunjukkan sifat invasi dan metastasis dan sangat anaplastik
(Kamus saku kedokteran Dorland edisi 28).
D. DAFTAR CUES
Ahli Gizi mampu merencanakan menu menggunakan system pelayanan room service
dengan memperhatikan evaluasi menu dan keamanan makanan serta menggunakan
system otomatisasi perangkat lunak mulai dari pemesanan makanan dan perhitungan
kebutuhan bahan makanan.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana patofisiologi dari penyakit kanker?
2. Apa saja factor dan tujuan yang mempengaruhi perencanaan menu ?
3. Bagaimana keefektifan system otomatisasi dari perangkat lunak serta apa saja alat
dan sumber daya yang digunakan untuk system room service?
4. Apa prinsip dan syarat diet neutropenic?
5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan makanan yang baik
dan prinsip keamanan pada diet neutropenic?
6. Bagaimana system monitoring dan evaluasi untuk room service?
7. Bagaimana prosedur perhitungan jumlah kebutuhan makanan dalam system room
service?
8. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dan cara menerapkan sistem room service di
Rumah Sakit?
9. Apa saja jenis menu yang lebih tepat digunakan untuk system room service pada
pasien kanker?
10.Bagaimana cara mengevaluasi menu sebelumnya?
11.Apa saja jenis bahan makanan yang digunakan dalam peningkatan jumlah neutrofil?
12.Bagaimana cara membuat standart resep dan standart porsi pada menu baru?
13.Bagaimana cara menentukan kebutuhan zat gizi pasien kanker?
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Bagaimana patofisiologi dari penyakit kanker?
Kanker merupakan kelainan dari sel sehingga antara pembelahan dan apoptosis sel
tdk seimbang dan akhirnya sel tumbuh tidak terkontrol dan melakukan invasi
terhadap sistem tubuh, kanker ini terjadi karena adanya faktor penyebab kanker
yang menyebabkan mutasi genetic sehingga menyebabkan kelainan sel tersebut.
2. Apa saja factor dan tujuan yang mempengaruhi perencanaan menu ?
4

Factor
Jenis penyakit pasien
Kondisi pasien
Riwayat alergi pasien
Usia pasien
Ketersediaan bahan makanan
Anggaran dana Rumah Sakit
Ketersediaan sumber daya (alat dan tenaga kerja)
Tujuan
Memenuhi kepuasan dan kebutuhan dari pasien
Asuhan gizi yang diberikan ahli gizi dapat tercapai
Dapat merencanakan pembelian bahan makanan

3. Bagaimana keefektifan system otomatisasi dari perangkat lunak serta apa saja alat
dan sumber daya yang digunakan untuk system room service?
Sumberdaya yang digunakan dalam system roomservice

adalah

nutrisurvey
4. Apa prinsip dan syarat diet neutropenic?
Prinsip
Tinggi Energi Tinggi Protein
Tinggi Antioksidan
Syarat
Menggunakan bumbu yang tidak merangsang
Hygiene dan sanitasi dari makanan terjamin
Menggunakan porsi yang kecil tapi sering
Bentuk makanan menyesuaikan dari kondisi pasien
5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan makanan yang baik
dan prinsip keamanan pada diet neutropenic?
- Pengemasan dari makanan
- Hygiene dan sanitasi dari pengolahan
-

peralatan,

SDM,

penyajian)

penyimpanan makanan atau holding time


Memastikan pengolahan bahan makanan dengan benar

6. Bagaimana system monitoring dan evaluasi untuk room service?


- Adanya pengawasan di setiap tahapan dan melakukan sistem checklist
- Diadakan survey wawancara kepuasan pasien
- Melihat dari perhitungan sisa makanan
- Menggunakan menu engineering
7. Bagaimana prosedur perhitungan jumlah kebutuhan makanan dalam system room
-

service?
Forecasting berdasarkan standard resep dan standard porsi
Menghitung jumlah mkanan yang sering dipesan
Menawarkan menu sesuai dengan kebutuhan individu pasien
Dilihat dari jumlah pasien
5

8. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dan cara menerapkan sistem room service di

Rumah Sakit?
Kekurangan
Pegawai repot dalam menggabungkan data
Beban kerja pegawai meningkat sehingga biaya juga meningkat
Bahan makanan yang banyak juga membutuhkan biaya banyak
Sumber daya meningkat
Kelebihan
Dapat memuaskan pasien secara individu

9. Apa saja jenis menu yang lebih tepat digunakan untuk system room service pada
pasien kanker?
10.Bagaimana cara mengevaluasi menu sebelumnya?
- Melakukan wawancara kepuasan terhadap pasien
- Melihat menu sebelumnya
Dilihat sisa yang ada pada menu sebelumnya
11.Apa saja jenis bahan makanan yang digunakan dalam peningkatan jumlah neutrofil?
Sayuran dan buah-buahan yang berwarna
12.Bagaimana cara membuat standart resep dan standart porsi pada menu baru?
- Cara membuat standart resep
Menu di uji coba terlebih dahulu lalu dilihat perubahan dalam setiap uji coba
-

Cara membuat standart porsi


Mencoba membuat satu menu lalu dijadikan dalam beberapa porsi sehingga jadi

standart porsi
13.Bagaimana cara menentukan kebutuhan zat gizi pasien kanker?
Menggunakan rumus sesuai dengan kondisi dari pasien
Melakukan assessment berupa A,B,C,D,E

