PROBLEM-BASED LEARNING
Grup G
Nama Anggota :
1. Elok Duwita Pratiwi
2. Nelly Widhaswara
3. Oktoviani Tri Handini Tambunan
4. Delvy Rizqotul Ahadah
5. Atik Faizatitin
6. Rizqy Amanatul Husna Pamungkas
7. Devi Eka Nur Indah Sari
8. Arunia Kemala Putririningtyas
9. Caecilia Cita Sakti Ariningtyas
10.Dwi Rahmat Putra Kurniawan
11.Sita Miyasa Purwati
12.Rachmi Mufida
13.Dea Nur Farida
14.Dwi Ayu Anggraini
15.Saila Nur Siti Khodijah
135070301111061
135070301111062
135070301111063
135070307111009
135070307111010
135070307111011
135070301111029
135070301111030
135070301111031
135070301111064
135070301111065
135070301111066
135070301111068
135070301111069
135070307111001
DAFTAR ISI
ISI
A
B
C
D
E
F
G
H
3
3
3
4
4
5
8
9
27
ISI
A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
B. SKENARIO
2
RS Brawijaya adalah rumah sakit yang khusus menangani pasien kanker, sehingga akan
menerapkan neutropenic diet untuk menggantikan siklus menu yang lama serta sangat
memperhatikan keamanan makanan. Suminem, ahli gizi RS Brawijaya mendapat
laporan dari Manajer RS berdasarkan keluhan perawat ruangan tentang sisa makanan
pasien yang banyak. Setelah diselidiki didapatkan data sebagai berikut : siklus menu
yang dipakai adalah siklus 7 hari, bagian pencucian alat makan membuang sekitar 1/3
hingga 1/2 sisa makanan di piring setiap harinya, banyak pasien yang membeli
makanan luar rumah sakit, pasien mengeluh bosan dengan menu yang disajikan, dan
menginginkan bisa memilih menu sendiri. Melihat hal ini Suminem berinisiatif untuk
mengevaluasi menu yang ada dan merubah system pelayanan di rumah sakit tersebut
menjadi room service, sehingga dia harus melakukan perencanaan menu baru serta
membuat system otomatisasi dengan perangkat lunak mulai dari system pemesanan
menu hingga perhitungan kebutuhan bahan makanan, agar produksi bisa berjalan dan
pasien menjadi puas, untuk langkah pertama dia akan menerapkan system ini pada
kelas VIP.
C. DAFTAR UNCLEAR TERMS
1. Neutropenic diet
Diet untuk orang dengan sistem kekebalan yang lemah. Diet ini membantu
melindungi dari bakteri dan organisme berbahaya lain yang ditemukan di beberapa
makanan dan minuman. Jika system kekebalan tubuh tidak bekerja dengan baik,
tubuh akan sulit melindungi diri dari bakteri. Memasak makanan (seperti daging sapi,
ayam, ikan, dan telur) harus dipastikan bahwa semua bakteri hancur. (UPMC
Information for patient ).
2. System otomatisasi
Sitem berupa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin yang secara
otomatis melakukan dan mengatur pekerjaan sehingga tidak memerlukan lagi
pengawasan manusia (KBBI).
3. Manager
Orang yang mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau
sejumlah orang untuk mencapai sasaran, orang yang berwenang dan bertanggung
jawab
membuat
rencana,
mengatur,
memimpin,
dan
mengendalikan
Daftar menu makanan harian yang dibuat tiga atau lima hari untuk menghindari
menu yang sama pada hari yang sama (Kamus Gizi).
6. Kelas VIP
VIP adalah Very Important Person.Kelas VIP berisi pasien yang khusus dan dilayani
secara khusus.
7. Kanker
Penyakit neoplastik dengan perjalanan alamiah yang bersifat fatal dan tidak sama
dengan tumor jinak menunjukkan sifat invasi dan metastasis dan sangat anaplastik
(Kamus saku kedokteran Dorland edisi 28).
