Oleh:
GATUT ARI SUSANTO
13040274003
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
berjudul Pencemaran Air Lingkungan. Makalah ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas matakuliah Geografi Kesehatan dan Pencemaran.
Makalah ini mendeskripsikan tentang pencemaran air serta indikator
pencemar dan juga dampak dari pencemaran sekaligus cara penanggulangannya.
Selama menyusun makalah ini ada hambatan-hambatan kecil, diantaranya
pembagian waktu pengerjaan tugas makalah ini dengan makalah lain yang berarti.
Makalah ini dapat terselesaikan seperti ini karena bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu
matakuliah Geografi Kesehatan dan Pencemaran, Drs. Kuspriyanto, M.Kes., yang
menjadi pembimbing selama proses pembuatan makalah ini.
Saran dan kritik saya harapkan untuk memenuhi kekurangan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang..............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
2.1. Pengertian Dasar Pencemaran Air.................................................................2
2.2. Indikator Pencemaran Air..............................................................................3
2.3. Komponen Pencemaran Air...........................................................................8
2.4. Usaha Penanggulangan Dampak Pencemaran Lingkungan........................11
BAB III KESIMPULAN........................................................................................13
REFERENSI..........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Kegunaan air:
- Air untuk minum
- Air untuk keperluan rumah tangga
- Air untuk industri
- Air untuk mengairi sawah
- Air untuk kolam perikanan, dll.
Asal sumber air
- Air dari mata air di pegunungan
- Air danau
- Air sungai
- Air sumur
- Air hujan, dll.
Walaupun penetapan standar air yang bersih tidak mudah, tetapi ada kesepakatan
bahwa air yang bersih tidak ditetapkan pada kemurnian air, akan tetapi didasarkan
pada keadaan normalnya. Apabila terjadi penyimpangan dari keadaan normal
maka berarti air tersebut telah mengalami pencemaran. Air dari mata air
Air proses
Air pendingin
Air penggerak turbin
Air utilitas dan sanitasi
Apabila yang diperlukan dalam kegiatan industri dan teknologi itu dalam
jumlah yang cukup besar, maka perlu dipikirkan dari mana air tersebut diperoleh.
Pengambilan air dari sumber air tidak boleh mengganggu keseimbangan air
lingkungan. Faktor keseimbangan air lingkungan ini tidak hanya berkaitan dengan
jumlah volume (debit) air yang digunakan saja, tapi yang lebih penting lagi adalah
bagaimana menjaga air lingkungan tidak menyimpang dari keadaan normalnya.
Didalam kegiatan industri dan teknologi, air yang telah digunakan (air
limbah industri) tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena dapat
menyebabkan pencemaran. Air tersebut harus diolah terlebih dahulu agar
mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas air lingkungan. Jadi air limbah
industri harus mengalami proses daur ulang sehingga dapat digunakan lagi atau
dibuang kembali ke lingkungan tanpa menyebabkan pencemaran air lingkuungan.
Proses daur ulang limbah industri atau Water Treatment Recycle Process adalah
salah satu syarat yang harus dimiliki oleh industri yang berwawasan lingkungan.
Apabila semua kegiiatan indusri dan teknologi memperhatikan dan
melaksanakan pengolahan air limbah industri dan masyarakat umum tidak
membuang limbah secara sembarangan maka masalah pencemaran air sebenarnya
tidak perlu dikhawatirkan. Tetapi kenyataannya masih banyak kegiatan industri
atau suatu pusat kegiatan kerja yang membuang limbahnya ke lingkungan melalui
sungai, danau, atau langsng ke laut. Pembuangan air limbah secara langsung ke
lingkungan inilah yang menjjadi penyebab utama terjadinya pencemaran air.
Limbah (padat atau cair) ang masuk ke air lingkunganmenyebabkan terjadinya
penyimpangan dari keadaan nnormal air dan ini berarti suatu pencemaran.