G. HIPOTESIS

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE


1. Bagaimana patofisiologi dari penyakit kanker?
Awal mula dari terjadinya kanker adalah terjadinya kerusakan atau mutasi genetik
yang didapat karena pengaruh lingkungan, seperti zat kimia, radiasi atau virus, atau
diwariskan. Ada empat golongan gen yang diidentifikasi memainkan peranan penting
dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri,
gen-gen tersebut adalah protoonkogen yang mendorong pertumbuhan, gen penekan
7

kanker (tumor suppressor gene) yang menghambat pertumbuhan, gen yang


mengatur kematian sel terencana (programmed cell death) dan gen yang mengatur
perbaikan DNA. Ketika akumulasi kelainan genetik terkumpul, pertumbuhan sel
menjadi tidak terkendali dan selanjutnya menjadi sel kanker yang berinvasi dan
bermetastase ke seluruh tubuh(Wahyuningsih, 2013).
2. Apa saja factor dan tujuan yang mempengaruhi perencanaan menu ?
- Faktor :
Dilihat dari faktor konsumen :
a. Usia
b. Kebiasaan makan yang dipengaruhi oleh lingkungan, sosial ekonomi,
kondisi fisik
c. Keterbatasan produksi dan layanan yang meliputi ketersediaan alat,
sumber

daya,

keterampilan

tenaga,

dan

ketersediaan

bahan

makanan
Faktor eksternal yang meliputi politik contohnya adalah kebijakan
pangan, sosial, ekonomi, serta tren dari makanan itu sendiri. Misalnya,
lembaga pemerintah di federal, negara bagian, dan tingkat lokal dapat
mengatur mandat pada apa yang harus dimasukkan dalam makanan
untuk

membenarkan

penggantian.

Banyak

entitas

lokal

kini

mengharuskan restoran multiunit posting informasi gizi, mandat yang


akan diperluas secara nasional di bawah undang-undang yang relatif
baru ke reformasi perawatan kesehatan. Tren sosial dalam preferensi
makanan dan makan secara signifikan mempengaruhi perencanaan
menu, seperti halnya tantangan ekonomi seperti tingkat pekerjaan dan

kebiasaan belanja.
Faktor internal cenderung jatuh ke dalam empat kategori pengaruh,
termasuk misi organisasi, pelanggan, masukan, dan operasi. Pengaruh
organisasi termasuk komponen dari rencana bisnis organisasi seperti
misi, visi, dan filosofi. Karakteristik pelanggan seperti usia, etnis, dan
status kesehatan memainkan peran besar dalam perencanaan menu.
Input signifikan yang uang untuk makanan dan alokasi tenaga kerja.
Fungsi operasional termasuk pembelian, produksi, dan pelayanan perlu
dipertimbangkan dengan cermat bersama dengan kontrol manajerial
seperti

anggaran

untuk

memastikan

bahwa

menu

dapat

diimplementasikan dan disajikan dalam sumber daya yang tersedia.


Berikut

ini

adalah

penjelasan

lebih

rinci

tentang

beberapa

pertimbangan perencanaan menu penting.


8

Dalam perencanaan menu sebaiknya juga perlu diperhatikan rata rata


kebutuhan akan zat gizi harian. Dimana terdapat beberapa petunjuk
yang bias digunakan untuk membantu mempermudah perencanaannya
seperti pramida makanan, tumpeng gizi seimbang, dan sebagainya.

- Tujuan :
1. Sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatan sehari hari
2. Untuk mengatur variasi hidangan agar tidak bosan
3. Untuk menyusun menu menurut anggaran
4. Tersedianya siklus menu yang sesuai dengan pedoman klasifikasi menurut
rumah sakit
5. Sebagai alat pengontrol untuk seluruh fungsi operasional dan sumber daya
pekerja
6. Perencanaan menu sebagai pemuas dari konsumen
3. Bagaimana keefektifan system otomatisasi dari perangkat lunak serta apa saja alat
dan sumber daya yang digunakan untuk system room service?
Room service merupakan jenis pelayanan yang sangat mengedepankan kepuasan
konsumen. Dewasa ini sudah

mulai bermunculan rumah sakit di Indonesia yang

menggunakan jenis room servis untuk pelayanan makanannya guna untuk lebih
memuaskan pasien. Untuk pelayanan room service menggunakan software sistem
khusus untuk mempermudah pelayanannanya mulai dari pemesanan hingga
penghitungan kebutuhan bahan makanan.Banyak software sistem untuk pelayanan
room service yang dijual oleh developer untuk menunjang pelayanan room service
ini.Salah satunya adalah Nutriclin, Computrition, dan Nutrition Service Suite dari
CBORD

Inc.

Software

sistem

yang

suda

banyak

digunakan

adalah

Nutriclin.Computrition adalah sistem sistem software khusus untuk penyelenggaraan


di rumah sakit yang dibuat ole developer America. Sedangkan CBORD Nutrition
Service adalah sistem software penyelenggaraan makanan room service yang terdiri
dari Nutrition Service Suite , Room Service Choice, Room Service Concero, Tray
Monitor, AutoMate Task Builder, Converting to Windows, Enteral Nutrition Support ,
dan Mobile Intake.
Menurut beberapa penelitian yang dilakukan sebelumnya, Room Service merupakan
sistem pelayanan yang dapat mengatasi permasalahan seperti banyaknya sisa
makanan pada rua sakit. Menurut Norton (2008) yang dikutip ulang oleh Zafrah
Mohd Nor (2010) implementasi dari room service memeberikan dampak yang baik
pada masalah masalah yang ada. Room service mampu mengurangi jumla sisa
makanan atau sisa dari produksi, mengelminasi dari meal tray delivery, menurangi
stck dan inventories dan mampu menambah kepuasan dari pasien. Sedangka
9

menurut William (1998) yang dikutip ulang oleh

Zafrah Mohd Nor (2010),

keuntungan dari room service system pada ruma sakit adalah pada intake makanan
pederita kanker. Penelitiannya menyatakan bahwa intake dari energi naik menjadi
28% dan inake protein naik 18%. Bisa disimpulkan bahwa room service efektif dalam
sistem pelayanan ruma sakit khususnya penyakit kanker( Nor ZM, 2010 ).
4. Apa prinsip dan syarat diet neutropenic?
Prinsip :
TKTP
Tinggi antioksidan

