Mawardi Cinta
Mawardi Cinta
pp. 1- 8
Abstract: Cutting tool damage during machining operations can not be avoided, but can be minimized.
In the process of face milling cutting tool breakage generally occurs because of wear, chipping or
fracture overall breakage. phenomenon of damage from impact in the event of early contact between
the cutting tool and the workpiece not much information has been obtained. Therefore, in this study will
influence the location studied the initial contact between the cutting tool and workpiece damage due to
chipping or cutting tool fracture. To identify the appropriate location of the initial contact has been
made of three types of positions entry angle and axial angle. While to study the form of the damage
affected the initial contact location. To prevent damage to cutting tool pieces made using tapered shape
(Chamfer) on the workpiece angle 30o angle, 45o and 60o. From the results obtained, a good angle 30o
Chamfer.
Keywords : face milling, chipping, fracture,chamfer
Abstrak: Kerusakan pahat potong selama operasi pemesinan tidak dapat dihindarkan, akan tetapi dapat
diminimalisir. Pada proses face milling kerusakan pahat potong umumnya terjadi karena aus, chipping
ataupun pecah secara keseluruhan (breakage). Fenomena kerusakan akibat impact pada saat pahat
potong pertama sekali menyayat benda kerja belum banyak informasi yang telah diperoleh. Karena itu
pada penelitian ini akan dipelajari Pengaruh lokasi kontak awal antara pahat potong dan benda kerja
terhadap kerusakan pahat potong karena chipping atau fracture. Untuk mengidentifikasi bentuk lokasi
kontak awal telah dibuat tiga jenis posisi sudut masuk dan sudu aksial. Sedangkan untuk mempelajari
bentuk kerusakan dipengaruhi lokasi kontak awal. Untuk mencegah kerusakan pahat potong
menggunakan metode membuat bentu tirus(chamfer) pada sudut benda kerja yaitu sudut 30o, 45o dan
60o. Dari hasil yang diperoleh, sudut chamfer 30o yang paling baik.
Kata kunci : face milling, chipping, fracture,chamfer
PENDAHULUAN
Milling adalah proses pemesinan
terputus (intermittent cutting), pahat
potong (cutting tool) setiap satu siklus
putaran terjadi dua periode yaitu periode
memotong dan priode idle/tidak memotong.
Terjadinya dua periode tersebut menyebabkan pahat potong menerima beban saat
masuk (entry shock) sehingga timbul
tegangan tekan pada lokasi kontak awal
antara pahat dan benda kerja, proses
tersebut tejadi berulang-ulang hingga
proses pemotongan selesai. Fenomena ini
menyebabkan sering terjadi kerusakan
pahat potong secara tiba-tiba (suddenly/
early fracture) dan tak terduga (unexpec-
tedly/ unpredictable).
Banyak penelitian telah dilakukan
untuk mengindentifikasi secara pasti
penyebab kerusakan pahat potong karena
fenomena ini diantaranya: Zorev, (1964:
159) dikutip dari Ghahramani at el.
(1999:11) menyatakan bahwa kerusakan
pahat potong karena beban impact dan
perubahan temperatur saat pahat potong
memasuki benda kerja. Asai et al.
(1980:19) mendapatkan kerusakan pahat
potong tergantung besar pemakanan,
Thomas childs et al. (2000:146)
menyatakan kerusakan pahat potong
disebabakan oleh kerusakan mekanis dan
kerusakan karena suhu, Ghahramani at el.
Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus
2012
- 1
METODE PENELITIAN
- 3
ST
SV
STUV
TU
UV
Gambar 9.Titik S
Gambar 9. menunjukkan hasil
kerusakan yang terjadi pada lokasi kontak
awal titik S, menunjukkan lokasi kontak
pada ujung sisi potong dimana daerah yang
sangat lemah menerima beban kontak dan
menyebabkan ujung sisi potong terjadi
gagal. Kegagalan tersebut disebabkan
kontak titik yang tidak sanggup menyerap
energi kontak karena luas penampang
kontak dari pahat sangat kecil.
- 5
Gambar 13. SV
Gambar 13. menunjukkan hasil
pengujian yang dilakukan untuk kontak
awal pada garis SV, dimana posisi titik
pusat cutter berimpit dengan sisi benda
kerja, sudut aksial positif pahat potong
menyentuh benda kerja pada garis sisi
bawah dengan pemotongan down Milling.
Kontak garis ini terjadi kerusakan pahat
lebih lama dibandingkan dengan kontak
garis ST setelah menjalani pemotongan,
kerusakan berbentuk chipping.
- 7