Anda di halaman 1dari 4

Kasus

Seorang wanita berusia 67 tahun dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya karena mengeluh
kejang sejak 2 hari smrs

Anamnesis
Identitas pasien :
o Nama Pasien : Ny. A
o Usia
: 67 tahun
o Alamat
: Jakarta

Riwayat penyakit sekarang :


o 2 hari smrs, pasien terbangun dari tidur dan muntah yang menyemprot
kemudian tiba-tiba diikuti dengan kejang selama 30 menit.
o Kejang berupa kaku pada lengan dan tungkai kanan, dengan posisi lengan dan
tungkai menekuk dan kelojotan, mata melirik ke kanan atas, mulut dan wajah
o
o
o
o

mencong ke kanan.
Demam subfebris (+), 3 smrs, hilang timbul terutama malam hari.
Nyeri kepala daerah tengkuk (+), terasa seperti ditusuk-tusuk.
Mual-muntah (+), kadang-kadang.
Pasien berobat ke dokter umum dikatakan sakit tifus, diberi obat 3 macam
tetapi keluhan tidak berkurang.

Riwayat penyakit dahulu pasien :


o Bulan engeluhan demam (+) hilang timbul
o Riwayat keringat malam (+)

Riwayat psikiatrik : (-)


Riwayat penyakit keluarga :
o Hipertensi (+) ibu dan nenek pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi.
o Diabetes mellitus (+) nenek dari ayah memiliki riwayat kencing manis.
o Asma (+) saudara sepupu sepengetahuan pasien ada yang memiliki riwayat
sesak nafas yang sering kambuh-kambuhan.
o Keganasan (-) tidak ada keluarga atau saudara terdekat yang mengalami
penyakit serupa.
o Alergi (-)
o Penyakit kardiovaskular (-)

Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol : (-)

Diagnosis Banding
Diagnosis Klinis

: kejang umum, penurunan kesadaran, kaku kuduk, paresis N.

VI kiri, hemiparesis kanan, gangguan atensi dan konsentrasi


Diagnosis Topis

: meningen, parenkim otak, ventrikel

Diagnosis Etiologis

: infeksi mycobacterium tuberculosa

Diagnosis Patologis

: inflamasi, infark

Diagnosis Banding
-

Meningoensefalitis tuberkulosa

TB paru milier

G1P0 gravida 26 minggu

Hiponatremi

Anemia

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum sakit berat, kesadaran sopor

TD 110/70 mmHg,

Frekuensi nadi 120 x/menit

Frekuensi napas 24 x/menit,

Suhu 37,5 C

Konjungtiva tampak anemis

Didapatkan ronki pada lapang paru kiri dan kanan.

Tidak terdapat edema tungkai.

GCS E3M4V2

pupil bulat isokor 4 mm/4 mm

RCL/RCTL menurun

ditemukan kaku kuduk

Laseq <70 / <70, Kerniq +/+

pemeriksaan motorik didapatkan kesan kelemahan umum

Refleks fisiologis normal, tidak ditemukan refleks patologis

Funduskopi ODS tampak papil batas kabur, cupping (+), hiperemis, A/V : 2/3,
perdarahan (-), eksudat (-)

Pemeriksaan Penunjang
Hb 7,4 g/dl, LED 137, Ht 22%, Leu 10.800/uL, trombosit 215.000/uL, ureum 8 mg/dL,
kreatinin 0,4 mg/dL, GDS 104 mg/dL, SGOT 13 u/L, SGPT 7 u/L, albumin 2,8 g/dL, Na 132
mEq/L, K 3,7 mEq/L, Cl 98 mEq/L. Protein total 5,3; Albumin 2,70; globulin 2,60.
Urine: epitel (+), leu 0-3/lp, eri 15-20/lp, BJ 1,030, pH 5,0, protein (+), glukosa -, keton (++),
darah (++), bilirubin -, urobil 0,2, nitrit -, esterase leuko -.
AGD: pH 7,461, pCO2 34,4 mmHg, pO2 119,6 mmHg, HCO3 24,7 mmol/L, sat O2 98,3%.
Foto Thorax : gambaran TB milier. CT scan kepala : hidrosefalus dengan infark multipel
(merupakan tanda sekunder dari meningoensefalitis). Analisa LCS : sel 136/3, segmen 9%,
limfosit 91%, glukosa 27, protein 206,4, NaCl 614, Cl 373.

Tata Laksana
a. Umum:
KIE kepada pasien dan keluarga tentang penyakit pasien dan risiko pengobatan terhadap
janin.
b. Khusus:
Elevasi kepala 30, Oksigen 4 L/mnt, Infus NaCL 0,9% 500 cc/12 jam Diazepam 10 mg
iv bila kejang, Fenitoin 3 x 100 mg po, RHZE : 300/300/1000/750, B6 3x1 po,
Azetazolamid 3 x 250 mg po, Asam Folat 2 x 1 tablet po, Dexamethasone 4 x 5 mg iv,
Ranitidin 2 x 1 ampul iv

Konsul Kebidanan : FUT 24 cm janin letak kepala, TBJ 900 gr, frekuensi BJJ 156
x/menit, inspeksi vulva tenang, portio livid, ostium tertutup, fluor (-). VT : portio
kenyal, tebal 3 cm, bagian janin diatas PAP.

USG : tampak janin presentasi kepala, tunggal, hidup. TBJ 870 gram. DBP 64,2,
AL 214,5, FL 46,6. Kesimpulan : Hamil 25-26 minggu janin tunggal, hidup.
Disarankan USG FM pada hari kerja.

Konsul Pulmo : TB paru milier


Disarankan sputum BTA 3x, kultur resistensi BTA. Terapi : RHZES (kategori II
oleh karena riwayat putus OAT), diindikasikan pemberian steroid dan disarankan
informed consent efek samping OAT terhadap fetus pada keluarga dan pasien.

Hasil konsul kebidanan mengenai pemberian OAT : diperbolehkan menggunakan


OAT, fenitoin dan dexamethasone dengan catatan informed consent keluarga.

Konsul NCK : pasien dengan tanda-tanda TIK dengan gambaran CT scan


ventrikulomegali terindikasi untuk pemasangan VP-shunt.

Prognosis
PROGNOSIS untuk ibu
Ad vitam

: dubia ad bonam

Ad functionam

: dubia ad bonam

Ad sanationam

: dubia ad bonam

PROGNOSIS untuk janin


Ad vitam

: dubia ad bonam

Ad functionam

: dubia ad bonam

Ad sanationam

: dubia ad bonam

Anda mungkin juga menyukai