Syarat :
- Energi 36 kkal / kgBB (laki2) dan 32 kkal/kgBB (pr) (kondisi normal), 40

kkal/kgBB (laki2) dan 36 kkal/kgBB (pr) (kuranggizi)


Protein tinggi 1-1,5 g/kgBB
Lemak sedang 15-20 % dari kebutuhan energy total
Karbohidratcukup, sisadari kebutuhan total
Vitamin dan mineral cukup, terutama vitamin A , B kompleks, C dan E
Bilaperluditambahdalambentuksuplemen
Rendahiodiumbilasedangmenjalanimedikasiradioaktif internal
Porsimakankeciltapisering
Bilaimunitasmenurun
(leukosit<
10
ataupasienakanmenjalanikemoterapi

ul)

agresif,

pasienharusmendapatkanmakanan yang steril


Untukpasien
dengan

neutropenia

beratharuslebihdiperhatikantingkathigienitasdankeamanannyamulaidari
proses
-

pembelian,

penyimpanan,

pengolahan,

penyajianbahkanpenjamahmakananitu sendiri
Hindarimakananmentah,berbahan pengawet, setengahmatang

5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan makanan yang baik
dan prinsip keamanan pada diet neutropenic?
Dalam prinsip diet neutropenic, keamanan makanan merupakan satu hal yang
wajib untuk diperhatikan. Selain karena sistem pertahanan tubuh pasien kanker yang
rendah, kemoterapi dan radioterapi yang merupakan pengobatan wajib pasien
kanker ternyata memiliki efek samping yaitu merusak sel-sel pada usus sehingga
bakteri pada makanan akan mudah masuk ke dalam pembuluh darah.
Berdasarkan

pedoman

Food

Standards

Agency

and

the

British

Dietetic

Association, terdapat dua cara dalam menurunkan resiko terkena infeksi bakteri
pada diet neutropenic yaitu:
10

1. Mengikuti secara seksama aturan dan proses food-handling dan food-preparation.


2. Menghindari makanan dan minuman yang diketahui biasa mengandung bakteri
atau mikroorganisme lainnya
(Lymphoma Association. 2012)
6. Bagaimana system monitoring dan evaluasi untuk room service?
Ada 4 metode yang diterapkan oleh beberapa rumah sakit untuk mengevaluasi
sistem room service, yaitu:
a. Metode pengumpulan data secara observasional analitik
- Desain kebutuhan data :
mengidentifikasi data apa saja yang kita butuhkan. Disesuaikan dengan tujuan
analisis yang akan dilakukan. Misal tujuan kita untuk menganalisis food service
yang ada di rumah sakit brawijaya, berati kita harus mendapatkan data yang
berkaitan dengan
-

food service yang sedang di jalan kan di rumah sakit

brawijaya
Teknik pengumpulan data :
proses pengumpulan data dan survei data. Pegumpulan dan Survei data ini
bisa dilakukan dengan data primer maupun data sekunder. Data primer bisa
didapat melalui 3 cara, yaitu : observasi langsung di lapangan, wawancara dan
dokumetasi lapangan. Observasi lapangan melihat langsung keadaan di
lapangan, mencatat secara sistematis informasi apa saja yang di dapat
dilapangan. Media yang bisa membantu dalam proses observasi lapangan
adalah form cheklist. Yaitu berupa form yang berisi list poin mengenai syarat
syarat yang harus ada di penatalakasanaan room service.

Wawancara

dilakukan untuk mendapatkan informasi mendalam yang tidak di dapatkan dari


data sekunder. Saat melaukan wawancara ini bisa dibantu melalui media
kuisoner. Dokumentasi lapagan merupan foto foto hasil dokumentasi kegiatan
di lapangan. Selanjutnya dilakukan survei data sekunder yaitu survei data dari
-

instansi instansi terkait dimana data tersebut didapat dari instansi terkait.
Kompilasi data :
mengklasifikasikan data agar lebih mudah dalam menginterpretasi data.
Tahapan ini dilakukan setelah semua data dipilih. Kemudian dipilah pilah data
apa saja yang paling relevan dengan analisis peneliti.

b. Teknik analitik
Setelah semua
deskriptif

data

terhadap

terkumpul
objek

kita.

selanjutnya
Dalam

melakukan

tahapan

ini

analisis

secara

bertujuan

untuk
11

menggambarkan keadaan pelayanan makanan secara room service di rumah


sakit brawijaya. Keadaan tersebut meliputi salah satunya kepuasaan, kinerja
sumber daya, dan hal lain yang terkait.
c. Menghitung sisa makanan
Disebut juga Metode pengamatan asupan makanan harian/ comstok atau
metode taksiran visual adalah menaksir secara visual banyaknya sisa makanan
yang ada untuk setiap jenis makanan. Hasil estimasi tersebut bisa dalam
bentuk berat makanan yang dinyatakan dalam gram atau dalam bentuk skor
bila menggunakan skala pengukuran. Misal metode taksiran visual dengan
menggunakan