Indikator atau tanda bahwa air liingkungan telah tercemar adalah adanya
perubahan atau tanda yang dapat diamati melalui
Adanya mikroorgaisme
Meningkatnya radioaktivitas air lingkungan.
panas reaksi atau panas dari suatu gerakan mesin. Agar proses industri dan mesinmesin yang menunjang kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik maka panas
yang terjadi harus dihilangkan. Penghilangan panas dapat dilakukan dengan
proses pendinginan air. Air pendingin akan mengambil panas yang terjadi. Air
yang menjadi panas dari proses pendinginan tersebut akan dibuang ke lingkungan.
Apabila air yang panas tersebut dibuang ke sungai maka air sungai akan menjadi
panas (Wisnu, 2004). Air sungai yang suhunya naik mengganggu kehidupan
hewan air dan organisme lainnya karena kadar oksigen yang terlarut dalam air
akan turun bersamaan dengan kenaikan suhu. Padahal setiap kehidupan
memerlukan oksigen untuk bernafas, oksigen yang terlarut dalam air berasal dari
udara yang secara lambat terdifusi ke dalam air, semakin tinggi kenaikan suhu air
makin
sedikit
oksigen
yang
terlarut
di
dalamnya.
(sumber:
http://inspeksisanitasi.blogspot.com).
2.2.2. Perubahan pH atau konsentrasi Ion Hidrogen
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH
sekitar 6,5 7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH.
Bila pH di bawah pH normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang
mempunyai pH di atas pH normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan
industri yang dibuang ke sungai akan mengubah pH air yang akhirnya akan
mengganggu kehidupan biota akuatik. Pada pH kurang dari 4, sebagian besar
tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun
ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1
dan algae Euglena pada pH 1,6.(sumber: www.repository.binus.ac.id)
2.2.3
tampak jernih dan bersih. Bahan buangan dan limbah air dari kegiatan industri
yang berupa bahan organik maupun anorganik seringkali dapat larut dalam air,
apabila limbah dapat larut dalam air akan terjadi perubahan warna air.
Tingkat pencemaran air tidak mutlak harus tergantung pada warna air,
karena bahan buangan industri yang memberikan warna belum tentu lebih bahaya
dari bahan buangan industri yang tidak memberikan warna. Seringkali zat beracun
justru terdapat pada bahan buangan industri yang tidak mengakibatkan perubahan
warna pada air, sehingga air tetap tampak jernih.
Timbulnya bau pada air lingkungan secara mutlak dapat dipakai sebagai
salah satu tanda terjadinya pencemaran air yang cukup tinggi. Bau yang keluar
dari dalam air dapat langsung berasal dari bahan buangan air limbah dari kegiatan
industri, atau dapat pula berasal dari hasil degradasi bahan buangan oleh mikroba
yang hidup didalam air.
Air normal yang dapat digunakan untuk suatu kehidupan pada umumnya
tidak berwarna, berbau dan tidak berasa. Bila air mempuunyai rasa (kecuali air
laut) maka hal itu berarti telah terjadi pelarutan sejenis garam-garaman. Bila hal
ini terjadi maka berarti juga telah ada pelarutan ion-ion Hidrogen dalam air. Ada
rasa pada air biasanya diikuti oleh perubahan pH air.
2.2.4. Timbulnya Endapan, Koloidal, dan Bahan Terlarut
Endapan dan koloidal serta bahan terlarut berasal dari adanya bahan
buangan industri yang berbentuk padat. Bahan buangan yang berbentuk padat jika
tidak dapat terlarut sempurna akan mengendap di dasar sungai dan yang dapat
larut sebagian akan menjadi koloidal. Endapan sebelum sampai ke dasar sungai
akan melayang di dalam air bersama kolidal yang menjadi penghalang masuknya
sinar matahari ke dalam lapisan air. Padahal sinar matahari sangat diperlukan oleh
mikroorganisme untuk melakukan proses fotosintesis. Karena tidak ada sinar
matahari maka proses fotosintesis tidak dapat berlangsung. Akibatnya, kehidupan
mikroorganisme akan terganggu.
