Anda di halaman 1dari 3

Tonsila Palatina

Permukaan tonsil merupakan permukaan bebas dan mempunyai lekukan yang merupakan muara
kripta tonsil. Kripta tonsil berjumlah sekitar 10-20 buah, berbentuk celah kecil yang dilapisi oleh
epitel berlapis gepeng. Kripta yang paling besar terletak di pole atas, sering menjadi tempat
pertumbuhan kuman karena kelembaban dan suhunya sesuai untuk pertumbuhan kuman, dan
juga karena tersedianya substansi makanan di daerah tersebut.
Kutub bawah tonsil melekat pada lipatan mukosa yang disebut plika triangularis dimana pada
bagian bawahnya terdapat folikel yang kadang membesar. Plika ini penting karena sikatriks yang
terbentuk setelah proses tonsilektomi dapat menarik folikel tersebut ke dalam fossa tonsilaris,
sehingga dapat dikelirukan sebagai sisa tonsil.
Pole atas tonsil terletak pad cekungan yang berbentuk bulan sabit, disebut sebagai plika
semilunaris. Pada plika ini terdapat massa kecil lunak, letaknya dekat denganruang supratonsil
dan disebut glandula salivaris mukosa dari Weber, yang penting peranannya dalam
pembentukan abses peritonsil. Pada saat tonsilektomi, jaringan areolar yang lunak, antara tonsil
dangan fossa tonsilaris mudah dipisahkan.
Di sekitar tonsil terdapat tiga ruang potensial yang secara klinik sering menjadi tempat
penyebaran infeksi dari tonsil, yaitu :
1. Ruang peritonsil (ruang supratonsil)
Berbentuk hampir segitiga dengan batas-batas :
Anterior : M. Palatoglossus
Lateral dan Posterior : M. Palatofaringeus
Dasar segitiga : Pole atas tonsil
Dalam ruang ini terdapat kelenjar salivari Weber, yang bila terinfeksi dapat menyebar ke
ruang peritonsil, menjadi abses peritonial.

2. Ruang retromolar
Terdapat tepat di belakang gigi molar tiga berbentuk oval, merupakan sudut yang dibentuk
oleh ramus dan korpus mandibula. Di sebelah medial terdapat m. Buccinator, sementara pada
bagian posteromedialnya terdapat m. Pterigoideus Internus dan bagian atas terdapat fasikulus
longus m.temporalis. bila terjadi abses hebat pada daerah ini akan menimbulkan gejala utama
trismus disertai sakit yang amat sangat, sehingga sulit dibedakan dengan abses peritonsilar.
3. Ruang parafaring (ruang faringomaksilar ; ruang pterigomandibula)
Merupakan ruang yang lebih besar dan luas serta banyak terdapat pembuluh darah besar,
sehingga bila terjadi abses berbahaya sekali. Adapun batas-batas ruang ini adalah :
Superior : basis cranii dekat foramen jugulare
Inferior : os hyoid
Medial : m. Konstriktor faringeus superior
Lateral : ramus asendens mandibula, tempat m.Pterigoideus Interna dan bagian
posterior kelenjar parotis
Posterior : otot-otot prevertebra.
Ruang parafaring ini terbagi 2 (tidak sama besar) oleh prosessus styloideus dan otot-otot yang
melekat pada prosessus styloideus tersebut. Ruang pre-styloid, lebih besar, abses dapat timbul
oleh karena : radang tonsil, mastoiditis, parotitis, karies gigi atau tindakan operatif. Ruang
post-styloid, lebih kecil, di dalamnya terdapat : A. Karotis Interna, V. Jugularis, N. Vagus dan
saraf-saraf simpatis.
Tambahan
Ruang retrofaring batas-batasnya adalah sebagai berikut :
- Anterior : Fascia m. Konstriktor superior
- Posterior : Fascia prevertebralis
2

- Superior : Basis crania


- Inferior : Mediastinum setinggi bifurkasio trakea
- Lateral : Parafaringeal space

Anda mungkin juga menyukai