skala

pengukuran

yang

dikembangkan

oleh

Comstock

menggunakan skala 6 point (persen sisa makanan), dengan kriteria sebagai


-

berikut:
Skala 0 jika dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis)
Skala 1 jika tersisa porsi (75% habis)
Skala 2 jika porsi (50% habis)
Skala 3 jika tersisa porsi (25% habis)
Skala 4 jika hanya dikonsumsi sedikit 1 sendok makan (5%habis)
Skala 5 jika tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)
Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya yaitu dalam
gram, hasil pengukuran dengan skala Comstock tersebut kemudian dikonversi
kedalam persen (%) dan dikalikan dengan berat awal (Murwani, 2001).
Menurut Comstock (1991) dalam Murwani, (2001), metode taksiran visual
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode taksiran visual
antara lain yaitu memerlukan waktu yang singkat, tidak memerlukan alat yang
banyak dan rumit, menghemat biaya, dapat mengetahui sisa makanan
menurut jenisnya. Sedangkan kekurangan dari metode taksiran visual antara
lain yaitu

diperlukan penaksir (estimator) yang terlatih, teliti, terampil,

memerlukan kemampuan dalam menaksir (over estimate), atau kekurangan


dalam menaksir (under estimate). (dikutip : Ratna, 2009)
d. Forum group discussion
Yaitu dengan mengadakan forum diskusi yang akandilakuka oleh setiap
perwakilan dari setiap bagian penyelenggaraan makanan salam kasus ini room
service di rumah sakit brawijaya.
7. Bagaimana prosedur perhitungan jumlah kebutuhan makanan dalam system room
service?
Dalam perhitungan jumlah kebutuhan bahan makanan diperlukan untuk mengetahui
informasi tentang jumlah, jenis, dan standar kualitas yang ditetapkan untuk setiap
bahan makaan yang akan digunakan dalam kurun waktu tertentu. Perencanaan
12

kebutuhan bahan makanan dibuat berdasarkan menu, jumlah penderita, standar


porsi, jumlah hari, dan stok bahan makanan.Serta dalam perhitungan jumlah bahan
makanan perlu diperhatikan perhitungan BDD perencanaan untuk satu bulan dan
harian.
Untuk perhitungan kebutuhan bahan makanan kering seperti tepung, beras, gula
atau bahan-bahan kering lain sebaiknya dilakukan perencanaan untuk satu bulan.
Perhitugan kebutuhan bahan makanan kering (tepung terigu, gula, beras, dll), yaitu
dengan menggunakan rumus:

bulan lalu Standar


Porsi
Jumlah
hari dalam
sebulan
UntukBOR
perhitungan
kebutuhan
bahan
makanan
segar
seperti daging, ikan, sayur atau
bahan-bahan segar lain sebaiknya dilakukan perencanaan setiap hari. Perhitugan
kebutuhan

bahan

makanan

segar

(ikan,

daging,sayur,

dll)

yaitu

dengan

menggunakan rumus:

Jumlah Aktual Pasien Rawat Inap Standar Porsi Freku ensi Pemberian

Salah satu data yang dibutuhkan dalam perhitungan jumlah kebutuhan bahan
makanan yaitu data jumlah komsumen/pasien. Perhitungan jumlah konsumen yaitu
dengan rumus :

Jumlah Aktual Pasien Rawat Inap 10


(Salmawati, 2006 dan Umagapi, 2012)
8. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dan cara menerapkan sistem room service di
Rumah Sakit?
Kelebihan dari penerapan system room service di rumah sakit
Menurut Buzalka, 2008; Norton, 2008; Sheehan-Smith,2006 dalam Vanessa A.
Theurer, 2011 mengatakan bahwa kelebihan dari penerapan system room
service di rumah sakit yaitu dapat meningkatkan control untuk pasien
terhadap pemilihan makanan yang berlebihan, meningkatkan kepuasan
pasien, meningkatkan suhu makanan, meningkatkan kepuasan pekerja
terhadap pekerjaannya dalam memberikan pelayanan makanan, menurunkan
sisa makanan di piring pasien dan menurunkan biaya makan.

Kekurangan dari penerapan system room service di rumah sakit


Menurut Buzalka, 2008; Norton, 2008; Sheehan-Smith,2006 dalam Vanessa A.
Theurer, 2011menyatakan bahwa kerugian dari penerapan system room
service ini di rumah sakit dapat menyebabkan peningkatan biaya terutama
yang berasal dari pengadaan awal untuk peralatan baru, pembelian software,
dan biaya untuk pelatihan staff atau pekerja.
13

Cara menerapan system room service di rumah sakit


Sebuah studi oleh Reynolds, 2003 dalam Nor, 2010mengatakan bahwa ada
lebih banyak pilihan makanan yang tersedia untuk pasien dalam sistem room
service. Pasien dapat memilih dari berbagai makanan pembuka, salad,pilihan
sayuran, sandwich, dan pilihan menu panggang (Norton, 2008 dalam Nor,
2010). Pasien akan lebih memilih berbagai jenis menu, terutama untuk makan
malam makanan pembuka, selama tinggal lama dirumah sakit (Norton;
Reynolds dalam Nor, 2010). Sebuah desain menu bergaya restoran yang
dilakukan di rumah sakit. Akhirnya, menerima pesanan makan dekat dengan
waktu makan memastikan standar tertinggi kualitas makanan sebelum
memberikan makanan kepada pasien. Selain itu, room service dapat
dioperasikan 24 jam sehari, 7 hari seminggu atau selama jam kerja yang
fleksibel yang terbaik sesuai dengan kebutuhan pasien.

