Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Kelompok VI
Ema Dessy Naediwati
I1B109006
I1B109013
Enny Zahratunnisa
I1B109018
Elfanizar Yusandi
I1B109201
Muhlisoh
I1B109206
Adi Sucipto
I1B109215
JUDUL PRAKTIKUM
Analisa Kualitatif Urine
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah sebagai berikut :
-
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet
4. Lampu bunsen
5. Gelas ukur
6. Kertas lakmus
7. Gelas beaker
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah:
1. NH4OH pekat
6.
HCl pekat
2.
7.
BaCl2 2%
3.
Kalium oksalat
8.
Fenolftalein
4.
HNO3 pekat
9.
NaOH encer
5.
Amonium molibdat
10.
AgNO3
C. Cara Praktikum
Persiapan urin
1. Sampel urin yang digunakan adalah urin selama 24 jam.
2. Amati dan catat sifat fisik dari urin meliputi : volume, warna, bau.
3. Catat pH urin dengan menggunakan kertas lakmus.
Uji Kualitatif
1. Uji Kalsium
Ke dalam 15 ml urin, tambahkan 3 ml NH4OH pekat lalu didihkan.
Kalsium dan magnesium fosfat diendapkan, saring dan cuci endapannya dengan
aquadest. Larutkan endapan tadi ke dalam asam asetat encer. Kemudian ambil 3
ml larutan tersebut dan tambahkan 1 ml kalium oksalat. Terbentuknya endapan
putih (kalsium oksalat) menunjukkan adanya kalsium.
2. Uji Fosfat
Ke dalam 3 ml larutan (dari endapan pada uji 1), tambahkan 3 ml HNO 3
pekat dan 3 ml amonium molibdat. Panaskan sampai mendidih. Terjadinya warna
kuning jernih atau endapan, menunjukkan adanya fosfat.
3. Uji Sulfat
Ke dalam 5 ml urin, tambahkan 1 ml HCL pekat (untuk mencegah
endapan fosfat) dan 2 ml BaCl2. Terbentuknya endapan seperti air susu atau
endapan putih tebal disebabkan oleh terbentuknya BaSO4 yang tidak larut dalam
HCl pekat, hal ini menunjukkan adanya sulfat.
4. Uji Amoniak
Ke dalam 15 ml urin tambahkan 4 tetes fenolftalein. Kemudian tambahkan
NaOH tetes demi tetes sampai didapatkan larutan berwarna merah muda.
Didihkan urin. Masukkan sebuah tabung gelas ke dalam fenolftalein dan
peganglah di atas uap urin. Lapisan tipis pada tabung menunjukkan warna merah
muda disebabkan oleh adanya kontak uap amoniak (dalam urine) dengan
fenolftalein.
5. Uji Klorida
Ke dalam 15 ml urin ditambahkan 1 ml HNO 3 pekat (mencegah
pengendapan urat oleh AgNO3). Kemudian tambahkan 1 ml AgNO3. Endapan
putih dari AgCl menunjukkan adanya klorida. Endapan tersebut larut dalam
NH4OH dan tidak larut HNO3.
: Elfanizar Yusandi
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Umur
: 19 tahun
BB/TB
: 56 kg / 150 cm
Suku/Bangsa
: Banjar/ Indonesia
b. Hasil Praktikum
Dari hasil praktikum, diperoleh data sebagai berikut:
pH urine : 7
Warna urine : Kuning jernih
Bau urine : Amoniak
Tabel Hasil Pengamatan:
No
1
2
3
4
5
Uji
Hasil
Keterangan
Tidak terdapat endapan berwarna
Kalsium
Fosfat
Sulfat
kuning.
Adanya warna kuning jernih
Terdapat endapan berwarna putih
Amoniak
Klorida
B. Pembahasan
Ginjal adalah organ tubuh yang berbentuk kacang polong yang terdiri
dari system tubulus dan glemorolus yang berfungsi membuang cairan proses
metabolisme tubuh yang tidak berguna dalam bentuk urine. Ginjal manusia terdiri
dari dua buah, terletak pada sebelah kiri dan kanan pada bagian belakang tubuh.
Posisi ginjal kiri dan kanan tidak simetris, posisi ginjal kiri terletak pada kira-kira
2-3 cm di atas garis horisontal posisi ginjal kanan. (1)
Ginjal memiliki bagian-bagian tertentu yang melakukan fungsi tertentu,
sehingga
ciri-ciri
dan
lokasi
penyakit
ginjal
dapat
diketahui
dengan
Kerusakan Glomerulus
Kerusakan fungsi glomerulus mengakibatkan : (4)
Penurunan laju filtrasi glomerulus.
gangguan
berupa
peningkatan
permeabilitas
yang
Kerusakan Tubulus
Tubulus rusak menyebabkan gagalnya reabsorpsi dan kehilangan
kompensasi untuk mengubah volume cairan tubuh, tekanan osmotic dan keadaan
asam basa. (5)
Penting untuk membedakan insufisiensi dengan kegagalan ginjal.