D. DAFTAR CUES
Ahli Gizi mampu merencanakan menu menggunakan system pelayanan room service
dengan memperhatikan evaluasi menu dan keamanan makanan serta menggunakan
system otomatisasi perangkat lunak mulai dari pemesanan makanan dan perhitungan
kebutuhan bahan makanan.
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana patofisiologi dari penyakit kanker?
2. Apa saja factor dan tujuan yang mempengaruhi perencanaan menu ?
3. Bagaimana keefektifan system otomatisasi dari perangkat lunak serta apa saja alat
dan sumber daya yang digunakan untuk system room service?
4. Apa prinsip dan syarat diet neutropenic?
5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan makanan yang baik
dan prinsip keamanan pada diet neutropenic?
6. Bagaimana system monitoring dan evaluasi untuk room service?
7. Bagaimana prosedur perhitungan jumlah kebutuhan makanan dalam system room
service?
8. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dan cara menerapkan sistem room service di
Rumah Sakit?
9. Apa saja jenis menu yang lebih tepat digunakan untuk system room service pada
pasien kanker?
10.Bagaimana cara mengevaluasi menu sebelumnya?
11.Apa saja jenis bahan makanan yang digunakan dalam peningkatan jumlah neutrofil?
12.Bagaimana cara membuat standart resep dan standart porsi pada menu baru?
13.Bagaimana cara menentukan kebutuhan zat gizi pasien kanker?
F. HASIL BRAINSTORMING
1. Bagaimana patofisiologi dari penyakit kanker?
Kanker merupakan kelainan dari sel sehingga antara pembelahan dan apoptosis sel
tdk seimbang dan akhirnya sel tumbuh tidak terkontrol dan melakukan invasi
terhadap sistem tubuh, kanker ini terjadi karena adanya faktor penyebab kanker
yang menyebabkan mutasi genetic sehingga menyebabkan kelainan sel tersebut.
2. Apa saja factor dan tujuan yang mempengaruhi perencanaan menu ?
4
Factor
Jenis penyakit pasien
Kondisi pasien
Riwayat alergi pasien
Usia pasien
Ketersediaan bahan makanan
Anggaran dana Rumah Sakit
Ketersediaan sumber daya (alat dan tenaga kerja)
Tujuan
Memenuhi kepuasan dan kebutuhan dari pasien
Asuhan gizi yang diberikan ahli gizi dapat tercapai
Dapat merencanakan pembelian bahan makanan
3. Bagaimana keefektifan system otomatisasi dari perangkat lunak serta apa saja alat
dan sumber daya yang digunakan untuk system room service?
Sumberdaya yang digunakan dalam system roomservice
adalah
nutrisurvey
4. Apa prinsip dan syarat diet neutropenic?
Prinsip
Tinggi Energi Tinggi Protein
Tinggi Antioksidan
Syarat
Menggunakan bumbu yang tidak merangsang
Hygiene dan sanitasi dari makanan terjamin
Menggunakan porsi yang kecil tapi sering
Bentuk makanan menyesuaikan dari kondisi pasien
5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan makanan yang baik
dan prinsip keamanan pada diet neutropenic?
- Pengemasan dari makanan
- Hygiene dan sanitasi dari pengolahan
-
peralatan,
SDM,
penyajian)
service?
Forecasting berdasarkan standard resep dan standard porsi
Menghitung jumlah mkanan yang sering dipesan
Menawarkan menu sesuai dengan kebutuhan individu pasien
Dilihat dari jumlah pasien
5
8. Bagaimana kekurangan dan kelebihan dan cara menerapkan sistem room service di
Rumah Sakit?
Kekurangan
Pegawai repot dalam menggabungkan data
Beban kerja pegawai meningkat sehingga biaya juga meningkat
Bahan makanan yang banyak juga membutuhkan biaya banyak
Sumber daya meningkat
Kelebihan
Dapat memuaskan pasien secara individu
9. Apa saja jenis menu yang lebih tepat digunakan untuk system room service pada
pasien kanker?
10.Bagaimana cara mengevaluasi menu sebelumnya?