(Mohd Nor, 2010 dan Theurer, 2011)

9. Apa saja jenis menu yang lebih tepat digunakan untuk system room service pada
pasien kanker?
Jenis menu yang dapat digunakan pada dasarnya adalah static menu. Static menu
atau set menu berarti menu yang ditawarkan tiap harinya adalah menu yang sama.
Umumnya menu ini digunakan untuk konsumen yang berganti tiap harinya.Saat ini
telah

banyak

rumah

sakit

yang

menggunakan

jenis

menu

ini

karena

mempertimbangkan waktu rawat pasien yang singkat dan implementasi dari konsep
room service.Jenis menu ini juga memungkinkan untuk menggunakan konsep menu
spesial tiap harinya.Sedangkan bila ditinjau dari segi pilihannya, dapat diberlakukan
jenis semi-selective menu dan non-selective menu. Semi-selective atau limited menu
menawarkan beberapa pilihan dalam beberapa kategori menunya. Non-selective
menu atau pre-selective menu tidak menawarkan pilihan dalam semua kategori
menunya. Institusi yang menggunakan jenis non-selective menu biasanya memiliki
daftar alternatif untuk ditawarkan saat pasien tidak meninginkan seluruh menu yang
ditawarkan atau yang biasa disebut dengan write-ins pada health care industry
karena menu ditulis langsung pada menu pasien. Non-selective menu umumnya
digunakan untuk pasien yang tidak mampu membuat keputusannya sendiri.Baik
semi-selective dan non-selective menu dapat digunakan dalam penyelenggaraan
makanan institusi kesehatan dalam jangka waktu yang lama.Kedua jenis menu ini
14

dapat diaplikasikan dalam room service rumah sakit yang memiliki pasien dengan
waktu rawat inap yang cukup lama.
Bila ditinjau dari skenario yang diberikan, karena RS Brawijaya baru akan
memberlakukan room service system maka jenis yang sesuai adalah static menu.
Hal itu dikarenakan static menu tiap harinya menawarkan menu yang sama sesuai
dengan yang tertera pada katalog sehingga dapat memudahkan untuk dilakukan
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan makanan room service.Kemudian setelah
penggunaan static menu dirasa cukup efektif, dapat dikembangkan dengan
penggunaan jenis menu yang lainnya dengan memperhatikan beberapa faktor
lainnya seperti lama rawat inap pasien dan kondisi pasien.
10.Bagaimana cara mengevaluasi menu sebelumnya?
Evaluasi menu merupakan bagian penting dari perencanaan menu dan harus
menjadi proses yang berkelanjutan. Menu yang akan direncanakan harus ditinjau
baik dari sebelum digunakan maupun setelah menu disajikan. Seorang manajer
foodserviceyang baik seharusnya dapat mengevaluasi menu dengan melihat
keseluruhan

menu

yang

telah

direncanakan

dan

menanggapi

pertanyaan-

pertanyaan berikut. Salah satu metode evaluasi menu menurut Palacio, 2009 yaitu
dengan mengisi form berisi checklist, yang cukup membantu untuk memastikan
bahwa semua faktor perencanaan menu yang baik telah dipenuhi.
Isi pertanyaan yang terdapat pada form checklist yang dimaksud untuk Evaluasi
menu menurut Palacio yaitu:
1. Apakah menu memenuhi pedoman gizi dan tujuan organisasi>
2. Apakah bahan makanan musiman yang ditawarkan tersedia dan dalam kisaran
harga yang dapat diterima?
3. Apakah setiap makanan yg ditawarkan di setiap menu memiliki warna yang
kontras?bagaimana dari segi tekstur, rasa, konsistensi, metode persiapan, dan
suhu makanan?
4. Apakah makanan ini dapat dipersiapkan oleh personil dan peralatan yang
tersedia?
5. Apakah beban kerja seimbang dengan personil dan peralatan yang tersedia?
6. Apakah item makanan atau rasa yang diulang terlalu sering selama periode
menu ini?
7. Apakah makanan dibuat menarik dengan garnish dan accompaniments yang
cocok?
8. Setelah melakukan kombinasi keseluruhan, apakahmenu tersebut dapat diterima
olehklien?
15

Karena sistem evaluasi menu memilki efek pada berhasilnya suatu operasi food
service atau tidak, maka dapat dibuat komponen khusus yang spesifik untuk
mengukur menu sebelum diimplementasikan. Beberapa komponen yang diamati
tersebut berdasarkan Utari, 2009 dalam penelitian untuk karya ilmiah yang berjudul
Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar yaitu berupa nilai gizi pada menu yang disajikan (apakah sudah
memenuhi kebutuhan zat gizi pasien atau belum), standar resep & standar porsi,
rasa, penampilan, serta kesesuaian daftar menu dalam memenuhi gizi seimbang
(dalam 1 piring terdapat makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran).
Untuk mengevaluasi rasa, penampilan, dan porsi makanan, dilakukan wawancara
langsung terhadap pasien.Masih berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Utari,
dalam mengevaluasi menu juga dapat dilihat apakah menu tersebut sudah sesuai
dengan kondisi dan jenis penyakit pasien.

11.Apa saja jenis bahan makanan yang digunakan dalam peningkatan jumlah neutrofil?
Bahan makanan yang dapat meningkatkan neutrofil adalah bahan yang mengandung
Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung
vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik.Bahan pangan yang
dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian,
buah-buahan, sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya.
( Pucket dan Pallacio )
12.Bagaimana cara membuat standart resep dan standart porsi pada menu baru?
Untuk membuat standard resep, menu yang sudah ada harus direview apakah
sudah lengkap atau belum untuk apa saja yang harus ada dalam sebuah
resep. Yang harus ada dalam sebuah resep terstandard adalah judul, kategori,
petunjuk persiapan resep bahan yang digunakan, waktu dan porsi yang
dihasilkan. Setelah itu, resep dicoba dan diverifikasi hasilnya. Dari setiap
percobaan, apabila ada perubahan pada resep karena dirasa ada yang tidak
sesuai, perubahan itu harus dicatat. Setelah verifikasi hasil, selanjutnya
adalah mengevaluasi produk yang dihasilkan dari hasil resep tersebut. Setelah
3 tahap itu (cek kelengkapan, verifikasi dan evaluasi) terbentuklah standard

resep.
Untuk membuat standard porsi, ada tiga tahapan yang harus dilalui. Tahapan
pertama adalah, makanan yang sudah dihasilkan dari resep ditimbang.
Kemudian, makanan tersebut dibagi beratnya berdasarkan porsi yang
16

dihasilkan

yang

tertulis

dalam

standard

resep.

