Anda di halaman 1dari 2

Abstrak

Prevalensi dari komplikasi aterosklerosis (infark miokardium, stroke dan kematian tiba-tiba)
meningkat pada pasien end-stage renal disease (ESRD), terutama pasien yang melakukan
hemodialysis. Meningkatnya bukti menyatakan bahwa pada populasi pada umumnya dan pada
pasien yang melakukan hemodialysis, inflamasi sistemik berperan penting dalam pathogenesis
terjadinya komplikasi aterosklerosis. Pada masyarakat luas didapatkan periodontitis tingkat
sedang dan parah dapat mengakibatkan reaksi inflamasi dengan meningkatkan kadar CRP serum
dan dapat meningkatkan prevalensi kejadian aterosklerosis. Lebih jauh lagi, hasil dari beberapa
penelitian terbaru menyatakan hasil terapi periodontal fase I yang efektif dapat menurunkan
kadar CRP serum, protein yang paling penting pada fase akut, dipantau sebagai marker inflamasi
sistemi dan disfungsi endotel, dan digunakan sebagai penanda dari kejadian aterosklerosis.
Mengingat bahwa penyakit periodontal tingkat sedang dan parah mempunyai prevalensi lebih
tinggi pada CKD dan pada pasien yang dilakukan dialysis dan sehubungan pemeriksaan
periodontal tidak termasuk dalam standar pelayanan medis, inflamasi sistemik di periodontitis
destruktif dapat diabaikan pada pasien end-stage renal disease (ESRD) dan dapat menimbulkan
status inflamasi kronik pada CKD.
Biologi dan Patologi penyakit periodontal
Penyakit

periodontal

merupakan

sekelompok

penyakit

inflamasi

menular

yang

mempengaruhi jaringan pendukung gigi pada orang yang rentan terhadap penyakit. Klasifikasi
dari penyakit periodontal, yang disepakati pada pertemuan AAP tahun 1999, menyebutkan
penyakit gingival yang diinduksi oleh plaque (gingivitis), onset yang cepat, kronik dan
periodontitis agresif. Penyakit gingival yang diinduksi oleh plaq (gingivitis) bersifat reversible
dengan pengobatan, apabila hanya terbatas pada gingiva, hal tersebut berbeda dengan onset yang
cepat, kronik dan periodontitis agresif yang bersifat irreversible yang dapat menyebabkan
tanggalnya gigi jika tidak diobati. Dikarenakan banyaknya variansi dalam menentukan kriteria
penyakit, prevalensi dari periodontitis berbeda dari satu penelitian dengan penelitian yang
lainnya, bagaimanapun the Third National Health and Nutrition Survey (NHANES III)
melaporkan sebesar 14% populasi penduduk US menderita periodontitis sedang dan berat yang
berusia lebih dari 20 tahun.
Mikroorganisme merupakan penyebab awal mula dan berkembangnya penyakit periodontal,
bersama dengan spesies bakteri lainnya, berkoloni pada permukaan gigi pada bagian gingival
margin atau di bawah gingival margin dan epitel permukaan; pada daerah subginggival, terhitung
sebanyak 108 pada sulkus yang sehat dan > 10 8 pada kantung periodontal yang dalam. Terdapat
banyak variasi spesies bakteri yang ditemukan pada plaq subginggival yang dikumpulkan dari

berbagai individu dalam satu populasi dan dari berbagai daerah dalam satu individu. Pada
populasi yang sehat, sample plaq umumnya terdiri dari bakteri aerob gram positif, namun pada
individu dengan penyakit ginggival yang diinduksi oleh plaq, umumnya merupakan bakteri gram
negative, berbagai spesies Treponema, termasuk kedalamnya adalah Fusobacterium nucleatum.
Pada sampel plaq yang diperoleh dari pasien dengan periodontitis kronik, didominasi oleh
bakteri gram negative sebesar 85% atau bakteri fakultatif anaerob.
Diantara 500 spesies bakteri yang berkoloni di dalam mulut, hanya beberapa yang berperan
sebagai agen pathogen, seperti Actinobacillus actinomycetemcomitans, serotype a dan b,
Bacteroides forsythus and Tannerella forsythensis, Campylobacter rectus, Eubacteriumnodatum,
Fusobacterium nucleatum, Peptostreptococcus micros, Porphyromonas gingivalis, Prevotella
intermedia, Prevotella nigrescens, Streptococcus intermedius, dan Treponema sp. (Treponema
denticola).

Anda mungkin juga menyukai