- Melakukan wawancara kepuasan terhadap pasien
- Melihat menu sebelumnya
Dilihat sisa yang ada pada menu sebelumnya
11.Apa saja jenis bahan makanan yang digunakan dalam peningkatan jumlah neutrofil?
Sayuran dan buah-buahan yang berwarna
12.Bagaimana cara membuat standart resep dan standart porsi pada menu baru?
- Cara membuat standart resep
Menu di uji coba terlebih dahulu lalu dilihat perubahan dalam setiap uji coba
-
standart porsi
13.Bagaimana cara menentukan kebutuhan zat gizi pasien kanker?
Menggunakan rumus sesuai dengan kondisi dari pasien
Melakukan assessment berupa A,B,C,D,E
G. HIPOTESIS
daya,
keterampilan
tenaga,
dan
ketersediaan
bahan
makanan
Faktor eksternal yang meliputi politik contohnya adalah kebijakan
pangan, sosial, ekonomi, serta tren dari makanan itu sendiri. Misalnya,
lembaga pemerintah di federal, negara bagian, dan tingkat lokal dapat
mengatur mandat pada apa yang harus dimasukkan dalam makanan
untuk
membenarkan
penggantian.
Banyak
entitas
lokal
kini
kebiasaan belanja.
Faktor internal cenderung jatuh ke dalam empat kategori pengaruh,
termasuk misi organisasi, pelanggan, masukan, dan operasi. Pengaruh
organisasi termasuk komponen dari rencana bisnis organisasi seperti
misi, visi, dan filosofi. Karakteristik pelanggan seperti usia, etnis, dan
status kesehatan memainkan peran besar dalam perencanaan menu.
Input signifikan yang uang untuk makanan dan alokasi tenaga kerja.
Fungsi operasional termasuk pembelian, produksi, dan pelayanan perlu
dipertimbangkan dengan cermat bersama dengan kontrol manajerial
seperti
anggaran
untuk
memastikan
bahwa
menu
dapat
ini
adalah
penjelasan
lebih
rinci
tentang
beberapa
- Tujuan :
1. Sebagai pedoman untuk menjalankan kegiatan sehari hari
2. Untuk mengatur variasi hidangan agar tidak bosan
3. Untuk menyusun menu menurut anggaran
4. Tersedianya siklus menu yang sesuai dengan pedoman klasifikasi menurut
rumah sakit
5. Sebagai alat pengontrol untuk seluruh fungsi operasional dan sumber daya
pekerja
6. Perencanaan menu sebagai pemuas dari konsumen
3. Bagaimana keefektifan system otomatisasi dari perangkat lunak serta apa saja alat
dan sumber daya yang digunakan untuk system room service?
Room service merupakan jenis pelayanan yang sangat mengedepankan kepuasan
konsumen. Dewasa ini sudah
menggunakan jenis room servis untuk pelayanan makanannya guna untuk lebih
memuaskan pasien. Untuk pelayanan room service menggunakan software sistem
khusus untuk mempermudah pelayanannanya mulai dari pemesanan hingga
penghitungan kebutuhan bahan makanan.Banyak software sistem untuk pelayanan
room service yang dijual oleh developer untuk menunjang pelayanan room service
ini.Salah satunya adalah Nutriclin, Computrition, dan Nutrition Service Suite dari
CBORD
Inc.
Software
sistem
yang
suda
banyak
digunakan
adalah
keuntungan dari room service system pada ruma sakit adalah pada intake makanan
pederita kanker. Penelitiannya menyatakan bahwa intake dari energi naik menjadi
28% dan inake protein naik 18%. Bisa disimpulkan bahwa room service efektif dalam
sistem pelayanan ruma sakit khususnya penyakit kanker( Nor ZM, 2010 ).