Yang

terakhir

adalah

membandingkan berat actual dari hasil kedua proses di atas dengan porsi
yang tertulis dalam resep.
13.Bagaimana cara menentukan kebutuhan zat gizi pasien kanker?
Pengaturan makan pasien kanker di rumah sakit dimulai dengan melakukan
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang terdiri dari tahapan Assessment Gizi,
Diagnosis Gizi, Intervensi Gizi serta Monitoring dan Evaluasi Gizi.
A. Tahap I : Assessmen Gizi
Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi:
1. Data antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh,
perubahan Berat Badan, LILA, tebal lemak bawah kulit, lingkar otot lengan
atas)
2. Data laboratorium
Status protein: kadar Albumin, Transferin, TIBC, imbang nitrogen 24 jam
(NUU)
Fungsi saluran cerna: pemeriksaan feses untuk menentukan malabsorsi
lemak atau protein
Sistem imun: hitung limfosit total, tes sensitivitas kulit
Data lain: CRP, Gula Darah, Hemoglobin, Elektrolit, profil lipid, Tes Kliren
Kreatinin
3. Data klinis/fisik
Keadaan umum pasien: lemah, pucat, kkurus, lesi pada kulit, anoreksia,
mual, muntah, gangguan pengecap, glositis, gusi mudah berdarah,
Pemeriksaan klinis: pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, nadi/denyut
jantung, pernafasan
4. Data riwayat makan
Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan
Riwayat mnegonsumsi makanan:
Pemasakan dengan suhu tinggi akan terbentuk senyawa HCA yang
merupakan reaksi protein hewani selama proses memasak dan diudga
sebagai radikal bebas pencetus kanker
17

Konsumsi teh celup, pada pembungkus teh celup biasanya engandung


bahan klorin, yang merupakan zat kimia yang biasanya digunakan ada
industri kertas sebagai pemutih dan disinfektan.Penggunaan kllorin dalam
teh celup larut dan jumlahnya besar, dapat menjadi pemicu timbulnya
kanker.
5. Data riwayat personal (riwayat penyakit personal, konsumsi suplement,
riwayat penyakit keluarga, genetika)
B. Tahap II : Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi dibuat berdasarkan hasil pengkajian data (Assesmen Gizi).Kalimat
diagnosis gizi berisi keterangan tentang Problem, Etiologi dan Sign/symptom. Contoh
Diagnosis Gizi pada Pasien Kanker post kemoterapi dengan asupan makan kurang:
Tidak adekuatnya asupan makanan per oral sehubungan dengan tidak napsu
makan, mual, ditandai dengan asupan energi kurang 1000 Kkal.
C. Tahap III : Intervensi Gizi
Tujuan dari penatalaksaan nutrisi pada penderita kanker yaitu untuk mencapai
dan mempertahankan status gizi normal, mencegah penurunan berat badan secara
berlebihan,

mengurangi

keluhan

(mual,

diare,

muntah),

dan

mengupayakan

perubahan sikap dan perilaku terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya.
Intervensi gizi pasien perlu memperhatikan prinsip diet sebagai berikut:
1. Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker bergantung
pada kondisi pasien, dengan nilai berkisar 28-42 kcal/ kg berat badan/hari. Pada
kasus gizi kurang, kebutuhan energi dihitung berdasarkan berat badan aktual dan
pada kasus obese berdasarkan berat badan ideal. Namun biasanya, bisa
menggunakan perhitungan Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32, untuk
perempuan dan 36 Kkal/kgBB untuk laki-laki. Apabila pasien dalam keadan gizi
kurang, energi menjadi 40 kkal/kgBB dan 36 kkal/kgBB
2. Protein 1-1.5 g/kgBB untuk pasien normal dan protein 1.5-2.0 g/kg berat
badan/hari untuk pasien malnutrisi
3. Lemak 15-20% dari total kalori. Untuk pasien kanker post kemoterapi diberikan
Lemak 20% dari total kalori
4. Karbohidrat sisa dari protein dan lemak atau biasanya karbohidrat 50-60 persen
kalori total.
5. Vitamin dan mineral cukup. Atau bahkan Kebutuhan vitamin meningkat sampai 10
kali diatas kebutuhan normal pada kasuskasus KEP, stress metabolik, kelaparan
dan alkoholik. Sedangkan kebutuhan mineral terutama besi, cobalt, mangan, zink
dan khromium dapat meningkat 2-5 kali dari angka kecukupan gizi. Pemberian
18

mineral makanan sumber Iodium dapat dikurang bila pasien menjalani internal
radiasi.
6. Bila imunitas menurun, pasien diberikan makanan dan alat makan bebas kuman
7. Porsi kecil tapi sering
8. Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat
berupa kombinasi oral dan enteral
9. Bahan makanana yang dianjurkan
Menggunakan minyak olive oil atau canola oil. Lemak omega 3 sangat

potensial sebagai anti implamasi


Buah2an dan sayur termasuk sumber alpa dan beta caroten, likopen. Sayur

hijau tinggi isoflapon termasuk sayuran hijau, seledri, letuse,bayam, dan jeruk
Penggunaan pito estrogen seperti kedele dianjurkan ditingkatkan untuk

menurunkan resiko kanker payudara


Supplement biasanya folic acid, kalsium, vit D, A, B komples,

tokoferol
10.Rendah iodium apabila sedang menjalaani medikasi radioaktif internal
11.Apabila imunitas menurun (leukosit <10ul) arau pasien akan