Apabila endapan dan koloidal yang terjadi berasal dari bahan buangan
organik, maka mikroorganisme dengan bantuan oksigen yang terlarut didalam air
akan melakukan degradasi bahan organik tersebut sehingga menjadi bahan yang
lebih sederhana. Dalam hal ini kandungan oksigen yang terlarut di dalam air akan
berkurang, sehingga organisme lain yang memerlukan oksigen akan terganggu
pula. Sedangkan bahan buangan indusri berupa bahan anorganik yang dapat larut,
maka air air akan mendapat tambahan ion-ion logam yang berasal dari bahan
anorganik tersebut. Banyak bahan anorganik yang memberikan ion-ion logam
berat yang pada umumnya bersifat racun.
2.2.5. Mikroorganisme
Seperti telah dibahas pada bagian sebeluumnya, bahwa mikroorganisme
sangat berperan dalam proses degradasi bahan buangan dari kegiatan industri
yang dibuang ke air lingkungan, baik sungai, danau, maupun laut. Jika bahan
buangan yang harus didegradasi cukup banyak, berarti mikroorganisme akan ikut
berkembang biak. Pada perkembang-biakan mikroorganisme ini tidak tertutup
kemungkinan bahwa mikroba patogen juga ikut berkembang biak pula. Mikroba
patogen adalah penyebab timbulnya berbagai macam penyakit. Pada umumya
industri pengolahan bahan makanan berpotensi untuk menyebabkan berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mikroba patogen.
2.2.6. Meningkatnya Radioaktivitas Air Lingkungan
Pemanfaatan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
berbagai bidang kegiatan sudah banyak dijumpai. Penggunaan teknologi nuklir
antara lain dapat dijumpai pada bidang kedokteran, farmasi, biologi, pertanian,
hidrologi, pertambangan, dan industri lain-lain.
Mengingat bahwa zat radioaktif dapat menyebabkan berbagai macam
kerusakan biologis apabila tidak ditangani secara benar, baik mengenai efek
secara langsung maupun efek tertunda, maka tidak dibenarkan dan tidak etis bila
ada yang membuang bahan sisa radioakif ke lingkungan. Walaupun secara ilmiah
radioaktivitas radioaktivitas sudah ada sejak terbentuknya bumi ini, tetapi sangat
2.3.
berkurang.
Pengendapan bahan buangan padat di dasar air
Jika bahan buangan berbentuk kasar dan berat serta tidak larut dalam
air maka bahan buangan tersebut akan mengendap di dasar air
(sungai). Terjadinya pengendapan di dasar sungai tersebut sangat
mengganggu kehidupan organisme di dalam air karena endapan akan
menutup permukaan dasar air yang mungkin mengandung telur ikan
sehingga telur tidak akan menetas. Selain itu adanya endapan tersebut
juga menghalangi sumber makanan organisme yang ada didasar
sungai, sehingga ketersediaan makanan akan berkurang.
10
dan
menanggulangi
pencemaran
lingkungan
dengan
cara
11
kritteria yang diguakan dalam memilih dan memutuskan cara yang akan
digunakan dalam penanggulanangan secara teknis tergantung pada faktor berikut:
Mengubah proses,
Mengganti sumber energi,
Mengolah limbah,
Menambah alat bantu.
12
BAB III
KESIMPULAN
Sudah kita sadari bahwa pencemaran lingkungan sangat merugikan
manusia, baik secra langsung maupun tidak langsung. Melalui kegiatan industri
dan teknolodi diharapkan kualitas hidup manusia dapat lebih ditingkatkan.
Memang benar bahwa industri dan teknologi dapat menaikkan kualitas hidup
manusia dan hal ini merupakan dampak positif yang diinginkan. Tetapi demikian
dampak negatif juga dapat terjadi manakala terjadi pencemaran lingkungan
terutama dalam pembahasan ini ialah pencemaran air. Dampak negatif inilah yang
harus dikurangi dan bila mungkin ditiadakan sama sekali.
13
REFERENSI
yogyakarta, 2004.
http://www.bimbie.com/pencemaran-air.htm
http://inspeksisanitasi.blogspot.com/2012/01/indikator-pencemaran-
air.html
http://repository.binus.ac.id/content/.../D004474946.doc
14