4. Apa prinsip dan syarat diet neutropenic?
Prinsip :
TKTP
Tinggi antioksidan
Syarat :
- Energi 36 kkal / kgBB (laki2) dan 32 kkal/kgBB (pr) (kondisi normal), 40
ul)
agresif,
neutropenia
beratharuslebihdiperhatikantingkathigienitasdankeamanannyamulaidari
proses
-
pembelian,
penyimpanan,
pengolahan,
penyajianbahkanpenjamahmakananitu sendiri
Hindarimakananmentah,berbahan pengawet, setengahmatang
5. Apa saja hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai keamanan makanan yang baik
dan prinsip keamanan pada diet neutropenic?
Dalam prinsip diet neutropenic, keamanan makanan merupakan satu hal yang
wajib untuk diperhatikan. Selain karena sistem pertahanan tubuh pasien kanker yang
rendah, kemoterapi dan radioterapi yang merupakan pengobatan wajib pasien
kanker ternyata memiliki efek samping yaitu merusak sel-sel pada usus sehingga
bakteri pada makanan akan mudah masuk ke dalam pembuluh darah.
Berdasarkan
pedoman
Food
Standards
Agency
and
the
British
Dietetic
Association, terdapat dua cara dalam menurunkan resiko terkena infeksi bakteri
pada diet neutropenic yaitu:
10
brawijaya
Teknik pengumpulan data :
proses pengumpulan data dan survei data. Pegumpulan dan Survei data ini
bisa dilakukan dengan data primer maupun data sekunder. Data primer bisa
didapat melalui 3 cara, yaitu : observasi langsung di lapangan, wawancara dan
dokumetasi lapangan. Observasi lapangan melihat langsung keadaan di
lapangan, mencatat secara sistematis informasi apa saja yang di dapat
dilapangan. Media yang bisa membantu dalam proses observasi lapangan
adalah form cheklist. Yaitu berupa form yang berisi list poin mengenai syarat
syarat yang harus ada di penatalakasanaan room service.
Wawancara
instansi instansi terkait dimana data tersebut didapat dari instansi terkait.
Kompilasi data :
mengklasifikasikan data agar lebih mudah dalam menginterpretasi data.
Tahapan ini dilakukan setelah semua data dipilih. Kemudian dipilah pilah data
apa saja yang paling relevan dengan analisis peneliti.
b. Teknik analitik
Setelah semua
deskriptif
data
terhadap
terkumpul
objek
kita.
selanjutnya
Dalam
melakukan
tahapan
ini
analisis
secara
bertujuan
untuk
11
skala
pengukuran
yang
dikembangkan
oleh
Comstock
berikut:
Skala 0 jika dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis)
Skala 1 jika tersisa porsi (75% habis)
Skala 2 jika porsi (50% habis)
Skala 3 jika tersisa porsi (25% habis)
Skala 4 jika hanya dikonsumsi sedikit 1 sendok makan (5%habis)
Skala 5 jika tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)
Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya yaitu dalam
gram, hasil pengukuran dengan skala Comstock tersebut kemudian dikonversi
kedalam persen (%) dan dikalikan dengan berat awal (Murwani, 2001).
Menurut Comstock (1991) dalam Murwani, (2001), metode taksiran visual
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dari metode taksiran visual
antara lain yaitu memerlukan waktu yang singkat, tidak memerlukan alat yang
banyak dan rumit, menghemat biaya, dapat mengetahui sisa makanan
menurut jenisnya. Sedangkan kekurangan dari metode taksiran visual antara
lain yaitu
bahan
makanan
segar
(ikan,
daging,sayur,
dll)
yaitu
dengan
menggunakan rumus:
Jumlah Aktual Pasien Rawat Inap Standar Porsi Freku ensi Pemberian
Salah satu data yang dibutuhkan dalam perhitungan jumlah kebutuhan bahan
makanan yaitu data jumlah komsumen/pasien. Perhitungan jumlah konsumen yaitu
dengan rumus :
9. Apa saja jenis menu yang lebih tepat digunakan untuk system room service pada
pasien kanker?
Jenis menu yang dapat digunakan pada dasarnya adalah static menu. Static menu
atau set menu berarti menu yang ditawarkan tiap harinya adalah menu yang sama.