C, E alpa

menjalani

kemoterapi agresif, pasien harus mendapatkan makanan yang steril


12.Kebutuhan cairan dihitung dengan dasar 35 ml/kg berat badan/hari atau
1500ml/m luas permukaan tubuh perhari dengan penambahan 10 persen pada
setiap derajat kenaikan suhu tubuh.
13.Ada bermacam-macam penyakit kanker, kebutuhan zat gigi bergantung pada
status gizi pasien tersebut. Dan pemberian makanan, bergantung pada kondisi
pasien. Yang akan diuraikan sebagai berikut:
Metode pemberian makanan yanng harus digunakan :
Sebisa mungkin menggunakan rute oral, tapi susah untuk seseorang yang
memiliki riwayat kesulitan makan atau masalah yang berhubungan dengan
makanan. Oral intake dibutuhkan dengan modifikasi tipe dan konsistensi
makanan yang menggambarkan kebutuhan individual pasien.

Waktu menyajikan makanan, orang kanker sering komplain tentang


penurunan kemampuan untuk makan pada setiap perkembangannya. Hal
itu bisa dikarenakan penurunan sisterm pencernaan dan penundaan
pengosongan lambung sebagai tanda sistem pencernaannya mengalami
penurunan. Oleh karena itu, pemeberian makanan harus sering dengan

porsi yang kecil, terutama pemberian saat pagi hari harus diperhatikan.
Waktu pemberian snack untuk terapi anti kanker harus dipertimbangkan.
Pelajari dan hindari makanan yang dapat membuat mual, muntah atau pun
menimbulkan rasa enggan makan.
19

Gunakan sedikit pemberian makanan dan suplementasi makanan dan

minuman disertai kandungan energi dan makanan, contohnya nutrican.


Perubahan konsistensi bergantung pada gejala

Efek Samping Pengobatan Dan Cara Mengatasinya


Pada pasien kanker post kemoterapi biasanya mengalami efek samping
pengobatan. Berikut ini beberapa efek samping pengobatan kemoterapi yang
berkaitan dengan masalah gizi dan cara mengatasinya.
1. Anoreksia : Makanan yang dingin lebih baik dari panas, cair jernih, es krim,
milkshake, gelatin, puding, semangka, anggur. Hindari minum sebelum
makan. Minuman dalam bentuk segar. Makan makanan yang disukai dan
dapat diterima walaupun tidak merasa lapar, makan lebih banyak apabila
ada rasa lapar, Memotivasi diri bahwa makan adalah bagian penting dalam
program pengobatan, Porsi makanan kecil dan diberikan sering ( lebih dari 3
kali sehari), Makan dalam situasi yang nyaman.
2. Berat badan yang turun : Berikan makanan kesukaan. Bila tidak dapat
mengkonsumsi makanan oral digunakan makanan enteral (modifikasi
bentuk).
3. Mual/Muntah : Makanan kering, hindari bau yang merangsang, hindari
makanan berlemak tinggi dan terlalu manis, anjurkan makan dan minum
perlahan, tidak tiduran setelah makan, batasi cairan pada waktu makan,
setelah makan tetap dalam posisi duduk selama 1-2 jam.
4. Diare : Memberikan cairan cukup, dengan modifikasi diet berdasarkan
kemampuan menelan, karena kadang terjadi dysphagia. Hindari makanan
terlalu panas/dingin. Makanan lunak & saring lebih dapat diterima dari pada
makanan biasa.
5. Malabsorption : Pada kasus ini digunakan makanan enteral rendah laktosa.
Elemental diet/oligomerik formula digunakan bila fungsi penyerapan zat gizi

a.
b.
c.
d.
e.
a.

sangat jelek. Na, K tinggi. Cair jernih 1X 24 jam dapat membantu.


6. Pasien dengan perubahan rasa pengecapan:
Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin
Tambahkan bumbu yang sesuai untuk menambah rasa
Minuman segar misalnya sari buah atau jus
Gunakan alat makan plastik bila sering merasa makanan berbau logam
Berkumur dengan larutan soda (larutan 5 gram soda dalam 500 ml air)
7. Pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan dianjurkan:
Banyak minum, 8-10 gelas perhari. Bila perlu minum dengan menggunakan

sedotan
b. Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin
20

c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.

Bentuk makanan saring atau cair


Hindari makanan terlau asam atau asin
Sering berkumur
Makan tiap 2 jam dengan diselingi minum
8. Pasien dengan mulut kering dianjurkan
Makanan dan minuman diberikan dengan suhu dingin
Makanan sering berkuah atau berbentuk makanan cair
Minum yang hangat atau asam untuk meningkatkan produksi saliva
Kunyah permen karet atau hard candy
9. Pasien yang mengalami penurunan makanan
Pemberian makanan kecil tapi sering, penyajian makanan harus dapat
meningkatkan nafsu makan dan cukup mengandung energi dan protein,
hindari makanan dan minuman yang rendah densitas energi dan nutrisinya
10.Pasien yang merasa cepat kenyang
Beri makanan dan minuman tinggi densitas kalori dan nutrisinya, seperti
ikan, daging, susu, telor, keju, cream soups, ice cream, whole-milk yoghurt,
creamed vegetables, beri makanan penutup. Gunakan suplemen yang
mengandung kalori.
11.Konstipasi
Dietnya ditambhakan makanan yang mengandung serat seperti gandum
utuh, buah kering (buah prem, atau jus prem, dsb.), suplemen kaya akan
serat, banyak air.