Insufisiensi ginjal bisa diduga timbul bila kadar produk akhir yang akan
dieksresikan di dalam plasma masih normal, sedangkan pada kegagalan ginjal
(biasanya bila clearance telah turun di bawah 50%), konsentrasi zat di dalam
plasma ini, seperti urine, di atas normal. (4)
Pemeriksaan urine tidak hanya dapat memberikan fakta-fakta tentang
ginjal dan saluran urine, tetapi juga mengenai faal berbagai organ tubuh seperti
hati, saluran empedu, pankreas, korteks, adrenal, dan lain-lain. Ada beberapa
macam sampel urin yang dapat digunakan pada pemeriksaan urine, diantaranya
urine sewaktu dan urin postprandial.
dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan. Urine postprandial lebih
sering digunakan untuk pemeriksaan glukosuria. Urine ini diambil pada 1 - 3
jam sesudah makan. Pemilihan sampel urine ada 5 macam yaitu :
-
Urine sewaktu
Urine pagi
Urine postprandial
Urine 24 jam
lemari
es,
bakteri-bakteri
akan
mulai
berkembang
biak
yang
CaC2O4 + H2O
Amonium fosfomolibdat
atau endapan putih tebal yang disebabkan terbentuknya BaSO4 yang tidak larut
dalam HCl pekat. Dalam reaksi ini dilakukan penambahan BaCL2 untuk
mencegah pengendapan fosfat. Reaksi:
Ba2+ + SO42-
BaSO4
AgCl
Klor selalu dikonsumsi dalam bentuk garam dapur (NACl). Zat mineral ini
belum pernah dilaporkan memberi gejala-gejala defisiensi. Zat klor tersedia dalam
makanan secara mencukupi dan kebutuhannya bagi tubuh manusia tidak
diketahui. (8)
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Derajat keasaman (pH) urine probandus termasuk normal yaitu sebesar 7,
berwarna kuning jernih dan berbau amoniak.
2. Komponen yang ditemukan dalam urine probandus antara lain: fosfat,
sulfat , amoniak, dan klorida.
3. Hasil positif didapatkan dari uji posfat, uji sulfat, uji klorida, dan uji
amoniak.
B. Saran
Sebaiknya penelitian terus dikaji untuk menemukan metode yang lebih
teliti dan praktis dalam melakukan analisis urine secara kualitatif sehingga dapat
digunakan untuk mendeteksi secara tepat dan akurat mengenai kelainan maupun
penyakit yang terjadi akibat kerusakan ginjal.
Saat melakukan praktikum tentang analisis kualitatif urine, praktikan
diharapkan dapat memperhatikan prosedur yang ada dalam buku petunjuk
praktikum. Hal ini mungkin dianggap mudah namun dapat berpengaruh sekali
terhadap hasil yang didapatkan pada praktikum. Oleh sebab itu, pemahaman dari
prosedur yang dijalankan dapat mengurangi kesalahan hasil praktikum yang
didapat. Ketelitian dan kerapian praktikan dalam mengerjakan percobaan ini juga
sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi data yang didapat. Selain itu,
pembagian tugas saat praktikum juga harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,
agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan selesai dalam waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuningran, Jumari. Uji fungsi dan rekalibrasi renograf dual probe type bi-756
periode tahun 2006. Seminar Nasional III SDM Teknologi Nuklir 2007; ISSN
1978-0176.
2. Linder, Maria. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme dengan Permakaian secara
Klinis. Jakarta : Universitas Indonesia, 1992.
3. Widmann, Frances. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.
Jakarta : EGC, 1989.
4. Baron, D. N . 1990. Patologi Klinik. EGC, Jakarta.
5. Guyton, AC & JE Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC, Jakarta.
6. Gandasoebrata. 1989. Penuntun Laboratorium Klinis. FK UI, Jakarta.
7.
Wiwik MY, Ira SY, Nusdianto T. Pengaruh pemberian suplemen kalsium
karbonat dosis tinggi pada tikus putih ovariohisterektomi terhadap
mineralisasi ginjal. Jurnal Veteriner 2008;9(2):73-78.
8. Anonymous. Diktat dan Modul Biokimia. Banjarbaru : Bagian BiokimiaKimia FK UNLAM, 2010.
9.
Basset, J. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Jakarta :
EGC, 1994.
10.
Theodore IS, Anthony ES, Lynn DC. Case 27-2008: a 64-year-old man
with abdominal pain, nausea, and an elevated level of serum creatinine. The
New England Journal of Medicine 2008;359:951-960.
Adi Sucipto
NIM. I1B109215
Dosen Praktikum