Umumnya menu ini digunakan untuk konsumen yang berganti tiap harinya.Saat ini
telah
banyak
rumah
sakit
yang
menggunakan
jenis
menu
ini
karena
mempertimbangkan waktu rawat pasien yang singkat dan implementasi dari konsep
room service.Jenis menu ini juga memungkinkan untuk menggunakan konsep menu
spesial tiap harinya.Sedangkan bila ditinjau dari segi pilihannya, dapat diberlakukan
jenis semi-selective menu dan non-selective menu. Semi-selective atau limited menu
menawarkan beberapa pilihan dalam beberapa kategori menunya. Non-selective
menu atau pre-selective menu tidak menawarkan pilihan dalam semua kategori
menunya. Institusi yang menggunakan jenis non-selective menu biasanya memiliki
daftar alternatif untuk ditawarkan saat pasien tidak meninginkan seluruh menu yang
ditawarkan atau yang biasa disebut dengan write-ins pada health care industry
karena menu ditulis langsung pada menu pasien. Non-selective menu umumnya
digunakan untuk pasien yang tidak mampu membuat keputusannya sendiri.Baik
semi-selective dan non-selective menu dapat digunakan dalam penyelenggaraan
makanan institusi kesehatan dalam jangka waktu yang lama.Kedua jenis menu ini
14
dapat diaplikasikan dalam room service rumah sakit yang memiliki pasien dengan
waktu rawat inap yang cukup lama.
Bila ditinjau dari skenario yang diberikan, karena RS Brawijaya baru akan
memberlakukan room service system maka jenis yang sesuai adalah static menu.
Hal itu dikarenakan static menu tiap harinya menawarkan menu yang sama sesuai
dengan yang tertera pada katalog sehingga dapat memudahkan untuk dilakukan
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan makanan room service.Kemudian setelah
penggunaan static menu dirasa cukup efektif, dapat dikembangkan dengan
penggunaan jenis menu yang lainnya dengan memperhatikan beberapa faktor
lainnya seperti lama rawat inap pasien dan kondisi pasien.
10.Bagaimana cara mengevaluasi menu sebelumnya?
Evaluasi menu merupakan bagian penting dari perencanaan menu dan harus
menjadi proses yang berkelanjutan. Menu yang akan direncanakan harus ditinjau
baik dari sebelum digunakan maupun setelah menu disajikan. Seorang manajer
foodserviceyang baik seharusnya dapat mengevaluasi menu dengan melihat
keseluruhan
menu
yang
telah
direncanakan
dan
menanggapi
pertanyaan-
pertanyaan berikut. Salah satu metode evaluasi menu menurut Palacio, 2009 yaitu
dengan mengisi form berisi checklist, yang cukup membantu untuk memastikan
bahwa semua faktor perencanaan menu yang baik telah dipenuhi.
Isi pertanyaan yang terdapat pada form checklist yang dimaksud untuk Evaluasi
menu menurut Palacio yaitu:
1. Apakah menu memenuhi pedoman gizi dan tujuan organisasi>
2. Apakah bahan makanan musiman yang ditawarkan tersedia dan dalam kisaran
harga yang dapat diterima?
3. Apakah setiap makanan yg ditawarkan di setiap menu memiliki warna yang
kontras?bagaimana dari segi tekstur, rasa, konsistensi, metode persiapan, dan
suhu makanan?
4. Apakah makanan ini dapat dipersiapkan oleh personil dan peralatan yang
tersedia?
5. Apakah beban kerja seimbang dengan personil dan peralatan yang tersedia?
6. Apakah item makanan atau rasa yang diulang terlalu sering selama periode
menu ini?
7. Apakah makanan dibuat menarik dengan garnish dan accompaniments yang
cocok?
8. Setelah melakukan kombinasi keseluruhan, apakahmenu tersebut dapat diterima
olehklien?