Kanker pada anak


Anak-anak mangalami peningkatkan kebutuhan energi untuk pertumbuhan tubuh
dan perkembangan otak.Seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami
malnutrisi dan defisiensi zat gizi selama terapi berlangsung.Perubahan kebutuhan
nutrisi pada anak dengan kanker termasuk efek dari pembedahan, demam,
malabsorbsi, dan infeksi. Kebutuhan cairan meningkat selama terapi antikanker,
demam dan diare, dan mikronutrien vitamin dan mineral bisa diberikan selama
periode rendahnya asupan, stress, atau malabsorbsi.
Sangat penting untuk memastikan bahwa anak mengonsumsi makanan dengan
cukup, untuk meningkatkan kebtuhan gzinya dibuthkan usaha yang lebih kreatif
untuk meminimalisir efek psikologi pada anak dengan kanker, seperti rasa takut,
tidak suka akan rutinitas rumah sakit, ketidaksukan terhadap makanan, dan rasa
sakit yang diderita. Semaksimal mungkin pemberian makanan pada anakdengan
makanan yang disukainya.
D. Tahap IV : Monitoring dan Evaluasi Gizi
21

Beberapa hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasi dalam penatalaksanaan diet
pada pasien kanker meliputi :
1. Asupan makanan /zat gizi dan dampaknya
2. Tanda dan gejala : Antopometri, biokimia, fisik
3. Kepuasan pasien, kualitas hidup.
4. Perilaku dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan)

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A. KESIMPULAN
B. REKOMENDASI
Dalam PBL pertama ini, mahasiswa sebelum melakukan proses diskusi, perlu persiapan
yang lebih matang. Agar dapat berpikir kritis untuk menjawab kompetensi yang
diinginkan dan selama diskusi, mahasiswa tidak mendiskusikan topic diluar kompetensi.
Serta mahasiswa bisa memanfaatkan keberadaan fasilitator.

22

DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuningsih, Retno. 2013.Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
2. Nor ZM. Hospital foodservice directors identify the important aspects when
implementing room service in hospital foodservice. 2010
3. Lymphoma Association. 2012. Food safety when you are neutropenic a guide for
people with lymphoma. Page 2.
4. Salmawati, Temu. 2006. Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Kecukupan Dan
Status Gizi Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Bogor. Institut Pertanian Bogor
5. Umagapi, Aryati dkk. 2012. Laporan Praktik Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi Di Rsud Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Ternate. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Ternate
6. Palcio, J. 2012. Food Services Management Principles and Practices: 12 th edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc.
7. Powell, L. 2001. Patient Satisfaction Surveys for Critical Access Hospitals. Idaho:
Mountain Groups, Inc.
8. Pucket, R. 2004. Food Service Manual for Health Care Institutions. San Fransisco:
AHA press.
9. Ratna, M.R. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. dr. Soeharso Surakarta. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
10.Strachan, J et al. 2014. Clinical Care Standard and Procedure: Neutropenic Diet.
NHS Forth Valley.
11.University of Stelensbosch (NICUS)., Dietary Treatment of Cancer Patient part II
23

12.Williams, R. Virtue, K. et al. 1998. Room Service Improve Patient Food Intake and
Satisfaction with Hospital Food. Association of Pediatric and Oncology and Nurses.
13.Mohd Nor, Zafirah. 2010. "Hospital foodservice directors identify the important
aspects when implementing room service in hospital foodservice". Graduate
Theses and Dissertations. Lowa State University.
14.Theurer, Vanessa A.. 2011. "Improving Patient Satisfaction in a Hospital
Foodservice System Using Low-Cost Interventions: Determining Whether a Room
Service System is the Next Step". All Graduate Plan B and other Reports. Utah
State University.
15.Palacio, June-Payne. 2009. Food Service Management: Principles and Practice.
Pepperdin University and University of Wisconsin-Madison. USA
16.Uteri, Retno. 2009. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap di Puskesmas
Gondangrejo Karanganyar. Program Studi D3 Gizi Fakultas IlmuKesehatan
Universitas Muhammadiyah . Surakarta. Skrispsi. (Online)
http://eprints.ums.ac.id/5721/1/J_300_060_026.PDF . Diakses tanggal 15
September 2015.

24

TIM PENYUSUN
A. KETUA
1. Nelly Widhaswara

135070301111062

B. SEKERTARIS
1. Oktoviani Tri Handini Tambunan 135070301111063
2. Atik Faizatitin
135070307111010
C. ANGGOTA
1. Elok Duwita Pratiwi
135070301111061
2. Delvy Rizqotul Ahadah
135070307111009
3. Rizqy Amanatul Husna Pamungkas
135070307111011
4. Devi Eka Nur Indah Sari
135070301111029
5. Arunia Kemala Putririningtyas
135070301111030
6. Caecilia Cita Sakti Ariningtyas
135070301111031
7. Dwi Rahmat Putra Kurniawan
135070301111064
8. Sita Miyasa Purwati
135070301111065
9. Rachmi Mufida
135070301111066
10.Dea Nur Farida
135070301111068
11.Dwi Ayu Anggraini
135070301111069
12.Saila Nur Siti Khodijah
135070307111001
D. FASILITATOR
Bu Yudi Arimba Wani
E. PROSES DISKUSI
1

KEMAMPUAN FASILITATOR DALAM MEMFASILITASI


-

Mampu memberi umpan kepada mahasiswa untuk membahas topic diskusi sesuai

tujuan diskusi
Mampu mengarahkan diskusi mahasiwa agar tidak keluar dari topic diskusi
Mampu menengahi perbincangan yang sedikit mengalami masalah.

KOMPETENSI / HASIL BELAJAR YANG DICAPAI OLEH ANGGOTA DISKUSI

25

Anda mungkin juga menyukai