15
Karena sistem evaluasi menu memilki efek pada berhasilnya suatu operasi food
service atau tidak, maka dapat dibuat komponen khusus yang spesifik untuk
mengukur menu sebelum diimplementasikan. Beberapa komponen yang diamati
tersebut berdasarkan Utari, 2009 dalam penelitian untuk karya ilmiah yang berjudul
Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap di Puskesmas Gondangrejo
Karanganyar yaitu berupa nilai gizi pada menu yang disajikan (apakah sudah
memenuhi kebutuhan zat gizi pasien atau belum), standar resep & standar porsi,
rasa, penampilan, serta kesesuaian daftar menu dalam memenuhi gizi seimbang
(dalam 1 piring terdapat makanan pokok, lauk hewani, lauk nabati, dan sayuran).
Untuk mengevaluasi rasa, penampilan, dan porsi makanan, dilakukan wawancara
langsung terhadap pasien.Masih berdasarkan penelitian yang telah dilakukan Utari,
dalam mengevaluasi menu juga dapat dilihat apakah menu tersebut sudah sesuai
dengan kondisi dan jenis penyakit pasien.
11.Apa saja jenis bahan makanan yang digunakan dalam peningkatan jumlah neutrofil?
Bahan makanan yang dapat meningkatkan neutrofil adalah bahan yang mengandung
Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung
vitamin C, vitamin E dan betakaroten serta senyawa fenolik.Bahan pangan yang
dapat menjadi sumber antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian,
buah-buahan, sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya.
( Pucket dan Pallacio )
12.Bagaimana cara membuat standart resep dan standart porsi pada menu baru?
Untuk membuat standard resep, menu yang sudah ada harus direview apakah
sudah lengkap atau belum untuk apa saja yang harus ada dalam sebuah
resep. Yang harus ada dalam sebuah resep terstandard adalah judul, kategori,
petunjuk persiapan resep bahan yang digunakan, waktu dan porsi yang
dihasilkan. Setelah itu, resep dicoba dan diverifikasi hasilnya. Dari setiap
percobaan, apabila ada perubahan pada resep karena dirasa ada yang tidak
sesuai, perubahan itu harus dicatat. Setelah verifikasi hasil, selanjutnya
adalah mengevaluasi produk yang dihasilkan dari hasil resep tersebut. Setelah
3 tahap itu (cek kelengkapan, verifikasi dan evaluasi) terbentuklah standard
resep.
Untuk membuat standard porsi, ada tiga tahapan yang harus dilalui. Tahapan
pertama adalah, makanan yang sudah dihasilkan dari resep ditimbang.
Kemudian, makanan tersebut dibagi beratnya berdasarkan porsi yang
16
dihasilkan
yang
tertulis
dalam
standard
resep.
Yang
terakhir
adalah
membandingkan berat actual dari hasil kedua proses di atas dengan porsi
yang tertulis dalam resep.
13.Bagaimana cara menentukan kebutuhan zat gizi pasien kanker?
Pengaturan makan pasien kanker di rumah sakit dimulai dengan melakukan
Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) yang terdiri dari tahapan Assessment Gizi,
Diagnosis Gizi, Intervensi Gizi serta Monitoring dan Evaluasi Gizi.
A. Tahap I : Assessmen Gizi
Assesmen gizi merupakan tahapan pengumpulan data yang meliputi:
1. Data antropometri (Tinggi Badan, Berat Badan, Indek Masa Tubuh,
perubahan Berat Badan, LILA, tebal lemak bawah kulit, lingkar otot lengan
atas)
2. Data laboratorium
Status protein: kadar Albumin, Transferin, TIBC, imbang nitrogen 24 jam
(NUU)
Fungsi saluran cerna: pemeriksaan feses untuk menentukan malabsorsi
lemak atau protein
Sistem imun: hitung limfosit total, tes sensitivitas kulit
Data lain: CRP, Gula Darah, Hemoglobin, Elektrolit, profil lipid, Tes Kliren
Kreatinin
3. Data klinis/fisik
Keadaan umum pasien: lemah, pucat, kkurus, lesi pada kulit, anoreksia,
mual, muntah, gangguan pengecap, glositis, gusi mudah berdarah,
Pemeriksaan klinis: pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, nadi/denyut
jantung, pernafasan
4. Data riwayat makan
Pola makan, asupan makan, pengetahuan tentang makanan, pantang,
ketersediaan makanan
Riwayat mnegonsumsi makanan:
Pemasakan dengan suhu tinggi akan terbentuk senyawa HCA yang
merupakan reaksi protein hewani selama proses memasak dan diudga
sebagai radikal bebas pencetus kanker
17
mengurangi
keluhan
(mual,
diare,
muntah),
dan
mengupayakan
perubahan sikap dan perilaku terhadap makanan oleh pasien dan keluarganya.
Intervensi gizi pasien perlu memperhatikan prinsip diet sebagai berikut:
1. Secara sederhana perhitungan kebutuhan energi pada pasien kanker bergantung
pada kondisi pasien, dengan nilai berkisar 28-42 kcal/ kg berat badan/hari. Pada
kasus gizi kurang, kebutuhan energi dihitung berdasarkan berat badan aktual dan
pada kasus obese berdasarkan berat badan ideal. Namun biasanya, bisa
menggunakan perhitungan Energi sesuai dengan usia, TB, BB, berkisar 32, untuk
perempuan dan 36 Kkal/kgBB untuk laki-laki. Apabila pasien dalam keadan gizi
kurang, energi menjadi 40 kkal/kgBB dan 36 kkal/kgBB
2. Protein 1-1.5 g/kgBB untuk pasien normal dan protein 1.5-2.0 g/kg berat
badan/hari untuk pasien malnutrisi
3. Lemak 15-20% dari total kalori. Untuk pasien kanker post kemoterapi diberikan
Lemak 20% dari total kalori
4. Karbohidrat sisa dari protein dan lemak atau biasanya karbohidrat 50-60 persen
kalori total.
5. Vitamin dan mineral cukup. Atau bahkan Kebutuhan vitamin meningkat sampai 10
kali diatas kebutuhan normal pada kasuskasus KEP, stress metabolik, kelaparan
dan alkoholik. Sedangkan kebutuhan mineral terutama besi, cobalt, mangan, zink
dan khromium dapat meningkat 2-5 kali dari angka kecukupan gizi. Pemberian
18
mineral makanan sumber Iodium dapat dikurang bila pasien menjalani internal
radiasi.
6. Bila imunitas menurun, pasien diberikan makanan dan alat makan bebas kuman
7. Porsi kecil tapi sering
8. Bentuk makanan sesuai dengan kemampuan pasien mengkonsumsi, dapat
berupa kombinasi oral dan enteral
9. Bahan makanana yang dianjurkan
Menggunakan minyak olive oil atau canola oil. Lemak omega 3 sangat
hijau tinggi isoflapon termasuk sayuran hijau, seledri, letuse,bayam, dan jeruk
Penggunaan pito estrogen seperti kedele dianjurkan ditingkatkan untuk
tokoferol
10.Rendah iodium apabila sedang menjalaani medikasi radioaktif internal
11.Apabila imunitas menurun (leukosit <10ul) arau pasien akan
C, E alpa
menjalani
porsi yang kecil, terutama pemberian saat pagi hari harus diperhatikan.
Waktu pemberian snack untuk terapi anti kanker harus dipertimbangkan.
Pelajari dan hindari makanan yang dapat membuat mual, muntah atau pun
menimbulkan rasa enggan makan.
19
a.
b.
c.
d.
e.
a.
sedotan
b. Makanan dan minuman diberikan pada suhu kamar atau dingin
20
c.
d.
e.
f.
a.
b.
c.
d.
Beberapa hal yang perlu dimonitoring dan dievaluasi dalam penatalaksanaan diet
pada pasien kanker meliputi :
1. Asupan makanan /zat gizi dan dampaknya
2. Tanda dan gejala : Antopometri, biokimia, fisik
3. Kepuasan pasien, kualitas hidup.
4. Perilaku dan lingkungan (perubahan penget, perilaku mengenai makanan)
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Wahyuningsih, Retno. 2013.Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
2. Nor ZM. Hospital foodservice directors identify the important aspects when
implementing room service in hospital foodservice. 2010
3. Lymphoma Association. 2012. Food safety when you are neutropenic a guide for
people with lymphoma. Page 2.
4. Salmawati, Temu. 2006. Penyelenggaraan Makanan, Tingkat Kecukupan Dan
Status Gizi Penderita Skizofrenia Di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Bogor. Institut Pertanian Bogor
5. Umagapi, Aryati dkk. 2012. Laporan Praktik Manajemen Sistem Penyelenggaraan
Makanan Institusi Di Rsud Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate. Ternate. Politeknik
Kesehatan Kemenkes Ternate
6. Palcio, J. 2012. Food Services Management Principles and Practices: 12 th edition.
New Jersey: Pearson Education, Inc.
7. Powell, L. 2001. Patient Satisfaction Surveys for Critical Access Hospitals. Idaho:
Mountain Groups, Inc.
8. Pucket, R. 2004. Food Service Manual for Health Care Institutions. San Fransisco:
AHA press.
9. Ratna, M.R. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi di
Rumah Sakit Ortopedi Prof. dr. Soeharso Surakarta. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
10.Strachan, J et al. 2014. Clinical Care Standard and Procedure: Neutropenic Diet.
NHS Forth Valley.
11.University of Stelensbosch (NICUS)., Dietary Treatment of Cancer Patient part II
23
12.Williams, R. Virtue, K. et al. 1998. Room Service Improve Patient Food Intake and
Satisfaction with Hospital Food. Association of Pediatric and Oncology and Nurses.
13.Mohd Nor, Zafirah. 2010. "Hospital foodservice directors identify the important
aspects when implementing room service in hospital foodservice". Graduate
Theses and Dissertations. Lowa State University.
14.Theurer, Vanessa A.. 2011. "Improving Patient Satisfaction in a Hospital
Foodservice System Using Low-Cost Interventions: Determining Whether a Room
Service System is the Next Step". All Graduate Plan B and other Reports. Utah
State University.
15.Palacio, June-Payne. 2009. Food Service Management: Principles and Practice.
Pepperdin University and University of Wisconsin-Madison. USA
16.Uteri, Retno. 2009. Evaluasi Pelayanan Makanan Pasien Rawat Inap di Puskesmas
Gondangrejo Karanganyar. Program Studi D3 Gizi Fakultas IlmuKesehatan
Universitas Muhammadiyah . Surakarta. Skrispsi. (Online)
http://eprints.ums.ac.id/5721/1/J_300_060_026.PDF . Diakses tanggal 15
September 2015.
24
TIM PENYUSUN
A. KETUA
1. Nelly Widhaswara
135070301111062
B. SEKERTARIS
1. Oktoviani Tri Handini Tambunan 135070301111063
2. Atik Faizatitin
135070307111010
C. ANGGOTA
1. Elok Duwita Pratiwi
135070301111061
2. Delvy Rizqotul Ahadah
135070307111009
3. Rizqy Amanatul Husna Pamungkas
135070307111011
4. Devi Eka Nur Indah Sari
135070301111029
5. Arunia Kemala Putririningtyas
135070301111030
6. Caecilia Cita Sakti Ariningtyas
135070301111031
7. Dwi Rahmat Putra Kurniawan
135070301111064
8. Sita Miyasa Purwati
135070301111065
9. Rachmi Mufida
135070301111066
10.Dea Nur Farida
135070301111068
11.Dwi Ayu Anggraini
135070301111069
12.Saila Nur Siti Khodijah
135070307111001
D. FASILITATOR
Bu Yudi Arimba Wani
E. PROSES DISKUSI
1
Mampu memberi umpan kepada mahasiswa untuk membahas topic diskusi sesuai
tujuan diskusi
Mampu mengarahkan diskusi mahasiwa agar tidak keluar dari topic diskusi
Mampu menengahi perbincangan yang sedikit mengalami masalah.
25